You are on page 1of 5

BUDIDAYA CABAI DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM HIDROPONIK
I Made Angga A.W (101510501160)/Kelas D
'Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian`
UNIVERSITAS 1EMBER


Abstrak
Cabai yang dibudidayakan secara luas di Indonesia adalah cabai besar
(apsicum annum L.) dan cabai kecil (.Frutescens). Cabai besar termasuk dalam
Iamily Solanaceae dan mempunyai banyak jenis yaitu cabai merah (.Annum varietas
longum), cabai bulat (.annum var grossum). Jenis cabai merah terdiri dari dua jenis
yaitu cabai merah keriting dan cabai merah besar. Ciri dari cabai merah keriting antara
lain bentuk buah memanjang, dan mengeriting dan bagian ujungnya meruncing.
Rasanya pedas, biji yang dihasilkan relatiI banyak.Beberapa varietas cabai keriting
hibrida yang digunakan adalah Taro, dan 304 dimana varietas-varietas ini berasal dari
negara yang berbeda. Tujuan mempergunakan varietas tersebut adalah untuk
membandingkan kedua varietas. Varietas Taro berasal dari Purwakarta yang diproduksi
oleh East West Seed Indonesia. Varietas ini cocok ditanam disegala musim, baik
dataran rendah atau menengah dan dapat dipanen umur 70 - 75 hari setelah tanam.
Sedangkan varietas 304 berasal dari Belanda yang diproduksi oleh Bejo. Varietas ini
toleran layu bakteri dan antraknose (busuk buah) dan dapat dipanen 70 - 75 hari setelah
tanam.

Kata kunc: Budidaya cabai,varietas

I. Pendahuluan
idroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan hanya
dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal dari kata idro yang
berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media tanam selain tanah seperti kerikil,
pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan
busa. Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat
yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang
dilakukan salah satu bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari Universitas CaliIornia pada
tahun 1930-an. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat
luas tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman.
asil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika.
Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun
ikut menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem
hidroponik.
Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir
untuk persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika. Sejak saat itu, banyak
dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico, awaii, Israel,
Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai bisnis
besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-
perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi
dengan penduduk yang terus bertambah.

II Pembahasan
Untuk meningkatkan produksi cabai diperlukan teknologi tepat guna, salah satu
teknologi yang digunakan adalah sistem hidroponik. Di Indonesia budidaya hidroponik
sudah cukup populer sejak mulai diterapkan sekitar tahun 1980 an. Saat ini
kepopulerannya mulai dimanIaatkan oleh petani pengusaha untuk diusahakan secara
komersial, yaitu dengan menghidroponikkan berbagai jenis tanaman bernilai ekonomi
tinggi seperti cabai paprika, selada, tomat. Teknologi hidroponik memiliki kendala-
kendala antara lain membutuhkan modal yang besar, diperlukan tenaga terlatih serta
pasar yang dituju harus jelas misalnya supermarket dan restoran sehingga belum
banyak diusahakan oleh petani kecil.
Penyediaan lokasi penanaman yang sesuai dapat dimanipulasikan dengan
melakukan budidaya tanaman hidroponik di dalam green ouse (rumah kaca) dan dapat
diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Pemeliharaan tanaman hidroponik
lebih mudah karena tidak diperlukan lahan yang luas, media tanam yang digunakan
harus steril dana tanaman terlindung dari hujan. Budidaya cabai dengan sistem
hidroponik diharapkan akan mendapatkan tanaman lebih sehat, seragam dan
produktivitas yang dihasilkan lebih tinggi.
Semua varietas cabai hibrida memiliki siIat dan keunggulan tersendiri, antara
lain mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tropis di Indonesia. Dengan
demikian kombinasi polybag dan varietas yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas tanaman. Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh ukuran polybag dan
varietas yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil cabai keriting hibrida.
Fungsi utama media hidroponik adalah untuk menjaga kelembaban, menyimpan
air dan dapat bersiIat kapiler terhadap air. Media yang baik bersiIat porus, ringan agar
akar tanaman tidak mudah rusak dan tanaman hidroponik ringan dipindahkan untuk
perawatan. Bahan yang memenuhi semua persyaratan adalah arang sekam (kulit gabah)
yang berwarna hitam dan sangat menguntungkan sebagai media tanam, karena
menghasilkan pertanaman yang baik, meminimumkan penyakit, mengandung beberapa
unsur hara dan ekonomis dalam penggunaan air. Kegunaan arang sekam antara lain :
menggemburkan tanah, meningkatkan sirkulasi hara, kapasitas menahan air sangat
tinggi, warnanya yang hitam dapat mengarsobsi sinar matahari dengan eIektiI.
Wadah media yang umum digunakan dalam budidaya hidroponik adalah
polybag yang berwarna hitam, agar tidak ditumbuhi lumut. Ukuran polybag bermacam-
macam disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman. Keuntungan penggunaan polybag
antara lain komposisi media dapat diatur, eIisien dalam penyiraman dan pemupukan,
tanaman dapat dipindah-pindah, pertumbuhan gulma dapat dikendalikan dan tidak
memerlukan lahan yang luas, serta nutrisi yang diberikan dapat diserap oleh akar secara
optimal. Penentuan ukuran polybag yang cocok untuk pertumbuhan tanaman diharapkan
dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan eIisiensi dalam penggunaan media dan
nutrisi.
Salah satu cara yang dipakai untuk mengairi tanaman hidroponik adalah
memakai pengairan irigasi dengan sistem tetes. Tujuan irigasi tetes adalah memenuhi
kebutuhan tanaman akan air dan nutrisi. Kerugian dari sistem ini adalah komponen
peralatannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tanaman mendapatkan suplai air
optimal, hemat air, pupuk, waktu dan tenaga kerja. al ini sangat penting mengingat
media tanam hidroponik bersiIat proros sehingga tidak bisa menahan air. Prinsip
pengairannya yaitu mengalirkan air dari sumbernya menuju tanaman melewati pipa
saluran. Agar air dapat dari saluran dengan cara tetesan, ujung pipa disumbat dengan
alat berlubang kecil yang disebut #egulating Stick sehingga debit air yang keluar
dapat disesuaikan untuk tanaman (Anonim.1999).
Dalam sistem ini pemberian nutrisi sangat hemat, yaitu diberikan dengan cara
mengalirkannya pada pipa-pipa. Sistem irigasi yang diterapkan terdiri dari tiga
subsistem yaitu subsistem penyediaan sumber air (Spray fet). Subsistem penyediaan air
yang terdiri dari sumur bor ketangki air dengan tangkinya sebagai saluran penghubung
dan instalasi pelengkap lainnya seperti keran air. Cabai yang dibudidayakan secara luas
di Indonesia adalah cabai besar (apsicum annum L.) dan cabai kecil (.Frutescens).
Cabai besar termasuk dalam Iamily Solanaceae dan mempunyai banyak jenis yaitu
cabai merah (.Annum varietas longum), cabai bulat (.annum var grossum). Jenis
cabai merah terdiri dari dua jenis yaitu cabai merah keriting dan cabai merah besar. Ciri
dari cabai merah keriting antara lain bentuk buah memanjang, dan mengeriting dan
bagian ujungnya meruncing. Rasanya pedas, biji yang dihasilkan relatiI banyak. Buah
yang masih muda berwarna hijau, lalu coklat, setelah masak menjadi merah tua.
Sampai saat ini beberapa varietas cabai hibrida berkembang pesat di Indonesia.
Beberapa varietas cabai keriting hibrida yang digunakan adalah Taro, dan 304 dimana
varietas-varietas ini berasal dari negara yang berbeda. Tujuan mempergunakan varietas
tersebut adalah untuk membandingkan kedua varietas. Varietas Taro berasal dari
Purwakarta yang diproduksi oleh East West Seed Indonesia. Varietas ini cocok ditanam
disegala musim, baik dataran rendah atau menengah dan dapat dipanen umur 70 - 75
hari setelah tanam. Sedangkan varietas 304 berasal dari Belanda yang diproduksi oleh
Bejo. Varietas ini toleran layu bakteri dan antraknose (busuk buah) dan dapat dipanen
70 - 75 hari setelah tanam. Varietas adalah kelompok tanaman bagian dari suatu jenis
atau species yang mempunyai siIat-siIat genetik tertentu yang dihasilkan oleh proses
pemuliaan (ZulIitri, 2005).

III. Kesimpulan
Semua varietas cabai hibrida memiliki siIat dan keunggulan tersendiri, antara
lain mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tropis di Indonesia. Dengan
demikian kombinasi polybag dan varietas yang tepat diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas tanaman. Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh ukuran polybag dan
varietas yang berbeda terhadap pertumbuhan dan hasil cabai keriting hibrida. Wadah
media yang umum digunakan dalam budidaya hidroponik adalah polybag yang
berwarna hitam, agar tidak ditumbuhi lumut. Ukuran polybag bermacam-macam
disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman.
Keuntungan penggunaan polybag antara lain komposisi media dapat diatur,
eIisien dalam penyiraman dan pemupukan, tanaman dapat dipindah-pindah,
pertumbuhan gulma dapat dikendalikan dan tidak memerlukan lahan yang luas, serta
nutrisi yang diberikan dapat diserap oleh akar secara optimal. Penentuan ukuran
polybag yang cocok untuk pertumbuhan tanaman diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas tanaman dan eIisiensi dalam penggunaan media dan nutrisi.


Daftar Pustaka

Anonim.1999. !0ng0nalan Hidro-ponik Substrat dan AF1. Materi Pelatihan Sayuran
EkslusiI. Jakarta

ZulIitri, 2005. Analisis varietas dan polybag terhadap pertumbuhan Serta hasil cabai

(capsicum annum l.) Sistem hidroponik. Bul0tin p0n0litian.

You might also like