You are on page 1of 30

Sang Penguasa, Muammar Gaddafi pada akhirnya harus mengakhiri hidupnya.

Dia sekarat setelah orang-orang Libya menemukan tempat persembunyianya dan membunuhnya beberapa hari lalu. Kemarahan rakyat Libya memuncak karena kepopuleran Gaddafi sebagai penguasa arogan dan memperlakukan setiap orang sesukanya. Kolonel Muammar Gaddafi memiliki daftar kekejaman dalam sejarah hidupnya. Pada tahun 1983, aktivis Hizbut Tahrir Libya telah dieksekusi olehnya di sekolahsekolah, universitas, di depan guru, dosen, mahasiswa, bahkan di depan keluarga mereka sendiri termasuk anak-anak mereka. Sedangkan dalam kenyataannya, Gaddafi membenci sudut pandang Islam. Misalnya suatu pendapat yang meragukan kebenaran hadits. Dia menganggap semua hadits sebagai hadist palsu (maudlu) dan tidak ada yang berasal dari wahyu (wahyu) dari Allah Taala. Bahkan sampai sejauh ini ia tidak pernah ingin menerapkan hukum yang terkandung dalam hadits. Tidak hanya itu, Gaddafi juga berulang kali menghabisi nyawa hamba Allah yang tidak setuju dengan kebijakannya. Mereka ditangkap, dipenjara dan kemudian disiksa. Syaikh Anwar Al Awlaki-kama nahsabuh-menyebutkan bahwa setidaknya seribu mujahidin dijebloskan ke penjara oleh pemimpin yang telah memerintah selama 42 tahun tersebut. Dia (Gaddafi) melakukan eksekusi, yang mungkin adalah yang paling brutal yang pernah kami lihat, terhadap 1.200 tahanan di penjara Abu Salim. Mereka dipenjara, dan kemudian dieksekusi dalam waktu kurang dari tiga jam. Demikian kata Muhammad al-Abdalla, seorang aktivis Libya di era 70-an. Lalu bagaimana pandangan Ash-Shaheed-kamaa nahsabuh-Sheikh DR. Abdullah Azzam terhadap Muammar Gaddafi. Kami tahu beliau telah berpengalaman di arena dakwah dan jihad dalam perlawanan melawan imperialisme Barat. Berikut ini adalah kata-kata Sheikh Abdullah Azzam yang ditujukan kepada ulama berkaitan dengan Gaddafi: Apa (fatwa) yang akan Anda nyatakan untuk melawan Gaddafi yang tidak meninggalkan bahkan seorang pemuda muwahhid (orang yang memegang teguh tauhid) kecuali untuk dilemparkan ke dalam penjara?Apa (fatwa) yang akan Anda nyatakan tentang orang ini (Gaddafi) yang jelas telah kufur kepada Allah sejelas dan seterang siang hari, serta sebagai pengingkaran terhadap sunnah Rasulullah sallallahu-alaihi wa sallam-. Apa (fatwa) yang akan Anda nyatakan O ulama yang mulia? Apakah dia masih muslim? Saya tidak berpikir bahwa agama apapun akan menerima orang seperti ini, yang telah menjadi tirani tanpa batas, dan siapa pun yang bersedia menerima tirani seperti ini, ia telah berdosa di dunia ini dan ia akan menerima hukumannya di

akhirat . (Sheikh Abdullah Azzam: Al Jihad: Fiqhun Wa Ijtihadun halaman 195196) Selain itu, Syekh Mujahid Abu Mundzir As-hafizhahullah-Saidy-pemimpin AlJamaah Al-Islamiyyah Al-Muqatilah Libya mengatakan bahwa sebenarnya hukum yang telah diterapkan oleh Gaddafi di Libya adalah hukum non Islam. Berikut ini adalah kata-katanya,

Memang, hukum yang diterapkan di Libya adalah hukum jahiliyyah kafir. Dan adalah wajib bagi setiap Muslim di Libya untuk memberikan kontribusinya dalam menghancurkan undang-undang ini, serta berjuang melawan dengan kemampuan maksimal mereka, Baik melalui jihad fisik atau membantu Mujahidin. Dan bahwa siapa pun yang enggan untuk melakukan tugas ini (menentang hukum kafir jahiliyyah) tanpa udzur seperti sakit, buta atau lumpuh dll, maka ia telah melakukan salah satu dosa terbesar dan dia merupakan bagian dari kelompok orang-orang fasiq . Dia menambahkan: Dan Muslim di Libya harus berhati-hati dan waspada, jangan berada dalam barisan yang membela thaghut ini, apakah itu dengan senjata, pidato atau tulisan karena Allah Azza wa jalla berfirman (yang artinya): Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkanmu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tidak mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. (QS. Al Hud: 113) Fatwa Haula Al Jihad fie Libya: Jamaah Islamiyyah Muqotilah Libya.

Serial mengungkap rahasia kelam sosok Qaddafi : Fir'aun, Toghut, dan Musailamah al-Kadzab dari Libya
Arrahmah.com Ketika kita mengatakan Moammar Qaddafi adalah taghut, diktator, gembong kekafiran, murtad, sekuleris, sosialis, pelanjut Musthafa Kemal Ataturk, Firaun, dan Musailamah al-Kadzab dari Libya, banyak kalangan terhenyak, kaget, dan kebingungan. Tidak sedikit pihak yang marah, benci, mengumpat, dan balas melemparkan tuduhan miring. Misalnya tuduhan antek NATO, antek AS, pro-Barat, teroris, fundamentalis, radikalis, Wahhabi, antek Saudi, dan seterusnya. Namun, tahukah Anda siapa sebenarnya Moammar Qaddafi itu? Berikut Serial Mungungkap Rahasia Kelam Sosok Qaddafi, bagian pertama. Mereka hanya mengenal Qaddafi dari kegarangannya mengkritik rezim-rezim negara Arab yang memang boneka AS dan Barat. Mereka mengerti jati diri Qaddafi dari sesumbarnya untuk membebaskan Palestina, melawan AS dan Barat, atau menjatuhkan rezim-rezim diktator di negara-negara Arab. Mereka memahami sosok Qaddafi dari permusuhannya kepada AS, Barat, dan zionis Israel. Mereka mengenalinya dari julukan Barat kepadanya sebagai teroris, poros setan, pelopor revolusi di dunia ketiga, musuh Barat, anti Barat, dan julukan keren lainnya yang kerap menghiasi media massa. Sosok Qaddafi yang meledak-ledak lewat pidato berapi-api di pertemuan Negara Liga Arab, atau Majelis Umum PBB, itulah standar mereka memberikan pandangan SANGAT POSITIP kepada Qaddafi. Bagi mereka, Qaddafi adalah pahlawan dunia Islam. Mereka tentu saja tidak banyak mengetahui kejahatan dan kekafiran Qaddafi yang dilakukannya secara terang-terangan, dan berulang kali, dengan penuh kebanggaan diri, tanpa rasa malu dan canggung sedikit pun. Mereka tentu saja tidak meneliti kejahatan dan pelecehan Qaddafi terhadap Allah SWT, Rasulullah SAW, Al-Quran, as-Sunnah, syariat Islam, dan ibadah-ibadah mahdhah dalam Islam. Mereka tentu tidak mengerti betapa lembaga-lembaga dakwah dan keilmuan Islam berskala internasional telah mengeluarkan fatwa dan himbauan serta dakwah kepada Qaddafi untuk bertaubat dari seluruh kekafiran yang ia telah lakukan. Mereka tidak mengerti, puluhan ulama dari berbagai negara telah memfatwakan kekafirannya. Mungkin mereka juga tidak mengetahui, selama puluhan tahun masa kekuasaannya, ribuan muslim dan muslimah Libya telah mengalami penindasan luar biasa kejam dari Qaddafi. Mulai dari penangkapan, penyiksaan, pembunuhan, pemenjaraan, pemerkosaan, dan seterusnya. Aktivis dakwah dan jihad yang memperjuangkan syariat Islam dikejar-kejar dan ditindas. Banyak tokoh dan

aktivis harus melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari kekejamannya. Selama 42 tahun masa kekuasannya, dakwah Islam mengalami masa-masa kelam. Bagi penduduk dunia di luar Libya, boleh jadi mereka akan tertipu oleh penampakan lahiriah Qaddafi sebagai pahlawan dunia Islam dan musuh Barat. Namun jutaan bangsa muslim Libya menjadi saksi atas kekafiran, kezaliman, dan kebiadaban rezim taghut Qaddafi. Insya Allah, Arrahmah.com akan menurunkan Serial Mengungkap Rahasia Kelam Sosok Qaddafi, di antaranya mengulas sepak terjang kekafiran, kemurtadan, kezaliman, dan kebiadaban rezim taghut Qaddafi. Semoga dengan hadirnya serial tulisan tersebut kebenaran akan nampak jelas dan bisa dibedakan dari kebatilan. Wallahul mustaan. Kita akan mengambil referensi penulisan dari buku karya Syaikh Abdurrahman bin Hasan Al-Libi, seorang ulama dan mujahid Libya yang berjihad fi sabilillah bersama mujahidin Libya (Jamaah Islamiyah Muqatilah, Libya) melawan rezim taghut Qaddafi. Buku yang diterbitkan pada bulan Dzulhijah 1418 H (1997 M) tersebut diberi judul Qaddafi Musailamatul Ashr (Qaddafi, Musailamah Kontemporer ) dan diberi kata pengantar oleh seorang ulama besar dan mujahid Libya, Syaikh Abu Mundzir As-Saidi Al-Libi. Sungguh sebaik-baik dan setepattepat sumber adalah para ulama Libya sendiri yang bertauhid, berdakwah, dan berjihad fi sabilillah, karena mereka puluhan tahun menjadi saksi langsung atas seluruh kekafiran dan kekejaman Qaddafi. Qaddafi : Anak zina, ibunya wanita Yahudi Moammar Qaddafi dilahirkan pada tanggal 7 Juni 1942 M di pedusunan padang pasir dalam wilayah Sirte. Ia berasal dari suku Qadadafah, sebuah suku nomaden yang hidup berpindah-pindah di gurun pasir kering dan hanya tinggal di tenda. Karakter Badui yang keras, dan temperamental inilah yang kemudian mewarnai corak kekuasaan Qaddafi.

Qaddafi sewaktu muda Nasabnya dari jalur ayah dan ibunya diperselisihkan oleh berbagai sumber di kota kelahirannya, Sirte. Namun semua sumber tersebut sepakat menyatakan Qaddafi adalah anak hasil perzinaan. Ibunya adalah seorang wanita Yahudi. Adapun ayahnya diperselisihkan oleh berbagai sumber tersebut. Sebagian sumber menyatakan ayahnya adalah seorang pedagang eceran berkewarga negaraan Italia. Sumber lainnya menyebutkan ayahnya adalah pembantu dari pedagang Italia tersebut, yang mengaku bernama Muhammad Abu Niyar Qaddafi. Semua penduduk kota Sirte mengerti asal usul keyahudian ibunya, sehingga sejak kecil Moammar Qaddafi terkenal dengan julukan anak Yahudi. Moammar Qaddafi menjalani kehidupan penduduk badui yang keras. Meski demikian, ia mampu mengenyam bangku sekolah dan masuk Akademi Militer Benghazi pada tahun 1963 M. Sebelum lulus dari akademi militer, pada tahun 1965 M ia juga menambah pendidikannya dengan masuk Universitas Libya, Fakultas Adab jurusan sejarah. Di fakultas inilah, dosennya seorang warga negara Italia mengenali nasab ke-Yahudi-an Qaddafi dari jalur ibunya. Maka ia menggembleng Qaddafi untuk merealisasikan tujuan-tujuan zionis Yahudi di kemudian hari. Qaddafi lulus dari akademi militer pada tahun 1965 M, dan bertugas di korp sinyal. Pada tahun 1966 M ia dikirim ke Inggris untuk mengikuti pendidikan (kursus) intelijen dan militer tingkat tinggi. Dari Inggris, Qaddafi mulai menjalankan rencana-rencana yang telah digariskan oleh tuan zionis Yahudinya dengan membentuk Tanzhim adh-Dhubbat al-Wahdawiyyun al-Ahrar (organisasi rahasia para perwira indipenden dan kebebasan). Organisasi perwira militer inilah yang melakukan sandiwara kudeta militer pada tahun 1969 M. Sandiwara kudeta militer Qaddafi dan pengusiran militer Barat Ketika berusia remaja, Qaddafi sangat mengagumi Presiden Mesir, Jamal Abdun Nashir dan menganut ideologi sosialis nasionalis, yang membuatnya benci dengan bentuk pemerintahan kerajaan seperti yang berlaku di Libya saat itu. Jamal Abdun Nashir adalah taghut represif yang sangat sekuleris, sosialis, anti syariat Islam, dan menindas gerakan dakwah Islam. Pada masa kekuasaannya, ribuan aktivis Islam dan ulama yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin ditangkap, dipenjara, disiksa secara keji, dan beberapa di antaranya dihukum mati. Padahal mereka tidak melakukan tindakan kriminal. Mereka hanya menuntut penegakkan syariat Islam di Mesir dan membantu jihad rakyat muslim Palestina melawan penjajah zionis Israel.

Sejak mengenyam pendidikan di akademi militer Bengazhi, rupanya pandangan sosialis-nasionalis Khadafi yang anti kerajaan, mulai disalurkan dalam wujud nyata. Ia mulai mengumpulkan rekan-rekan calon perwira yang sejalan dengan ide-idenya. Hal itu berlanjut dengan pembentukan organisasi rahasia para perwira indipenden dan kebebasan saat kuliah militer lanjutan di Inggris. Sudah tentu, sejak saat itu Inggris mulai berperan besar mengarahkan pemikiran dan langkahlangkah Qaddafi pada masa yang akan datang. Tiga tahun setelah pulang dari pendidikan militer lanjutan di Inggris, tepatnya, 1 September 1969, saat usianya menginjak 27 tahun, Qaddafi melancarkan kudeta damai, menggulingkan Raja Idris yang saat itu tengah berada di Turki untuk melakukan pengobatan. Dipimpin Qaddafi, para pengkudeta ini menahan Putra Mahkota Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanusi yang masih keponakan Raja Idris, sebagai tahanan rumah. Para pengkudeta lantas memproklamasikan Libya sebagai negara republik, menggantikan kerajaan. Selama ini, kekuatan zionis-salibis internasional mengembangkan dua tipe pemerintahan di dunia ketiga, utamanya di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim. Pertama, rezim diktator yang pro Barat dan anti rakyat. Mereka mengendalikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dengan tangan besi, menindas rakyat, dan menjalankan arahan tuan besar AS dan Barat. Terkadang pemerintahan dijalankan dalam bentuk monarchi, tapi lebih sering dalam bentuk negara republik-demokrasi. Tipe inilah yang paling sering dipakai oleh AS dan Barat. Mayoritas negara Arab, Afrika, dan Asia Tenggara termasuk dalam tipe ini. Kedua, rezim diktator yang secara lahiriah memamerkan sikap anti-Barat, antizionisme dan imperialism, pro rakyat, bahkan pro-Islam dan pro-Palestina. Namun di balik sikap tersebut, mereka memerankan dirinya sebagai agen pelaksana segala titah AS dan Barat. Mereka memerangi syariat Islam, memberangus dakwah dan jihad, dan menjalin konspirasi tersembunyi dengan

tuan besar AS dan Barat. Secara kulit, mereka pahlawan Islam dan musuh Barat, namun secara isi musuh Islam dan boneka Barat. Tipe ini muncul, misalnya, pada rezim Shadam Husain dan Moammar Qaddafi. Kudeta tanpa kekerasan yang dilancarkan oleh Qaddafi dan para perwira tersebut berlangsung sangat mulus. Pemerintahan monarchi Libya pro-Barat digantikan oleh pemerintahan baru Qaddafi yang anti-Barat. Tujuh bulan setelah kudeta tersebut, hanya dengan mengerahkan 150 tentara bersenjatan pistol, pemerintahan Qaddafi berhasil menutup dan mengusir dua kekuatan militer Barat. Pertama, pangkalan militer Adam milik Inggris di kota Tobruk. Pangkalan militer ini mengangkut personal, persenjataan, amunisi, dan perbekalan militer Inggris dari kota Tobruk ke Libya Timur, Libya Barat, negara-negara Afrika lainnya dan Teluk Arab. Beberapa markas militer Inggris yang tersebar di beberapa wilayah Libya juga ikut ditutup. Kedua, pangkalan militer AS di kota Huwailis. Pangkalan ini merupakan salah satu pusat komando AS yang vital untuk menguatkan cengkeraman dominasi AS di benua Afrika. Keberhasilan Qaddafi mengusir musuh yaitu militer Inggris dan AS dari Libya dengan modal 150 pucuk pistol, tanpa seorang pun jatuh sebagai korban boleh dikata merupakan peristiwa paling menggemparkan dunia. Sangat ganjil dan mencurigakan. Pangkalan militer AS dan Inggris memiliki kekuatan militer yang sangat besar dan tangguh. Fungsinya sangat jelas, mengamankan kepentingan ASInggris di kawasan Timur Tengah dan Afrika, dan menegaskan hegemoninya atas kedua kawasan tersebut. Mungkinkah kedua pangkalan militer tersebut beserta markas-markas militer lainnya di seantero negeri Libya rela diusir? Mungkinkah pangkalan-pangkalan militer tersebut sudah bosan menjalankan misinya? Ataukah ada sandiwara dan konspirasi tersembunyi yang membawa misi zionis dan salibis internasional di balik kudeta tak berdarah dan pengusiran militer asing dari Libya ini? Seorang yang berakal sehat tentu telah mengetahui jawabannya. Qaddafi hendak dimunculkan oleh kekuatan zionis dan salibis internasional sebagai PAHLAWAN REVOLUSI yang akan membawa dunia Islam kepada kejayaan, kemerdekaan, kebebasan, kemakmuran, dan perlawanan terhadap Barat. Itulah langkah awal pembangunan citra Qaddafi. Selanjutnya ia akan memainkan peran yang pernah dimainkan oleh diktator Yahudi Turki si Musthafa Kamal Pasya Ataturk atas skenario dan arahan sutradara kekuatan zionis dan salibis internasional. Dahulu Musthafa Kamal dimunculkan sebagai perwira brilian yang berhasil mengusir militer Barat dari Turki, tanpa pengorbanan sebutir peluru pun. Ia adalah pahlawan revolusi, pengusir penjajah Barat, dan pembangun Turki modern. Lalu perjalanan waktu membuktikan perannya sebagai boneka zionis-salibis untuk memerangi syariat Islam dan menanamkan sekulerisme di dunia Islam. Sungguh sebuah konspirasi yang sangat lihai dan keji untuk memerangi Islam dan kaum muslimin. Kenapa para ulama memvonis Qaddafi sebagai kafir murtad?

Sejak 1969, Qaddafi adalah penguasa Libya. Semua ucapan, tindakan, dan kebijakannya selama memerintah diliput oleh TV, radio, dan surat kabar secara luas, baik dalam skala lokal, regional, maupun internasional. Ia dengan bangga, berani, tanpa canggung, dan tanpa malu memamerkan ucapan, tindakan, dan kebijakannya selaku pemimpin revolusi dan musuh Barat.

Qaddafi dan Buku Hijaunya Alhamdulillah, dengan semua dokumentasi tersebut, para ulama Islam dan lembaga-lembaga Islam internasional memiliki data yang sangat komplit tentang kekafiran dan kemurtadan Qaddafi. Berkali-kali para ulama Islam dan lembaga Islam internasional menempuh cara dialog, nasehat, teguran, dan ajakan kepada Qaddafi untuk bertaubat dan menarik kembali semua kekufurannya tersebut. Namun Qaddafi tetap angkuh mempertahankannya, tanpa sekalipun mau bertaubat dan memperbaiki dirinya. Walhasil, vonis kafir-murtad untuk Qaddafi tetap disandangnya sampai detik nyawanya berpisah dengan jasadnya. Seperti halnya para taghut diktator lainnya di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim, pada awal revolusinya Qaddafi memamerkan dirinya sebagai pahlawan revolusi, pejuang Islam, pembela kaum muslimin, pengusir penjajah salibis Barat, dan pendukung berat perjuangan untuk membebaskan Palestina dari kangkangan zionis Yahudi. Setelah ia berhasil menarik simpati kaum muslimin dan kekuasaannya telah kokoh, maka ia mulai menunjukkan jati dirinya sebagai agen zionis-salibis dan gembong kekafiran yang sangat keras memusuhi Islam. Berikut ini beberapa ucapan, tindakan, dan kebijakan Qaddafi yang merupakan kekafiran yang nyata, sehingga para ulama dan lembaga Islam internasional memvonisnya sebagai seorang kafir murtad. 1. Syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya) dan melecehkan Allah SWT

Bagi Qaddafi, Allah Sang Pencipta tidak jauh berbeda dengan partai politik oposisi. Qaddafi menuduh Allah berbuat zalim. Dalam pertemuan dengan para pemimpin politik membahas pengguliran Teori Internasional Ketiga di ibukota Tripoli pada tanggal 9 Agustus 1975, Qaddafi mengatakan: Revolusi tidak secara otomatis mesti selalu berwarna putih. Ia juga bisa berwarna merah terhadap lawan-lawannya. Oposisi haruslah dibinasakan. Saya katakan kepada kalian, agama-agama juga membinasakan para oposisinya. Allah juga membinasakan para oposisinya, padahal Allah juga yang telah menciptakan mereka. Jadi setiap orang membinasakan para oposisinya. Qaddafi melecehkan Allah dan menyamakan dirinya dengan Allah. Dalam Al-Quran (QS. Al-Haj (22): 73), Allah menantang tuhan sesembahan kaum musyrik untuk bersatu demi menciptakan seekor nyamuk. Dalam pidato kenegaraan tanggal 1 Oktober 1989 untuk memperingati terusirnya penjajah Italia dari bumi Libya, Qaddafi mengatakan: Aku menantang kalian sebagaimana Dia berfirman kepada mereka; Buatlah untukku seekor nyamuk saja! Dia menantang mereka yang mengatakan Allah bukanlah apa-apa. Dia menantang mereka Buatlah untuk Kami seekor lalat! Maka aku tantang kalian: Buatlah untuk kami Pepsi saja! Qaddafi membandingkan Allah dengan manusia. Jika Allah menjadi tuhan di langit, maka rakyat juga menjadi tuhan di bumi. Dalam pidato kenegaraan tanggal 1 Oktober 1989 tersebut, Qaddafi juga menyatakan: Rakyat itu seperti AllahAllah di langit, dan rakyat di bumi. Dia tidak memiliki sekutu. Jika Allah memiliki sekutu, Dia akan berfirman Mereka akan mencari jalan untuk naik kepada Pemilik Arsy. Jika ada tuhan-tuhan selain Dia, niscaya setiap tuhan akan mengatakan Aku ingin menjadi Tuhan. Jika Dia berada di Arsy, niscaya tuhan-tuhan lain akan melakukan kudeta untuk menjatuhkan-NyaRakyat di atas bumi juga harus seperti ini, menjadi tuhan di atas buminya. Dalam pidato kenegaraan tanggal 27 Desember 1990, Qaddafi mengatakan, Rakyat adalah penguasa di atas muka bumi. Rakyat menentukan apapun di bumi yang ia kehendaki. Adapun Allah berada di langit. Maka tiada penengah antara kita dengan Allah. Inilah prinsip sekulersime yang dipraktikkan Qaddafi di Libya. Seluruh ajaran Al-Quran dan as-sunnah dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan lainnya dicampakkan. Ajaran Islam hanya diakui dalam urusan ibadah ritual belaka. Sebagai gantinya, di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan lainnya Qaddafi menerapkan undang-undang positif yang ia karang sendiri. Ia menamakannya al-kitab al-akhdar, Kitab Hijau (Green Book). Terbit dalam bahasa Arab, Kitab Hijau menjabarkan tiga paham dasar, yaitu Demokrasi berdasarkan Kekuasaan Rakyat, Ekonomi Sosialisme dan Teori Internasional Ketiga. Paham itu lalu menjadi panduan bagi sistem demokrasi ala Khadafi, sekaligus panduan politik luar negeri Libya.

Tidak aneh jika Qaddafi sangat ketat menerapkan sekulerisme dan menolak penerapan syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia sangat mengagumi bapak sekulerisme Turki, Musthafa Kamal Ataturk. Ia bekerja sangat keras demi menerapkan sekulerisme ala Turki di Libya. Dalam dialog dengan para ulama dan santri penghafal Al-Quran pada tanggal 3 Juli 1978, Qaddafi menyatakan para ulama Turki yang fanatik, bodoh, dan lugu menolak memberi fatwa kebolehan sekulerisme. Qaddafi mengatakan : Ataturk adalah orang yang dizalimisaya katakan hal ini kepada sejarah. Hal itu karena orang-orang yang bodoh, lugu, dan fanatik (maksudnya para ulama Islam di Turki, edt) memaksanya (maksudnya Musthafa Kamal Ataturk, edt) untuk kafir (maksudnya memvonis Ataturk Kafir karena menerapkan sekulerisme di Turki, edt). Mestinya mereka menyatakan kepadanya ya, boleh sehingga mereka tetap sebagai muslimin. Namun mereka menjawab tidak, tidak boleh, haram. Siapa yang berkata kepada kalian? Mereka memakai surban di kepala, lalu mengatakan tidak boleh, haram. Ataturk bertanya kepada mereka, Apakah sama sekali tidak ada fatwa ulama yang menyatakan kita tetap sebagai kaum muslimin, dan pada saat yang sama kita memisahkan agama dari negara? Mereka menjawab, Tidak, sama sekali tidak ada fatwa. o Sebagai seorang penguasa sekuler, Qaddafi menegaskan fungsi masjid sebatas membahas urusan pribadi; surga, neraka, pahala, siksa, dan ibadah ritual. Adapun urusan politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan aspek kehidupan masyarakat yang lainnya tidak boleh dibahas di masjid. Ia menekankan urusan publik adalah hak penguasa semata, sedangkan urusan privat adalah urusan setiap hamba dengan Tuhannya. Dalam khutbah Jumat di masjid Jado, 11 Juli 1980, Qaddafi mengatakan: Pokok dari khutbah Jumat adalah masyarakat meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia dan problematika mereka di luar masjid, lalu mempergunakan waktu yang singkat untuk shalat (Jumat), mereka mendengarkan firman Allah tentang kematian, kehidupan, surga, neraka, kebangkitan, perhitungan amal, dan balasan. Adapun problematika kehidupan harus dibahas di luar masjid. 2. Melecehkan Nabi SAW o Kebencian Qaddafi terhadap Nabi SAW dan sunnahnya tidak bisa ditutup-tutupi, bahkan ia mengumumkannya di depan publik dengan berbangga diri dan penuh kecongkakan. Tidak heran apabila ia memerintahkan membakar kitab-kitab hadits dengan dalih kitab kuning yang telah usang dan ketinggalan zaman. Lebih dari itu, Qaddafi mengingkari As-sunnah sebagai sumber kedua ajaran Islam. Qaddafi mencampakkan kalender hijriyah. Sebagai gantinya, ia menetapkan sistem kalender baru yang dimulai dengan wafatnya Nabi SAW. o Berdalih atas tindakannya itu, Qaddafi mengatakan, Ada banyak peristiwa sejarah yang saya yakini lebih penting dari hijrah

Nabi di antaranya adalah kewafatan Nabi SAW. Wafatnya Rasul SAW setara dengan kelahiran Isa AS Jika kita harus membuat kalender dengan berpatokan kepada peristiwa-peristiwa sejarah, maka yang lebih utama adalah dengan berpatokan kepada kewafatan Nabi SAW. Di antara peristiwa penting adalah kewafatan Nabi, sehingga kita bisa menetapkan kalender atau menuliskan untuk umat manusia suatu sejarah sampai setelah berlalu jutaan tahun, bahwasanya ada seorang rasul penutup para nabi yang wafat pada tahun sekian, atau telah berlalu kewafatannya sejak sekian tahun atau sekian abad. (Khuthab wa Ahadits al-Qaid ad-Diniyah, hal. 290) Qaddafi juga menyatakan alasan kebijakannya tersebut dengan mengatakan, Jadi Umar bin Khatab adalah orang yang menyatakan Tahun ini tahun hijriyah. Itu adalah pendapatnya pribadi. Namun kita juga punya pendapat sendiri. Kita berpendapatkita bisa menyatakan bahwa peristiwa hijrah tidaklah memiliki arti sepenting itu. Hal yang lebih penting darinya adalah penaklukan Makkah. Dan yang lebih penting lagi adalah wafatnya Nabi SAW. (Khuthab wa Ahadits al-Qaid adDiniyah, hal. 300-301) Sungguh ganjil. Wafatnya Rasulullah SAW dianggap sebagai mukjizat yang setara dengan keajaiban kelahiran nabi Isa AS. Siapakah yang merasa gembira dengan wafatnya Rasulullah SAW, sehingga merayakannya dan menjadikannya sebagai patokan kalender? Tiada orang yang bergembira dan merayakan wafatnya Rasulullah SAW dengan cara seperti itu selain orang Yahudi, Nasrani, Majusi, dan musyrikin yang memendam kebencian terdalam terhadap diri Rasulullah SAW! Rasulullah SAW bersabda, Wahai manusia! Siapapun seorang mukmin yang ditimpa oleh sebuah musibah, maka hendaklah ia berbela sungkawa dengan musibah (kehilangan)ku sebagai ganti dari belasungkawanya karena kehilangan orang lain. Sesungguhnya tiada seorang pun dari umatku yang tertimpa musibah yang lebih berat dari musibah kehilanganku. (HR. Ibnu Majah, disahihkan syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami ashShaghir no. 7879) Mantan ibu asuh Nabi SAW, Ummu Aiman menangis di hadapan Abu Bakar dan Umar. Keduanya bertanya kepada Ummu Aiman tentang sebab ia menangis, maka ia menjawab, Aku tidak menangisi pribadi beliau SAW, karena aku mengetahui balasan di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah SAW. Namun aku menangis karena wahyu Allah telah terputus (dengan meninggalnya Rasulullah SAW). Maka Abu Bakar dan Umar ikut menangis. (HR. Muslim)

Mantan pembantu Nabi SAW, Anas bin Malik berkata, Pada hari Rasulullah SAW tiba di Madinah, segala sesuatu bersinar terang. Namun pada hari beliau SAW wafat, segala sesuatu di Madinah menjadi gelap. Anas berkata lagi, Tangan-tangan kami telah selesai menimbun jenazah Nabi SAW, namun hati kami seakan mengingkari (kwafatan)nya. (HR. Ibnu Majah dan Ahmad. Dinyatakan shahih oleh imam Ibnu Katsir dan syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 1631)
o

Pelecehan dan kebencian Qaddafi kepada Rasulullah SAW tidak berhenti sampai urusan sistem penanggalan kontroversial ini. Dalam khutbahnya pada acara perayaan maulid Nabi SAW di masjid Maulaya Muhammad, ibukota Tripoli pada tanggal 19 Februari 1978, Qaddafi mengatakan: Jika aku mengatakan kepada kalian Rasulullah, maka kalian semua menjawab Shallallahu alaihi wa salam. Namun jika aku mengatakan kepada kalian Allah, ternyata kalian tidak mengatakan apa-apa. Ini merupakan sebuah bentuk penghambaan (penuhanan Nabi SAW, edt) dan paganism yang kita jalaniJika sekarang saya mengatakan Allah sebanyak seribu kali, ternyata keadaannya biasa saja. Namun ketika saya mengatakan Rasulullah, setiap orang di antara kita mengatakan Shallallahu alaihi wa sallam. Seakan-akan hal itu berarti kita lebih takut kepada Rasulullah melebihi takut kita kepada Allah. Atau seakan-akan kita merasakan Rasulullah lebih dekat kepada kita melebihi kedekatan Allah kepada kita. Ini sepenuhnya sama dengan orang-orang Masehi (Nasrani, edt) yang mengatakan: Isa lebih dekat kepada kita daripada Allah. Di dalam Al-Quran tidak ada ayat yang menegaskan: Sesungguhnya Nabi bersabda: Kalian wajib mengikuti semua ucapan yang aku katakan! Jika ada ayat seperti itu, maka dimana gerangan perkataan yang ia ucapkan selama 40 tahun sebelum diangkat menjadi nabi? Terlebih bisa dipastikan bahwa ia juga berbicara sebelum diangkat menjadi nabi. Jika Nabi mengatakan Ikutilah hadits (sabda)ku!, maka itu artinya haditsnya akan diberlakukan sebagai pengganti dari Al-Quran. Namun secara terus-menerus ia menegaskan kewajiban berpegang teguh dengan Al-Quran semata. Seandainya ia menganggap suci haditsnya dan menempatkannya dalam kedudukan yang sangat urgen seperti AlQuran, tentulah ia sudah membuat kitab lain yang akan menggantikan posisi Al-Quran.

Qaddafi jelas-jelas mengingkari perintah Al-Quran dan hadits shahih kepada umat Islam untuk banyak membaca shalawat atas Nabi SAW. Qaddafi juga secara terang-terangan menolak hadits Nabi SAW, dan mengingkari ayat-ayat Al-Quran, hadits-hadits Nabi SAW, dan ijma ulama yang memerintahkan berpegang teguh

kepada Al-Quran dan As-Sunnah, serta menempatkan As-sunnah sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Quran. Qaddafi juga mengingkari ayat-ayat Al-Quran, hadits-hadits shahih, dan ijma ulama yang menyatakan Nabi SAW diutus kepada seluruh umat manusia dan jin. Dalam pertemuan dengan para dosen universitas pada tanggal 9 Februari 1982, Qaddafi mengatakan, Jasad bangsa Arab adalah nasionalisme Arab dan ruh mereka adalah Islam, karena Muhammad diutus kepada bangsa Arab semata! Al-Quran datang untuk bangsa Arab dan dengan bahasa Arab, ditujukan kepada bangsa Arab saja.Siapa pun orang selain bangsa Arab yang memeluk agama Islam, pada hakekatnya adalah sukarela saja (bukan wajib, edt). Urusannya terserah Allah, namun sebenarnya ia tidak dimaksudnya (sebagai obyek dakwah Al-Quran dan Islam, edt). Dalam pertemuan Sekretariat Jendral Sementara Konferensi Internasional Bangsa-bangsa Islam pada tanggal 19 Desember 1989, Qaddafi mengatakan kebencian dan pelecehannya kepada Nabi SAW dan para sahabat. Qaddafi menyatakan, Ketika para sahabat Rasul SAW menjadi para penguasa, maka mereka diinjakinjak dengan kaki dalam kapasitas mereka sebagai para penguasa sipil. Utsman dibunuh dalam kedudukannya sebagai kepala negara republik atau raja. Umar dengan keadilannya menjadi seorang penguasa, dan menaklukkan Persia dan Romawi. Ali diperangi oleh kaum muslimin. Orang-orang terdekat, pengikut-pengikut, dan kawan-kawannya justru memisahkan diri darinya. Kenapa? Karena ia berambisi kekuasaan dan ingin menjadi kepala negara republik. Seandainya Muhammad SAW menjadi kepala negara republik, niscaya orang-orang akan meninggalkannya.

Arrahmah.com Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan dua alasan para ulama dan berbagai lembaga Islam internasional memvonis Qaddafi sebagai seorang taghut yang kafir murtad. Dalam artikel kali ini, kita akan mengangkat beberapa alasan syari lainnya yang melandasi vonis tersebut. Selamat menikmati! 3. Melakukan tahrif (pengubahan dan penyelewengan) terhadap Al-Quran

} (artinya: katakanlah) dari dalam Al-Quran, dengan dalih ayat Al-Quran diturunkan kepada Nabi SAW. Perintah katakanlah dalam ayat-ayat Al-Quran ditujukan kepada Nabi SAW, karenanya Qaddafi menyatakan tidak ada gunanya lagi membaca lafal tersebut setelah Rasulullah SAW meninggal. Jika seseorang membaca surat Al-Ikhlas, AlFalaq, atau An-Nas misalnya, maka menurut Qaddafi seharusnya ia membaca sebagai berikut:

Para ulama Islam telah sepakat (ijma) bahwa siapa pun yang mengubah-ubah sebuah ayat Al-Quran, atau mendustakan sesuatu ayat dari Al-Quran, atau mengingkari suatu ayat dari Al-Quran, niscaya ia telah kafir murtad dan keluar dari agama Islam. Sahabat Abdullah bin Masud RA berkata, Barangsiapa mengkufuri (mengingkari) satu huruf dalam Al-Quran maka berarti ia telah mengkufuri keseluruhan isi Al-Quran. (Syarh Ushul Itiqad Ahlis Sunnah wal Jamaah, 2/232 karya imam Al-Lalikai) Imam Abdullah bin Mubarak berkata, Barangsiapa mengkufuri (mengingkari) satu huruf dalam Al-Quran maka ia telah kafir. Dan barangsiapa mengatakan aku tidak mau beriman kepada huruf lam (dalam sebuah ayat misalnya, edt) maka ia telah kafir. (Majmu Fatawa, 4/182) Qadhi Iyadh bin Musa Al-Yahsubi berkata, Ketahuilah! Barangsiapa menganggap remeh Al-Quran atau mushaf, atau sesuatu (ayat, edt) darinya, atau mencaci makinya, atau mengingkarinya, atau mengingkari sebuah huruf atau sebuah ayat, atau mendustakannya atau mendustakan sebagian darinyaatau meragukan sebagian darinya, maka ia telah kafir menurut kesepakatan (ijma) ulama. (Asy-Syifa bi-tarif Huquqil Musthafa, 2/1101) Berkaitan dengan kelancangan Qaddafi melakukan tahrif terhadap ayat-ayat AlQuran ini, beberapa lembaga Islam internasional telah mengadakan pertemuan khusus untuk membahasnya di kantor pusat Rabithah Alam Islami di Jedah, pada hari Selasa-Kamis tanggal 11-14 Dzulhijah 1400 H (20-23 Oktober 1980 M). Rabithah Alam Islami, Dewan Masjid Interasional, dan 39 ulama Islam dari

berbagai negara yang ikut serta dalam pertemuan tersebut mengeluarkan pernyataan sikap bersama.

Buku sesat rujukan Qaddafi yang ia agungkan Di antara isinya adalah vonis kafir-murtad untuk Qaddafi, dan ajakan kepadanya untuk bertaubat, mencabut seluruh kekafirannya, dan kembali masuk Islam. Rabithah Alam Islami mendokumentasikan hasil pertemuan berbagai lembaga Islam Internasional dan para ulama Islam dari berbagai negara tersebut dalam sebuah buku yang diterbitkan tahun 1406 H, berjudul Ar-Raddu asy-Syaafi ala Muftarayat Qaddafi (Bantahan tuntas atas kebohongan-kebohongan Qaddafi). Sebagai seorang sekuler, Qaddafi meyakini Al-Quran hanya mengatur urusan ibadah ritual (shalat, shaum, zakat, haji, dzikir, doa) dan akhirat (surga, neraka) belaka. Menurutnya, Al-Quran sama sekali tidak mengatur aspek kehidupan lainnya seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan militer. Dalam dialog dengan para ulama dan santri penghafal Al-Quran pada tanggal 3 Juli 1978 di Tripoli, Qaddafi mengatakan: Sebagian kecil Al-Quran bisa kita terapkan dalam masyarakat kita sekarang. Adapun sisanya adalah perkara-perkara yang mayoritasnya berkaitan dengan hari kiamat. Seperti iman kepada Allah, iman kepada perhitungan dan siksaan, iman kepada malaikat, iman kepada rasul, dan seterusnya. Qaddafi melanjutkan, Aku tidak mengetahui sebuah kitab selain Al-Quran. Kita tengah berbicara tentang Al-Quran, perundang-undangan masyarakat. Jika kita

mengkaji Al-Quran, kita tidak menemukan Al-Quran membicarakan problematika-problematika yang dengannya kita mengatur masyarakatSebagai manusia, kitalah yang mengatur diri kita sendiri. Al-Quran tidak membicarakan problematika-problematika ini. Kejahatan yang dihukum potong tangan..kejahatan yang dihukum cambuk..Hanya sedikit bagian dari Al-Quran yang berbicara tentang perkara-perkara dunia yang berkaitan dengan kehidupan dunia belaka, yang tidak ada pengaruhnya sama sekali di akhirat. 4. Mengingkari as-sunnah (hadits Nabi SAW) Qaddafi terkenal dengan sikapnya yang mengingkari as-sunnah (hadits-hadits Nabi SAW), menuduh semua hadits adalah palsu, dan melecehkan para sahabat yang meriwayatkan hadits terutama Abu Hurairah RA. Dalam pidato pada perayaan maulid Nabi di masjid Maulaya Muhammad, ibukota Tripoli tanggal 19 Februari 1978, Qaddafi mengatakan, Muhammad adalah seorang nabi. Dia tidak memiliki hadits, syair, maupun filsafat.Ia hanya memiliki risalah yang ia datang untuk menyampaikannya, yaitu Al-Quran. Pulanglah kalian ke rumah kalian, pelajarilah Al-Quran bersama anak-anak kalian, batasilah diri kalian dengan apa yang ada dalam Al-Quran, karena Al-Quran adalah kumpulan dari berbagai perintah dan larangan. Pengingkaran Qaddafi terhadap sunnah Nabi SAW secara totalitas merupakan sebuah kekafiran berdasar Al-Quran, As-sunnah, dan ijma ulama. Allah SWT mewajibkan kaum muslimin untuk berpegang teguh dengan Al-Quran dan asSunnah, bukan Al-Quran belaka. Menaati Rasulullah SAW dan Sunnahnya berarti menaati Allah dan kitab-Nya. Mengingkari sunnah Rasulullah SAW berarti mengingkari Allah, Rasul SAW, dan kitab-Nya. Allah SWT berfirman,

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. (QS. An-Nisa (4): 80)

Sesungguhnya orang-orang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasulNya, dengan mengatakan: Kami beriman kepada yang sebagian dan kafir terhadap sebagian (yang lain), serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orangorang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (QS. An-Nisa (4): 150-151)

Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mumin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mumin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al-Ahzab (33): 36)

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah. (QS. Al-Hasyr (59): 7) Nabi SAW bersabda tentang orang yang mengingkari As-Sunnah,

Hampir tiba masanya seseorang di antara kalian duduk di atas kursi empuk, kepadanya disampaikan sebuah hadits dariku, maka ia mengatakan: Antara aku dan kalian hanya ada kitab Allah. Apa yang kami dapatkan halal dalam kitab Allah akan kami halalkan, dan apa yang kami dapati haram dalam kitab Allah akan kami haramkan. Padahal apa yang diharamkan oleh Rasulullah SAW sama halnya dengan apa yang diharamkan oleh Allah. (HR. Ahmad, Abu Daud, alHakim, dan al-Baihaqi. Hadits shahih, Shahih al-Jami ash-Shaghir no. 8186) Para ulama telah memvonis kafir seseorang yang menolak satu hadits Nabi SAW. Terlebih orang yang menolak seluruh hadits Nabi SAW, kekafirannya lebih berat lagi. Imam Ishaq bin Rahawaih menyatakan bahwa barangsiapa menolak sebuah hadits shahih dari Rasulullah SAW yang ia ketahui, maka ia telah kafir. (Al-Fishal fil Milal wal Ahwa wan Nihal, 3/230, karya imam Ibnu Hazm Al-Andalusi) Imam Ibnu Wazir al-Yamani berkata, Sesungguhnya mendustakan sebuah hadits Rasulullah SAW setelah ia mengetahui bahwa hal tersebut adalah hadits, merupakan sebuah kekafiran secara terang-terangan. (Nawaqidhul Iman alQauliyah wal Amaliyyah, hlm. 190-191) Qaddafi mengingkari dan mendustakan seluruh hadits Nabi SAW. Qaddafi menyatakan berpegang teguh dengan hadits Nabi SAW sama halnya dengan kesyirikan dan penyembahan berhala. Dalam pidato pada perayaan maulid Nabi di masjid Maulaya Muhammad, ibukota Tripoli tanggal 19 Februari 1978 tersebut, Qaddafi juga mengatakan, Jika seseorang datang dan berkata kepada kita: Hadits Nabi SAW harus kalian anggap suci dan kalian amalkan seperti AlQuran, maka ini adalah kesyirikan. Perkataan ini mungkin asing. Hal ini disebabkan karena kita pada fase sekarang ini telah banyak menjauh dari AlQuran. Kita berada dalam jalan menuju penyembahan berhala, dan menjauh dari Al-Quran dan Allah. Tidak ada jalan yang menjauhkan kita dari

penyembahan berhala dan penyimpangan yang berbahaya ini kecuali berpegang teguh dengan Al-Quran dan beribadah kepada Allah semata. Qaddafi menuduh para sahabat memalsukan hadits Nabi SAW. Qaddafi juga menyejajarkan para sahabat yang meriwayatkan hadits dengan sejumlah tokoh musyrik dan nabi palsu. Dalam pidato pembukaan Konferensi Islam di kota Benghazi, tanggal 25 September 1989, Qaddafi mengatakan, Setiap kali engkau datang kepada kami dan mengatakan Hadits ini diriwayatkan oleh Nabi, kita tidak bisa mengetahui apakah hadits ini dibuat-buat oleh Muawiyah ataukah benar-benar disabdakan oleh Nabi? Apakah hadits ini dibuat-buat oleh Sajah (seorang wanita nabi palsu, edt) ataukah Abu Sufyan ataukah Abu Lahab? Kita tidak tahu, karena ada ribuan hadits yang menyimpan tanda tanya. Jadi, mana hadits yang benar-benar disabdakan oleh Nabi? Qaddafi hanya mengulang-ulang para guru orientalis Yahudi yang ingin menghancurkan wahyu kedua dan sumber kedua ajaran Islam, dengan membuat keragu-raguan terhadap hadits Nabi SAW, melempar tuduhan dusta kepada para sahabat perawi hadits, dan mengingkari seluruh hadits Nabi SAW. Sebagai contoh, tentang hadits: Tidak boleh mengadakan perjalanan jauh (dengan niat tabarruk) kecuali kepada salah satu dari tiga masjid: Masjidil Haram, masjidku ini (masjid nabawi), dan masjidil Aqsha. (HR. Bukhari dan Muslim) Qaddafi mengomentarinya saat berpidato dalam Konferensi Liga Arab di kota Benghazi tanggal 17 Februari 1990 dengan mengatakan, Ini adalah kedustaanini adalah hadits yang tidak pernah disabdakan oleh Nabi. Hadits ini dikatakan oleh Yazid (bin Muawiyah bin Abi Sufyan, edt) karena ia ingin masyarakat tidak berhaji ke Mekah, namun pergi ke Al-Quds. Karena Al-Quds berada dalam kekuasaannya. 5.Qaddafi melecehkan dan menolak syariat Islam Qaddafi menganggap syariat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT dari al-Lauh al-Mahfuzh sama halnya dengan perundang-undangan positif jahiliyah lainnya yang berasal dari hasil oleh pikir manusia. Qaddafi membandingkan syariat Islam dengan sampah-sampah pemikiran orang kafir yang membuat hukum, perundangundangan, dan pedoman hidup tanpa landasan wahyu Allah SWT. Dalam dialog dengan para ulama dan santri penghafal Al-Quran di ibukota Tripoli pada tanggal 3 Juli 1978, Qaddafi mengatakan: Oleh karena itu, syariat Islam diperhitungkan sebagai sebuah madzhab fiqih positif (karya manusia, edt). Kedudukannya seperti kedudukan undang-undang Romawi, undang-undang Napoleon, dan seluruh undang-undang lainnya yang dibuat oleh para pakar hukum Perancis, atau Italia, atau kaum musliminOrang yang mempelajari undang-undang Romawi menganggap para ulama Islam membuat sebuah undang-undang yang menyerupai undang-undang Romawi. Jangan mengatakan (syariat Islam, edt) ini agama.

Qaddafi tidak mengakui syariat Islam adalah wahyu Al-Quran dan As-Sunnah yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Ia menganggap syariat Islam hanyalah sebuah madzhab fiqih belaka, hasil karya ulama fiqih, seperti halnya undang-undang positif yang dibuat dan diterapkan oleh bangsa-bangsa kafir seperti Romawi kuno, Yunani kuno, Perancis, dan lain-lain.

Sang Diktator yang gila kuasa, kejam, gila popularitas dan pujian Qaddafi bahkan menuduh syariat Islam adalah perpaduan dari karya beberapa kaum filosof zindiq seperti Ibnu Sina dan Al-Farabi, kaum Syiah ekstrim bathiniah seperti Ikhawanu Shafa, dan kaum filosof sufi seperti Al-Ghazali. Qaddafi menuduh syariat Islam adalah kompilasi dari hasil ijtihad para tokoh dan kelompok menyimpang yang saling kontradiktif tersebut. Menurut Qaddafi, sumber dari syariat Islam adalah literatur Yunani kuno, karena semua penulis syariat Islam tersebut mengambil bahan dari literatur Yunani kuno. Dalam rapat kedua Dewan Revolusi Libia dengan wakil-wakil universitas di aula pendidikan ideologis,ibukota Tripoli pada tanggal 30 Maret 1991, Qaddafi mengatakan: Sesungguhnya apa yang dinamakan syariat Islam adalah bukubuku, ijtihad-ijtihad, dan karya-karya yang dikarang oleh sebagian orang, seperti Al-Ghazali, Ibnu Sina, al-Farabi, Ahlu (Ikhwan, edt) Shafa, dan Mutazilah. Masing-masing dari mereka menulis karya, dan mereka semua mengambil dari Yunani. Di hadapan wakil-wakil mahasiswa dalam pertemuan dengan Dewan Revolusi Mahasiswa di ibukota Tripoli pada tanggal 18 Maret 1982, Qaddafi mengatakan, Kotoran-kotoran dan paganisme politik inilah yang telah memecah belah agama. Agama sepenuhnya harus kembali seperti keadaannya saat diturunkan. Agama yang tanpa madzhab-madzhab. Kita tidak mengenal Sunnah maupun Syiah, tidak mengenal (madzhab, edt) Maliki maupun Ibadhi (sekte pecahan

Khawarij, edt). Ini semua hanyalah kebohongan-kebohongan yang muncul sepeninggal Nabi. Sedikit pun Nabi tidak memiliki kaitan dengannyaAllah menurunkan Al-Quran kepadamu melalui Muhammad. Engkau mengimani bahwa Muhammad adalah seorang nabi dan bahwa Al-Quran ini berasal dari Allah. Engkau mengamalkan firman yang ada di dalam Al-Quran saja, maka engkau akan bersih di hadapan Allah. Semua madzhab ini adaah kekafiran. Ada ayat-ayat di dalam Al-Quran yang mengkafirkan sikap bergolong-golongan, berkelompok-kelompok, dan berpecah belah dalam IslamJangan sampai seseorang datang kepada kalian dan mempedaya kalian; Kamu pengikut madzhab Maliki, kamu pengikut madzhab Syafii. Katakan kepadanya: Apakah hal ini ada dalam Al-Quran? Selama tidak ada dalam Al-Quran, kita tidak akan mengikutinya dan tidak akan masuk dalam otak kita. Qaddafi tidak mengerti perbedaan antara syariat Islam dan madzhab aqidah maupun madzhab fiqih. Syariat Islam adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada umat manusia untuk menjadi pedoman hidup yang akan mengantarkan mereka kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Syariat Islam adalah AlQuran dan As-Sunnah. Adapun madzhab aqidah, pada dasarnya semua umat Islam pada generasi sahabat adalah pengikut Al-Quran dan As-Sunnah sesuai pemahaman yang diajarkan Rasulullah SAW kepada mereka. Mereka disebut juga ahlus sunnah wal jamaah. Kemudian karena faktor penyimpangan dalam memahami kedua sumber ajaran Islam tersebut, juga karena faktor politik dan infiltrasi musuh-musuh Islam lahirlah kelompok sempalan, dimulai dari Khawarij dan Syiah, disusul Murjiah dan Mutazilah. Meski mereka menyimpang dari Ahlus Sunnah dalam beberapa permasalahan akidah, namun secara umum mereka masih menjadi bagian dari umat Islam, bukan orang kafir seperti klaim ngawur Qaddafi. Sedangkan madzhab-madzhab fiqih, bukanlah perpecahan dalam agama yang diharamkan dan dikafirkan oleh Al-Quran seperti klaim Qaddafi. Madzhab fiqih lahir karena perbedaan pendapat para ulama mujtahidin dalam memahami maksud nash-nash syari, dalam hal-hal yang syariat memberi peluang untuk munculnya perbedaan, yaitu dalil-dalil Al-Quran yang zhanniyatu dilalah, dalil-dalil hadits yang zhanniyatuts tsubut dan zhaniyatud dilalah. Adapun perpecahan dan berkelompok-kelompok yang diharamkan dan dikafirkan oleh Al-Quran adalah perpecahan dan perkelompokan orang-orang yang menolak kebenaran dakwah para nabi dan rasul. Itulah kelompok orang-orang musyrik, kafir, munafik, dan murtad. Pelecehan Qaddafi terhadap Syariat Islam dengan klaim-klaim palsu di atas hanyalah sebuah kedok, manipulasi, dan syubhat untuk menjustifikasi penolakannya terhadap syariat Islam dan pengingikarannya terhadap sunnah Nabi SAW. Bagaimanapun, banyak ayat Al-Quran yang menerangkan pedoman hidup secara global. Penjelasan rinci beserta praktik penerapannya terdapat dalam sunnah Nabi. Jika sunnah Nabi diingkari dan dicampakkan, maka otomatis AlQuran tidak akan bisa dipahami dan diamalkan secara benar. Akhirnya, pemahaman dan pengamalan Qaddafi-lah yang dijadikan acuan dalam mengimani

Al-Quran. Al-Quran, masih menurut klaim Qaddafi, tidak memberikan panduan hidup di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, militer, dan seterusnya. Jika Al-Quran, menurut klaim Qaddafi, tidak komplit mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika As-Sunnah diingkari dan ditolak. Jika syariat Islam dianggap tak berbeda halnya dengan undang-undang Yunani kuno, undangundang Hamurabi, undang-undang Romawi kuno, undang-undang Napoleon Bonaparte, dan seterusnyamaka Qaddafi bebas membuat undang-undang serupa, toh ia adalah mujtahid mutlak. Qaddafi membuat sendiri undang-undang dan pedoman hidup yang mengatur sistem ekonomi, politik, sosial, budaya, dan militer negara Libia. Seluruh kaum muslimin di dunia akhirnya menjadi saksi, bukan Al-Quran dan As-Sunnah yang diterapkan Qaddafi di Libia. Namun sekulerisme dengan panduan sistem yang disusun sendiri oleh Qaddafi, yakni alkitab al-akhdar (buku hijau, edt) ; sistem politik demokrasi tanpa oposisi, sistem ekonomi sosialisme, dan teori internasional ketiga. Mungkinkah sistem tersebut sudah didiktekan oleh tuan besar zionis, salibis, komunis, dan paganis internasional?

(Arrahmah.com)- Dalam dua artikel sebelumnya (bagian 1, bagian 2), kita telah menguraikan alasan yang melatar belakangi berbagai lembaga Islam internasional dan ulama Islam dari berbagai negara menjatuhkan vonis kafir murtad terhadap taghut Libia, Moammar Qaddafi. Sampai akhir hayatnya, Qaddafi tidak pernah menarik kembali berbagai ucapan, perbuatan, dan kebijakan kufurnya. Seruan, ajakan, dialog, dan utusan para ulama Islam yang mengajaknya bertaubat tak pernah ia gubris. Dalam artikel ketiga ini, kita akan mengangkat kegilaankegilaan Qaddafi yang lain, semoga menjadi renungan dan pelajaran bagi setiap muslim. 6. Qaddafi mengaku dirinya adalah seorang nabi Al-Quran, as-sunnah, dan ijma ulama menegaskan bahwa nabi Muhammad SAW adalah penutup seluruh nabi dan rasul. Sepeninggal beliau, tidak ada lagi seorang nabi atau rasul yang diutus ke muka bumi. Barangsiapa mengklaim dirinya sebagai nabi sepeninggal beliau atau membenarkan orang yang mengklaim dirinya sebagai nabi, maka orang tersebut telah kafir murtad menurut ijma ulama karena mendustakan Al-Quran, as-sunnah, dan ijma ulama di atas. Allah SWT berfirman, Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Ahzab (33): 40) Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda, Dahulu Bani Israil dipimpin oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, maka ia digantikan oleh nabi lainnya. Sesungguhnya tiada seorang nabi pun sepeninggalku, namun yang ada adalah para khaifah dan jumlah mereka banyak. (HR. Bukhari dan Muslim) Dari Saad bin Abi Waqash bahwasanya Rasulullah SAW berangkat ke medan perang Tabuk dan mengangkat Ali sebagai penggantinya (untuk sementara waktu mengurus kota Madinah), Maka Ali berkata, Apakah Anda akan meninggalkan aku bersama anak-anak dan kaum wanita? Maka Nabi SAW bersabda, Apakah engkau tidak rela jika kedudukanmu dariku seperti kedudukan nabi Harun dari nabi Musa (saat nabi Musa menerima wahyu di bukit Thursina, nabi Harun menggantikan posisinya memimpin Bani Israel, pent)? Hanyasaja tiada seorang nabi pun sepeninggalku.(HR. Bukhari dan Muslim) Dari Tsauban RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya di tengah umatku akan muncul tiga puluh orang Kadzab (pembohong besar), masing-masing di antara mereka mengklaim dirinya adalah nabi. Padahal aku adalah penuup seluruh nabi, tiada seorang nabi pun sepeninggalku. (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, al-Baihaqi, dan al-Baghawi)

Imam Ibnu Katsir berkata, Allah Tabaraka wa Taala telah memberitahukan dalam kitab-Nya dan Rasul-Nya SAW telah memberitahukan dalam sunnah mutawatir bahwasanya tiada seorang nabi pun sepeninggal beliau. Hal itu agar mereka mengetahui bahwa setiap orang yang mengklaim kedudukan kenabian sepeninggal beliau adalah seorang pembohong besar, pendusta, orang yang sesat lagi menyesatkan. (Tafsir Ibnu Katsir, 3/502) Qaddafi mengklaim dirinya adalah seorang Nabi. Hal itu diungkapkannya dalam wawancara dengan wartawati Italia yang menulis biografinya, Mirella Bianco. Wartawati itu bertanya kepadanya, Wahai utusan Allah (Rasulullah), apakah Anda dahulu seorang penggembala kambing? Qaddafi menjawab, Ya, tiada seorang nabi pun yang tidak melakukan hal itu. (Qaddafi Rasul ash-Shahra, hlm. 241, karya Mirella Bianco) Berkaitan dengan kelancangan Qaddafi mengklaim dirinya adalah nabi ini, beberapa lembaga Islam internasional telah mengadakan pertemuan khusus untuk membahasnya di kantor pusat Rabithah Alam Islami di Jedah, pada hari SelasaKamis tanggal 11-14 Dzulhijah 1400 H (20-23 Oktober 1980 M). Rabithah Alam Islami, Dewan Masjid Interasional, dan 39 ulama Islam dari berbagai negara yang ikut serta dalam pertemuan tersebut mengeluarkan pernyataan sikap bersama. Di antara isinya adalah vonis kafir-murtad untuk Qaddafi, dan ajakan kepadanya untuk bertaubat, mencabut seluruh kekafirannya, dan kembali masuk Islam. Rabithah Alam Islami mendokumentasikan hasil pertemuan berbagai lembaga Islam Internasional dan para ulama Islam dari berbagai negara tersebut dalam sebuah buku yang diterbitkan tahun 1406 H, berjudul Ar-Raddu asy-Syaafi ala Muftarayat Qaddafi (Bantahan tuntas atas kebohongan-kebohongan Qaddafi). Qaddafi bahkan mengklaim dirinya tidak bisa dimintai pertanggung jawaban oleh siapa pun atas apapun yang ia kerjakan, sebagaimana Allah SWT tidak dimintai pertanggung jawaban atas apa pun yang Dia kehendaki dan Dia lakukan. Qaddafi membandingkan dirinya dengan Allah SWT, seakan-akan Qaddafi-lah pencipta bumi Libya dan seluruh penduduknya. Dalam pidato pembukaan Konferensi Kebangsaan di ibukota Tripoli pada tanggal 27 Januari 1990 M, Qaddafi mengatakan: Saya tidak dimintai pertanggung jawaban di hadapan siapa pun. Orang yang melakukan revolusi (maksudnya adalah Qaddafi sendiri, edt) bukanlah orang yang ditunjuk. Engkau tidak memberinya tugas untuk melakukan revolusi. Dia sendiri yang melakukan revolusi, berkorban sendiri, mengemban tanggung jawabnya sendiri. Dia hanya bertanggung jawab kepada hati nuraninya sendiri. Ia tidak dimintai pertanggung jawaban di hadapan satu orang lain pun. Allah adalah Sang pencipta, pencipta langit dan bumi. Siapa yang akan melakukan hisab (perhitungan amal dan pengadilan atas semua perbuatan, edt) terhadap-Nya? Dia mendatangkan kepada kita angin ribut, badai topan, dan cuaca. Dia mendatangkan hari kiamat. Dia menghancurkan seluruh dunia. Siapa

yang akan menanyai-Nya (meminta pertanggung jawaban-Nya, edt)? Sekarang, tidak ada. Tidak ada seorang pun yang menunjuk-Nya dengan mengatakan, Engkau menjadi tuhan, lalu apa yang akan Kau lakukan? Ini tidak benar karena Dia SWT adalah Sang Pencipta Yang mengadakan (langit dan bumi, edt). Dia mengatakan kepada segala sesuatu Jadilah!, niscaya ia akan terwujud. Dia melakukan apa pun yang Dia kehendaki. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Pencipta langit dan bumi. Oleh karena itu, kami yang melaksanakan revolusi hanya bertanggung jawab di hadapan hati nurani kami. Sungguh benar pernyataan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah al-Harrani, Tiada seorang pun yang mengklaim dirinya adalah nabi, melainkan pada dirinya akan nampak jelas kebodohan, kedustaan, kebejatan, dan penguasaan (tipuan) setan atas dirinya, yang akan diketahui dengan jelas oleh siapa pun yang memiliki akal. (Nawaqidhul Iman al-Qauliyah wal Amaliyah, hlm. 185, karya Dr. Abdul Aziz bin Muhammad al-Abdul Lathif)

7. Qaddafi menerapkan hukum positif (hukum jahiliyah) dan tidak menerapkan hukum Allah Qaddafi menegakkan pemerintahannya di atas dasar sekulerisme, yaitu demokrasi ala Qaddafi dan sosialisme. Qaddafi mencampakkan hukum Allah dari kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, dan militer Libya. Ia melakukan tahrif atas AlQuran, mengingkari As-sunnah, dan menyingkirkan syariat Allah dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai gantinya ia menerapkan sistem jahiliyah modern, yaitu al-kitab al-akhdar. Itulah kitab suci Qaddafi yang diwahyukan kepadanya oleh setan jin dan setan (tuan zionis, salibis, sosialis-komunis, dan paganis internasional). Qaddafi memerangi semua muslim, organisasi Islam, dan gerakan Islam di Libya yang menuntut apalagi memperjuangkan dengan jihad fi sabilillah penegakan syariat Allah di bumi Libya. Seperti para taghut dan gembong kekafiran lainnya di negeri-negeri kaum muslimin, Qaddafi juga melakukan kamuflase untuk menutup-nutupi kekafiran dan semua usahanya dalam memerangi syariat Islam. Di antaranya, Qaddafi mengangkat semboyan Al-Quran adalah syariat (undang-undang) masyarakat. Qaddafi juga membuat beberapa yayasan Islam dan organisasi Islam. Seperti Jamiyah ad-Dawah al-Islamiyah al-Alamiyah (Organisasi Dakwah Islam Internasional) yang bekerja keras untuk menampilkan sosok Qaddafi sebagai satusatunya pemimpin sejati kaum muslimin sedunia. Organisasi ini menjadi kepanjangan tangan Qaddafi dalam memuluskan tujuan-tujuannya di dalam negeri maupun luar negeri. Meski banyak kamuflase keagamaan telah ditempuh oleh Qaddafi, jutaan kaum muslimin di Libya dan lebih dari satu miliar kaum muslimin di luar Libya telah menjadi saksi hidup bahwa seama 42 tahun pemerintahannya, syariat Islam tidak diterapkan oleh Qaddafi di Libya. Bukan syariat Allah yang berdaulat di Libya,

bukan pula undang-undang sekuler era monarchi Libya, melainkan syariat (baca: undang-undang dan pedoman hidup) Qaddafi. Undang-undang positif (undang-undang jahiliyah hasil ketetapan manusia yang tidak berdasar syariat Allah, bahkan menyelisihi syariat Allah, edt) yang berlaku pada masa monarchi Libya telah dinyatakan tidak berlaku oleh Qaddafi pada tahun 1973 M. Sejak saat itu, semua perundang-undangan, hukum, dan peraturan dalam semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara di Libya adalah hasil ketetapan dan keinginan (baca: hawa nafsu) Qaddafi belaka. Dialah diktator yang memiliki kedaulatan mutlak untuk menentukan semua hukum dan peraturan. Qaddafi menjalankan semua keinginan dan kediktatorannya tersebut dengan program nasional yang dinamakan Asy-Syariyah ats-Tsauriyah (Kedaulatan Revolusi). Bila kita bandingkan program Qaddafi tersebut dengan keadaan di negeri ini, kurang lebih seperti penerapan Asas Tunggal Pancasila dengan penataran nasional P-4 dan GBHN-nya pada masa orde baru. Asy-Syariyah ats-Tsauriyah mulai diluncurkan para bulan Maret 1990 M, dibidani oleh sebuah lembaga Negara yang dibentuk dan diarahkan oleh Qaddafi, bernama Mutamar Asy-Syab Al-Am (Konferensi Umum Bangsa). Dalam butirbutir Asy-Syariyah ats-Tsauriyah ditegaskan antara lain: Semua arahan pemimpin revolusi, kolonel Moammar Qaddafi, wajib dilaksanakan. Asy-Syariyah ats-Tsauriyah secara otomatis memiliki kekuatan hukum berdasar Undang-undang Revolusi, sehingga tidak menerima amandemen dan pembatalan. Dalam pidato pembukaan Konferensi Umum Bangsa di ibukota Tripoli tanggal 27 Januari 1990 tersebut, Qaddafi mengatakan di depan seluruh peserta konferensi: Saya tidak memerlukan penyerahan kekuasaan dari kalian, karena aku sendiri telah memiliki seluruh bentuk kekuasaan berdasar Kedaulatan Revolusi yang saya rebut dengan kekuatan dari tangan para gubernur, mentri, dan raja pada masa yang telah lewat. Kami-lah yang kini menduduki kursi-kursi mereka, sehingga kami pula yang berhak menetapkan seluruh keputusan. Sejak saat itu, kekuasaan telah beralih ke tangan para pelaku revolusi. Kini saya berada dalam posisi yang telah saya raih dengan kekuatan. Tiada seorang pun yang dapat merebutnya dari saya, kecuali dengan kekuatan. Saya memerintah berdasar Kedaulatan Revolusi, maka saya tidak bertanggung jawab kepada pihak (lembaga Negara, edt) manapun. Karena tidak ada satu pihak pun yang menyerahkan kekuasaan kepada saya, maka tidak ada satu pihak pun yang bisa memerika (meminta pertanggung jawaban pemerintahan, edt) saya. Saya memiliki Kedaulatan Revolusi, Kedaulatan Revolusi tidak bertanggung jawab kepada siapa pun, kecuali di hadapan hati nuraninya sendiri. Jika seorang Qaddafi lancang menyejajarkan dirinya dengan Allah SWT, berani melakukan tahrif terhadap Al-Quran, berani melecehkan Rasul-Nya SAW dan

mengingkari sunahnyaanda bisa membayangkan hati nurani sesuci apakah yang dimiliki oleh seorang Qaddafi??? Tentu saja hati nurani yang telah mati. Minimal hati nurani yang telah sakit parah, oleh penyakit kekufuran, kezindikan, kesombongan, dan kebencian terhadap Islam. Qaddafi telah memerangi setiap orang yang menuntut penerapan syariat Islam di bumi Libya. Qaddafi membantai dan memenjarakan banyak ulama, santri, aktivis Islam, dan pemuda Islam yang menginginkan hidup berbangsa dan bernegara di bawah naungan Al-Quran dan As-sunnah. Qaddafi memberangus semua muslim dan organisasi Islam di Libya yang mengajaknya untuk mengakui kedaulatan dan hak menetapkan undang-undang sepenuhnya milik Allah SWT, bukan milik Qaddafi atau manusia, siapa pun dirinya. Qaddafi memaksa para wanita muslimah untuk mengikuti akademi militer sehingga kehormatan mereka dinodai, kecantikan dan aurat mereka dipamerkan di hadapan kaum pria, ikhtilat (campur-baur wanita dan laki-laki yang bukan mahram) menjadi budaya, dan perbuatan keji menyebar luas di kalangan rakyat dan pejabat. Qaddafi merampas harta kekayaan rakyat muslim Libya secara zalim, atas nama aparat Revolusi menggerebek tempat-tempat produksi. Qaddafi memberi kekuasaan penuh kepada para gelandangan, pengangguran, dan buruh untuk menguasai rumah-rumah warga muslim Libya, atas nama rumah untuk penghuninya. Bukankah ini adalah penerapan ajaran komunisme-sosialisme di Libya, seperti halnya PKI di zaman orde lama yang menggerakkan BTI dan SOBSI untuk merampas lahan pertanian dan perkebunan miliki perusahaan dan warga muslim non-PKI? Menghalalkan dan mengharamkan adalah hak mutlak Allah SWT. Rasulullah SAW hanya menghalalkan dan mengharamkan sesuatu berdasar wahyu Allah SWT kepadanya. Siapa pun yang menyaingi Allah dalam hak menghalalkan dan mengharamkan ini, dengan menghalalkan hal yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya atau mengharamkan hal yang telah dihalalkan oleh Allah dan RasulNya, niscaya ia telah kafir murtad berdasar nash Al-Quran, as-sunnah, dan ijma ulama. Allah SWT berfirman (yang artinya): Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ini halal dan ini haram, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (QS. An-Nahl (16): 116) Allah SWT menerangkan bahwa para pemimpin agama Yahudi dan Nasrani yang mengharamkan hal yang dihalalkan Allah, dan menghalalkan hal yang telah diharamkan Allah adalah tuhan-tuhan tandingan dan kaum musyrik. Allah berfirman (yang artinya):

Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabbrabb selain Allah, dan (juga mereka menjadikan Rabb) Al-Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Ilah Yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS. At-Taubah (9): 31) Makna ayat ini dijelaskan dalam hadits Adi bin Hatim RA, seorang kepala suku Thai penganut agama Kristen. Ia datang kepada Rasulullah SAW untuk masuk Islam. Ia menemui Rasulullah SAW di Madinah dengan mengenakan kalung berbandulkan salib. Maka Rasulullah SAW membacakan ayat tersebut. Adi bin Hatim menjawab, Wahai Rasulullah, kami (pemeluk Kristen) tidak menyembah para pendeta kami. Rasulullah SAW bertanya, Bukankah ketika para pendeta kalian menghalalkan hal yang diharamkan Allah, maka kalian mengikuti ajaran mereka? Begitu pula ketika para pendeta kalian mengharamkan hal yang dihalalkan Allah, maka kalian mengikuti ajaran mereka? Adi bin Hatim menjawab, Memang begitulah keadaannya. Rasulullah SAW bersabda, Itulah yang dimaksud dari menjadikan para pendeta sebagai tuhan selain Allah. (HR. adalah HR. Ibnu Saad, Abd bin Humaid, at-Tirmidzi, Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Jarir ath-Thabari, Abu Syaikh al-Asbahani, Ibnu Marduwaih, dan al-Baihaqi) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah al-Harrani menulis, Manusia, kapan saja ia menghalalkan hal yang telah disepakati keharamannya, atau mengharamkan hal yang telah disepakati kehalalannya, atau mengganti syariat (hukum Islam) yang telah disepakati, maka ia telah kafir murtad menurut kesepakatan ulama. (Majmu Fatawa, 3/267) Qaddafi mewajibkan pengajaran, pemahaman, dan penerapan al-Kitab alAkhdhar di Libya. Ia adalah sebuah buku karangan Qaddafi yang dijadikan pedoman dan undang-undang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Libya. Qaddafi mensifati buku karyanya tersebut sebagai Injil Abad Modern yang memiliki kedudukan seperti kabar gembira nabi Isa dan lembaran-lembaran wahyu nabi Musa alaihimas salam. Tentang proses penulisan, urgensi, kedudukan, manfaat, dan mujizat al-Kitab al-Akhdhar, Qaddafi mengatakan, Saya persembahkan kepada kalian, padahal saya adalah manusia Badui yang sederhana. Dahulu saya menunggang keledai, menggembala kambing, berjalan tanpa alas kaki, dan saya menjalani usiaku di antara orang-orang yang sderhana. Saya persembahkan kepada kalian karyaku, al-Kitab al-Akhdar dengan ketiga pasal (bagian pembahasan, edt)nya, yang menyerupai kabar gembira nabi Isa dan lembaran-lembaran wahyu nabi Musa, atau khutbah seorang penunggang unta yang pendek, yang saya tulis dari dalam kemah saya yang telah diketahui oleh dunia, setelah diserang dan dibombardir oleh 170 pesawat pembom dengan tujuan membakar al-Kitab al-Akhdhar karya

saya, yang saya tulis dengan tangan saya sendiri. Saya telah mengumpulkan peribahasa-peribahasa, kata-kata mutiara, berbagai fenomena, dan membaca sejarah. Maka saya mendapati umat manusia telah mengarang al-Kitab alAkhdhar, yang merupakan bukti final kemerdekaan dari kekerasan dan penindasan, menyampaikan kepada kebebasan dan merealisasikan kebahagiaan. Saya mendapati tujuan final manusia adalah kebahagiaan, dan sesungguhnya surga yang dijanjikan atau surga yang hilang adalah kebahagiaan. (As-Sijil a-Qaumi, hlm. 21) Al-Kitab al-Akhdhar dengan ketiga pasalnya (politik, ekonomi, dan sosial) dikarang oleh Qaddafi mengikuti trend para taghut dunia yang saat itu menulis pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Al-Kitab al-Akhdhar karya Qaddafi mengikuti jejak penulisan Buku Merah karya Mao Zedong (Mao Tse-tung), pendiri Partai Komunis Cina dan kepala negara pertama Republik Rakyat Cina. ((( Seperti ditulis dalam artikel Little Red Book oleh saudara Haris Priyatna dan dimuat di kolom Selisik, Republika, 1 Oktober 2006, pada bulan April 1964, Partai Komunis Cina menerbitkan buku Mao Zhuxi Yulu atau Quotations of Chairman Mao (Kumpulan Kutipan Ketua Mao). Karena ukurannya yang kecil dan sampulnya yang berwarna merah, buku ini lebih dikenal dengan nama The Little Red BookBuku Merah Kecil. Semua orang Cina pada masa Revolusi Kebudayaan diwajibkan memiliki dan membaca buku ini. Seperti yang tersirat dari judulnya, buku ini berisi kumpulan kutipan yang diambil dari pidato-pidato dan tulisan-tulisan Mao sepanjang 1927-1964. Dicetak dalam ukuran saku agar mudah dibawa ke mana-mana. Memang, buku ini menjadi fenomenal karena setiap warganegara Cina wajib memiliki, membaca, dan membawanya setiap saat selama pemerintahan Mao Tse-tung. Apabila pada saat razia seseorang didapati tidak membawa buku ini, ia bisa dipukuli di tempat oleh Pengawal Merah atau dihukum penjara kerja paksa selama bertahun-tahun. Selama Revolusi Kebudayaan, mengkaji buku ini tidak hanya diwajibkan di sekolah-sekolah, tetapi juga menjadi praktik standar di tempat kerja. Semua sektor, baik industri, perdagangan, pertanian, pelayanan sipil, maupun militer membentuk kelompok-kelompok untuk mempelajari buku ini pada jam kerja. Kutipan-kutipan tertentu dari Mao Tse-tung dicetak tebal atau di-highlight merah, dan hampir semua tulisan, termasuk esai ilmiah, harus mengutip katakata Ketua Mao))) Dalam al-Kitab al-Akhdhar, Qaddafi mengungkapkan sejumlah fakta ilmiah yang baru pertama kali ditemukan oleh Qaddafi! Dalam pasal ketiga, di bawah judul perempuan, Qaddafi menulis: Perempuan dan laki-laki adalah manusiaPerempuan itu makan dan minum sebagaimana laki-laki makan dan minumPerempuan itu senang dan benci sebagaimana laki-laki senang dan benciPerempuan itu wanita dan laki-laki itu priaPerempuan berdasar hal, dokter penyakit-penyakit perempuan mengatakan perempuan itu mengalami

haidh dan sakit setiap bulan. Adapun laki-laki tidak mengalami haidh karena ia adalah pria. Dalam acara pembukaan Konferensi Internasional Gerakan Politik untuk para pemuda Eropa dan Arab, tanggal 14 Juni 1973 M, Qaddafi menjelaskan tentang teori internasional ketiganya dengan mengatakan kepada para peserta, Teori ini akan membuat agama untuk kita, akan membuat akhlak untuk kita, dan akan membuat hubungan-hubungan baru sebagai panduan dalam menjalin hubungan. Di lain waktu, Qaddafi mengungkapkan bahwa al-Kitab al-akhdar bukan buku agama atau buku akhlak. Sebagai seorang sekuleris-sosialis, tentu saja agama versi Qaddafi adalah sebatas ritual ibadah yang mengatur hubungan vertical antara Allah dan makhluk. Adapun hubungan horisontal antara sesama makhluk seperti urusan ekonomi, politik, social, budaya, militer, dan lainnya menurut anggapan Qaddafi bukanlah bagian dari agama, dan agama tidak memiliki aturan pada bidang-bidang tersebut. Qaddafi sendiri mengakui, al-Kitab al-Akhdhar sama sekali tidak berlandaskan kepada Al-Quran! Dalam dialog dengan para ulama dan santri penghafal Al-Quran di ibukota Tripoli, Qaddafi mengatakan, Ketika engkau mengatakan buku ini adalah buku agama, maka dalam kondisi ini engkau berhak berhenti dan membandingkan antara al-Kitab al-Akhdhar dengan agama, sehingga engkau bisa mengatakan buku ini tidak sah menjadi buku agama, karena isinya menyelisihi Al-Quran. Namun ketika saya datang dan saya mengatakan kepadamu; Buku ini bukanlah buku agama, melainkan buku ekonomi, maka saya memiliki buku pendapatpendapat baru tentang pasar, mobilisasi, prinsip-prinsip perang. Buku ini tidak mungkin dibandingkan dengan Al-Quran, karena sama sekali tidak ada keterkaitan antara buku ini dengan Al-Quran. Saya sudah mengatakan bahwa al-Kitab al-Akhdhar menyelesaikan problematika politik dan problematika ekonomi. Namun saya tidak mengatakan ia adalah buku agama, sehingga kita membandingkan antara ia dengan Al-Quran, karena jika kita menyelesaikan perbandingan tersebut niscaya kita akan membahayakan Al-Quran. Anda tentu sudah mampu memahami, kapan Qaddafi membahayakan Al-Quran? Qaddafi menyatakan buku karyanya mampu memberikan solusi tuntas atas problem ekonomi dan politik. Sementara ia meyakini Al-Quran tidak memberikan pedoman hidup di bidang ekonomi dan politik. Jadi, secara tidak langsung Qaddafi mengakui buku karyanya tersebut lebih tinggi, lebih mulia, lebih bermanfaat, dan lebih sempurna dari Al-Quran. Itulah sebabnya Qaddafi menerapkan al-Kitab al-Akhdar buah karya tangannya sendiri sebagai pedoman berbangsa dan bernegara Libya, sementara pada saat yang sama ia mencampakkan Al-Quran wahyu Allah SWT dari kehidupan public berbangsa dan bernegara Libya. Aduhai, lancang betul si tuhan sosialis dan Musailamah al-Kadzab Libya ini. Allah SWT berfirman (yang artinya),

Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?(QS. AlMaidah (5): 50) Dalam dialog dengan para ulama dan santri penghafal Al-Quran di masjid Maulaya Muhammad, ibukota Tripoli tanggal 3 Juli 1987 tersebut, Qaddafi mengancam orang-orang yang mengatakan al-Kitab al-Akhdar bertentangan dengan ajaran Islam. Kepada mereka, Qaddafi akan melakukan kekejaman seperti tangan besi Kamal Ataturk terhadap ulama dan umat Islam Turki yang menolak sekulerisme. Qaddafi juga berjanji akan menerapkan Marxisme-komunisme. Dalam kesempatan tersebut, Qaddafi mengatakan: Sekarang, seseorang datang kepada saya dan mengatakan: Al-Kitab al-Akhdhar bertentangan dengan agama (Islam). Saya akan bertindak sebagaimana (Kamal, edt) Ataturk bertindak, saya marah, dan saya katakan kepadamu: Ambil, robek-robek, dan bakarlah al-Kitab al-Akhdhar dalam api! Saya akan datangkan Kitab Merah sehingga saya terapkan seluruh ajaran Marxisme dalam buku itu. Untuk menjalankan seluruh kebijakan sekulerisme-sosialisme di Libya dan membungkam semua ulama dan aktivis Islam yang menentangnya, Qaddafi membentuk Harakah al-Lijan ats-Tsauriyah (Gerakan Pengawal Revolusi). Harakah al-Lijan ats-Tsauriyah dengan kekuatan senjata menindas umat Islam Libya yang menginginkan hidup di bawah naungan Al-Quran dan as-Sunnah. Begitu vitalnya peran Harakah al-Lijan ats-Tsauriyah dalam menjalankan, mengontrol, dan mengawal sistem hidup jahiliyah taghut Libya ini, sehingga Qaddafi sendiri mengakuinya sebagai NABI ABAD MODERN, era pemerintahan rakyat pasca era monarchi. Dalam pidatonya di auditorium al-Umm kota Benghazi pada tanggal 7 Juni 1990, Qaddafi mengatakan: Harakah al-Lijan ats-Tsauriyah adalah nabi masa kini, masa republik. Ia benar-benar adalah nabi. Nabi masa republik adalah Harakah al-Lijan ats-Tsauriyah, namun mereka sulit membenarkannya. Maha Benar Allah Yang telah berfirman,

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau orang yang berkata: Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan orang yang berkata: Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah. (QS. Al-Anam (6): 93)

You might also like