Professional Documents
Culture Documents
,
...
.
,
. .
1. Al Mukarromuun wal Mukhtaromuun, segenap jajaran pengurus DKM Ar-Rahman Emporium
Pluit. Yang mudah-mudahan selalu ditolong Allah dalamberbagai hal :
a. Ditolong dalam meringankan kesulitan sedang dan akan dihadapi
b. Ditolong dalam mencari rizki yang halal dan dijauhi dari rizki yang tidak halal
c. Ditolong keluarganya, ditolong anak-anak.
d. Dijadikan keluarganya sakinah, mawaddah, dan rohmah.
Karena janji Allah, Intan surullaha yan surkum. Tolonglah agama Allah, maka Allah akan
menolong kalian. Majelis ini bisa ada karena usaha dan upaya segenap pengurus DKM Ar-
Rahman Emporium Pluit. Sehingga dapat dipastikan bahwa Allah akan menolong beliau-
beliau ini. Amiiin.
2. Demikian juga dengan hadirin, shoimiin shoimaat. Yang tidak bosan-bosan memberikan
suport, dukungan, baik moril maupun materiil. Yang selalu dan senantiasa hadir dalam setiap
acara yang diselenggarakan oleh DKM Ar-Rahman Emporium Pluit ini. Mudah-mudah Allah
juga berkenan memberikan keberkahan-Nya untuk kita semua, untuk keluarga kita, untuk
saudara-saudara kita, untuk orang tua kita, dan untuk orang-orang yang kita cintai dan kita
sayangi. Dijaga iman Islam kita hingga akhir hayat kita, sehingga akhirnya kita bisa
mendapatkan husnul khotimah sebagai pintu gerbang menuju surganya Allah Swt. Amiin.
Allah Menjadikan Manusia Sebagai Kholifah
Al Qur`an Surah Al Baqoroh : 30
^O)4 4~ CG4O
gOj^UEUg O)E+)
2
gN~E} O) ^O-
LOEO)UE= W W-EO7~
NE^_` OgOg }4`
O^NC OgOg lgOEC4
47.4`g].- }^44
E)Ol=O+^ Eg;O4
+Eg-+^4 El W 4~
EO)E+) NU;N 4`
4pOUu>
Definisi Menejemen Takdir
Menejemen Takdir merupakan sebuah upaya pendekatan kita kepada Allah Swt. agar Allah mau
menentukan takdir-Nya sesuai dengan keinginan kita.
Kenapa Takdir Perlu Di-menej ?
Karena, apa yang terjadi pada diri kita sekarang ini, merupakan akibat dari apa yang telah kita
lakukan pada masa lalu. Dan apa yang terjadi pada diri kita di masa yang akan datang merupakan
akibat dari apa yang sedang kita lakukan di masa sekarang.
W-NOg4-^-4 ^^)
4pNOg4LN`
Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); Sesungguhnya Kami juga menunggu ( Qs. Huud : 122)
Dasar hukum :
1. Hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan dari At-Tirmidzi
2. Al Qur`an Surat Ar-Rad : 11
+O e4l]EN` }g)` u-4
gOuCE4C ;}g`4 gOgUE=
+O4^OOE^4 ;}g` @O^` *.-
]) -.- +O)O4NC
4` `O) _/4EO
W-+O)O4NC 4` jgO^)
3
.-O)4 E1-4O +.-
O) -w7EOc E E14O4` +O
_ 4`4 _ }g)` gOg^1 }g`
-4
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak
merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
[767] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran
dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang
dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut
Malaikat Hafazhah.
[768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab
kemunduran mereka.
Tokoh Pelopor Menejemen Takdir :
1. Para Nabi dan Rasul, terutama Baginda Nabi Muhammad Saw.
a. Nabi Saw. pernah berdo`a kepada Allah Swt. agar Allah memberikan kemenangan kepada
tentara kaum muslimin pada Perang Badar
b. Nabi juga pernah berdo`a kepada Allah Swt, agar Allah memperkuat Islam dengan salah
satu diantara 2 (dua) (`Umr), yaitu dan
c. Nabi Saw. memilih hijrah ke kota Mekkah karena menghindari takdir buruk, yaitu dizolimi
oleh kafir Quraisy yang ingin menghancurkan Islam sebelum Islam berkembang.
2. Para Sahabat Nabi Saw.
a. Umar Bin Khottob. Ketika di Syam (Syria, Palestina, dan sekitarnya) terjadi wabah, Umar
bermaksud berkunjung ke sana membatalkan rencana beliau, dan ditanya oleh seseorang
"Apakah engkau lari dari dari takdir Tuhan?" Umar r.a. menjawab, "Saya lari dari takdir
buruk kepada takdir yang baik"
4
b. Imam Ali r.a. sedang duduk bersandar di satu tembok yang ternyata rapuh, beliau pindah
ke tempat lain. Aku ketiban tembok, adalah takdir Allah. Aku terhindar dari ketiban
tembok, juga takdir Allah. Maka aku memilih yang kedua
3. Para sahabat Nabi yang lain, para tabi`in, para tabi`it tabi`iin, sampai kepada para ulama dari
zaman dulu sampai zaman sekarang. Mereka selalu berdo`a dan berusaha dalam setiap
perjuangannya menegakkan ajaran Islam di mana pun mereka berada.
Ketentuan Allah itu terbagi menjadi 2 (dua)
1. Mu`allaq (ketentuan yang menggantung, masih ada toleransi, relatif)
Contohnya : Ketentuan tentang jalan hidup manusia, rizki, bala / musibah, jodoh, kematian
manusia apakah akan husnul khotimah atau akan su`ul khotimah, ilmu manusia,
calon penghuni surga / calon penghuni neraka, dsb.
2. Mubrom (ketentuan yang mutlak, sudah final, tidak bisa dirubah, sudah tetap, absolut)
Contohnya : Ketentuan tentang kelahiran dan keberadaan, jenis kelamin, fisik, peredaran
benda-benda langit, pergantian siang dan malam, dsb.
Objek dari menejemen takdir adalah ketentuan (qodo/takdir) mu`allaq, takdir tentang
kehidupan. Bagaimana agar kehidupan kita bisa menjadi lebih baik dari sekarang. Karena itu, Nabi
Saw. memberikan nasehat (motivasi) kepada kita :
,
Sedikitnya, ada 3 hal yang perlu dilakukan untuk memenej takdir kita :
1.
(Do`a)
Do`a itu meminta kepada Allah, meminta sebaiknya mendekat.
Qs. Al Mujaadilah : 11
Og^4C 4g~-.-
W-EONL4`-47 -O) 1g~ 7
W-OOOE> ) +)UEE^-
W-O=O^ gE=O^4C +.- 7
W -O)4 1g~ W-+O=e-
W-+O=e ;7O4C +.-
4g~-.- W-ONL4`-47 7Lg`
4g~-.-4 W-O>q
=Ug^- eE_4OE1 _ +.-4
E) 4pOUEu> OO)lE=
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Qs. Ar Rahman : 33
4O=uE4C ^-}_^- +^e"-4
p) +uC4-c- p
W-7OL> ;}g` jOC^~
g4OEOO- ^O-4
13
W-7O^ _ ]7OL> )
}CUOO)
Bahan Tambahan / Pertanyaan
1. Bagaimana agar anak kita bisa menaati apa yang kita inginkan ?
a. Sadari bahwa anak bukan bawahan
b. Baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah
c. Berikan suri tauladan
d. Jangan pernah berhenti mendo`akan anak
2. Bagaimana agar rizki kita berkah ?
a. Rizki yang berkah bukan rizki yang banyak, tetapi rizki yang bermanfaat
b. Rizki yang berkah berasal dari sumber yang berkah
3. Bagaimana cara menghadapi orang tua yang jahat ?
a. Kalau jahat menurut syar`i, tinggalkan. Kalau bukan menurut syar`i, turuti semampu kita.
b. Orang berfikir dan bertindak bedasarkan ilmu dan pengalamannya
c. Kita tidak pernah tahu akan menjadi model orang tua seperti apa untuk anak-anak kita
14
15
Pengayaan
Empat tingkatan takdir, yang harus diimani sebagaimana Ahlus Sunnah mengimaninya.
1. Tingkatan Pertama
Beriman bahwa Allah Taala mengetahui apa yang dikerjakan oleh seluruh makhluk, dengan
ilmu-Nya yang azali dan abadi. Allah telah mengetahui segala keadaan mereka, yang berupa
ketaatan, rezki, maupun ajal. Dia mengetahui apa yang telah dan akan terjadi, apa yang tidak
terjadi bila ia terjadi, serta bagaimana ia terjadi. Allah Taala berfirman,
Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu (Ath-Thalaq: 12)
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Al-Ankabut:62)
2. Tingkatan Kedua
Penulisan segala sesuatu oleh Allah di dalam Lauh Mahfuzh, baik yang kecil maupun yang
besar, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Allah Taala berfirman,
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)
Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata. (Yasin: 12)
3. Tingkatan Ketiga
Kehendak Allah yang berlaku, yang tidak bisa ditolak dan kekuasaan-Nya yang tidak bisa
dihindarkan oleh suatu apapun. Seluruh peristiwa terjadi dengan kehendak dan kekuasaan
Allah. Adapun yang Dia kehendaki, niscaya terjadi dan apapun yang tidak Dia kehendaki,
niscaya tidak terjadi. Allah berfirman,
Dan kamu tidak dapat menghendaki, kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, Rabb semesta
alam. (At-Takwir: 29)
4. Tingkatan Keempat
Mencipta adalah wewenang Allah Taala. Dialah Khaliq (pencipta), sedangkan selain-Nya
adalah makhluk yang diciptakan-Nya. Allah Taala berfirman,
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (Az-Zumar: 62)
Adakah sesuatu pencipta selain Allah? (Fathir: 3)
Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu yang telah terjadi, bersamaan dengan itu Dia
memerintahkan para hamba untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya serta melarang
mereka dari kemaksiatan terhadap-Nya.
Dalam Syarh Aqidah Al-Wasithiyah, iman kepada penulisan takdir terdiri dari 5 macam :
1. Takdir yang meliputi seluruh makhluk
Allah telah mengetahui, menulis, menghendaki, dan menciptakannya, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya berikut dalil-dalilnya, dalam empat tingkatannya.
2. Takdir penulisan mitsaq (perjanjian),
Ketika Allah berfirman, Dan (ingatlah ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil persaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman), Bukankah Aku ini Rabbmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Rabb kami),
kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
16
mengatakan, Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (Al-Araf: 172)
3. Takdir Al-Umri (Penetapan umur), sekaligus penetapan rezki, ajal, amal perbuatan, serta
kebahagiaan dan kesengsaraan. Yaitu ketika masih berada di perut ibunya.
4. Takdir As-Sanawy (Penetapan tahunan). Allah berfirman, Pada malam itu, dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah (Ad-Dukhan:4)
Ibnu Abbas berkata, Ketika lailatul qadar, ditulislah pada ummul kitab, segala yang akan
terjadi pada tahun itu, baik yang berupa kebaikan, keburukan, maupun rezki.
5. Takdir Al-Yaumi (Penetapan harian).
Allah Taala berfirman, Setiap hari Dia dalam kesibukan (Ar-Rahman: 29)
Jadi, setiap hari Allah mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, mengangkat derajat
suatu kaum, merendahkan kaum yang lain.
Menurut petunjuk As-Sunnah, qalam tersebut terdapat empat macam:
1. Qalam pertama yang umum dan menyeluruh, meliputi seluruh makhluk.
2. Qalam kedua ketika Adam diciptakan. Qalam ini juga bersifat umum, tetapi hanya meliputi
seluruh bani Adam saja.
3. Qalam ketiga ketika malaikat diutus kepada janin yang berada di perut ibunya. Qalam ini
digunakan untuk menulis empat kalimat.
4. Qalam keempat diciptakan untuk seorang hamba ketika telah mencapai baligh. Qalam ini
dipegang oleh para malaikat pencatat, yang mereka gunakan untuk mencatat apa yang
dikerjakan oleh bani Adam.
17
Oleh : Ahmad Dzul Faqor, S.Pd.I
Disampaikan Pada :
Ta l i m Kul i ah Dzuhur Ramadhan 1432 H
DKM Ar-Rahman Empori um Pl ui t Mal l
Rabu, 10 Agustus 2011 / 10 Ramadhan 1432 H