You are on page 1of 17

1

Awraad Pembuka Majelis




,
...
.

,
. .
1. Al Mukarromuun wal Mukhtaromuun, segenap jajaran pengurus DKM Ar-Rahman Emporium
Pluit. Yang mudah-mudahan selalu ditolong Allah dalamberbagai hal :
a. Ditolong dalam meringankan kesulitan sedang dan akan dihadapi
b. Ditolong dalam mencari rizki yang halal dan dijauhi dari rizki yang tidak halal
c. Ditolong keluarganya, ditolong anak-anak.
d. Dijadikan keluarganya sakinah, mawaddah, dan rohmah.
Karena janji Allah, Intan surullaha yan surkum. Tolonglah agama Allah, maka Allah akan
menolong kalian. Majelis ini bisa ada karena usaha dan upaya segenap pengurus DKM Ar-
Rahman Emporium Pluit. Sehingga dapat dipastikan bahwa Allah akan menolong beliau-
beliau ini. Amiiin.
2. Demikian juga dengan hadirin, shoimiin shoimaat. Yang tidak bosan-bosan memberikan
suport, dukungan, baik moril maupun materiil. Yang selalu dan senantiasa hadir dalam setiap
acara yang diselenggarakan oleh DKM Ar-Rahman Emporium Pluit ini. Mudah-mudah Allah
juga berkenan memberikan keberkahan-Nya untuk kita semua, untuk keluarga kita, untuk
saudara-saudara kita, untuk orang tua kita, dan untuk orang-orang yang kita cintai dan kita
sayangi. Dijaga iman Islam kita hingga akhir hayat kita, sehingga akhirnya kita bisa
mendapatkan husnul khotimah sebagai pintu gerbang menuju surganya Allah Swt. Amiin.
Allah Menjadikan Manusia Sebagai Kholifah
Al Qur`an Surah Al Baqoroh : 30
^O)4 4~ CG4O
gOj^UEUg O)E+)
2
gN~E} O) ^O-
LOEO)UE= W W-EO7~
NE^_` OgOg }4`
O^NC OgOg lgOEC4
47.4`g].- }^44
E)Ol=O+^ Eg;O4
+Eg-+^4 El W 4~
EO)E+) NU;N 4`
4pOUu>

Definisi Menejemen Takdir
Menejemen Takdir merupakan sebuah upaya pendekatan kita kepada Allah Swt. agar Allah mau
menentukan takdir-Nya sesuai dengan keinginan kita.
Kenapa Takdir Perlu Di-menej ?
Karena, apa yang terjadi pada diri kita sekarang ini, merupakan akibat dari apa yang telah kita
lakukan pada masa lalu. Dan apa yang terjadi pada diri kita di masa yang akan datang merupakan
akibat dari apa yang sedang kita lakukan di masa sekarang.
W-NOg4-^-4 ^^)
4pNOg4LN`
Dan tunggulah (akibat perbuatanmu); Sesungguhnya Kami juga menunggu ( Qs. Huud : 122)
Dasar hukum :
1. Hadits Nabi Saw. yang diriwayatkan dari At-Tirmidzi


2. Al Qur`an Surat Ar-Rad : 11

+O e4l]EN` }g)` u-4
gOuCE4C ;}g`4 gOgUE=
+O4^OOE^4 ;}g` @O^` *.-
]) -.- +O)O4NC
4` `O) _/4EO
W-+O)O4NC 4` jgO^)
3
.-O)4 E1-4O +.-
O) -w7EOc E E14O4` +O
_ 4`4 _ }g)` gOg^1 }g`
-4
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak
merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

[767] Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran
dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang
dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut
Malaikat Hafazhah.
[768] Tuhan tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab
kemunduran mereka.

Tokoh Pelopor Menejemen Takdir :
1. Para Nabi dan Rasul, terutama Baginda Nabi Muhammad Saw.
a. Nabi Saw. pernah berdo`a kepada Allah Swt. agar Allah memberikan kemenangan kepada
tentara kaum muslimin pada Perang Badar
b. Nabi juga pernah berdo`a kepada Allah Swt, agar Allah memperkuat Islam dengan salah
satu diantara 2 (dua) (`Umr), yaitu dan


c. Nabi Saw. memilih hijrah ke kota Mekkah karena menghindari takdir buruk, yaitu dizolimi
oleh kafir Quraisy yang ingin menghancurkan Islam sebelum Islam berkembang.
2. Para Sahabat Nabi Saw.
a. Umar Bin Khottob. Ketika di Syam (Syria, Palestina, dan sekitarnya) terjadi wabah, Umar
bermaksud berkunjung ke sana membatalkan rencana beliau, dan ditanya oleh seseorang
"Apakah engkau lari dari dari takdir Tuhan?" Umar r.a. menjawab, "Saya lari dari takdir
buruk kepada takdir yang baik"
4
b. Imam Ali r.a. sedang duduk bersandar di satu tembok yang ternyata rapuh, beliau pindah
ke tempat lain. Aku ketiban tembok, adalah takdir Allah. Aku terhindar dari ketiban
tembok, juga takdir Allah. Maka aku memilih yang kedua
3. Para sahabat Nabi yang lain, para tabi`in, para tabi`it tabi`iin, sampai kepada para ulama dari
zaman dulu sampai zaman sekarang. Mereka selalu berdo`a dan berusaha dalam setiap
perjuangannya menegakkan ajaran Islam di mana pun mereka berada.
Ketentuan Allah itu terbagi menjadi 2 (dua)
1. Mu`allaq (ketentuan yang menggantung, masih ada toleransi, relatif)
Contohnya : Ketentuan tentang jalan hidup manusia, rizki, bala / musibah, jodoh, kematian
manusia apakah akan husnul khotimah atau akan su`ul khotimah, ilmu manusia,
calon penghuni surga / calon penghuni neraka, dsb.
2. Mubrom (ketentuan yang mutlak, sudah final, tidak bisa dirubah, sudah tetap, absolut)
Contohnya : Ketentuan tentang kelahiran dan keberadaan, jenis kelamin, fisik, peredaran
benda-benda langit, pergantian siang dan malam, dsb.

Objek dari menejemen takdir adalah ketentuan (qodo/takdir) mu`allaq, takdir tentang
kehidupan. Bagaimana agar kehidupan kita bisa menjadi lebih baik dari sekarang. Karena itu, Nabi
Saw. memberikan nasehat (motivasi) kepada kita :
,
Sedikitnya, ada 3 hal yang perlu dilakukan untuk memenej takdir kita :
1.

(Do`a) 2. (Usaha) / (Berubah) 3. (Menambah


ilmu)

(Do`a)
Do`a itu meminta kepada Allah, meminta sebaiknya mendekat.

Do`a itu senjatanya orang mumin

Do`a itu sumsumnya ibadah, intisarinya ibadah


Karena itu, kalau habis ibadah (sholat, tahlil, ngaji, kerja) do`a dulu


Adab Berdo`a
5
Syekh Abdul Qodir Jailani menjelaskan tentang adab berdo`a :
1. Menghadap kiblat, ada baiknya setelah sholat dan masih dalam keadaan berwudlu
2. Mengangkat kedua tangan sebagai bukti kesungguhan, karena sikap kita pasti akan
mempengaruhi jiwa kita.
3. Memohon ampun kepada Allah dengan membaca istighfar
4. Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad Saw.
5. Memuji Allah dengan membaca hamdalah
6. Berdo`a dengan khusyu sambil meyakini bahwa Allah akan menerima do`a yang dipanjatkan


Tempat-tempat Mustajabah (Makaanul Mustajaabah)
Di Mekkah
( Di Masjidil Haram )
1. Multazam, tampat diantara pintu kabah dan rukun hajar aswad.
Multazam itu tempat yang mustajabah. Tidak seorangpun hamba Allah yang berdo`a di
tempat ini, tanpa terkabul do`anya.
2. Di dalam Kabah, dan disekitar dinding kabah
3. Hijr Ismail, bangunan berbentuk setengah lingkaran di sebelah barat kabah
4. Di belakang Maqom Ibrahim, tampat batu pijakan Nabi Ibraham saat membangun kabah.
Setelah tawaf, disunnahkan untuk sholat sunnah dua rakaat di tempa ini.
5. Di sekitar Hajar Aswad
6. Sumur Zamzam

( Di Luar Masjidil Haram )
7. Di bukit Shafa
8. Di bukit Marwah
9. Diantara bukit Shofa dan Bukit Marwah, areal Sai
10. Jabal Rahmah, di Arafah. Dan di Padang Arafah itu sendiri
11. Goa Hira, di Jabal Nur. Dan di Jabal Nur itu sendiri
6
12. Mudzdalifah, saat mabit / bermalam
13. Mina
14. Di sekitar Tempat Jumroh (Wula, Wustho, dan Aqobah)
Di Madinah
15. Di Masjid Nabawi, tepatnya di Roudloh, tempat di antara mimbar dan makam Nabi Saw.
Berukuran xxx m, dibedakan dengan karpet berwarna merah dan ada tembok pembatas.
16. Di Masjid Quba


Waktu-waktu Mustajabah (Sa`aatul Mustajaabah)
Saat Pelaksanaan Ibadah Haji / Umroh
1. Saat mencium hajar aswad
2. Saat Thawaf
3. Saat Sa`i
4. Saat mabit di Mudzdalifah
5. Saat minum Air Zamzam
6. Saat lempar Jumroh (Wula, Wustho, dan Aqobah)
7. Sepanjang hari Arafah, saat Wuquf
8. Di dalam bulan Ramadhan
9. Pada sepertiga malam terakhir
10. Antara azan dan iqamat
11. Saat shalat fardu dan setelahnya
12. Saat sujud dalam sholat
13. Setelah membaca sholawat pada tahiyat akhir
14. Saat sedang berpuasa (wajib / sunnah)
15. Saat Sahur
16. Saat berbuka puasa
17. Sepanjang Malam Lailatul Qodar
18. Saat dalam perjalanan
7
19. Saat turun hujan lebat
20. Saat menghadapi musuh di medan perang
21. Saat menamatkan bacaan Al Quran 30 juz,
22. Saat mengeluarkan zakat, infak, atau sedekah
23. Ketika terbangun dari tidur di malam hari
24. Pada Hari Jum`at
a. Dari maghrib hari Kamis maghrib
b. Dari maghrib hari kamis shubuh
c. Dari shubuh - maghrib
d. Dari menjelang sholat Jum`at s/d selesai
e. Ketika khotib masuk ke dalam masjid
f. Diantara dua khutbah
g. Diantara Iqomat dan Takbir Imam
h. Setelah Ashar
25. Ketika ayam berkokok
Nabi Saw. bersabda :
Jika kalian mendengar ayam berkokok maka mintalah keutamaan dari Allah karena
sesungguhnya dia (ayam itu) melihat malaikat, dan jika kalian mendengar suara keledai
maka berlindunglah kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan
(HR. Al-Bukhari: 4/89. Diriwayatkan juga oleh Muslim: 4/2092 dari hadits Abu Hurairah)
26. Setelah ucapan amin imam dalam sholat berjama`ah
27. Setelah ijab qobul dalam acara pernikahan
28. Do`a sirri (do`a yang rahasia), yaitu do`a yang dipanjatkan untuk orang lain tapi orang lain itu
tidak tahu kalau dia dido`ain.
29. Do`a yang dipanjatkan Saat kita pasrah kepada Allah, dan kita yakin bahwa tidak ada yang bisa
menolong kita selain Allah Swt. Karena Allah tidak akan memberikan ujian kepada kita di luar
batas kemampuan kita.
Kalau kita kena musibah, larinya ke Allah. Bukan lari ke minuman, ke club, ajeb-ajeb.

8

Orang-orang Yang Do`anya Mustajabah
1. Orang yang berdo`a di tempat-tempat mustajabah
2. Orang yang berdo`a di waktu-tempat mustajabah
3. Orang-orang soleh
4. Orang tua, terutama Ibu
5. Kakek2 / Nenek2
6. Anak kecil
7. Anak yatim
8. Fakir Miskin
9. Orang yang dizolimin / terdzolimin
10. Pemimpin yang adil
11. Orang yang sedang terkena musibah dan bersabar atas musibah tersebut


Do`a itu ada 3 (tiga) macam
1. Do`a yang langsung dikabulkan.
2. Do`a yang disimpan untuk akhirat, sebagai penambah pahala
3. Do`a yang dijadikan sebagai penebus dosa.


Penyebab Tidak Langsung Diijabah
Syekh Ibrahim bin Adham, seorang ulama sufi termashur (wafat 782 M), menjelaskan 10 hal
yang membuat do`a tidak langsung :
1. Araftullaha wa lam tuiddu haqqahu. Mengaku mengenal Allah, tapi tidak memenuhi hak-hak-
Nya (beribadah kepada-Nya).
2. Qaratumul Quran wa lam tamaulu bihi. Suka membaca Alquran, tapi tak pernah
mengamalkan isinya.
3. Idaitum hubbu Rasulillahi wa taraktu sunnatuhu. Mengaku cinta kepada Rasulullah, tapi tak
pernah menjalankan sunnah-sunnahnya.
4. Idaitum udwanasy syaitani wa atatumuhu. Mengaku memusuhi syaitan tapi taat kepadanya.
9
5. Idaitumunnajaha minannari wa ramaitum anfusakum ilaiha. Mengaku membenci neraka,
tapi menjerumuskan diri ke dalamnya.
6. Idaitum dukhulal jannata wa lam tamaluhu. Mengaku ingin masuk surga, tapi tak pernah
melakukan perbuatan yang membawa ke arah itu.
7. Qultum annal mauta haqqun wa lam tastaiddullahu. Mengakui bahwa maut itu haq, tapi tak
pernah bersiap menghadapinya.
8. Istaghaltum bi uyubi uyubi ikhawani wa la tarauna uyuba anfusikum. Sibuk memperhatikan
aib orang lain, mengabaikan aib diri sendiri.
9. Akaltum nimataRabbikum wa lam tasykurullahu. Terus-menerus memakan nikmat Allah tapi
tak pernah mensyukurinya.
10. Adafantum mautakum wa lam tatabiru bihim. Sering menyaksikan penguburan mayat, tapi
tak pernah mengambil contoh darinya.


Teruslah berdo`a, karena pada setiap do`a terdapat kebaikan
1. Merupakan ikhtiar (usaha) untuk menjadi lebih baik
2. Selalu berbaik sangka kepada Allah
3. Semakin sabar terhadap ketentuan Allah
4. Semakin bersandar (pasrah/ikhlas) kepada Allah
5. Menenangkan hati, karena terus mengingat Allah
6. Semakin kuat keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah
7. Menambah pahala, dan menghapus dosa
(Usaha) / (Berubah)
Usaha itu ada 2 (dua)
1. Lahiriyah = mendapatkan 20% dari total hasil usaha kita yang semestinya
2. Bathiniyah = mendapatkan 80% dari total hasil usaha kita yang semestinya

Adz Dzaariyaat : 56
4`4 e^UE= O}_^-
"^e"-4 ) p+lu4Og
Al-Araaf : 96
10
O4 Ep u- -O4O^-
W-ONL4`-47 W-OE>-4
4L4-E jgOU4N eE4O4
=}g)` g7.EOO- ^O-4
}4 W-O+OOE
e_4^'O E) W-O+^
4pO+lO'4C


Usaha lahiriyah => Usaha fisik, seperti berdagang, bekerja, berbisnis, dsb


Usaha bathiniyah => Usaha pendekatan kepada Allah, agar Allah memberikan nikmat-Nya,
sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya.

1. Sholat wajib di awal waktu
2. Sholat berjama`ah
3. Sholat sunnah qobliyah shubuh
4. Sholat tahajjud
5. Sholat Dluha
6. Membaca surat Al Waqi`ah (setelah Ashar dan sebelum tidur)
7. Membaca surat Thohaa (sebelum shubuh)
8. Memperbanyak membaca sholawat kepada Nabi Saw.
9. Mengamalkan dzikir yang biasa diamalkan oleh para ulama, seperti : Dzikir Asma`ul Husna,
Dzikir Rothib Athos, Dzikir Rotib Haddad, Dzikir Barzanji, Dzikir Sholawat, dll.
10. Menjalin dan mempererat silatur rahmi
11. Sabar dan terus berusaha
12. Shodaqoh
13. Memberi nafqah berdasarkan skala prioritas (Qs. Al Baqoroh : 215)
C4^OU4*OEC -O4` 4pOgLNC
W ~ .4` +^E^ ;}g)`
OOE= ^Eg4OU)U
4-)4O^~-4
11
_OE4-41^-4
-=OO^-4 ^-4
O):OO- 4`4 W-OUE^>
;}g` OOE= Ep) -.- gO)
_1)U4
14. Menolong agama Allah (Misalnya, mendidik anak dengan ilmu agama)
15. Menghindari rizki yang syubhat, apalagi yang haram
16.


12
(Menambah ilmu)
Terutama :
1. Ilmu agama (Fardlu `Ain) =>
2. Ilmu yang bermanfaat untuk profesi kita masing-masing

,,



Qs. Al Mujaadilah : 11
Og^4C 4g~-.-
W-EONL4`-47 -O) 1g~ 7
W-OOOE> ) +)UEE^-
W-O=O^ gE=O^4C +.- 7
W -O)4 1g~ W-+O=e-
W-+O=e ;7O4C +.-
4g~-.- W-ONL4`-47 7Lg`
4g~-.-4 W-O>q
=Ug^- eE_4OE1 _ +.-4
E) 4pOUEu> OO)lE=
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.


Qs. Ar Rahman : 33
4O=uE4C ^-}_^- +^e"-4
p) +uC4-c- p
W-7OL> ;}g` jOC^~
g4OEOO- ^O-4
13
W-7O^ _ ]7OL> )
}CUOO)


Bahan Tambahan / Pertanyaan
1. Bagaimana agar anak kita bisa menaati apa yang kita inginkan ?
a. Sadari bahwa anak bukan bawahan
b. Baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah
c. Berikan suri tauladan
d. Jangan pernah berhenti mendo`akan anak
2. Bagaimana agar rizki kita berkah ?
a. Rizki yang berkah bukan rizki yang banyak, tetapi rizki yang bermanfaat
b. Rizki yang berkah berasal dari sumber yang berkah
3. Bagaimana cara menghadapi orang tua yang jahat ?
a. Kalau jahat menurut syar`i, tinggalkan. Kalau bukan menurut syar`i, turuti semampu kita.
b. Orang berfikir dan bertindak bedasarkan ilmu dan pengalamannya
c. Kita tidak pernah tahu akan menjadi model orang tua seperti apa untuk anak-anak kita


14





























15
Pengayaan
Empat tingkatan takdir, yang harus diimani sebagaimana Ahlus Sunnah mengimaninya.
1. Tingkatan Pertama
Beriman bahwa Allah Taala mengetahui apa yang dikerjakan oleh seluruh makhluk, dengan
ilmu-Nya yang azali dan abadi. Allah telah mengetahui segala keadaan mereka, yang berupa
ketaatan, rezki, maupun ajal. Dia mengetahui apa yang telah dan akan terjadi, apa yang tidak
terjadi bila ia terjadi, serta bagaimana ia terjadi. Allah Taala berfirman,
Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu (Ath-Thalaq: 12)
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Al-Ankabut:62)
2. Tingkatan Kedua
Penulisan segala sesuatu oleh Allah di dalam Lauh Mahfuzh, baik yang kecil maupun yang
besar, baik yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Allah Taala berfirman,
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)
Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata. (Yasin: 12)
3. Tingkatan Ketiga
Kehendak Allah yang berlaku, yang tidak bisa ditolak dan kekuasaan-Nya yang tidak bisa
dihindarkan oleh suatu apapun. Seluruh peristiwa terjadi dengan kehendak dan kekuasaan
Allah. Adapun yang Dia kehendaki, niscaya terjadi dan apapun yang tidak Dia kehendaki,
niscaya tidak terjadi. Allah berfirman,
Dan kamu tidak dapat menghendaki, kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, Rabb semesta
alam. (At-Takwir: 29)
4. Tingkatan Keempat
Mencipta adalah wewenang Allah Taala. Dialah Khaliq (pencipta), sedangkan selain-Nya
adalah makhluk yang diciptakan-Nya. Allah Taala berfirman,
Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. (Az-Zumar: 62)
Adakah sesuatu pencipta selain Allah? (Fathir: 3)
Allah-lah yang menciptakan segala sesuatu yang telah terjadi, bersamaan dengan itu Dia
memerintahkan para hamba untuk mentaati-Nya dan mentaati Rasul-Nya serta melarang
mereka dari kemaksiatan terhadap-Nya.

Dalam Syarh Aqidah Al-Wasithiyah, iman kepada penulisan takdir terdiri dari 5 macam :
1. Takdir yang meliputi seluruh makhluk
Allah telah mengetahui, menulis, menghendaki, dan menciptakannya, sebagaimana dijelaskan
sebelumnya berikut dalil-dalilnya, dalam empat tingkatannya.
2. Takdir penulisan mitsaq (perjanjian),
Ketika Allah berfirman, Dan (ingatlah ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil persaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman), Bukankah Aku ini Rabbmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Rabb kami),
kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
16
mengatakan, Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini (Al-Araf: 172)
3. Takdir Al-Umri (Penetapan umur), sekaligus penetapan rezki, ajal, amal perbuatan, serta
kebahagiaan dan kesengsaraan. Yaitu ketika masih berada di perut ibunya.
4. Takdir As-Sanawy (Penetapan tahunan). Allah berfirman, Pada malam itu, dijelaskan segala
urusan yang penuh hikmah (Ad-Dukhan:4)
Ibnu Abbas berkata, Ketika lailatul qadar, ditulislah pada ummul kitab, segala yang akan
terjadi pada tahun itu, baik yang berupa kebaikan, keburukan, maupun rezki.
5. Takdir Al-Yaumi (Penetapan harian).
Allah Taala berfirman, Setiap hari Dia dalam kesibukan (Ar-Rahman: 29)
Jadi, setiap hari Allah mengampuni dosa, menghilangkan kesusahan, mengangkat derajat
suatu kaum, merendahkan kaum yang lain.

Menurut petunjuk As-Sunnah, qalam tersebut terdapat empat macam:
1. Qalam pertama yang umum dan menyeluruh, meliputi seluruh makhluk.
2. Qalam kedua ketika Adam diciptakan. Qalam ini juga bersifat umum, tetapi hanya meliputi
seluruh bani Adam saja.
3. Qalam ketiga ketika malaikat diutus kepada janin yang berada di perut ibunya. Qalam ini
digunakan untuk menulis empat kalimat.
4. Qalam keempat diciptakan untuk seorang hamba ketika telah mencapai baligh. Qalam ini
dipegang oleh para malaikat pencatat, yang mereka gunakan untuk mencatat apa yang
dikerjakan oleh bani Adam.


17








Oleh : Ahmad Dzul Faqor, S.Pd.I




Disampaikan Pada :

Ta l i m Kul i ah Dzuhur Ramadhan 1432 H
DKM Ar-Rahman Empori um Pl ui t Mal l

















Rabu, 10 Agustus 2011 / 10 Ramadhan 1432 H

You might also like