You are on page 1of 8

YUNANI KUNO Peradaban Yunani Kuno Suku Yunani asli datang ke wilayah Yunani sekitar tahun 2000 SM.

Suku yang paling penting datang sekitar tahun 1000 SM dan mereka inilah yang menciptakan kebudayaan yangs sekarang dikenal sebagai kebudayaan Yunani. Dari beberapa suku yang datang yang paling menonjol adalah bangsa Doria yang tinggal di daratan dan bangsa Ionia yang tinggal disekitar Yunani. Suku-suku berdatangan secara bergelombang. Setelah menetap mereka mendirikan negara kota atau polis. Pemerintahan Yunani dikelilingi gunung-gunung, lembah dan teluk. Keadaan alam ini yang mempersulit hubungan satu kelompok dengan kelompok yang lain. Pemukiman yang terpisah lambat laun menjadi negara kota yang merdeka yang disebut polis. (Polis=citi states=negara kota). Pada masa ini, di Yunani terdapat banyak polis namun ada 2 negara kota yang terkemuka saat itu yaitu Sparta dan Athena. Istilah-istilah ketatanegaraan yang sekarang masih dipakai banyak berasal dari bahasa Yunani yang turut mencerminkan dinamika sistem pemerintahan bangsa Yunani. Contohnya adalah kata politik, monarki dan demokrasi. Yunani juga dikenal sebagai tempat lahirnya demokrasi. Pendidikan Filsafat, pengetahuan, seni, retorika, matematika, olah raga. Olimpiade pertama dilangsungkan di Yunani. Mengembangkan universitas modern di Athena. Terdapat perkembangan huruf dan tulisan yang mendapat pengaruh dari huruf Kreta. Terdapat pula perkembangan kesusasteraan. Misalnya buku Illyad karya pujangga Homerus yang di dalamnya juga menceritakan mengenai Troya. Religi Bangsa Yunani menganut kepercayaan banyak dewa dengan satu dewa agung yaitu dewa Zeus. Untuk memuja dewanya, bangsa Yunani membangun kuil yang megah. Bangsa Yunani percaya bahwa manusia adalah bentuk yang ideal. Bahwa manusia adalah ukuran dari segala hal. Hasil budaya mereka mencerminkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang natural. Hasil karya seni mereka sangat mendekati kenyataan alam, tetapi terdapat penekanan pada figure yang ideal. Seni Budaya Perkembangan kebudayaan Yunani melalui beberapa tahapan: Tahap Archais (640-490 SM) :Tahap permulaan

1.

2. 3.

Tahap Classic (490-300 SM) :Tahap puncak Tahap Hellenis (323-331 SM) :Tahap penghalusan Karakteristik Seni Inspirasi mitologis (dewa-dewi), atletik, perajurit dan orang terpandang/ penguasa. Ornamentasi banyak menggambarkan tumbuhan dan geometris. Penggambaran yang menuju bentuk-bentuk realistik yang berorientasi mengejar kesempurnaan bentuk yang natural. Terdapat perhitungan proporsi ideal yang digunakan dalam membuat karya seni, yang disebut the golden section/ golden mean. Karya seni yang paling menonjol adalah arsitektur, seni patung dan seni lukis yang banyak digambarkan pada tembikar dengan beragam bentuk. Bangunan kuil biasanya memiliki tampilan sangat megah, dengan konstruksi tiang dan bagian-bagian bangunan yang kompleks. Bangunan lainnya dibuat untuk berbagai kepentingan publik (amphiteater, bath, agora,dll). Arsitektur dan tata kota sangat maju. Seni Lukis Perkembangan seni tahap awal dapat dilihat dari peninggalan benda keramik yang diberi hiasan. Yunani mengekspor minyak zaitun dan wine. Dekorasi wadah komoditi tersebut ternyata membantu meningkatkan pemasarannya. Ini merupakan salah satu cikal bakal desain packaging. Perkembangan dekorasi dan seni lukis tembikar / keramik dapat dibagi menjadi beberapa tahap : a. Gaya Geometris (900-700SM), Pada mulanya hiasan-hiasan ini bermotif persegi/lingkaran. Kemudian berkembang menjadi bentuk manusia dan binatang. Tetapi sifat kaku dari hiasan tersebut masih terasa karena itu hiasan tersebut dikenal dengan gaya geometris. b. Gaya Figur Hitam (600-480SM) Permukaan dilapisi warna hitam, dengan lukisan-lukisan. Sifat naratif pada hiasan seni keramik Yunani sangat menonjol dan unsur dekoratif mulai berkurang. Mulai menunjukkan adanya penghargaan bagi seniman karena dalam hiasan gambar sering ditemukan tanda tangan. c. Gaya Figur Merah (530-450 SM) Figur-figur digambarkan makin realistik dengan menonjolkan keperkasaan. Narasi visual makin tampak. Dekorasi makin sedikit berupa ornamen-ornamen border

d. Gaya Dasar Putih (450-400 SM) Gambar sudah semakin natural dan mulai menunjukkan mimik wajah yang gembira dengan tubuh ramping dan elegan. Narasi visual masih tampak dan temanya semakin beragam. Dekorasi makin sedikit berupa ornamen-ornamen border Gaya Oriental Di dalam perkembangan selanjutnya muncul gaya oriental pengaruh dari Mesir dan Timur Tengah. Penggambaran manusia tampak lebih jelas dan muncul hiasan khas Mesir seperti pohon Palem.

Gaya Geometris

Gaya Figur Hitam

Gaya Figur Merah

Gaya Dasar Putih Seni Patung 1.

Gaya Oriental

Tahap Archais (640-490 SM) :Tahap permulaan Karya Archais yang menonjol adalah seni patung yang mucul sekitar abad 7. Patung ini memperlihatkan pangaruh seni patung dari Mesir.

Perbandingan seni patung Mesir Kuno dengan seni patung Yunani (Archais) : Kedua jenis patung banyak diperuntukkan bagi kepentingan religius. Patung Archais tampak lebih natural, bentuk lebih terbuka, dinamis (mengesankan pergerakan), dibanding patung Mesir Kuno yang sangat kaku Patung Archais mulai menampakkan ekspresi berupa senyuman yang khas, patung Mesir Kuno kebanyakan tanpa ekspresi Baju pada patung Archais tidak sekedar melekat pada tubuh, tapi diberi lipatan kain dan seolah memiliki volume tersendiri, patung Mesir Kuno pakaian sekedar melekat di tubuh. Paung Archais sudah mampu berdiri sendiri tidak menempel pada suatu latar belakang. Sehingga tampak lebih berdimensi. Patung Mesir Kuno masih menempel pada arsitektur. Karya yang paling tua adalah patung pria (Kouros) dan patung perempuan (Kore). Patung Kritios Boy (akhir Archais), merupakan peralihan menuju masa Klasik. Tampak patung sudah dibuat dengan sangat realistis. Pada saat ini mulai tampak menjemukan karena sangat realistis. Oleh karena itu, memasuki masa Klasik seniman mulai mencari bentuk yang lebih menarik dengan melebihkan bagian tubuh tertentu. 2. Tahap Klasik (490-300 SM) :Tahap puncak Ciri khas patung : Proporsi ideal Ekspresi wajah belum menonjol tapi sudah lebih luwes dibanding patung Archaic posisi kepala menoleh lembut mengesankan pergerakan memiliki Pose Contrapposto: posisi tubuh membentuk kurva S, pinggul miring, posisi lutut yang satu lebih rendah. Membuat pose tubuh menjadi lebih luwes dan seimbang. Pose ini dihasilkan dengan perhitungan proporsi tertentu. Beberapa bagian dilebihkan untuk memperoleh kesan lebih hebat Pada masa ini ada 3 orang pematung yang menyatukan ide dari patung bangsa Ionia dan Doria yaitu: Phidias (Kepala pematung pada proyek pembangunan kuil Parthenon) Myron Polykleitos Praxiteles (Pematung terkenal lainnya pada akhir masa Klasik) 3. Tahap Hellenisme (323-331 SM) :Tahap penghalusan Ciri-ciri patung : Ekspresi dan emosi tergambar dengan baik, aktif, dinamis, tidak terlalu realistik atau berlebihan (pose luwes dan sewajarnya).

lipatan kain dapat dibuat dengan sangat detail Gaya Hellenistik sering ditiru oleh bangsa Romawi dalam patung mereka. Patung bertema mitologis merupakan obyek yang masih populer.

Kouros | Archaic

Kore | Archaic

Kritios Boy Archaic Akhir

Doryphoros / Spearbearer karya Polykleitos| Klasik

Laocoon & Anakanaknya | Hellenis Nike Bersayap dari Samothrace | Hellenis

Discobolos karya Myron | Klasik

Hermes & Bayi Dionysos karya Praxiteles Klasik Akhir

Pada 326 SM wilayah kekuasaan Yunani mencapai India (masa Alexander The Great) turut menyebarkan pengaruh seni patung Hellenistik ke wilayah tersebut dan berbaur dengan gaya lokal yang berpusat di wilayah Gandhara.

Karya seni tersebut sering disebut patung Gandhara, yang sangat realistis. ESTETIKA PLATO DAN ARISTOTELES Plato meyakini teori bentuk ideal. Semua bentuk di dunia ini timbul dari suatu bentuk ideal dalam dunia spiritual. Maka semua yang kita alami adalah tiruan (dunia imitasi) yang tidak sempurna dari dunia yang lebih ideal. Plato menyebut seni sebagai tiruan dari dunia imitasi (mimesis). Tetapi Aristoteles meyakini bahwa seni berhubungan dengan ekspresi jiwa manusia. Seni harus mampu menyentuh jiwa manusia (katarsis). Seni bukan hanya mewakili dunia natural, tapi merupakan penafsiran kembali dari dunia natural, misalnya Patung Discobolos karya Myron. ARSITEKTUR Terdapat 3 gaya dominan, yang dapat dibedakan dari bentuk tiangnya: 1. Gaya Doria 2. Gaya Ionia 3. Gaya Corinthia

1 2 3 Tiang Dorik : polos dan lebih sederhana, dinamai sesuai dataran utama Yunani Tiang Ionik : memiliki capital/ kepala kolom yang berbentuk gulungan (scroll) Tiang Korintian: menggunakan dekorasi daun acanthus sebagai penghias capital.

Denah Kuil Yunani

Kuil Yunani secara sederhana memiliki bagian-bagian sebagai berikut : Cella/ Naos (tengah) yang biasanya terdapat patung yang dipuja (di X) Pronaos (teras depan) Opisthodomos (teras belakang) Pteroma merupaan selasar sekeliling naos Arsitektur Archais Menggunakan konstruksi Dorik. Sebelumnya kuil menggunakan kayu. Misalnya : Kuil Paestum Arstektur Klasik Disebut masa Perikles, karena ia merupakan pemimpin Yunani yang memprakarsai program pembangunan kompleks Akropolis selama Masa Klasik. Bangunan dalam kompleks tersebut, seperti Parthenon dan Erechteum dibangun untuk menghormati Athena, dewi pelindung kota Athena. Contoh : PARTHENON (448-432 SM) Arsitek : Ictinus dan Callicrates. Pematung : Phidias (pematung terkenal yang banyak membuat patung di Parthenon. Karena patung-patung di kuil ini banyak mengalami kerusakan, maka peninggalan karya Phidias tidak banyak tersisa).

Material : marmer, bentuk persegi panjang. Menggunakan banyak kolom/ tiang yang beralur yang memberikan ilusi kekokohan. ERECHTEUM / ERECHTEION(421-405 BC) Bangunan yang dibangun dengan teras para gadis (The Maiden Porch). Teras ini ditopang oleh kolom yang diukir membentuk patung gadis-gadis. Patung yang berfungsi sebagai penopang seperti ini disebut Caryatid.

Kuil Paestum

Kuil Parthenon

Kuil Erechteion | The Maidens Porch

You might also like