You are on page 1of 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Sistematika Penelitian

Studi Literatur

Pembatasan Masalah

Pemrograman Ordinary Method of Slices dengan MATLAB

Validasi hasil menggunakan PLAXIS 8 ver. 2D

Pemrograman Strength Reduction Method dengan MATLAB

Pemrograman Simulasi Monte Carlo dengan MATLAB

Kesimpulan & Saran

Gambar 3.1. Diagram Sistematika Penelitian

Gambar di atas menunjukkan diagram sistematika penelitian. Diagram ini dibagi menjadi tujuh bagian utama yaitu studi literatur, pembatasan masalah, pemrograman Ordinary Method of Slices menggunakan MATLAB, pemrograman Simulasi Monte Carlo menggunakan MATLAB, pemrograman Strength Reduction Method (SRM) menggunakan MATLAB, validasi hasil menggunakan program PLAXIS 8.2, dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan dan saran dari seluruh penelitian.

III.2. Pembatasan Masalah Dari studi literatur yang dilakukan, ditemukan bahwa setiap daerah di muka bumi ini memiliki keadaan tanah yang berbeda-beda, sehingga pada penelitian ini dilakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah yang telah disebutkan pada Bab I, diwakilkan dengan pemodelan lereng sebagai berikut:

10.0000

= 20 kN/m2 = 20o
45

c = 12,38 kPa

Gambar 3.2. Pemodelan Lereng1

Pemodelan lereng di atas memiliki permukaan longsor berbentuk lingkaran (circular slip surface) sebagai berikut:

E.M. Dawson, W.H. Roth, and A. Drescher, Slope Stability Analysis by Strength Reduction, Geotechnique 49, no. 6 (1999): 836.

Gambar 3.3. Circular Slip Surface dari Model Lereng2

Pemodelan lereng di atas akan terus digunakan pada penilitian ini, dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah disebutkan sebelumnya. III.3. Pemodelan Program Analisis Ordinary Method of Slices (OMS) Menggunakan MATLAB Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah pengerjaan analisis stabiliasi lereng dengan menggunakan Ordinary Method of Slices (OMS). Analisis stabilisasi lereng dengan metode ini menggunakan bahasa pemrograman MATLAB, yang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu input / masukan nilai parameter tanah serta geometri tanah, penggambaran geometri lereng dan permukaan longsor (circular slip surface), dan perhitungan nilai faktor keamanan lereng (FOS). Pemrograman analisis ini menggunakan fungsi rutin dari MATLAB berupa m-files, sehingga setiap fungsi operasi dan input dapat dengan mudah dimodifikasi dengan menggunakan m-files editor.

E.M. Dawson, W.H. Roth, and A. Drescher, Slope Stability Analysis by Strength Reduction, Geotechnique 49, no. 6 (1999): 837.

Gambar 3.4. Tampilan Awal Program MATLAB

Gambar 3.5. Tampilan Awal M-File Editor

Proses pemodelan program analisis OMS menggunakan MATLAB m-files editor dapat dilihat dari diagram berikut:

MULAI

INPUT NILAI GEOMETRI TANAH Panjang lereng (w), tinggi lereng (h)

INPUT NILAI PARAMETER TANAH Berat jenis tanah (), kohesi (c), sudut geser tanah () INPUT ASUMSI UNTUK ANALISIS OMS Besar sudut busur (), jumlah irisan (s)

KONDISI GEOMETRI LERENG & BENTUK PERMUKAAN LONGSOR ANALISIS GAYA-GAYA PENAHAN MASING-MASING IRISAN & JUMLAH KESELURUHANNYA ANALISIS GAYA-GAYA PENGGERAK MASING-MASING IRISAN & JUMLAH KESELURUHANNYA

NILAI FAKTOR KEAMANAN LERENG

Gambar 3.7. Diagram Pemodelan Program Analisis OMS Menggunakan MATLAB

Setelah membuat diagram alir di atas, proses dilanjutkan dengan menuangkan alur pemodelan dalam perancangan kode-kode script program dengan MATLAB berupa m-files pada m-files editor. Perancangan program analisis ini dibagi dalam tiga langkah penting, yaitu: 1. Input / memasukkan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam analisis, yaitu: nilai geometri tanah (panjang lereng / w dan tinggi lereng / h), nilai parameter tanah (berat jenis tanah / , kohesi / c, dan sudut geser tanah / ), nilai asumsi untuk analisis OMS (besar sudut busur / dan jumlah irisan / s). 2. Perancangan kondisi geometri lereng & bentuk permukaan longsor yang dihasilkan dari nilai-nilai input yang diperoleh.

r/3 Thetta

h = 10 m

Circular Slip Surface untuk Analisis

w = 10 m

Gambar 3.8. Kondisi Geometri Lereng & Bentuk Permukaan Longsor

3. Analisis gaya-gaya penahan dan penggerak pada masing-masing irisan, sehingga dapat menghasilkan nilai faktor keamanan lereng, sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab II. Hasil akhir yang diperoleh dari analisis ini adalah nilai faktor keamanan lereng yang muncul pada command window MATLAB yang terdapat pada tampilan awal program tersebut. Semua fungsi rutin yang digunakan pada pemodelan program ini dapat dilihat pada Lampiran A. III.4. Pemodelan Program Simulasi Monte Carlo pada MATLAB Analisis reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah simulasi Monte Carlo. Setelah melakukan pemodelan program untuk analisis OMS yang menghasilkan nilai faktor keamanan lereng, maka dilanjutkan dengan pemodelan program untuk simulasi Monte Carlo. Proses pemodelan program untuk simulasi Monte Carlo menggunakan MATLAB m-files editor dapat dilihat dari diagram berikut:

HASIL ANALISIS OMS BERUPA FAKTOR KEAMANAN LERENG

INPUT NILAI UKURAN SAMPEL YANG AKAN DIBANGKITKAN (RANDOM NUMBER GENERATION)

INPUT NILAI DISPERSI (c.o.v) UNTUK NILAI PARAMETER TANAH KOHESI (c) & SUDUT GESER TANAH ()

INPUT NILAI DISPERSI (c.o.v) UNTUK NILAI PARAMETER BERAT JENIS TANAH ()

RANDOM NUMBER GENERATION MENGGUNAKAN DISTRIBUSI NORMAL

RANDOM NUMBER GENERATION MENGGUNAKAN DISTRIBUSI LOG-NORMAL

FUNGSI BATAS (LIMIT STATE FUNCTION) MENGGUNAKAN NILAI NILAI ACAK YANG DIPEROLEH

NILAI PROBABILITY OF FAILURE (Pf), DENGAN INDIKATOR FK LERENG > 1

GRAFIK PERBANDINGAN PROBABILITY OF FAILURE TERHADAP NILAI FAKTOR KEAMANAN LERENG

Gambar 3.8. Diagram Pemodelan Program untuk Simulasi Monte Carlo Menggunakan MATLAB

Dari diagram di atas, proses pemodelan program untuk simulasi Monte Carlo memiliki lima langkah penting, yakni sbb:

1. Input nilai ukuran sampel untuk random number generation. Jumlah ukuran sampel yang digunakan berpengaruh terhadap akurasi nilai probability of failure yang diperoleh pada akhir simulasi Monte Carlo ini. Penentuan nilai ukuran sampel haruslah seefektif mungkin, karena semakin besar nilai ukuran sampel, semakin akurat pula hasil akhir dari simulasi ini, namun waktu yang dibutuhkan untuk memproses hasil akhir menjadi semakin lama. 2. Input nilai dispersi / penyebaran untuk nilai parameter tanah, yaitu berat jenis (), kohesi (c), dan sudut geser tanah (). Nilai dispersi yang digunakan adalah koefisien variasi / coefficient of variation (c.o.v). Proses input ini dilakukan bersamaan untuk nilai c dan , sedangkan untuk nilai dilakukan terpisah. 3. Setelah input nilai dispersi dilakukan, maka random number generation dilakukan untuk menghasilkan nilai-nilai acak dengan penyebaran dan ukuran sampel yang telah ditentukan. Proses ini juga dilakukan secara bersamaan untuk nilai c dan , dan dilakukan terpisah untuk nilai , sehingga pada akhirnya akan diperoleh dua nilai probability of failure yang terpisah. 4. Nilai-nilai parameter yang telah diacak sebelumnya dimasukkan lagi ke dalam fungsi kinerja / performance function atau fungsi batas / limit state function. Limit state function yang dilakukan pada proses ini menggunakan analisis OMS pada proses sebelumnya, sehingga menghasilkan nilai faktor keamanan lereng yang berukuran sama dengan nilai ukuran sampel pada random number generation parameter tanah yang dilakukan sebelumnya.

5. Dari seluruh nilai FOS yang diperoleh dari limit state function, selanjutnya akan diproses nilai probability of failure (pf), dengan indikator aman FOS > 1. Setelah melalui proses ini, maka diperoleh grafik perbandingan antara nilai FOS terhadap probability of failure yang akhirnya dapat digunakan sebagai referensi dalam desain stabilisasi lereng. III.5. Pemodelan Program Strength Reduction Method pada MATLAB Setelah nilai probability of failure diperoleh dari analisis reliabilitas dengan menggunakan simulasi Monte Carlo, maka dilanjutkan dengan pemodelan program Strength Reduction Method (SRM). Pada analisis ini, nilai parameter tanah c dan terus dikurangi dengan menggunakan fungsi yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Pemodelan program ini dilakukan pada m-files terpisah dengan pemodelan program simulasi Monte Carlo yang dilakukan sebelumnya, namun pada penelitian ini, metode SRM digunakan sebagai analisis reliabilitas untuk stabilitas lereng. Metode ini dilakukan sebagai perbandingan terhadap simulasi Monte Carlo yang telah dilakukan sebelumnya. Proses pemodelan program untuk Strength Reduction Method menggunakan mfiles editor MATLAB dapat dilihat dari diagram berikut:

HASIL ANALISIS OMS BERUPA FAKTOR KEAMANAN LERENG

INPUT NILAI FKtrial = 0,8 s.d. 2, DENGAN INTERVAL 0,01.

PEMODELAN PROGRAM SIMULASI MONTE CARLO

NILAI ctrial & trial SESUAI FUNGSI YANG DIGUNAKAN & NILAINILAI FK YANG DITENTUKAN.

FUNGSI BATAS (LIMIT STATE FUNCTION) / ANALISIS OMS MENGGUNAKAN NILAINILAI ctrial & trial YANG TELAH DIREDUKSI

NILAI PROBABILITY OF FAILURE (Pf) DENGAN INDIKATOR FK LERENG >1

GRAFIK PERBANDINGAN PROBABILITY OF FAILURE (Pf) TERHADAP FAKTOR KEAMANAN LERENG

Gambar 3.9. Diagram Pemodelan Program Strength Reduction Method Menggunakan MATLAB

Dari diagram alir di atas, proses pemodelan program Strength Reduction Method (SRM) memiliki lima langkah penting yang membedakan metode tersebut dengan proses simulasi Monte Carlo, yaitu:

1. Input nilai FKtrial dengan batas antara 0,8 s.d. 2, dengan interval 0,01. Nilai FKtrial ini berfungsi sebagai pembagi untuk nilai ctrial dan trial. Pada simulasi Monte Carlo, nilai c dan diacak sesuai ukuran sampel dan nilai dispersi yang telah digunakan, sedangkan pada metode ini, nilai ctrial dan trial ditentukan sesuai dengan jumlah FKtrial yang digunakan serta nilai FKtrial yang digunakan. 2. Perhitungan nilai ctrial dan trial dengan menggunakan fungsi yang telah diberikan sebelumnya, yaitu:

3. Nilai-nilai ctrial dan trial yang telah diperoleh digunakan lagi pada analisis OMS, yakni dengan mengubah nilai c dan yang aktual dengan nilai-nilai parameter tanah yang baru diperoleh. Dari setiap nilai c dan yang baru tersebut akan diperoleh nilai faktor keamanan lereng yang baru, dengan besar ukuran yang sama banyaknya dengan besar ukuran FKtrial yang ada. 4. Dari seluruh nilai faktor keamanan lereng yang diperoleh dari analisis ulang OMS, maka selanjutnya dilakukan analisis reliabilitas dengan menghitung nilai probability of failure (pf), dengan indikator aman FK >1. Setelah melalui proses ini, maka diperoleh grafik perbandingan antara nilai FOS terhadap

probability of failure yang akhirnya dapat digunakan sebagai referensi dalam desain stabilisasi lereng.
Hasil akhir yang diperoleh pada proses ini adalah nilai probability of failure, serta grafik perbandingan antara nilai FOS terhadap nilai probability of failure. Hasil akhir tersebut

akan dibandingkan dengan proses analisis reliabilitas menggunakan simulasi Monte Carlo.

III.6. Validasi Hasil dengan Analisis Stabilitas Lereng Menggunakan PLAXIS Versi 8.2. Proses ini dilakukan setelah seluruh analisis menggunakan MATLAB telah selesai dilakukan. Hasil akhir yang diperoleh pada analisis ini berupa nilai faktor keamanan lereng, yang akan dibandingkan terhadap nilai analisis OMS pada MATLAB yang telah dilakukan sebelumnya. Nilai faktor keamanan lereng pada analisis ini juga akan digunakan untuk memperoleh nilai probability of failure pada grafik perbandingan nilai FK lereng terhadap nilai probability of failure. Grafik tersebut sebelumnya diperoleh pada pemodelan program untuk simulasi Monte Carlo dan pemodelan program untuk Strength Reduction Method. Pada analisis ini, variasi pemodelan yang dilakukan terdiri dari dua bagian yaitu: 1. Pemodelan pertama, yaitu pemodelan dengan nilai parameter tanah dan geometri tanah yang identik dengan gambar 3.2. 2. Pemodelan kedua, yaitu pemodelan dengan nilai parameter tanah yang disesuaikan dengan nilai maksimum dari random number generation pada simulasi Monte Carlo, sedangkan geometri tanah yang identik dengan gambar 3.2. Dalam proses analisis ini, program PLAXIS ver 8.2 terdiri dari tiga proses utama, yaitu: proses input (pemasukan data), proses calculation (perhitungan), dan proses output (nilai keluaran).

III.6.1. Proses Input (Pemasukan Data) Pada saat program Plaxis mulai diaktifkan, maka tampilan general settings akan muncul untuk mengatur awal pemodelan, dengan prosedur sebagai berikut:

Gambar 3.10. Tampilan Awal General Settings Plaxis Ver. 8.2.

1. Analisis model dengan menggunakan plane strain atau axisymmetry, dengan keterangan sebagai berikut: a. Plane strain digunakan untuk pemodelan struktur yang memiliki penampang melintang yang seragam sepanjang tegak lurus bidang gambar dimana perpindahan atau regangan dalam arah tegak lurus bidang gambar diasumsikan nol (e=0). b. Axisymmetry digunakan untuk pemodelan struktur yang memiliki penampang radial atau lingkaran yang seragam dimana deformasi dan tegangan diasumsikan sama di setiap arah lingkaran.

Pada kedua pemodelan yang akan dianalisis pada penelitian ini, model yang digunakan adalah plane strain, karena dalam pemodelan stabilitas lereng kedua model ini memiliki penampang lereng yang berbentuk melintang.

Gambar 3.11. Pemilihan Analisis Model

2. Menentukan jumlah elemen nodal yang digunakan dalam analisis Plaxis. Analisis dalam Plaxis dilakukan dengan menggunakan elemen berbentuk segitiga dengan enam nodal atau 15 (lima belas) nodal. Untuk pemodelan kasus-kasus yang rumit, elemen dengan 15 nodal memberikan hasil yang lebih akurat. Kekurangan elemen dengan 15 nodal ini adalah kapasitas memori yang besar dan proses perhitungan yang lebih lambat. Pada penelitian ini, proses pemodelan stabilitas lereng menggunakan elemen dengan 15 nodal.

Gambar 3.12. Pemilihan Jumlah Nodal Analisis

Kemudian, pada general settings terdapat bagian dimensions, yang berfungsi untuk mendefinisikan satuan dan dimensi geometri dari pemodelan yang dibuat.

Gambar 3.13. General Settings untuk Pemilihan Dimensi

Pada penelitian ini pemilihan dimensi menggunakan nilai default yang telah ditentukan sebelumnya oleh program Plaxis itu sendiri, sesuai yang ditampilkan pada gambar 3.13 di atas. Setelah seluruh general settings telah diatur, maka tampilan input Plaxis akan berubah menjadi geometri. Pada bagian geometri ini, ada beberapa bagian yang harus ditentukan, yakni sebagai berikut: 1. Model geometri yang akan dipakai, dimana model ini dibuat dengan geometry line untuk kedua pemodelan yang akan dianalisis.

Gambar 3.14. Model Geometri Lereng

2. Boundary conditions yang digunakan adalah standard fixities, dimana program Plaxis akan menentukan kondisi perletakan yang paling aktual dari model geometri yang akan dibuat.

Gambar 3.15. Standard Fixities Geometri Lereng

3. Material properties. Input material properties dari model yang akan dianalisis berupa clay, dengan nilai-nilai parameter tanah yang telah ditentukan sebelumnya.

Gambar 3.16. Model dan Tipe Material yang Digunakan pada Analisis

Kemudian, parameter tanah di-input dengan menggunakan nilai parameter tanah yang telah ditentukan sebelumnya.

Gambar 3.17. Pemodelan Parameter Tanah yang Digunakan pada Analisis

Setelah memasukkan nilai parameter tanah yang digunakan, selanjutnya adalah menentukan jenis interfaces yang digunakan. Interfaces berfungsi untuk mensimulasikan interaksi antara tanah dan struktur. Pada penelitian ini, interfaces yang digunakan adalah rigid.

Gambar 3.18. Tipe Interfaces yang Digunakan pada Analisis

Gambar 3.19. Material Tanah Lereng

4. Mesh generation, yang dibentuk secara otomatis oleh Plaxis. Jumlah mesh atau kehalusan penampang dapat ditentukan melalui opsi global coarseness. Semakin halus mesh yang dibuat, maka perhitungan akan semakin akurat. Namun perhitungan ini akan membutuhkan memori komputer yang lebih besar dan waktu yang lebih lama untuk memproses perhitungan tersebut. Untuk pemodelan dalam penelitian ini, digunakan jenis .

Gambar 3.20. Pemodelan Mesh Generation

5. Initial conditions, digunakan untuk memodelkan kondisi initial effective stress dan initial geometry configuration, yang disesuaikan dengan berat jenis air.

Gambar 3.21. Input Berat Jenis Air

Gambar 3.22. Active Pore Pressure pada Pemodelan Lereng

Karena pemodelan lereng yang digunakan hanya berupa satu lapis tanah dan tidak memiliki muka air tanah, maka tidak terdapat tekanan air pada lereng tersebut, seperti yang dilihat pada gambar 3.22 di atas. Sehingga, tegangan efektif yang terjadi pada lapisan tanah tersebut hanya berupa tegangan dari berat jenis tanah itu sendiri. III.6.2. Proses Calculation (Perhitungan) Perhitungan untuk mengetahui bentuk permukaan longsor lereng dan faktor keamanan lereng pada kedua jenis model yang akan dianalisis selanjutnya diaplikasikan pada bagian calculation dengan menggunakan dua fase perhitungan, yaitu: staged construction plastic (phase 1) dan incremental multipliers phi/c reduction (phase 2).

Phase 1 berfungsi untuk menentukan besarnya beban ultimate yang dapat ditahan tanah tersebut, sedangkan phase 2 berfungsi untuk mengetahui nilai faktor keamanan lereng yang dapat dibaca pada tab Multiplier pada nilai -Msf.

Gambar 3.23. Perhitungan Pemodelan Lereng

III.6.3. Proses Output (Nilai Keluaran) Output yang dihasilkan dari hasil perhitungan untuk analisis ini adalah berupa bentuk permukaan longsor dari lereng serta nilai faktor keamanan lereng yang dapat dilihat pada tab multipliers di calculation window. Bentuk permukaan longsor yang diperoleh pada analisis pemodelan pertama adalah sebagai berikut:

Gambar 3.24. Output dari Permukaan Longsor Lereng

Gambar 3.25. Output Nilai Faktor Keamanan Lereng

You might also like