You are on page 1of 11

/.vnvn )ccv.vvn /c.

iv /ni

ASUHAN KEPERAWATAN ATRESIA ANI



A. PENGKA1IAN
Diperlukan pengkajian yang cermat dan teliti untuk mengetahui masalah pasien
dengan tepat, sebab pengkajian merupakan awal dari proses keperawatan. Dan
keberhasilan proses keperawatan tergantung dari pengkajian. Konsep teori yang
diIunakan penulis adalah model konseptual keperawatan dari Gordon. Menurut Gordon
data dapat dikelompokkan menjadi 11 konsep yang meliputi :
1. Persepsi Kesehatan Pola Manajemen Kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan perawatan di rumah.
2. Pola nutrisi Metabolik
Anoreksia, penurunan BB dan malnutrisi umu terjadi pada pasien dengan
atresia ani post kolostomi. Keinginan pasien untuk makan mungkin terganggu oleh
mual dan munta dampak dari anestesi.
3. Pola Eliminasi
Dengan pengeluaran melalui saluran kencing, usus, kulit dan paru maka
tubuh dibersihkan dari bahan - bahan yang melebihi kebutuhan dan dari produk
buangan. Oleh karena pada atresia ani tidak terdapatnya lubang pada anus, sehingga
pasien akan mengalami kesulitan dalam deIekasi (Whaley & Wong,1996).
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Pola latihan dan aktivitas dipertahankan untuk menhindari kelemahan otot.
/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

. Pola Persepsi KognitiI


Menjelaskan tentang Iungsi penglihatan, pendengaran, penciuman, daya
ingatan masa lalu dan ketanggapan dalam menjawab pertanyaan.
6. Pola Tidur dan Istirahat
Pada pasien mungkin pola istirahat dan tidur terganggu karena nyeri pada
luka inisisi.
7. Konsep Diri dan Persepsi Diri
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body
comIort. Terjadi perilaku distraksi, gelisah, penolakan karena dampak luka jahitan
operasi (Doenges,1993).
8. Peran dan Pola Hubungan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit.
Perubahan pola biasa dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas Iisik untuk
melaksanakan peran (Doenges,1993).
9. Pola ReproduktiI dan Sexual
Pola ini bertujuan menjelaskan Iungsi sosial sebagi alat reproduksi
(Doenges,1993).
10. Pola Pertahanan Diri, Stress dan Toleransi
Adanya Iaktor stress lama, eIek hospitalisasi, masalah keuangan, rumah
(Doenges,1993).
/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

11. Pola Keyakinan dan Nilai


Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang
dipeluk dan konsekuensinya dalam keseharian. Dengan ini diharapkan perawat
dalam memberikan motivasi dan pendekatan terhadap klien dalam upaya
pelaksanaan ibadah (Mediana,1998).

. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre Operasi
a. Inkontinen bowel (tidak eIektiI Iungsi eksretorik) berhubungan dengan tidak
lengkapnya pembentukan anus.
b. Konstipasi berhubungan dengan aganglion.
c. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake,
muntah.
d. Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit dan
prosedur perawatan.
2. Post Operasi
a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari
kolostomi.
b. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post operasi (Kolostomi).
c. Resiko inIeksi berhubungan dengan perawatan tidak adekuat, trauma jaringan
post operasi.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.


/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

. INTERVENSI KEPERAWATAN
Pre Operasi
1. Inkontinen bowel (tidak efektif fungsi eksretorik) berhubungan dengan tidak
lengkapnya pembentukan anus.
a. Tujuan : terjadi peningkatan Iungsi usus.
b. Kriteria hasil :
- pasien akan menunjukkan konsistensi tinja lembek
- terbentuknya tinja
- tidak ada nyeri saat deIekasi
- tidak terjadi perdarahan.
c. Intervensi :
1. Dilatasikan anal sesuai program.
Rasional : membuat saluran pengeluaran Ieces
2. Pertahankan puasa
Rasional : mengurangi kerja usus dan pembentukan Ieces
3. Pertahankan puasa dan berikan terapi hidrasi IV sampai Iungsi usus normal.
Rasional : mencegah dehidrasi

. Konstipasi berhubungan dengan aganglion
a. Tujuan : Klien mampu mempertahankan pola eliminasi BAB dengan teratur.
b. Kriteria Hasil :
- Penurunan distensi abdomen.
- Meningkatnya kenyamanan.
c. Intervensi :
1. Lakukan enema atau irigasi rectal sesuai order.
/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

Rasional: Evaluasi bowel meningkatkan kenyaman pada anak.


2. Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam
Rasional: Meyakinkan berIungsinya usus
3. Ukur lingkar abdomen
Rasional: Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya
distensi

. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan menurunnya intake,
muntah
1. Tujuan : Klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan
2. Kriteria Hasil:
- Output urin 1-2 ml/kg/jam
- Capillary reIill 2 detik
- Turgor kulit baik
- Membrane mukosa lembab.
3. Intervensi :
1. Monitor intake output cairan
Rasional : Dapat mengidentiIikasi status cairan klien
2. Lakukan pemasangan inIus dan berikan cairan IV
Rasional : Mencegah dehidrasi
3. Pantau TTV
Rasional : Mengetahui kehilangan cairan melalui suhu tubuh yang tinggi


/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

. emas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit


dan prosedur perawatan.
a. Tujuan : Kecemasan orang tua dapat berkurang
b. Kriteria Hasil :
- Klien tidak lemas
c. Intervensi :
1. Jelaskan dengan istilah yang dimengerti oleh orang tua tentang anatomi dan
Iisiologi saluran pencernaan normal. Gunakan alay, media dan gambar
Rasional :Agar orang tua mengerti kondisi klien
2. Beri jadwal studi diagnosa pada orang tua
Rasional : Pengetahuan tersebut diharapkan dapat membantu menurunkan
kecemasan
3. Beri inIormasi pada orang tua tentang operasi kolostomi
Rasional : Membantu mengurangi kecemasan orang tua.

Post Operasi
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari
kolostomi.
a. Tujuan : Klien tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan kulit lebih lanjut.
b. Intervensi :
1. Gunakan kantong kolostomi yang baik
Rasional : kantong kolostomi yang baik bisa mencegah terjadinya
kebocoran atau kerusakan sehingga tidak akan terjadi proses perawatan
yang salah.
2. Kosongkan kantong ortomi setelah terisi / atau 1/3 kantong
/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

Rasional : apabila isinya kantong tidak terlalu banyak, ini juga dapat
membantu kenyamanan pasien. Serta tidak ditakutkan untuk Iull.
3. Lakukan perawatan luka sesuai order dokter
Rasional : perawatan luka dapat menghindarkan kerusakan integritas kulit,
serta dapat mengurangi nyeri yang terjadi.

. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post operasi (Kolostomi)
a. Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 24
jam pertama
b. Kriteria Hasil:
- Nyeri berkurang
- Pasien merasa tenang
- Tidak ada perubahan tanda vital
c. Intervensi:
1. Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien
Rasional : membantu dalam mengidentiIikasi sumber nyeri dan intervensi
yang tepat.
2. Berikan penjelasan pada pasien tentang nyeri yang terjadi
Rasional : penjelasan dapat menurunkan ansietas, dan meningkatkan
relaksasi selama prosedur.
3. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi
Rasional : mengembalikan perhatian, meningkatkan rasa kontrol
4. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : dapat menghilangkan nyeri dan ketidaknyamanan.

/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

. Resiko infeksi berhubungan dengan perawatan tidak adekuat, trauma jaringan


post operasi.
a. Tujuan : tidak terjadi inIeksi.
b. Kriteria hasil :
- tidak ada tanda tanda inIeksi
- TTV normal
- lekosit normal.
c. Intervensi :
1. Pertahankan teknik septik dan aseptik secara ketat pada prosedur medis atau
perawatan.
Rasional : mencegah introduksi organisme dan kontaminasi lewat udara
yang dapat menyebabkan inIkesi
2. Amati lokasi invasiI terhadap tanda-tanda inIeksi.
Rasional : membantu introduksi bakteri ke dalam tubuh. Deteksi dini atau
pengobatan terjadinya inIeksi dapat mencegah sepsis.
3. Pantau suhu tubuh, jumlah sel darah putih.
Rasional: suhu tubuh yang tidak normal, dapat diketahui dengan mudah jika
terjadi inIeksi dan bisa segera ditangan langsung. Selain itu, sel darah putih
juga sangat mempengaruhinya.
4. Pantau dan batasi pengunjung , beri isolasi jika memungkinkan.
Rasional : dengan sedikitnya pengunjung yang datang, maka dapat
mengurangi bakteri atau virus yang terpapar di ruangan pasien.
. Beri antibiotik sesuai advis dokter.
Rasional : dapat mengatasi inIeksi dan mencegah sepsis.

/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.


a. Tujuan : Orang tua dapat meningkatkan pengetahuannya tentang perawatan di
rumah.
b. Intervensi :
1. Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya pemberian makan tinggi kalori
tinggi protein.
Rasional : dengan mengetahui makanan tinggi kalori dan protein, orang tua
akan lebih mudah untuk memberikan makanan yang berguna untuk anak.
Selain itu, pemberian makanan juga dapat membantu proses penyembuhan
anak.
2. Ajarkan orang tua tentang perawatan kolostomi.
Rasional : orang tua bisa tahu dan tidak perlu lagi bertanya-tanya, sehingga
membantu proses perawatan.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Seperti tahap lainnya dalam proses keperawatan Iase pelaksanaan terdiri dari :
validasi rencana keperawatan, dokumentasi rencana keperawatan dan melakukan
tindakan keperawatan.
1. Validasi rencana keperawatan
Suatu tindakan untuk memberikan kebenaran. Tujuan validasi data adalah menekan
serendah mungkin terjadinya kesalahpahaman, salah persepsi. Karena adanya
potensi manusia berbuat salah dalam proses penilaian.

/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

2. Dokumentasi rencana keperawatan


Agar rencana perawatan dapat berarti bagi semua pihak, maka harus
mempunyai landasan kuat, dan bermanIaat secara optimal. Perawat hendaknya
mengadakan pertemuan dengan tim kesehatan lain untuk membahas data, masalah,
tujuan serta rencana tindakan.
3. Tindakan keperawatan
Meskipun perawat sudah mengembangkan suatu rencana keperawatan yang
maksimal, kadang timbul situasi yang bertentangan dengan tindakan yang
direncanakan, maka kemampuan perawat diuji untuk memodiIikasi alat maupun
situasi.
E. EVALUASI
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang terus menerus dengan melibatkan klien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan
keehatan dan strategi evaluasi. Tujuan dari evaluasi adalah menilai apakah tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak.








/.vnvn )ccv.vvn /c.iv /ni

DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner and Suddarth. (1996). Text book oI Medical-Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
2. Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisike-3.
Jakarta : EGC.
3. Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta :
EGC.
4. Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans.
Guidelines Ior planing and documenting patient care. Alih bahasa : I Made Kariasa, Ni
Made Sumarwati. EGC. Jakarta.
. Dorland. (1998). Kamus Saku Kedokteran Dorlana. Alih Bahasa: Dyah Nuswantari Ed.
2. Jakarta: EGC
6. Prince A Sylvia. (199). (patoIisiologi). Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah
EGC. Jakarta.
7. Long, Barbara. C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Terjemahan: Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan. U Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku
Keperawatan Pediatrik. Edisike-3. Jakarta : EGC. Wong,
8. Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri Kurnianianingsih (ed),
Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.SA: CV Mosby.
9. Jan, Tambayong dr. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Pelita Harapan.
10.Mc Phee, Stephen J. 2002. iagnosa dan 1erapi Kedokteran. Jakarta : Salemba
Medika.
11.Mansjoer, AriI . 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

You might also like