You are on page 1of 52

ilmu perawat

Selasa, 20 Juli 2010


./43/
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal Ginjal Kronik adalah proses kehilangan Iungsi ginjal secara progresiI dalam periode
beberapa bulan atau beberapa tahun. Penyakit ini merupakan masalah di bidang neIrologi dengan
angka kejadian yang cukup tinggi. Gejala-gejala memburuknya Iungsi ginjal tidak spesiIik, dan
mungkin juga ditemukan tidak enak badan dan penurunan naIsu makan. GGK merupakan
masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Dimana secara bertahap terjadi penurunan
Iungsi ginjal dari waktu ke waktu dan biasanya menetap. Yang menderita penyakit ginjal tahap
akhir dan akan terus meningkat jika kita tidak melakukan pencegahan dan pengelolaan dengan
baik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD)
melalui pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji pasien dengan Chronic Kidney Disease (CKD)
b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease
(CKD)
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease
(CKD)
d. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease
(CKD)
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease
(CKD)
I. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Chronic Kidney Disease
(CKD)
C. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metodeskriptiI (studi kasus, studi
kepustakaan, dan dokumentasi).

D. Ruang Lingkup
Penulisan laporan ini terbatas pada 'Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Chronic Kidney
Disease (CKD) di ruang D RS PGI CIKINI JAKARTA dengan menggunakan tahap-tahap
proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan pendokumentasian.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dari penulisan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I berisikan:
Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Metode Penulisan, Ruang Lingkup, dan
Sistematika Penulisan
2. Bab II berisikan:
Landasan Teori yang terdiri atas dua teori yaitu Tinjauan Teoritis Medis dan Konsep Asuhan
Keperawatan

3. Bab III berisikan:
Tinjauan Kasus yang terdiri atas Pengkajian Data Dasar dan Fokus, DaItar Masalah, Diagnosa
Keperawatan, Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
4. Bab IV berisikan Pembahasan
5. Bab V berisikan Kesimpulan dan Saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
1. Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan Iungsi ginjal yang menahun, yang umumnya
tidak reversible dan cukup lanjut.
(Daldijono,dkk.1987)
2. Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan Iungsi renal yang progresiI dan irreversible dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).
(Brunner dan Suddarth, 2002)
3. Penyakit Ginjal Kronik adalah suatu proses patoIisiologi dengan etiologi yang beragam
mengakibatkan penurunan Iungsi ginjal yang progresiI dan pada umumnya berakhir dengan
gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan Iungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti
ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal
(Sudoyo.W.Aru,dkk. 2003)
4. Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresiI dan
irreversible dari berbagai penyebab.
(Price dan Wilson, 1995)
5. Gagal ginjal kronik merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan terjadinya
penurunan Iungsi ginjal yang irreversible dan pada tahap atau tingkat tertentu dibutuhkan
tindakan pengganti ginjal yang tetap yang bisa berupa dialysis atau transplantasi ginjal.
(www.wikipedia.com)




B. ETIOLOGI
1. GlomeruloneIritis kornik
2. Obstruksi dan inIeksi saluran kemih
3. Ginjal polikistik (kista yang berlebihan)
4. Hipertensi esensial
5. Diabetes militus
6. Gagal ginjal akut

C. ANATOMI FISOLOGI
1. Ginjal :
- Letak ginjal
- Retroperitoneal
- Ginjal kiri lebih tinggi dari ginjal kanan
- Ukuran P : 12 cm; L : 2,5 cm
- Struktur ginjal, terdiri dari :
- Kapsul Iibrosa
- Korteks : glomerulus, kapsula bowman, duktus prosimalis, duktus distalis (neIron)
- Medulla/piramida : ansa henle, duktus koledokus
- Pelvis











GAMBAR GINJAL
Gambar 1. Potongan ginjal yang memperlihatkan struktur internalnya dan diagram neIron yang
diperbesar








(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth
edisi 8 vol II, 2002)
Gambar 2. Diagram sebuah NeIron yang memperlihatkan struktur Glomerulus dan Tubulus











(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth
edisi 8 vol II, 2002)




- Suplai darah : arteri renalis dari aorta
- Jumlah darah / cardiak aotput
- Arteri Renalis Arteri Peritubulus Ar. AIeren Glomerulus Ar. EIeren Vs.
Peritubulus V. Renalis
- Struktur Iungsional ginjal
NeIron
- Merupakan unit struktur dan Iungsional ginjal
- 1 juta neIron per 1 ginjal
- Terdiri dari :
Glomerulus capsul bowma`s
Tubula proksimal
Ansa Henle
Tubulus distal

e. Fungsi ginjal
- Memelihara batasan pH norma, jumlah dan komposisi cairan tubuh.
- Mengekskresikan produk akhir metabolsime.
- Mensekresikan hormon, salah satunya adalah eritropoetin yang menstimulus Iungsi tulang
merah mengadakan eritropoesis (pembentukan SDM)
- Berperan dalam pembentukan Vit. D.
- Mengekskresikan obat-obatan.





D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPERBERAT GAGAL GINJAL KRONIK
1. InIeksi traktus urinarius
InIeksi traktus urinarius secara sendiri jarang memperburuk GGK, kecuali inIeksi yang sangat
berat, Seperti Iaal ginjal bila disertai dengan obstruksi sehingga perbaikannyapun harus terpadu.

2. Obstruksi traktur urinarius
Obstruksi traktus urinarius dapat terjadi pada daerah intrarenal sampai uretra.
3. Hipertensi
Hipertensi yang memperburuk GGK biasanya adalah hipertensi berat, maligna atau penurunan
tekanan darah berlebihan sehingga aliran darah ginjal berlebihan
4. Gangguan perIusi/aliran darah ginjal
a. Dekompensasi jantung/gagal jantung
b. Dehidrasi akibat azotemia, salt loosing nephropaty, diuretik, gastrointeritis dan poliuria.
c. Tamponade jantung akibat perikarditis.
d. Obstruksi arteri vena ginjal akibat emboli atau trombosis.


5. Gangguan elektrolit
Gangguan elektrolit seperti hiperkalemia, hiperkalsemia, hiperIosIatemia, dan hiperurikemia
melalui berbagai mekanisme mengurangi Iaal ginjal.
6. Pemakaian obat-obat neIrotoksik
Obat neIrotoksik, tidak saja obat yang bersiIat terapeutik tetapi juga kontras, obat anastesi dan
obat yang secara tidak langsung mempengaruhi Iaal ginjal.


E. MANIFESTASI KLINIK
1. Pada Sistem Kardiovaskuler
a. Hipertensi
b. Pitting edema (kaki, tangan, sakrum)
c. Edema periorbital
d. Pembesaran vena leher (distensi vena jugularis)

2. Pada Sistem Integumen
a. Warna kulit abu-abu mengkilat
b. Kulit kering, bersisik
c. Pruritus
d. Ekimosis
e. Kuku tipis dan rapuh
I. Rambut tipis dan kasar
3. Pada Sistem Pulmonar
a. Krekels
b. Sputum kental dan liat
c. Napas dangkal
d. Pernapasan kussmaul
e. Overload eIusi pleura
4. Pada Sistem Gastrointestinal
a. Napas bau amonia
b. Ulserasi dan perdarahan pada mulut
c. Anoreksia, mual dan muntah
d. Konstipasi dan diare
e. Perdarahan dari saluran GI
5. Pada Sistem Neurologi
a. Kelemahan dan keletihan
b. KonIusi
c. Disorientasi
d. Kebas
e. Kejang
I. Kelamahan pada tungkai
g. Rasa panas pada telapak kaki
h. Perubahan perilaku
6. Pada Sistem Muskuloskeletal
a. Kram otot
b. Kekuatan otot hilang
c. Fraktur tulang
d. Foot drop
7. Pada Sistem Reproduksi
a. Amenore
b. AtroIi testikuler
8. Sistem hematologi
Anemia







G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urine (lengkap dan kultur)
a. Volume : biasanya kurang daro 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada (anuria)
b. Warna : secara abnormal urine keruh mungkin di sebabkan oleh pus, bakteri, lemak.
c. Berat jenis : kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat.
d. Osmolaritas : kurang dari 350 mosm/kg menunjukkan kerusakan tubular.
e. Klirens kreatinin : mungkin agak menurun dengan nilai normal 5 ml/menit/1,73 m2
I. Natrium : lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi Na.
g. Protein : derajat tinggi proteinuria (3-4 ) secara kuat menunjukkan glomerulus bila SDM dan
Iragmen juga ada.
2. Darah
a. BUN/Kreatinin : meningkat, biasanya meningkat dalam proporsi, kadar kreatinin 10 mg/dl di
duga tahap akhir.
b. Hitung darah lengkap : Ht menurun pada anemia
Hb biasanya kurang dari 7-8 g/dl
c. SDM : Waktu hidup menurun pada deIisiensi eritropoetin seperti pada arotemia.
d. Na Serum : mungkin rendah
e. Kalium : peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai dengan perpindahan seluler (asidosis)
atau hemolisis SDM.
I. Magnesium : meningkat
g. Kalsium : menurun
h. Protein : kadar serum menurun dapat menunjukkan kehilangan protein melalui urine,
perpindahan cairan, penurunan pemasukan atau penurunan sintesis karena kurang asam amino
esensial.
3. Osmolaritas serum : lebih besar dari 285 mOsm/kg
4. Peilogram retrograid : menunjukkan abnormalitas pelbis ginjal dan ureter.
5. USG Ginjal : Menentukan ukuran ginjal ada adanya massa, kusta, obstruksi pada saluran
perkemihan bagian atas.

H. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan konservatiI
Penatalaksanaan konservatiI GGK bermanIaat bila Iaal ginjal masih pada tahap insuIisiensi
ginjal dan gagal kronik, yaitu Iaal ginjal berkisar antara 10-50 atau nilai kreatinin serum 2 mg
- 10 mg .
Penatalaksanaan konservatiI dapat juga bermanIaat untuk menjarangkan Irekuensi dialisis
komponen penatalaksanaan konservatiI GGK :
a. Cairan
b. Pembatasan natrium
c. Obat anti hipertensi
d. Anemia
e. Hiperkalemia
I. Asidosis metabolik
g. Dosis obat
h. Preservati vena
i. Persiapan psikologis untuk dialisis dan transplantasi
j. Gangguan neuromuskular
k. DM
l. Anestesi
m. Diit
- Diit rendah protein
- Asam amino esensial
- Protein bertahap yaitu
- 60 gr/hari
- 40 gr/hari GFR (5 10) ml/menit
- 20 gr/menit GFR 5 ml/menit
- Kalori dari KH dan lemak
Penatalaksanaan konservatiI dihentikan bila diperlukan dialisis temporer seperti terjadinya
hiperkatabolik karena operasi. InIeksi berat atau kelebihan cairan dan hipertensi yang tidak
terkendali.
2. Hemodialisis
a. Dialisis adalah : DiIusi artikel larut dari satu kompartemen cairan ke kompartemen lain
melewati membran semi permeabel.
b. Hemodialisis adalah : Satu bentuk prosedur cuci darah dimana darah dibersihkan melalui
ginjal buatan dengan bantuan mesin.
Tujuan dialisis :
- Membuang sisa metabolisme protein
- Mempertahankan konsentrasi elektrolit.
- Mengoreksi asidosis
- Mengeluarkan cairan berlebihan dalam darah
Proses dialisis terjadi dalam 3 proses yaitu :
- Proses diIusi
Perpindahan bahan/zat berlarut karena pembedaan kadar di dalam darah dan di dalam cairan
dialisat. Makin tinggi kadar zat terlarut di dalam darah, makin banyak zat yang pindah ke cairan
dialisat.
- Proses ultraIiltrasi
Pindahnya air dan bahan/tak terlalut karena perbedaan tekanan hidrostatik di darah dan dicairan
dialisat.


- Proses osmosis
Berpindahnya air karena tenaga kimia (perbedaan osmolalitas darah dan dialisat
Indikasi dilakukan haemodialisis bila terdapat :
- Kegagalan ginjal mendadak (akut renal Iailure : ARF)
- Kegagalan ginjal menahun (Chronic renal Iailure : CRF)
- Dialisis preparatiI/proIilaktiI
- Dan lain-lain
Misalnya : intoksikasi, juga pada penderita psosiais, schtricophremia.

Kontra indikasi haemodialisis :
- Umur
Dulu ditetapkan usia maksimum adalah 50 tahun, tetapi belakangan ini batas tersebut sudah
dinaikkan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya tenologi HD dan bertambahnya pengalaman-
pengalaman.
- Adanya penyakit-penyakit di luar ginjal yang tidak dapat disembuhkan misalnya : keganasan.
- Adanya penyakit kardiovaskular yang berat, misalnya : adanya inIark dan sebagainya.
- Keadaan umum yang terlalu buruk.
Sirkulasi pada haemodilisis
- Extra coly oreal blood carculation untuk sekali pakai.
- Dialysat circulation

Dialisat terbentuk dari 2 bahan : cairan dialisat pekat dan air.
Dialisat terdiri dari : Natrium, Kalium, Calsium, Magnesium, Acetat/ Bicarbonat, Chloride,
Dextrose dan Air.

Hal-hal yang perlu diperhatikan (Haemodilysis)
- Pada pasien
Peningkatan berat badan
Tekanan darah
Keluhan sesak naIas, sakit dada, panas, gatal, pusing, mual
Keputenan A-V shunt
Perdarahan pada sekitar jarum
- Pada mesin dan alat
Mesin sipa pakai
Priming alat
Cairan dialisat
Obat-obatan
Heparin, test pembekuan darah
Kecepatan aliran darah
Conductivity
Kebocoran darah di dializer
Gelombung udara
TMP (Trans Membrane Pressure)

3. Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal merupakan suatu alternatiI yang terintegrasi dengan jenis transplantasi
lainnya.
Transplantasi diartikan ke tempat lain di dalam organisme itu sendiri atau ke dalam organisme
lain.
Sampai sekarang transplantasi ginjal yang berhasil hanya dapat dilaksanakan bila dipindahkan
pada organisme spesies yang sama.



I. Komplikasi
1. Jantung : Edema paru, eritomia, eIusi perikardium
2. Gangguan elektrolit : Hiperkalemia, hiponatremia, asidosis
3. Neurologi : Iritabilitas neuromuskular, tremor, koma,, gangguan kesadaran, kejang.
4. Gastrointestinal : Nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahan GI.
5. Hematologi : Anemia
6. InIeksi : Pneumonia, septikemia, inIeksi noso-komial.





















ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
A. Pengkajian
1. Aktivitas/kesehatan
Gejala : Kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise
Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau somnolen)
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak

2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi lama atau berat
Palpitasi; nyeri dada (angina)
Tanda : Hipertensi, DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak tangan
distritmia jantung nadi lemah halus, hipiotensi ortostatik menunjukkan hipovolemia, yang jarang
pada penyakit tahap akhir

3. Integritas ego
Gejala : Faktor stress, contoh Iinansial, hubungan dan sebagainya
Perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
Tanda : Menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian

4. Eliminasi
Gejala : Penurunan Irekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare atau konstipasi
Tanda : Perubahan warna urine, contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria, dapat
menjadi anuria.


5. Makanan/cairan
Gejala : Peningkatan BB cepat (edema), penurunan BB (malnutrisi)
Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut (pernaIasan amonia)
Penggunaan diuretik
Tanda : Distensi abdomen/asites, pembesaran hati (tahap akhir)
Perubahan turgor kulit/kelembaban
Edema (umum/tergantung)
Ulserasi gusi, perdarahan gusi/lidah
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.

6. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur
Keram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki
Kebas/kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstremitas bawah (neuropati periIer)
Tanda : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan
konsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.
Kejang, aktiIitas kejang, Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam hari)
Tanda : Perilaku berhati-hati/ distraksi, gelisah

8. PernaIasan
Gejala : Napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/ tanpa sputum kental dan
banyak
Tanda : Takipnea, dispnea, peningkatan Irekuensi/kedalaman (pernaIasan kussmaul).
Batuk produktiI dengan sputum merah muda-encer (edema paru)

9. Keamanan
Gejala : Kulit gatal
Ada/berulangnya inIeksi
Tanda : Pruritus
Demam (septis, dehidrasi), normotemia dapat secara aktual terjadi peningkatan pada pasien yang
mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal (eIek GGK/depresi respons imun).
Petekie, area ekimosis pada kulit
Fraktur tulang, deposit Iostat kalsium (kalsiIikasi metastatik) pada kulit, jaringan lunak, sendi,
keterbatasan gerak sendi.

10. Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, inIertilitas


11. Interaksisosial
Gejala : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan Iungsi
peran, biasanya dalam keluarga.

12. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat DM keluarga (resti untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, neIritis, herediter,
kalkulus, urinaria, malignansi, riwayat terpajan pada toksin, contoh obat, racun lingkungan.


B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

No Diagnosa Keperawatan Tujuan
Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi cairan dan natrium, penu runan
pengeluaran urine. Tujuan :
Mempertahankan keseimba ngan cairan sehingga tidak ada peningkatan berat badan

Kriteria evaluasi :
- Menunjukkan turgor kulit normal tanpa edema.
- Tidak adanya distensi vena leher.
- Peningkatan berat badan dalam batas normal
- Mempertahankan pembata san diet dan cairan.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Nilai laboratorium dalam batas normal. 1. Kaji status cairan
a. Timbang berat badan
b. Keseimbangan masukan dan cairan.
c. Turgor kulit dan adanya edema.
d. Distensi vena leher
e. Tekanan darah, denyut dan irama nadi
2. Batasi masukan cairan


3. Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pem batasan cairan.
4. Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering

5. IdentiIikasi sumber potensial cairan
Medikasi dan cairan yang diguna kan untuk pengobatan oral dan intravena.
6. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan cairan.







- Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan
meng evaluasi intervensi.




- Pemberian cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluaran urin dan respon terhadap terapi.
- Kenyamanan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap pembatasan diet.

- Hygiene oral mengurangi ke keringan membran mukosa mulut.

- Sumber kehilangan cairan yang tidak diketahui dapat diidentiIikasi.



- Peningkatan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ureum yang berlebihan
pada air liur (rasa tidak enak pada mulut) Tujuan :
Klien dapat mempertahankan kebutuhan nutrisi yang ade kuat.
Kriteria evaluasi :
- Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi.
- Klien/keluarga melaporkan adanya peningkatan naIsu makan.
- Klien mengungkapkan kesediaan dan mengikuti diet.
- Hasil laboratorium dalam batas normal. 1. IdentiIikasi Iaktor-Iaktor yang mencetuskan
mual/muntah, diare, nyeri pada abdomen
2. Observasi jumlah masukan makanan yang dikonsumsi oleh klien.
3. Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan/hilangnya bising usus.
4. Anjurkan posisi semi Iowler saat makan.

5. Timbang berat badan

6. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.

7. Awasi dan pantau hasil laboratorium : Hb/Ht, elektrolit, albumin, globulin dan protein total.
8. Konsul dengan ahli gizi

9. Berikan tambahan nutrisi melalui IV sesuai indikasi
10. Ajarkan kepada pasien dan keluarga pentingnya menjaga pola hidup yang sehat, terutama
dalam hal konsumsi makanan/minuman
11. InIormasikan dan kaji ulang pengetahuan pasien dan keluarga tentang gizi

- Membantu dalam menentukan program terapi yang tepat

- Membantu dalam menentukan program terapi tambahan yang mungkin diperlukan
- Kembalinya Iungsi usus menunjuk kan kesiapan untuk makan lagi

- Menurunkan rasa penuh pada perut, mencegah aspirasi dan meningkat kan pemasukan
- Memberikan inIormasi tentang kebutuhan diet/keeIektiIan terapi
- Menghilangkan rasa tidak enak pada mulut dan dapat meningkatkan naIsu makan
- Indikator kebutuhan cairan/elektrolit dan nutrisi serta keeIektiIan terapi dan mencegah
terjadinya komplikasi

- Untuk membantu dalam menentukan kebutuhan diet yang tepat
- Memenuhi kebutuhan cairan/ elektrolit dan nutrisi
- Mempertahankan status kesehatan dan mencegah penyakit kambuh lagi


- Sebagai bahan evaluasi atau memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien atau keluarga

3. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan toksin uremik dan pengendapan
kalsium di pori-pori kulit Tujuan :
Mempertahankan integritas kulit
Kriteria evaluasi :
- Kulit tetap halus tanpa menjadi kering dan pecah-pecah
- Ulkus dan lesi tidak terjadi 1. Kaji kulit setiap hari, catat warna, turgor kulit, sirkulasi dan
sensori. Gambarkan lesi dan amati perubahan.
2. Dorong untuk ambulasi/turun dari tempat tidur jika memungkinkan
3. Gunting kuku secara teratur.


4. Lakukan massase atau pijat dengan menggunakan lotion atau krim terutama pada daerah yang
mendapat tekanan dalam jangka waktu yang lama.
5. Kolaborasi untuk pemberian salep atau krim sesuai indikasi.
6. Ajarkan kepada pasien dan keluarga tentang penting menggunting kuku pasien dengan teratur.
7. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hygiene kulit - Menentukan
garis dasar dimana perubahan pada status dapat dibandingkan dan melakukan intervensi yang
tepat.
- Menurunkan tekanan pada kulit dan istirahat lama di tempat tidur
- Kuku yang panjang dan kasar meningkatkan resiko kerusakan dermal
- Memperlancar sirkulasi terutama pada area yang memdapat tekanan dan menjaga kelembaban
kulit (kenyamanan)

- Sebagai salah satu terapi untuk mempertahankan integritas kulit.
- Kuku yang pendek mengurangi terjadinya inIeksi atau luka akibat digaruk

- Mempertahankan kebersihan kulit karena kulit yang kering dapat menjadi sumber inIeksi
4. Intoleransi aktivitas ber hubungan dengan kelema han, anemia. Tujuan :
Klien dapat memperhatikan peningkatan toleransi dalam beraktivitas

Kriteria evaluasi :
- Klien/orang tua dapat mengungkapkan aktivitas yang dapat menambah kelemahannya.
- Klien dapat mengidentiIikasi situasi yang dapat meningkat kan ketidaktoleransiannya terhadap
aktivitas.
- Klien berpatisipasi dalam aktivitas yang dibutuhkan.
- Klien mengungkapkan rasa nyaman setelah melakukan aktivitas.
- Tidak pucat, tidak ber keringat.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal. 1. Observasi penyebab tidak toleransi terhadap aktivitas,
baik Iisik maupun psikologis
2. Pantau dan catat kemampuan klien sebelum dan sesudah beraktivitas, meliputi : denyut nadi,
tekanan darah, pola naIas, penggunaan otot tambahan dan warna kulit.
3. Observasi rasa nyeri sebelum beraktivitas
4. Anjurkan klien/keluarga melapor kan jenis aktivitas yang dapat menambah kelelahan.
5. Beri kesempatan istirahat bagi klien di antara waktu beraktivitas.

6. Beri pujian atas kebersihan pasien dalam meningkatkan aktivitas.
7. Libatkan keluarga dalam mening katkan aktivitas dan perawatan pasien.
8. Rujuk/konsul ke Iisioterapi untuk meningkatkan aktivitas.
9. Jelaskan kepada klien/keluarga tentang pentingnya periode istirahat setiap hari khususnya
dalam beraktivitas.
10. Berikan inIormasi kepada keluarga tentang program Iisioterapi yang akan diberikan pada
pasien, lama dan manIaatnya.
- Mengetahui jenis tindakan keperawatan yang akan diberikan

- Mengantisipasi kemungkinan terjadi kelelahan Iisik yang hebat.




- Memberi rasa nyaman

- Mencegah dan meminimalkan terjadi kelelahan Iisik yang berat

- Mencegah kelelahan dan mencegah agar tidak terjadi sesak setelah beraktivitas
- Meningkatkan harga diri dan percaya diri klien
- Meningkatkan hubungan kekeluarga an dan membantu dalam proses penyembuhan klien
- Berguna dalam membuat rpogram aktivitas/latihan individual
- Mencegah terjadinya kelelahan Iisik yang berat dan mencegah terjadinya sesak dalam
beraktiIitas

- Berguna untuk mendapat per setujuan dari keluarga sehingga dapat mencegah kemungkinan
yang akan terjadi
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurang inIormasi. Tujuan :
Meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan
Kriteria evaluasi
- Menyatakan hubungan antara penyebab gagal ginjal dan konsekuensinya.
- Menjelaskan pembatasan cairan dan diet sehubungan dengan kegagalan regulasi ginjal.
- Menyatakan hubungan antara gagal ginjal dengan kebutuhan penanganan menggunakan kata-
kata sendiri.
- Menyatakan rencana untuk melanjutkan kehidupan normalnya sedapat mungkin
- Menggunakan inIormasi dan instruksi tertulis untuk mengklariIikasi pertanyaan dan mencari
inIormasi tambahan.


1. Kaji pemahaman klien/keluarga mengenai penyebab gagal ginjal, konsekuensinya dan
penanganan nya
2. Bantu pasien/keluarga untuk mengindentiIikasi cara-cara untuk memahami berbagai
perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi, hidup.
3. Jelaskan kepada pasien/keluarga Iungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai dengan
tingkat pemahaman dan kesiapan untuk belajar. - Merupakan instruksi dasar untuk penjelasan
dan penyuluhan lebih lanjut

- Pasien/keluarga dapat melihat bahwa kehidupannya tidak berubah akibat penyakit


- Pasien/keluarga dapat belajar tentang gagal ginjal dan penanganan setelah mereka siap untuk
memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya.
6. Gangguan perIusi jaringan serebral berhubungan dengan oklusi, vaskulitis pada pembuluh
darah di otak dan periIer
Tujuan :
Mempertahankan tingkat kesadaran membaik dan Iungsi kognitiI, motorik/ sensorik.

Kriteria evaluasi :
Menunjukkan nilai TVV dalam batas normal/ stabil.
Tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK.
Nilai GCS dalam batas normal Mandiri :
1. Bantu klien untuk meninggikan bagian kepala tempat tidur (15-30o) untuk memIasilitasi
kembalinya sirkulasi.
2. Amati tanda dan gejala inIeksi (mis: demam, urine keruh, drainase purulen.
3. Mengobservasi dan pantau tanda-tanda vital.

4. Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran, bentuk dan reaksinya.


5. Pantau tanda dan gejala pening katan edema serebral misalnya, menurunnya denyut nadi,
tingkat kesadaran, GCS.



6. Bantu klien dalam mempertahan kan masukan kalori dan protein dalam diet.
7. Catat adanya perubahan peng lihatan: kebutaan/gangguan lapang pandang.
8. Pertahankan keadaan tirah baring, ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi
pengunjung/aktivitas sesuai indikasi.
9. Cegah terjadinya mengejan saat deIeksi dan batuk yang terus-menerus.

Kolaborasi :
10. Berikan oksigen sesuai indikasi.



11. Berikan obat-obatan sesuai indikasi:
* Antikoagulasi : Coumandin, heparin, anti trombosit, diaridamol (persantine)
* Anti Iibrotik : asam amino kaproid
* Anti hipertensi : amicar
* Vasodilatasi periIer : siklan delat
12. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium.
- Meninggikan aliran balik vena dari kepala sehingga akan mengurangi kongesti dan edema atau
resiko terjadinya peningkatan TIK.
- Meminimalkan terjadinya inIeksi nosokomial.

- Variasi mungkin terjadi karena tekanan/trauma serebral pada daerah vasomotor otak.
- Reaksi pupil diatur oleh saraI kranial okulomotor (III) dan berguna untuk menentukan apakah
batang otak masih bagus.
- Mengkaji adanya kecenderungan perubahan tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK
adalah sangat berguna dalam menentukan lokasi, penyebaran/luasnya dan perkembangan dari
kerusakan serebral.
- BermanIaat sebagai indikator dalam menentukan status gizi dan mempertahankan BB ideal.
- Gangguan penglihatan yang spesiIik, memperlihatkan daerah otak yang terkena.
- Aktivitas/stimulasi yang kontinu dapat meningkatkan TIK.


- Manuver valsava dapat mening katkan TIK dan mem perbesar terjadinya perdarahan.


- Menurunkan hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi sere-bral dan tekanan meningkat/
terbentuknya edema.
- Untuk memperbaiki aliran darah.

* Mencegah lisis bekuan dan perdarahan berulang.

* Mencegah perluasan kerusa kan.
* Memperbaiki sirkulasi kolat eral.

- Memberikan inIormasi tentang keeIektiIan pengobatan/terapi.

7. Nyeri (akut) kepala berhu bungan dengan peningkatan tekanan vaskular serebral. Tujuan :
Nyeri berkurang sampai dengan hilang

Kriteria Evaluasi :
Pasien dapat melaporkan nyeri hilang/terkontrol
Tampak rileks
Mampu istirahat/tidur cukup Mandiri :
1. Kaji nyeri, perhatikan lokasi dan intensitas/skala nyeri.
2. Mempertahankan tirah baring selama Iase akut.
3. Hilangkan/minimalkan aktiIitas vasokontriksi yang dapat mening katkan sakit kepala, mis,
mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.
4. Berikan tindakan kenyamanan



Kolaborasi :
5. Berikan sesuai indikasi
Analgesik
Antiansietas,mis.,lorazepam (antivan),diazepam (valium).

- Untuk membantu dalam menen tukan keeIektiIan intervensi.
- Meminimalkan stimulasi/ meningkat kan relaksasi.
- Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada adanya
peningkatan tekanan vaskular serebral

- Meningkatkan relaksasi otot, memIokuskan kembali perhatian dan dapat meningkatkan kemam
puan koping.

- Menurunkan/mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang sistem saraI simpatis.
- Dapat mengurangi tegangan dan ketidaknyamanan yang diperberat oleh stress.

8. Perubahan proses pikir ber hubungan dengan perubahan Iisiologis. Tujuan :
Klien dapat melakukan komuni kasi verbal dengan baik.
Kriteria evaluasi :
Meningkatkan tingkat mental biasanya.
MengidentiIikasi cara untuk mengkompensasi gangguan kognitiI / deIisit memori.
Mandiri :
1. Kaji luasnya gangguan kemam puan berpikir, memori, dan orientasi.



2. Perhatikan kelelahan dalam komunikasi.



3. Berikan orang terdekat inIormasi tentang status pasien.


4. Tingkatkan istrahat adekuat dan tidak mengganggu periode tidur.
Kolaborasi :
5. Siapkan untuk dilisis
- EIek sindrom uremik dapat terjadi dengan kekacauan dan berkem bangan ke perubahan kepri
badian atau ketidakmampuan untuk mengasimilasi inIormasi dan berpartisipasi dalam
perawatan.
- Pasien mungkin mengalami kehilangan kemampuan untuk memantau ucapan yang keluar dan
tidak menyadari komunikasi yang diucapkan tidak nyata.
- Beberapa perbaikan dalam mental mungkin diharapkan dengan perbaikan kadar BUN elektrolit,
dan pH serum yang lebih normal.
- Gangguan tidur dapat mengganggu kemampuan kognitiI lebih lanjut.

- Penyimpangan proses pikir nyata dapat menunjukkan memburuknya azotemia dan kondisi
umumm, memerlukan intervensi cepat untuk meningkatkan homeostatis.



BAB III
TINJAUAN KASUS


Nama Pasien : Tn. S.
Umur : 42 tahun
Pendidikan : S M A
Pekerjaan : Karyawan BCA
Pengkajian : Tgl. 31-05-10 pkl. 10.30
Nama Mahasiswa : Teolestari yawan zebua

Pengkajian diambil dari : Pasien, status, dan orang lain (istri)
Tanggal masuk : 04-05- 2010 pkl. 15.50
Sumber/ asal pasien : I G D
Dokter yang merawat : PDGH

RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Penyakit : 1 bulan os merasakan mudah lelah dan pusing Bulan Juni 2010, instruksi
dokter untuk HD.
Keluhan Utama : Mengeluh mual, muntah
Pernah Dirawat : Ya ; Tahun 2010 Di: RS mitra bekasi
Penyakit Dahulu : Hipertensi
Obat-obatan yang diminum :Captopril
Operasi transplantasi ginjal di china
Riwayat Alergi : Tidak ada

PERNAPASAN
Sesak Napas : Tidak
Pola Napas : Teratur
Suara : Vesikuler/ bronchovesikuler
Lain-lain :

KARDIOVASKULER
Irama Jantung : Reguler; Tunggal
Nyeri Dada : Tidak
Karakteristik Nyeri : Tidak
Bunyi jantung : Normal
Capilarry ReIill : 3 detik
Distensi vena jugularis : Tidak
Akral : Hangat

PERSARAFAN DAN PENGINDERAAN
Kepala dan Muka : ada edem jen ijuy
Kesadaran : Compos mentis
GCS : Eye: 4 Motorik: 6 Verbal: 5
Total: 15
ReIleks Iisiologis : Patella, trisep, bisep
ReIleks patologis : Tidak ada
Gangguan saraI kranial : Tak ada kelainan
Istirahat/ tidur : Tak ada kelainan
Penglihatan/ Mata : Penggunaan kacamata
Pupil : Isokor
ReIlex cahaya : PositiI
Sklera : Tidak ikterik Konjungtiva: Tidak anemis
Pendengaran/ Telinga : Tak ada kelainan
Hidung : Tak ada kelainan
Gangguan penciuman : Tak ada kelainan

PERKEMIHAN
Urine : Warna kuning keruh, bau khas
Disuria saat kencing
Kandung kencing : Tak ada kelainan
Alat bantu : Kurang lampias jika BAK
Meatus eksternal : Bersih

PENCERNAAN
Berat badan : 60 kg: terjadi penurunan 10 kg dalam waktu 10 bulan
Tinggi badan : 168 cm
Selera makan : Tak ada kelainan
Makanan Pantang : Tidak ada
Porsi makan : / porsi
Minum : 500-1000 cc/ hari
Kemampuan menelan : Tak ada kelainan

MULUT DAN TENGGOROKAN
Mulut/ lidah : Bersih
Mukosa : Lembab
Tenggorokan : Tak ada kelainan
Abdomen : Nyeri tekan di pinggang kanan
Peristaltik : Bising usus: 8 x/ menit
Pembesaran hepar : Tidak ada
Pembesaran lien : Tidak ada
Buang air besar : Teratur, konsistensi lembek
Test Rmple Leed : NegatiI

MUSKULOSKELETAL DAN INTEGUMEN
Kemampuan pergerakan : Bebas
Sendi : Tidak ada terjadi Iraktur maupun dislokasi
Kekuatan otot :
Hemiparese/ hemiplegia : Tidak ada
Parestesia/ baal : Tidak ada


KULIT
Warna : Tak ada kelainan
Test Rumple Leed : NegatiI
Turgor : Baik
Oedema : ada
Lain-lain :

ENDOKRIN
Pembesaran tyroid : Tidak ada
Hiperglikemia : Tidak ada
Hipoglikemia : Tidak ada
Luka Gangren : Tidak ada

PERSONAL HIGIENE
Tingkat ketergantungan : Mandiri

PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Riwayat spiritual : Menjalankan ibadah, berdoa, dan baca kitab suci
Keadaan emosi : Stabil
Hubngan dengan keluarga : Akrab
Hobi : Membaca buku
Konsep diri : Tak ada kelainan









TERAPI
Diit : Biasa
InIus : Tidak ada
Obat-obatan : Amoxan 3 x 500 mg
Norvaks 5 mg 1 x 5 mg
NaCl cap 3 x 1 gr
Ca asetat 3 x 700 mg
Rantin 2 x 1 tab
Panadol 3 x 1 tab
Heparin 3 x 2500 u
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
12-10 Nilai Normal Satuan
Ureum 257 10-50 mg/ dL
Kreatinin 20,4 0,6-1,1 mg/ dl
Asam urat
Na 113 135-147 mmol/L
K 4,5 3,5-5 mmol/L
Ca 7,4 8,8-10,4 mmol/L
Albumin 3,9 3,4-4,8 g/ dL
Globulin 3,0 1,3-2,7 g/ dL
Protein total 6,9 6,0-8,0 g/ dL
Hb 6,6 g/dL
Leukosit 4,4 10`6 /uL
Trombosit 355.000 310.000 /uL
LED 112 0-20 mm/jam





GENOGRAM















Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Laki-laki sudah meninggal
: Perempuan sudah meninggal









Thorax Foto
Jantung tidak membesar dan aorta relatiI besar. Terlihat kesuraman di sinus kostoIrenik
sedangkan suprahilar tampak prominer. Tidak ada Iokal TB.
Kesan: eIusi pleura kiri (overload)

USG Abdomen Atas
Ginjal kanan: 8,3 x 3,3 cm diIresisiasi korteks dan medulla suram, pelviokalises tak melebar, tak
tampak batu, tampak kista diameter 3,3 cm
Ginjal kiri: 5,8 x 2,8 cm diIresisiasi korteks dan medulla suram, pelviokalises tak melebar, tak
tampak batu, tampak kista diameter 1,9 cm
Kesimpulan: Chronic Kidney Disease dan kista bilateral
Hepar, KE, pankreas, limpa tak tampak kelainan



















DATA FOKUS

Nama Klien/ Umur : Tn. S./ 42 thn
No. Kamar/ Ruang : M3-2
No. Tanggal Data SubjektiI Data ObjektiI
1. 31-05-2010 'Saya lemas, pusing, sesak napas dan susah tidur. - Edema di wajah dan kaki
- Intake 874 cc/ 24 jam (minum dan transIusi)
- Output 900 cc/ 24 jam (urine 300 cc IWL 600 CC)
- Ureum 257 mg/ dL
- Kreatinin 20,4 mg/ dL
- Pembatasan cairan 600 cc/ 24 jam
- TD: 130/ 70 mmHg
- P: 20 x/ menit
- N: 84/ menit
- S: 36,50 C
2. 01-06-2010 - 'Saya tidak naIsu makan.
- 'Rasa makanannya tidak enak.' - BB 60 kg (terjadi penurunan BB sebanyak 10 kg dalam 10
bulan)
- Mual ()
- Lemas
- Makan pagi yang dihabiskan / porsi
- Makan siang yang dihabiskan porsi
- Anoreksia
- Ureum 257 mg/ dL
- Kreatinin 20,4 mg/ dL
3. 02-06-2010 - - Kulit kering dan bersisik
- Turgor kulit kurang elastic
- Edema ()
- Gatal ()













ANALISA DATA

Nama Klien/ Umur : Tn. S./ 42 thn
No. Kamar/ Ruang : M 3-2
No. Tanggal Data Masalah Etiologi
1. 31-06-10 DS: 'Saya lemas, pusing, sesak napas dan susah tidur.
DO:
- Edema di wajah dan kaki
- Intake 874 cc/ 24 jam (minum dan transIusi)
- Output 900 cc/ 24 jam (urine 300 cc IWL 600 CC)
- Ureum 257 mg/ dL
- Kreatinin 20,4 mg/ dL
- Pembatasan cairan 600 cc/ 24 jam
- TD: 130/ 70 mmHg
- P: 20 x/ menit
- N: 84/ menit
- S: 36,50 C




Kelebihan volume cairan Penurunan pengeluaran urin
2. 01-06-10 DS:
- Saya tidak naIsu makan
- Rasa makanannya tidak enak
DO:
- BB 60 kg (terjadi penurunan BB sebanyak 10 kg dalam 10 bulan)
- Mual ()
- Lemas
- Makan pagi yang dihabiskan / porsi
- Makan siang yang dihabiskan porsi
- Anoreksia
- Ureum 257 mg/ dL
- Kreatinin 20,4 mg/ dL Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ureum yang berlebihan
pada saliva
3. 02-06-10 DS:
-
DO:
- Kulit kering dan bersisik
- Turgor kulit kurang elastic
- Edema ()
- Gatal () Gangguan integritas kulit Toksin uremik dan pengendapan kalsium di pori-pori kulit



DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)

Nama Klien/ Umur : Tn. S/ 42 tahun
No. Kamar/ Ruang : M 3/2
No. Masalah/ Diagnosa Tanggal Ditemukan Tanggal Teratasi Nama Jelas
1. Kelabihan volume cairan berhubungan denga penurunan pengeluaran urin
31-05-2010 Belum teratasi Teolestari
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ureum yang berlebihan
pada saliva
31-05-2010 Belum teratasi Teolestari
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan toksin uremik dan pengendapan kalsium di
pori-pori kulit 01-06-2010 Belum teratasi Teolestari














RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan pendidikan kesehatan)

Nama Klien/ Umur : Tn. S./ 42 tahun
No. Kamar/ Ruang : M 3/2
Tanggal No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan ParaI
31-05-10 1 Tujuan: Setelah 5 hari perawatan, pasien mampu mempertahankan keseimbangan
cairan
Kriteria hasil:
- Turgor kulit normal tanpa edema
- Tidak ada distensi vena leher
- Peningkatan BB dalam batas normal
- Mempertahankan pembatasan diet dan cairan
- Nilai laboratorium (Na, K, Cl) dalam batas normal 1. Kaji status cairan
a. Timbang berat badan
b. Keseimbangan masukan dan cairan.
c. Turgor kulit dan adanya edema.
d. Distensi vena leher
e. Tekanan darah, denyut dan irama nadi
2. Batasi masukan cairan
3. Bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pem batasan cairan.
4. Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering
5. IdentiIikasi sumber potensial cairan
6. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan cairan Teolestari
31-05-10 2 Tujuan: Setelah 5 hari perawatan, pasien mampu mempetahankan kebutuhan nutrisi
yang adekuat
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda malnutrisi
- Klien/ keluarga melaporkan adanya peningkatan naIsu makan
- Hasil laboratorium dalam batas normal 1. IdentiIikasi Iaktor-Iaktor yang mencetuskan
mual/muntah, diare, nyeri pada abdomen
2. Observasi jumlah masukan makanan yang dikonsumsi oleh klien.
3. Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan/hilangnya bising usus.
4. Anjurkan posisi semi Iowler saat makan.
5. Timbang berat badan
6. Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.
7. Awasi dan pantau hasil laboratorium : Hb/Ht, elektrolit, albumin, globulin dan protein total.
8. Konsul dengan ahli gizi
9. Berikan tambahan nutrisi melalui IV sesuai indikasi




Teolestari
31-05-10 3 Tujuan: Setelah 5 hari perawatan, pasien mampu mempertahankan integritas kulit
Kriteria hasil:
- Pasien melakukan perubahan perilaku yang perlu dan berpartisipasi dalam program pengobatan
- Pasien tidak bingung
- Pasien mengerti tentang kondiinya saat ini 1. Kaji kulit setiap hari, catat warna, turgor kulit,
sirkulasi dan sensori. Gambarkan lesi dan amati perubahan.
2. Dorong untuk ambulasi/ turun dari tempat tidur jika memungkinkan
3. Gunting kuku secara teratur.
4. Lakukan massase atau pijat dengan menggunakan lotion atau krim terutama pada daerah yang
mendapat tekanan dalam jangka waktu yang lama.
5. Kolaborasi untuk pemberian salep atau krim sesuai indikasi Teolestari











IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien/ Umur : Tn. S/ 42 tahun
No. Kamar/ Ruang : M 3/2
Tanggal Waktu No. Dx Tindakan Keperawatan dan Hasil ParaI
31-05-10 09.00



1

1. Mengkaji status cairan
Turgor kulit kurang elastic
Edema () di palpebra
1. e. Memantau TTV
TD: 130/70 mmHg
N: 84x/ menit
S: 36,50 C
P: 20x/ menit
2. Membatasi masukan cairan 600 cc/ 24 jam
1. b. Menghitung balance cairan
Intake : 300 cc/ 24 jam
Output: 200 cc/ 24 jam
Teolestari
31-05-10
2
2. Mengobservasi jumlah makanan yang dikonsumsi
Makan pagi: / porsi
1. MengidentiIikasi Iaktor yang mencetus mual
Mual (), muntah (-)
2. Mengobservasi jumlah makanan yang dikonsumsi
Makan siang: porsi


Teolestari
31-05-10 3
1. Mengkaji kulit, warna, turgor kulit, sirkulasi dan sensori
Hasil: kulit kering dan bersisik, turgor kulit kurang elastic, gatal (), edema ()
4. Melakukan masase/ pijat terutama pada daaerah yang mendapat tekanan dalam jangka waktu
lama
Teolestari
01-06-10
09:00 1
1. Mengkaji status cairan
Turgor kulit kurang elastic
Edema () di palpebra
1. e. Memantau TTV
TD: 130/90 mmHg
N: 86x/ menit
S: 36,80 C
P: 20x/ menit
2. Membatasi masukan cairan 600 cc/ 24 jam
1. b. Menghitung balance cairan
Intake : 250 cc/ 24 jam
Output: 300 cc/ 24 jam
Teolestari
01-06-10 2
2. Mengobservasi jumlah makanan yang dikonsumsi
Makan pagi: porsi
1. MengidentiIikasi Iaktor yang mencetus mual
Mual (), muntah (-)
2. Mengobservasi jumlah makanan yang dikonsumsi
Makan siang: / porsi

Teolestari
01-06-10



3
1. Mengkaji kulit, warna, turgor kulit, sirkulasi dan sensori
Hasil: kulit kering dan bersisik, turgor kulit kurang elastic, gatal (), edema ()
4. Melakukan masase/ pijat terutama pada daaerah yang mendapat tekanan dalam jangka waktu
lama
Teolestari
01-06-10 1
1. Mengkaji status cairan
Turgor kulit kurang elastic
Edema () di palpebra
1. e. Memantau TTV
TD: 110/80 mmHg
N: 86 x/ menit
S: 370 C
P: 20 x/ menit
2. Membatasi masukan cairan 600 cc/ 24 jam
1. b. Menghitung balance cairan
Intake : 200 cc/ 24 jam
Output: 100 cc/ 24 jam
Teolestari
01-06-10 2
2. Mengobservasi jumlah makanan yang dikonsumsi
Makan pagi: 1 porsi
1. MengidentiIikasi Iaktor yang mencetus mual
Mual (-), muntah (-)
2. Mengobservasi jumlah makanan yang dikonsumsi
Makan siang: 1 porsi

Teolestari
02-06-10
09:00 3
1. Mengkaji kulit, warna, turgor kulit, sirkulasi dan sensori
Hasil: kulit kering dan bersisik, turgor kulit kurang elastic, gatal (), edema ()
4. Melakukan masase/ pijat terutama pada daerah yang mendapat tekanan dalam jangka waktu
lama
Teolestari
























CATATAN EVALUASI PERKEMBANGAN
( S O A P )

Nama Klien/ Umur : Tn. S./ 42 tahun
No. Kamar/ Ruang : M 3/2
No.Dx. Hari/ Tanggal/ Jam Perkembangan Klien ParaI
1 Senin, 31-05-10
09:00 S: -
O:
- Turgor kulit kurang elastic, edema palpebra ()
- TD: 130/ 70 mmHg
- N: 84x/ menit
- S: 36,50 C
- P: 20x/ menit
- Intake 300 cc/ 24 jam
- Output 200 cc/ 24 jam
A: Masalah kelebihan volume cairan tubuh belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6 dilanjutkan Teolestari
2 Selasa, 01-06-10
09:00 S: 'Saya mual
O:
- Muntah (-)
- Makan pagi / porsi
- Makan siang porsi
A: Masalah kekurangan nutrisi belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dilanjutkan Teolestari
3 Selasa, 01-06-10
S: -
O:
- Kulit kering dan bersisik
- Turgor kulit kurang elastic
- Gatal ()
- Edema papebra ()
A: Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan Teolestari
1 Rabu, 02-06-10
09:00 S: -
O:
- Turgor kulit kurang elastic, edema palpebra ()
- TD: 130/ 90 mmHg
- N: 86x/ menit
- S: 36,80 C
- P: 20x/ menit
- Balance cairan per 7 jam -50 cc
A: Masalah kelebihan volume cairan tubuh belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6 dilanjutkan Teolestari
2 Rabu, 02-06-10
S: 'Saya mual
O:
- Muntah (-)
- Makan pagi porsi
- Makan siang / porsi
A: Masalah kekurangan nutrisi belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dilanjutkan Teolestari
3 Rabu, 02-06-10 S: -
O:
- Kulit kering dan bersisik
- Turgor kulit kurang elastic
- Gatal ()
- Edema papebra ()
A: Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan Teolestari
1 Rabu, 02-06-10
S: -
O:
- Turgor kulit kurang elastic, edema palpebra ()
- TD: 110/80 mmHg
- N: 86 x/ menit
- S: 370 C
- P: 20x/ menit
- Intake 200 cc/ 24 jam
- Output 100 cc/ 24 jam
A: Masalah kelebihan volume cairan tubuh belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6 dilanjutkan
Teolestari
2 Kamis, 03-06-10
09:00 S: -
O:
- Mual (-)
- Muntah (-)
- Makan pagi 1 porsi
- Makan siang 1 porsi
A: Masalah kekurangan nutrisi teratasi sebagian
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dilanjutkan Teolestari
3 Kamis, 03-06-10
S: -
O:
- Kulit kering dan bersisik
- Turgor kulit kurang elastic
- Gatal ()
- Edema papebra ()
A: Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P: Intervensi 1, 2, 3, 4, 5 dilanjutkan Teolestari










BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Selama proses pengkajian ditemukan data yang hampir sama antara tinjauan teoritis dengan
gejala yang terdapat pada pasien.

B. Diagnosa Keperawatan
Dalam menegakkan diagnosa, penulis mengalami kesulitan dalam menegakkan diagnosa
prioritas. Setelah mengelompokkan data dari hasil pengkajian maka ditemukan tiga diagnosa
keperawatan, yaitu :
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan pengeluaran urin
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ureum yang berlebihan
pada saliva
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan toksin uremik dan pengendapan kalsim di pori-
pori

C. Intervensi
Intervensi yang dipakai dalam kasus ini tidak berbeda dengan apa yang terdapat di dalam teori.
Hanya ada beberapa yang dilakukan oleh penulis, karena keterbatasan waktu dan tidak sesuai
dengan hal yang didapat dari hasil pengkajian.

D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah disusun sebelumnya. Tindakan ini
juga tidak terlepas dari peran aktiI pasien dalam memotivasi untuk mempercepat penyembuhan
pasien.

E. Evaluasi
Evaluasi dari intervensi yang diberikan pada pasien tidak dapat dilakukan secara maksimal
karena keterbatasan waktu. Evaluasi selanjutnya dilakukan oleh perawat yang bertugas di ruang
M3 RS PGI Cikini.


























BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Ginjal Kronik adalah suatu proses patoIisiologi dengan etiologi yang beragam
mengakibatkan penurunan Iungsi ginjal yang progresiI dan pada umumnya berakhir dengan
gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan Iungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti
ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal
Penyakit Ginjal kronik merupakan penyakit yang disebabkan oleh glomeruloneIritis kornik,
obstruksi dan inIeksi saluran kemih, ginjal polikistik (kista yang berlebihan), hipertensi esensial,
diabetes militus dan gagal ginjal akut

B. Saran
1. Lahan Praktek
Selama mahasiswa praktek diharapkan tim kesehatan di lapangan mendukung dan memIasilitasi
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Pendidikan
Untuk bagian pendidikan diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan mahasiswa dalam
memberikan asuhan keperawatan.

3. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan menerapkan ilmu yang sudah dipelajari selama memberikan asuhan
keperawatan di lapangan.



DAFTAR PUSTAKA


Corwin, Elizabeth, J. (2000). Buku Saku PatoIisiologi. Terjemahan dari Handbook oI
Pathophysiology. (1996). Ahli Bahasa : Brahm U. Pendit. Jakarta : EGC.

Daldijono, dkk. (1987). Gagal Ginjal Kronik Diagnosis dan Penanggulangan. Jakarta : FKUI.

Lumenta, Nico A. (2001). Penyakit Ginjal (Penyebab Pengobatan Medik dan Pencegahannya).
Jakarta : EGC.

Doenges, Marilyn. E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Terjemahan dari Nursing Care Plans, Giudeline
Ior Planning and Documenting Patient Care. (1993). Ahli Bahasa. I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne. C (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Edisi 8. vol. Terjemahan dari Brunner dan Suddarth`s Textbook oI Medikal Surgical Nursing.
Alih Bahasa : Agung Waluyo. Jakarta : EGC.

SyaiIuIdin. (1997). Anantomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sudoyo. W. Aru, dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I. jakarta. FKUI. Ed. IV.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S. DENGAN CKD ON HD DI RUANGAN M3 RS
PGI CIKINI
















Disusun oleh:

TEOLESTARI YAWAN ZEBUA
082432





AKADEMI PERAWATAN RS PGI CIKINI
JAKARTA
2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul 'Asuhan Keperawatan Pada Tn. S.
Dengan InIeksi Saluran Kemih Di Ruangan M3 RS PGI Cikini.
Adapun tujuan dan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata ajar Keperawatan
Medikal Bedah II.
Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membimbing saya dalam menyelesaikan makalah ini, yaitu:
1. Ibu Roosmyaty Patras, SKep selaku Penanggung Jawab mata ajar Keperawatan Medikal
Bedah II
2. Ibu Lorita Yemima,, SKep selaku pembimbing klinik di ruangan M3
3. Sr. Lasma dan Sr. Leadrian selaku pembimbing praktik di ruangan M3 beserta seluruh suster
yang bertugas di ruangan M3.
4. Petugas perpustakaan yang memberikan Iasilitas kepada saya untuk rnelengkapi makalah ini.
5. Teman-teman yang turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya mengetahui bahwa makalah ini kurang dan sempurna, Untuk hal ini saya mengharapkan
kritik dan saran demi perbaikan pembuatan makalah di kemudian hari dan kiranya makalah ini
bermanIaat bagi semua yang membacanya.
Jakarta, Juni 2010


Hormat saya


teo zebua

You might also like