You are on page 1of 72

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa disebut dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan suatu konsep bahwa organisasi, dalam hal ini lebih dispesifikkan kepada perusahaan, adalah memiliki sebuah tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan ( corporate governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia, kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy).

Ada berbagai penafsiran tentang CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah yang sifatnya melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang diharuskan peraturan dan melebihi sekedar public

relations (hubungan dengan masyarakat).

Kita tidak dapat membangun suatu masyarakat yang makmur, tanpa bisnis yang menguntungkan. Namun, di sisi lain, kita juga tidak bisa menumbuhkan suatu ekonomi yang kompetitif di lahan sosial yang gersang. Ungkapan itu sebenarnya ingin menggarisbawahi perlunya tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR (corporate social responsibility), di tengah lingkungan sosial dan publik, yang kini semakin kritis menyoroti berbagai praktik bisnis yang dilakukan perusahaan.

Apakah dalam suatu praktik bisnis perusahaan saat ini,

menuntut

perusahaan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja non finansial sebagai tambahan dari informasi mengenai kinerja finansial perusahaan ?

Perusahaan diharapkan dapat menyajikan suatu

laporan yang

mengacu pada triple bottom line reporting (John Elkington:1994), yang menyajikan laporan dengan penekanan pada konsep 3P (People, Planet, and Profit). Perusahaan menyampaikan laporan akutansi tahunan mengenai kinerja sosial dan lingkungannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan seperti halnya informasi keuangan yang diberikan kepada pemegang saham.

Pengungkapan CSR merupakan bagian dari pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang disajikan oleh perusahaan kepada stakeholders. Voluntary disclosure lainnya berupa pengungkapan mengenai corporate governance perusahaan, segmen bisnis, strategi perusahaan, dan hubungan dengan pihak-pihak istimewa.

Choi (2008),

mengungkapkan bahwa beberapa studi menunjukan

bahwa saat ini, pihak manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi tersebut secara sukarela. Hal tersebut disebabkan adanya timbal balik manfaat yang dapat diperoleh dengan meningkatkan informasi dalam pengungkapan sukarela. Manfaat tersebut dinikmati oleh perusahaan dan juga stakeholders. Manfaat yang diperoleh perusahaan antara lain berupa biaya transaksi yang lebih rendah dalam memperdagangkan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan, meningkatnya minat para analis keuangan dan investor terhadap perusahaan, meningkatnya likuiditas saham perusahaan dan menurunnya biaya modal perusahaan.

Penerapan pengungkapan CSR ini berbeda-beda dalam praktiknya di setiap Negara. Pada beberapa Negara maju dengan pasar ekuitasnya yang maju, jumlah perusahaan yang mengeluarkan pengungkapan sukarela, termasuk juga didalamnya pengungkapan CSR, juga lebih banyak secara kuantitas. Di negara-negara maju tersebut bahkan telah berkembang demand baik dari perusahaan maupun pihak stakeholders, agar pengungkapan CSR perusahaan diaudit. Complience service yang ditawarkan oleh perusahaan akuntan publik atas laporan CSR ini diharapkan dapat memberikan keyakinan bagi para stakeholders bahwa CSR yang dilakukan perusahaan terkait tidak hanya sekedar green washing saja.

Di Indonesia, perusahaan pertambangan Freeport di Papua kerap dikecam dengan tuduhan perusakan lingkungan. Sedangkan, perusahaan sepatu Nike sering dituduh menggunakan buruh anak-anak, di pabrikpabriknya yang berlokasi di negara berkembang.

Citra perusahaan yang buruk, yang sering dimunculkan di media


3

massa, jelas tidak mendukung kelancaran operasional perusahaan dan bersifat kontra-produktif terhadap upaya peningkatan produktivitas dan keuntungan. Kini semakin diakui bahwa perusahaan, sebagai pelaku bisnis, tidak akan bisa terus berkembang, jika menutup mata atau tak mau tahu dengan situasi dan kondisi lingkungan sosial tempat ia hidup.

Dalam kaitan itulah, penerapan CSR dipandang sebagai sebuah keharusan. CSR bukan saja sebagai tanggung jawab, tetapi juga sebuah kewajiban. CSR adalah suatu peran bisnis dan harus menjadi bagian dari kebijakan bisnis. Maka, bisnis tidak hanya mengurus permasalahan laba, tapi juga sebagai sebuah institusi pembelajaran. Bisnis harus mengandung kesadaran sosial terhadap lingkungan sekitar.

Pengungkapan CSR yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengungkapan mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan perusahaan terkait dengan pegawai, komunitas sosial, dan juga lingkungan. Penelitian ini akan melihat pengaruh pengungkapan CSR yang merupakan pengungkapan kinerja non finansial perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Indikator kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini akan diukur dari firm market value of equity yang diukur dengan pendekatan MVA (Market Value Added) sebagai dasar perhitungan serta analisa kinerja keuangan Return On Asset (ROA). Atas dasar latar belakang inilah, penelitian ini diberi judul Pengaruh Pengungkapan CSR Dan ROA Terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan

B. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan sebelumnya, bahwa dalam kaitannya antara pengungkapan CSR dan perhitungan ROA perusahaan untuk ikut membantu
4

dan menentukan penilaian investor terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini, dan merumuskan masalah :

1. Apakah terdapat pengaruh positif antara pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan (Firm Market Value of Equity)?

2.

Apakah terdapat pengaruh positif antara Return On Asset (ROA) terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan (Firm Market Value of Equity)?

3. Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Return On Asset (ROA) mempengaruhi nilai pasar ekuitas perusahaan (Firm Market Value of Equity)?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada masalah pengungkapan kebijakan CSR dan analisis ROA pada perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII), dan tetap konsisten tercatat di JII periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Return On Asset (ROA) perusahaan dengan Nilai Pasar Ekuitas perusahaan (Firm market value of equity).

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Return On Asset terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan, serta menghimbau dan mengajak perusahaanperusahaan yang ada di Indonesia, untuk melaksanakan kebijakan Corporate Social Responsibility dalam menjalankan usaha mereka.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk mempermudah dalam proses penulisan, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan Uraian tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II Landasan Teori Uraian mengenai Jakarta Islamic Index (JII), pengertian dan teori-teori Corporate Social Responsibility (CSR), pengertian dan teori Return On Assets (ROA), pengertian Firm Market Value of Equity (FMVE).

Bab III Metode Penelitian Uraian tentang obyek dan waktu penelitian, jenis data yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, analisa data, dan definisi variabel operasional penelitian.

Bab IVAnalisa Data Uraian tentang analisis data dan pembahasannya dengan menggunakan hasil temuan di lapangan.

Bab V Kesimpulan dan Saran Uraian tentang ringkasan hasil analisis dan evaluasi data yang akan menjelaskan tentang kesimpulan dan saran sehubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini

BAB II LANDASAN TEORI

A. 1

Corporate Social Responsibility Perkembangan bisnis suatu perusahaan sekarang ini, menempatkan perusahaan pada posisi yang harus siap berinteraksi, peduli, dan bertanggung jawab terhadap stakeholdersnya secara luas. Stakeholders perusahaan tersebut mencakup karyawan, pelanggan, pemerintah, kelompok-kelompok aktivis, dan juga masyarakat umum, yang menginginkan perusahaan untuk transparan dan akuntabel bukan hanya terhadap kinerja finansial perusahaan melainkan juga mengenai kinerja non finansial perusahaan. Konsepsi mengenai CSR mulai diperkenalkan Howard Bowen pada tahun 1953 dalam sebuah karya seminarnya mengenai tanggung jawab sosial pengusaha. Menurut Bowen (1953) dalam Carol (1992) dan Media Indonesia (2007), tanggung jawab sosial diartikan sebagai, 'It refers to the obligations of businessmen to pursue those policies, to make those decisions, or to follow those lines of action which are desirable in terms of the objectives and values of our society'. Legitimacy theory menjadi salah satu teori penting yang mendasari penjelasan mengenai pentingnya faktor masyarakat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Legitimacy theory (Tilt,1994) dalam Hanifa et al (2005) dan Sayekti dan Wondabio (2007), menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilainilai justice, dan bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan.
8

Guthie dan Parker (1990) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) lebih lanjut menjelaskan bahwa sejalan dengan penjelasan mengenai legitimacy theory, pengungkapan informasi CSR perusahaan inilah yang menjadi salah satu cara untuk membangun, mempertahankan dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari segi ekonomis dan politis. Choi (2008) menjelaskan CSR sebagai : The measurement and communication of information about companys effect on employee welfare, the local community, and the environment. Moon (2002) menjelaskan lebih spesifik mengenai penerapan CSR oleh perusahaan. Moon mengkaji bahwa terdapat tiga gelombang penerapan CSR, yaitu : Community Involvement, Socially Responsible Production Processes, dan Socially Responsible Employee Relation. Gelombang pertama berupa Community Involvement merupakan penjelasan tradisional tentang CSR; menjelaskan CSR sebagai kegiatan interaksi perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Gelombang kedua (Socially Responsible Production) dan ketiga (Socially Responsible Employee Relation) merupakan pandangan baru mengenai CSR; menjelaskan CSR sebagai suatu kegiatan yang tercakup dalam kegiatan interaksi internal perusahaan;terkait dengan proses produksi dalam operasional dan juga kegiatan karyawan dalam pelaksanaan hak dan tanggung jawabnya. Epstein dan Freedman (1994) dalam Anggraini (2006) menemukan bahwa investor individual tertarik terhadap informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan. Informasi tersebut mencakup keamanan dan kualitas produk, etika, dan hubungan dengan karyawan dan masyarakat. Gazdar (2007) mengungkapkan bahwa terdapat 4 hal yang membuat pelaporan nonfinansial menjadi sangat penting. Pertama, pelaporan ini dapat
9

meningkatkan reputasi perusahaan. Kedua, sebagai bentuk pelayanan bagi stakeholder sebagai pihak yang terpengaruh dan bisa mempengaruhi perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Ketiga, pelaporan nonfinansial akan bisa membantu perusahaan dalam membuat berbagai keputusan. Keempat, laporan nonfinansial ini akan dapat membantu investor untuk memahami kinerja perusahaan. Corporate social responsibility yang dilakukan oleh perusahaan ini terdapat dalam tiga bidang secara garis besar, yaitu: 1. Sosial Tanggung jawab sosial perusahaan disini bertujuan untuk menciptakan positive emotional relation dengan masyarakat secara

berkesinambungan. Wilayah aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan antara lain: - penyediaan sarana umum (infrastructure development) - keagamaan - kesejahteraan sosial - health improvement - revitalisasi seni-budaya - tanggap darurat bencana (disaster emergency response) - olahraga

2. Pendidikan Tanggung jawab sosial perusahaan disini difokuskan kepada upaya pengembangan pola pendampingan usaha kecil dan koperasi, baik terkait maupun tidak terkait dengan bisnis perusahaan. Hal tersebut secara teknis, dilakukan dengan cara penyaluran dana dan pembinaan kesinambungan, yang mengedepankan aspek pemerataan, kemandirian, profesionalitas, dan etika.
10

3. Lingkungan Tanggung jawab sosial dalam hal ini bertujuan untuk menunjang pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan hidup. Dalam hal ini, perseroan/perusahaan mengambil inisiatif untuk memadukan berbagai fungsi pelestarian lingkungan hidup yang terintegrasi ke dalam kebijaksanaan perusahaan, penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan. A.2 Corporate Social Responsibility Di Indonesia Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia diatur dalam undang-undang republik Indonesia No.40 tahun 2007, tentang perseroan terbatas. Didalam Pasal 1 Bab 1 undang-undang tersebut, yang mengatur mengenai ketentuan umum disebutkan bahwa : Tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dari lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun, masyarakat pada umumnya. Dalam pasal 74 Ayat 1, 2, dan 3, dinyatakan mengenai kewajiban perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, yang harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran, dan adanya sanksi terkait terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan.

11

Nilai Ekuitas Perusahaan (Firms Market Value of Equity) Dalam pandangan tradisional, profitabilitas perusahaan, resiko, pertumbuhan, solvabilitas, likuiditas, dan rasio finansial lainnya merupakan faktor utama yang mencerminkan nilai pasar suatu perusahaan (enterprise value). Lebih lanjut, nilai pasar perusahaan inilah yang menjadi pertimbangan fundamental bagi investor dalam melakukan keputusan investasi. Yunita (2003:16), ekuitas adalah modal yang dimiliki oleh perusahaan atau jumlah aktiva keseluruhan setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban perusahaan. Mustopo (2010) mengemukakan, Nilai pasar ( market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham perusahaan bersangkutan di pasar bursa. Vita (2007), nilai pasar ekuitas adalah nilai modal yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh para pelaku pasar. Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (1999), ekuitas perusahaan biasanya dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu : 1. Modal saham (capital stock), yaitu nilai pari atau yang ditetapkan atas saham yang diterbitkan 2. Tambahan modal disetor/agio saham (additional pain-in capital), yaitu kelebihan jumlah yang dibayarkan atas nilai pari atau yang ditetapkan.

12

3. Laba ditahan (retained earning), yaitu laba perusahaan yang tidak dibagikan. C. Return On Assets (ROA) Kasmir (2008) mengemukakan, ROA merupakan rasio yang

menunjukkan hasil (return) / tingkat pengembalian atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Bierman dan Dyckman (1976) dalam Lisa (1999) ROI measures how effectively companys assets are used to generate profits Munawir (2002) mendefinisikan Return On Investment : Return On Investment adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan . ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam perhitungannya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan ROA dapat dirumuskan dengan :

ROA = Earning before interest & Tax Total Assets

Sumber : Hansen & Mowen (2005)

13

Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih sebelum pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba. Menurut Hansen dan Mowen (2005:123) ROA memiliki beberapa keunggulan, yaitu : 1. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada hubungan antara penjualan, beban, dan investasi. 2. Mendorong manajer memfokuskan pada efisiensi biaya. 3. Mendorong manajer untuk memfokuskan pada efisiensi aktiva operasi. Menurut Lisa (1999) disamping beberapa keunggulan diatas, ROA juga memiliki kelemahan yaitu :

14

1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang

menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

4. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang, yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan

D.

Market Value Added (MVA) Market Value Added (MVA), merupakan suatu metode yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menciptakan kekayaan / nilai tambah bagi para investornya. Dengan kata lain, MVA menunjukkan selisih antara apa yang penyandang dana / investor tanamkan dengan apa yang mereka dapat peroleh. Vita (2007), tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara market value of equity dengan jumlah yang ditanamkan oleh para investor kedalam perusahaan. Selisih tersebut dikenal dengan istilah Market value Added (MVA).

15

Ruky (1997), MVA adalah hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi akan dilakukan. Rousanna(1997), MVA adalah ukuran kumulatif kinerja perusahaan yang memperlihatkan penilaian pasar modal pada suatu waktu tertentu dari nilai sekarang EVA di masa mendatang. Young dan OByrne (2001), menyatakan bahwa nilai pasar adalah nilai perusahaan, yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu. Lebih sederhana, itu adalah jumlah nilai pasar dari hutang dan ekuitas. Modal yang diinvestasikan adalah jumlah modal yang disediakan oleh penyedia dana pada tanggal yang sama. Eugene F. Brigham and Michael C. Ehrhardt (2005), Shareholder wealth is maximized by maximizing the difference between the market value of the firms stock and the amount of equity capital that was supplied by shareholders. MVA dapat dihitung dengan menggunakan rumus : MVA = Market Value of stock Equity Capital supplied by shareholder Atau
MVA = (Jumlah saham beredar x harga saham) Total ekuitas saham biasa

Sumber : Eugene F. Brigham and Michael C. Ehrhardt (2005)

16

Hasil dari perhitungan market value added menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan. Perbedaan yang positif berarti terdapat atau diperoleh suatu premium atau nilai tambah bagi ekuitas karena kemampuan kapital dalam menghasilkan pendapatan cukup baik, sebaliknya perbedaan yang negative berarti tidak terdapat atau tidak diperoleh suatu premium atau nilai tambah bagi ekuitas (untuk investor atau penyandang dana), karena kemampuan kapitan untuk menghasilkan pendapatan tidak cukup baik. E.1 Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000. Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Mekanisme Pasar Modal Syariah meniru pola serupa di Malaysia yang digabungkan dengan bursa konvensional seperti Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Setiap periodenya, saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1 Januari 1995 dengan nilai dasar 100. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di bursa efek. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII
17

menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII menjadi tolak ukur kinerja (benchmark) dalam memilih portofolio saham yang halal. Ahmad Gozali (2005) : Jakarta Islamic Index (JII) adalah papan indeks untuk 30 saham yang sudah dikategorikan shariah compliance atau tidak bertentangan dengan syariah. Biasanya JII ini di-review setiap enam bulan sekali. Untuk mengetahui daftar saham apa saja yang masuk ke dalam JII bisa dilihat di web site Bursa Efek Jakarta (BEJ). Tapi, bukan hanya saham yang masuk JII saja yang sudah sesuai dengan ketentuan syariah. Karena JII ini hanya menampung 30 saham terbaik yang sudah sesuai syariah. Di luar JII pun masih ada saham yang bisa kita kategorikan sebagai saham yang sesuai dengan kaidah syariah. Setidaknya ada dua syarat untuk menyatakan bahwa suatu saham bisa kita kategorikan tidak melanggar ketentuan syariah. Kedua syarat itu yaitu: 1.) Perusahaan tidak bertentangan dengan syariat Islam Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat, serta memiliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tentu saja tidak memenuhi kategori ini.

18

2.)

Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun, pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai syariat adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang proporsional dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

E.2

Pemilihan Saham untuk Indeks Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Saham-saham yang akan masuk ke JII harus melalui filter syariah terlebih dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM, ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar sahamsaham tersebut dapat masuk ke JII : 1. emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang 2. bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan sistem riba, termasuk perbankan dan asuransi konvensional 3. usaha yang dilakukan bukan memproduksi, mendistribusikan, dan memperdagangkan makanan/minuman yang haram 4. tidak menjalankan usaha memproduksi, mendistribusikan, dan menyediakan barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat

19

Selain filter syariah, saham yang yang masuk ke dalam JII harus melalui beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang listing, yaitu :

Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.

Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%.

Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan ratarata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir.

Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas ratarata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu) tahun terakhir. Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali dengan

penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Semua prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham-saham spekulatif memiliki tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi dan tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.

20

F.

Kerangka Pemikiran

Bagaimana Pengaruh Pengungkapan CSR dan ROA Terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan

Pengungkapan CSR

ROA

Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan (FMVE)

Regresi Linier

Analisis

Hasil

Kesimpulan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran


21

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, perusahaan yang menjadi obyek penelitian merupakan perusahaan yang termasuk dalam daftar Jakarta Islamic Index (JII) pada periode tahun 2006 sampai tahun 2008.

B.

Jenis Data Jenis data yang digunakan dan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data yang bersifat kuantitatif, yaitu data sekunder, dimana data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan tahunan.

C.

Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:115). Populasi data yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang pernah masuk dalam daftar Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
22

dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2003:116). Sampel perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 18 perusahaan (tabel 1). Sampel data perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang secara konsisten tercatat dalam daftar Jakarta Islamic Index dengan jumlah minimum tercatat pada JII sebanyak 4 kali, selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. D. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui

dokumentasi data dan catatan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penelitian, seperti laporan tahunan perusahaan, termasuk didalamnya laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Data yang akan diolah untuk perhitungan nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE) adalah data perusahaan selama 3 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2006, 2007, dan 2008. E. Analisa Data Alat analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua metode, yaitu : 1. Analisa Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan dengan membaca tabel grafik atau angka-angka yang ada, dan kemudian dilakukan interpretasi yang dilandasi teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

23

2. Analisa Kuantitatif Yaitu analisa data yang menggunakan alat pengukur statistik seperti pendekatan ROA, perhitungan pengungkapan CSR, dan analisa korelasi dan regresi linier sederhana, untuk melihat apakah ada pengaruh atau hubungan antara variabel CSR, dan ROA perusahaan terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE). Menurut Ating (2006:243), menyatakan bahwa analisis regresi digunakan untuk menelaah hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih. Terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependent. a. Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana bertujuan untuk mempelajari hubungan linier antara 2 (dua) variabel, yaitu satu variabel terikat dan satu variabel bebas. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y = a + bX

Sumber : Sugiyono (2008:270) Keterangan : Y= a = b = X= Variabel tidak bebas (dependen) Harga/nilai Y bila X=0 (harga konstan) Koefisien regresi Variabel Bebas
24

b. Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda merupakan perkembangan dari analisis regresi linier sederhana. Analisis regeresi linier berganda ini digunakan dengan tujuan untuk meramalkan nilai pengaruh 2 (dua) variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Jadi analisis regresi linier berganda ini akan dilakukan apabila jumlah variabel bebasnya minimal 2 variabel. Persamaan umum regresi linier berganda untuk 2 (dua) variabel bebas adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Sumber : Juwita (2007 : 40) Keterangan : Y a = Variabel terikat (dependen) = Harga/nilai Y, bila X1 dan X2 = 0 (harga konstan) b1, b2 = koefisien regresi parsial untuk X1, X2 X1 X2 e = Variabel bebas 1 = Variabel bebas 2 = Standar error

Dalam penelitian ini, model analisis yang akan digunakan adalah model regresi linier berganda. Karena dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel bebas.

25

F.

Variabel Dependen : Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Nilai pasar ekuitas adalah nilai modal yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas inilah yang digunakan untuk menunjukkan ukuran perusahaan. Untuk mengukur nilai pasar ekuitas perusahaan, peneliti akan menggunakan metode pendekatan MVA (Market Value Added). MVA dapat diukur dengan menggunakan rumus : MVA dapat dihitung dengan menggunakan rumus : MVA = Market Value of stock Equity Capital supplied by shareholder Atau
MVA = (Jumlah saham beredar x harga saham) Total ekuitas saham biasa

Sumber : Eugene F. Brigham and Michael C. Ehrhardt (2005) G.1 Variabel Independen 1 : CSR Variabel independen yang kedua dalam penelitian ini adalah pengungkapan informasi CSR(Corporate Social Responsibility) dalam annual repor t(laporan tahunan) perusahaan, atau CSR disclosure Indeks (CSRI). Mengacu pada penelitian Hanifa et al (2005) dalam Sayekti (2007), maka pengukuran variabel CSRI menggunakan content analysisyang mengukur variety dari CSRI. Content analysis adalah salah satu metode pengukuran CSRI yang sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian

26

sebelumnya. Lindenmann (1983) dalam Sayekti (2007) mendefinisikan content analysis sebagai berikut : A means for taking messages that are conveyed as part of the communication process, coding and classifying them as precisely and objectively as possible and then summarizing and explaining them quantitatively. Instrument pengukuran CSRI yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005), yang mengelompokan informasi CSR kedalam kategori : Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Total item CSR berkisar antara 63 sampai dengan 78 item, tergantung dari jenis industri perusahaan. Checklist CSR Disclosures items dapat dilihat pada halaman 38 sampai dengan halaman 43. Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan variabel dummy, yaitu setiap item CSR diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRI adalah sebagai berikut :

CSRIj = Xij nj Keterangan : CSRIj nj : Corporate Social responsibility Index : Jumlah item untuk perusahaan j, nj78
27

Xij

: Dummy variabel; 1 jika item diungkapan, 0 jika item Tidak diungkapkan.

Sumber : Haniffa et al, 2005 G.2 Variabel Independen 2 : ROA Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). ROA merupakan salah satu ukuran profitabilitas perusahaan. ROA sebagai salah satu rasio profitabilitas ini mencerminkan efisiensi perusahaan yang merupakan pertimbangan bagi para investor dalam pengambilan keputusannya. Brigham dan Weston (1998) mengungkapkan bahwa rasio

profitabilitas mencerminkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen asset dan kebijakan manajemen hutang terhadap nilai buku yang mengidentifikasikan persepsi investor mengenai nilai perusahaan. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
ROA = Earning before interest & Tax Total Assets

Sumber : Hansen & Mowen ( 2005) Selanjutnya, untuk melihat pengaruh CSRI terhadap FMVE, maka variabel ROA dan CSRI akan diinteraksikan dalam persamaan regresi. Untuk mendapatkan hasil penelitian terbaik, regresi linier berganda menyaratkan untuk melakukan uji asumsi klasik, maka sebelun uji regresi linier berganda ini dilakukan,perlu dilakukan pengujian asumsi klasik (Ghozali, 2001:57).

28

H.

Melakukan Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinieritas Dalam model regresi linier berganda salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah tidak adanya hubungan linier antara variabel bebas. Jika ada hubungan linier maka akan terjadi koliniearitas sempurna antara 2 (dua) variabel bebas, dimana perubahan nilai pada variable bebas pertama akan langsung merubah nilai variable kedua. Hal ini akan menyulitkan dalam mengintepretasikan koefisien regresi variable, dimana variable tersebut tidak dapat menjelaskan variable bebas secara independent Pengujian multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier yang sempurna antara variabel-variabel independent. Multikolinieritas akan menyebabkan koefisien regresi menjadi tidak tertentu atau kesalahan standarnya tidak terhingga. Multikolinieritas pada penelitian dapat dilihat melalui table

correlation matrix antar variable bebas. Multikoliniearitas diantara variable bebas dikatakan kuat apabila mendekati angka 1.

Multikolinieritas juga dapat dideteksi dengan variance inflation factor (VIF) dan tolerance value. Batas dari tolerance factor adalah 0.1 dan batas VIF adalah 10 apabila hasil analisis menunjukkan nilai VIF dibawah 10 dan tolerance value diatas 0.1, maka tidak terjadi multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya, sehingga model reliable sebagai dasar analisis.

29

2.

Uji Heteroskedasitas Uji Heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians antar variabel. Dalam model regresi, diharapkan terjadi homokodasitas. Bila asumsi tersebut dilanggar maka terjadi heterokedasitas. Uji heteroskedasitas oleh Ghozali (2005:105) bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedasitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar). Untuk menguji terjadinya heterokedasitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji park, uji glejser, uji korelasi peringkat spearman, uji hetereskedasitas white, dan metode grafik (Gujarati, 1995).

I.

Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan tentang hubungan variable terikat dan variable bebas, penulis akan menggunakan alat analisis statistik, yaitu ujit dan uji f. 1. Uji t Uji T digunakan untuk menguji signifikansi satu persatu (parsial) nilai-nilai parameter hasil regresi. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
30

a. Membuat Formulasi uji hipotesis Hipotesis Pertama : H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Nilai Pasar Perusahaan H1 : Terdapat hubungan positif signifikan antara Ekuitas

pengungkapan CSR terhadap Nilai Pasar Ekuitas PerusahaanHipotesis kedua Hipotesis kedua : H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan. H1 : Terdapat hubungan positif signikan antar Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan. b. Menentukan besarnya untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil pengolahan data. Nilai ditetapkan 5% atau tingkat signifikansi 95%. c. Menghitung nilai t d. Membuat kriteria pegujian hipotesis Nilai dari penelitian (t hitung) yang didapat, selanjutnya dibandingkan dengan t tabel, sehingga dapat ditarik kesimpulan berupa :
31

1.) H0 di tolak apabila : t hitung > t tabel, dan P-value < 2.) H0 diterima apabila : t hitung < t tabel, dan P-value > 2. Uji-f Uji-f dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh secara bersamasama (simultan) antara variabel independent terhadap variabel dependent. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : a. Membuat formulasi uji hipotesis Hipotesis pertama : H0 : Pengungkapan CSR dan ROA perusahaan secara bersama-sama tidak mempunyai

pengaruh positif signifikan terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan. H1 : Pengungkapan CSR dan ROA perusahaan secara bersama-sama memiliki pengaruh positif signifikan Perusahaan. b. Menentukan besarnya nilai untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil pengolahan data. Nilai ditetapkan 5% atau tingkat signifikansi 95%.
32

terhadap

Nilai

Pasar

Ekuitas

c. Menghitung nilai f d. Membuat kriteria pengujian hipotesis Nilai dari penelitian (f hitung) yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan f tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan berupa : 1. H0 ditolak apabila : f hitung f tabel, dan P-value < 2. H0 diterima apabila : f hitung < f tabel, dan P-value > J. Definisi Variabel Operasional 1. Nilai pasar ekuitas (Firm Market value of Equity) adalah nilai modal yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh para pelaku pasar. 2. Corporate Social Responsibilty (CSR) adalah tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), juga dikenal sebagai tanggung jawab perusahaan, atau kinerja sosial perusahaan adalah suatu bentuk perusa

diintegrasikan ke dalam model bisnis. Idealnya, kebijakan CSR akan berfungsi sebagai pengatur mekanisme diri dimana bisnis akan memantau dan memastikan dukungan terhadap hukum, standar etik dan norma-norma. Akibatnya, bisnis akan menerima tanggung jawab atas dampak kegiatannya pada lingkungan, konsumen, karyawan, masyarakat, stakeholder dan semua anggota lain dari ruang publik.
33

3.

ROA (Return on Asset) merupakan salah satu ukuran atau rasio profitabilitas perusahaan. ROA sebagai salah satu rasio profitabilitas ini mencerminkan efisiensi perusahaan yang merupakan pertimbangan bagi para investor dalam pengambilan keputusannya.

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. A.1

Hasil Statistik Deskriptif Gambaran Sampel Penelitian Sampel penelitian secara keseluruhan berjumlah 18 perusahaan yang minimum tercatat pada listing Jakarta Islamic index sebanyak 4 (empat) kali dalam periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Selain itu, 18 perusahaan ini juga secara rutin mengeluarkan laporan tahunan (annual report) perusahaan.

A.2

Nilai Pasar Ekuitas Dalam penelitian ini, nilai pasar ekuitas diperoleh dengan metode pendekatan Market Value Added (MVA). Yaitu dengan cara mengalikan jumlah saham yang beredar dengan nilai / harga pasar saham pada saat closing price tanggal 31 Desember pada tahun laporan keuangan dibuat, kemudian dikurangi total ekuitas saham biasa. Secara notasi dapat ditulis :

MVA = Market Value of stock Equity Capital supplied by shareholder

Atau
MVA = (Jumlah saham beredar x harga saham) Total ekuitas saham biasa

(Sumber : Eugene F. Brigham and Michael C. Ehrhardt (2005)

35

Nilai pasar ekuitas ditentukan selama 3 tahun yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, kemudian dicari rata-ratanya. Berikut disajikan hasil perhitungan rata-rata nilai pasar ekuitas perusahaan sampel periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Untuk Hasil rincian perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2 sampai dengan lampiran 4.

Tabel 1. Nilai Pasar Ekuitas (dalam Jutaan rupiah)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk Minimum Maximum Mean Standar Deviasi

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

FMVE 61.183.185,20 (1.253.575,44) 3.495.375,72 1.890.808,20 6.451.379,73 711.668,60 3.959.165,00 20.290.077,90 8.911.496,41 662.079,43 7.782.577,36 13.188.481,96 7.636.276,15 15.403.866,42 155.860.852,03 1.691.814,44 50.250.391,57 19.398.842,42 (1.253.575,44) 155.860.852,03 20.973.042,39 37.666.833,73

(sumber data : hasil pengolahan oleh penulis)

36

Dari tabel 1, diketahui bahwa rata-rata nilai pasar ekuitas 18 perusahaan yang menjadi sampel penelitian yang dihitung dengan pendekatan market value added (MVA) adalah sebesar Rp. 20.973.042.394.896.10 dengan nilai terbesar yaitu Rp. 155.860.852.033.791.00 yang diperoleh PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom). Sedangkan nilai rata-rata yang minimum dengan nilai Rp. 1.253.575.440.000.00 yang diperoleh perusahaan Bakrie&Brothers. Apabila diperhatikan dalam rincian perhitungan, Bakrie & Brothers mengalami penurunan nilai Market Value Added (MVA) terbesar pada tahun 2008, seperti yang kita ketahui bahwa pada tahun 2008 terjadi krisis keuangan global dan hal tersebut ternyata berdampak sangat besar bagi perusahaan Bakrie & Brothers. Dari hasil statistik deskriptif ini dapat terlihat rentangan nilai pasar ekuitas yang cukup besar atas perusahaan sampel terhitung.

A.3

Tingkat CSR Disclosure (Pengungkapan CSR) Pada penelitian ini, daftar item-item / instrumen Corporate Social Responsibility Disclosure (Pengungkapan CSR) diperoleh melalui survei dan penelitian pada laporan tahunan (annual report) yang dikeluarkan oleh perusahaan sampel setiap tahun, kemudian membandingkannya dengan itemitem / instrument CSR Disclosure yang mengacu pada instrumen yang digunakan oleh Sembiring (2005), yang mengelompokan informasi CSR kedalam kategori : Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, dan Umum. Survei dilakukan dengan cara menggunakan metode content analysis, yaitu dengan cara membaca laporan tahunan setiap perusahaan sampel dan mencari informasi yang terkandung didalamnya menurut framework

37

instrument /item-item CSR disclosure yang telah digunakan oleh Sembiring (2005). Adapun instrument tersebut berjumlah 78 item, yaitu : a) Lingkungan 1. Pengendalian polusi kegiatan operasi, pengeluran riset &

pengembangan untuk pengurangan polusi 2. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hukum dan peraturan polusi 3. Pernyataan yg menunjukkan bahwa polusi operasi telah atau akan dikurangi 4. Pencegahan atau perbaikan kerusakan lingkungan akibat pengolahan sumber alam, misalnya, reklamasi daratan atau reboisasi 5. Konservasi sumber alam, misalnya mendaur ulang kaca, besi , minyak, air dan kertas 6. Penggunaan material daur ulang 7. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan 8. Merancang fasilitas yang harmonis dengan lingkungan 9. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan 10. Kontribusi dalam pemugaran bangungan sejarah

38

11. Pengolahan limbah 12. Mempelajari dampak lingkungan untuk memonitor dampak

lingkungan perusahaan 13. Perlindungan lingkungan hidup b) Energi 14. Menggunakan energi secarea lebih efisien dalam kegiatan operasi 15. Memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi 16. Penghematan energi sebagai hasil produk daur ulang 17. Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energy 18. Peningkatan efisiensi energi dari produk 19. Riset yang mengarah pada peningkatan efisiensi energi dari produk 20. Kebijakan energi perusahaan c) Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga Kerja 21. Mengurangi polusi, iritasi, atau risiko dalam lingkungan kerja 22. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja, kesehatan fisik dan mental 23. Statistik kecelakaan kerja 24. Mentaati peraturan standar kesehatan dan keselamatan kerja 25. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja
39

26. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja 27. Melaksanakan riset untuk meningkatkan keselamatan kerja 28. Pelayanan kesehatan tenaga kerja d) Lain-lain Tenaga Kerja 29. Perekrutan atau memanfaatkan tenaga kerja wanita/orang cacat 30. Persentase/jumlah tenaga kerja wanita/orang cacat dalam tingkat managerial 31. Tujuan penggunaan tenaga kerja wanita/orang cacat dalam pekerjaan 32. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat 33. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja 34. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan 35. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja 36. Bantuan atau bimbingan untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan 37. Perencanaan kepemilikan rumah karyawan 38. Fasilitas untuk aktivitas rekreasi 39. Presentase gaji untuk pensiun

40

40. Kebijakan penggajian dalam perusahaan 41. Jumlah tenaga kerja dalam perusahaan 42. Tingkatan managerial yang ada 43. Disposisi staff dimana staff ditempatkan 44. Jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka 45. Statistik tenaga kerja, misal: penjualan per tenaga kerja 46. Kualifikasi tenaga kerja yang direkrut 47. Rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja 48. Rencana pembagian keuntungan lain 49. Informasi hub manajemen dengan tenaga kerja dlm meningkatkan kepuasan & motivasi kerja 50. informasi stabilitas pekerjaan tenaga kerja & masa depan perusahaan 51. Laporan tenaga kerja yg terpisah 52. hubungan perusahaan dgn serikat buruh 53. Gangguan dan aksi tenaga kerja 54. Informasi bagaimana aksi tenaga kerja dinegosiasikan 55. Kondisi kerja secara umum 56. Re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja
41

57. Statistik perputaran tenaga kerja e) Produk 58. pengembangan produk perusahaan, termasuk pengemasannya 59. Gambaran pengeluaran riset dan pengembangan produk 60. Informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk 61. Produk memenuhi standar keselamatan 62. Membuat produk lebih aman untuk konsumen 63. Melaksanakan riset atas tingkat keselamatan produk perusahaan 64. Peningkatan kebersihan/kesehatan dalam pengolahan dan penyiapan produk 65. Informasi atas keselamatan produk perusahaan 66. Informasi penghargaan 67. Informasi yg dapat diverifikasi bahwa mutu produk telah meningkat (misalnya ISO 9000) f) Keterlibatan Masyarakat 68. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas masyarakat, pendidikan & seni 69. Tenaga kerja paruh waktu dari mahasiswa/pelajar
42

mutu

produk

yg

dicerminkan

dalam

penerimaan

70. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat 71. Membantu riset medis 72. Sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni 73. Membiayai program beasiswa 74. Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat 75. Sponsor kampanye nasional 76. Mendukung pengembangan industri lokal g) Umum 77. Tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat 78. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas Dalam penelitian ini, analisis tingkat CSR disclosure dilakukan pada laporan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan sampel. Metode yang digunakan untuk menentukan skor atau tingkat CSR disclosure masing-

masing perusahaan sampel dilakukan dengan metode dummy scoring. Scoring pada penelitian ini hanya memberikan nilai 0 atau 1 pada item item CSR disclosure, yang terdapat pada laporan tahunan setiap perusahaan sampel. Setiap terdapat CSR disclosure dalam laporan tahunan perusahaan sampel, maka diberikan nilai 1 untuk masing-masing instrument / item CSR

disclosure tersebut dan bila tidak terdapat item CSR disclosure dalam laporan
43

keuangan sampel perusahaan, maka diberi nilai 0. Setelah itu, dilakukan perhitungan total poin item-item yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Secara notasi dapat ditulis :

CSRIj = Xij nj Keterangan : CSRIj nj Xij : Corporate Social responsibility Index : Jumlah item untuk perusahaan j, nj78 : Dummy variabel; 1 jika item diungkapan, 0 jika item Tidak diungkapkan. Sumber : Haniffa et al, 2005 CSR indeks ditentukan selama 3 tahun yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, kemudian dicari rata-ratanya. Berikut pada tabel 2 disajikan hasil dari perhitungan nilai rata-rata CSR Index perusahaan sampel selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Untuk rincian perhitungan beserta data rata-ratanya dapat dilihat pada lampiran 5 samai dengan lampiran 7, halaman 67 sampai dengan 69. Dari tabel 2, dapat kita lihat nilai rata-rata indeks pengungkapan CSR dari perhitungan diperoleh sebesar 0.2851(28.51%). Hal tersebut berarti bahwa dari 78 indikator yang digunakan dalam perhitungan indeks, rata-rata perusahaan sampel hanya mengungkapkan sebanyak 22.23 indikator saja. PT.
44

Tambang Batubara Bukit Asam memiliki nilai rata-rata CSR indeks tertinggi, yaitu sebesar 0.448 (44.8%) atau sebanyak 35 item pengungkapan CSR, sedangkan untuk nilai terendah dicatat oleh PT. Berlian Laju Tanker dengan nilai 0.098 (9.8%) atau sebanyak 8 item pengungkapan CSR. Tabel 2. CSR Indeks perusahaan

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk Minimum Maximum Mean Standar Deviasi
(Sumber : pengolahan oleh penulis)

CSR Indeks 0.444444444 0.405982906 0.213675214 0.192307692 0.098290598 0.145299145 0.311965812 0.200854701 0.346153846 0.222222222 0.11965812 0.286324786 0.247863248 0.448717949 0.418803419 0.371794872 0.341880342 0.316239316 0.098290598 0.448717949 0.285137702 0.11081879

45

A.4

Return On Asset (ROA) Dalam penelitian ini, nilai Return On Asset (ROA) diperoleh dengan cara membagi nilai EBIT (Earning before Interest and Tax) dengan Total Asset perusahaan. ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

ROA = Earning before interest & Tax Total Assets

Sumber : Hansen & Mowen ( 2005) Nilai Return On Asset (ROA) ditentukan selama 3 tahun yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, kemudian dicari rata-ratanya. Berikut pada tabel 3 disajikan hasil dari perhitungan nilai rata-rata Return On Asset (ROA) perusahaan sampel selama periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Dari tabel 3, kita dapat melihat bahwa rata-rata nilai perhitungan ROA adalah sebesar 0.1619 (16.69%) nilai perhitungan ROA tertinggi tercatat atas nama PT. Unilever Indonesia, dengan nilai perhitungan ROA sebesar 0.524 (52.4%) hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian atas aset di PT. Unilever Indonesia sangat baik, sementara itu untuk perhitungan nilai ROA terendah tercatat atas nama PT. Kawasan Industri Jababeka, dengan nilai perhitungan ROA sebesar 0.030 (3%).

46

Tabel 3. Nilai ROA

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk Minimum Maximum Mean Standar Deviasi

ROA 0.122361168 0.060234097 0.146295815 0.058389681 0.078176372 0.045493948 0.067191327 0.156531429 0.217260545 0.030090285 0.045320395 0.164024962 0.223667642 0.281713685 0.284813028 0.336980737 0.524892489 0.161752029 0.030090 0.524892 0.166955 0.128723

(Sumber : hasil pengolahan oleh penulis)

B. B.1

Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linier yang sempurna antara variabel-variabel independen. Multikolinieritas dapat dilihat melalui table corelation matrikx antar variabel bebas, multikolinieritas antar variabel bebas dikatakan kuat apabila mendekati angka 1. Multikolinieritas juga dapat dideteksi dengan Variance Inflation
47

Factor (VIF) dan Tolerance value. Batas dari tolerance factor adalah 0.1 dan batas VIF adalah 10. Apabila hasil analisis menunjukkan nilai VIF dibawah 10 dan tolerance value diatas 0.1, maka tidak terjadi multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya, sehingga model reliable sebagai dasar analisis. Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah metode VIF dan Tolerance Factor. Proses analisis akan menggunakan bantuan software SPSS versi 18. Tabel 4 Uji Multikolinieritas Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients B 1 (Constant) CSRI ROA -22933.082 111806.615 72030.469 Std. Error 23157.027 88014.576 75772.366 .329 .246 Standardized Coefficients Beta t Sig. Collinearity Statistics Tolerance VIF

-.990 .338 1.270 .223 .951 .357 .745 .745 1.342 1.342

a. Dependent Variable: FMVE (Sumber : hasil output spss) Dari hasil uji multikolinieritas dengan menggunakan software SPSS 18, dapat dilihat bahwa seluruh variabel independen memiliki nilai VIF dibawah 10, dan nilai tolerance diatas 0.1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini reliable sebagai dasar analisis.

B.2

Uji Heteroskedastis Uji Heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians antar variabel. Dalam model regresi, diharapkan terjadi homokodasitas. Bila asumsi tersebut dilanggar maka terjadi heterokedasitas.
48

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji white dengan bantuan software EVIEWS versi 7. Pada tabel 5 disajikan hasil perhitungan uji heteroskedasitas white. Tabel 5 Uji Heteroskedasitas White
Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 08/07/10 Time: 19:50 Sample: 1 18 Included observations: 18 Variable C CSR CSR^2 CSR*ROA ROA ROA^2 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 1,370239 6,541839 17,71225 Prob. F(5,12) Prob. Chi-Square(5) Prob. Chi-Square(5) 0,3021 0,257 0,0033

Coefficient 2,07E+09 -1,02E+10 -9,20E+08 1,48E+11 -2,60E+10 -4,08E+10 0,363436 0,0982 2,74E+09 9,01E+19 -413,0551 1,370239 0,302078

Std. Error

t-Statistic Prob.

4,54E+09 0,456182 0,6564 3,96E+10 -0,25694 0,8016 7,96E+10 -0,01156 0,991 1,08E+11 1,365862 0,197 3,82E+10 -0,68054 0,5091 3,41E+10 -1,19644 0,2546 Mean dependent var 1,00E+09 S.D. dependent var 2,89E+09 Akaike info criterion 46,56168 Schwarz criterion 46,85847 Hannan-Quinn criter. 46,6026 Durbin-Watson stat 3,091035

(Sumber : hasil pengolahan oleh penulis) Uji white dilakukan dengan meregresikan residual kuadrat sebagai variabel dependen dengan variabel dependen ditambah dengan kuadrat variabel independen, kemudian ditambahkan lagi dengan perkalian dua
49

variabel independen. Prosedur pengujian dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : Tidak ada heterokedastisitas H1 : Ada heterekodastisitas

Jika = 5%, maka tolak H0 jika obs*R-square > X2 atau P-value < . Hasil output menunjukkan nilai Obs*R-squared adalah

sebesar 6,54 sedangkan nilai probabilitas (chi-square) adalah 0,26 (lebih besar daripada = 0,05), dengan demikian kita dapat menerima hipotesis nol (H0) bahwa data tidak mengandung masalah heteroskedastisitas

C.

Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda merupakan perkembangan dari analisis regresi linier sederhana. Analisis regeresi linier berganda ini digunakan dengan tujuan untuk meramalkan nilai pengaruh 2 (dua) variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat. Jadi analisis regresi linier berganda ini akan dilakukan apabila jumlah variabel bebasnya minimal 2 variabel. Persamaan umum regresi linier berganda untuk 2 (dua) variabel bebas adalah :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Sumber : Juwita (2007 : 40) Keterangan : Y a = Variabel terikat (dependen) = Harga/nilai Y, bila X1 dan X2 = 0 (harga konstan)
50

b1, b2 = koefisien regresi parsial untuk X1, X2 X1 X2 e = Variabel bebas 1 = Variabel bebas 2 = Standar error

Sesuai dengan rumus diatas dan disesuaikan dengan variabel dalam penelitian ini, maka dapat diformulasikan sebagai berikut : Y a b1,b2 X1 X2 e = Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan (FMVE) = Konstanta = Koefisien regresi parsial untuk X 1X2 = Corporate Social Responsibility (CSR) = Return On Asset (ROA) = Standar Error ( ditetapkan sebesar 5%) Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses perhitungan regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS versi 18 D. Analisis Penelitian Untuk pengujian penelitian, secara statistik biasanya ada prosedur sebagai berikut : 1. Lihat nilai R (koefisien korelasi berganda) gunanya untuk mengetahui keeratan hubungan antara peubah x1 dan x2 (secara simultan) terhadap
51

peubah terikat (y). Nilai korelasi bisa bernotasi negative maupun positif, notasi ini mengindikasikan bentuk atau arah hubungan yang terjadi. Perhatikan Kriteria nilai korelasi berikut. Tabel 6 Kriteria nilai korelasi Nilai R (korelasi) Kriteria hubungan 0 Tidak ada hubungan 0 0.5 Korelasi lemah 0.5 0.8 Korelasi sedang/lumayan kuat 0.8 1 Korelasi kuat 1 Korelasi sempurna (sumber : http://www.scribd.com/doc/24393622/REGRESIBERGANDA) Melihat nilai R2 Nilai R square (R2) juga disebut sebagai koefisien determinasi gunanya untukmengetahui besarnya kontribusi peubah bebas (x) secara serempak didalam menjelaskan peubah terikat (Y). R Square juga dapat menunjukkan ragam naik atau turunnya peubah terikat (Y) yang diterangkan oleh pengaruh linier peubah bebas (X).Ukuran nilai R Square adalah semakin mendekati angka satu berarti garis regresi yangterbentuk dapat meramalkan peubah terikat (Y) secara lebih baik menuju kesempurnaan (model fit). 3. Melihat nilai T statistik (Uji T) Nilai T statistik dapat digunakan untukmengetahui tingkat signifikansi kontribusi variabel bebas secara parsial dalam menjelaskan variabel terikat. Dengan membandingkan nilai T statistik dengan T tabel maka kita akan mengetahui tingkat signifikansinya.
52

2.

4.

Melihat nilai F statistik (Uji F) Nilai F statistik dapat digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi kontribusi variabel bebas (secara bersama-sama) dalam menjelaskan variabel terikat. Dengan membandingkan nilai F statistik dengan F tabel, maka kita akan dapat mengetahui tingkat signifikansinya.

D.1

Pengujian Secara Parsial Hipotesa Pertama : H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara

pengungkapan CSR terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan H1 : Terdapat hubungan positif signifikan antara pengungkapan CSR terhadap Nilai Pasar Ekuitas PerusahaanHipotesis kedua Hipotesis Kedua : H0 : Tidak terdapat hubungan positif signifikan antara Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan. H1 : Terdapat hubungan positif signikan antar Return on Asset (ROA) terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Nilai dari penelitian (T hitung) yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan T tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan berupa : H0 di tolak apabila : t hitung > t tabel, dan P-value <

53

H0 diterima apabila : t hitung < t tabel, dan P-value > Selanjutnya kita akan menganalisis output spss pada tabel 7.1. Konstanta koefisien regresi, T-test dan signifikansi untuk uji hipotesis yang pertama dan kedua. Tabel 7.1 Konstanta koefisien regresi, T-test, dan Signifikansi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients B Std. Error 2,316E7 8,801E7 7,577E7

Standardized Coefficients Beta t Sig.

Collinearity Statistics Tolerance VIF

(Constant) CSR ROA

-2,293E7 1,118E8 7,203E7

-,990 ,338 ,329 1,270 ,223 ,246 ,951 ,357 ,745 ,745 1,342 1,342

a. Dependent Variable: FMVE

(sumber data : hasil output spss) a) Persamaan regresi : .FMVE = -2.293 + 1.119 CSR + 7.203 ROA + e b) Koefisien regresi variabel CSR sebesar 1.119 menyatakan bahwa setiap penambahan tingkat CSR disclosure sebesar 1, maka nilai FMVE akan naik sebesar 1.119.

54

c) Koefisien regresi variabel ROA sebesar 7.203 menyatakan bahwa setiap penambahan setiap penambahan tingkat ROA, maka nilai pasar ekuitas perusahaan akan naik sebesar 7.203. d) T-test untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel bebas terlihat pada kolom sig. Dari tabel 7.1 diperoleh hasil T-test variabel konstanta (-0.990), CSR (1.270) dan ROA (0.951), dengan tingkat signifikansi variable konstanta (0.338), variable CSR (0.223), dan variable ROA (0.357) Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan hipotesis nol diterima( T hitung < T tabel, dan P hitung > ), yaitu tidak ada pengaruh signifikan antara pengungkapan variable CSR maupun variable ROA secara parsial terhadap variabel nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE). D.2 Analisis Secara Simultan Hipotesa Ketiga : H0 : Pengungkapan CSR dan ROA perusahaan secara bersama-ama tidak mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan. H1 : Pengungkapan CSR dan ROA perusahaan secara bersamasama memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan. Nilai dari penelitian (f hitung) yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan f tabel sehingga dapat ditarik kesimpulan berupa :

55

H0 ditolak apabila : f hitung f tabel, dan P-value < H0 diterima apabila : f hitung < f tabel, dan P-value > Berikut adalah analisis mengenai hasil output SPSS tabel 7.2. Model Summary untuk hipotesis ketiga : Tabel 7.2. Model Summary

Model R
dimens ion0

Adjusted R R Square ,501


a

Std. Error of the Estimate 3,471E7 Durbin-Watson 2,895

Square ,151

,251

a. Predictors: (Constant), ROA, CSR b. Dependent Variable: FMVE (sumber data : hasil output spss) a) Nilai R sebesar 0.501 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara variabel CSR dan ROA terhadap nilai pasar ekuitas (FMVE) adalah sedang/lumayan kuat b) Angka Rsquare atau koefisien determinasi menunjukkan angka sebesar 0.251. hal ini berarti 25.1% variasi dari nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE) dapat dijelaskan dengan variabel CSR dan ROA, sedangkan sisanya 74,9 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini atau model penelitian.

56

c)

Standar Error of Estimate (SEE) menunjukkan angka 3.417E7, makin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi nilai pasar ekuitas perusahaan. Selanjutnya dilakukan uji F . Dari uji Anova atau F test yang

ditunjukkan pada tabel 8.3. didapat F hitung adalah 2.507 dengan tingkat signifikansi 0.115. karena nilai probabilitas jauh lebih besar dari 0.05,dan nilai F statistic (2.507) jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai F tabel (3.68) , maka disimpulkan model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE). Atau bisa dikatakan Pengungkapan CSR dan ROA secara bersama-sama tidak

mempengaruhi nilai pasar ekuitas perusahaan.

Tabel.7.3 Hasil uji F


ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 6,043E15 1,808E16 2,412E16 Df 2 15 17 Mean Square 3,022E15 1,205E15 F 2,507 Sig. ,115a

a. Predictors: (Constant), ROA, CSR b. Dependent Variable: FMVE (sumber : hasil output spss)

57

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan dan signifikansi hubungan antara tingkat pengungkapan informasi CSR dan ROA terhadap Firms Market Value of Equity (FMVE). Setelah melakukan penelitian pengaruh tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Return On Asset (ROA) terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan yang tercatat pada Jakarta Islamic Index, periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, maka dapat disimpulkan : 1. Tidak terdapat pengaruh pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE). Hal ini ditunjukkan oleh angka signifikansi pada tabel 7.1 sebesar 0.223 dimana jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0.05. 2. Tidak terdapat pengaruh pengungkapan Return On Asset (ROA) terhdap nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE). Hal ini di tunjukkan oleh angka signifikansi pada tabel 7.1 sebesar 0.357 dimana jauh lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. 3. Tidak terdapat pengaruh pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) dan Return On Asset (ROA) secara bersamasama terhadap nilai pasar ekuitas perusahaan (FMVE). Hal ini
58

ditunjukkan oleh angka signifikansi pada tabel 7.3 sebesar 0.115 yang jauh lebih besar dari tingkat signifikansi 0.05. B. Saran dan Keterbatasan Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, serta saran bagi penelitian selanjutnya dimasa yang akan datang. 1. Jumlah sampel yang kecil dan terbatas pada perusahaan yang masuk ke dalam Jakarta slamic index. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak jumlah sampel penelitian dan menggunakan metodologi penelitian yang lain untuk uji statistiknya. 2. Penelitian tidak membedakan jenis industry yang bisa saja

mempengaruhi tingkat pengaruh pengungkapan CSR dalam laporan tahunan perusahaan. Untuk penelitian selanjutnya dapat

mempertimbangkan untuk pembedaan jenis industri peerusahaan dalam populasi penelitiannya. 3. Penelitian ini hanya menggunakan dummy variabel dengan skala ukur 0 dan 1 untuk mengukur tingkat pengungkapan yang dilakukan

perusahaan dalam laporan tahunannya.untuk penelitian selanjutnya mungkin dapat menggunakan skala ukur dennan pembobotan bagi tingkat pengungkapan yang berbeda, misalanya skala linkert. 4. Pengukuran indeks pengungkapan CSR yang masih mengandung unsur subyektifitas. Saran bagi penelitian berikutnya adalah untuk terus mengikuti perkembangan pengukuran pengungkapan CSR perusahaan.

59

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Fr. Reni Retno, Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Simposium Nasional Akutansi IX, 2006. Ating, Somantri dan Sambas A. Muhidin, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Penerbit Pustaka Setia, Bandung, 2006. Bierman, Jr. Harold dan Thomas R. Dyckman, Managerial Cost Accounting, Second Edition, New York, Macmillan Publishing Co.Inc., 1976. Bowen, Howard, R., Social Responsibilities of the Businessman, Harper & Row, New York, 1953 Brigham F. Eugene, dan J. Fred Weston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi kesembilan, Penerbit Erlangga, 1998. Brigham F. Eugene, dan Michael C. Ehrhardt, Financial Management, Edisi kesebelas, South-Western Cengage Learning, 2005. Choi, Frederick, International Accounting, Thomson Learning, 2008. Gazdar, Kaevan, Reporting Nonfinancials, John Wiley & Sons Inc., 2007. Guthrie, J. and L. D. Parker, Corporate Social Disclosure Practice : A Comparative International Analysis, Advances in Public Interest Accounting Vol. 3, pp. 159 175, 1990.

60

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen, Akutansi Manajemen, Edisi ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005. Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008. Linawati, Lisa Utomo, Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja manajemen Perusahaan, Jurnal Akutansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 28 42. Lindenmann, Content Analysis, Public Relation Journal, July 1983, pp 24-26. Moon, Jeremy, Corporate Social Responsibility : An Overview, International Directory of Corporate Philantrophy London, Europe, 2002. Nindito, Marsellisa, Corporate Social Responsibility Disclosure dan Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan : Analisis Perusahaan Indeks LQ-45, Jurnal Wahana Akutansi Vol. 3, No. 2, Desember 2008 :149 172. S. Munawir, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2002. Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi Wondabio, Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Earning Response Coefficient, Simposium Nasional Akutansi X, 2007. Sembiring Eddy Rismanda, Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung jawab Sosial (Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta), Simposium Nasional Akutansi VIII, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan keduabelas, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2008.

61

Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007, Tentang Perseroan Terbatas. Weygandt J. J., D. E. Kieso & P. D. Kimmel, Accounting Principles, 6th Edition, John Wiley & Sons Inc, USA, 1999. Yunita, Frency, Pengaruh Tingkat Disclosure terhadap Biaya Ekuitas, Tugas Akhir No. 0228/AKT/2003, Surabaya: Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, 2003. Referensi Situs : 1. 2. 3. 4. http://www.perencanakeuangan.com/files/SahamSyariah.html http://www.idx.co.id http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta_Islamic_Index http://www.yahoo.com

62

Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan dan Kode

No

Kode 1 ASII 2 BNBR 3 UNSP 4 BTEL 5 BLTA 6 CTRA 7 SMCB 8 INTP 9 KLBF 10 KIJA 11 LPKR 12 PGAS 13 LSIP 14 PTBA 15 TLKM 16 TINS 17 UNVR 18 UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

63

Lampiran 2 Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Tahun 2006 (dalam Rupiah Penuh)
2006 Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Rp 43.615.077.426.038,40 Rp 2.893.104.864.000,00 Rp 1.935.662.400.000,00 Rp 2.153.186.965.775,00 Rp 6.595.905.518.265,28 Rp 1.656.105.745.320,00 Rp 1.302.693.000.000,00 Rp 18.638.333.778.255,90 Rp 11.214.169.564.628,20 Rp 799.888.157.705,00 Rp 1.027.956.379.136,48 Rp (548.346.048.244,16) Rp 6.419.412.693.596,25 Rp 6.513.965.070.998,00 Rp 168.870.435.569.163,00 Rp (168.304.188.300,00) Rp 45.363.478.300.000,00 Rp 16.525.245.831.046,00

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

64

Lampiran 3 Nilai Pasar Ekuitas Tahun 2007 (dalam rupiah penuh)


2007 Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Rp 103.014.287.385.831,00 Rp 10.175.080.032.000,00 Rp 7.967.075.366.250,00 Rp 5.490.026.352.440,00 Rp 10.400.811.708.244,40 Rp 2.550.832.703.250,00 Rp 9.578.625.000.000,00 Rp 27.501.708.964.572,20 Rp 12.005.424.648.246,20 Rp 1.833.453.599.030,00 Rp 10.208.269.500.050,00 Rp 292.232.449.267,85 Rp 13.324.712.180.446,70 Rp 25.515.725.694.215,00 Rp 174.573.094.565.496,00 Rp 392.117.555.680,00 Rp 47.897.248.700.000,00

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia

65

Lampiran 4. Nilai pasar Ekuitas Perusahaan Tahun 2008 (dalam rupiah penuh)
2008 Nilai Pasar Ekuitas Perusahaan Rp 36.920.190.792.617,20 Rp (16.828.911.216.000,00) Rp 583.389.407.959,35 Rp (1.970.788.706.371,00) Rp 2.357.421.954.487,68 Rp (2.071.932.657.140,00) Rp 996.177.000.000,00 Rp 14.730.190.957.329,60 Rp 3.514.895.031.309,98 Rp (647.103.460.150,00) Rp 12.111.506.186.500,00 Rp 39.821.559.471.836,20 Rp 3.164.703.575.797,67 Rp 14.181.908.495.931,50 Rp 124.139.025.966.713,00 Rp 4.851.629.959.250,00 Rp 57.490.447.700.000,00 Rp 13.388.651.668.932,40

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

66

Lampiran 5 Perhitungan Indeks CSR Tahun 2006

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

Total Checklist Item Pengungkapan 78 33 78 31 78 16 78 11 78 4 78 6 78 20 78 12 78 26 78 15 78 5 78 21 78 19 78 33 78 28 78 9 78 21 78 24

Perhitungan Indeks CSR 0.4231 0.3974 0.2051 0.1410 0.0513 0.0769 0.2564 0.1538 0.3333 0.1923 0.0641 0.2692 0.2436 0.4231 0.3590 0.1154 0.2692 0.3077

67

Lampiran 6 Perhitungan Indeks CSR Tahun 2007


Total Checklist Item 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 Perhitungan Indeks CSR 0.4615 0.4103 0.2051 0.2179 0.1026 0.2051 0.3333 0.1667 0.3462 0.2179 0.0769 0.2949 0.2436 0.4359 0.4615 0.4872 0.3205 0.3205

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

Pengungkapan 36 32 16 17 8 16 26 13 27 17 6 23 19 34 36 38 25 25

68

Lampiran 7 Perhitungan Indeks CSR Tahun 2008


Total Checklist Item 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 Perhitungan Indeks CSR 0.4487 0.4103 0.2308 0.2179 0.1410 0.1538 0.3462 0.2821 0.3590 0.2564 0.2179 0.2949 0.2564 0.4872 0.4359 0.5128 0.4359 0.3205

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

Pengungkapan 35 32 18 17 11 12 27 22 28 20 17 23 20 38 34 40 34 25

69

Lampiran 8. Perhitungan ROA Perusahaan Tahun 2006 (dalam jutaan rupiah)


Perhitungan Nilai ROA 2006 EBIT (Operating Income) Total Asset Rp 4,991,316 Rp 57,929,290 Rp 611,100 Rp 8,666,800 Rp 292,158 Rp 1,783,001 Rp 138,847 Rp 2,217,139 Rp 946,392 Rp 8,205,956 Rp 286,957 Rp 5,153,111 Rp 6,178 Rp 7,065,846 Rp 1,067,676 Rp 9,598,280 Rp 1,071,271 Rp 4,624,619 Rp 51,891 Rp 1,907,310 Rp 447,173 Rp 8,485,584 Rp 2,393,322 Rp 15,113,902 Rp 454,648 Rp 2,985,212 Rp 656,776 Rp 3,107,734 Rp 21,593,000 Rp 75,136,000 Rp 381,223 Rp 3,462,222 Rp 2,435,370 Rp 4,626,000 Rp 1,337,118 Rp 11,247,846

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

ROA 0.086162 0.07051 0.163857 0.062624 0.11533 0.055686 0.000874 0.111236 0.231645 0.027206 0.052698 0.158352 0.1523 0.211336 0.287386 0.110109 0.526453 0.118878

70

Lampiran 9. Perhitungan ROA Perusahaan Tahun 2007 (dalam jutaan rupiah)


Perhitungan Nilai ROA 2007 EBIT Total Asset 8.501.000 Rp 63.520.000 862.000 Rp 14.137.000 488.871 Rp 4.310.904 318.300 Rp 4.664.200 898.071 Rp 20.668.625 336.091 Rp 7.484.109 520.463 Rp 7.208.250 1.584.814 Rp 10.037.927 1.129.355 Rp 5.138.213 67.357 Rp 2.506.341 461.121 Rp 10.533.372 3.081.690 Rp 20.348.341 990.900 Rp 3.938.140 896.984 Rp 3.979.181 26.473.000 Rp 82.059.000 2.732.641 Rp 5.032.712 2.777.360 Rp 5.333.406 2.397.187 Rp 13.002.619

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR UNTR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia United Tracktors Tbk

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

ROA 0,133831864 0,060974747 0,11340336 0,068243214 0,043450931 0,044907283 0,072203794 0,157882606 0,219795287 0,026874635 0,043777149 0,151446744 0,251616245 0,225419251 0,322609342 0,542975835 0,520747905 0,184361858

71

Lampiran 10. Perhitungan ROA Perusahaan Tahun 2008 (dalam jutaan rupiah)
Perhitungan Nilai ROA 2008 EBIT Total Asset 11.876.000 Rp 80.740.000 1.251.000 Rp 25.418.000 759.697 Rp 4.700.319 378.600 Rp 8.546.000 1.891.914 Rp 24.976.324 290.999 Rp 8.108.443 986.203 Rp 7.674.980 2.459.869 Rp 11.286.707 1.142.712 Rp 5.703.832 107.160 Rp 2.961.052 465.453 Rp 11.787.777 4.657.252 Rp 25.550.580 1.314.416 Rp 4.921.310 2.493.942 Rp 6.106.828 22.307.000 Rp 91.256.000 2.070.204 Rp 5.785.003 3.431.098 Rp 6.504.736

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Kode ASII BNBR UNSP BTEL BLTA CTRA SMCB INTP KLBF KIJA LPKR PGAS LSIP PTBA TLKM TINS UNVR

Nama Perusahaan ASTRA INTERNATIONAL TBK Bakrie & Brothers Tbk Bakrie Sumatra Plantations Tbk Bakrie Telecom Tbk Berlian Laju Tanker Tbk Ciputra Development TBK Holcim Indonesia Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kalbe Farma Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Lippo Karawaci Tbk Perusahaan gas negara (Persero)Tbk PP London Sumatera Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk Timah Tbk Unilever Indonesia

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

ROA 0,147089423 0,04921709 0,16162669 0,044301428 0,075748297 0,035888394 0,12849584 0,217943905 0,200341104 0,036189841 0,039486071 0,182275784 0,267086609 0,408385826 0,244444201 0,357857031 0,527476903

72

You might also like