TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK
(GOOD GOVERNMENT) DAN (GOOD GOVERNMENT) DAN
TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) (GOOD GOVERNANCE) DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH DALAM IMPLEMENTASI OTONOMI DAERAH OLEH : OLEH : PROF.DR. SADU WASISTIONO, MS PROF.DR. SADU WASISTIONO, MS SEPTEMBER 2006 SEPTEMBER 2006 A. A. Paradigma Baru Berpemerintahan Paradigma Baru Berpemerintahan 1. 1. Hubungan antara pemerintah dgn masyarakat bersifat sangat dinamis, bergerak seperti pendulum antara kutub sangat berkuasa ke kutub yang sangat lemah. 2. Fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat. 3. Dalam per]alanan waktu, pemerintah men]adi sangat berkuasa dan menelan' masyarakat {studi kasus sebelum abad 19 : pemerintahan kolonialisme /monarkhi absolut_. 4. Munculnya paham demokrasi {pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat_ pada awal abad 20, masyarakat menuntut hak untuk lebih banyak memegang peran dalam pembuatan kebi]akan publik, walaupun banyak menemui hambatan. 5. Hambatan - hambatan pelaksanaan proses demokrasi : Pimpinan politik & pemerintah yang dipilih rakyat seringkali menyalahgunakan kepercayaan, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan {distrust_. Menurut Fukuyama, untuk membangun bangsa diperlukan kondisi high trust". Beberapa pendapat ahIi tentang kegagaIan Pemerintah : 1. Peter F. Drucker {1968_ dalam The Age of Discontinuity' emungkinan bangkrutnya birokrasi. 2. Barzelay {1982_ dalam Breaking Through Bureaucracy' Masyarakat bosan dan muak pada birokrasi yang rakus dan beker]a lamban. 3. Osborne & Gaebler {1992_ dalam Reinventing Government' = egagalan utama pemerintah saat ini adalah karena kelemahan mana]emennya, bukan pada apa yang diker]akan pemerintah, melainkan bagaimana caranya pemerintah menger]akannya. .4. Osborne & Plastrik {1996_ dalam Banishing Bureucracy' = agar birokrasi lebih efektif, perlu dipangkas agar ramping, the least government is the best government' 5. E. 8. 8avas {1987_ = Perlunya privatisasi, ramping struktur kaya fungsi, pemilahan dan pemilihan fungsi publik. Mc Leod {1998_ mengemukakan pendapatnya bahwa krisis Mc Leod {1998_ mengemukakan pendapatnya bahwa krisis multidimensional di ndonesia sebagian besar disebabkan multidimensional di ndonesia sebagian besar disebabkan oleh adanya salah urus { oleh adanya salah urus {mismanagement mismanagement_ pada semua sektor, _ pada semua sektor, baik swasta dan terutama pemerintah. baik swasta dan terutama pemerintah. Diperlukan pembaruan mana]emen pemerintahan pada semua Diperlukan pembaruan mana]emen pemerintahan pada semua tahapan, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan tahapan, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan implementasi sampai tahapan evaluasi. implementasi sampai tahapan evaluasi. Paradigma good governance pada dasarnya adalah upaya Paradigma good governance pada dasarnya adalah upaya membangun filosofi, strategi serta teknik mengelola urusan membangun filosofi, strategi serta teknik mengelola urusan- - urusan publik secara lebih transparan dengan melibatkan urusan publik secara lebih transparan dengan melibatkan para pihak para pihak- -pihak yang terlibat { pihak yang terlibat {stakeholder and shareholder_. stakeholder and shareholder_. Diantara komponen bangsa, setelah ter]adinya reformasi, Diantara komponen bangsa, setelah ter]adinya reformasi, ternyata birokrasi merupakan sektor yang paling lamban ternyata birokrasi merupakan sektor yang paling lamban berubahnya. berubahnya. Berdasarkan praktek pemerintahan di berbagai negara ditengarai Berdasarkan praktek pemerintahan di berbagai negara ditengarai adanya " adanya "bad government bad government yang ditandai dengan banyaknya yang ditandai dengan banyaknya korupsi kolusi nepotisme yang membuat negara mengarah ke korupsi kolusi nepotisme yang membuat negara mengarah ke kebangkrutan. Oleh karena itu diperlukan konsep baru mengenai kebangkrutan. Oleh karena itu diperlukan konsep baru mengenai cara berpemerintahan yang baik ( cara berpemerintahan yang baik (good government good government. . Good governance Good governance Bad Good Bad Good Government Government Government Government B. Konsep Good Government B. Konsep Good Government Perbandingan Ciri Perbandingan Ciri- -ciri ciri ad Government ad Government dengan dengan Good Government Good Government iri iri- -ciri Bad Government ciri Bad Government iri iri- -ciri Good Government ciri Good Government 1. 1. Lamban dan bersifat reaktif Lamban dan bersifat reaktif 2. 2. Arogan Arogan 3. 3. Korup Korup 4. 4. Birokratisme Birokratisme 5. 5. Boros Boros 6. 6. Bekerja secara naluriah Bekerja secara naluriah 7. 7. Enggan berubah Enggan berubah 8. 8. Kurang berorientasi pada Kurang berorientasi pada kepentingan publik kepentingan publik 1. 1. Proaktif Proaktif 2. 2. Ramah dan Persuasif Ramah dan Persuasif 3. 3. Transparan Transparan 4. 4. Mengutamakan proses dan Mengutamakan proses dan produk produk 5. 5. Proporsional dan profesional Proporsional dan profesional 6. 6. Bekerja secara sistemik Bekerja secara sistemik 7. 7. Pembelajaran sepanjang Pembelajaran sepanjang hayat hayat 8. 8. Menempatkan Menempatkan 8takeholder & 8takeholder & 8hareholder 8hareholder ditempat utama ditempat utama C. Konsep Good Governance C. Konsep Good Governance * *Menurut WorId Bank, Menurut WorId Bank, Governance Governance diartikan sebagai diartikan sebagai the way the way state power is used in managing economic and social state power is used in managing economic and social resources for development society'. resources for development society'. Dengan demikian, Dengan demikian, governance adaIah cara, yaitu cara bagaimana kekuasaan governance adaIah cara, yaitu cara bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk mengeIoIa sumberdaya2 ekonomi negara digunakan untuk mengeIoIa sumberdaya2 ekonomi dan sosiaI guna pembangunan masyarakat. dan sosiaI guna pembangunan masyarakat. *UNDP, mengartikan governance sebagai *UNDP, mengartikan governance sebagai the exercise of the exercise of political,economic, and administrative authority to manage a political,economic, and administrative authority to manage a nation's affair at all levels nation's affair at all levels'. '. Kata governance, diartikan sbg Kata governance, diartikan sbg penggunaan/ peIaksanaan, yakni penggunaan kewenangan penggunaan/ peIaksanaan, yakni penggunaan kewenangan poIitik, ekonomi dan administratif untuk mengeIoIa masaIah2 poIitik, ekonomi dan administratif untuk mengeIoIa masaIah2 nasionaI pada semua tingkatan. nasionaI pada semua tingkatan. Governance memiIiki tiga domain : Governance memiIiki tiga domain : 1. Negara/pemerintahan : 1. Negara/pemerintahan : Sebagai pembuat kebijakan, pengendaIi & Sebagai pembuat kebijakan, pengendaIi & pengawas pengawas 2. Swasta/Dunia usaha : 2. Swasta/Dunia usaha : Sebagai penggerak aktivitas bidang ekonomi Sebagai penggerak aktivitas bidang ekonomi 3. Masyarakat : 3. Masyarakat : Sebagai subyek dan obyek dari sektor Sebagai subyek dan obyek dari sektor pemerintah dan swasta. pemerintah dan swasta. Posisi Tiga Domain (pemerintah, swasta, masyarakat) Posisi Tiga Domain (pemerintah, swasta, masyarakat) daIam konsep good governance yang bersifat heterarkhis daIam konsep good governance yang bersifat heterarkhis $ektor $ektor $ektor $ektor Pem. $asta Pem. $asta $ektor $ektor Masy. Masy. Governance didukung oIeh TIGA eIemen : Governance didukung oIeh TIGA eIemen : 1. PoIitik 1. PoIitik Proses pembuatan keputusan utk formuIasi kebijakan Proses pembuatan keputusan utk formuIasi kebijakan pubIik, yang diIakukan oIeh birokrasi & bersama dengan pubIik, yang diIakukan oIeh birokrasi & bersama dengan poIitisi. poIitisi. 2. Ekonomi 2. Ekonomi Proses pembuatan keputusan utk memfasiIitasi Proses pembuatan keputusan utk memfasiIitasi aktivitas ekonomi di daIam negeri & interaksi diantara aktivitas ekonomi di daIam negeri & interaksi diantara penyeIenggara ekonomi. penyeIenggara ekonomi. 3. Administrasi 3. Administrasi ImpIementasi proses kebijakan yang teIah diputuskan ImpIementasi proses kebijakan yang teIah diputuskan oIeh institusi poIitik. oIeh institusi poIitik. ADMN$TRA$ EKONOM ADMN$TRA$ EKONOM POLTK POLTK Gambar : Tiga Elemen dalam Good Governance Gambar : Tiga Elemen dalam Good Governance Perbandingan IstiIah Government dengan Governance NO NO UNSUR UNSUR PERBANDINGAN PERBANDINGAN GOVERNMENT GOVERNMENT GOVERNANCE GOVERNANCE 1. 1. Pengertian Pengertian Dapat berarti badan/Iembaga/ Dapat berarti badan/Iembaga/ fungsi yg dijaIankan oIeh suatu fungsi yg dijaIankan oIeh suatu organ tertinggi dIm suatu negara organ tertinggi dIm suatu negara Dapat berarti cara penggunaan Dapat berarti cara penggunaan atau peIaksanaan atau peIaksanaan 2. 2. Sifat Hubungan Sifat Hubungan Hirarkhis, dIm arti yg Hirarkhis, dIm arti yg memerintah berada di memerintah berada di atas,sedangkan warga negara yg atas,sedangkan warga negara yg diperintah ada di bawah diperintah ada di bawah Heterarkhis, dIm arti ada Heterarkhis, dIm arti ada kesetaraan kedudukan dan hanya kesetaraan kedudukan dan hanya berbeda dIm fungsi berbeda dIm fungsi 3. 3. Komponen Yang Komponen Yang TerIibat TerIibat Sebagai subjek hanya ada satu Sebagai subjek hanya ada satu yaitu institut yaitu institut pemerintah pemerintah Ada tiga komponen yg terIibat : Ada tiga komponen yg terIibat : 1. Sektor pubIik 1. Sektor pubIik 2. Sektor swasta 2. Sektor swasta 3. Sektor masyarakat 3. Sektor masyarakat 4. 4. Pemegang Peran Pemegang Peran Dominan Dominan Sektor pemerintah Sektor pemerintah Semua memegang peran sesuai Semua memegang peran sesuai dgn fungsinya masing dgn fungsinya masing- -masing masing 5 5 Efek Yang Diharapkan Efek Yang Diharapkan Kepatuhan warga negara Kepatuhan warga negara Partisipasi warga negara Partisipasi warga negara 6. 6. HasiI Akhir Yang HasiI Akhir Yang Diharapkan Diharapkan Pencapaian tujuan negara Pencapaian tujuan negara meIaIui kepatuhan warga negara meIaIui kepatuhan warga negara Pencapaian tujuan negara dan Pencapaian tujuan negara dan tujuan masyarakat mII partisipasi tujuan masyarakat mII partisipasi sbg warga negara maupun sbg warga negara maupun sebagai warga masyarakat sebagai warga masyarakat Ciri Ciri -- ciri Tata Pemerintahan ciri Tata Pemerintahan yyang Baik ang Baik : : 1. 1. Nengikutsertakan semua Nengikutsertakan semua, , 2. 2. Transparan dan bertanggung jawab Transparan dan bertanggung jawab, , 3. 3. Efek Efektif tif dan adil dan adil, , 4. 4. Nenjamin adanya supremasi hukum Nenjamin adanya supremasi hukum, , S. S. Nenjamin bahwa prioritas2 politik, sosial dan Nenjamin bahwa prioritas2 politik, sosial dan ekonomi ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat didasarkan pada konsensus masyarakat, , 6. 6. Nemperhatikan kepentingan mereka yang paling Nemperhatikan kepentingan mereka yang paling miskin S miskin S lemah dlm proses pengambilan keputusan lemah dlm proses pengambilan keputusan menyangkut alokasi menyangkut alokasi sumber daya pembangunan sumber daya pembangunan.. arakteristik Cood Covernance menurut UNDP : Partisipasi Partisipasi (Participation) (Participation) Syarat utama warga negara d Syarat utama warga negara daallaam berpartisipasi : m berpartisipasi : a. ada rasa kesukarelaan dan tanpa paksaaan a. ada rasa kesukarelaan dan tanpa paksaaan, , b. ada keterlibatan secara emosional b. ada keterlibatan secara emosional, , c. memperoleh manfaat, secara langsung dan t c. memperoleh manfaat, secara langsung dan tiid daak k langsung langsung dari keterlibatannya. dari keterlibatannya. 2. 2. Penegakan Hukum Penegakan Hukum (Rule of Law), (Rule of Law), Nembangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat Nembangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat lunaknya ( lunaknya (software software),perangkat keras ( ),perangkat keras (hardware hardware) maupun ) maupun sumber daya manusianya ( sumber daya manusianya (humanware humanware) ) 3. 3. Transparansi Transparansi (Transparancy), (Transparancy), eterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang eterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang menyangkut kepentingan publik, mulai dari proses menyangkut kepentingan publik, mulai dari proses pengambilan keputusan, penggunaan dana publik sampai pengambilan keputusan, penggunaan dana publik sampai pada tahapan evaluasi. pada tahapan evaluasi. Daya Tanggap Daya Tanggap (Responsiveness), (Responsiveness), Sektor publik selama ini dianggap tertutup,arogan dan Sektor publik selama ini dianggap tertutup,arogan dan berorientasi pada kekuasaan.Untuk mengetahui kepuasan berorientasi pada kekuasaan.Untuk mengetahui kepuasan masyarakat sebagai konsumen, perlu dilakukan survey masyarakat sebagai konsumen, perlu dilakukan survey secara periodik. secara periodik. Lihat ep. Nenpan No. 2S. N.Pan Lihat ep. Nenpan No. 2S. N.Pan /2004 tentang !ndeks epuasan Nasyarakat (!N) /2004 tentang !ndeks epuasan Nasyarakat (!N) S. S. Berorientasi pada konsensus Berorientasi pada konsensus (Consensus Orientation) (Consensus Orientation), , Aktivitas politik berisi dua hal pokok yaitu konflik dan Aktivitas politik berisi dua hal pokok yaitu konflik dan konsensus. Dalam pengambilan keputusan lebih konsensus. Dalam pengambilan keputusan lebih menitikberatkan konsensus. Nusyawarah merupakan menitikberatkan konsensus. Nusyawarah merupakan proses, sedangkan mufakat merupakan hasil. proses, sedangkan mufakat merupakan hasil. 6. 6. eadilan/kesetaraan eadilan/kesetaraan (Equity) (Equity) Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama Setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh kesejahteraan, walaupun kemampuan untuk memperoleh kesejahteraan, walaupun kemampuan individu berlainan namun sektor publik harus berperan individu berlainan namun sektor publik harus berperan agar kesejahteraan dan keadilan seiring sejalan. agar kesejahteraan dan keadilan seiring sejalan. . . eefektifan dan Efisiensi ( eefektifan dan Efisiensi (Effectiveness S Effectiveness S Efficiency Efficiency) ), , Perlunya kompetisi untuk menciptakan keefektifan dan Perlunya kompetisi untuk menciptakan keefektifan dan efisiensi pada sektor publik. efisiensi pada sektor publik. 8. 8. Akuntabilitas ( Akuntabilitas (Accountability Accountability) ) Pertanggungjawaban setiap aktivitas menyeluruh Pertanggungjawaban setiap aktivitas menyeluruh kepada kepada publik/masyarakat luas, disamping kepada publik/masyarakat luas, disamping kepada atasan. Akuntabilitas meliputi : atasan. Akuntabilitas meliputi : a. Akuntabilitas organisasional/administratif a. Akuntabilitas organisasional/administratif b. Akuntabilitas legal b. Akuntabilitas legal c. Akuntabilitas politik c. Akuntabilitas politik d. Akuntabilitas profesional d. Akuntabilitas profesional e. Akuntabilitas moral e. Akuntabilitas moral Nenurut litgaard (2000), korupsi terjadi karena : Nenurut litgaard (2000), korupsi terjadi karena : Corruption = Discretion + Nonopoly Corruption = Discretion + Nonopoly Accountability Accountability . . Visi Strategis ( Visi Strategis ($trategic Vision $trategic Vision) ) PerIunya memiIiki visi jangka panjang ( PerIunya memiIiki visi jangka panjang (long long- -term vision term vision), visi ), visi jangka menengah ( jangka menengah (mid mid- -term vision term vision) dan visi jangka pendek ) dan visi jangka pendek ( (short short- -term vision term vision). ). Ciri visi yang baik adaIah : Ciri visi yang baik adaIah : a. bersifat spesifik a. bersifat spesifik b. disusun daIam bahasa yang sederhana(+/ b. disusun daIam bahasa yang sederhana(+/- - 10 kata) 10 kata) c. bersifat terukur c. bersifat terukur d. mungkin untuk dicapai d. mungkin untuk dicapai e. mempunyai dimensi waktu tertentu. e. mempunyai dimensi waktu tertentu. C. IMPLEMENTASI PARADIGMA GOOD GOVERNANCE C. IMPLEMENTASI PARADIGMA GOOD GOVERNANCE DALAM OTONOMI DAERAH DALAM OTONOMI DAERAH Meskipun tidak secara resmi diumumkan penggunaan Meskipun tidak secara resmi diumumkan penggunaan paradigma baru berpemerintahan, yakni dengan paradigma paradigma baru berpemerintahan, yakni dengan paradigma good governance, namun secara impIisit paradigma tersebut good governance, namun secara impIisit paradigma tersebut nampak daIam berbagai peraturan perundang nampak daIam berbagai peraturan perundang- -undangan baru undangan baru yang terbit pada era reformasi. Termasuk berbagai peraturan yang terbit pada era reformasi. Termasuk berbagai peraturan yang mengatur tentang otonomi Daerah. HaI ini tidak terIepas yang mengatur tentang otonomi Daerah. HaI ini tidak terIepas dari tekanan negara dan Iembaga donor yang memberikan dari tekanan negara dan Iembaga donor yang memberikan hutang maupun hibah ke Indonesia. hutang maupun hibah ke Indonesia. DaIam haI partisipasi, teIah dicoba dibuka pintu yang Iebih DaIam haI partisipasi, teIah dicoba dibuka pintu yang Iebih Iebar untuk meIibatkan masyarakat daIam proses perumusan, Iebar untuk meIibatkan masyarakat daIam proses perumusan, impIementasi serta evaIuasi kebijakan pubIik meIaIui berbagai impIementasi serta evaIuasi kebijakan pubIik meIaIui berbagai peraturan perundang peraturan perundang- -undangan, meskipun seringkaIi terjadi undangan, meskipun seringkaIi terjadi penoIakan dari tubuh birokrasi. penoIakan dari tubuh birokrasi. Penegakan hukum juga muIai Iebih digiatkan antara Iain Penegakan hukum juga muIai Iebih digiatkan antara Iain dengan memperkuat posisi Mahkamah Agung serta meIetakkan dengan memperkuat posisi Mahkamah Agung serta meIetakkan jajaran pengadiIan di bawahnya, bukan Iagi di bawah presiden. jajaran pengadiIan di bawahnya, bukan Iagi di bawah presiden. Sudah muIai banyak pejabat pubIik, baik gubernur, bupati/ Sudah muIai banyak pejabat pubIik, baik gubernur, bupati/ waIikota maupun anggota DPRD yang diperiksa maupun teIah waIikota maupun anggota DPRD yang diperiksa maupun teIah dijatuhi hukuman karena didakwa korupsi. Di daIam UU Nomor dijatuhi hukuman karena didakwa korupsi. Di daIam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga dimuat 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga dimuat ketentuan kemungkinan pemberhentian KepaIa Daerah dan ketentuan kemungkinan pemberhentian KepaIa Daerah dan atau WakiI KepaIa Daerah yang Iebih tegas dan keras. atau WakiI KepaIa Daerah yang Iebih tegas dan keras. TeIah dikembangkan transparansi di bidang keuangan daerah, TeIah dikembangkan transparansi di bidang keuangan daerah, antara Iain meIaIui keharusan diaudit oIeh BPK dan antara Iain meIaIui keharusan diaudit oIeh BPK dan menyampaikan Iaporan penyeIenggaraan pemerintahan daerah menyampaikan Iaporan penyeIenggaraan pemerintahan daerah kepada pubIik. Best practice mengenai haI ini misaInya dapat kepada pubIik. Best practice mengenai haI ini misaInya dapat diIihat di Kabupaten SIeman, yang pada tahun 2004 teIah diIihat di Kabupaten SIeman, yang pada tahun 2004 teIah membuat neraca yang diaudit oIeh Akuntan PubIik Independen membuat neraca yang diaudit oIeh Akuntan PubIik Independen dan memuatnya di Surat Kabar Harian Kompas. dan memuatnya di Surat Kabar Harian Kompas. TeIah muIai dikembangkan mekanisme untuk mengetahui TeIah muIai dikembangkan mekanisme untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap kinerja pemberian peIayanan pandangan masyarakat terhadap kinerja pemberian peIayanan pubIik oIeh pemerintah daerah. Contoh mengenai haI ini pubIik oIeh pemerintah daerah. Contoh mengenai haI ini misaInya di Kota PaIangkaraya. misaInya di Kota PaIangkaraya. Pengembangan konsensus sebenarnya bukan haI yang baru, Pengembangan konsensus sebenarnya bukan haI yang baru, karena sudah merupakan budaya nasionaI Indonesia karena sudah merupakan budaya nasionaI Indonesia sebagaimana tercermin pada siIa keempat dari PancasiIa. Tetapi sebagaimana tercermin pada siIa keempat dari PancasiIa. Tetapi budaya konsensus tersebut justru muIai ditinggaIkan dan budaya konsensus tersebut justru muIai ditinggaIkan dan digantikan dengan modeI pemungutan suara untuk setiap digantikan dengan modeI pemungutan suara untuk setiap pengambiIan keputusan yang mengakibatkan muncuInya kubu pengambiIan keputusan yang mengakibatkan muncuInya kubu pro dan kontra. pro dan kontra. Pengembangan kesetaraan daIam bidang poIitik sudah muIai Pengembangan kesetaraan daIam bidang poIitik sudah muIai dijaIankan, tetapi kesetaraan dibidang ekonomi masih dijaIankan, tetapi kesetaraan dibidang ekonomi masih tersendat tersendat- - sendat karena birokrasi nampaknya masih Iebih sendat karena birokrasi nampaknya masih Iebih banyak berpihak pada keIompok ekonomi kuat dibandingkan banyak berpihak pada keIompok ekonomi kuat dibandingkan pada keIompok ekonomi Iemah. HaI tersebut nampak dari pada keIompok ekonomi Iemah. HaI tersebut nampak dari pembuatan kebijakan pubIik maupun daIam aIokasi anggaran pembuatan kebijakan pubIik maupun daIam aIokasi anggaran pubIik. pubIik. UU Nomor 32 Tahun 2004 teIah menempatkan efektivitas dan UU Nomor 32 Tahun 2004 teIah menempatkan efektivitas dan efisiensi sebagai niIai yang diutamakan, tetapi daIam efisiensi sebagai niIai yang diutamakan, tetapi daIam prakteknya masih suIit untuk diIaksanakan. Birokrasi tidak siap prakteknya masih suIit untuk diIaksanakan. Birokrasi tidak siap untuk menjaIankan prinsip ini, sehingga diperIukan untuk menjaIankan prinsip ini, sehingga diperIukan kepemimpinan visioner untuk meIakukan perubahan seperti kepemimpinan visioner untuk meIakukan perubahan seperti yang terjadi di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tanah yang terjadi di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tanah Datar. Datar. Prinsip akuntabiIitas secara bertahap sudah muIai diterapkan Prinsip akuntabiIitas secara bertahap sudah muIai diterapkan daIam impIementasi otonomi daerah di berbagai tempat di daIam impIementasi otonomi daerah di berbagai tempat di Indonesia, meskipun tingkat kemajuannya reIatif terbatas. Indonesia, meskipun tingkat kemajuannya reIatif terbatas. KiIIgaard mengingatkan bahwa Corruption = Discretion + KiIIgaard mengingatkan bahwa Corruption = Discretion + MonopoIy MonopoIy - - AccountabiIity. Tanpa akuntabiIitas, terutama daIam AccountabiIity. Tanpa akuntabiIitas, terutama daIam penggunaan dana pubIik, niscaya akan timbuI korupsi. penggunaan dana pubIik, niscaya akan timbuI korupsi. Keharusan membuat visi stratejik bagi setiap instansi Keharusan membuat visi stratejik bagi setiap instansi pemerintah sudah diatur di daIam Inpres Nomor 7 Tahun 1 pemerintah sudah diatur di daIam Inpres Nomor 7 Tahun 1 tentang AKIP. Begitu puIa dengan kewajiban caIon KepaIa tentang AKIP. Begitu puIa dengan kewajiban caIon KepaIa Daerah dan WakiI KepaIa Daerah memaparkan visi, misi dan Daerah dan WakiI KepaIa Daerah memaparkan visi, misi dan programnya dihadapan sidang paripurna DPRD teIah diatur di programnya dihadapan sidang paripurna DPRD teIah diatur di daIam pasaI 66 ayat (3) huruf (f) UU Nomor 32 Tahun 2004. daIam pasaI 66 ayat (3) huruf (f) UU Nomor 32 Tahun 2004. Meskipun demikian masih banyak visi Daerah, visi Pemerintah Meskipun demikian masih banyak visi Daerah, visi Pemerintah Daerah serta visi Perangkat Daerah yang disusun secara tidak Daerah serta visi Perangkat Daerah yang disusun secara tidak benar serta tidak diIaksanakan secara konsisten dan benar serta tidak diIaksanakan secara konsisten dan bersinambungan. bersinambungan. KeIuarnya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem KeIuarnya UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionaI, setidak Perencanaan Pembangunan NasionaI, setidak- -tidaknya tidaknya memberi acuan mengenai perIunya menyusun pembangunan memberi acuan mengenai perIunya menyusun pembangunan nasionaI secara hierarkhis dan berkeIanjutan untuk mencapai nasionaI secara hierarkhis dan berkeIanjutan untuk mencapai tujuan nasionaI serta tujuan daerah secara bersama tujuan nasionaI serta tujuan daerah secara bersama--sama. sama. C. GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI C. GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI KaIau ingin menjadi bangsa yang maju maka reformasi KaIau ingin menjadi bangsa yang maju maka reformasi birokrasi di Indonesia tidak dapat diIakukan secara parsiaI birokrasi di Indonesia tidak dapat diIakukan secara parsiaI meIainkan secara komprehensif dan berkeIanjutan diawaIi meIainkan secara komprehensif dan berkeIanjutan diawaIi dengan penyusunan grand design. Reformasi birokrasi dengan penyusunan grand design. Reformasi birokrasi harus disesuaikan dengan upaya pencapaian VISI harus disesuaikan dengan upaya pencapaian VISI NEGARA, yang seharusnya tertuang secara jeIas di daIam NEGARA, yang seharusnya tertuang secara jeIas di daIam RPJP NasionaI. RPJP NasionaI. Reformasi birokrasi di Indonesia mencakup tiga aspek Reformasi birokrasi di Indonesia mencakup tiga aspek yakni : yakni : a. manajemen; a. manajemen; b.organisasi; b.organisasi; c. orang yang bekerja di daIam organisasi. c. orang yang bekerja di daIam organisasi. PERKEMBANGAN ILMU DAN KIAT MANAJEMEN PERKEMBANGAN ILMU DAN KIAT MANAJEMEN Generasi Manajemen Generasi Manajemen 1. MG I : JungIe Management : 1. MG I : JungIe Management : 2. MG II : Management by Direction (G.R. Terry, 2. MG II : Management by Direction (G.R. Terry, 3. MG III : Management by Objective ( 3. MG III : Management by Objective ( 4. MG IV : TotaI QuaIity Management (Brian L Joiner,14). 4. MG IV : TotaI QuaIity Management (Brian L Joiner,14). 5. MG V : Human Networking Management (CharIes M. Savage, 5. MG V : Human Networking Management (CharIes M. Savage, 10) 10) Manajemen di sektor pemerintah umumnya masih Manajemen di sektor pemerintah umumnya masih menggunakan manajemen generasi kedua atau ketiga. Para menggunakan manajemen generasi kedua atau ketiga. Para ahIi mengemukakan bahwa untuk mengejar ketertinggaIan ahIi mengemukakan bahwa untuk mengejar ketertinggaIan dari segi manajemen, sektor pemerintah disarankan beIajar dari segi manajemen, sektor pemerintah disarankan beIajar dari sektor swasta yang sukses (Iihat pandangan Peter F. dari sektor swasta yang sukses (Iihat pandangan Peter F. Drucker, David McLeod, Ingraham & Romzek dIsb). Drucker, David McLeod, Ingraham & Romzek dIsb). Untuk masuk ke generasi keempat, sektor pemerintah harus Untuk masuk ke generasi keempat, sektor pemerintah harus Iebih banyak memperhatikan kepentingan masyarakat Iebih banyak memperhatikan kepentingan masyarakat sebagai konsumen. Keinginan untuk berorientasi pada sebagai konsumen. Keinginan untuk berorientasi pada kepentingan pubIik sudah tersurat di daIam UU Nomor 32 kepentingan pubIik sudah tersurat di daIam UU Nomor 32 Tahun 2004, yang ditindakIanjuti dengan PP Nomor 65 Tahun Tahun 2004, yang ditindakIanjuti dengan PP Nomor 65 Tahun 2005 tentang SPM. Tetapi antara UU dgn impIementasinya 2005 tentang SPM. Tetapi antara UU dgn impIementasinya masih ada jarak yang sangat Iebar. masih ada jarak yang sangat Iebar. Dari tiga dimensi perubahan yakni strukturaI, Dari tiga dimensi perubahan yakni strukturaI, fungsionaI dan kuIturaI, maka perubahan kuIturaI fungsionaI dan kuIturaI, maka perubahan kuIturaI yang paIing suIit diIaksanakan. DiperIukan yang paIing suIit diIaksanakan. DiperIukan kepemimpinan KepaIa Daerah yang visioner kepemimpinan KepaIa Daerah yang visioner (visionary Ieader). (visionary Ieader). Dimensi Perubahan UU 5/174 22/1 32/2004 Dimensi Perubahan UU 5/174 22/1 32/2004 StrukturaI StrukturaI FungsionaI FungsionaI KuIturaI KuIturaI PemiIihan KepaIa Daerah secara Iangsung merupakan PemiIihan KepaIa Daerah secara Iangsung merupakan momentum masyarakat utk dapat memiIih figur pemimpin yang momentum masyarakat utk dapat memiIih figur pemimpin yang mempunyai visi ke depan. mempunyai visi ke depan. Perubahan manajemen pemerintahan hrs diIakukan utk semua Perubahan manajemen pemerintahan hrs diIakukan utk semua aspek muIai dari manajemen perencanaan, keuangan, Iogistik, aspek muIai dari manajemen perencanaan, keuangan, Iogistik, peIayanan masyarakat sampai manajemen konfIik dan peIayanan masyarakat sampai manajemen konfIik dan koIaborasi. koIaborasi. Perubahannya harus didasarkan pada sebuah cetak biru yang Perubahannya harus didasarkan pada sebuah cetak biru yang disusun oIeh para akademisi, dikonsuItasikan dengan para disusun oIeh para akademisi, dikonsuItasikan dengan para pemangku kepentingan dan kemudian diputuskan secara poIitik pemangku kepentingan dan kemudian diputuskan secara poIitik oIeh poIitisi. Bukan Iagi jamannya membuat kebijakan pubIik oIeh poIitisi. Bukan Iagi jamannya membuat kebijakan pubIik sembunyi sembunyi - - sembunyi dibeIakang meja, yang akhirnya akan sembunyi dibeIakang meja, yang akhirnya akan terbuka dan kemudian akan diuji materi oIeh pubIik. HaI terbuka dan kemudian akan diuji materi oIeh pubIik. HaI semacam itu justru akan menimbuIkan ketidakpastian hukum. semacam itu justru akan menimbuIkan ketidakpastian hukum. PENATAAN ORGANISASI PENATAAN ORGANISASI Generasi Organisasi Generasi Organisasi OG I : NonformaI Organization : digunakan pada kerjasama yang OG I : NonformaI Organization : digunakan pada kerjasama yang bersifat sederhana, sejaIan dengan manajemen generasi bersifat sederhana, sejaIan dengan manajemen generasi pertama. pertama. OG II : StructuraI Organization (Henry Mintzberg, 17 dII) OG II : StructuraI Organization (Henry Mintzberg, 17 dII) OG III : Wide StructuraI Organization (Frank Ostroff,1 dII) OG III : Wide StructuraI Organization (Frank Ostroff,1 dII) OG IV : FunctionaI Organization (Susan AIbers Mohrman et aII, 1 OG IV : FunctionaI Organization (Susan AIbers Mohrman et aII, 1 dII). dII). OG V : Quantum Organization (RaIph H.KiImaan, 2001). OG V : Quantum Organization (RaIph H.KiImaan, 2001). Pengembangan manajemen pemerintahan harus diimbangi Pengembangan manajemen pemerintahan harus diimbangi dengan perubahan fiIosofi dan pengaturan penataan dengan perubahan fiIosofi dan pengaturan penataan organisasi. SeIama ini organisasi pemerintah Iebih banyak organisasi. SeIama ini organisasi pemerintah Iebih banyak diIihat sebagai wadah, beIum diIihat sebagai sistem diIihat sebagai wadah, beIum diIihat sebagai sistem kerjassama yang dinamis. Penataan organisasi hanya kerjassama yang dinamis. Penataan organisasi hanya menyangkut kotak menyangkut kotak- - kotak jabatan dan eseIonering, tetapi kotak jabatan dan eseIonering, tetapi tidak sampai menyentuh roh perubahan. tidak sampai menyentuh roh perubahan. SejaIan dengan perkembangan manajemennya, penataan SejaIan dengan perkembangan manajemennya, penataan organisasi pemerintah sudah seharusnya memasuki organisasi pemerintah sudah seharusnya memasuki generasi yang keempat yakni organisasi fungsionaI. Bennis generasi yang keempat yakni organisasi fungsionaI. Bennis & Townsend menyarankan pergeseran : ' FROM MACHO to & Townsend menyarankan pergeseran : ' FROM MACHO to MAESTRO". MAESTRO". Di tingkat nasionaI, sdh ada beberapa organisasi pemerintah Di tingkat nasionaI, sdh ada beberapa organisasi pemerintah yang disusun sebagai organisasi fungsionaI misaInya BPKP, yang disusun sebagai organisasi fungsionaI misaInya BPKP, LIPI, Arsip NasionaI, Perguruan Tinggi Negeri. Di tingkat LIPI, Arsip NasionaI, Perguruan Tinggi Negeri. Di tingkat Daerah, baru diIakukan uji coba pada SatpoI PP (Iihat PP Daerah, baru diIakukan uji coba pada SatpoI PP (Iihat PP Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedomanh Organisasi SatpoI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedomanh Organisasi SatpoI PP). PP). Pengembangan organisasi fungsionaI akan berkaitan dengan Pengembangan organisasi fungsionaI akan berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusianya yang diarahkan pengembangan sumberdaya manusianya yang diarahkan menjadi SDM profesionaI daIam bidangnya. Karier PNS yang menjadi SDM profesionaI daIam bidangnya. Karier PNS yang sifatnya zig zag, hanya memperpanjang daftar pengaIaman sifatnya zig zag, hanya memperpanjang daftar pengaIaman kerja tetapi tdk membangun PNS yang profesionaI daIam kerja tetapi tdk membangun PNS yang profesionaI daIam bidangnya. bidangnya. Menurut Bekke, Perry and Toonen daIam bukunya : " CiviI Menurut Bekke, Perry and Toonen daIam bukunya : " CiviI Service Systems in Comparative Perspective (Indiana University Service Systems in Comparative Perspective (Indiana University Press) (16 : 71 Press) (16 : 71 - - ), ada Iima tahap pengembangan peran ), ada Iima tahap pengembangan peran PNS yaitu sbb : PNS yaitu sbb : a. Tahap Pertama : PNS sebagai PeIayan Perseorangan; a. Tahap Pertama : PNS sebagai PeIayan Perseorangan; b. Tahap Kedua : PNS sebagai PeIayan Negara/Pemerintah; b. Tahap Kedua : PNS sebagai PeIayan Negara/Pemerintah; c. Tahap Ketiga : PNS sebagai PeIayan Masyarakat; c. Tahap Ketiga : PNS sebagai PeIayan Masyarakat; d. Tahap Keempat : PNS sebagai PeIayanan Yang DiIindungi; d. Tahap Keempat : PNS sebagai PeIayanan Yang DiIindungi; e. Tahap KeIima : PNS sebagai PeIayanan ProfesionaI. e. Tahap KeIima : PNS sebagai PeIayanan ProfesionaI. * Untuk masuk ke tahap keIima perIu dibangun organisasi * Untuk masuk ke tahap keIima perIu dibangun organisasi fungsionaI yang didukung oIeh orang fungsionaI yang didukung oIeh orang- -orang yang memiIiki orang yang memiIiki kompetensi dan profesionaI daIam bidang tugasnya masing kompetensi dan profesionaI daIam bidang tugasnya masing- - masing. Arah pengembangan kariernya bukan meIebar menjadi masing. Arah pengembangan kariernya bukan meIebar menjadi generaIis, meIainkan menukik ke daIam menjadi spesiaIis daIam generaIis, meIainkan menukik ke daIam menjadi spesiaIis daIam bidangnya. bidangnya. Gambar 1. ModeI Pengembangan Karier PNS Gambar 1. ModeI Pengembangan Karier PNS Pada Organisasi FungsionaI Pada Organisasi FungsionaI JABATAN POLITIS JABATAN POLITIS II II II JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN FUNGSIONAL III STRUKTURAL FUNGSIONAL III STRUKTURAL ( ) ( ) ( ) ( ) IV IV PEGAWAI BARU PEGAWAI BARU Gambar 2. ModeI Pengembangan Karier PNS Gambar 2. ModeI Pengembangan Karier PNS Pada Organisasi StrukturaI Pada Organisasi StrukturaI JABATAN POLITIS JABATAN POLITIS II II II JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN FUNGSIONAL III STRUKTURAL FUNGSIONAL III STRUKTURAL ( ) ( ) ( ) ( ) IV IV PEGAWAI BARU PEGAWAI BARU
Ingraham dan Romzek dkk (1994) menawarkan konsep pengelolaan pemerintahan baru yang disebutnya paradigma HOLLOW-STATE, dimana pekerjaan pemerintah akan lebih banyak dikontrakkan keluar (contracting out). Aparat pemerintah hanya menangani urusan yang benar-benar bersifat esensial. Ciri lainnya dari paradigma ~hollow-state adalah : 1) looking to the private sector for models of success; 2) the management environment of public organizations; 3) changing became the learning organization : a. the end of hierarchy; b. governmental reliance on external expertise; c. the decline of confidence in science; d. decentralization of knowledge.
BAGAN PERGESERAN PERAN NEGARA BAGAN PERGESERAN PERAN NEGARA
KON$EP KON$EP KON$EP KON$EP KON$EP KON$EP KON$EP KON$EP NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA NEGARA PENJAGA KE$EJAH MNMAL$ YG KUAT PENJAGA KE$EJAH MNMAL$ YG KUAT MALAM TERAAN MALAM TERAAN (GDDEN$1992 (FUKUYAMA2005 (GDDEN$1992 (FUKUYAMA2005 Peran Negara : Peran Negara : Terbatas Luas Terbatas Luas Terbatas Luas Terbatas Luas LIMA RUU UNTUK MELAKSANAKAN LIMA RUU UNTUK MELAKSANAKAN GOOD GOVERNANCE GOOD GOVERNANCE 1. RUU Administrasi Pemerintahan 1. RUU Administrasi Pemerintahan 2. RUU PeIayanan PubIik. 2. RUU PeIayanan PubIik. 3. RUU Etika PenyeIenggaraan Negara 3. RUU Etika PenyeIenggaraan Negara 4. RUU Kementerian Negara 4. RUU Kementerian Negara 5. RUU Kepegawaian Negara 5. RUU Kepegawaian Negara Sumber : Kantor Menpan, 2006. Sumber : Kantor Menpan, 2006.