You are on page 1of 42

Kelompok : Adriene Leta Annisa Novrianti Agnes Briliani Eka Putri Susianti

1301007080 1200948582

Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada PT. Unilever.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kinerja PT. Unilever jika diukur menggunakan Balanced Scorecard. Penelitian kinerja pada PT. Unilever dilakukan untuk tahun 2011 dan 2010 dengan menggunakan Balanced Scorecard. Sedangkan data yang digunakan dalam peneitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner, sedangkan data sekunder adalah data yang berupa laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan data lain yaitu data kepuasan pelanggan. Balanced Scorecard merupakan salah satu metode pengukuran kinerja yang memperhatikan aspek keuangan dan non keuangan yang terdiri atas empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan. Adapun teknik analisis yang digunakan untuk mengkaji kinerja perusahaan dengan Balanced Scorecard, untuk perspektif keuangan menggunakan Rasio Likuiditas(Cash Ratio, Reserve Requirement, Loan to Deposit Ratio, Loan to Assets Ratio, Rasio kewajiban bersih call money) ,Rasio Solvabilitas(Debt to Equity Ratio, Capital Adequacy Ratio), Rasio Rentabilitas(Net Provit Margin, Ratio Biaya Operasi Vs Pendapatan Operasi , Fee base income ratio. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan adalah cukup baik. Dari perspektif keuangan menunjukkan kinerja yang kurang sehat , meskipun dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan. Untuk perspektif pelanggan menunjukkan kinerja yang cukup baik, hal ini terlihat Customer Acquisition yang cenderung menurun dan hasil analisis atas kuesioner yang disebarkan menunjukkan kinerja yang cukup baik pula. Sedangkan untuk perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah baik.Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberi saran sebaiknya PT. Bank Central Asia Cabang Pamulang dalam mengukur kinerjanya menggunakan Balanced Scorecard, karena perusahaan dapat mengukur kinerja perusahaan berdasarkan aspek keuangan dan non keuangan, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan secara berkesinambungan dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan perusahaan serta memudahkan pihak manajemen dalam penyusunan program untuk jangka panjang dan jangka pendek.

KATA PENGANTAR Gambaran umum


PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-

1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981. Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasajasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04TH.2000.Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933. Perluasan Unilever Indonesia Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan

perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Visi,Misi dan Strategi


Visi Fokus pada Pelanggan,Konsumen dan Masyarakat Misi Misi Unilever adalah menambah vitalitas dalam kehidupan. Kami memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membantu para konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati hidup.

Balanced Scorecard Basics merupakan suatu metode penilaian kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat perspektif untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu: perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta proses pebelajaran dan pertumbuhan. Dari keempat perspektif tersebut dapat dilihat bahwa balanced scorecard menekankan perspektif keuangan dan non keuangan. Pendekatan Balanced Scorecard dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan pokok yaitu (Kaplan dan Norton, 1996): Bagaimana penampilan perusahaan dimata para pemegang saham?. (perspektif keuangan). Bagaimana pandangan para pelanggan terhadap perusahaan ? (Perspektif pelanggan).

Apa yang menjadi keunggulan perusahaan? (Perspektif proses internal). Apa perusahaan harus terus menerus melakukan perbaikan dan menciptakan nilai secara berkesinambungan? (Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan).

Sehingga apabila digambarkan, balanced scorecard akan memberikan kerangka kerja untuk penerjemahaan strategi ke dalam kerangka operasional sebagai berikut: Untuk berhasil secara finansial, apa yang harus kita perlihatkan kepada para pemegang saham? Finansial ] Tujuan ] Ukuran ] Sasaran ] Inisiatif

Untuk mewujudkan visi kita apa yang harus diperlihatkan kepada para pelanggan kita ?

Pelanggan ] Tujuan ] Ukuran ] Sasaran ] Inisiatif

VISI DAN STRATEGI

Untuk menyenangkan para pemegang saham dan pelanggan kita. Proses bisnis apa yang harus dikuasai?.

Proses bisnis internal ] Tujuan ] Ukuran ] Sasaran ] Inisiatif Pembelajaran dan pertumbuhan ] Tujuan ] Ukuran ] Sasaran ] Inisiatif

Untuk mewujudkan visi kita bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk berubah dan meningkatkan diri?.

Balanced Scorecard memberi kerangka kerja untuk penerjemahan strategi ke dalam kerangka operasional. Konsep balanced scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasi konsep tersebut. Kapalan dan Norton, 1996 menyatakan bahwa Balanced scorecard terdiri dari kartu skor (scorecard) dan berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh peronil di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang akan diwujudkan personil di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas kinerja personil yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personil diukur secara berimbang dari dua aspek: keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh sebab itu personil harus mempertimbangkan keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan non keuangan, antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta antara kinerja yang bersifat intern dan yang bersifat ekstern jika kartu skor personil digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan di masa depan. Balanced scorecard memperkenalkan empat proses manajemen yang baru, yang terbagi dan terkombinasi antara tujuan strategik jangka panjang dengan peristiwa-peristiwa jangka pendek. Keempat proses tersebut adalah (Kaplan dan Norton, 1996):

Perspektif
Balanced scorecard menunjukkan bahwa kita melihat organisasi dari empat perspektif, dan mengembangkan matrik, mengumpulkan data dan menganalisanya secara relatif terhadap masing-masing perspektif:

Financial

ROCE

Customer

Customer Loyalty

On Time Delivery

Internal Bussiness

Process Quality

Process Cycle Time

Learning & Growth

Employee Skills

Hubungan antara empat Perspektif dalam Balanced Scorecard

1.Learning and Growth/Perspektive Kategori-kategori yang terdapat dalam perspektif ini teridiri atas kemampuan karyawan; kemampuan sistem informasi; dan motivasi, pemberdayaan, serta kesesuaian dengan standard kinerja. Ukuran intinya adalah produktivitas karyawan, yang diukur dari: jumlah output tiap karyawan, tingkat kepuasan karyawan, tinggi rendahnya pengakuan terhadap prestasi karyawan, tingkat keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan, kemudahan akses karyawan terhadap informasi yang menunjang pekerjaannya, dan tingkat retensi atau penolakan karyawan, yang diukur dari jumlah perputaran (turn over) staf atau karyawan potensial. 2. Internal-Business-Process Perspective: Dalam perspektif internal-business-process, manajer mengenali proses-proses kritis pada yang mana mereka harus unggul jika mereka akan mencapai tujuan-tujuan dari shareholder dan segmen pelanggan yang menjadi target. Sistem pengukuran performans konvensional fokus hanya pada monitoring dan peningkatan biaya, mutu, dan waktu yang didasarkan pada proses bisnis yang ada. Secara jelas, pendekatan dari BSC memungkinkan permintaan untuk performans proses internal untuk menurunkan harapan-haran khusus dari pihak eksternal perusahaan.

3. Customer Perspective/Perspektif Pelanggan ini menggambarkan tampilan perusahaan di mata pelanggan. Hal ini merupakan konsekuensi dari tingkat persaingan usaha yang makin ketat, sehingga perusahaan dituntut memahami kebutuhan pelanggannya (customer driven company) Ukuran utama dari perspektif pelanggan adalah market share, custumer acquisition, custumer retention, customer satisfaction, dan customer profitability. Kelima buah ukuran ini tidaklah terpisah-pisah, melainkan memiliki saling keterhubungan. Keterhubungannya dapat digambarkan sebagai berikut. 4. Financial Perspective :Tujuan finansial menyajikan suatu fokus untuk tujuan dan ukuran dalam seluruh perspektif BSC. Setiap ukuran dipilih harus menjadi bagian dari suatu hubungan sebab-akibat yang memuncak dalam peningkatan performans keuangan. BSC harus menguraikan tentang strategi, dimulai dengan tujuan finansial jangka panjang, dan kemudian keterkaitannya terhadap bagian-bagian tindakan yang harus diambil dengan proses finansial, pelanggan, internal proses, dan terakhir karyawan dan sistem untuk mengantarkan performans ekonomis jangka panjang yang diharapkan. Walaupun bergantung pada daur hidup industrinya, tujuan strategi perspektif keuangan pada umumnya terkait pada upaya: peningkatan pendapatan, pengurangan biaya atau peningkatan produktivitas, dan utilisasi aset perusahaan.

Dengan demikian dalam persaingan yang semakin tajam, manajemen memerlukan informasi biaya yang teliti, yang memperhitungan secara cermat sumber dana (resources) yang dikorbankan untuk aktivitas penambah nilai bagi customers. Sumber dana ini dapat berasal dari modal sendiri, dana pihak ketiga, dan dari masyarakat.

Perspektif Keuangan
PT UNILEVER INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN 31 MARET 2011

(Dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain)

(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)

Rasio Likuiditas Likuiditas : adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya sesegera mungkin/ pada saat ditagih. Keadaan ini adalah bila aktiva lancar lebih besar dari pada hutang lancar. Disebut :likuid/likid. Apabila tidak dapat dipenuhi : illkuid Rasio likuditas terdiri dari : 1. Current Ratio

Current Assets Current Liabilities


= 5,053,038/ 5,041,634 =1.002=100.2% o Determines short-term debt-paying ability o Focus is on the relationship between current assets and current liabilities - Inter-firm comparison is possible and meaningful o Traditional benchmark: 2.00 - Decreased current ratio indicates lower liquidity - Industry averages provide contextual benchmark o Considerations - Quality of inventory and receivables

- Inventory cost flow assumptions 2. Acid Test (Quick) Ratio o Measures the immediate liquidity of the firm o Relates the most liquid assets to current liabilities Exclude inventory More conservative variation: Also exclude other current assets that do not represent current cash flow o Traditional benchmark: 1.00 Industry averages provide contextual benchmark o Consideration Quality of receivables

Current Assets - Inventory Current Liabilities


= (5,053,038-1841696)/ 5,041,634 = 0.637=63.7%

Inventory should be removed from CA possible misleading in liquidity indication, because : (1) inventory may be slow moving, (2) possibly obsolete, (3) parts of the inventory may have been pledged to specific creditors, or (4) a valuation problem with the inventory (cost Vs a fair current

valuation) 3. Days Sales in Receivables

Gross Receivables Net Sales 365

=(1611398+126130+3670+3981)/(5668316/365) =1745179/15529 =112 o Should mirror the companys credit terms o Gives an indication of the length of time that the receivables

have been outstanding at the end of the year - Use of the natural business year (lower sales at year-end) can understate result o Compare

- Firm data for several years - Other industry firms and industry averages 4. Accounts Receivable Turnover in time
Net Sales Average Gross Receivables

=5668316/ 1745179 =3.25

o Indicates the liquidity of receivables o Determining average gross receivables - End of year and beginning of year base points for average mask seasonal fluctuations - Internal analysis: use monthly or weekly amounts - External analysis: use quarterly data

5. Accounts Receivable Turnover in Days


Average Gross Receivables Net Sales 365

=1745179/ (5668316/365) =1745179/15529 =112

o Similar to Number of Days Sales in Receivables except average receivables are used o Should reflect firms credit and collection policies

6. Days Sales in Inventory


Ending Inventory Cost of Goods Sold 365

=603507/(2761106:365) =603507/7564.67 =79.78 o Indicates the length of time needed to sell all inventory on hand o Use of a natural business year

- Understates number of days sale in inventory - Overstates liquidity of inventory o Implications of extremes

- High: excessive inventory for sales activity - Low: inventory shortage and lost sales 7. Inventory Turnover
Cost of Goods Sold Average Inventory

=2761106/((1841696+1574060):2) =2761106/1707878 =1.617 o Indicates the liquidity of inventory o Determining average inventory

- End of year and beginning of year base points for average mask seasonal fluctuations

- Internal analysis: use monthly or weekly amounts - External analysis: use quarterly data

Aspek Solvabilitas Solvabilitas: kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Keadaan ini bila perusahaan mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya disebutsolvabel. Kalau jumlah aktiva lebih kecil dari pada hutangnya disebut Insolvabel 1. Debt Ratio

Total Liabilities Total Assets


=5296499/10333047 =0.51=51% o Indicates the percentage of assets financed by creditors o Determine the firms ability to carry debt by comparing a companys total liabilities with its total assets Total Liabilities includes : ST liabilities, reserves, deferred tax liabilities, minority shareholders interest and redeemable preferred stock and any other non-current liability. It does not include : shareholders equity (convertible PS, PS, CS, capital in excess of stated value, foreign currency equity accounts, LT investment equity accounts, RE or TS) 2. Debt/Equity Ratio
Total Liabilities Shareholders' Equity

=5296499/5036548 =1.05 o Helps determine how well creditors are protected in case of insolvency o The lower the better the company position (from Lt debt-paying ability perspective) o Comparisons - Industry competitors and averages

3. Debt to Tangible Net Worth Ratio


Total Liabilities Shareholders' Equity - Intangible Assets

=5296499/5036548-637036 =1.2

o Determines the entitys long-term debt payment ability o Indicates how well creditors are protected in case of the firms insolvency o More conservative than debt ratio or debt/equity ratio

due to exclusion of intangibles

4. Times Interest Earned


Recurring Earnings, Excluding Interest Expense, Tax Expense, Equity Earnings, and Minority Earnings Interest Expense, Including Capitalized Interest

=5834/4276 =1.36 o Indicates long-term debt-paying ability o Consider only recurring income - Exclude discontinued operations - Exclude extraordinary items o Exclude (add back) to income - Interest expense - Income tax expense - Equity losses (earnings) of nonconsolidated subsidiaries - Minority loss (income) Include interest capitalized o Comparisons 3 to 5 years of historical data Lowest value is the primary indicator of interest coverage

Industry competitors and averages o Secondary analysis Interest coverage on long-term debt Use only interest on long-term debt Not practical for external analysis

o Short-run coverage Add back noncash expenses to recurring income Less conservative

ASPEK RENTABILITAS A. Rentabilitas : Kemampuan perusahaan menghasilkan laba selama periode tertentu. Dengan membandingkan laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah Aktiva atau Modal sendiri - Rentabilitas Ekonomis: Laba perusahaan dibandingkan dengan modal yang digunakan (modal sendiri dan modal asing) - Rentabilitas Usaha/Modal sendiri : laba perusahaan dibandingkan modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan. Definisi lainnya mengenai Rentabilitas/Profitability: The ability of the firm to generate earnings Analysis of profit is important to : o Stockholders since they derive revenue, in the form of dividends, when paid from profit.

Profit market price capital gains o Creditors profits are one source of funds for debt coverage (Interest and Principal) o Management it is a performance measure

1. Gross Profit Margin

Gross Profit Net Sales


=2907210/5668316 =0.51=51% COGS represents the cost of the product sold during the period Since COGS is such a large expense for merchandising and manufacturing firms the changes in this figure can have a substantial impact on the profit for the period. To analyze vertical common size basis gross profit is compared to net sales (GPM) The ratio should then be analysed by comparison with industry data or by trend analysis overtime

2. Operating Income Margin

=1339662/5668316 =0.24=24% Use operating income in the numerator It shows the efficiency in controlling operating expenses A measure of operating income dollars generated by each dollar of sales

3. Net Profit Margin

Net Income Before Minority Share of Earnings, Equity Income, and Nonrecurring Items Net Sales
=1332451/5668316 =0.235=23.5% o Also referred to as return on sales o Reflects net income dollars generated

by each dollar of sales o o The higher the better Potential distortion

- Net other income or loss Adjusted Profit Margin: To make NPM ratio more accurate: o Remove other income and other expense from net income,

because these items do not relate to net sales o o A net other income distorts NPM on the high side, A net other expense distorts NPM on the low side.

4. Total Asset Turnover


Net Sales Average Total Assets

=5668316/((10333047+8701262):2) =5668316/9517155 =0.6 o Measures the activity of the assets and the ability of the firm to generate sales through the use of the assets o Potential distortion

- Investments

- Construction in progress - Other assets that do not relate to net sales

5. Return on Assets

Net Income Before Minority Share of Earnings and Nonrecurring Items Average Total Assets
=1332451/((10333047+8701262):2) =1332451/9517155 =0.14 o Measures the ability to utilize assets to create profits o Average total assets

- Internal analysis: month-end amounts - External analysis: beginning and ending amounts - If necessary, consistent use of end-of-year amounts o the higher the better

6. DuPont Return on Assets

Return on Assets = Net Profit Margin Total Asset Turnover

Net Income Before Net Income Before Minority Share of Minority Share of Earnings and Earnings and Nonrecurring Items Nonrecurring Items Net Sales = Average Total Assets Net Sales Average Total Assets

=23.5% x 0.6 =0.141

Reviewing NPM, TA t.o., and ROA together,

because of the direct influence that NPM and TA t.o. have on ROA o The method was developed by E. I. DuPonT de

Nemours and Company

7. Return on Total Equity

Net Income Before Nonrecurring Items - Dividends on Redeemable Preferred Stock Average Total Equity

=1332451/((5036548+4048853):2) =1332451/4542700 =0.29

Measures the return to common and preferred

stockholders o Adjustments for redeemable preferred stock

- Deduct dividends from net income (numerator)

- Deduct stock value from total equity (denominator)

ASPEK LEVERAGE/DEVIDEN

o Common shareholder is the residual owner therefore entitled to whatever profits/earnings are left o The use of debt (financial leverage) and the existence of fixed operating costs (operating leverage) have a significant impact on earnings. o The use of financing with a fixed charge (such as interest) o Using the FL results in a fixed financing charge that can materially affect the earnings available to the common SH o Successful FL if earned on the borrowed funds > paid to use the funds o Not successful FL If earned on the borrowed funds < paid to use the funds

1. Earnings per Share

Net Income - Preferred Dividends Weighted Average Number of Common Shares Outstanding
=986725/7630 =129 o o Since earnings pertain to an entire fiscal period, thus Average common shares outstanding is used for parity of

information

When the common shares outstanding as a results of a stock dividend or

stock split retroactive recognition must be given to these events for all comparative EPS presentations Stock split and stock dividends do not provide the firm with more funds they just change the number of outstanding shares affect EPS Assume that a 2 for 1 stock split took place on December 31 The denominator of EPS computation becomes 11,750 x 2 = 23,500 shares. If NI is $100,000 and preferred dividend total $10,000,

then the Simple - EPS would be = EPS = $100,000 10,000 = $3.83 23,500 2. Price/Earnings Ratio

Market Price per Share Diluted Earnings per Share Before Nonrecurring Items
o Measures the relationship between the market price of a share of common stock and that stocks current earnings per share o Use of diluted earnings per share gives more conservative

price/earnings ratio o P/E ratio is seen by the investors as a gauge of the future

earnings power of the firm.

o P/E ratio does not have any meaning when: A firm has abnormally low profit P/E ratio would be normally high A firm has losses P/E ratio would be negative o It is important to get a perspective on this ratio by comparing the average P/E for the industry and an average for all of the stocks on the stock exchange o Be aware that some financial services use primary EPS rather than fully diluted EPS

3. Dividend Payout
Dividends per Common Share Diluted EPS Before Nonrecurring Items

=(39281/7630)/129 =5.15/129 =3.99% o Measures the portion of current earnings per common share being paid out in dividends o A stable dividend policy is developed by

consideration of recurring earnings o Lower payout typically found in

- New firms - Growing firms and firms perceived as growth firms

4. Book Value per Share

Total Stockholders' Equity - Preferred Stock Equity Number of Common Shares Outstanding
=5036548/7630 =660 o Indicates the amount of stockholders equity that relates to each share of outstanding CS. o Preferred equity should be measured at liquidation value,

if available (to be paid in the event of liquidation) o Market value vis--vis book value

- Book value reflects past unrecovered asset costs - Market value reflects the potential of the firm

Kesimpulan Pt. Unilever Indonesia Tbk termasuk perusahaa yang likuid dan solvable dilihat dari perhitungan rasio-rasio di atas, akan tetapi jumlah hutang/debt lancar perusahaan ini cukup tinggi hampir setara dengan jumlah asset lancar perusahaan yang tentu saja dapat membahayakan posisi perusahaan jika jumlah hutang lancar lebih besar daripada jumlah asset lancer. Dilihat dari aspek Rentabilitas, Perusahaan ini juga menghasilkan laba yang cukup baik dari hasil operasi perusahaannya. Dilihat dari aspek leverage, perusahaan ini merupakan tempat yang baik untuk melakukan investasi karena keadaan perusahaan yang cukup stabil ditunjang dengan dividen/ return cukup tinggi yang diberikan kepada pemegang saham.

Perspektif pelanggan atau nasabah


PT.Unilever Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak cukup lama dalam hal penghasilan produk kebutuhan sehari-hari.perlahan-lahan PT.Unilever Indonesia Tbk memasuki fase pertumbuhan.melalui penghasilan produk-produk yang berkualitas PT.Unilever indonesia Tbk semakin lama berhasil menarik minat para masyarakat indonesia untuk menjadikan produk-produk yang dihasilkan sebagai kebutuhan utama. Fase ini juga ditandai ketatnya persaingan dalam industri untuk memperebutkan pangsa pasar. Untuk itu, peningkatan kepuasan pelanggan mutlak dilakukan sebagai bagian strategi perusahaan dan menjadi ukuran daripada keberhasilan perusahaan di samping ukuran lain yaitu pendapatan, pertumbuhan dan pembelajaran organisasi. Dalam implementasinya, kepuasan dapat difokuskan kepada serangkaian tindakan yang dilakukan perusahaan terhadap bauran pemasaran. Kepuasan menjadi konsep yang banyak digunakan untuk memeriksa kinerja perusahaan . Dalam kaitan ini dikenal disconfirmation and expectation untuk menjelaskan dan sebagai ukuran kepuasan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa konsumen sebelum mengkonsumsi dikonfirmasi apakah harapan terpenuhi. Ada tiga hal penting yang berkaitan dengan kepuasan yaitu: a) ringkasan reaksi afektif dari berbagai intensitas b) dibatasi dalam rentang waktu yang terbatas c) terarah kepada aspek fokal dari produk yang dikonsumsi Konsep kepuasan menjadi banyak digunakan, lembaga pelayanan publik, politisi juga tidak lekang dari permasalahan kepuasan. Hal yang harus digarisbawahi adalah bahwa kepuasan dapat ditujukan kepada seperangkat tindakan organisasi dalam pelayanan. Terciptanya kepuasan pelanggan menjadi syarat mutlak untuk perkembangan satu perusahaan, pelanggan yang puas akan melakukan pembelian ulang dan menjadi pelanggan yang loyal. Oleh karena itu, perusahaan. terciptanya kepuasan pelanggan menjadi bagian daripada strategi telah mempunyai harapan kemudian dapat

Sesuai dengan

itu,

pendekatan

akademis

terhadap kepuasan

juga

mengalami

perkembangan. Sebahagian menggunakan pendekatan multidimensi yang memilah kepuasan ke dalam berbagai dimensi dan membandingkan antara harapan dan pengalaman setelah mengkonsumsi. Akan tetapi, dalam hal lain dapat juga dilakukan dengan memeriksa kepuasan sesaat setelah mengkonsumsi barang dan jasa. Profit demografi responden atau nasabah dari hasil kuesioner dapat dilihat dibawah ini Usia <20 tahun 20-30 tahun 31-40 tahun 41-50 tahun >50 tahun total Jumlah Responden 14 11 10 9 6 50

Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Total

Jumlah responden 19 31 50

Lamanya Menjadi Konsumen

Jumlah responden

<2 tahun

2-5 tahun

23

>5tahun

25

Total

50

Dilakukan pendekatan nasabah dengan menggunakan metode kuesioner. Dengan sample sebanyak 50 orang untuk mengetahui kepuasan pelanggan. karakteristik penting berkaitan dengan Berbagai

responden dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Sampel laki-laki berjumlah 19 orang sementara

perempuan berjumlah 31 orang .selanjutnya dari segi usia konsumen yang paling dominan menggunakan produk berusia <20 tahun dengan jumlah responden 14 orang,untuk usia 20-30 tahun berjumlah 11 orang,untuk usia 31-40 tahun berjumlah 10 orang,untuk usia41-50 tahun 9 orang dan untuk usia >50 tahun berusia 6 orang. Selanjutnya diketahui bahwa lama sampel menjadi konsumen unilever yang paling dominan adalah lebih dari 5 tahun (25 orang) lebih dari 2-5 tahun (23 orang); dan kurang dari 2 tahun (2 orang); . Diagram mengenai Kepuasan Pelanggan (dalam persen)

70 60 50
sangat puas

40
cukup puas

30
kurang puas

20 10 0

Telah

dilakukan

pembagian

kuesioner

kepada

50

konsumen

produk

unilever.tujuan dari pengujian ini adalah untuk meyakinkan bahwa kuesioner yang kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala yang ada dan menghasilkan data yang valid. Dari diagram yang ada dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen dalam hal mengkonsumsi/menggunakan produk unilever menunjukkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi.dimana sebesar 60% pelanggan menyatakan sangat puas akan penggunaan produk unilever,sebesar 30% pelanggan menyatakan cukup puas atas penggunaan produk unilever dan sisanya sebesar 5% pelanggan menyatakan lurang puas atas penggunaan produk unilever.

Mutu produk
sangat maksimal cukup sangat tidak maksimal 30 7 50 40 maksimal tidak maksimal

Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa mutu produk yang diberikan untuk konsumen berada pada tingkat yang baik karena 50% menjawab sangat maksimal,40% menjawab maksimal,7% menjawab cukup,3% menjawab tidak maksimal,dan 0% menjawab sangat tidak maksimal. Secara keseluruhan dari kuesioner kepuasan pelanggan yang dilihat dari tingkat kepuasan pelanggan dan mutu produk berada pada tingkat baik yang berarti konsumen puas dengan produk yang dihasilkan oleh PT.unilever Tbk.hasil kuesioner ini juga diperkuat dengan pelayanan customer care yang dapat memenuhi segala kritik dan saran dari pelanggan.itu berarti PT.unilever Tbk terus berusaha mewujudkan komitmen menghasilkan produk bermutu/berkualitas tinggi kepada konsumennya agar konsumen puas dengan produk yang dihasilkan. Saat ini PT.Unilever Tbk telah menunjukkan besarnya penguasaan pangsa pasar dan telah menunjukkan kemampuannya dalam mempertahankan konsumen lama.dalam mempertahankan konumen lama PT.Unilever Tbk berusaha memberikan loyalitas yang tinggi terhadap konsumen lama yaitu dengan memngeluarkan program undian,sekolah pepsodent,penyaluran sumbangan dan masih banyak lagi.selain itu PT.Unilever Tbk juga selalu berusaha untuk memperoleh nasabah baru misalnya dengan meluncurkan kembali produk surf yang juga didukung melalui program kegiatan yang mendemonstrasikan mencuci pakaian dengan surf,peluncuran program negri awan peri molto dan masih banyak program lainnya.

Perspektif Proses Bisnis


Untuk menjalankan proses bisnisnya, Unilever dibagi menjadi beberapa divisi. Divisi-divisi tersebut antara lain adalah divisi home care and hygiene, personal care dan foods and ice cream. Setiap divisi memusatkan perhatiannya pada produk-produk tertentu.

Dalam melaksanakan segala kegiatan, Unilever melakukannya dengan penuh kejujuran, integritas dan keterbukaan dengan tetap menghormati hak asasi manusia, menjaga keseimbangan para karyawan kami dan menghormati kepentingan sah relasi mereka. Semua Perseroan Unilever dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hokum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya. Unilever memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati di mana semua memiliki rasa tanggung jawab atas kinerja dan reputasi Perseroan. Unilever akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Selain itu mereka tidak akan menggunakan sarana kerja apa pun yang bersifat memaksa atau mempekerjakan anak. Unilever memiliki komitmen untuk bekerja dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan setiap individu. Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas serta aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan pelayanan-pelayanan mereka akan diberi label, disampaikan melalui iklan-iklan dan dikomunikasikan secara tepat dan semestinya. Unilever melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan bertaraf internasional. Mereka menyediakan informasi atas kegiatan perusahaan, struktur dan situasi finansial serta kinerja kepada pemegang saham pada waktunya secara teratur dan dapat diandalkan. Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat dengan para pemasok, pelanggan dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, mereka mengharapkan para mitra mereka untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis. Perseroan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan membela kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun melalui asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan usulan legislasi dan peraturan lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever tidak mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan yang dapat membiayai kelompokkelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan mendukung kepentingan partai.

Unilever juga mengadakan Smart collaboration atau kerja sama yang pintar dengan para mitra memungkinkan mereka untuk memberi nilai tambah dengan memadukan berbagai teknologi dan mempersingkat waktu untuk mendistribusikan produk ke pasar. Hal ini tidak dapat dicapai dengan bekerja sendiri. Untuk menjalankan proses bisnisnya, Unilever dipimpin oleh Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas (PT). Sedangkan Direksi adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin Unilever Indonesia. Struktur perusahaan mereka didesain supaya keputusan dapat cepat diambil. Selain itu, Unilever telah mengadopsi metodologi pemilihan dari sistem SEDEX sebagai tindakan standar Unilever dan mempergunakannya untuk mengakses kesesuaian supplier kami dengan Kode Etik Mitra Usaha. Unilever mencari bahan mentah serta pengemaan untuk produk-produk kami pada lebih dari 10.000 supplier di seluruh penjuru dunia. Mereka juga membeli barang-barang non-produksi dan jasa dari sekitar 10.000 suplier tambahan yang lain. Tugas untuk menyampaikan harapan kami dan untuk memastikan bahwa para supplier taat pada peraturan itu adalah tugas yang serius. Hal lain yang juga menjadi tugas mereka yang juga merupakan proporsi utama dari pembelian Unilever adalah pembelian dari negara-negara berkembang, di mana resiko potensi dari ketidaksesuaian merupakan yang paling tinggi. Untuk membantu Unilever mengembangkan kegiatan mereka dalam area ini, Unilever telah menformalkan kebijakan jaminan supplier untuk melengkapi Kode Etik Mitra Usaha mereka. Tanggung jawab dari menjalankan program jaminan supplier terletak pada fungsi prokuremen dan kebijakan menyakinkan bahwa mereka mempunyai pendekatan yang konsisten pada penilaian supplier di seluruh area bisnis mereka. Kebijakan mengatur bagaimana penilaian akan dilaksanakan, oleh siapa, dan di mana tanggung jawab berada untuk memastikan terlaksananya hal tersebut. Selain bidang supplier dalam menjalankan proses bisnisnya, Unilever juga memiliki organisasi R&D untuk mengembangkan inovasi produk mereka. Unilever melakukannya melalui 6 laboratorium pusat R&D mereka yang berfokus untuk membuat penemuan-penemuan baru yang handal, dan 31 pusat pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan produk-produk mereka. Dua berlokasi di Inggris (Colworth House dan Port Sunlight), satu berlokasi di Belanda (Vlaardingen), satu berlokasi di AS (Trumbull), satu berlokasi di Cina (Shanghai) dan satu lagi di India (Bangalore). Untuk proses bisnis dalam memasarkan produknya, Unilever mengembangkan beberapa strategi marketing. Dalam menjalankan bisnisnya, Unilever selalu memperhatikan segala aspek kebutuhan masyarakat yang dipasarkan dengan memberikan pemasaran produk yang dikeluarkan secara optimal. Konsep pemasaran masal yang memproduksi satu jenis untuk semua pasar sudah banyak ditinggalkan. Perkembangan tuntutan pasar dan persaingan memaksa produsen untuk menciptakan spesialisasi-spesialisasi dan demi menjaga pengembangan bisnis.

Pasar semakin jeli dan memahami kekhususan itu, daya beli meningkat dan kemauan konsumen semakin spesifik. Alasan untuk menguasai pasar dan menguasai persaingan mengantarkan para produsen menciptakan kekhususan produk. Unilever selalu memberikan kelelausaan kepada konsumen untuk menentukan kebutuhan yang diinginkan konsumen terhadap setiap masalah yang dihadapi khususnya dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia, Unilever memiliki 4 merek Shampoo untuk 4 segmen konsumen yang berbeda. Ada Sunsilk untuk mereka (khususnya perempuan) yang memiliki rambut hitam panjang dengan masing masing manfaat yang ditawarkannya, ada Clear untuk kaum muda (pria & wanita) dengan manfaat utama anti ketombe, ada Lifebuoy yang dulunya adalah merek sabun tapi dikembangkan menjadi shampoo untuk keluarga yang ingin memiliki rambut sehat, harum dan bebas kuman, serta Dove untuk mengatasi rambut masa kini dengan segala masalahnya (khususnya rambut rusak, rambut yang menggunakan hair coloring, dan laon-lain). Kalau pemasaran massal memproduksi hanya satu jenis shampoo untuk siapa saja, namun ada konsumen tertentu yang merasa bahwa shampoo ini tidak menjawab kebutuhan mereka dalam hal tertentu. Dalam hal ini 4 segmen pengguna shampoo dari Unilever adalah contoh dunia konsumen dengan kebutuhan, keinginan serta problematika masing masing dalam hal merawat rambut. Contoh yang sama juga dapat diperhatikan bagaimana Unilever membagi pasar produk sabunnya dalam 3 merek, yaitu Lux (untuk kecantikan wanita dengan segala manfaat dari sabun Lux), Lifebuoy (Kesehatan-keluarga) dan Dove (kecantikan sejati karena cantik itu tidak mengenal usia, ras dan batasan yang lain sera menonjolkan keistimewaan formulanya yang hingga kini belum bisa dicontek oleh produsen sabun dimanapun). Unilever tidak saja menjawab kebutuhan pasarnya tetapi juga memastikan kempetitornya untuk berfikir beberapa kali sebelum ikut serta kekancah persaingan tersebut. Hal inilah yang selalu dijaga dan dipelihara oleh Unilever terhadap produk-produk yang dihasilkan dalam menjawab segala aspek kebutuhan konsumen. Dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosi Unilever dirumuskan menjadi: 1. Advertising 2. Consumer Sales Promotion 3. Trade Promotion and Co-Marketing 4. Packaging. Point Of Purchase 5. Personal Selling 6. Public relations 7. Brand Publicity 8. Corporate Advertising 9. The Internet 10. Direct Marketing 11. Experiential contact: Event, sponsorship 12. Customer Service 13. Word Of Mouth

Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Dari Segi Perusahaan

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd. Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

Dari Segi Produk

Dari segi produk, Unilever terus mengembangkan inovasi-inovasi baru mereka untuk lebih memuaskan konsumen. Misalnya saja, untuk produk detergen mereka yang bermerk Surf. Saat mencuci dengan tangan, membilas biasanya merupakan pekerjaan yang paling banyak menyita waktu dan air. Sehingga perusahaan berusaha mempelajari dan mengembangkan Surf Excel sehingga perlu lebih sedikit air, sementara hasilnya pakaian tetaplah bersih sama dengan sebelumnya. Selain itu misalnya untuk produk shampoo, Unilever berhasil mengembangkan Sunsilk Straight and Smoothing yang diperuntukkan khususnya bagi yang menginginkan rambutnya terlihat halus, lembut dan lurus. Dan mereka pun mengembangkan inovasi dalam produk deodoran mereka yang memiliki merk Rexona. Mereka berhasil menggunakan teknologi kapsul mikro yang responsif pada badan yang akan bekerja pada saat paling dibutuhkan, memberikan kepercayaan diri pada orang untuk melewati situasi yang melelahkan sekalipun. Yang baru-baru ini muncul di Indonesia, Unilever meluncurkan produk PureIt. PureIt merupakan satu-satunya pemurni air dalam rumah yang dapat menghasilkan air yang sama amannya dengan air yang sudah direbus karena mampu membunuh kuman dan virus berbahaya tanpa membutuhkan gas, listrik atau supply bertekanan tinggi. Dan masih banyak lagi yang Unilever kembangkan dalam produk mereka. Itulah mengapa Unilever dari ke hari bertumbuh semakin pesat.
Dari Segi Karyawan

Karyawan yang terampil, bermotivasi dan terlibat adalah penting untuk kesuksesan Unilever. Mengembangkan dan menjaga orang-orang yang tepat akan menjadi penting untuk strategi pertumbuhan Unilever. Jadi, mereka terus melanjutkan untuk membangun struktur dan budaya internal yang memungkinkan karyawan mereka untuk berhasil. Pada tahun 2009, Unilever meluncurkan program kesiapan talenta dan organisasi. Ini membantu untuk memastikan bahwa karyawan mereka memiliki ketrampilan yang tepat yang diperlukan untuk mengelola bisnis melalui periode pertumbuhannya. Unilever menilai area-area bisnis yang paling penting bagi strategi kami guna menggambarkan tujuan khususnya dan apakah kami memiliki struktur serta kemampuan untuk melaksanakannya. Di manapun mereka menemukan celah, Unilever fokus untuk mengembangkan solusinya. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Merubah struktur organisasi Merevisi strategi dan pendekatan rekrutmen kami Meninjau kembali skema pemeliharaan kami Mengembangkan proses inti seperti pengambilan keputusan Fokus pada kultur dan terlibatnya karyawan Menggunakan program pelatihan dan pengembangan untuk membangun level kemampuan.

Sejauh ini, Unilever telah melaksanakan program perintisan kami di Cina, Indonesia dan Jerman dan pada salah satu dari kategori produk mereka. Ini memberikan pemahaman baru yang penting bagi Unilever. Pada bulan Januari 2010, Unilever menggunakan penilaian pada delapan unit bisnis lain dalam pasar utama dan kategori mereka. Unilever telah berinvestasi secara signifikan dalam pembelajaran bekerja sama dengan Accenture rekanan outsourcing mereka dengan membuat satu kurikulum tunggal untuk Manajemen Umum dan Kepemimpinan, didukung oleh infrastruktur One Technology yang juga menyediakan e-learning. Kemampuan ini telah memungkinkan pelaksanaan yang cepat dari kerangka Standar Kepemimpinan mereka yang baru. Program ini menawarkan serangkaian perilaku yang ditujukan untuk memastikan bahwa setiap manajer mempunyai tanggung jawab personal untuk melaksanakan strategi Unilever. Peralatan online yang baru diluncurkan pada tahun 2008 untuk membantu mereka memastikan konsistensi terkait bagaimana rencana pengembangan pribadi (PDPs) dari karyawan Unilever dikelola di seluruh perusahaan. Pada tahun 2009, penggunaan dari alat ini diperluas dengan memasukkan sejumlah area lain termasuk penilaian Respon Multi-Sumber untuk standar Unilever, Penilaian Keahlian Profesional, dan Profil Talenta Karyawan yang memungkinkan para karyawan untuk memperbaiki profil personal mereka untuk merefleksikan pengalaman profesional mereka. Sebagai tambahan, para karyawan juga mampu untuk mendapatkan pelatihan kusus dari akademi-akademi fungsional Unilever, seperti Akademi Pemasaran, Keuangan dan Rantai Suplai. Sebagai contoh, pada tahun 2008 fungsi pengembangan konsumen Unilever meluncurkan Pusat Kesuksesan pada kesinambungan secara online. Kegiatan ini memberikan dasar bagi para tim untuk berkolaborasi dan berbagi tindakan yang baik dari kampanya-kampanye instore di penjuru dunia. Fungsi R&D Unilever meluncurkan kursus tiga-hari tentang dasar kesinambungan yang baru pada tahun 2008, terbuka untuk semua manajer di semua bisnis. Modul e-learning tentang kesadaran kesinambungan untuk pelengkap dikembangkan pada tahun 2009.Kursus ini ditujukan untuk mengaitkan kesinambungan pada bisnis mereka sebagai alat untuk mencapai manfaat kompetitif dengan mengajarkan tiga pilar dari kesinambungan sebelum fokus pada ukuran lingkungan hidup utama Unilever tentang emisi gas rumah kaca, air, limbah dan sourcing yang berkesinambungan. Pada tahun 2009, kedua kursus pelatihan mendapat tingkat kehadiran yang tinggi, dengan total hampir 150 peserta pada satu di antara empat kursus dasar yang digelar di Eropa, Asia, Amerika Selatan dan AS, sementara 195 karyawan mendaftar untuk kursus elearning. Mengukur perubahan kultur memang bukan ilmu pasti tetapi Unilever melakukan upaya besar untuk melibatkan karyawan guna menemukan apakah mereka mengerti visi perusahaan dan berikut peranan mereka apa di dalamnya, apa pandangan mereka tentang Unilever dan apa yang yang perlu diubah untuk mencapai ambisi kami. Pada tahun 2009, kami memulai program pelibatan karyawan yang memastikan para karyawan terlibat dalam visi Univeler dan perencanaan untuk masa depan. Unilever juga mengumpulkan umpan balik dari para karyawan mereka melalui survei pelibatan karyawan. Survei Karyawan Global (GPS) pada semua karyawan Unilever dilakukan

setiap dua atau tiga tahun sekali. Populasi manajemen Unilever juga diundang untuk berpartisipasi dalam versi yang disesuaikan dalam survei - 'GPS-Pulse', yang dilakukan pada interval enam bulanan pada tahun-tahun di mana GPS tidak berlangsung. GPS-Pulse yang paling akhir (pada bulan September 2009) menggarisbawahi bahwa karyawan bangga bekerja di Unilever dan merasa nyaman tentang kultur dan bisnisnya. Hasil juga menunjukkan kepercayaan diri yang bertambah dalam hal kepemimpinan dan arah ke mana perusahaan akan bertumbuh. Umpan balik juga menunjukkan area-area di mana kami perlu untuk melakukan lebih baik dan ini ditindaklanjuti oleh para Eksekutif dan pemimpin-pemimpin senior di Unilever. Survei Karyawan Global sepenuhnya direncanakan untuk berlangsung pada bulan Juni 2010.

Bagaimana Unilever terus belajar untuk mengembangkan bisnis mereka?

Bisnis perusahaan Unilever kian hari kian pesat dan produk mereka pun sudah tidak asing lagi bagi kita karena produk mereka selalu berkualitas. Untuk belajar bagaimana menciptakan produk berkualitas, perusahaan memiliki divisi khusus untuk Research & Development (R&D). Unilever mempekerjakan lebih dari 6.000 tenaga profesional Research & Development di enam pusat riset global, tiga belas pusat pengembangan produk global dan Pusat Implementasi Regional dan Nasional. Misi R & D Unilever adalah mencari keunikan, mengantarkan, menopang dan bertumbuh besar. Hal ini berarti membuat produk baru yang berbeda, namun dengan manfaat yang terbukti dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Proses dimulai dengan mendefinisikan agenda R & D mereka, mempertimbangkan strategi merk dan kategori serta area kategori silang seperti manfaat konsumen yang utama dan platform ilmu pengetahuan serta teknologi. Area riset yang luas ini didefinisikan oleh Badan Eksekutif Unilever. Ilmuwan memantau ide dan pengetahuan yang baru muncul, memadukan penemuan baru yang sesuai pada area riset kategori silang kami yang luas dan memastikan bahwa riset tersebut sesuai dengan proyek jangka panjang serta dipadukan dengan proyek kategori inovasi berjangka waktu medium dan pendek. Ciri khas aktivitas Research & Development adalah keterkaitan erat antara ilmu pengetahuan, teknologi dan kebutuhan konsumen. Baik ketika para peneliti tengah mencari kegunaan potensial dari area ilmu pengetahuan yang muncul seperti microbiomics, atau koki dan pengembang produk Unilever sedang mempelajari cara untuk membuat rasa sup lebih lezat, mereka selalu bertanya pada diri mereka sendiri mengenai manfaat apa yang akan diperoleh para konsumen. Ahli R & D mereka secara berkesinambungan mengembangkan inovasi vitality dalam nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi. Tujuannya adalah membantu menciptakan produk yang memungkinkan orang-orang di seluruh dunia merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

Dengan semakin meningkatnya kompetisi, inovasi cepat menjadi kian penting. Tetapi terobosan dari ilmuwan tidak selalu bisa diterapkan dengan cepat menjadi inovasi yang diperlukan oleh konsumen. R & D selalu berkaitan dengan cara menemukan keseimbangan antara riset jangka panjang dan medium hingga jangka pendek bagi aplikasi teknologi hasil riset untuk menghasilkan produk-produk yang siap dipasarkan. Inovasi tidak pernah berhenti. Di masa globalisasi ini, tantangan dan kesempatan semakin meningkat. R & D yang sebelumnya merupakan kegiatan lokal, kini mempunyai jaringan global yang lebih dekat dengan pusat R & D untuk membangun dan menggunakan keahlian mereka dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Keahlian R & D Unilever diterapkan untuk kategori makanan, rumah tangga dan perawatan pribadi, lagi-lagi untuk memaksimalkan pemanfaatan investasi dalam R & D. Selain kemampuan internal R & D, Unilever juga membangun keahlian dengan rekan eksternal untuk menghadirkan terobosan baru, solusi yang lebih baik untuk consumer dan pertumbuhan yang lebih cepat bagi Unilever. Unilever mendaftarkan antara 250 dan 350 aplikasi hak paten baru dalam setahun dan portfolio mereka berisi lebih dari 20.000 hak paten dan aplikasi paten baru. Dengan fokus pada pusat-pusat global dan regional serta beberapa tim implementasi kecil di negara dan pabrik yang bersangkutan, mereka menggunakan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya dan membawa inovasi yang lebih besar pada pasar dalam kurun waktu lebih cepat.

LAMPIRAN
Kuesioner Kepuasan Pelanggan Unilever
1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan

2. Apa pekerjaan anda saat ini? a. Pelajar / mahasiswa b. Pegawai c. Wiraswasta d. Lainnya .......................

3. Berapa lama menjadi konsumen produk unilever? a. <2 tahun b. 2-5 tahun c. >5tahun

4. Apakah produk unilever susah didapatkan? a. Tidak sulit b. Cukup sulit c. Sangat sulit

5. Dimana anda biasanya membeli produk unilever? a. Warung /toko b. Mini Market c. Supermarket d. Lainnya .......................

6. Seberapa sering anda menggunakan produk unilever? a. Kadang-kadang b. Biasa saja c. Sering

7. Produk apa yang biasanya anda gunakan? a. makanan b. Perawatan rumah/perawatan pribadi c. Nutrisi & kesehatan d. Lainnya .............

8. Apakah dengan adanya produk yang dihasilkan unilever,mempermudah pemenuhan kebutuhan sehari-hari? a. Ya b. Tidak

9. Produk apa yang dikeluarkan PT.Unilever Tbk yang paling anda sukai? a. makanan b. Nutrisi & kesehatan c. Lainnya.................

10. Bagaimana respon dari customer service dalam menangani keluhan? a. Baik b. Tidak baik

11. Apakah customer service memberikan pelayanan informasi secara jelas dan cepat? a. Ya b. Tidak

12. Apakah menjadi konsumen PT Unilever Tbk ,anda memperoleh manfaat? a. Ya b. Tidak

13. Apakah mutu produk unilever sudah sesuai dengan harapan anda? a. Ya b. Tidak 14. Secara keseluruhan, apakah anda puas menjadi konsumen Unilever? a. Sangat puas b. Puas c. Tidak puas

You might also like