You are on page 1of 15

1

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM





Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Dr. Toto Suharto, M. Ag.
Disusun oleh :
Arjun Satria W (26.10.3.1.033)
Aziz Zul Hakim (26.10.3.1.038)
Bachtiar Rifai (26.10.3.1.040)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2011/2012



2

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam sebuah pendidikan terdapat sebuah komponen yang sangat penting untuk
melengkapi persyaratan proses pembelajaran. Komponen tersebut antara lain adalah
pendidik dan peserta didik. Keduanya merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Pendidik merupakan seseorang
yang sangat berpengaruh atas perkembangan seorang peserta didik. Pendidik tentu
berupaya memberikan suatu pendidikan yang dapat berguna bagi paserta didik. Karena
pendidik ingin menciptakan out put yang bisa berguna bagi khalayak banyak. Demikian
juga peserta didik juga sangat penting dalam kegiatan pendidikan. Karena peserta didik
merupakan seseorang yang harus dibina dan diberikan ketrampilan agar ia mempunyai
bekal dalam kehidupan.
Sehingga jelaslah kalau antara pendidik dan peserta didik merupakan komponen yang
sangat penting bagi bidang pendidikan. Karena kalau kedua komponen itu tidak saling
mendukung maka proses pembelajaranpun tidak akan berhasil. Dengan demikian
pendidik dan peserta didik merupakan dua komponen pendidikan yang tidak mungkin
dipisahkan.









3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidik dalam tinjauan FPI
1. Pengertian pendidik
Dari segi bahasa pendidik menurut WJS.Poerwadarminta adalah orang yang
mendidik.
1
Pengertian ini memberikan penjelasan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik.Dalam bahasa Arab dijumpai kata ustadz,
mudarris, mualim, dan muaddib, semua itu masuk dalam arti kata pendidik. Hal itu
dikarenakan, seluruh kata tersebut mengacu kepada seseorang yang memberikan
pengetahuan, ketrampilan, atau pengalaman kepada orang lain. Kata-kata yang bervariasi
tersebut menunjukkan adanya perbedaan ruang gerak dan lingkungan dimana
pengetahuan dan ketrampilan diberikan. Dengan demikian, kata pendidik secara
fungsional menunjukkan kepada seseorang yang melakukan kegiatan dalam memberikan
pengetahuan, ketrampilan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya.
Adapun pengertian pendidik menurut istilah yang telah dikemukakan oleh para
ahli pendidikan salah satunya Ahmad Tafsir mengatakan bahwa pendidik dalam Islam
adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik termasuk
orang tua. Dalam beberapa literature kependidikan pada umumnya istilah pendidik sering
diwakili oleh istilah guru.
Sebagaimana telah dijelaskan oleh Hadarinawawi, guru adalah orang yang
kerjanya mengajar dan memberikan pelajaran di sekolah atau secara lebih khusus guru
berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-
masing. Dari uraian tersebut bahwa pada akhirnya pendidik itu adalah merupakan profesi
atau keahlian tertentu yang melekat pada seseorang yang tugasnya berkaitan dengan
pendidikan.

1
Abudin Nata.1997.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Logos Wacana Ilmu.hal: 61
4

2. Kedudukan Pendidik
Kedudukan seorang pendidik dalam pendidikan islam adalah penting dan
terhormat. Imam ghazali menulis, Seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja
dengan ilmunya, dialah yang dinamakan orang besar di kolong langit ini. Dia itu ibarat
matahari yang menyinari orang lain dan menyinari dirinya sendiri. Ibarat minyak kasturi
yang wanginya dapat dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang bekerja
di bidang pendidikan, sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan
sangat penting. Maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam adabnya ini

3. Tugas dan Fungsi Pendidik
Menurut S. Nasution tugas pendidik dibagi menjadi tiga bagian :
1. Sebagai orang yang mengkomunikasikan pengetahuan.
2. Pendidik sebagai model, yaitu dalam bidang studi yang diajarkannya merupakan
sesuatu yang berguna dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
guru tersebut menjadi model atau contoh nyata dari yang dikehendaki oleh mata
pelajaran tersebut.
3. Pendidik juga menjadi model sebagai pribadi, apakah berdisiplin, cermat berpikir,
dan mencintai pelajarannya.
Dari ketiga fungsi guru tersebut tergambar bahwa seorang pendidik selain orang yang
memiliki pengetahuan yang akan diajarkannya, juga seorang yang berkepribadian baik,
berpandangan luas,dan berjiwa besar.
Adapun dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 164 juga dijelaskan fungsi bagi seorang
pendidik yang bunyinya sebagai berikut,
; O}4` +.- O>4N 4-gLg`u^- ^O)
E+E4 jgOg LOc4O ;}g)` ;e)_O^
W-OUu-4C jgOU4 gOg-4C-47
jgO]4ONC4 N_ggUENC4
=U4-^- OE-:g4^-4 p)4
5

W-O+^~E }g` N:~ O> U= -)lG`
^gj
Artinya :
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika
Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Dari gambaran ayat di atas, pendidik memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
2

a. Fungsi penyucian, artinya seorang pendidik berfungsi sebagai pembersih diri,
pemelihara diri, pengembang, serta pemelihara fitrah manusia.
b. Fungsi pengajaran, artinya seorang pendidik berfungsi sebagai penyampai ilmu
pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar mereka menerapkan
seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kedua fungsi di atas, seseorang pendidik dalam konsepsi Islam dituntut
untuk memiliki kemampuan dasar (kompetensi) yang dapat digunakan dalam
melaksanakan tugasnya. Ada tiga kompetensi yang harus dimiliki yaitu:
1. Kompetensi personal religious, yaitu memiliki kepribadian berdasarkan Islam. Di
dalam dirinya melekat nilai-nilai yang dapat ditransinternalisasaikan kepaada peserta
didik, seperti jujur, adil, suka musyawarah, disiplin, dll.
2. Kompetensi sosial religious, yaitu memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah
sosial yang selaras dengan Islam. Sikap gotong-royong, suka menolong, toleransi,
dan sebagainya merupakan sikap yang harus dimiliki pendidik yang dapat
diwujudkan dalam proses pendidikan.
3. Kompetensi professional religius, yaitu memiliki kemampuan menjalankan tugasnya
secara professional, yang didasarkan atas ajaran Islam.

2
Abdurrahman an Nahlawi,1995, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat,Jakarta, Gema Insani,
hal:169-170
6

Seorang penididik diharapkan dapat menjalankan tugas profesinya dengan baik,
ibarat seorang rasul menyampaikan risalah kepada umatnya. Abdurrahman Al-Nahlawi
mensyaratkan sepuluh sifat yang harus dimiliki pendidik, di antaranya adalah:
3

1. Tujuan hidup, tingkah laku, dan pola pikir pendidik hendaknya bersifat robbani.
2. Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh keikhlasan.
3. Menjalankan aktivitas pendidikan dengan penuh kesabaran, karena tujuan pendidikan
tidak akan tercapai dengan tergesa-gesa.
4. Menyampaikan apa yang diserukan dengan penuh kejujuran.
5. Senantiasa membekali diri dengan ilmu pengetahuan serta terus menerus
membiasakan diri untuk mempelajari dan mengkajinya.
6. Memiliki kemampuan untuk menggunakan berbagai metode mengajar secara
bervariasi, menguasainya dengan baik, dan pandai menentukan pilihan metode yang
digunakan sesuai suasana mengajar yang dihadapinya
7. Memiliki kemampuan pengelolaan belajar yang baik, tegas dalam bertindak, dan
mampu meletakkan berbagai perkara secara proporsional.
8. Mampu memahami kondisi kejiwaan peserta didik yang selaras dengan tahapan
perkembangannya, agar dapat memperlakukan peserta didik sesuai kemampuan akal
dan perkembangan psikologisnya.
9. Memiliki sikap tanggap dan responsive terhadap berbagai kondisi dan perkembangan
dunia, yang dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan, dan pola pikir peserta didik.
10. Memperlakukan peserta didik dengan adil, tidak cenderung kepada salah satu dari
mereka, dan tidak melebihkan seseorang atas yang lain, kecuali sesuai dengan
kemampuan dan prestasinya.
4

B. Peserta Didik Menurut Tinjauan FPI
1. Pengertian Peserta Didik
Peserta didik ialah makhluk Allah yang terdiri dari aspek jasmani dan ruhani yang
belum mencapai taraf kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun
psikologisnya. Oleh karena itu ia senantiasa memerlukan bantuan dari pendidik untuk

3
Toto Suharto.2006.Filsafat Pendidikan Islam.Jogjakarta.Ar-Ruz Media.
4
Abdurrahman an Nahlawi,1995, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, Sekolah, dan
Masyarakat, Jakarta, Gema Insani, hal. 239-247.
7

dapat mengembangkan potensinya secara optimal dan membimbingnya menuju
kedewasaan.
5

Potensi dasar yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara maksimal
tanpa melalui proses pendidikan. Islam memandang bahwa setiap anak yang
dilahirkan dibekali dengan fitrah. Dengan demikian islam juga mengakui bahwa
peseta didik memiliki fitrah, tetapi bagaimana fitrah ini dapat dikembangkan dengan
baik tergantung pada dirinya sendiri.
Namun lingkungan dari seorang peserta didik juga mempengaruhi perkembangan
fitrah tersebut. Perpaduan antara faktor fitrah dan faktor lingkungan dalam konsepsi
islam merupakan proses dominan yang dapat mempengaruhi pembentukan
kepribadian seorang peserta didik.
Seorang peserta didik juga mempunyai banyak kriteria. Kriteria tersebut antara
lain:
6

a. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi ia memiliki dunianya
sendiri. Peserta memiliki metode belajar mengajar tersendiri, ia tidak boleh di
eksploitasi oleh orang dewasa dengan memaksakan anak didik untuk
mengikuti metode belajar mengajar orang dewasa, sehingga peserta didik
kehilangan dunianya.
b. Peserta didik memiliki masa atau periodesasi perkembangan dan
pertumbuhannya.
c. Peserta didik ialah makhluk Allah yang memiliki perbedaan antara individu
yang satu dengan individu yang lain baik disebabkan oleh faktor bawaan
maupun lingkungan dimana ia berada. Perbedaan ini dipengaruhi oleh factor
endogen (fitrah) seperti jasmani, intelegensi, sosial, bakat dan minat.
Sedangkan faktor eksogen (lingkungan) dipengaruhi oleh pergaulan dan
pengajaran yang didapatkan dari lingkungan dimana ia berada.
d. Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani. Unsur jasmani
memiliki daya fisik, sedangkan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani
dan nafsu.

5
Toto Suharto.2006.Filsafat Pendidikan Islam.Jogjakarta.Ar-Ruz Media.hal:123-124
6
A.Haris Hermawan.2009.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Depag.hal:162
8

e. Peserta didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Sesuai dengan
hakikat manusia, peserta didik walau terdiri dari banyak segi namun
merupakan satu kesatuan jiwa dan raga.
f. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis (fleksibel).
2. Sifat Peserta Didik
Peserta didik sebagai subjek pendidikan islam mempunyai sifat yang wajib
dimiliki olehnya. Sifat tersebut antara lain adalah:
7

a. Seorang peserta didik harus membersihkan hatinya dari kotoran dan penyakit
jiwa sebelum melakukan proses belajar, karena belajar dalam islam
merupakan ibadah yang menuntut adanya kebersihan hati.
b. Seorang peserta didik harus memiliki ketabahan dan kesabaran dalam mencari
ilmu, dan bila perlu melakukan perjalanan merantau untuk mencari guru, atau
apa yang disebut rihlah ilmiyyah.
c. Seorang peserta didik harus menghormati gurunya, dan berusaha semaksimal
mungkin meraih kerelaannya dengan berbagai macam cara yang terpuji.
d. Peserta didik juga harus bertawakal dan berserah diri pada Allah agar dalam
mencari ilmu diberi kemudahan oleh-Nya.Disamping itu peserta didik juga
harus memelihara akhlak mulia dan menjauhi akhlak tercela.
8

e. Memiliki kepribadian tawadlu (rendah hati),tidak sombong atas ilmu yang
didapat.
9

Dari sifat-sifat yang ada tadi jelas bahwa pendidikan islam memperhatikan
pembentukan jiwa peserta didik agar memiliki akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia
merupakan modal untuk mencari ilmu pengetahuan. Disamping itu pendidikan islam
juga menekankan penghormatan dan pengagungan peserta didik akan guru dan
terhadap gurunya. Namun pengagungan terhadap guru disini tidak secara berlebih-
lebihan. Tetapi hanya sebatas kasih sayang pendidik dan peserta didik.
3. Kewajiban dan Hak Peserta Didik

7
Toto Suharto.2006.Filsafat Pendidikan Islam.Jogjakarta.Ar-Ruz Media.hal:128
8
Abudin Nata.1997.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Logos Wacana Ilmu.hal:85
9
A. Haris Hermawan.2009.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Depag.hal:173
9

Seorang peserta didik yang benar-benar ingin mencari ilmu yang bermanfaat
mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan olehnya. Kewajiban itu antara lain:
10

a. Belajar dengan niat ibadah untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan niat ikhlas. Faktor terpenting yang harus dimiliki peserta didik ialah
kesucian jiwa karena hal ini akan menghindari murid dari sifat-sifat tercela
yang bertentangan dengan ajaran agama.
b. Mengurangi kecenderungan pada urusan dunia tetapi lebih mengutamakan
pada urusan akhirat. Karena kecintaan pada urusan dunia akan menyebabkan
mental-mental materialism.
c. Menghindari pikiran-pikiran yang dapat mempengaruhi kebimbangan peserta
didik.
d. Lebih mengutamakan ilmu-ilmu yang terpuji, baik itu ilmu dunia maupun
ilmu akhirat.
e. Menuntut ilmu secara bertahap sesuai kemampuan yang dimiliki peserta didik.
f. Menuntut ilmu secara tuntas sampai memahami materi yang dipelajari,
kemudian mempelajari ilmu yang lain sehingga peserta didik lebih memiliki
pengetahuan lebih mendalam.
g. Mengenal nilai-nilai ilmiah atas ilmu yang dipelajarinya.
h. Lebih memprioritaskan ilmu diniyah sebelum mempelajari ilmu duniawi,
dengan bekal ilmu diniyah peserta didik memiliki bekal ilmu agama yang
akan mengarahkan pada akhlak yang baik
i. Peserta didik harus patuh dan tunduk terhadap pendidik
j. Bersungguh-sungguh dalam belajar, sehingga mendapatkan hasil yang di
inginkan
k. Peserta didik harus mengetahui ciri-ciri ilmu yang paling mulia atau ilmu
yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat, bukan hanya dunia saja. Contohnya
ilmu agama.
11

Disamping peserta didik mempunyai kewajiban. Peserta didik juga mempunyai
hak. Hak tersebut antara lain:

10
A.Haris Hermawan.2009 .Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Depag.hal:173
11
Ahmad Tafsir.2008.Filsafat Pendidikan Islami.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.hal:168
10

a. Mendapat perlakuan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
b. Mengikuti program pendidikan yang bersangkutan atas dasar pendidikan
berkelanjutan, baik untuk meningkatkan kemampuan diri maupun untuk
memperoleh pengakuan tingkat pendidikan tertentu.
c. Mendapat bantuan fasilitas belajar, beasiswa atau bantuan lain sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
d. Pindah kesatuan pendidikan yang sejajar atau yang tingkatannya lebih tinggi
dengan persyaratan penerimaan peserta didik pada satuan pendidikan yang
hendak dimasuki.
e. Memperoleh penilaian hasil belajarnya.
f. Menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang telah
ditetapkan.
g. Mendapatkan pelayanan khusus bagi peserta didik yang cacat.
4. Etika Peserta Didik
Al-Ghazali memberikan penjelasan tentang etika peserta didik terhadap pendidik
antara lain sebagai berikut:
12

a. Jika berkunjung kepada pendidik harus mengucapkan salam terlebih dahulu.
b. Tidak banyak bicara dihadapan pendidik.
c. Tidak mengajukan pertanyaan sebelum meminta izin kepada guru.
d. Tidak bicara jika tidak di ajak guru.
e. Tidak menganggap ilmu murid lebih dari guru jika guru belum mewakili
pengetahuan tentang sesuatu yang ditanyakan.
f. Tidak berbincang ditempat guru atau berbicara kepada guru sambil tertawa.
g. Jika duduk di hadapan guru jangan banyak menoleh-noleh.Tetapi duduklah
dengan menundukkan kepala dan tawadlu (rendah hati).
h. Jika guru berdiri maka berdirilah dengan penuh rasa hormat.
i. Tidak berprasangka buruk terhadap guru.
Dari pernyataan diatas, seorang peserta didik sangat disarankan untuk
menghormati pendidik. Penghormatan kepada pendidik ini sangat penting karena
pendidik diposisikan sebagai sumber pengetahuan. Dengan memposisikan pendidik

12
A.Haris Hermawan.2009.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Depag.hal:176
11

sebagai sumber pengetahuan, maka peserta didik memerlukan pendidik, oleh karena
itu posisi pendidik sangat penting. Dalam konteks pendidikan sekarang ini, etika-etika
peserta didik tersebut sebagiannya sudah di tinggalkan oleh peserta didik itu sendiri.
5. Kebutuhan Peserta Didik
Banyak kebutuhan peserta didik yang harus dipenuhi oleh pendidik, diantaranya:
a. Kebutuhan Fisik
Pertumbuhan fisik peserta didik berlangsung cukup cepat terutama pada masa
pubertas. Kebutuhan biologis juga harus dipenuhi yaitu makan, minum,dan
istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya.
b. Kebutuhan Sosial
Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan yang berhubunganlangsung dengan
masyarakat agar peserta didik dapat berinteraksi dengan masyarakat
lingkungannya, seperti diterima oleh teman-temannya secara wajar.
c. Kebutuhan Untuk Mendapatkan Status
Peserta didik pada usia remaja membutuhkan suatu yang menjadikan dirinya
berguna bagi masyarakat. Kebanggan terhadap diri.
d. Kebutuhan Mandiri
Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan-batasan atau aturan
orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan danmendisiplinkan dirinya
sendiri.
e. Kebutuhan Untuk Berprestasi
Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitannya dengan kebutuhan mendapat
status dan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan untuk memiliki
status atau penghargaan dan kebutuhan untuk hidup mandiri
f. Kebutuhan Ingin Disayang dan Dicintai
Rasa ingin disayangi dan dicintai merupakan kebutuhan yang esensial, karena
dengan terpenuhinya kebutuhan ini akan mempengaruhi sikap mental peserta
didik. Banyak anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua,
guru, dan lainnya mengalami frustasi dalam hidup. Dalam agama cinta kasih
yang paling tinggi diharapkan dari Allah SWT.

12





13


BAB III
KESIMPULAN

Pendidik adalah orang yang mendidik seseorang dan memberikan suatu ketrampilan,
pengetahuan, pendidikan,dan pengalaman kepada seseorang untuk menjadikan
seseorang itu mempunyai bekal hidup. Dengan kata lain pendidik mempunyai peranan
besar atau bertanggung jawab dalam perkembangan peserta didik dengan mengupayakan
seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, kognitif, maupun potensi psikomotor.
Peserta didik ialah seseorang yang belum mencapai taraf kematangan baik fisik,
mental, maupun psikologisnya yang memerlukan bantuan seorang pendidik untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya baik potensi afektif, kognitif, maupun
psikomotor. Peserta didik mempunyai sebuah potensi yang sangat berharga dan harus
dikembangkan sebagai bekal hidup di dunia dan akhirat. Pengembangan itulah yang
dilakukan melalui sistem pengajaran oleh pandidik.
Sehingga dalam dunia pendidikan ada yang disebut sebagai pendidik yaitu orang
yang mendidik dan juga ada yang disebut sebagai peserta didik yaitu orang yang
menerima pendidikan.













14


DAFTAR PUSTAKA

+ Abdurrahman an Nahlawi. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat. Bandung: Gema Insani Pers.
+ Abudin Nata.1997.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Logos Wacana
Ilmu.
+ Ahmad Tafsir.2008.Filsafat Pendidikan Islami.Bandung.PT Remaja
Rosdakarya.
+ A.Haris Hermawan.2009.Filsafat Pendidikan Islam.Jakarta.Depag
+ Toto Suharto.2006.Filsafat Pendidikan Islam.Jogjakarta.Ar-Ruzz
Media



















15

You might also like