You are on page 1of 46

REAKSI REDOKS

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Reaksi redoks adalah reaksi penerimaan dan pelepasan elektron ( adanya transfer elektron), atau reaksi terjadinya penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi ( adanya perubahan biloks ). Di dalam reaksi redoks terdapat reaksi oksidasi yaitu berbaga macam proses yang pada hakekatnya menaikkan valensi dari unsur utama dalam sistem itu. Reaksi pelepasan elektron atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi reduksi yaitu penambahan hidrogen atau pengambilan oksigen pada suatu zat, penuunan derajat oksidasi suatu unsur dalam senyawa, atau penambahan elektron pada suatu atom unsur, serta menangkap elektro atau terjadinya bilangan oksidasi. Pengertian oksidasi dan reduksi dapat dikelaskan dengan cara mencelupkan logam Seng kedalam larutan tembaga (II) sulfat. Logam seng akan terlapisi endapan merah coklat tembaga yang mengendap. Jika dianalisis, larutan tersebut mengandung ion seng. Reaksi yang terjadi adalah Zn ( s ) + Cu ( aq ) Zn 2+ ( aq ) + Cu ( s )

Reaksi diatas dapat dibagi menjadi 2 yaitusetengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi Oksidasi : Zn (s) Reduksi : Cu 2+
(aq)

Zn 2+ + 2e

( aq )

+ 2e
(s)

Cu

Bersadarkan dua setengan reaksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa seng mengalami olsidasi dengan cara melepas 2 elektron, sedangkan tembaga mengalami reduksi karena menangkap 2 elektron. PENYETARAAN REAKSI REDOKS Tiap reaksi harus setara, maksunya jumlah atom dan muatan ruas kiri harus sama dengan ruas kanan. Jika reaksi itu sederhana dapat disetarakan secara langsun, tetapi tidak semua reaksi dapat disetarakan secara langsung, berarti harus menggunakan suatu metode. Metode yang digunakan dalam menyetarakan reaksi redoks ada 2 yaitu :

Metode Perubahan Biloks Metode perubshsn biloks adalah dengan cara melihat perubahan bilangan oksidasinya. Metode ini didasarkan pada perubahan biloks. Unsure yang mengalami penambahan biloks disebut Oksidasi, sedangkan unsure yang mengalami penurunan biloks disebut reduksi. Untuk menyetarakan reaksi redoks dengan metode perubahan biloks, dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut : 1. Tuliskan bilangan oksidasi di atas tiap unsure 2. Berilah koefisien reaksi sehingga unsure yang mengalami perybahan biloks setara 3. Hitunglah jumlah kenaikan bilangan oksidasi unsure yang mengalami oksidasi dan unsure yang mengalami reduksi. 4. Setarakan perubahan biloks itu dengan memberikan koefisien reaksi yang sesuai 5. Setarakan unsur-unsur yang lain dengan urutan kation, anion, hydrogen dan oksigen. Contoh : 2AL + H2SO4 2AL2 ( SO4 ) 3 + SO2 + H2O

a) Metode setengah Reaksi Metode ion electron didasarkan pada pengertian bahwa jumlah electron yang dilepaskan pada reaksi oksidasi sama dengan jumlah electron yang diterima pada reaksi. Metode ini dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Menyetarakan reaksi redoks dalam suasana asam Penyetaraan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Menuliskan setengah reaksi oksidasi dan reduksi 2. Pihak yang kekurangan oksigen ditambah nH2O 3. Pihak yang kelebihan oksigen ditambah 2Nh+ 4. Menyetarakan jumlah muatan listriknya dengan cara menambah electron di ruas kiri dan kanan 5. Menyetarakan jumlah electron yang dilepas dan yang diterima 2) Menyetarakan reaksi redoks dengan suasana basa Langkah-langkah dalam penyetaraannya adalah : 1. Menuliskan setengah reaksi oksidasi dan reduksi 2. Pihak yang kekurangan n oksigen ditambah 2nOH 3. Pihak yang kelebihan oksigen ditambah nH2O 4. Menyetarakan jumlah muatan listriknya 5. Menyetarakan jumlah electron yang dilepas dan yang diterima

BAB. III METODEOLOGI

A. JUDUL : REAKSI REDOKS B. WAKTU DAN TEMPAT : praktikum ini di lakukan pada hari SENIN, 28 NOVEMBER 2011 di LABORATORIUM KIMIA SMA NEGERI 1 BANTAENG. C. TUJUAN : mempelajari reaksi redoks spontan dan tidak spontan. D. ALAT DAN BAHAN

Alat Tabung reaksi......................... 4 buah Pipet tetes............................... 4 buah Rak tabung reaksi ................. 1 buah Kertas amplas halus............... 1 lembar

Bahan Larutan CuSO4 1 M ....... 5 ml Larutan ZnSO4 1 M ........ 5 ml Larutan HCl 1 M ............ 10 ml Lempeng Cu 0,5 x 3 cm ..... 2 buah Lempeng Zn 0,5 x 3 cm ...... 2 buah

E. CARA KERJA 1. Sediakan empat buah tabung reaksi beri label 2. Amplas lempeng logam sampai mengkilap, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi

Cu

Zn

Cu

Zn

5 ml CuSO4 1 M

5 ml ZnSO4 1 M

5 ml HCl 1 M

5 ml HCl 1 M

3. Amati apa yang terjadi, lengkapilah tabel pengamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
Tabung 1 2 3 4 Larutan CuSO4 1 M ZnSO4 1 M HCl 1 M HCl 1 M Warna larutan Biru muda Bening Bening bening Logam Cu Zn Cu Zn Perubahan Tetap Tetap Tetap bergelembung

Pertanyaan
1. Pada tabung yang manakah terjadi reaksi secara spontan? 2. Tuliskan persamaan reaksinya (reaksi spontan) Jawab : 1. Tabung yang terjadi reaksi redoks secara spontan adalah tabung no. 4 yaitu, larutan HCl 1 M dengan logam Zn. 2. Persamaan reaksinya adalah : HCl + Zn

H+

ClH2 Zn2+ + 2e H2 + Zn2+ ZnCl2 + H2(g) +

2H+ + 2e Zn 2H+ + Zn 2HCl + Zn

1
Larutan berwarna Biru

2
bening

3
bening

4
keruh bergelembung

Cu

Zn

Cu

Zn

B. PEMBAHASAN 1. Pada tabung 1, larutan CuSO4 1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi sekitar 5 ml yang memiliki warna larutan biru muda, kemudian dimasukkan logam Cu kedalam larutan CuSo4 1 M, hasilnya larutan tersebut tidak berubah berwarna ( tetap ) yaitu biru muda. Hal itu disebabkan karena larutan CuSO4 1 M tidak dapat bereaksi dengan logam Cu. 2. Pada tabung 2, larutan ZnSo4 1M Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang memiliki warna larutan bening. Kemudian dimaksukkan logam Zn kedalam larutan ZnSO4 1 M, hasinya larutan tersebut tidak berubah warna, yaitu tetap berwarna bening. Hal itu disebabkan karena tidak dapat bereaksi dengan logam Zn 3. Pada tabung 3, larutan HCl 1M dimasukkan kedalam tabung reaksi yang memiliki warna larutan bening. Kemudian dicelupkan logam Cu ke dalam larutan HCl 1M, hasilnya, warna larutan tersebut tidak berubah warna, hal itu disebabkan karena larutan HCl 1 M tidak dapat bereaksi dengan logam Cu 4. Pada tabung 4, larutan HCL 1M dimasukkan kedalam yang memiliki warna larutan bening, kemudian dicelupkan logm Zn kedalam larutan HCl 1M, hasilnya, warna larutan tersebut berubah, menjadi keruh dan bergelembung. Hal itu disebabkan karena larutan HCl 1 M bereaksi dengan logam Zn dan juga terdapat gas Hidrogen. Sehingga larutan HCl 1 M dan logam Zn termaksud reaksi redoks secara spontan ( bereaksi ).

2HCl + Zn

ZnCl2 + H2 ( g )

BAB V. PENUTUP
A.Kesimpulan
1) Pada praktikum yang telah dilaksanakan , reaksi spontan terjadi pada tabung nomor 4 yaitu tabung berisi larutan HCl 1 M direaksikan dengan logam Zn. 2) Persamaan reaksi pada reaksi spontan 2HCl(aq) + Zn(s) ZnCl2 + H2 2H+ + 2e H2 Zn Zn2+ + 2e 2H+ + Zn H2 + Zn2+ 3) Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa reaksi redoks spontan merupakan reaksi yang seketika terjadi walaupun tanpa perlakuan khusus. Hal ini dapat dilihat bahwa hanya larutan HCl 1 M yang ketika ditambah dengan logam Zn langsung bereaksi dengan menimbulkan gelembung-gelembung yang banyak.

B.Saran
Sebaiknya pengamat lainnya lebih teliti dalam meletakkan logam Zn dan Cu agar logam-logam tersebut diletakkan di dalam tabung yang benar atau tidak tertukar . Sebaiknya pengamat selanjutnya dapat meningkatkan hasil pengamatan kami sehingga mampu menemukan hasil yang lebih muktahir.

SEL VOLTA

BAB III. METEODOLOGI


A. JUDUL : SEL VOLTA B. WAKTU dan TEMPAT : penelitin dilakukan pada KAMIS, 15 DESEMBER 2011 di LABORATORIUM SMA NEG. 1 BANTAENG. C. TUJUAN : mempelajari cara merakit sel volta dan mengukur potensial sel volta D. ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan : Lempeng logam (Cu, Zn, Mg, Fe) 0,5 x 10 cm Larutan KNO3 1 M .................. 50 ml Agar-agar ................. 1 bks Larutan ZnSO4 1 M ................. 50 ml Larutan CuSO4 1 M .................. 50 ml Larutan MgSO4 1 M ................ 50 ml Larutan FeSO4 1 M .................. 50 ml

Gelas kimia 100 ml .................. 4 buah Jembatan garam ....................... 1 buah Voltmeter ................................ 1 buah Kabel ........................................ 4 buah Penjepit buaya ......................... 4 buah

E. CARA KERJA I. Proses pembuatan Jembatan Mol 1. Panaskan 50 ml larutan KNO3 1 M hingga mendidih. 2. Masukkan 5 gram serbuk agar-agar ke dalam (1) aduk hinnga semua serbuk larut. 3. Masukkan larutan agar-agar ketika masih hangat ke dalam pipa U. 4. Biarkan larutan dalam pipa U hingga berubah menjadi Gel. 5. Gunakan jembatan garam ini untuk mengukur potensial sel Volta. II. Mengukur potensial sel volta 1. Masukkan 50 ml Larutan ZnSO4 1 M ke dalam gelas kimia, kemudian celupkan lempeng logam seng pada larutan tersebut. 2. Masukkan 50 ml Larutan CuSO4 1 M ke dalam gelas kimia, kemudian celupkan lempeng logam tembaga pada larutan tersebut. 3. Hubungkan kedua larutan dengan jembatan garam (lihat gambar). 4. Hubungkan kedua lempeng melalui sekelar dan Volmeter. 5. Bacalah skala yang ditunjukkan pada volmeter. 6. Ulangi cara kerja 1 sampai 5 dengan pasangan setengah sel seperti tercantum pada tabel pengamatan.

A2+

B2+

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN


A. PENGAMATAN

Setengah sel Anode Cu2+ / Cu Zn2+ / Zn Mg2+ / Mg Fe2+ / Fe

Setengah sel Katode A.Cu2+ / Cu Bereaksi + + B.Zn2+ / Zn Tidak Bereaksi C.Mg2+ / Mg Berlangsung Reaksi D.Fe2+ / Fe + -

Pertanyaan 1. Tuliskan notasi sel 2-A, 3-A, dan 4-A 2. Hitunglah potensi Sel sel 2-A, 3-A, dan 4-A 3. Bandingkan hasil perhitunganmu dengan hasil eksperimen. Jawab : 1. Notasi sel untuk 2-A,3-A, dan 4-A 2-A Zn/Zn2+//Cu2+/Cu 3-A Mg/Mg2+// Cu2+/Cu 4-A Fe/Fe2+// Cu2+/Cu 2.Potensial sel Cu2+ (aq) + 2e Cu (s) 2+ Zn (aq) + 2e Zn (s) 2-A Katode Cu2++ 2e Anode Zn Cu Zn2++ 2e Cu + Zn2+ Cu (s) Mg (s) Cu Mg2+ + 2e Cu + Mg2+ E0 = +0,34 V E0 = -0,76 V E0 sel=+1,10 V E0 = +0,34 V E0 =- 2,39 V E0 = +0,34 V E0 = - 2,39 V E0 = 2,73 V

E0 = +0,34 v E0 = -0,76 v

3-A

Cu2++ ZN Mg/Mg2+// Cu2+/Cu Cu2+ (aq) + 2e Mg2+ + (aq) + 2e Katode Cu2++ 2e Anode Mg Cu2++Mg

4-A

Fe/Fe2+// Cu2+/Cu Cu2+ (aq) + 2e Fe2+(aq) + 2e Katode Cu2++ 2e Anode Fe Cu2++Fe

Cu (s) Fe (s) Cu Fe2+ + 2e Cu + Fe2+

E0 = +0,34 V E0 =-0,40 V E0 = +0,34 V E0 =+0,40 V E0 = 0,74 V

B. PEMBAHASAN
Perbedaan kemudahan teroksidasi menyebabkan perbedaan rapatan muatan electron Zn dan elktrode Cu. Dengan demikian, ada beda potensial antara elktrode Zn dan Elektrode cu yang menyebabkan adanya aliran listrik. Pengukuran potensial sel dapat digunakan untuk memperkirakan kecendetungan electrode yang mengalami oksidasi atau reduksi. Misalnya, besal potensial sel Zn/Zn2+//Cu2+/Cu adalah 1,1 Volt. Potensial sel standar adalah suatu electrode dalam keadaan standar ( 1 atm 250 C dan 1 M) dibandingkan dengan potensial hydrogen. Namun, Jika Elektrode Zn/Zn2+ diganti dengan Ag/Ag2+, aliran electrode menjadi terbalik, yaitu dari elktrode Cu menuju ke Elektrode Ag dan besar potensial sel standarnya (E0 Sel ) adalah 0,45 Volt. Dengan kata lain, Urutan kecenderungan teroksidai antar Zn, Cu, dan Ag adalah Zn>Cu>Ag.

BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara logam dan larutan yang di uji, yang mengalami reaksi yaitu sebagai berikut: Zn/Zn2+//Cu2+/Cu Mg2+/Mg// Cu2+/Cu Fe2+/ Fe// Cu2+/Cu Zn/Zn2+// Mg2+/Mg Zn/Zn2+// Fe2+/ Fe Sedangkan yang tidak mengalami reaksi yaitu sebagai berikut : Cu/Cu2+// Zn2+/Zn Mg/ Mg2+// Cu2+/Cu Fe/ Fe2+// Cu2+/Cu Mg/ Mg2+// Zn2+/Zn Mg/ Mg2+// Fe2+/ Fe

B. Saran
Sebaiknya berhati-hati dalam mencelupkan logam ke dalam laritan, agar tidakmuncul kesalahan Perhatikan dengan baik voltmeter agar mengetahui dengan jelas apakah larutan tersebut bereaksi atau tidak Bersihkan alat-alat yang digunakan sebelum dan sesudah paraktikun

REAKSI ELEKTROLISIS

BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang


Sel elektrolisis merupakan pemanfaatan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks.Oleh karena itu, elektrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa dengan pengaliran arus listrik yang melaluinya. Dalam eletrolisis, terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Elektrolisis merupakan arus listrik yang dialirkan memlalui dua elektrode yang dicelupkan pada elektrolisis. Oleh karena itu, ada tiga materi yang dapat mengalami reaksi redoks, yaitu elektrode, anion dan kation serta air. Hal itu bergantung pada jenis elektrode dan larutan yang digunakan. Berlawanan dengan elektrolisis yang memamfaatkan reaksi redoks spontan untuk menghasilkan energi listrik, elektrolisis yang memamfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi redoks yang tidak spontan.sel elektrolilis merupakan perangkat yang digunakan dalam proses elektrolisis yang terdiri dari sumber arus searah, elektrode positif dan negatif. Zat yang dielektrolisis merupakan elektrolit, baik berupa larutan atau cairan (leburan) zat murni. Bila suatu cairan atau larutan elektrolit dialiri arus listrik searah melalui batang elektrode, maka ion-ion yang ada dalam cairan atau larutan tersebut akan bergerak menuju elektrode yang berlawanan muatannya. Konsep reaksi redoks berkaitan dengan konsep redoks yang ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi dan konsep perpindahan elektron serta penerapan konsep-konsep tersebut. Penerapan konsep reaksi redoks antara lain untuk penyetaraan persamaan reaksi yang rumit, seperti sebagi sumber arus listrik searah, pemisahan unsur dari senyawanya, dan pencegahan korosi. Reaksi reduksi adalah reaksi yang melibatkan terjadinya penurunan bilangan oksidasi dan pengikatan elektron.Oksidasi yaitu reaksi yang melibatkan kenaikan bilangan oksidasi dan pelepasan elektron oleh suatu zat. Secara umum korosi atau perkaratan adalah rusaknya benda-benda logam akibat pengaruh lingkungan. Proses korosi dapat dijelaskan secara elektro komia. Misalnya, proses pengkaratan besi yang membentuk (Fe2O3 .NH2O) oksida besi. Ditinjau dari eletro kimia, proses pengkaratan besi merupakan peristiwa teroksidasinya logam besi oleh oksigen yang berasal dari udara. Adapun faktor yang mempercepat korosi yaitu, air dan kelembapan udara, elektrolit, permukaan logan yang tidak rata, dan terbentuknya sel elektrokimia.

Sel volta terdiri dari Zn yang dicelupkan kedalam Zn So4 dan elektrode Cu yang dicelupkan kedalam larutan CuSo4.Kedua larutan ini dipisahkan 0leh dinding berpari, atau dihubungkan denagn jembatan garam, yauti semacam pipa yang berisi agar-agar yag mengandung garam, misalnya kalium nitrat (KNO3). Jembatan garam yang berfungsi sebagai penghantar elektrolit (mengalirkan ion-ion dari satu elektrode ke elektrode lainnya) guan mengimbangi aliran elektron dari anode ke katode. Sel volta adalah sel yang menghasilkan energi listrik karena adanya reaksi redoks., sedangkan sel elektrolisis menggunakan energi listrik dari luar agarr terjadi reaksi redoks. Jika suatu logam dicelupkan kedalam larutan yang mengandung ion logam lina ada kemungkinan terjadi reaksi redoks. Misalnya, logam zink yang dimasukkan kedalam larutan yang mengandung ion Cu2+ akan terjadi reaksi yang menyatakan bahwa logam zink mereduksi ion Cu2+ dan ion cu2+ mengoksidasi logam zink. Dari reaksi tersebut dapat dinyatakan pula bahwa zink mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada tembaga, dan tembaga mempunyai daya oksidasi yang lebih kuat daripada zink.

B.Rumusan Masalah
1. Elektrolisis Apakah perubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan Na2SO4?

Bersifat apakh zat yang terbentuk pada anode dan katode pada larutan Na2SO4 dan KI? 2. Reaksi Redoks Apa yang dimaksud reaksi spontan dan reaksi tidak spontan? Tuliskan persamaan reaksi spontan? 3. Korosi Besi Korosi Besi I Apakah yang menyebabkan Paku berkarat? Jelaskan penyebab terbentuknya atau tidaknya karat pada tabung reaksi? Korosi Besi II Apakah pengaruh logam lain terhadap korosi besi? Jelaskan pada logam mankah yang berfungsi sebagi anoda dan katoda? Berdasarkan daftar potensial reduksi, logam manakah yang dapat melindungi besi dari perkaratan? 4. Sel Volta Bagaimanakah cara mengukur potensial sel volta? Bagaimana cara merakit sel volta?

C.Manfaat Percobaan
Siswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya korosi. Siswa dapat mengamati secara langsung penyebab terjadinya besidapat berkarat tau tidak. Siswa dapat mengetahui pengaruh logam lain terhadap korosi besi, Siswa dapat menarik kesimpulan dan dapat membandingkan antar logam yang dapat melindungi besi dari perkaratan dan logam yang menyebabkan terjadinya perkaratan. Siswa dapat membandingkan antar reaksi spontan dan tidak spontan dari larutan CuSO4,ZnSO4, dan HCL yang direaksikan. Siswa dapat mengetahui dan menarik kesimpulan dari hasil praktikum reaksi spontan dan reaksi tidak spontan. Menambah pengalaman dalam melakukan praktek.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis oleh arus listrik, arus listrik berasal dari sumber arus baterei atau aki yang menghasilkan arus searah. Tempat berlangsungnya reaksi reduksi dan oksidasi dalam sel elektrolisis sama pada sel volta, yaitu anoda (oksidasi) dan katoda (reduksi). Setiap zat yang mempunyai kemampuan reduksi besar akan mengalami reaksi reduksi dan setiap zat yang mempunyaikemampuan oksidasi besar akan mengalami reaksi oksidasi. Perbedaan elektrolisis dengan volta terletak pada kutup elektroda. Pada sel volta, katoda (+) dan anoda (-) atau biasa disingkat KPAN. Sedangkan pada sel elektrolisis, katoda (-) dan anoda (+) atau disingkat KNAP.. dengan memperhatikan potensial reduksi dan jenis elektroda, dapat disimpulkan reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda. A. Reaksi-reaksi pada katoda Dikatoda terjadi reaksi reduksi, untuk itu terjadi persaingan antara kation atau air. Untuk kation yang mempunyai potensial reduksi lebih besar dibandingkan air, berarti kation tersebut direduksi. Sedangkan jika potensial reduksi kation lebih kecil dibandingkan air, maka H2O yang berhk direduksi. Reaksi pada katoda tergantung pada jenis kation dalam larutan

H+ -kation direduksi menjadi gas hydrogen 2H+(aq) + 2e Kation

H2 (g)

Logam aktif (gol. IA, IIA, Al, Mn ) air yang tereduksi L+ 2H2O + 2e 2OH- + H2

Logam lain, kation logam tereduksi Lx+ + Xe L

B. Reaksi-reaksi pada katoda Reaksi-reaksi pada anoda tergantung pada jenis anion. Dan anoda, tidak seperti pada katoda, sebagian anion dapat mengalami oksidasi. Elektroda platina (Pt), emas (Au) dan Grafit (C) paling inert (jarang ikut bereaksi). Dianoda terjadi reaksi oksidasi, untuk ini terjadi persaingan antara anion dan air. Idealnya untuk anion dengan potensial rduksi kecil atau dengan potensial oksidasi besar, maka anion tersebut teroksidasi. Sedangkan untuk anion dengan potensial reduksi besar atau potensial oksidasi kecil, maka H2O yang dioksidasi.

Anion : OH- : anion yang tereduksi 4OH2H2O + O2 2e

Sisa asam oksi seperti SO42-, NO3-, air yang Anion sisa asam Teroksidasi 2H2O 4H+ + O2 + 4e

Sisa asam non oksi seperti Cl-, Br-, anion yang Anoda 2 ClTeroksidasi Cl2 + 2e

Logam lain (selain Pt, Au, C ). Anoda itu sendiri yang teroksidasi : L Lx+ + Xe

BAB III. METODEOLOGI


A. JUDUL : ELEKTROLISIS B. WAKTU dan TEMPAT : praktikum ini di lakukan pada hari SENIN 21 NOVEMBER 2011 di LABORATORIUM KIMIA SMA NEGERI 1 BANTAENG. C. TUJUAN : Mempelajari perubahanperubahan yang terjadi pada elektrolisis larutan natrium sulfat ( Na2SO4 ), kalium iodida (KI) dan tembaga sulfat (CuSO4) D. ALAT DAN BAHAN Bagian 1 Alat: 1. Tabung U.....................1 buah 2. Elektroda Karbon, Cu..1/1 buah 3. Penjepit buaya............. 4 buah 4. Power suplay............... 1 buah 5. Statif dan kle............... 1/1 buah 6. Tabung reaksi.............. 2 buah 7. Gelas Kimia 100 ml..... 3 buah 8. Pipet tetes..................... 2 buah Bahan: 1. Larutan Na2SO4 0,5 M..........50 ml 2. Larutan KI 0,5 M..................50 ml 3. Larutan CuSo4 0,5 M............50 ml 4. Larutan amilum.....................5 ml 5. Larutan fenolftalein...............3 tetes 6. Larutan Indikator Universal..3 tetes 7. Batang Karbon (C)................1 buah 8. Lempeng tembaga.................1 buah

Bagian I: Elektrolisis larutan Na2SO4 0,5M Bagian 2 Alat: 1. Tabung reaksi.....................7 buah 2. Paku besi 5 cm....................7 buah 3. Kertas amplas halus............1 lembar 4. Penutup karet.......................2 buah Bahan: 1. Kristal CaCl2 anhidrat.......2 gram 2. Larutan NH4Cl 1 M...........5 ml 3. Larutan Na2CO3 1 M..........5 ml 4. Larutan NaCl 1 M .............5 ml 5. Minyak tanah......................5 ml 6. Aquades .............................10 ml

A. CARA KERJA

Bagian 1 : elektrolisis larutan


1.Pasanglah alat elektrolisis seperti gambar di samping

+
Elektroda karbon

larutan Na2SO4

2. Tambahkan 3 tetes indikator universal dalam 50 ml Laruta Na2SO4 0,5 M. 3. Masukkan larutan tersebut ke dalam tabung elektrolisis. 4. Nyalakan power suplay dengan kuat arus 0-12 volt. 5. Tunggu beberapa saat sampai ada perubahan. Catat hasil pengamatanmu pada tabel yang tersedia.

Bagian 2 : elektrolisis larutan KI 0,5 m a.


Pasanglah alat elektrolisis seperti gambar

+
Elektroda karbon

larutan KI

b.

Masukkan larutan KI 0,5 M kedalam Tabung U, lakukan elektrolisis hingga terjadi perubahan dikedua elektroda.

c. Dengan menggunakan pipet tetes masukkan larutan dari ruang anode dalam 2 buah tabung reaksi. d. Tambahkan 3 tetes larutan fenolftalein pada tabung reaksi I, dan 3 tetes larutan amilum pada tabung reaksi II. E. Catat perubahan yang terjadi. F. Ulangi langkah 2,3, dan 4 dengan menggunakan larutan pada tabung Katode.

Bagian III: Elektrolisis Larutan CuSO4 0,5 M


Ulangi cara kerja bagian I dan II dengan mengganti salah satu elektroda dengan lempeng tembaga dan menggunakan larutan CuSO4 0,5 M.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengamatan Na2SO4 0,5 M.


Cairan dalam ruang Anode Katode Sebelum elektrolisis Bening Bening Setelah elektrolisis Bening Merah

PERTANYAAN 1. Berdasarkan perubahan warnanya, bersifat apakah zat yang terbentuk pada Anode dan Katode (Asam/Basa). Zat yang terbentuk di anoda adalah asam. Zat yang terbentuk di katoda adalah basa. 2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi di Anode dan Katode.

Na2SO4

2Na+ + SO42Kation (IA) sisa asam oksi

Katoda : 2H2O + 2e Anoda : 2H2O

2OH- + H2 4H+ + O2 + 4e +
karbon

terdapat gelembung O2 larutan Na2SO4

Tabel hasil pengamatan KI 0,5 M


Cairan dalam ruang Perubahan selama elektrolisis Anoda Katoda Merah Bening Perubahan setelah penambahan fenolftalein Merah Merah ungu amilum Hitam Keruh

Pertanyaan

1. Zat apakah yang terbentuk pada ruang Anode dan Katode.

Zat yang terbentuk di Anoda adalah basa. Zat yang trbentuk di Katoda adalah Asam. 2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi di Anode dan Katode. Persamaan reaksinya adalah :

KI

K+ + IKation (gol. IA) sisa asam non oksi 2OH- + H2

Katoda : 2H2O + 2e Anoda : 2II2 + 2e

+
karbon

terdapat gelembung (H2) larutan KI

B. PEMBAHASAN
1. Elektrolisis larutan Na2SO4
Hasil yang diperoleh menunjukkan elektrolisis larutan Na2SO4 menghasilkan gas oksigen dianoda. Sedangkan di katoda terbentuk ion OH- dan gas H2. Dalam sel elektrolisis larutan Na2SO4, terdapat 3 spasi yaitu ion Na+, ion SO42-, dan molekul air. Spasi yang mungkin mengalami oksidasi di anoda adalah ion SO42- dan molekl H2O. S2O82-(aq) + 2e 4H+(aq) + O2(g) + 4e 2SO42-(aq) 2H2O +(l) E0 = +2,0 V E0 = +1,23 V

Potensial reduksi air lebih kecil maka oksidasi air dapat berlangsung lebih mudah, oksidasi air menghasilkan gas oksigen di anoda. Adapun spasi yang mungkin tereduksi di katoda adalah ion Na+ dan molekul air. Na+ + e 2H2O(l) + 2e Na(s) + E0 = -2,71 V 2OH-(aq) H2(g) E0 = -0,83 V

Potensial reduksi air lebih besar maka reduksi air yang dapat berlangsung. Reduksi air dapat mnghasilkan gas H2 di katode, oleh karena itu, elektrolisis larutan Na2SO4 dapat di tulis Anoda : 2H2O Katoda : 4H2O(l) + 4e 4H+ + O2 + 4e 4OH-(aq) + 2H2(g)

+
6H2O(l) 6H2O(l) 2H2O(l) 4H+(aq) + O2(g) + 4OH- (aq) + 2H2(g) 4H+(aq) + O2(g) + 2H2(g) O2(g) + 2H2(g)

2. Elektrolisis larutan KI
Elektrolisis larutan KI menghasilkan iodim dianoda, sedangkan dikatoda terbentuk gas H2. Dalam sel elektrolisis larutan KI, terdapat 3 spasi, yaitu ion K+, ion I, dan molekul air. Spasi yang mungkin mengalami oksidasi dianoda adalah ion I- dan molekul H2O. I2(s) + 2e 4H+ (aq) + O2(g) + 4e 2I- (aq) E0 = +0,59 V 2H2O(l) E0 = + 1,23 V

Karena potensial reduksi ion I- lebih kecil maka oksidasi I- dapat berlangsung mudah dibandingkan oksidasi air. Adapun spasi yang mungkin tereduksi di katoda adalah ion K+ dan molekul air. 2H2O(l) + 2e K+(aq) + e 2OH-(aq) + H2(g) E0 = -0,83 V K(s) E0 = -2,92 V

Karena potensial reduksi air lebih besar maka reduksi air yang apat berlangsung. Oleh karena itu, ektrolisis larutan KI dapat ditulis Anoda : 2 I- (aq) Katoda : 2H2O (l) + 2e 2H2O (l) + : 2 I- (aq) I2 (s) + 2e 2OH- (aq) + H2 (g) I2 (s) + 2OH- (aq) + H2 (g)

Jadi, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan KI adalah 2H2O (l) + 2KI (aq) I2 (s) + 2KOH (aq) + H2 (g)

BAB V. PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum mengenai elektrolisis adalah : larutan Na2SO4 pada saat di elektrolisis reaksi pada katoe (-) terjadi perubahan warna larutan dari bening menjdi merah ungu yang artinya pada katode terbentuk larutan Na2SO4 yang bersifat basa, sedangkan pada anode (+) tidak terjadi perubahan warna dan pada anoe ini menghasilkan gas oksigen. Larutan Ki pada saat di elektrolisis pada anode (+) terjadi perubahan warna daru bening menjadi merah kecokelatan yang artinya pada anode menghasilkan iodin setelah elektrolisis,sedangkan pada katode (-) menghasilkan Gas H2. Setelah Eletrolisi (KI) larutan yang mengandung iodin pada anode (+) ditambahkan fenoflaein tidak mengalami perubahan warba sedangkan penambahan amilum larutan menjadi Hitan Pekat. Pada Katode (-) setelah penambahan fenoflaein berubah menjadi warna merah ungu yang bersifat basa dan setelah penambahan amilum larutan menjadi keruh.

B.Saran
Dalam proses pelaksanaan praktikum sebaiknya seluruh siswa memperhatikan denganbaik penjelasan yang telah disampaikan oleh ibu guru agar praktikum selanjutnya siswa dapat melakukannya dengan baik sesuai dengan proseur yang benar. Dalam pelaksanaan Praktikum hendaknya semua siswa menjaga ketertiban dan kebersihan demi kelancaran jalannya praktikum. Seabiknya siswa mempelajari terlebih dahulu prosedur praktikum agar dapat memperoleh hasil yng maksimal dan akurat

KOROSI BESI (I)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Korosi adalah suatu reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak di kehendaki. Dalam kehidupn sehari-hari kita banyak menjumpai penggunaan besi, misalnya untuk membangun jembatan, gedung, dan kendaraan. Besi sangat mudah berkarat , perkaratan besi banyak menimbulkan kerugian karena besi yang berkarat sangat rapuh. Factor-faktor yang menyebabkan besi brkarat antara lain, oksingen dan air, pH, larutan, adanya garam, kontak dengan logam lain. Proses perkaratan besi merupakan suatu sel elektrokimia. Bagian tertentu pada permukaan besi berlaku sebagai anoda (oksidasi). F2(s) F22+ (aq) + 2e E0 = +0,44 V

Electron yang di hasilkan dan di alirkan pada bagian lain dari besi yang berlaku sebagai katoda, dimana oksigen mengalami reduksi. O2 (g) + 4H+ (s) + 4e 2H2O (l) E0 = +1,23 V

Ion F2+ yang terbentuk pada anoda mengalami oksidasi berlanjut membentuk ion F3+, selanjutnya membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe2O3 x H2O yang di sebut karat besi. Karat ini bersifat katalisuntuk proses perkaratan berikutnya yang di sebut auto katalis.

a. Kerugian
Besi yang terkena korosi akan bersifat rapuh dan tidak ada kekuatan. Ini sangat membahayakan kalau besi tersebut di gunakan pondasi bangunan atau jembatan. Senyawa karat juga membahayakan kesehatan, sehingga besi tidak bisa digunakan sebagai alat-alat masak.

b. Pencegahan
Pencegahan besi dari perkaratan bisa di lakukan dengan cara :

Proses pelapisan
Besi dilapisi dengan suatu zat yang sukr ditembus oksigen. Hal ini dilakukan dengan cara dicat atau dilapisi dengan logam yang sukar teroksidasi. Logam yang digunakan adalah yang terletak disebelah kanan besi dalam deret volta. Contoh: logam perak, emas, dan timah

Proses katode pelindung


Besi dilindungi dari karat dengan menempatkan besi sebagai katoda, bukan sebagai anoda. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam yang ada disebelah kiri dalam deret volta. Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik ialah logam magnesium (Mg). logam Mg disini bertindak sebagai anoda dan akan tersarang karat sampai habis, sedangkan besi bertindak sebagai katoda sehingga tidak mengalami korosi.

BAB III. METODEOLOGI


A. JUDUL : KOROSI BESI (I) B. WAKTU dan TEMPAT : penelitian dilakukan pada hari SENIN 28 NOVEMBER 1 DESEBER 2011 di LABORATORIUM KIMIA SMA NEG. 1 BANTAENG C. TUJUAN : mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi korosi. D. ALAT DAN BAHAN Alat : Tabung reaksi 7 buah Paku besi 5 cm 7 buah Kertas amplas halus 1 lembar Penutup karet . 2 buah Bahan : 1. Kristal CaCl2 anhidrat . 2 gram 2. Larutan NH4Cl 1 M . 5 ml 3. Larutan Na2CO3 1 M 5 ml 4. Larutan NaCl 1 M . 5 ml 5. Minyak tanah 5 ml 6. Aquades . 10 ml

E. CARA KERJA 1. Siapkan 7 buah tabung reaksi dan beri nomor 1 s/d 7.

1
5 ml Aquades

2
2 gr CaCl2

3
5m air panas

4
5 ml NaCl

5
5 ml NH4Cl

6
5 ml Na2CO3

7
5 ml M. tanah

2. Amplas paku hingga bersih (mengkilap), kemudian masukkan paku pada masing-masing tabung reaksi. 3. Tutup tabung reaksi no. 2 dan 3 dengan penutup karet. 4. Simpan selama 3 hari dan amati.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
Tabung (aquadest) Hasil pengamatan Berkarat (sedikit) Tabung 3 (air panas) Berkarat (sedikit) Tabung 4 (NaCl) Berkarat (banyak) Tabung 5 (NH4Cl) Berkarat (banyak) Tabung 6 (Na2CO3) Tidak berkarat Tabung 7 (M. tanah) Tidak berkarat

1. Paku yang tidak berkarat terdapat pada tabung reaksi no 6 dan 7. 2. Paku yang berkarat terdapat pada tabung reaksi no 5, 4, 3, dan 1. 3. Paku yang berkarat paling banyak terdapat pada tabung reaksi no 4 dan 5. F. PERTANYAAN 1. Berdasarkan kegiatan ini, faktor apakah yang menyebabkan paku besi berkarat.? - Suhu - gas oksigen, dan gas hidrogen - Kelembapan - pH larutan - Garam - air 2. Jelaskan penyebab terbentuk atau tidaknya karat pada tiap tabung reaksi.? * Tabung 1 2Fe (s) + 3H2O (l) Fe2O3 + 3H2 * Tabung 3 2Fe (s) + 3H2O (l) Fe2O3 + 3H2O *Tabung 4 Fe (s) + 3NaCl (aq) FeCl3 + 3Na3+ *Tabung 5 Fe (s) + 3NH4Cl (aq) FeCl3 + 3NH4+ *Tabung 6 Fe (s) + Na2CO3 tidak berkarat (tidak bereaksi) *Tabung 7 Fe (s) + M. tanah tidak berkarat (tidak bereaksi) B. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian, kita dapat mengetahui beberapa cara mencegah perkaratan besi, pencegahan itu harus dilakukan karena perkaratan besi banyak menimbulkan kerugian. Besi menjadi keropos sehingga barang-barang dari besi menjadi mudah rusak. Prinsip pencegahan korosi besi adalah usaha mencegah kontak besi dengan oksigen dan air serta melindungi besi dengan logam yang lebih mudah teroksidasi daripada besi. Untuk mencegah kontak dengan oksigen dan air, besi dilapisi dengan cat atau logam lain yang tahan korosi. Cat dapat melindungi besi dari perkaratan selama masih utuh. Jika sudah retak, pada retakan itulah mulai berlangsung perkaratan. Oleh karena itu, pengecatan terhadap besi harus dilakukan secara berkala. Hal yang sama juga terjadi pada besi yang dilindungi logam lain. Logam yang dapat digunakan untuk melindungi besi dibedakan menjadi 2 yaitu, logam yang memiliki potensial oksidasi lebih besa. contoh seng dan magnesium, serta logam yang memilki potensial oksidasi lebih kecil. Besi dilindungi dengan suatu efek katoda, logam pelindung itu teroksidasi, sedangkan besi berfungsi sebagai tempat reduksi. Perlindungan seperti ini banyak digunakan untuk melindungi pipa besi dibawah tanah. Adapun prinsip perlindungan besi dengan logam yang memiliki potensial oksidasi lebih kecil sama dengan perlindungan besi dengan cat. Contoh logam yang biasa digunakan adalah tembaga. Besi yang dilapisi dengan logam itu akan membentuk sel elektrokimia, dalam hal ini besi bertindak sebagai anoda.

BAB V. PENUTUP

A.Kesimpulan
Korosi adalah proses oksidasi yang terjadi antara permukaan logam dengan udara bebas, sehingga menghasilkn zat baru. Paku besi berkarat karena pada dasarnya logam bersifat mudah teroksidasi, oleh karena itulogam besi mudah mengalami korosi.

B.Saran
Dalam melakukan pengamatan, sebaiknya secara hati-hati. Setiap alat yang digunakan harus dicuci agar pengamatan dapat berhasil dengan baik. Usahakan ampas tidak ikut masuk ke dalm tabung reaksi. Setelah selesai, semua alat an bahan dibersihkan dan disimpan pada tempat semula.

KOROSI BESI (II)

BAB III. METODEOLOGI


A. JUDUL : KOROSI BESI (II) B. WAKTU DAN TEMPAT : penelitian dilakukan pada hari SENIN 12 DESEMBER 13 DESEMBER 2011 di LABORATORIUM SMA NEG. 1 BANTAENG C. TUJUAN : mempelajari pengaruh logam lain terhadap korosi besi D. ALAT DAN BAHAN Alat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Bahan: 1. Serbuk agar-agar .................7 gr 2. Pita Mg, Sn, Zn, Al .............10 cm 3. Kristal NaCl.........................2 gr 4. Larutan NaOH 1 M..............5 ml 5. Larutan K3Fe(CN)6 5%........50 ml 6. Larutan garam besi (II) 1 M .....5 ml 7. Larutan garam besi (III) 1 M .....5 ml 8. Larutan garam seng 1 M ...........5 ml 9. Larutan Fenolftalein (Secukupnya)

Tabung reaksi..........................4 buah Cawan petri.............................5 buah Gelas kimia 1000 ml...............1 buah Paku besi 5 cm .......................5 buah Kertas amplas halus ...............1 lembar Pengaduk kaca .......................1 batang Neraca ....................................1 buah Gelas ukur ..............................1 buah Pembakar spiritus ...................1 buah

E. CARA KERJA
1. Kegiatan pendahuluan: c. a.siapakan 3 tabung reaksi beri nomor 1,2, dan 3. d. b.isi masing-masing tabung dengan larutan K3Fe(CN)6. c.pada tabung I tambahkan larutan Fe2+, tabung II tambahkan larutan Fe3+, dan tabung III tambahkan larutan Zn2+, amati apa yang terjadi. 2. Letakkan sebatang paku yang telah diamplas kedalam cawan petri. Tuangkan kedalam cawan petri agar-agar suam (hampir sama dengan suhu kamar) yang mengandung NaCl + K3Fe(CN)6 + Fenolftalein, hingga menutupi seluruh paku. Catat perubahan yang terjadi pada paku setelah 5 menit dan setelah 3 jam. Fe2+ Fe3+ Zn2+

paku

paku agar-agar + NaCl+ K3Fe(CN)6 + fenolftalein

3.Ulangi langkah 2, paku dililit dengan Mg, Zn, Pb, dan Al (lihat gambar)

Paku + Mg

paku + Zn

paku +Pb

paku + Al

agar-agar + NaCl+ K3Fe(CN)6 + fenolftalein


Catatan : Agar-agar dibuat dengan cara: 1. 500 ml aquades + 6 garam agar-agar + 15 gram NaCl panaskan hingga larut. 2. Kemudian + 10 ml larutan K3Fe(CN)3 + beberapa tetes Fenolftalein.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


F. HASIL PENGAMATAN 1. Kegiatan Pendahuluan:

Larutan yang dicampur Fe2+ + K3Fe(CN)6 Fe3+ + K3Fe(CN)6 Zn2+ + K3Fe(CN)6

Pengamatan Coklat K3Fe(CN)6 berubah menjadi hijau tua Kuning K3Fe(CN)6

2. Pengamatan Pengaruh logam lain terhadap Korosi Besi.

Paku + Mg

paku + Zn

paku + Pb

paku + Al

paku

PENGAMATAN

Materi yang diamati

Setelah 5 menit Pada paku Pada logam lain -

Setelah 3 jam Pada paku Berwarna pink dan hijau Pada logam lain -

1. Paku Paku yang di lilit dengan : 1. Mg 2. Zn 3. Pb 4. Al

Mengeluarkan warna hijau

Mengeluarkan warna hijau Mengeluarkan warna hijau

Megeluarkan gelembung putih Mengeluarkan gelembng putih -

Berwarna hijau tua Berwarna pink di ujung paku Berwarna hijau tua Berwarna hijau tua

Gelembung putih dan berwarna pink Gelembung gas berwarna putih -

PERTANYAAN 1. Menentukan ada tidaknya Ion, Ca, Sr, dan Ba dalam larutan klorida.berdasarkan hasil percobaan, ion pereaksi yang baik yaitu : NaOH (OH-) Na2CO3 (Co32-) Na2SO4 (SO42-) Na2C204 (C2 O42-) Na2CrO4

2. Apakah terjadi pengendapan pada reaksi berikut MgCl2 + NaOH Banyak Endapan

MgCl2 + Na2CO3 MgCl2 + Na2SO4 MgCl2 + Na2C204 MgCl2 + Na2CrO4

Sedikit Endapan Tidak ada Endapan Banyak endapan Tidak ada Endapan

3.Ion pada A = Barium (Ba) B = Kalsium (Ca) C = Kalsium D = Barium / Stromsium

A. Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan diatas, kita dapat mengetahui bahwa jika logam alkali tanah (Ca2+,Sr2+,Ba2+) dari atas ke bawah direaksikan dengan OH-,CO32-,SO42-, dan C2O42- semakin bawah semakin banyak endapan putih yang dihasilkan maka semakin sukar larut dengan jika direaksikan dengan CrO42- semakin kebawah semakin sedikit endapan putih yang dihasilkan maka semakin mudah larut. Dari hasil pengujian, ada yang tidak yang menghasilkan endapan. Hal ini terjadi apabila Ca2+ direaksikan dengan SO42, serta apabila Ca2+ dengan CrO42-, dan apabila Sr2+ direaksikan CrO4

BAB V. PENUTUP
A.Kesimpulan
Korosi adalah proses oksidasi yang terjadi antara permukaan logam dengan udara bebas, sehingga menghasilkn zat baru. Paku besi berkarat karena pada dasarnya logam bersifat mudah teroksidasi, oleh karena itulogam besi mudah mengalami korosi.

B.Saran
Dalam melakukan pengamatan, sebaiknya secara hati-hati. Setiap alat yang digunakan harus dicuci agar pengamatan dapat berhasil dengan baik. Usahakan ampas tidak ikut masuk ke dalm tabung reaksi. Setelah selesai, semua alat an bahan dibersihkan dan disimpan pada tempat semula.

A.Kesimpulan
Logam yang dapat melindungi besi dari korosi adalah Mg dan Zn. Logam yang tidak dapat melindungi besi dari korosi adalah Pb dan Al. Anoda /Oksidasi Mg Mg2+ E0 = -2,34 Katode/Reduksi Fe Fe2+ / Fe3+ E0 = -0,44 E0 sel = E0 Reduksi - E0 Oksidasi = -0,44 (-2,34) = + 1,9 V Anoda /Oksidasi Zn Zn2+ Katode/Reduksi Fe Fe2+ / Fe3+ E0 sel = E0 Reduksi - E0 Oksidasi = -0,44 (-0,76) = +0,32 V Yang berfungsi sebagi katode adalah Fe. Yang berfungsi sebagi anode adalah Mg dan Zn. E0 = -0,76 E0 = -0,44

B.Saran Dalam melakukan pengamatan, sebaiknya secara hati-hati. Setiap alat yang digunakan harus dicuci agar pengamatan dapat berhasil dengan baik. Usahakan ampas tidak ikut masuk ke dalm tabung reaksi. Setelah selesai, semua alat an bahan dibersihkan dan disimpan pada tempat semula.

REAKSI PENGENDAPAN SENYAWA KALSIUM, STRONSIUM, DAN BARIUM

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara-cara penganalisaan zat kimia yabg terdapat di dalam suatu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya : 1. Analisa kualititatif adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsure atau ion yang terdapat di dalam suatu zat tunggal atau campuran. 2. Analisa kuantitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsure atau ion yang terdapat didalam suatu zat tunggal aatau campuran. Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis dalam titrasi dalam penetapan grafinetri, dan dalam memisahkan suatu sampel menjadi komponen-komponennya (underwood, 1986). Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan untuk mencari susunan persenyawaan atau campuran persenyawaan didalam suatu sampel. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan kation bertujuan ubtuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai reaksi pengendapan khususnya pada senyawa kalsium, stronsium, dan barium. Maka kami melaksanakan praktikum reaksi pengendapan senyawa kalsium, stronsium, dan barium.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang terjadi jika logam alkali tanah (Ca2+,Sr2+,Ba2+) direaksikan dengan OH-,CO32,SO42-,CrO42-, dan C2O42-. 2. Bagaimana cara menentukan ada tidaknya ion kalsium, stronsium, barium dalam suatu larutan klorida ? 3. Ramalkan apakah terjadi endapan jika kedalam larutan MgCl2 ditambah 5 ml larutan NaOH 0,05 M, larutan Na2CO3 0,05 M, larutan Na2SO4 0,05 M, larutan Na2C2O4 0,05 M, dan larutan Na2CrO4 0,05 M.

C. Manfaat
Meningkatkan wawasan siswa mengenai reaksi pengendapan. Menambah pengetahuan siswa mengenai reaksi pengendapan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Logam alkali yaitu unsu-unsur golongan IA, dalah unsure-unsur logam yang paling reaktif, mudah melepaskan electron valensinya (ns1) membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +1. Senyawa-senyawa logam alkali umumnya tergolong senyawa ion dan mudah larut dalam air. Logam alkali tergolong lunak dan ringan. Natrium hanya kira-kira sekeras karet penghapus, mudah dikerat dengan pisau. Litium, natrium dan kalium mengapung diats air, akan tetapiu mereka akan segera bereaksi dengan hebat, kehebatan reaksi dengan air : Li<Na<K. Unsur-unsur logam alkalimengandung ikatan logam yang sangat lemah karena mempunyai kekerasan dan massa jenis yang sangat rendah. Unsure-unsur logam alkali merupakan reduktor kuat, mempunyai tingkat oksidasi =1 karena sangat reaktif maka logam alkali disimpan dalam minyak tanah. A.Kegunaan Logam Alkali Dan beberapa Senyawanya Kegunaan dari beberapa senyawa Alkali disajikan dalam table berikut : Senyawa Li2CO3 LiH NaCl NaOH Na2Co3 Na2O2 NaNH2 KCl KOH K2CO3 KNO3 Kegunaan Pada pengolahan Aluminium (dicampurkan ke dalm elektrolit) Sebagai Reduktor pada reaksi-reaksi organic Sumber natrium, dan senyawa-saenyawa natrium, sumber klor, sebagai bumbu masak dan pengawet. Sebagai industry sabun dan pemurnian minyak bumi Sebagai industry gelas serta pelunak air ( menghilangkan kesadahan) Pemutih tekstil Pembuat zat warna untuk blue jeans Untuk pupuk dan sember-sumber senyawa kalium Pembuatan sabun lunak serta pembuatan senyawa-senyawa kalium Industri gelas Untuk pupuk serta mesin dan kembang api

B. Sifat-sifat Logam alkali Berdasarkan data sifat fisik logam alkali dapat dilihat pada table berikut: Sifat Nomor Atom Titik Cair (oC) Titik didih (oC) Massa jenis g/cm Energi ionisasi pertama Keelektronegatifan Kekerasan (skala Mohs) Daya hantar listrik relative Warna nyala Potensial reduksi standar Jari-jari atom Litium 3 181 1347 0,53 520 1,0 0,6 17,4 Merah tua -3,04 1,52 Natrium 11 97,8 883 0,97 496 0,9 0,4 35,2 kuning -2,71 1,86 Kalium 19 63,6 774 0,86 419 0,8 0,5 23,1 ungu -2,92 2,31 Rubidium 37 38,9 688 1,53 403 0,8 0,3 13,0 Merah biru -2,92 2,44 Sesium 55 28,4 678 1,88 376 0,7 0,3 8,1 Biru -2,92 2,62

Logam Alkali tanah adalah unsure-unsur golongan IIA, merupakan logam yang sangat reaktif tetapi sedikit kurang disbanding dengan unsure alkali (IA). Unsur-unsur ini mudah melepaskan electron valensinya sehingga mementuk ion dengan tingkat oksidasi +2. Senyawa-senyawa Kalium, stromsium, barium dan Radium tergolong senyawa ion, senyawa magnesium, dan berkelium,bersifa Kovalen. A.Kegunaan Logam Alkali Tanah dan beberap senyawanya

Kegunaan dari logam alkali tanah sisajikan dalam table berikut ; Senyawa MgO Mg(OH)2 MgSO4.7H2O CaO dan Ca (OH)2 CaCo3 CaSO4 Ca(HPO4)2 Kegunaan Bata keras tahan panas untuk tanur dan pembakaran semen Susu magnesium (obat sebagai antacid dan Laxative) Obat urus-urus, pupuk Sebagai pengolahan besi Pabrik kertas dan menetralkan pH tanah Semen untuk pembalut tulang tanah dan pembuatan tahu (batu tahu) Pupuk fosfat

Kereaktifan logan alkali dengan air akan bereaksi hebat dengan air karena reaksi alkali dengan air membentuk larutan basa dan gas hydrogen, reaksi itu dapat menimbulkan panas dan ledakan.Kereaktifan logam alkali tanah dengan air yaitu Basilium tidak bereaksi dengan air, magnesium bereaksi lambat dengan air dingin dan bereaksi cepat dengan uap air panas, Kalsium bereaksi dengan air membentuk gas hydrogen, Stromsium dan barium lebih reaktif daripada kalsium. Kereaktifan logam alkali merupakan logam yang paling reaktif, bereaksi hebat dengan air, oksigen, hydrogen, hologin dan belerang. Kereaktifan logam alkali berkaitan dengan electron valensinya yang berjumlah satu dan mudah melepas kereaktifan itu bertambah dengan makin besarnya jari-jari atomlogam alkali. Dibandingkan logam alkali, Kereaktifan logam alkali tanah kurang reaktif hal itu disebabkan Jarijari atom alkal tanah lebih kecil daripada jari-jari atom logam alkali sehingga energy ionisasinya lebih besar.

BAB III. METODEOLOGI


A. JUDUL : REAKSI PENGENDAPAN SENYAWA KALSIUM, STRONSIUM, DAN BARIUM. B. WAKTU dan TEMPAT : penelitian dilakukan pada tanggaL 15 desember 2011di LABORATORIUM KIMIA SMA NEG. 1 BANTAENG C. TUJUAN : mempelajari reaksi pengendapan SENYAWA KALSIUM, STRONSIUM, DAN BARIUM D. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Tabung reaksi 3 buah 2. Gelas ukur 10 ml .. 3 buah 3. Pipet tetes .. 3 buah Bahan : 3. Larutan BaCl2 0,05 ml ... 20 ml 4. Larutan NaOH 0,05 ml ... 20 ml 5. Larutan Na2CO3 0,05 ml .. 20 ml 6. Larutan Na2SO4 0,05 ml ... 20 ml Bahan : 1. Larutan CaCl2 0,05 M 20 ml 2. Larutan Sr Cl2 0,05 ml ... 20 ml 7. Larutan Na2C2O4 0,05 ml... 20 ml 8. Larutan Na2CrO4 0,05 ml... 20 ml

E. CARA KERJA 1. Berdasarkan data Ksp ramalkan pembentukan endapan dari senyawa logam alkali tanah yang direaksikan dengan suatu pereaksi sesuai dengan tabel pengamatan. 2. 3 ml NaOH 3 ml NaOH 3 ml NaOH

3 ml CaCl2 0,05 M

3 ml SrCl2 0,05 ml

3 ml BaCl2 0,05 ml

Amati, dan catat pengamatanmu pada tabel yang tersedia, jika mengendap (+), jika tidak mengendap (-). 3. Ulangi cara kerja 2 dengan mengganti larutan NaOH dengan larutan Na2CO3, Larutan Na2SO4, Larutan Na2C2O4, Larutan Na2CrO4.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN Ion logam Alkali tanah Ca2+ Sr2+ Ba2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+ Ion P.Reaksi Ksp Ramalan (Mengendap/Tidak) Alasan Hasil Pengujian

OH

CO32-

SO42-

C2O42-

CrO42-

1,3 x 10-6 3,2 x 10-4 5,0 x 10-3 4,8 x 10-9 1,1 x 10-10 5,5 x 10-9 3 x 10-5 7,6 x 10-7 1,5 x 10 -9 2 x 10-9 2 x 10-7 1,6 x 10-7 7,1 x 10-4 2,5 x 10-5 1,2 x 10-11

Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Tidak Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Mengendap Tidak Tidak Mengendap

Kspnya Kecil Kspnya sedang Kspnya besar Kspnya sedang Kspnya Kecil Kspnya besar Kspnya besar Kspnya sedang Kspnya Kecil Kspnya Kecil Kspnya besar Kspnya sedang Kspnya besar Kspnya sedang Kspnya Kecil

+ ++ +++ + ++ +++ + ++ +++ ++ + + ++

PERTANYAAN 1. Bagaimanakah cara menentukan ada tidaknya ion kalsium, stronsium, barium dalam suatu larutan klorida? 2. Logam alkali tanah dari atas ke bawah adalah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra. Ramalkan apakah terjadi Reaksi (0,005 M) Na2SO4 Na2C204 K2CrO4 Na2CO3 NaOH Ion Alkali Tanah A Endapan Putih Endapan Putih Endapan kuning Endapan Putih B Endapan Putih C Endapan Putih Endapan Putih D Sedikit Endapan Putih Endapan Putih Sedikit sekali Endapan kuning Endapan Putih endapan jika kedalam larutan MgCl2 ditambahka n 5 ml larutan NaOH 0,05 ml, Larutan Na2CO3 0,05 ml, Larutan Na2SO4 0,05 ml, Larutan Na2C2O4 0,05 ml, Larutan Na2CrO4 0,05 ml Jawaban : 1.Menentukan ada tidaknya Ion, Ca, Sr, dan Ba dalam larutan klorida.berdasarkan hasil percobaan, ion pereaksi yang baik yaitu : NaOH (OH-) Na2CO3 (Co32-)

Na2SO4 (SO42-) Na2C204 (C2 O42-) Na2CrO4

2.Apakah terjadi pengendapan pada reaksi berikut MgCl2 + NaOH MgCl2 + Na2CO3 MgCl2 + Na2SO4 MgCl2 + Na2C204 MgCl2 + Na2CrO4 Banyak Endapan Sedikit Endapan Tidak ada Endapan Banyak endapan Tidak ada Endapan

3.Ion pada A = Barium (Ba) B = Kalsium (Ca) C = Kalsium D = Barium / Stromsium.

B. Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan diatas, kita dapat mengetahui bahwa jika logam alkali tanah (Ca2+,Sr2+,Ba2+) dari atas ke bawah direaksikan dengan OH-,CO32-,SO42-, dan C2O42- semakin bawah semakin banyak endapan putih yang dihasilkan maka semakin sukar larut dengan jika direaksikan dengan CrO42- semakin kebawah semakin sedikit endapan putih yang dihasilkan maka semakin mudah larut. Dari hasil pengujian, ada yang tidak yang menghasilkan endapan. Hal ini terjadi apabila Ca2+ direaksikan dengan SO42, serta apabila Ca2+ dengan CrO42-, dan apabila Sr2+ direaksikan CrO4

BAB V. PENUTUP
C. Kesimpulan
Logam alkali tanah (Ca2+,Sr2+,Ba2+) dari atas ke bawah direaksikan dengan OH-,CO32-,SO42-, dan C2O42- semakin bawah semakin sukar larut, sedangkan jika direaksikan dengan CrO42- semakin kebawah semakin mudah larut. 2. Untuk menentukan ada tidaknya ion kalsium, stronsium, barium dalam suatu larutan klorida, maka larutan tersebut harus direaksikan dengan OH-, CO32-,SO42-, C2O42-, dan jika ingin kelihatan berwarna maka reaksikan dengan CrO42-. 3. Hasil penelitian apabila Mg2+ direaksikan dengan OH--, CO32-,SO42-, C2O42-, dan CrO42- tertera di bawah ini. Mg2+ direaksikan dengan OH- membentuk endapan tapi lebih sedikit dibanding Ca2+. Mg2+ direaksikan dengan CO32- membentuk endapan tapi lebih sedikit dibanding Ca2+. Mg2+ direaksikan dengan SO42- tidak membentuk endapan. Mg2+ direaksikan dengan C2O42- membentuk endapan. Mg2+ direaksikan dengan CrO42- tidak membentuk endapan. 1.

D. Saran
Dalam melekukan praktikum, sebaiknya berhati-hati, sabar dan teliti. Setiap alat yang digunakan harus dicuci agar pengamatan dapat berhasil dengan baik. Siswa diharapkan tenang demi kelancaran praktikum. Siswa harus memperhatikan penjelasan yang di sampaikan ibu guru demi kelancaran jalannya praktikum.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Manfaat Bab II Tinjauan Pustaka

Elektrolisis
Bab III Metode Percobaan A. B. C. D. Pelaksanaan Praktikum Tujuan Alat dan Bahan Cara Kerja

Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Data Kuantitatif B. Data Kualitatif Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran

Reaksi Redoks
Bab III Metode Percobaan A. B. C. D. Pelaksanaan praktikum Tujuan Alat dan Bahan Cara kerja

Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Data Kuantitatif B. Data kualitatif Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran

Korosi Besi I
Bab III Metode Percobaan A. B. C. D. Pelaksanaan Praktikum Tujuan Alat dan Bahan Cara kerja

Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Data Kuantitatif B. Data Kualitatif Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran

Korosi Besi II
Bab III Metode Percobaan A. B. C. D. Pelaksanaan Praktikum Tujuan Alat dan Bahan Cara kerja

Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Data Kuantitatif B. Data Kualitatif Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran

Sel Volta
Bab III Metode Percobaan A. B. C. D. Pelaksanaan Praktikum Tujuan Alat dan Bahan Cara kerja

Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Data Kuantitatif B. Data Kualitatif Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran

Alkali Tanah dan Reaksi Penge


Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Manfaat Bab II Tinjauan Pustaka Bab III Metode Percobaan A. Pelaksanaan Praktikum B. Tujuan

C. Alat dan Bahan D. Cara kerja Bab IV Hasil dan Pembahasan A. Data Kuantitatif B. Data Kualitatif

Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka

Daftar pustaka
Atkinson, jhon dan Carol Hibbert. 2002. Advanced Level Chamistry. Oxford : Helnemann Brady, James E. 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Terj. Edisi ke-5. Jilid 1. Jakarta : Erlangga Komarudin. 1993. Soal-soal dan Pembahasan. Bandung : CV Epsilon Grup Chang, Raymond. 2000. Essential Chemistry. Edisi ke-2. New York : Mc Graw-Hill Austin, George T.E. Jasifi. 1996. Industri Proses Kimia, Jakarta : Erlangga Hart, Harold. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat ( Terjemahan ). Jakarta : Erlangga Kus Sri Martni. 1988. Prakarya Kimia. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Ramhat dan Taufiknya jualah sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan baik. Dalam laporan Ini, terdapat beberapa praktikum/ pengamatan yang telah kami lakukan dengan kelompok masing-masing, yang telah kami gabungkan dalam satu jilid laporan, dimana semuanya telah menbahas tentang materi pelajaran kimia pada kelas XII IPA semester 1, Yakni :Penurunan titik beku larutan, Reaksi Redoks,sel volta, elektrolisis, korosi Besi I, Korosi Besi II, dan Reaksi Pengendapan. Sebagai seorang siswa, kami selalu menginginkan yang tebaik, maka kami harapkan laporan ini dapat memdapat respon positif bagi pembaca, sehingga dapat bermamfaat bagi pembaca pada umumnya,dan kepada diri saya sendiri pada khususnya. Dan tak lupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepad seluruh yang turut dalam menyelesaikan laporan ini, baik kepada guru, orang tua serta teman-teman sekalian, kerana tanpa bantuan dorongan dan motivasi dari kalian semua, laporan ini tentunya tidak akan terseleisaikan. Dan tidak terlepas dari itu, kami pun menyadari bahwa sebagai manusia, kami tetaplah memiliki keterbatasan, maka dari hasil karya kami masih jauh dari kesempurnaan.Namun,dengan semangat dan upaya peningkatan ilmu pengetahuan, kami senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya agar pembuatan laporan kedepannya akan lebih baik. Semoga Allah SWT meridhai hasil kerja kami.

Wassalam. Bantaeng,20 Desember 2011

Penyusun

You might also like