You are on page 1of 17

NOICE INDUCED HEARING LOSS

PENDAHULUAN
Indonesia termasuk negara dg prevalensi ketulian cukup tinggi. Kemajuan peradaban penggunaan mesin dan transportasi berat bising. Bising menyebabkan kerugian milyaran rupiah.

Cont d
Industri yang sering menyebabkan kebisingan: pertambangan, pembuatan terowongan, penggalian (peledakan, pengeboran), mesinmesin berat, mesin dg pembakaran kuat (pesawat terbang, bajaj, truk), mesin tekstil, dan uji coba mesin jet.

BISING
Kebisingan: suara yang tidak dikehendaki. Bising: bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan manusia.

Nilai Ambang Batas Kebisingan


Peruntukan kawasan / lingkungan kegiatan
Peruntukan Kawasan 1. Perumahan dan pemukiman 2. Perdagangan dan jasa 3. Perkantoran dan perdagangan 4. Ruang terbuka hijau 5. Industri 6. Pemerintahan dan fasilitas umum 7. Rekreasi 8. Khusus :- Bandar udara- Stasiun Kereta Api 70 Pelabuhan Laut- Cagar Budaya Lingkungan Kegiatan 1. Rumah Sakit atau sejenisnya 2. Sekolah dan sejenisnya 3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55 55 55 55 70 65 50 70 60 70

Tingkat kebisingan (dB)

TULI AKIBAT BISING


T.A.B adalah tuli sensorineural yang terjadi akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Faktor yang Berpengaruh


Intensitas kebisingan Frekuensi kebisingan Lamanya waktu pemaparan Kerentanan individu Jenis Kelamin Usia Kelainan di telinga tengah

Patogenesis
Tuli akibat bising mempengaruhi organ Corti di Koklea, terutama sel-sel rambut. Sel-sel rambut luar menunjukkan degenerasi kurang kaku mengurangi respon thd stimulasi. Stereosilia hilang sel-sel rambut mati jar.parut timbul

Cont d
Sel-sel rambut dalam dan sel penunjang rusak akibat tingginya intensitas bising. Kerusakan pada sel rambut luas timbul degenerasi saraf.

Gambaran Klinis
Kesulitan dalam menerima & membedakan bunyi konsonan. Tidak dapat mendengar bunyi dg nada tinggi. Tuli sensorineural, bilateral. Tinitus. Terjadi peningkatan ambang dengar sementara dan menetap.

Gangguan Non-auditory
Gangguan komunikasi wicara. Gangguan konsentrasi. Gangguan tidur. Stress.

Anamnesis
Pada awalnya sulit bicara di lingkungan bising. Jika bicara, mendekatkan telinga ke arah orang yang berbicara. Bicara dengan suara menggumam. Marah jika orang berbicara tidak jelas. Sering timbul tinitus.

Pemeriksaan Fisik
Tidak ada kelainan anatomis telinga luar sampai gendang telinga. Pemeriksaan THT dilakukan seksama untuk menyingkirkan DD infeksi telinga, trauma telinga, dan gangguan telinga akibat toksik dan alergi.

Penatalaksanaan
Memindahkan kerja dari tempat bising. Menggunakan alat pelindung telinga: ear plug, ear muff, dan helmet. Pemasangan alat bantu dengar (jika tuli sudah menyebabkan kesulitan komunikasi). Latihan pendengaran, lip reading, membaca gerak anggota badan dan mimik.

Cont d
Rehabilitasi suara, agar dapat mengendalikan volume, tinggi rendah, dan irama percakapan. Jika telah mengalami tuli total bilateral dapat dipasang implan koklea.

Prognosis
T.A.B adalah tuli sensorineural menetap. Tidak dapat diobati dg obat atau pembedahan. Alat bantu dengar hanya sedikit manfaatnya bagi pasien. Dianjurkan pemasangan implan koklea.

TERIMA KASIH

You might also like