Professional Documents
Culture Documents
AlBukhari dan Muslim) Potonglah kumis dan biarkan jenggot kalian, selisihilah orang-orang Majusi. (HR. Muslim) Dan masih banyak lagi dalil yang lainnya. Berkata Al-Imam Asy-Syafii rahimahullah: Jenggot merupakan kesempurnaan penciptaan laki-laki. (Lihat Al-Umm, juz 6, halaman 89)
melaksanakan shalat (lima waktu secara berjamaah) di masjid yang dikumandangkan adzan. (Riwayat Muslim)
www.salafy.or.id
Segala apa yang dibawa Rasul, maka ambillah. Dan segala apa yang dilarangnya, maka tinggalkanlah. (Al-Hasyr: 7) Al-Imam Abu Qilabah rahimahullah berkata: Jika kamu ajak bicara seseorang dengan menyebutkan sunnah kepadanya, lalu ia mengatakan: Tinggalkan kami dar i ini (penyebutan sunnah), dan sebutkan (pada kami), Kitabullah (Al-Quran saja). Maka ketahuilah bahwa dia adalah orang yang sesat. (Lihat Thabaqat Ibni Sad, 7/184, Tazhimus Sunnah, hal. 25) Bentuk yang lebih parah dari sekedar menolak adalah mengolok-olok As-Sunnah dan orang-orang yang berupaya berjalan di atasnya. Ada pula yang dengan terang-terangan menolak hadits Nabi karena dinilai tidak sesuai dengan akal atau realita zaman (menurut apa yang ia sangka). Sangat disayangkan bila sikap-sikap seperti ini justru ada pada orang-orang yang terjun ke kancah dakwah. Padahal lisan mereka juga mengatakan bahwa kita wajib mengagungkan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam. Mengagungkan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam adalah perkara besar dan bukan sekedar isapan jempol. Ia butuh bukti nyata dan praktek dalam kehidupan. Namun kini keadaannya justru sebaliknya. Banyak orang menolaknya, banyak orang mengabaikannya, bahkan mengolokngoloknya. Padahal Allah Azza wa Jalla berfirman (artinya): Barangsiapa yang menaati Rasul berarti ia telah menaati Allah. (An-Nisa: 80) Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah ia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata. (Al-Ahzab: 36) Ayat-ayat ini menunjukkan secara tegas bagaimana semestinya kita menempatkan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, yakni wajib mengambilnya. Hal ini merupakan keharusan yang tidak ada tawar-menawar lagi. Kemudian menjadikan Sunnah beliau Shallallahu alaihi wa Sallam sebagai pedoman
dalam melangkah dan melakukan ketaatan kepada Allah. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla jadikan Nabi-Nya sebagai penjelas dan penjabar Al-Quran, bukan sekedar menyampaikan atau membacakannya secara lafazh saja, sebagaimana dalam firman-Nya (artinya): Dan kami turunkan kepadamu Al-Quran agar engkau terangkan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka. (An-Nahl: 44) Demikian pula sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam: Saya wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah. Kemudian untuk mendengar dan taat kepada pimpinan, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena sesungguhnya barangsiapa yang hidup sepeninggalku, ia akan melihat perbedaan yang banyak. Maka disaat seperti itu, wajib atas kalian bepegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para Al-Khulafa Ar-Rasyidin. Gigitlah (sunnah itu) dengan gigigigi geraham kalian! (Berpegangteguhlah dengan sunnah itu!red). Jauhilah perkaraperkara yang baru (bidah)! karena sesungguhnya semua bidah itu sesat. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
mengambil pendapat yang lain. Al-Imam Ahmad rahimahullah berkata: Saya merasa heran terhadap sebuah kaum yang tahu sanad hadits dan keshahihannya kemudian memilih pendapat Sufyan (maksudnya Sufyan Ats Tsauri-red). Padahal Allah Azza wa Jalla berfirman (artinya): Maka hendaklah berhatihati orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya untuk tertimpa fitnah atau tertimpa adzab yang pedih. (An-Nur: 63). Tahukah kalian apa arti fitnah? Fitnah adalah syirik. (Fathul Majid, hal. 466). Demikian pula suatu saat Al-Imam AsySyafii rahimahullah ditanya tentang sebuah masalah, maka beliau mengatakan bahwa dalam masalah ini diriwayatkan demikian dan demikian dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam. Maka si penanya mengatakan: Wahai Al-Imam Asy-Syafii, apakah engkau berpendapat sesuai dengan hadits itu? Maka beliau gemetar lalu mengatakan: Wahai, bumi mana yang akan membawaku dan langit mana yang akan menaungiku, jika aku riwayatkan hadits dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam kemudian aku tidak memakainya?! Tentu, hadits itu diatas pendengaran dan penglihatanku (yang aku junjung tinggired). ( Shifatus Shafwah , 2/256, Tazhimus Sunnah, hal. 28). Dalam kesempatan lain, beliau ditanya dengan pertanyaan yang mirip lalu beliau gemetar dan menjawab: Apakah engkau melihat aku seorang Nashrani? Apakah engkau melihatku keluar dari gereja? Ataukah engkau melihatku memakai ikat di tengah badanku (yang biasa dipakai orang-orang Nashranired)? Aku meriwayatkan hadits dari Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, lalu aku tidak mengambilnya sebagai pendapatku?! (Miftahul Jannah, no. 6)
shahabat bertanya: Lima puluh dari mereka, wahai Rasulullah? Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam menjawab: Pahala lima puluh dari kalian. (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Lihat Silsilah Ash Shahihah, no. 494)
Jaminan Bagi Orang Yang Berpegang Teguh Dengan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam
Selama seseorang berada di atas Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, maka ia tetap berada di atas istiqamah. Sebaliknya, jika tidak demikian, berarti ia telah melenceng dari jalan yang lurus, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Umar radhiyallahu anhuma: Manusia akan tetap berada di atas jalan yang lurus selama mereka mengikuti jejak Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam. (Riwayat AlBaihaqi, Miftahul Jannah, no. 197). Urwah bin Zubair rahimahullah mengatakan: Mengikuti Sunnah-sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam adalah tonggak penegak agama. (Riwayat Al-Baihaqi, Miftahul Jannah, no. 198) Seorang tabiin bernama Ibnu Sir in rahimahullah mengatakan: Dahulu mereka mengatakan: selama seseorang berada di atas jejak Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, maka ia berada di atas jalan yang lurus. (Riwayat AlBaihaqi, Miftahul Jannah, no. 200) Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla berfirman (artinya): Dan jika kalian menaatinya niscaya kalian akan mendapatkan hidayah. (An-Nur: 54)
Contoh Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam yang Mulai Terlihat Asing bagi Sebagian Kaum Muslimin 1. Memelihara Jenggot.
Memelihara jenggot merupakan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam. Bahkan beliau Shallallahu alaihi wa Sallam memerintahkan umatnya untuk memlihara jenggot, sebagaimana dalam sabdanya: Potonglah kumis dan peliharalah jenggot kalian. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Selisihilah orang-orang musyrik, potonglah
Pahala Bagi Orang yang Berpegang dengan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam
Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari kesabaran. Kesabaran di hari itu seperti menggenggam bara api. Bagi yang beramal (dengan Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam) pada saat itu, akan mendapatkan pahala lima puluh. Seorang