You are on page 1of 32

Paket pembelajaran ini adalah untuk mengenalkan kepada anda tentang Teknik Pengendali dengan penekanan pada pengetahuan

dan keterampilan Membuat Sistem Pengendali Sederhana. Banyak hal yang akan diajarkan melalui kegiatan pengamatan, penggalian informasi dari berbagai sumber (cetak maupun elektronik) serta tugas praktik/praktikum. Teknik Pengendali pensakelaran (kontaktor) sekarang banyak digunakan untuk menjalankan motor listrik sebagai penggerak. Terlepas dari penggerak khusus, yang pengendalinya masih digerakkan secara manual, kebanyakan motor listrik dihidupkan dan dimatikan dengan kontaktor, digerakkan dengan berbagai bentuk alat kendali secara manual, mekanik atau otomatis, dan dari berbagai posisi, yang mungkin bisa berjarak jauh dari penggeraknya. Paket pembelajaran ini akan menjelaskan: Dasar-Dasar Sistem Digita,l Prinsip Dasar Sistem Pengendali, Rangkaian Logika Dasar dengan Penggunaan Modul Keputusan (Decision Modul) dan Membuat Sistem Pengendali Sederhana serta akan membantu Anda untuk lebih mengenal teknologi kendali dengan metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) yang memegang peranan sebagai pembangkit kreativitas berpikir Anda.

Pada akhir kegiatan pembelajaran modul ini siswa diharapkan dapat menggambarkan bagian-bagian, fungsi dan hubungan antarbagian sistem pengendali meliputi sinyal-sinyal: input, proses, dan output. Membandingkan sistem analog dan sistem digital dalam memroses informasi. Menyelidiki cara kerja sistem pengendali dan menemukan gagasan baru untuk memecahkan masalah teknik sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

1 dari 32

No. 1. 2. 3. KB

MATERI POKOK Pendahuluan

JUMLAH JAM 2 2 2

KB 1 Dasar-dasar Sistem Digital Kb 2 Dasar-Dasar Sistem Pengendali (+ CD Program The Way Thing Work) KB 3 Modul Keputusan (CD Program Modul Keputusan) KB 4 Sistem Pengendali Sederhana (Trainer Modul Keputusan) Tes/Review.

4. 5. 6.

2 2 2

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

2 dari 32

KB 1
Dasar-dasar Sistem Digital

KB 2
Dasar-Dasar Sistem Pengendali + CD Komputer

2 jam

2 jam KB
Pendahuluan

2 jam

ROTASI
Tujuan Penyamaan persepsi Input materi

KB 4
Sistem Pengendali Sederhana

KB 3
Modul Keputusan (CD- Komputer)

2 jam

2 jam

TES /REVIEW 2 jam


Penilaian Perbaikan Kesimpulan

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

3 dari 32

KB Awal

PENDAHULUAN TEKNOLOGI PENGENDALI

1. Menggambarkan bagian-bagian, fungsi, dan hubungan antarbagian sistem pengendali meliputi sinyal-sinyal: input, proses, dan output, 2. Membandingkan sistem analog dan sistem digital dalam memroses informasi, 3. Menyelidiki cara kerja sistem pengendali, 4. Menemukan gagasan baru untuk memecahkan masalah teknik sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan siswa dapat. 1. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi bagian-bagian pada sistem pengendali, 2. Menerapkan prinsip sistem pengendali sederhana dalam kehidupan sehari-hari, 3. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi antara sistem analog dan sistem digital, 4. Membedakan (kelebihan dan kekurangan) antara sistem analog dan sistem digital, 5. Menggambarkan bagian-bagian dan hubungan antarbagian pada sistem pengendali, 6. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja dari bagian-bagian pada sistem pengendali dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, 7. Mengidentifikasikan masalah yang terkait dengan sistem pengendali sederhana yang dibutuhkan masyarakat, 8. Membuat sistem pengendali sederhana untuk memecahkan masalah dimasyarakat.

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

4 dari 32

KB 1

DASAR-DASAR SISTEM DIGITAL

Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi antara sistem analog dan sistem digital, 2. Membedakan (kelebihan dan kekurangan) antara sistem analog dan sistem digital. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Mengonversikan bilangan biner ke desimal atau sebaliknya, 2. Merakit bagian-bagian dari komponen menjadi fungsi, 3. Menyebutkan karakteristik dasar sistem analog dan sistem digital, 4. Menjelaskan proses terbentuknya informasi berdasarkan analog dan digital (peraga 7 segmen), 5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan antara sistem analog dan sistem digital.

Gambar Komputer digunakan sebagai alat untuk mengendalikan mesing-mesin di industri mobil

Gambar 1. Sistem digital dalam industri pembuatan mobil


Teknologi Pengendali Buku Ajar

5 dari 32

3. Materi Pembelajaran a. Sistem Bilangan 1) Penunjukan bilangan Gambar 1.1 menggambarkan lingkaran di sekeliling kuantitas yang sama dan penempatan simbol yang sudah ditentukan untuk setiap kuantitas. Berbagai macam kuantitas dinyatakan dengan berbagai macam bilangan. 2) Sistem Desimal Seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.2 pengelompokkan kuantitas ini menjadi paket yang terdiri dari sepuluh, dengan menetapkan simbol dan menetukan kuantitas total.

Gambar 1.2 Dalam kehidupan sehari-hari, digunakan sistem desimal. Sistem desimal didasarkan pada bilangan 10. Dalam setiap posisi bilangan sepuluh, berbagai kondisi bisa terjadi, yaitu digit 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Selain itu, masingmasing posisi dialokasikan untuk satu harga (bobot), contoh : satuan, puluhan, ratusan, dan sebagainya.

Gambar 1.1 Digit merupakan simbol untuk kuantitas yang sudah ditentukan. Karena kuantitas dapat ditentukan sesuai dengan bisa berbagai harga yang diinginkan, kita juga akan memerlukan bilangan simbol (digit) untuk hargatersebut agar dapat dikenali dengan lebih jelas. Digit yang menunjukkan kelompok kuantitatif harus secara spesifik diberi ciri agar memudahkannya untuk dibedakan dari yang lain.
Teknologi Pengendali

Buku Ajar

6 dari 32

Basis bilangan 10 adalah bilangan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) 10 = 1 101 = 10 102 = 100 Contoh :


0

10 = 1000 104 = 10000 105 = 100000


3

43810 = 4. 102 + 3.101 + 8.100 4. 100 + 3. 10 + 8. 1 400 + 30 + 8 438

3) Sistem Biner (bilangan dasar dua) Dalam sistem biner digit berbasis dua. Hanya digit biner 0 dan 1 yang diperlukan. Ini merupakan sistem ideal yang akan digunakan dalam peralatan elektronik karena hanya terdapat dua kondisi logik yaitu ada dua digit yang mungkin dialokasikan.

Bilangan biner dari 0 sampai 16 : Desimal Biner Nilai berdasarkan posisi 101 100 24 24 22 21 20 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 0 0 1 0 3 0 0 0 1 1 4 0 0 1 0 0 5 0 0 1 0 1 6 0 0 1 1 0 7 0 0 1 1 1 8 0 1 0 0 0 9 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 2 0 1 1 0 0 1 3 0 1 1 0 1 1 4 0 1 1 1 0 1 5 0 1 1 1 1 1 6 1 0 0 0 0 4) Mengubah bilangan menjadi biner > 1 desimal

Gambar 1.3 Pada konfigurasi multidigit, bilangan ditunjukkan dengan cara yang sama dengan aturan pada sistem desimal.

Bilangan desimal dibagi dengan 2 secara kontinyu (prosedur pembagian). Sisanya (0 atau 1), dibaca dari kiri ke kanan, itulah bilangan biner. Desimal 47 Cara 1 Mulai 0 1 1 0 2 1 5 1 1 1 1 2 3 1 47:2 Sisa Biner

Arah pembacaan 101111


Teknologi Pengendali Buku Ajar

7 dari 32

Cara 2 47 2 23 2 11 2 5 2 2 2 1 Arah pembacaan dari bawah ke atas 47 = 101111 Contoh lain : Desimal 53 = 0 1 110101 53 2 26 2 13 2 6 2 3 2 sisa = 1 1 53 = 110101 sisa = 0 sisa = 1 sisa = 0 sisa = 1 1 1 3 0 6 1 1 3 0 2 6 1 Biner 53:2 Sisa sisa = 0 sisa = 1 sisa = 1 sisa = 1 sisa = 1

5)

Mengubah bilangan menjadi biner < 1

desimal

Bilangan desimal di belakang koma secara kontinu dikalikan dengan 2 (prosedur perkalian) sampai nilainya menjadi lebih besar dari 1. Nilai < dinyatakan dengan 0 Nilai > dinyatakan dengan 1 yang kemudian selalu dikurangi dari hasil kali. Cara 1 Desimal 0,125 = 0.125 0,25 0 0 Arah pembacaan 0,001 Cara 2 0,125 x 2 = 0,25 0 0 0,25 x 2 = 0,5 0,5 x 2 = 1,0 0,5 0 1 1 Biner

1 Arah pembacaan bawah 0,125 = 0001 Contoh: Desimal 0,5 = 0,5 0, 1 1

dari

atas

ke

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

8 dari 32

1 Biner 0,1 Bilangan biner pecahan atau bilangan 1 < saat ini hanya digunakan untuk konsumsi ilmu matematika. Adapun bilangan biner yang banyak digunakan untuk penerapan adalah bilangan biner bulat. 6) Mengubah bilangan menjadi desimal > 1 biner 1.2

1 2 +1 3.2

0 6 +0 6.2

1 12 +1 13. 2

0 26 +0 26. 2

1 52 +1 531
0

7).

Mengubah bilangan menjadi desimal < 1

biner

Prosedur konversi untuk desimal ke biner adalah dibalik. Bukan dibagi dengan 2 tetapi dikalikan dengan 2. Dimulai dari kiri, digit pertama dari bilangan biner dikalikan dengan 2, kemudian digit berikutnya (0 atau 1) ditambahkan, dan kemudian totalnya dikalikan lagi dengan 2. Biner : Cara 1 1 Mulai 1.2 0 2 +0 2.2 1 4 +1 5.2 0 10 +0 10. 2 1 20 +1 211
0

Digit biner di belakang koma secara kotinu dibagi dengan 2, dimulai dari kanan ke kiri. Digit biner sebelum koma selalu ditambahkan. Biner 0,10101 = : 1 0, 1,312 5 0,656 25 0 0,62 5 0,31 25 1 0 Mulai 1 1 0, 5 : 2

1,25 0,5 0,62 0,2 5 5

Contoh : Biner 0,001 = 0, 0 0 0,25 0,5 Des: 0,125 0,25 Biner 0,01 = 0, 0 0,5 Des: 0,25 1 1 0,5

1 1 0,5

:2

Cara 2 10101 = 1 4 3 2 1 2 +0x2 +1x2 +0x2 +1x20 = 16 +0 + 4 + + 1 = 2110 Contoh : Biner :


Teknologi Pengendali

:2

x 0

b. Dasar Sistem Analog dan Digital Piranti-piranti dan sistem logika hanya mengenal isyarat digital. Akan tetapi, kebanyakan isyarat seperti isyarat yang dihubungkan dengan transduser mempunyai
Buku Ajar

9 dari 32

bentuk analog. Sebelum diumpankan ke sistem digital, isyarat-isyarat ini harus diubah ke dalam bentuk digital oleh pengubah analog ke digital (analogue-to-digital converter, ADC). Sebaliknya dari sistem digital dapat diubah menjadi bentuk analog oleh pengubah dari digital ke analog (digital-to-analogue, DAC). 1) Pengubah analog ke digital Pengubah analog ke digital mengambil masukan analog, mencupliknya, kemudian mengubah amplitudo dari setiap cuplikan menjadi sinyal digital seperti ditunjukkan pada gambar (1.4). Keluarannya adalah sejumlah bit-bit digital paralel (dalam gambar 1.4 adalah 4 bit) yang status logikanya menujukkan amplitudo dari setiap cuplikan. Berbagai sinyal dapat digunakan untuk menyajikannya, dan yang paling popular adalah sinyal biner yang digunakan.

diulang untuk masukan digital yang berurutan akan terbentuk gelombang analog. Sebagai contoh, untuk masukan biner 3 bit, akan dihasilkan delapan arus dengan 000 menunjukkan keluaran nol dan 111 menunjukkan tegangan keluaran maksimum yang ditentukan tegangan referensi Vref seperti ditunjukkan pada gambar 1.5. Masukan lain dihasilkan kembali sebanding Vref misalnya 001 sebanding 1/8 Vref , 011 sebanding 3/8 Vref, dan 101 sebanding 5/8 Vref. Setiap bit dari masukan biner (b2, b1, b0) dihasilkan berdasarkan faktor pembebanan.

Gambar 2.6

Gambar 1.5 c. Informasi Dasar Analog dan Digital Tujuan sistem digital, termasuk mikroprosesor dan komputer adalah untuk mengawali atau mengendalikan aktivitas fisik seperti kecepatan motor, operasi relay atau pengaturan suhu pada alat pemanas listrik. Pirranti-piranti seperti motor listrik, relay dan tampilan-tampilan (display) LED dikenal dengan sebutan periferal keluaran. Sebaliknya, setiap sistem digital memerlukan informasi masukan yang diperlukan untuk operasinya. Piranti-piranti yang
Buku Ajar

Gambar 2.5 Gambar 1.4 2) Pengubah digital ke analog Pengubah dari digital ke analog (digital-to-analogue, DAC) menerima masukkan digital paralel dan mengubahnya ke nilai tegangan (atau arus) yang disajikan masukan biner. Jika ini
Teknologi Pengendali

10 dari 32

menyediakan informasi seperti ini, misalnya papan ketik, sakelar dan sejumlah tranduser dikenal sebagai periferal masukan. Dengan demikian, periferal adalah suatu piranti yang memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan sistem digital. Akan tetapi piranti-piranti seperti ini tidak bisa dihubungkan langsung ke sistem. Untai antarmuka masukan atau keluaran diperlukan untuk menghubungkan periferal dengan masukan atau keluaran dari sistem digital secara tepat seperti yang ditunjukan pada gambar 1.5. Untai antarmuka yang paling sering digunakan adalah pengubah analog ke digital (ADC) dan digital ke analog (DAC). Digunakan jika masukannya dalam bentuk analog seperti tegangan yang digunakan untuk menyajikan suhu atau tekanan. Sebaliknya, DAC digunakan jika periferal keluarannya berupa piranti analog, seperti layar monitor.
Input Peripheral device

Jenis tampilan ini terdiri dari tujuh segmen terpisah yang diberi label a sampai g seperti ditunjukkan pada gambar 1.6. Tujuh segmen merupakan cacah segmen minimum yang diperlukan untuk menampilkan angka 0 sampai 9 seperti diilustrasikan pada gambar 1.7. Sejumlah karakter alfabet juga bisa disajikan menggunakan tampilan tujuh segmen ini. Secara khusus, karakter heksadesimal dapat ditampilkan seperti tersaji pada gambar 1.9. Tampilan tujuh segmen mempunyai dua tipe : light-emitting diode (LED) dan liquid-crystal display (LCD). Tipe LCD memerlukan daya yang kecil untuk mengoperasikannya dibandingkan dengan tipe LED, sehingga banyak digunakan untuk perangkat-perangkat portable dimana kebutuhan daya merupakan pertimbangan utama. Akan tetapi, tampilan LED dapat dilihat dalam kegelapan, sedangkan LCD memerlukan cahaya yang cukup di sekitarnya.

Input interface

Digital System

Output Peripheral device

Output interface

Gambar 1.6 Gambar 1.7 d. Tampilan Tujuh-Segmen


Teknologi Pengendali Buku Ajar

11 dari 32

Gambar 1.8

Gambar 1.9

Tampilan tujuh segmen mempunyai dua tipe : lightemitting diode (LED) dan liquidcrystal display (LCD). Tabel display atau tampilan tujuh seven a 1 1 1 b 1 1 1 c 1 1 1 d 1 1 0 e 0 1 1 f 0 1 1 g 1 0 1 Displa y 3 0 A dts

Catatan 1 kondisi nyala 0 kondisi mati

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

12 dari 32

KB 2

DASAR-DASAR SISTEM PENGENDALI

Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan prinsip kerja dan fungsi bagian-bagian pada sistem pengendali, 2. Menerapkan prinsip sistem pengendali sederhana pada kehidupan seharihari. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Menemutunjukkan bagian-bagian sistem pengendali elektronik dan non elektronik, 2. Menyebutkan contoh sistem pengendali elektronik dan non elektronik, 3. Menjelaskan fungsi bagian-bagian sistem pengendali, 4. Menjelaskan hubungan antar bagian pada sistem pengendali.

Gambar 1..1 Ruang Pengendali di indusktri pembuatan mobil

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

13 dari 32

Gambar 2. Industri mobil menggunakan komputer sebagai pengendali 1. Materi Pembelajaran A. RANGKAIAN PENGENDALI LOOP (SIKLUS) TERBUKA 1) Rangkaian pengendali loop terbuka Meskipun seringkali kita tidak menyadari adanya proses, kuantitas fisik dikendalikan secara kontinu pada kehidupan kita seharihari. Contoh : Mematikan dan menyalakan motor listrik Mengemudikan kendaraan Membuka dan menutup keran air Menggunakan kalkulator Istilah pengendali didefinisikan dalam standar nasional dan internasional. Pada rangkaian pengendali loop terbuka, satu atau lebih variabel masukan, yang diberikan oleh seseorang atau transmiter program, akan menentukan variabel keluaran dari rangkaian pengendali. Masing-masing elemen dari rangkaian pengendali akan membentuk suatu loop terbuka. Artinya, sinyal perintah hanya bisa
Teknologi Pengendali

bergerak satu arah, dari titik awal sampai titik akhir loop pengendali.

2)

Susunan rangkaian pengendali loop terbuka

Pengendali dari suatu motor listrik

Gambar 2.1 Penggambaran umum diagram)

(blok

Buku Ajar

14 dari 32

Diletakkan pada awal jalur proses dan berfungsi mengatur aliran energi, contoh: kontaktor, relai arus denyut (pulsa), sakelar, katup magnetik, elemen kontrol akhir (transistor, thyristor). Elemen awal: Sakelar atau tombol tekan yang digerakkan oleh variabel perintah. Gambar 2.2 3) Bagian-bagian dari rangkaian pengendali terbuka Suatu loop pengendali terdiri dari : Jalur proses variabel yang diatur (x). Peralatan pengendali elemen awal, elemen pengendali akhir, keluaran pengendali (y), variabel perintah (w). Jalur proses : Merupakan bagian dari loop pengendali, dimana kuantitas fisik diatur. Merupakan transformator energi, contoh: motor listrik, lampu pijar, tabung hidrolik. Variabel yang diatur (x) : Merupakan kuantitas fisik yang diatur, contoh: kecepatan putar, penerangan ruangan, tekanan. Pengendali loop terbuka: Meliputi semua bagian loop kontrol yang mengontrol aliran energi, contoh: sakelar, tombol tekan, relai, elemen utama, program. Elemen kendali akhir :
Teknologi Pengendali

Keluaran pengendali (y) : Kuantitas keluaran dari pengendali.

alat

Variabel perintah (w) : Mempengaruhi elemen awal selama satu proses kendali penuh. 4). Sistem Pengendali Jenis sistem pengendali adalah : Pengendali perintah Pengendali elemen penahan (holding element) Pengendali program

Pengendali perintah : Harga kuantitas keluaran selalu tergantung pada harga seketika variabel perintah. Perubahan variabel perintah yang kontinyu melalui operator juga mempengaruhi perubahan kontinyu dari variabel yang diatur. Contoh: pengendali kecerahan (brightness) kontinu pada bola lampu pijar (pengatur keredupan / dimming), pengendali pada kecepatan putar suatu motor DC. Pengendali elemen penahan : Variabel keluaran (y) tetap konstan meskipun variabel perintah (w)
Buku Ajar

15 dari 32

dihilangkan. Variabel keluaran (y) dapat diubah kembali jika harga variabel perintah yang baru diberikan. Contoh : mematikan dan menyalakan pemakai melalui kontaktor dengan kontak penahan (elemen penahan). Pengendali program : Suatu proses secara otomatis akan dikontrol dengan suatu program. Pengendali program dibagi ke dalam 3 kelompok : a) Pengendali pola waktu : Variabel perintah (w) disuplai oleh transmiter program yang tergantung pada waktu. Contoh : Pengendali pola waktu mengatur penyalaan lampu jalan (traffic light). b) Pengendali pola lintasan : Variabel perintah (w) disuplai oleh transmitter program yang tergantung pada lintasan. Contoh : Cakram kemudi (trip cam) menggerakkan saklar pembatas yang kemudian akan memulai atau mengakhiri proses tertentu. c) Pengendali run-off (pengendali urutan) Variabel perintah disuplai oleh program. Proses baru hanya dimulai jika proses sebelumnya sudah selesai. Contoh: motor yang digerakkan dengan hubungan bintang-delta otomatis, pengendali mesin cuci otomatis. Catatan : Pengendali loop terbuka selalu mem- punyai urutan operasi linier. Pengendali loop terbuka
Teknologi Pengendali

Alat kendali diatur

Jalur proses

varibel
yang

(x) Gambar 2.3 C. RANGKAIAN PENGENDALI LOOP TERTUTUP

Rangkaian pengendali loop tertutup merupakan proses dimana variabel yang diatur (x) selalu dibandingkan dengan variabel perintah (w). Dengan pengukuran yang sesuai, setiap deviasi selalu dikembalikan ke posisi nol.

Variabel diy
Alat kontrol loop tertutup Elemen kontrol akhir Kontrol proses

yang atur

x = Harga seketika

Gambar 2.4 Catatan :


Buku Ajar

16 dari 32

Pengendali loop tertutup selalu mem- punyai urutan operasi yang tertutup. C. DASAR SISTEM PENGENDALI 1). Struktur elektronik

2). Sinyal analog Sinyal analog bisa berupa harga tengah (antara) di dalam batas teknisnya (kisaran).

Resistor, dioda, transistor, thyristor, opto-coupler, Switch Teknik Digital, sistem pembangkitan bilangan mikro prosessor Teknik Analog sinyal,teknik otomatisasi

Gambar 2.6 Contoh : Tegangan yang disuplai oleh generator (pembangkit tenaga listrik) berbanding lurus dengan jumlah putaran. Panjang kolom air raksa dari termometer berbanding lurus dengan temperatur. Tegangan yang dikeluarkan dari termo-kopel berbanding lurus dengan temperatur. 3). Sinyal digital Teknologi digital beroperasi khususnya dengan sinyal biner. Hanya dua harga berbeda yang bisa digunakan (0 dan 1)

Gambar 2.5

Teknik digital meliputi teknik otomatisasi yang berhubungan dengan desain dan konstruksi sistem kontrol dimana informasi ditransmisikan dengan bantuan sinyal digital. Istilah digital berasal dari bahasa Latin digitus yang berarti jari/finger atau bilangan/number. Karena sebelumnya orang menggunakan jari untuk mengurut/ menghitung, maka istilah digital berarti berhubungan dengan bilangan/angka.
Teknologi Pengendali

Buku Ajar

17 dari 32

Gambar 2.7 Contoh : Kontak sakelar hanya bisa terbuka atau tertutup. Bola lampu hanya bisa dinyalakan dan dimatikan. Jika harga analog harus ditunjukan sebagai harga digital, harga analog ini harus dikuantisasi sesuai dengan unit dasar. Di sini, gelombang bentuk tangga yang sebanding diubah ke dalam bentuk kontinu sesuai dengan harga yang akan diubah ke bentuk sinyal. 4). Rangkaian Digital Dalam kehidupan sehari-hari, selau berhubungan dengan listrik dan elektronik. Kemungkinan Anda menggunakan rangkaian analog. Rangkaian yang diperlihatkan pada gambar 2.8 menunjukkan suatu sinyal analog atau tegangan. Titik tengah dari potensiometer bergerak ke atas, tegangan dari titik A ke B secara bertahap naik. Bila bergerak kebawah, secara bertahap tegangan turun dari 5 menjadi 0 volt (V).

Gambar 2.8 Diagram bentuk gelombang yang diperlihatkan pada gambar 2.8 adalah grafik keluaran analog. Pada sisi kiri tegangan secara bertahap naik dari A sampai B menjadi 5 volt, pada sisi kanan tegangan secara bertahap turun dari A sampai B menjadi 0 volt. Dengan menghentikan potensiometer pada titik tengahnya, kita akan mendapatkan tegangan output antara 0 sampai 5 volt.

Gambar 2.9 Peralatan digital dioperasikan dengan sinyal digital. Gambar 2.9 memperlihatkan Square-wave generator. Generator membangkitkan gelombang kotak (square-wave) yang ditunjukan pada oscilloscope. Sinyal digital hanya +5V atau 0V, seperti diagram yang ditunjukan pada gambar 2.9. Tegangan pada titik A bergerak dari 0 ke 5V. Selanjutnya tegangan berada pada +5V untuk setiap saat. Pada titik B tegangan turun secara drastis dari +5V ke 0
Buku Ajar

Teknologi Pengendali

18 dari 32

V. Tegangan berada pada 0 V untuk setiap saat. Hanya dua tegangan yang ditunjukan pada rangkaian digital elektronik. Diagram bentuk gelombang pada gambar 2.9(b) tegangan merupakan label HIGH dan LOW. Tegangan HIGH adalah +5 V, tegangan LOW adalah 0 V. Selanjutnya kita dapat menyebutkan bahwa tegangan HIGH (+5V) adalah logik 1 dan tegangan LOW adalah logik 0. Rangkaian yang hanya dapat menghasilkan sinyal HIGH dan LOW disebut Rangkaian Digital. Kita dapat menyebutkan bahwa digital elektornik merupakan suatu kalimat logik 0 dan 1. 5). Penggunaan Rangkaian Digital Pertumbuhan di bidang digital elektronik begitu cepat, seperti yang dapat kita saksikan akhirakhir ini dalam hal penggunaan mikrokomputer yang tersebar luas. Mikrokomputer hanya merupakan suatu bagian kecil pada dekade sebelumnya, namun saat ini puluhan juta mikrokomputer digunakan pada rumah, sekolah, bisnis dan perkantoran. Mikrokomputer sangat dapat menyesuaikan dengan kebutuhan. Di rumah komputer digunakan untuk bermain video games, mengatur anggaran rumah tangga, atau mengendalikan lampu dan untuk aplikasi yang lainya. Di sekolah, pelajar menggunakan komputer sebagai media pembelajaran untuk belajar bahasa, metematika, menulis dan
Teknologi Pengendali

sebagainya. Staf menggunakan komputer untuk pemrosesan kalimat, pengujian dan penilaian. Pada bidang bisnis, komputer banyak digunakan untuk pemrosesan data, mengendalikan inventori, dan sebagainya. Di pabrik komputer dapat disesuaikan penggunaannya untuk mengendalikan mesin, robot, dan mengendalikan proses produksi. Di bidang militer, komputer digunakan sebagai pemandu bom, misil, senapan otomatis, dan koordinat komunikasi.

Buku Ajar

19 dari 32

KB 3&4

MODUL KEPUTUSAN (Penggunaan CD Program)

Kompetensi Dasar 1. Menggambarkan bagian-bagian dan hubungan antarbagian pada sistem pengendali, 2. Menjelaskan fungsi dan prinsip kerja bagian-bagian pada sistem pengendali dan penerapannya pada kehidupan sehari-hari. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Menjelaskan pengertian gerbang dasar dan prinsip kerjanya, 2. Menunjukkan komponen-komponen masukan, proses, dan keluaran pada modul keputusan(AND, OR, NOT), 3. Menggunakan modul keputusan dan kombinasinya dalam berbagai sistem pengendali sederhana, 4. Membuat sistem pengendali sederhana.

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

20 dari 32

Gambar 3. Siswa belajar program komputer tentang modul keputusan

KB 3&4

SISTEM PENGENDALI SEDERHANA

Kompetensi Dasar 1. Mengidentifikasikan masalah yang terkait dengan sistem pengendali sederhana yang dibutuhkan masyarakat, 2. Membuat sistem pengendali sederhana untuk memecahkan masalah di masyarakat. Indikator Pencapaian Hasil Belajar 1. Menentukan masalah teknik yang ditemui pada kehidupan sehari-hari, 2. Memutuskan suatu masalah yang berkaitan dengan sistem pengendali yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari, 3. Merancang sistem pengendali sederhana, 4. Menentukan alat dan bahan yang diperlukan, 5. Memebuat sistem pengendali sederhana, 6. Menguji coba sistem pengendali sederhana yang dibuat.

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

21 dari 32

Gambar 4. Trainer Modul Keputusan

3. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran untuk kegiatan belajar 3 dan 4 merupakan satu kesatuan. Oleh karena itu uraian teoretis dari materi tersebut di padukan agar saling melengkapi. a. Rangkaian Logika Dasar Semua keputusan logika dari pemrosesan data biner dapat diwujudkan dengan tiga fungsi dasar AND, OR dan NOT. 1). Fungsi AND Simbol gerbang AND :

Contoh : Elevator akan mulai bergerak segera setelah pintu tertutup dan setelah tombol lantai ditekan. Operasi logika AND yang berhubungan dengan kontak (sakelar) :

Gambar 3.2 Hanya setelah A dan B dan C tertutup, output Q (Kumparan kontaktor, motor listrik, lampu pijar) akan diberi energi

Gambar 3.1 Fungsi AND mempunyai sedikitnya dua variabel input (A, B, ). Output Q mempunyai sinyal 1 jika semua input mempunyai sinyal 1.
Teknologi Pengendali

Tabel kebenaran : Input Outpu t C B A Q 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0


Buku Ajar

22 dari 32

1 1 1 Fungsi :

0 1 1

1 0 1

0 0 1

Simbol :

Q = A B C Yaitu : Q sama dengan A dan B dan C

Gambar 3.4 Simbol lain pengganti (AND) : Q=A.B Q = AB

Catatan : Hubungan AND mempunyai sinyal 1 pada output Q hanya jika semua input A, B, C, juga mempunyai sinyal 1. Simbol : 2). Fungsi OR Simbol gerbang OR :

Gambar 3.3 Jika terdapat dua input (A dan B) diset ke sinyal 1, output Q menjadi sinyal 1. Tabel kebenaran AND: Input B 0 0 1 1 Fungsi A 0 1 0 1 : Outp ut Q 0 0 0 1 Gambar 3.5 Fungsi OR mempunyai sedikitnya dua variabel input (A, B, C, ). Output Q menjadi sinyal 1 jika setidaknya satu input membawa sinyal 1. Contoh : Motor listrik harus dimatikan jika lilitan menjadi terlalu panas atau jika arusnya terlalu tinggi. Hubungan OR yang berhubungan dengan kontak (sakelar) :
Buku Ajar

Q = A B
Teknologi Pengendali

23 dari 32

Jika sinyal 1 diberikan kesalah satu dari dua input, output Q menjadi sinyal 1. Tabel kebenaran OR : Input B 0 0 1 1 A 0 1 0 1 Outp ut Q 0 1 1 1

Gambar 3.6 Jika hanya satu input A atau B atau C yang tertutup, masih terdapat tegangan pada output Q (kumparan kontaktor, motor listrik, lampu pijar).

Fungsi : Q = A B

Tabel kebenaran : Input Outp ut C B A Q 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 Fungsi : Q = A B C Q sama dengan A atau B atau C Simbol :

Simbol :

Gambar 3.8 Simbol lain pengganti (OR) : A=A+B Catatan : Hubungan OR mempunyai sinyal 1 pada output Q jika setidaknya satu input mempunyai sinyal 1. 3). Fungsi NOT Simbol gerbang NOT

Gambar 3.7
Teknologi Pengendali Buku Ajar

24 dari 32

Gambar 3.9

Tabel kebenaran NOT : Inpu Outp t ut A Q 1 0 0 1 Fungsi :


Q =A Q =A

Gambar 3.10 Pensaklaran akan menjalankan konversi sinyal. Contoh : Mesin pelipat dapat dinyalakan hanya jika tangan operator TIDAK berada dalam daerah berbahaya. Fungsi NOT yang dengan kontak : berhubungan

Q sama dengan A bar atau Q sama dengan bukan A (not A). Q bar sama dengan A atau bukan Q (not Q) sama dengan A.

b. Simbol-simbol Gerbang Logika

Gambar 3.11 Sirine alarm tidak berbunyi jika pada relai terdapat tegangan, sebaliknya sirine alarm berbunyi jika pada relai tidak terdapat tegangan. Jika input A mempunyai sinyal 0, maka Q mempunyai sinyal 1. Jika input A mempunyai sinyal 1, maka Q mempunyai sinyal 0.
Teknologi Pengendali Buku Ajar

25 dari 32

Berkat kemajuan teknologi dan dengan bantuan komponen elektronik, suatu peralatan dapat mempunyai lebih dari satu fungsi yaitu tidak hanya untuk dihidupkan atau dimatikan. Dewasa ini banyak peralatan yang dapat bekerja dengan cara mengambil keputusan sendiri, bisa melakukan perhitungan serta dapat mengingat sesuatu yang dilakukan secara elektronik. Untuk pembuktian dan pelaksanaan pembelajaran di atas kita dapat meng-gunakan alat bantu berupa pesawat latih (trainer) yaitu decision module. Modul ini berupa papan panel yang
Teknologi Pengendali

telah dipasang diberbagai komponen elektronik. Selanjutnya, kabel-kabel penghubung dapat menghubungkan komponenkomponen elektronik dan dapat merangkai berbagai rangkaian elektronik. Cara kerjanya mirip dengan cara kerja rangkaian pada alat-alat yang sudah kita kenal sebelumnya. a. Modul Keputusan Papan panel (trainer) ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : Bagian kiri (bagian SENSOR) Bagian kanan (bagian AKTUATOR)
Buku Ajar

26 dari 32

Bagian tengah GERBANG LOGIK)

(bagian

yang tidak terdapat pada modul itu. Sensor cahaya akan ON bila ada cahaya, sensor suhu akan ON bila suhunya naik hingga suatu nilai tertentu. Selanjutnya Anda dapat menghubungkan dengan menekan tombol/sakelar tekan. Latihan : Hubungkan sumber tegangan (baterai) atau sunber tegangan yang tepat pada papan panel (modul). Nyalakan atau matikan sensor melalui salah satu sakelar. Ini dapat dilihat dengan LED yang terdapat di sebelah sensor dan sakelar. c. Aktutor Pada bagian kanan papan panel (modul) terdapat rangkaian yang disebut aktuator. Dari atas ke bawah aktuator-aktuator tersebut adalah buzzer, relai dan sebuah lampu kecil. Relai dapat menghubungkan dan me-mutuskan rangkaian listrik di luar papan panel (modul). Pada bagian kiri dari aktuator terdapat terminal berupa plug untuk menghubungkan bagian tengah dari modul dengan sebuah LED sebagai indikator untuk melihat sinyal yang masuk. Aktuator tersebut dapat di ON kan atau di OFF kan. Hal ini dapat dilakukan apabila sensor dan actuator yang berbeda dihubungkan dengan kabel penghubung yang sesuai. Latihan: (Demonstrasi pada Panel Decision Modul) :
Buku Ajar

Gambar 4.1. Diagram Modul keputusan b. Sensor Pada bagian kiri papan panel (modul) ini dipasang empat buah sensor di mana sensor ini dapat bereaksi untuk berbagai keadaan. Alat ini dinamakan sensor karena dapat mengenali sesuatu yang berubah, conto sensor yang dapat mendeteksi cahaya, perubahan cuaca, perubahan temperatur dll. Tergantung dari apa yang dideteksi sensor selanjutnya meneruskan arus listrik (sinyal). Bila sebuah sinyal disampaikan oleh sensor, lampu yang dihubungkan dengan sensor akan hidup. Dalam rangkaian elektronika, lampu yang digunakan adalah LED. Pada papan panel (modul) terdapat sensor cahaya, sensor suhu, sakelar geser dan sakelar tekan. Dua sakelar yang disebutkan tadi sebetulnya bukan sensor, tetapi dapat digunakan agar suatu rangkaian bekerja. Selanjutnya selain dengan modul yang ada terdapat juga kemungkinan untuk menghubungkan sensor-sensor lain
Teknologi Pengendali

27 dari 32

Hubungkan terminal A pada sakelar geser dengan terminal R pada lampu. Anda akan melihat bahwa pada saat sakelar geser menyampaikan sinyal, lampu akan menyala. Selanjutnya hubungkan secara berturut-turut sensor yang lainnya dengan terminal R lampu. Perhatikan kondisi lampu saat di ON kan dan di OFF kan. Ingat ! Bila sebuah sensor sedang dalam posisi ON, LED menyala. Bila sebuah sensor sedang dalam posisi OFF, LED tidak menyala

Anda akan melihat bahwa lampu akan padam dan kalau anda menggeserkan sakelar-geser pada arah sebaliknya maka lampu menyala. 2). Gerbang AND (AND Gate) Gerbang AND memiliki dua terminal input untuk sinyal yang masuk. Jika dua sensor memberikan sinyal 1 ke terminal input gerbang AND, gerbang AND akan melewatkan sinyal, sehingga LED pada terminal output gerbang AND menyala dan arusnya dialirkan ke aktuator. Latihan : Hubungkan kedua terminal input dari gerbang AND dengan sakelargeser (terminal A dengan F) dan juga dengan sakelar-tekan (terminal D dengan G). Selanjutnya terminal outputnya dihubungkan dengan lampu (terminal L dengan R). Setelah itu amati bagaimana kondisi dari lampu. 3). Gerbang OR (OR Gate) Gerbang OR memiliki dua terminal input untuk sinyal yang masuk. Jika pada salah satu terminal input gerbang OR diberi masukan sinyal 1 , gerbang OR akan melewatkan sinyal. Sehingga LED pada terminal output gerbang OR menyala dan arusnya dialirkan ke aktuator. Latihan: (Demonstrasi pada Panel Decision Modul) : Hubungkan sakelar-geser , sensor suhu dan gerbang OR, yaitu terminal A dengan terminal H dan terminal C dengan terminal J.
Buku Ajar

d. Gate (Gerbang Logika) Di antara sensor yang berada di sebelah kiri dan aktuator di sebelah kanan, terdapat rangkaian elektronik yang berupa gate (gebang logika). Gate ini dinyatakan dengan sebutan NOT, AND dan OR 1). Gerbang NOT (NOT Gate) Apa yang akan terjadi jika terdapat sinyal yang Anda kirim ke aktuator melalui gerbang NOT? Untuk menemukan jawabannya Anda harus menghubungkan sakelar geser dengan masukan (input) gerbang NOT (terminal A dengan E). Setelah itu Anda harus menghubungkan keluaran (ouput) gerbang NOT dengan lampu yang berada di sebelah kanan (terminal K dengan R). Selanjutnya hidupkan sakelar-geser, agar arus listrik mengalir.
Teknologi Pengendali

28 dari 32

Selanjutnya hubungkan terminal output dari gerbang OR dengan buzzer (terminal M-N). Buzzer akan berbunyi dengan meng-ON-kan sakelar-geser dan meng-ON-kan sensor suhu dengan memanaskan menggunakan jari tangan Anda. Lakukan pengujian, amati hasilnya bila pada gerbang OR ada sinyal atau arus listrik yang masuk pada kedua terminal inputnya. a. Komponen Elektronik dalam Peralatan Modern. Peralatan listrik yang modern telah dilengkapi dengan komponen elektronik. Dalam kegiatan belajar ini akan dibahas mengenai prinsip kerja dari peralatan yang menggunakan prinsip tersebut diantaranya : Timer elektronik Penanak nasi otomatis Pengendali lampu malam Alarm Pendeteksi kebakaran Alarm antipencuri Pengering tangan otomatis Peralatan ini bekerja secara otomatis yang akan kita buktikan melalui rangkaian yang akan dirangkai pada modul dan bagaimana sistem kerja peralatan tersebut akan dijelaskan dalam kegiatan belajar ini. 1) Timer Elektronik Pada pertandingan olahraga, pencapaian waktu yang dicapai sangat penting, misalnya dapat Anda lihat pada pertandingan olahraga lari. Waktu yang dicapai oleh para atlet ditentukan dengan menggunakan stopwatch yang dioperasikan
Teknologi Pengendali

secara manual. Peng-operasian secara manual yang sudah dilakukan oleh manusia setelah lama sudah dianggap kurang teliti. Oleh karena itu, sekarang penentuan waktunya sekarang diukur secara elektronik. Bagaimanakah cara kerja pencacat waktu secara elektronik ini? Sebagai tanda dimulainya sebuah pertandingan lari, dilakukan dengan tembakan pistol dan pada saat yang sama terdapat sakelar yang bekerja dan menyebabkan rangkaian jam (timer) mulai bekerja. Timer akan berhenti saat pelari melewati sinar atau cahaya yang tepat berada di garis finish dan jatuh tepat pada sebuah sensor cahaya.

Gambar 4.2. Timer Elektronik 2) Penanak Nasi Otomatis Di banyak negara tropis, nasi adalah makanan utama. Memasak nasi dengan baik tidaklah mudah karena tidak boleh gosong, tetapi
Buku Ajar

29 dari 32

harus cukup matang. Oleh karena itu, banyak rumah tangga yang menggunakan penanak nasi listrik. Bagaiman cara kerjanya? Nasi dimasukkan ke dalam penanaknya dengan jumlah air yang cukup. Dengan meng-ON-kan sakelarnya, pemanas listrik dinyalakan. Bila nasi telah masak dan airnya menguap, suhunya akan cepat naik dan akan diukur oleh sensor suhu, kemudian akan mematikan elemen pemanasnya. 3) Pengendali Lampu Malam Sangatlah menyenangkan dan terasa lebih nyaman apabila di sekeliling rumah kita terdapat lampu penerangan. Dengan adanya lampu penerangan tersebut, kita dapat melihat siapa yang datang ke rumah kita, terutama di malam hari. Lampu penerangan seperti itu dulu dinyalakan tau dimatikan secara manual. Namun sekarang dapat dilakukan secara otomatis. Bagaimana cara kerjanya? Sekarang lampu penerangan malam sudah dapat dihidupkan secara otomatis. Lampu akan menyala kalau mulai gelap, dan akan padam kalau mulai terang lagi. Hal ini mudah dilakukan dan dengan cara seperti ini dapat menghemat energi. Hal ini karena lampunya dapat menyala dan padam dengan sendirinya meskipun tidak ada orang di rumah.
Teknologi Pengendali

Gambar 4.3. Lampu penerangan jalan 4) Alarm Pendeteksi Kebakaran Di sekolah Anda mungkin perlu dipasang alarm pendeteksi kebakaran (sistem pemberitahuan dini bila terjadi kebakaran) yang dapat bekerja secara otomatis. Kebakaran dapat terjadi dimana saja. Dapat mengakibatkan korban jiwa dan banyak kerugian. Kita juga dapat mencegah bahaya seperti ini jika telah dilakukan tindakan pengamanan sedini mungkin, yaitu dimana sumber api penyebab kebakaran dapat segera diketahui maka kerugian dapat diatasi. Untuk itu telah dikembangkan alat peringatan dini untuk kebakaran (alarm pendeteksi kebakaran). Bagaimana cara kerjanya? Kebakaran dapat dilihat dan dirasakan. Dengan sebuah sensor, temperatur dan asap dapat dideteksi. Dengan mendeteksi kenaikkan temperatur pada sensor suhu secara elektronik maka kita dapat segera mencegah bahaya kebakaran. 5) Alarm Anti Pencuri
Buku Ajar

30 dari 32

Untuk keamanan gedung seperti perkantoran, pertokoan, dan perumahan dapat digunakan penjaga (Satpam). Namun hal ini akan memakan biaya yang tidak sedikit dan tidak semua orang mampu membayarnya. Untuk mencegah pencuri agar tidak masuk ke rumah penjagaan dapat dilakukan juga dengan bantuan alat sensor elektronik. Pada saat pencuri akan masuk ke dalam ruangan/tempat tertentu akan terdeteksi oleh sensor yang dipasang, maka akan ada sinyal yang dapat membunyikan alarm (tanda bahaya). Sistem ini dapat diatur bila pemilik rumah sedang tidak ada ditempat. Bagaimana cara kerja alarm anti pencuri ini? Pada tempat-tempat yang diduga dapat dimasuki pencuri dipasang cahaya yang mengarah ke sensor cahaya. Selain itu, sistem keamanan ini harus dapat dihidupkan dan dimatikan. 6) Alat Pengering Tangan Otomasi Di hotel dan restoran sering ditemukan alat pengering tangan

listrik. Anda mungkin sudah pernah melihat dan mencobanya. Alat ini mengeluarkan udara panas saat Anda menempatkan tangan dibawah alat tersebut. Tanpa menyentuh alatnya ternyata alat ini dapat bekerja. Jadi, di dalamnya pasti terdapat sensor. Bagaimana cara kerjanya? Alat ini dihidupkan oleh sebuah sakelar manual. Blower udara panas akan mulai bekerja bila cahaya yang mengarah ke sensornya terganggu akibat terdapat benda yang menghalanginya. Hal ini terjadi bila Anda menempatkan tangan dibawah alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

KF Ibrahim. Teknik Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi. 1996. Modul Teknik Digital. Austria: VA Tech Publisher. 2002. Modul Kontrol Elektrik. Austria: VA Tech Publisher. 2002. Ruud H. Weber. Modul Teknologi Kontrol. Jakarta: BALITBANG, DINAS dan PPPG Teknologi Bandung. 2001.
Teknologi Pengendali Buku Ajar

Direktorat

SLTP,

31 dari 32

Roger L. Tokheim. Digital Electronic. Singapore: McGraw-Hill International. 1994. Modul Teknologi Kontrol. Bandung: Direktorat Sekolah Swasta, PPPG Teknologi Bandung dan Balitbang Dikbud dengan Educaaplan SLO The Netherlands. 1999.

Teknologi Pengendali

Buku Ajar

32 dari 32

You might also like