You are on page 1of 17

Mata Kuliah Semester/ SKS Topik Sub Topik

: Biologi Reproduksi : II / 3 SKS (T : 2, P : 1) : Fisiologi Persalinan : a. Definisi fisiologi persalinan b. Sebab sebab mulainya persalinan c. Persalinan normal d. Mekanisme persalinan

Waktu Dosen

: 240 menit : Ira Suryanis

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Setelah membaca handout ini mahasiswa mampu : 1. Menguraikan definisi persalinan dengan benar dan tepat sesuai referensi 2. Menjelaskan sebab sebab terjadinya persalinan dengan dengan benar sesuai dengan referensi. 3. Menjelaskan persalinan normal dengan benar dan tepat sesuai referensi 4. Menguraikan mekanisme persalinan persalinan dengan benar dan tepat sesuai referensi

REFERENSI 1. Fraser, M. Diane. Myales Buku Ajar Bidan . Jakarta : EGC, 2009. Hal 42844. 2. Gary Cuningham, MD, dkk. Obstetri Wiliams. Jakarta : EGC, 2005. Hal : 272 - 335 3. Azwar, Prof dr.Azrul, MPH. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPKKR. 2008. Hal : 39
HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 1

4. Bobak, Irene M,dkk Keperawatan Martenitas Edisi 4. Jakarta : EGC. 2004.Hal 155 5. Bobak, Irene M . Perawatan Martenitas dan Ginekologi jilid 2. Bandung : YIA.PKP. 2000. Hal 36 6. Pusdiknakes .Asuhan Intra Partum : WHO-JHIEGO. 2002. Hal 35 7. Prawirohardjo, Sarwono.Ilmu Kebidanan . Jakarta: YBP-SP. 2005. Hal 180 - 191 8. Syaifudin, Prof dr.Abdul Basri. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirahardjo. Hal 100 21

PENDAHULUAN

Salah satu tujuan pembangunan nasional di bidang kesehatan yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang merupakan salah satu barometer yang digunakan dalam menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kesehatan Ibu (maternity care) di suatu negara. Di Indonesia AKI dan AKB masih tinggi. Angka kematian ibu saat melahirkan yaitu 450/100.000 kelahiran hidup. (BKKBN,2007). Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik tahun 2007, Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2006 mencapai 262/100.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2007 AKI yaitu 248/100.000 kelahiran hidup. Meskipun AKI tersebut mengalami penurunan namun masih tergolong tinggi dari target nasional tahun 2010 yaitu sebesar 125/100.000 kelahiran hidup. (Komnas Perempuan, 2008) Penyebab tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia dapat

dikelompokkan menjadi dua yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung oleh komplikasi kehamilan, persalinaan dan nifas atau penanganannya seperti perdarahan, infeksi, gestosis dan abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung diantaranya adalah komplikasi lain yang sudah ada sebelum kehamilan atau persalinan, seperti hypertensi, penyakit jantung, diabetes, hepatitis, anemia, malaria dan lain-lain. (Sarwono, 2005: 22-23).
HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 2

Diharapkan dengan mengetahui perubahan fisiologis persalinan, tenaga kesehatan khususnya bidan dapat memahami proses persalinan agar menghindari intervensi yang tidak tepat dan komplikai yang tidak perlu terjadi, karena jelas bahwa kehadiran tenaga terlatih saat persalinan akan mengurangi kemungkinan komplikasi dan kejadian fatal. URAIAN MATERI

FISIOLOGIS PERSALINAN

1. DEFINISI FISIOLOGI PERSALINAN Menurut Irene M.Bobak, dkk (dalam bukunya keperawatan maternitas, 2004 : 245), Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi kepala yang berlansung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Syaifudin,2000 : 100). Berikut ini adalah beberapa definisi yang berhubungan dengan persalinan : a. Partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu dengan berat janin antara 1000 500 gram. b. Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin antara 1000 2500 gram atau tua kehamilan antara 28 minggu 36 minggu. c. Partus postmaturus (seritinus) adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan. d. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil. Primigravida adalah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. e. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayinya yang dapat hidup (viable). Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang viable untuk pertama kalinya. Multipara atau
HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 3

pleuripara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang viable untuk beberapa kali. f. Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viable, berat janin dibawah 500 gram, atau tua kehamilan dibawah 20 minggu. g. Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan.

2. SEBAB SEBAB TERJADINYA PERSALINAN Persalinan merupakan hasil akhir dari koordinasi antara kontraksi miometrium dan dilatasi serviks. Dipengaruhi faktor endokrin yang terjadi pada serviks dan miometrium selama kehamilan akhir dan persalinan Perubahan ini merupakan syarat mutlak suksesnya induksi persalinan. Pengetahuan tentang transisi dari pemeliharaan kehamilan (uterus tenang) ke saat mulainya proses persalinan (kontraksi uterus kuat) terus menemukan konsep yang terlibat dalam fisiologi persalinan normal. Fisiologi persalinan normal, melibatkan 2 hal dibawah ini 1. Endokrinologi persalinan 2. Fase-fase persalinan pada uterus Fase-fase persalinan pada uterus
y y y y

Fase 0 : fase tenang Fase 1 : persiapan persalinan Fase 2 : Proses persalinan Fase 3 : Puerpurium

Fase O : fase tenang


y y y y y

Relaksasi otot miometrium Fase tenang yang normal ini terjadi pada 95% kehamilan Serviks rigid berkontraksi/kokoh Kadang2 terjadi kontraksi Braxton-hicks Pada fase ini uterus refrakter thd induksi uterotonin

Fase 1 : Persiapan persalinan


y y

Ketenangan miometrium harus dihentikan Terjadi aktivasi uterus


Page 4

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

y y y y y y y y y y

Perubahan progresif uterus 6-8 mgg terakhir Terjadi perubahan serviks : melunak dan berdilatasi Fundus uteri memproduksi kontraksi Peningkatan yang menyolok reseptor oksitosin pada miometrium Peningkatan jembatan antar sel (gap junction) baik jumlah maupun area Iritabilitas uterus meningkat Responsif terhadap uterotonika Transisi waktu antara kontraksi his yang adekuat Pembentukan segmen bawah uterus Sebelum memasuki fase 2, terjadi peningkatan > 50 kali lipat jumlah reseptor oksitosin pada miometrium

Pada serviks terjadi pematangan serviks yang berkaitan dengan 2 perubahan

Perusakan & penyusunan kolagen dan perubahan dalam jumlah relatif glikosaminoglikan, yaitu peningkatan asam hialuronat yang bersifat menahan air

Perubahan yang terjadi pada serviks pada fase 1 adalah :


y

Serat-serat kolagen yang selama kehamilan memberikan dukungan yang rigid, pada akhir kehamilan terjadi peningkatan pemecahan kolagen, dan penyusunan kembali serat kolagen

Peningkatan jumlah asam hialuronat pada serviks, diikuti peningkatan jumlah air

Terjadi penipisan serviks, pelunakan, dan relaksasi sehingga mulai berdilatasi

Fase 2
y y y

Sinonim dengan kondisi in partu Kontraksi uterus membuat dilatasi serviks Pengeluaran janin dan plasenta

Fase 3
y y

Masa Puerpurium Pemulihan ibu dari masa melahirkan anak


Page 5

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

y y y

Kontribusi ibu utnuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup anak Pemulihan fertilitas ibu Miometrium berada dalam keadaan rigid dan berkontraksi terus menerus sehingga menekan pembuluh darah uterina

y y

Mencegah perdarahan post partum Onset laktogenesis dan milk let down amat penting bagi kelangsungan hidup bayi

Involusi uterus 4-6 minggu (kembalinya uterus ke bentuk normal lagi)

Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, banyak faktor yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan. Adapun teori-teori yang menunjang meliputi : 1) Teori regangan (1) Otot rahim mempunyai kemamapuan meregang dalam batas tertentu. (2) Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat di mulai. (3) Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan. 2) Teori penurunan progesteron (1) Proses pengeluaran plasenta terjadi mulai usia kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. (2) Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitive terhadap oksitosin (3) Akibatnya otot rahim mulai berkonraksi setelah tercapai tikat penurunan progesterone tertentu. 3) Teori oksitosin inernal (1) Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjer hipofisis parst posterior.

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

Page 6

(2) Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. (3) Menurunnya konsentrasi progesterone akibatnya tuanya kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai 4) Teori prostaglandin (1) Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. (2) Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. (3) Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan. 5) Teori hipotalamus-pituitari dan glandula supra renalis (1) Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973. (2) Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama. (3) Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan. (4) Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hyphothalamus-pituitari dengan mulainya persalinan. (5) Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan. 6) Pengaruh janin Hipofise dan kelenjar supra renal janin rupanya memegang peranan penting dalam memuai sebuah persalinan. Oleh karena itu pada bayi anansefalus kehamilan sering lebih lama dari biasa

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

Page 7

3. PERSALINAN NORMAL Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. Partus biasa atau partus normal atau partus spontan adalah bila bayi dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi dan umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Partus luar biasa atau partus abnormal adalah bila bayi dilahirkan pervaginam dengan cunam atau ektraktor vakum, versi dan ekstraksi, dekapitasi, embriotomi dan sebagainya. Tahapan persalinan terbagi atas : 1) Kala I Kala I adalah waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm. Kala I dapat diketahui dengan tanda yang khas untuk persiapan ini antara lain meliputi pembukaan serviks, meningkatnya frekuensi kontraksi dan iritabilitas uterus. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung lebih kurang 12 jam, sedangkan multigravida 8 jam. Berdasarkan kurvei Friedman,

diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase yaitu : (1) Fase laten persalinan Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai pembukaan ukuran diameter 3 cm. Biasanya berlangsung selama 8 jam.
HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 8

(2) Fase aktif persalinan Dibagi dalam 3 fase yaitu a) Fase akselerasi Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. b) Fase dilatasi maksimal Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm. c) Fase deselerasi Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap. Fase tersebut ditemukan pada primigravida, pada multigravida fase bisa menjadi lebih pendek.

2) Kala II Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir (Saifudin,2001: 100). Gejala dan tanda kala II : (1) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50-100 detik. (2) Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang disertai keinginan mengedan karena tertekanya fleksus franken hauser. (3) Adanya tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva menganga. Lama kala II untuk primigravida 1,5 jam sedangkan multigravida rata rata 0,5 jam.

3) Kala III Dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.(Syaifudin, 2001 : 101).

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

Page 9

4) Kala IV Kala IV yaitu masa 2 jam setelah plasenta lahir. Dalam kala IV ini parturien masih membutuhkan pengawasan yang intensif, karena perdarahan yang disebabkan atonia uteri masih mengancam. Maka dalam kala IV parturien belum boleh ditinggalkan oleh bidan.

4. MEKANISME PERSALINAN Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin yang mengakomodasikan diri terhadap panggul ibu. Hal ini sangat penting untuk kelahiran melalui vagina oleh karena janin itu harus menyesuaikan diri dengan ruangan yang tersedia di dalam panggul. Diameter-diameter yang besar dari janin harus menyesuaikan dengan diameter yang paling besar dari panggul ibu agar janin bisa masuk melalui panggul untuk dilahirkan. 1. Diameter Janin a. Diameter biparietal, yang merupakan diameter melintang terbesar dari kepala janin, dipakai di dalam definisi penguncian (enggagment). b. Diameter suboksipitobregmantika ialah jarak antara batas leher dengan oksiput ke anterior fontanel ; ini adalah diameter yang berpengaruh membentuk presentasi kepala. c. Diameter oksipitomental, yang merupakan diameter terbesar dari kepala janin; ini adalah diameter yang berpengaruh membentuk presentasi dahi.

Gambar. 1. Diameter kepala janin


HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 10

2. Mekanisme Persalinan Gerakan-gerakan utama anak dalam kelahiran ialah : a. Engagement b. Penurunan c. Fleksi d. Putaran paksi dalam e. Ekstensi f. Putaran paksi luar g. Ekspulsi

Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi secara bersamaan,tetapi untuk jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu per satu. a. Engagement Mekanisme yang dipakai diameter biparietal, diameter melintang terbesar kepala janin dalam presentasi occiput melewati pintu atas panggul disebut sebagai engagement. Kepala janin biasanya memasuki pintu atas panggul dalam posisi diameter lintang atau salah satu dari diameter oblik. Pada multipara atau beberapa nullipara fenomena ini dapat terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. b. Penurunan Turunnya kepala dibagi dalam : 1) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan promotorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.
HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 11

Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati promotorium, maka dikatakan asynclitismus. Dikatakan asynclitismus posterior,ialah kalau sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale depan, dan dikatakan asynclitismus anterior ialah kalau sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os parietale belakang. Pada pintu atas panggul biasanya kepala

dalam asynclitismus posterior yang ringan. 2) Majunya kepala Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu : fleksi, putaran paksi dalam, dan ekstensi. Penyebab majunya kepala antara lain : (a) Tekanan cairan intrauterin (b) Tekanan langsung oleh fundus pada bokong (c) Kekuatan mengejan (d) Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

c. Fleksi Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar.Keuntungan dari bertambah fleksi ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir : diameter suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboksipito frontalis (11 cm). Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks,
HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 12

dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya fleksi karena moment yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.

Gb. 2. Kopel yang menghasilkan fleksi kepala

Gambar. 2. Kopel yang menghasilkan fleksi kepala d. Putaran paksi dalam Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan dan ke bawah symphysis. Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

Page 13

Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah : 1) Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari kepala 2) Bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan. 3) Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.

e. Ekstensi Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Pada kepala bekerja dua kekuatan, yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju karena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.

f. Putaran paksi luar Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar).

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

Page 14

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber isciadicum sefihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.

g. Ekspulsi Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.

KESIMPULAN

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi kepala yang berlansung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. (Syaifudin,2000 : 100). Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, banyak faktor yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan. Adapun teori-teori yang menunjang meliputi : 1) Teori regangan 2) Teori penurunan progesterone 3) Teori oksitosin internal 4) Teori prostaglandin 5) Teori hipotalamus-pituitari dan glandula supra renalis 6) Pengaruh janin Persalinan terbagi atas 4 tahapan, yaitu : 1. Kala I 2. Kala II
HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS Page 15

3. Kala III 4. Kala IV Sedangkan mekanisme persalinan terdiri dari : a. b. c. d. e. f. g. Engagement Penurunan Fleksi Putaran paksi dalam Ekstensi Putaran paksi luar Ekspulsi EVALUASI

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat dengan memberikan tanda silang !!! 1. Tanda-tanda kontraksi (his) yang terjadi pada kala II Persalinan adalah, kecuali : a. Meningkat sangat kuat dari kala I (2-3 menit sekali, lamanya 60-70 detik) b. Teratur, simetris, terkoordinasi c. His/ kontraksi untuk mengeluarkan janin d. Tidak teratur, asimetris, tidak terkoordinasi 2. Dibawah ini adalah penyebab penurunan kepala janin, kecuali... a. Kontrasi b. Tekanan cairan amnion c. Tekanan diafragma d. Tekanan Rektum 3. Urutan gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah : a. Fleksi, penurunan kepala, putaran paksi dalam, ekstensi, ekspulsi, putaran paksi luar

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

Page 16

b. Penurunan kepala., fleksi, ekstensi, putaran paksi dalam, ekspulsi, putaran paksi luar c. Penurunan kepala, fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi, putaran paksi luar, ekspulsi d. Penurunan kepala., fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi, ekspulsi, putaran paksi luar 4. Kontraksi yang terjadi pada kala II persalinan disebut ...... a. His pembukaan b. His pengeluaran c. His palsu d. His Pendahuluan 5. Gambar di bawah ini kepala janin dalam posisi....

a. Ekstensi b. Asinklitismus posterior c. Asinklitismus anterior d. Sinklitismus

SELAMAT BELAJAR

HO FISIOLOGI PERSALINAN IRA SURYANIS

Page 17

You might also like