You are on page 1of 4

BAB.

I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penyertaan atau dalam bahasa Belanda DEELNEMING di dalam hukum Pidana DEELNEMING dipermasalahkan karena berdasarkan kenyataan sering suatu delik dilakukan bersama oeleh bebrapa orang,jika hanya satu orang yang melakukan delik, pelakunya disebut Alleen dader. Prof.Saochid Kartanegara mengartikan Deelneming apabila dalam satu delik tersangkut beberapa orang atau lebih dari satu orang, Menurut doktrin, Deelneming menurut sifatnya terdiri atas: a. deelneming yang berdiri sendiri,yakni pertanggung jawaban dari setiap peserta dihargai sendiri-sendiri b. deelneming yang tidak berdiri sendiri, yakni pertanggungjawaban dari peserta yang satu digantunggkan dari perbuatan peserta yang lain. Maka dalam makalah ini saya akan membahas sebuah kasus Pidana yang termasuk Deelneming atau Penyertaan.

PEMBAHASAN PENGERTIAN PENYERTAAN Apabila dalam suatu peristiwa pidana terdapat lebih dari 1 orang, sehingga harus dicari pertanggung-jawaban dan peranan masing2 peserta dalam persitiwa tersebut. Hubungan antar peserta dalam menyelesaikan tindak pidana tersebut, adalah: 1. bersama-sama melakukan kejahatan 2. seorang mempunyai kehendak dan merencanakan suatu kejahatan sedangkan ia mempergunakan orang lain untuk melaksanakan tindak pidana tersebut. 3. seorang saja yang melaksanakan tindak pidana, sedangkan orang lain membantu melaksanakan tindak pidana tersebut. Penyertaan dapat dibagi menurut sifatnya: 1) Bentuk penyertaan berdiri sendiri: mereka yang melakukan dan yang turut serta melakukan tindakpidana. Pertanggung jawaban masing2 peserta dinilai sendirisendiri atas segala perbuatan yang dilakukan. 2) Bentuk penyertaan yang tidak berdiri sendiri: pembujuk, pembantu, dan yang menyuruh untuk melakukan tindak pidana. Pertanggung-jawaban dari peserta yang satu digantungkan pada perbuatanpeserta lain. Apabila peserta satu dihukum yang lain juga. Di dalam KUHP terdapat2 bentuk penyertaan: 1) Para Pembuat (mededader) pasal 55 KUHP, yaitu: a. yang melakukan (plegen) b. yang menyuruh melakukan (doen plegen) c. yang turut serta melakukan (mede plegen) d. yang sengaja menganjurkan (uitlokken) 2) Pembuat Pembantu (madeplichtigheid) pasal 56 KUHP Pasal 56 KUHP menyebutkan pembantu kejahatan:

a) Mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu/saat kejahatan dilakukan b) Mereka yang memberi kesempatan sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan (sebelum kejahatan dilakukan) Dengan demikian dapat diketahui siapa-siapa yang dapat membuat tindak pidana dan siapa2 yang terlibat dalam terwujudnya tindak pidana: 1) pembuat tunggal (dader), kriterianya: (a) dalam mewujudkan tindak pidana tidak ada keterlibatan orang lain baik secara fisik maupun psikis; (b) dia melakukan perbuatan yang telah memenuhi seluruhunsur tindak pidana dalam uu. 2) para pembuat, ada 4 bentuk 3) Pembuat Pembantu.

Perbedaan antara para pembuat dengan pembuat pembantu adalah: para pembuat (mededader) secara langsung turut serta dalam pelaksanaan tindak pidana, sedangkan pembuat pembantu hanya memberi bantuan yang sedikit atau banyak bermanfaat dalam melaksanakan tindak pidana. Pembuat yang dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) adalah ia tidak melakukan tindap pidana secara pribadi, melainkan secara bersama-sama dengan orang lain dalam mewujudkan tindak pidana. Apabila dilihat dari perbuatan masing2 peserta berdiri sendiri, tetapi hanya memenuhi sebagian unsur tindak pidana. Dengan demikian semua unsur tindak pidana terpenuhi tidak oleh perbuatan satu peserta, tetapi oleh rangkaian perbuatan semua peserta.

CONTOH KASUS PENYERTAAN (DEELNEMING) Kejaksaan Agung telah menerima suap dari Artalyta Suryani mendiang Surya Dharma(mantan Bos PT. Gajah Tunggal) istri

untuk memberhentikan

kasus BLBI yang melibatkan Pemilik BankDagang Negara Indonesia (BDNI) Syamsul

Nursalim, yang notabene juga pemilik PT. Gajah Tunggal.Syamsul sendiri sampai sekarang tidak diketahui dimana rimbanya. Ayi terbukti telah menyuap KetuaTim Jaksa Kasus BLBI Urip Tri Gunawan sebesar $ 660 ribu atau sebesar +/- 6 miliar. Ayi juga terbuktibersekongkol dengan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kemas Yahya Rahman dan Jaksa Agung MudaPerdata dan Tata Usaha Negara Untung Udji Santoso. Apalagi setelah Urip ditangkap dan dicekal periodeFebruari s/d September 2008. Ayi berusaha mati-matian untuk mencari orang dalam lagi.

Walaupunakhirnya dia divonis penjara selama 5 tahun. Sedangkan Jaksa Urip divonis penjara selama 20 tahun(banding). Dan Jaksa Kemas dan Jaksa Untung hanya

dicopot jabatannya di Kejaksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meyakini bahwa kasus jaksa Urip Tri Gunawan (UTG) merupakan kejahatan, bukan bisnis permata. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa kasus tersebut akan diproses tuntas, maka KPK harus menerapkan hukum secara benar sesuai keyakinannya bahwa kasus itu merupakan kejahatan. Saya berpendapat, setelah KPK menentukan kepastian adanya tindak pidana penyuapan, makalangkah hukum yang dilakukan adalah menerapkan Pasal 55 dan 56 KUHP tentang adanya keikutsertaanatau penyertaan dalam kasus itu, Tindak lanjut atas penerapan pasal penyertaan itu, KPK harusmengungkap siapa yang menyuruh melakukan, membantu, membujuk, memberi kesempatan atau ikutmenikmati hasil kejahatan itu. Untuk menjaga netralitas proses penyidikan atas kasus yang diindikasikan melibatkan pihak lainantara lain berdasarkan transkrip pembicaraan maupun sms antara pemberi dan penerima suap, makaia mengusulkan agar mengikutsertaan penegak hukum lain seperti kepolisian yang juga memilikikewenangan penyidikan

You might also like