You are on page 1of 2

Memahami Pandangan de Trracy terhadap Ideologi

Oleh: Darmawan Soegandar1 Dalam pembicaraan sehari-hari, sering terdengar kata Ideologi. Sebenarnya, apakah ideologi itu? Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Katanya sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide." Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi Marxisme). Beberapa kalangan mendefinisikan istilah ideologi sebagai sebuah doktrin yang ingin mengubah dunia. Ada juga yang mengualifikasikan ideologi sebagai sesuatu yang visioner tapi, lebih banyak lagi mengualifikasikannya sebagai sesuatu yang bersifat hipotetis, tak terkatakan, dan tidak realistis, bahkan lebih dari itu, adalah sebuah penipuan kolektif oleh seseorang atau yang lain, yang mengarah pada pembenaran atau melegitimasi subordinasi satu kelompok oleh kelompok lain, dengan jalan manipulasi sehingga menyebabkan ketidaknyamanan yang berhubungan dengan kekerasan sistematik dan teror yang kemudian berujung pada imperialisme, perang, dan pembersihan etnis. Di tangan de Tracy, pengertian ideologi bersifat netral. Tetapi, kenyataannya istilah ideologi tak sesederhana yang dirumuskan de Tracy. Bahkan, seperti dikatakan Ania Loomba, istilah ideologi merupakan "salah satu istilah yang paling kompleks dan paling sulit dipahami dalam pemikiran sosial, dan merupakan bahan perdebatan berkelanjutan. Rolf Schwarz, dalam artikelnya What is Ideology, misalnya, mendefinisikan ideologi sebagai, kepercayaan atau sekumpulan kepercayaan, khususnya kepercayaan politik yang mana rakyat, partai, atau negara mendasarkan tindakannya.

Dr. Darmawan, SPd.,MAB. Dosen luar biasa dalam bidang Administrasi Bisnis, Ekonomi Politik dan Manajemen Keuangan pada FKIP Uninus Bandung, PNS di Kementerian Agama.

Paling tidak, meminjam rumusan Eatwell dan Wright, ideologi dapat dibagi ke dalam beberapa hal: pertama, ideologi sebagai pemikiran politik; kedua, ideologi sebagai norma dan keyakinan; ketiga, ideologi sebagai bahasa, simbol, dan mitos; keempat, ideologi sebagai kekuasaan elit. Karena sarat kontroversi, tak heran jika makna ideologi berubah menjadi jelek (peyoratif). Lantas, dari mana datangnya perubahan makna ideologi yang bersifat peyoratif itu? Menurut Eatwell dan Wright, itu semua bermula dari Napoleon Bonaparte (1796-1821). Ketika berhadapan dengan kekuasaan tradisional yang legitimasinya semakin memudar, Bonaparte adalah orang yang tertarik pada karya de Tracy karena mendukung ambisi politiknya. Tapi, begitu kursi kekaisaran telah didudukinya, Bonaperte berpaling memusuhi kelompok de Tracy. Kali ini, demi memperoleh dukungan dari kelompok-kelompok tradisional, khususnya gereja Katolik, Bonaparte menuduh kelompok de Tracy sebagai ideologis. Kata Eatwell dan Wright, Napoleon kemudian memulai sebuah kritik yang panjang dimana ia menghubungkan ideologi dengan sifat-sifat seperti keinginan a priori untuk menjatuhkan kehidupan lama atau tradisional dan memajukan kehidupan manusia, dan atau untuk mendukung keyakinan yang cocok dengan kepentingan mereka yang memproklamirkan ideologi tersebut (de Tracy adalah seorang republikan liberal yang membayangkan suatu dunia baru di mana kaum intelektual seperti dirinya akan memainkan suatu peranan yang signifikan.) Sejak saat itu, demikian Schwarz, ideologi diasosiasikan dengan orang yang visioner dan teoritikus yang tidak bersentuhan dengan kenyataan, tapi pada saat yang sama tetap berpegang pada pandangannya sendiri, keras kepala, dan dogmatik. Kita lihat, perlahan-lahan mulai terjadi evolusi pengertian ideologi, dari yang semula bersifat netral menjadi sebuah penghakiman terhadap perbedaan atas dasar kepentingan politik; dari sebuah ilmu yang mempelajari tentang gagasan menjadi sebuah pengertian yang sinis, jelek, dan tidak ilmiah. Di sini istilah ideologi kedudukannya lebih rendah dari ilmu pengetahuan atau teori. Mungkin itu sebabnya kaum intelektual lebih enjoy disebut akademis, filsuf, atau teoritikus, ketimbang disebut sebagai ideolog. Secara garis besar bisa kita simpulkan bahwa menurut Antoine Destutt de Tracy (1754-1836), secara etimologis, ideologi berasal dari kata idea (ide, gagasan) dan ology (logos, ilmu). Menurut de Tracy, ideologi adalah sains tentang ide, ilmu tentang pikiran manusia yang berisi tentang kritik terhadap ide-ide ataupun keyakinan-keyakinan yang bercorak dogmatik dan irasional. Pengertian Ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasangagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan, yang menyeluruh dan sistimatis.

You might also like