You are on page 1of 9

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg Karya Tulis Fisika PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz Surya) xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe rtyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopa sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv bnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnm qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwe rtyuiopasdfghjklzxcvbnmrtyuiopa sdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz xcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcv
Di susun Oleh Sandra Novike Hidayat XI IPA 4

Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan Karya Tulis ini. Karya Tulis Fisika ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Karya tulis ini di susun oleh saya dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri saya sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT, akhirnya Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan. Semoga Karya Tulis saya ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca Karya Tulis ini pada umumnya dan bagi diri saya sendiri pada khususnya. Dan Mudah mudahan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan Karya Tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun saya harapkan demi menambah pengetahuan dan kesempurnaa Karya ilmiah saya yang selanjutnya. Terimakasih.

Daftar Isi
Judul Kata Pengantar.................................................................... 1 Daftar Isi...............................................................................2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................. 3 1.2 Rumusan Masalah............................................................... 3 1.3 Tujuan Penulisan............................................................. 3 1.4 Manfaat Penulisan............................................................. 4 BAB II PEMBAHASAN.............................................................. 4 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...........................................................6
3

3.2 Saran...................................................................7

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Negara kita setiap tahunnya menadapat energi matahari sebesar 2.500 kW per jam-nya (sumber lainnya mengatakan bumi secara tak henti disinari energi sebesar 17 triliun kW). Jelas ini merupakan potensi. Mengutip tulisan dari Ivan A. Hadar dari Infid, energi matahari dapat dimanfaatkan secara solar thermal dan photogalvanic. Pada prinsipnya solar thermal yaitu sinar matahari diperkuat cermin yang mengalihkan ke alat penyerap berisi cairan. Cairan ini kemudian memanas dan menghasilkan uap yang membangkitkan generator turbo pembangkit tenaga listrik. Di California, AS, alat ini telah mampu menghasilkan listrik sebesar 354 MW. Dengan memproduksinya secara massal, harga satuan energi matahari ini di AS, hanya sekitar Rp 100.000 per kW per jam-nya. Hal ini tentu lebih murah ketimbang energi nuklir dan sama dengan energi dari pembangkit listrik berbahan baku fosil. Sedangkan pembangkit listrik photogalvanic, pengunaannya menggunakan sel-sel photogalvanic. Sebagai akibat sengatan sinar matahari, sel-sel tersebut melepaskan elektron yang dipaksa berputar dengan dampak terjadinya aliran listrik. Sel-sel tersebut dikemas dan dijual dalam bentuk modul dan dapat digunakan pada teknologi tegangan tinggi. Memang untuk saat ini modulnya terbilang cukup mahal. Namun perkembangan kedepannya diperkirakan harga akan menurun. Sebab salah satu pasarnya adalah mobil tenaga listrik yang diramalkan akan menjadi mobil masa depan. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan PLTS itu? 2. Apa keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan PLTS? 3. Apa perbedaan Listrik Tenaga Surya dengan Listrik Tenaga alternatif lainnya? Tujuan Penulisan 1. Agar masyarakat dapat mengetahui lebih jelas mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Surya.

1.2

1.3

2. Agar masyarakat dapat memahami keuntungan dan manfaat penggunaan energi Tenaga Surya. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Masyarakat dapat memahami lebih jelas mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Surya. 2. Masyarakat dapat memahami keuntungan/kelebihan penggunaan energi Tenaga Surya. 3. Masyarakat dapat mengetahui bahwa ada sumber energi alternatif lain yang ramah lingkungan dan terbaharukan (tidak pernah habis).

BAB II PEMBAHASAN
Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah salah satu sumber energi alternatif yang layak dikembangkan saat ini. Hal ini terkait dengan makin menipisnya persediaan bahan bakar minyak dan batu bara yang selama ini menjadi sumber tenaga utama penghasil listrik. Di luar negeri, keberadaan pembangkit listrik tenaga surya sudah banyak dikembangkan. Di beberapa Negara maju, keberadaan pembangkit listrik ini menjadi pilihan utama penghasil energi listrik bagi masyarakat. Sumber energi tenaga surya sendiri, memanfaatkan potensi sinar matahari sebagai energi penggerak sebagaimana bahan bakar minyak bumi. Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenga surya sebenarnya cukup pontensial untuk dikembangkan. Sebab, sebagai negara yang berada di lintas garis khatulistiwa, sepanjang tahun Indonesia selalu mendapat sinar matahari yang cukup berlimpah. Berbeda dengan negara yang berada di kawasan sekitar kutub, yang mendapatkan perputaran waktu siang dan malam dalam jangka waktu lama. Sayangnya, belum banyak aktivitas untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya ini di Indonesia. Perhatian pemerintah terhadap pihak-pihak yang berhasil menciptakan penemuan terkait energi listrik alternatif masih sangat kurang. Hal ini terbukti dengan belum adanya program serius dari pemerintah untuk mengalihkan sumber energi masyarakat dari ketergantungan pada energi tidak terbarukan seperti minyak dan batu bara. Keuntungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya 6

Jika pemerintah mau serius melakukan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, akan banyak keuntungan yang bisa didapatkan. Hal ini terkait dengan potensi yang di miliki Indonesia untuk mengembangkan sumber energi laternatif ini. Beberapa keuntungan yang bias di dapatkan jika kita memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya, diantaranya adalah: 1. Sumber energi pembangkit listrik tenaga surya didapatkan secara murah dan tanpa perlu biaya besar. 2. Pembangkit listrik tenaga surya tidak menyebabkan polusi dan menyedot sumber daya alam yang semakin menipis jumlah cadangannya. 3. Masyarakat bisa mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya secara swadaya dan sesuai kebutuhan mereka. 4. Dengan mengoptimalkan pembangkit listrik tenga surya, maka alokasi biaya Negara bias dialihkan untuk kepentingan lain yang lebih penting. 5. Pembangkit listrik tenaga surya dapat dikembangkan di setiap wilayah termasuk di kawasan yang sebelumnya sulit dijangkau oleh jaringan listrik. Mungkin kita pernah kaget karena harga minyak bumi yang terus melambung sempat menembus angkan US$ 76 per barel sehingga menyebabkan pembengkakan anggaran dan menekan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu pemanfaatan energi matahari merupakan solusi yang ekonomis. Jika ada pendapat bahwa pemanfaatan energi matahari memerlukan biaya tinggi, itu merupakan pendapat yang perlu dipertanyakan. Perlu diakui bahwa untuk investasi awal cukup mahal. Namun dalam biaya operasionalnya terbilang murah ketimbang pemanfaatan energi gas bumi maupun batubara. Justru kita mendapatkan bahan bakunya secara gratis! Salah satu langkah konkrit PLN yang diwujudkan hingga tahun 2009 adalah dengan membangun proyek PLTU 10.000 MW. Mungkin beberapa alasan memilih solusi ini karena selama ini kebutuhan listrik Negara 30 % disumbang oleh PLTU Suralaya yang berbahan baku batubara dan seperti yang dikemukakan diatas bahwa cadangan batubara nasional cukup tinggi. Permasalahannya adalah sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global, yaitu pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi dua kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang 7

dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun yang merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab global warming. Selanjutnya apabila kita menggunakan bahan bakar gas, memang relatif murah dan ramah lingkungan. Namun cadangan gas bumi kita terbatas. Belum lagi persaingan dengan konsumsi publik karena PT. Pertamina saat ini melakukan program konversi minyak tanah ke bahan bakar gas. Jelas hal ini merupakan dua hal yang kompetitif. Selain itu ada juga pemanfaatan energi panas bumi bisa menjadi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Tetapi pemanfaatan energi panas bumi tidak bisa maksimal karena persediaannya sangat terbatas dan teknologi untuk mengelolanya dianggap mahal. Bagaimana dengan energi tenaga air? Energi ini termasuk yang paling murah untuk dimanfaatkan. Namun, kendala yang kerap terjadi adalah ketika musim kemarau tiba. Sumber-sumber air yang digunakan sebagai pembangkit seringkali menyurut dan jauh berkurang sehingga tidak dapat beroperasi secara optimal. Selanjutnya bagaimana dengan teknologi nuklir? Mungkin secara teknologi bangsa kita sudah bisa mampu. Namun sejarah mengenai kasus teknologi ini di Uni Soviet maupun tragedi Hiroshima dan Nagasaki menjadi trauma bagi dunia pada umumnya. Tentunya permasalahannya adalah waktu sosialisasi yang cukup lama terhadap penanganan resiko dari teknologi ini. Sebagai salah satu solusi dari masalah energi, yaitu energi matahari atau tenaga surya. Energi matahari yang dipancarkan ke planet bumi adalah 15.000 kali lebih besar dibandingkan dengan penggunaan energi global dan 100 kali lebih besar dibandingkan dengan cadangan batubara, gas, dan minyak bumi. Permasalahan energi matahari ini mungkin sedikit banyak mirip dengan energi nuklir. Sebenarnya secara teknologi bangsa Indonesia sudah mampu mengelolanya. Bahkan teknologi mutakhir telah mampu mengubah 10-20 % pancaran sinar matahari menjadi tenaga surya. Secara teoritis untuk mencukupi kebutuhan energi global, penempatan peralatan tersebut hanya memerlukan kurang dari satu persen permukaan bumi, bukankah suatu hal yang efisien!

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan 8

Berdasarkan uraian diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa hendaknya pemerintah lebih proaktif untuk mencari sumber energi baru dan terbaharukan. Ada beberapa langkah yang dapat menjadi bahan pemikiran kita bersama. Pertama, mengembangkan berbagai cara untuk penelitian dan pengembangan energi matahari. Dana untuk penelitian dan pengembangan energi alternatif perlu ditingkatkan tiap tahunnya. Kedua, dengan perkembangan teknologi, khususnya biaya produksi energi surya dapat bersaing dengan energi fosil. Ketiga, kemauan politik dari semua pihak harus tinggi. Sehingga apabila dilakukan produksi energi matahari secara masal, maka sumber energi ini tereksplorasi sebagai energi utama di masa depan. 3.2 Saran Saran saya, sebaiknya dalam menangani masalah krisis energi ini, kita harus lebih terbuka dalam melihat suatu hal yang baru. Kita harus melihat dampak positif nya dan manfaat-manfaat yang akan kita dapat dari energi alternatif tersebut. Agar kedepannya kita tidak akan meninggalkan krisis energi yang berkepanjangan pada anak cucu bangsa Indonesia. Justru seharusnya kita mewariskan teknologi masa depan yang mutakhir. Teknologi yang murah, ramah lingkungan dan efisian.

You might also like