You are on page 1of 21

Paper Akhir Global Business Environment

PENGARUH BERBAGAI ASPEK LINGKUNGAN TERHADAP POTENSI BISNIS INDUSTRI KREATIF (Studi Kasus: Musik Hiphop Jawa Kreatif dari Jogja Hip Hop Foundation)

Kelompok 3 - Kelas AP 16 MM UGM Anna Dewi Lestari/15398 Dewi Sari Pinandita/15413 Galih Budi Utomo/15412 Nanda Puji Putranto/15403

MAGISTER OF BUSINESS ADMINISTRATION GADJAH MADA UNIVERSITY 2011

A. PENDAHULUAN 1. INDUSTRI KREATIF DAN PERKEMBANGANNYA Industri kreatif adalah industri yang unsur utamanya adalah kreativitas, keahlian, dan talenta yang berpotensi meningkatkan kesejateraan melalui penawaran kreasi intelektual. Dapat pula dikatakan bahwa industri kreatif merupakan industri yang bermuara pada intelektualitas, ide dan gagasan yang orisinal, yang direalisasikan berdasarkan pemikiran dan rasa dari lubuk hati yang paling dalam sebagai insan kreatif yang ingin memajukan industri di tanah airnya secara umum, atau potensi bisnis kreatif sektor industri di daerahnya masing-masing. Industri kreatif dapat berupa penyediaan produk kreatif langsung kepada pelanggan dan dapat pula berbentuk penciptaan nilai kreatif pada sektor lainnya yang secara tidak langsung berhubungan dengan pelanggan. Dalam hal ini produk kreatif mempunyai ciri-ciri antara lain: siklus hidup yang singkat, risiko tinggi, margin relatif tinggi, keanekaragaman tinggi, persaingan tinggi, dan mudah ditiru. Tantangan dalam menciptakan karya-karya baru yang orisinil dalam indusri kreatif umumnya adanya anggapan sebagai industri yang relatif baru dan belum dapat diakui sebagai penggerak roda pembangunan, masih terkontak-kotaknya kegiatan kreatif, belum adanya kajian rantai nilai yang utuh (mulai dari kegiatan kreasi, produksi, dan distribusi), serta masih minimnya data ekonomi mengenai perkembangan sektor industri kreatif. Namun demikian ekonomi atau industri kreatif kini banyak diadopsi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Komposisi jumlah penduduk masyarakat usia muda Indonesia sebesar 43 persen (sekitar 103 juta orang) membuat Indonesia memiliki basis sumber daya manusia yang cukup tinggi bagi pengembangan ekonomi kreatif. Industri kreatif umumnya lahir dari generasi muda. Inggris adalah salah satu negara pencetus industri kreatif. Dimotori oleh Tony Blair yang saat itu tengah berupaya sebagai calon perdana menteri Inggris, pada era 1990-an Inggris mengalami penurunan produktivitas karena beralihnya pusat-pusat industri dan manufaktur ke negara-negara berkembang. Negara berkembang menjadi pilihan karena mampu menawarkan harga bahan baku, biaya produksi dan jasa yang lebih murah. Tony Blair dan New Labour Party mendirikan National Endowment for Science and the Art (NESTA) yang bertujuan untuk mendanai pengembangan bakat-bakat muda di Inggris. Pada tahun 1997, Blair yang menjadi PM Inggris membentuk Creative Industries Task Force, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kontribusi industri kreatif terhadap

perekonomian Inggris. Lembaga tersebut berada di bawah Department of Culture, Media and Sports (DCMS). Pada tahun 1998, DCMS memublikasikan hasil pemetaan industri kreatif Inggris yang pertama kalinya. (Djumena, 2011)

2. PERKEMBANGAN EKONOMI KREATIF DI INDONESIA Di Indonesia, industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu, untuk menciptakan

kesejahteraan serta lapangan pekerjaan,melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi serta daya cipta individu tersebut. Fokus pemerintah terhadap industri kreatif baru dimulai tahun 2006. Berdasarkan studi pemetaan industri kreatif Departemen Perdagangan Indonesia pada tahun 2007, terdapat 14 subsektor industri kreatif, yakni periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio, serta riset dan pengembangan. Di Indonesia peran industri kreatif dalam ekonomi Indonesia cukup signifikan, dengan kontribusi terhadap PDB rata-rata tahun 2002-2006 sebesar 6,3% (setara Rp104,6T nilai konstan atau Rp152,5T nilai nominal). Industri kreatif mampu menyerap tenaga kerja rata-rata tahun 2002-2006 sebesar 5,4 juta. Ditinjau dari sisi ekspor, konstribusi terhadap total ekspor adalah 10,6%, dengan tingkat pertumbuhan ekspor industri kreatif tahun 20062009 tercatat 2,9 persen.Industri kreatif Indonesia dikawal terus oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pariwisata. Permasalahan yang umumnya dihadapi industri kreatif di Indonesia adalah pertama, masalah kendala pembajakan karya. Rendahnya daya beli masyarakat membuat pembajakan atas karya-karya kreatif kian marak, akibatnya ide-ide kreatif sering kali pupus yang pada akhirnya menyebabkan degradasi kreativitas. Kedua, masalah kendala pembiayaan. Masih belum diakuinya aktivitas ekonomi kreatif oleh perbankan membuat minimnya modal, sehingga memangkas kreativitas karena mereka hanya bekerja berdasarkan pesanan saja, bukan dari gagasan sendiri. Ketiga, masalah peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Pendidikan di bidang industri kreatif masih sangat kurang, padahal kontribusi industri kreatif dalam perekonomian nasional terus naik. Peningkatan kemampuan tentunya membutuhkan tenaga-tenaga kreatif, inovatif, dan andal, yang tidak akan mungkin terbentuk tanpa adanya jenjang pendidikan di bidang industri kreatif.

Dukungan Pemerintah Indonesia pada Industri Kreatif cukup signifikan. Baru-baru ini Presiden SBY melakukan resufle kabinet Indonesia Bersatu pada tanggal 19 Oktober 2011 . Dalam kabinet tersebut, pemerintah menambahkan bidang ekonomi kreatif pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sehingga menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau disingkat Kemenparenkraf. Hal ini sesuai dengan concern pemerintah pada potensi besar industri dan ekonomi kreatif yang pada tahun 2011 kontribusi produk kreatif mencapai sebesar USD130 Miliar.Sementara itu Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menuturkan kontribusi produk kreatif mencapai 60 persen atau USD130 miliar dari seluruh koperasi dan UKM.Hal ini membuktikan produk kreatif memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian Indonesia. Pemerintah juga mengupayakan potensi besar industri dan ekonomi kreatifdengan banyak menyelenggarakan berbagai macam pameran dan expo industri kreatif tingkat nasional maupun regional. Kementerian Perdagangan (Kemendag) saat ini dalam tahap proses mencari dan memilih tiga kota kreatif di Indonesia, minimal di luar Jawa dan Bali. Pemerintah juga bercermin pada Malaysia dan Singapura yang telahmemiliki badan pengembangan ekonomi kreatif, mereka ada tempat untuk mengembangkan one vilage one product (OVOP) sebagai klaster-klaster yang dikembangkan di setiap wilayah. Pelaku industri kreatif Indonesia melihat bahwa pusat-pusat kota kreatif sudah ada, yang harus lebih didorong agar lebih berkembang diberi ruang publik yang

difasilitasi.Industri kreatif Indonesia saat ini sudah cukup baik. Indonesia masih mampu bersaing dengan pasar seperti Malaysia dan Singapura. Sementara pasar Thailand sangat kuat, dengan pengembangan industri kreatifnya yang kuat, yang juga didukung pemerintah.Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus segera memulai upaya-upaya dan melakukan bentuk nyata sebagai langkah awal kepedulian pemerintah pada potensi industri dan ekonomi kreatif di Indonesia. Sementara itu, peluang industri kreatif baik di dalam negeri maupun di luar negeri sangatlah besar, yang merupakan akibat dari perubahan-perubahan antara lain: perubahan perilaku pasar dan konsumen yang dipengaruhi tingkat pendidikan dan kesehatan, tumbuhnya era produksi non massal di mana konsumen semakin selektif dan menyukai produk customized, peningkatan porsi konsumsi produk dan jasa industri kreatif di negaranegara berkembang, pasar ekspor yang stagnan namun pasar dalam negeri Indonesia yang masih sangat potensial didukung jumlah penduduk yang cukup besar dengan keragaman sosio kultural yang bisa menjadi sumber inspirasi bagi pelaku industri kreatif.

Peluang industri kreatif di Indonesia tentunya juga mendapat tantangan berupa belum optimalnya kesiapan SDM kreatif di Indonesia, dan masih minimnya lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan insan kreatif Indonesia, dukungan dan kesiapan pemerintah untuk mendukung Industri kreatif dan Hak Kekayaan Intelektual, isu dan arah menuju perdagangan bebas, serta dukungan lembaga keuangan untuk industri kreatif.

B. MUSIK SEBAGAI SALAH SATU INDUSTRI KREATIF BERKEMBANG DI INDONESIA Seperti telah disampaikan sebelumnya, salah satu produk kreatif yang langsung disampaikan kepada pelanggan adalah produk film, musik, permainan, media, dan pertunjukan. Industri kreatif kelompok Musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

kreasi/komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri musik mencakup penerbitan dalam media rekaman yang mencakup usaha perekaman suara di piringan hitam, pita kaset, compact disk (CD) dan sejenisnya; reproduksi media rekaman yang mencakup usaha reproduksi (rekaman ulang), audio, dan komputer dari master copy, rekaman ulang floppy, hard disk, dan compact disk. Indonesia memiliki sumber daya musik tradisional cukup besar yang menjadi cultural capital untuk memperkuat ekonomi dan industri kreatif. Di antara jenis musik yang bisa dijadikan unggulan agar bisa menembus pasar dunia antara lain world musik atau beat. Saat ini, industri musik jenis tersebut masih dikuasai negara-negara Amerika Latin, Eropa dan Afrika.

Ia meyakini peluang Indonesia merebut pasar jenis musik World Music atau Beat, sangat besar karena banyak sumber daya musik di Tanah Air. Dari data yang dihimpun Kementrian Perdagangan, potensi pasar industri musik dunia jenis world music atau beat nilainya ditaksir mencapai USD8 miliar. Peluang industri musik ini sangat menjanjikan, karena bisa memberi nilai ekonomis tidak hanya bagi pemain musik namun juga diharapkan bisa membawa nama harum di kancah global. Hal ini merupakan harapan ekonomi kreatif bagaimana disain yang menjadi syarat pemasaran musik Indonesia bisa berkelanjutan dan bisa bersaing di dunia. Sementara menurut pengamat musik Franki Raden mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi world music terbesar di dunia. Kekayaan musik asli dari Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke sangat beragam dan kaya.

C. MUSIK HIPHOP DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA Dalam tulisan ini akan dibahas lebih mendetil mengenai salah satu industri kreatif Indonesia yakni musik, khususnya musik Hiphop, dengan memaparkan mengenai salah satu pelaku musik Hiphop terkenal di Indonesia yakni Jogja Hiphop Foundation. Berikutnya akan dibahas mengenai berbagai pengaruh faktor lingkungan yang mengelilinginya, dan bagaimana Jogja Hip Hop muncul sebagai salah satu kekuatan ekonomi kreatif dalam bidangnya. Hip Hop adalah sebuah gerakan kebudayaan yang mulai tumbuh sekitar tahun 1970 an yang dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika dan Latin-Amerika. Hip Hop merupakan perpaduan yang sangat dinamis antara elemen-elemen yang terdiri dari MCing (lebih dikenal rapping), DJing, Breakdance, dan Graffiti. Belakangan ini elemen Hip Hop juga diwarnai oleh beatboxing, fashion, bahasa slang, dan gaya hidup lainnya. Awalnya pertumbuhan Hip Hop dimulai dari The Bronx di kota New York dan terus berkembang dengan pesat hingga keseluruh dunia. Hip hop pertama kali diperkenalkan oleh seorang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five. Awalnya musik Hip Hop hanya diisi dengan musik dari Disk Jockey dengan membuat fariasi dari putaran disk hingga menghasilkan bunyi-bunyi yang unik. Rapping kemudian hadir untuk mengisi vokal dari bunyibunyi tersebut. Sedangkan untuk koreografinya, musik tersebut kemudian diisi dengan tarian patah-patah yang dikenal dengan breakdance. Pada perkembangannya Hip Hop juga dianggap sebagai bagian dari seni dan untuk mengekspresikan seni visual muncullah Graffiti sebagai bagaian dari budaya Hip Hop. Musik hip hop mulai diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1990-an, dan artis Indonesia pertama yang merilis album hiphop adalah Iwa K, yang telah merilis lima album

hingga saat ini. Iwa K dan rapper-rapper Indonesia lainnya mencoba mengkombinasikan bahasa slank, simbol-simbol anak muda, serta bahasa pergaulan pada saat itu dan juga mengangkat bahasa regional atau daerah setempat (sunda, jawa, betawi). Satu kunci utama yang mendasari perbedaan antara hiphop Indonesia dengan hiphop Amerika adalah dari segi bahasa, kebanyakan rapper Indonesia menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak terlalu vulgar, dan jarang sekali mengangkat tema-tema tentang kekerasan dan sex bebas. Sementara untuk rapper America pada waktu itu lebih banyak mengangkat tema tentang ketidakpuasaan rasial (african-american), maka Rapper Indonesia lebih banyak mengangkat tentang ketidakpuasan terhadap pemerintahan pada masa itu (masa orde baru), tema-tema kesenjangan sosial, dan tentang degradasi moral dalam pemerintahan. Pada perkembangannya hiphop mulai menunjukkan prestasinya di Indonesia di pertengahan tahun 90an.

D. JOGJA HIPHOP FOUNDATION SEBAGAI PERWUJUDAN INDUSTRI KREATIF DI BIDANG MUSIK HIPHOP INDONESIA Jogja Hip Hop Foundation (JHF) didirikan tahun 2003 oleh Marzuki Mohamad a.k.a Kill the DJ a.k.a Chebolang, dengan tujuan untuk membantu aktivitas dan mempromosikan rap berbahasa Jawa.Diawali dengan berbagai acara kecil seperti It s Hip Hop Reunion dan Angkringan Hip Hop, kemudian pada tahun 2006-2009 memulai proyek Poetry Battle (eksplorasi karya puisi Indonesia dari puisi-puisi tradisional hingga kontemporer dengan media hip hop) yang menghasilkan dua buah album kompilasi Poetry Battle 1 & 2, dan berhasil membentuk identitas dan sikap berkarya JHF. JHF merupakan kumpulan anak muda dari Jogja yang berhasil menjadikan budaya lokal khususnya budaya Jawa sebagai modal kreatifitas dan meramunya dengan musik hip-hop sebagai salah satu aliran musik global dunia, sampai akhirnya sukses di industri kreatif di Indonesia. JHF sangat percaya diri menggunakan lirik rap berbahasa Jawa dengan musik hip hop yang dicampur dengan rhythm tradisional Jawa. Grup ini juga selalu mengenakan kemeja batik di setiap konsernya.

PENGARUH LINGKUNGAN DARI TERHADAP JHF Perkembangan suatu perusahaan selain dipengaruhi oleh corak dari pengelola dan budaya perusahaan itu sendiri, juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Bahkan lingkungan

perusahaan dapat menjadi faktor yang sangat menentukan bagi jalannya perusahaan. Salah seorang CEO internasional, menyatakan bahwa 30% dari keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sejarah dan budaya yang dimiliki oleh perusahaannya. Sementara itu 30% lagi ditentukan oleh kemampuan pengelola dan pekerja untuk menumbuh kembangkan

perusahaannya. Sisanya, yaitu sebesar 40% dari keberhasilan perusahaan ditentukan oleh lingkungan usaha itu sendiri. Pengertian lingkungan perusahaan disini ada dua jenis lingkungan yang menjadi pertimbangan bagi jalannya usaha, yaitu lingkungan pengatur dan operasional. Lingkungan pengendali/pengatur bagi perusahaan adalah suatu lingkungan dimana perusahaan tidak dapat mempengaruhi secara langsung linkungan tersebut. Umumnya sebagai lingkungan yang harus diterima ( given ), sehingga perusahaan harus melakukan penyesuaian terhadap lingkungan pengendali. Dengan kata lain, faktor-faktor yang ada di lingkungan ini adalah faktor yang mengatur atau mengendalikan lingkungan kegiatan usaha dimana perusahaan tidak dapat merubahnya. Adapun faktor-faktor di dalam lingkungan pengendali adalah lingkungan Sosial-BudayaPolitik, lingkungan Hukum-Undang-Undang-Kebijakan Pemerintahan, lingkungan Ekonomi dan Bisnis baik dari segi moneter maupun fiskal, lingkungan Global dan Internasional, lingkungan teknologi, lingkungan alam dan ekologi. Untuk itu dalam analisis berikutnya akan dibahas mengenai pengaruh aspek lingkungan yang mengitari JHF, dan bagaimana JHF beradaptasi dan mengadaptasikan pengaruhnya pada karya-karya musik maupun sosialnya. Aspek lingkungan yang akan dibahas antara lain, aspek lingkungan budaya, sosial dan politik, CSR, teknologi khususnya IT, dan pengaruhnya terhadap globalisasi bisnis musik hiphop JHF.

1. Lingkungan Budaya Jogja Hiphop Foundation (JHF) merupakan hasil pertemuan antara budaya hip hop yang merupakan budaya hasil globalisasi dengan budaya lokal yakni budaya Jawa. Budaya hiphop merupakan salah satu budaya musikal yang cukup berhasil terserap dalam konsumsi musik masyarakat Indonesia, sehingga di samping berkembangnya musik hip hop global, musik hiphop lokal dengan penggunaan bahasa dan gaya hidup lokal pun mulai berkembang. Sebagai contoh selain Hiphop Jogja, muncul juga berbagai musik Hiphop daerah seperti Hiphop Sunda, Hiphop Maluku, dan lain-lain, walaupun prestasinya belum

sefenomenal Jogja Hiphop. Namun perkembangan tersebut merupakan bukti berhasilnya akulturasi budaya melalui jenis musik hiphop. JHF sebagai musisi pengusung budaya Hiphop tetap mengusung bentuk musiknya dengan karakter hiphop yakni unsur beat, ketukan 4/4 secara berulang, flow rima lirik, metafora atau kiasan tema lagu. Namun begitu dalam mencirikan pembedaan karyanya, JHH menambahkan karakter sebagai berikut yakni bahasa pengantar bahasa Jawa ditambah dialek dan bahasa slang Jawa walikan yang hanya dikenal di Yogyakarta, lagunya banyak bertema falsafah Jawa di abad 18, selain juga kritik sosial atas kondisi Indonesia saat ini. Dalam hal penampilan mereka selalu mengenakan busana batik sebagai baju ciri khas Jawa. Fenomena JHP dinamakan sebagai bentuk hibridisasi dan sintesis globalisasi budaya antara budaya global dan budaya lokal (glokalisasi). Glokalisasi budaya merupakan landasan JHF dalam berkarya. Afiliasi budaya Jawa dalam masyarakat Yogyakarta juga sangat mempengaruhi, sehingga JHF menolak mainstream musik rap yang penuh umpatan dan arogansi. JHF lebih memilih menciptakan lirik-lirik yang menyoroti masalah-masalah realitas dalam masyarakat, tanpa adanya intervensi ataupun konstruksi pasar. Sebagai contoh lagu Ora Cucul ora Ngebul menyoroti kesewenang-wenangan dalam para pejabat negara dalam bertindak mulai dari korupsi sampai perselingkuhan, lagu Jula Juli Lolipop menyoroti seni kontemporer yang tidak jujur dalam berkarya dan hanya mengejar komersialisasi saja. Alasan JHF menggunakan bahasa Jawa dan konsep kebijaksanaan lokal adalah sebagai perwujudan bahwa budaya lokal tetap mampu menyaring budaya global, yang berarti memperkaya budaya lokal namun menolak dan menyaring budaya global yang berbeda. JHF melakukan suatu fenomena aksi yang disebut indigenization ke dalam budaya lokal sebagai bentuk perlawanan terhadap aspek budaya global yang bertentangan dari budaya lokal. Aksi tersebut dilakukan melalui penggalian puisi, seni, sastra lama, falsafah hidup kuno namun abadi.JHF berupaya untuk lebih mengenal budayanya sendiri dengan memperdalam khasanah, budaya, serta bahasa tutur Jawa, dengan cara berupaya mencari kitab-kitab berbahasa Jawa atau serat Centhini. Menurut JHF, semua tembang dalam serat Centhini, baik yang religi maupun yang erotik itu mengandung unsur rap. Dalam bentuk karya seninya, JHF berhasil menghasilkan jenis baru musik rap, menggabungkan jenis beat elektronik yang menghentak dan berulang-ulang, dengan musik gamelan, jathilan, uyon-uyon, dengan lirik bahasa Jawa. JHF juga telah dua kali mengadakan workshop Poetry Battle suatu ajang proyek ekplorasi kelompok JHF yang

mempertemukan musik hip-hop dengan karya puisi Indonesia. Misinya adalah

untuk

mempromosikan puisi dengan segala cara dan berbagai macam bentuk, mulai dari sebuah bacaan ke bentuk musik dan video, dari ruang kelas ke jalanan dan caf, dari puisi tradisional kepada generasi muda. Tujuannya tak lain adalah membuat puisi menjadi lebih terakses secara maksimal kepada publik sambil meruntuhkan batas-batas bahasa dan bentuk-bentuk kesenian yang membatasi ruang gerak puisi itu sendiri. Materi puisi Poetry Battle sangat beragam, mulai dari sajak bermuatan sosial yang dipenuhi kata-kata lantang (contoh seperti puisi karya Widji Tukul dan Rama Sindhunata), puisi liris dengan gaya bahasa yang halus dan rumit (contoh karya Goenawan Mohamad, Joko Pinurbo, atau Cecep Syamsul Hari), dan sang Kill The DJ (pendiri Jogja Hip Hop Foundation) bahkan mengulik sastra klasik dengan meng-hip-hop-kan Serat Centini karya pujangga Ranggawarsito pujangga Keraton Surakarta awal abad ke-19. Pembacaan teks puisi karya sastrawan Indonesia itu mengalir di atas panggung sebagai nyanyian yang hidup, yang berubah menjadi pertunjukan seni yang sama sekali baru dengan gaya anak muda yang meneriakkan puisi dengan lebih bebas, gembira, dan dengan irama musik yang mengundang semangat bergoyang.

2. LINGKUNGAN SOSIAL dan POLITIK Dalam perkembangan hip-hop, muncul salah satu gaya atau ciri khas yaitu rap gangster. Genre ini sering mengekspresikan dan mengeksploitasi masalah kekerasan para kawula muda di wilayah perkotaan. Bagi generasi Indonesia yang mau begitu saja mentransplatasi budaya impor ini, tentu saja kehadirannya akan membawa dampak buruk. Musik hip-hop dan rap identik dengan budaya jalanan, budaya selenge-an. Padahal bila ditelusuri, musik hip-hop juga memiliki nafas yang hampir sama, yakni menyuarakan ekspresi, pemikiran, hingga kritik sosial tentang apa yang terjadi. JHF mencoba mengeluarkan ekses-ekses negatif tersebut dengan mencari esensi hip-hop, dan membuat berbagai kegiatan kreatif yang lebih mengeksplorasi nilai dan falsafah masyarakat lokal Jawa dan menyoroti permasalahan sosial negara yang sedang terjadi. Saat ini, rap yang dinyanyikan dengan bahasa ibu kita sendiri adalah wajar dengan tujuan untuk lebih mudah masuk ke masyarakat sekitar yang dituju. Selain JHF, Rapper Iwa K juga telah lebih dulu bereksperimen memainkan musik rap dengan bahasa Sunda, yang kemudian mengundang reaksi dan menularkan semangat ke para rapper hip-hop di seluruh nusantara ini untuk melakukan hal yang sama.

Tidak seperti rapper atau penyanyi hiphop komersil lain yang banyak tampil di panggung besar, JHF justru banyak tampil di lingkungan kampung dan festival daerah dengan alasan di sanalah mereka berasal dan di sanalah mereka ingin berbicara pada masyarakat lokal.JHF banyak menciptakan dan menyuarakan lagu-lagu rap tema sosial, yang dianggap semacam suratnya sebagai rakyat Indonesia untuk para penyelenggara negara agar benar-benar menjalankan amanat yang telah diberikan oleh rakyatnya. Ada beberapa lagu bertema sosial politik seperti Cicak Nguntal Boyo dan Busung Lapar di Lumbung Padi , yang memang sengaja diciptakan untuk mendukung sebuah gerakan, yakni kesadaran masyarakat akan kondisinya dan kesadaran pemerintah akan realisasi yang terjadi di warganya. Salah satu lagu yang cukup menggugah adalah lagu Jogja Istimewa yang kemudian menjadi soundtrack bagi berbagai gerakan rakyat Yogyakarta dalam membela hak keistimewaannya dalam Negara RI di awal tahun 2011.Ketika sedang hangat-hangatnya masalah politik penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY, suasana yang terjadi tidak sekedar berpawai dan berorasi, namun unjuk rasa dukungan terhadap penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DI Yogyakarta kali ini kental dengan simbol perlawanan rakyat. Demi menarik perhatian pemerintah pusat, bendera Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat pun dikibarkan. Dan di luar dugaan JHF, secara spontan lagu hiphop bertajuk Jogja

Istimewa didaulat sebagai lagu kebangsaan, yang membawa semangat kebersamaan antara keluarga Sri Sultan bersama puluhan ribu rakyat Yogyakarta pendukung penetapan gubernur dan wakil gubernur. Diiringi irama hip hop, para pendukung keistimewaan mengangkat spanduk dan menyerukan dukungan terhadap keistimewaan DIY. Lagu Jogja Istimewa yang saat itu sudah dirilis sejak satu bulan terakhir, yang mana 70 persen liriknya diambil dari kata-kata bijak Sri Sultan Hamengku BuwonoIX, Soekarno, Hatta, Sastrokartono, Ki Hajar Dewantara, bertujuan mengingatkan masyarakat Yogyakarta akan sejarah bergabungnya

Ngayogyakarta Hadiningrat dengan Republik Indonesia. Dalam video resmi Jogja Istimewa yang terdapat di YouTube, banyak pemerhati baik dalam maupun luar negeri melihat dan mengomentari tentang adanya parade jalanan yang melibatkan begitu banyak elemen masyarakat dalam membela daerahnya.

Lirik dan nada lagu Jogja Istimewa seperti menarik semua penonton ikut dalam ekstase lagu tersebut, dan ikut merasakan suasana perlawanan budaya yang kuat. Lagu Jogja Istimewa

yang dianggap mampu menggerakkan masyarakat dari berbagai kelas ini, memang hanya dapat dihasilkan oleh musisi yang ditempa oleh kesadaran sosial politik yang kuat. JHF sebagai suatu kekuatan seni hiphop yang ternyata memiliki ekses dan pengaruh kuat pada masyarakat Yogyakarta khususnya, karena seni yang mereka tuangkan dalam bentuk lagu rap hiphop tersebut dianggap mewakili keadaan dan suara hati masyarakat dalam menyoroti berbagai kejadian dan masalah sosial di Indonesia. Bahkan dalam tingkat tertentu dianggap mampu mewakili suatu suasana kebersamaan politis warga Yogyakarta melalui lagu Jogja Istimewa, sehingga lagu tersebut mendapat anugrah penghargaan dan pernyataan terimakasih khusus dari Keraton Yogyakarta. Dalam kaitannya dalam bakti sosial pada masyarakat, seringkali JHF juga menggunakan karya musiknya untuk menjaring dana untuk disumbangkan pada masyarakat yang membutuhkan. Sebagai contoh pada saat Bencana Gempa Yogya tahun 2005, Bencana Erupsi Merapi 2010, dan lain-lain, JHF banyak melakukan konser-konser sosial di berbagai lokasi untuk pengumpulan dana. Tidak jarang di sela senggang kesibukannya JHF juga banyak mengikuti kegiatan-kegiatan sosial di bawah naungan yayasan JHF tersebut.

3. LINGKUNGAN TEKNOLOGI IT BAIK DALAM KREASI MAUPUN PEMASARAN MUSIK Teknologi IT atau teknologi digital juga merupakan salah satu bagian dari Industri Kreatif. Teknologi bahkan dapat menjadi suatu backbone (tulang punggung) yang mendukung perkembangan industri kreatif lainnya, contohnya musik. Kemudahan yang ditawarkan dari perkembangan teknologi di era digital ini sebetulnya sangat banyak dapat dipergunakan sebaik mungkin di bidang musik. Dengan keberadaan berbagai perangkat digital, kesempatan untuk berkembang di bidang musik sebetulnya semakin cepat. Salah satu contoh sederhana adalah setelah ide melodi direkam ke mobile phone atau digital recorder, file tersebut dipindahkan ke komputer. Dengan komputer lalu kita bisa mengirimkan file suara dari ide melodi tersebut kepada partner lainnya (co-producer) untuk diolah. Bahkan, tanpa harus dikirim melalui email, file suara dapat dikirim kepada partner dengan cara mengirim via mobile phone atau smart phone. Partner/co-producer akan mencari chords dengan keyboardnya dan menyimpan suara keyboard tersebut ke komputernya dan lalu mengirimkan ide chords dari melodi yang sudah ada melalui e-mail. Dengan demikian, proses penciptaan lagu bisa bergulir lebih cepat dan efektif, dan momentum proses penciptaan lagu menjadi lebih terjaga. Momentum merupakan hal yang sangat penting, karena jika penciptaan lagu

tersendat, akan lebih sulit untuk mengembangkan ide dari elemen musik yang sudah dikerjakan sebelumnya. Dengan keadaan teknologi digital semaju sekarang, maka musik di Indonesia dapat jauh lebih berkembang dan lebih beragam. Dalam sebuah penciptaan lagu berangkat dari unsur dasar musik yaitu melodi, harmoni dan ritme. Umumnya dalam memulai menciptakan lagu adalah menciptakan melodi atau bahkan ritme terlebih dahulu, namun ada pula saatnya juga dimana ketika mendapatkan ide bukan dari melodi dan ritme, tetapi dari aspek harmoni, yaitu chords. Setiap orang memulai penciptaan lagu dengan elemen yang berbeda. Diluar ketiga unsur dasar tersebut, ada juga yang memulai penciptakan lagu dengan berangkat dari kata-kata yang merupakan lirik lagu, barulah kemudian diberikan melodi untuk kata-kata tersebut. Masing-masing pencipta lagu bisa memulai idenya dari salah satu atau beberapa unsur tersebut. JHF adalah merupakan salah satu pencipta lagu yang memanfaat berhasil memadukan unsur gamelan dengan sentuhan modern melalui pemanfaatan teknologi digital musik. Bagi JHF kekuatan teknologi membantu mereka dalam memformulasikan kecintaan mereka pada musik dengan memadukan warisan budaya dengan sentuhan modern. Dengan kata lain dengan adanya teknologi komputer telah membantu JHF untuk memproses dan menciptakan musik dengan lebih efisien dan efektif. Dalam kaitannya dengan pemasaran dan sosialisasi suatu karya musik, teknologi digital melalui media internet baik media jejaring sosial, media situs musik digital, telah mengubah peta bisnis musik dunia. Sebelumnya pemasaran suatu karya musik sangat ditentukan oleh perusahaan-perusahaan rekaman major label yang memegang jaringan distribusi dan penjualan suatu karya musik. Dengan adanya media-media internet membuat karya seni menjadi dapat diakses tanpa batas. Sehingga posisi pelaku seni tidak lagi ditentukan sepenuhnya oleh para major label tersebut. Apalagi media sosial justru dianggap memiliki daya memperkenalkan produk dengan jauh lebih cepat. Trend pemasaran karya musik melalui media internet dan jejaring ini juga dimanfaatkan dengan sangat baik oleh JHF. JHF pun memanfaatkan media sosial dalam memasarkan musik mereka, antara lain melalui situs Twitter,Blog, Facebook, Youtube, dan sebagainya. Keuntungan yang didapatkan dengan penggunaan media sosial adalah JHF bisa mengenali apa yang sesungguhnya pasartujuan inginkan. Media sosial memungkinkan bagi setiap orang yang ingin mendengarkan suatu lagu atau album mereka secara cuma-cuma di situsnya, yang kemudian memberikan feedback kepada JHF dan pengguna lainnya

mengenai lagu/album mana yang mendapat perhatian lebih melalui statistik banyaknya viewer (pemirsa dan pendengar yang menyimak karya tersebut). Terdapat beberapa ukuran kesuksesan yang dipakai menyangkut penilaian efektivitas pemasaran melalui media sosial, yakni pertambahan anggota di fanpage Facebook, pengikut di Twitter, Viewer di Youtube, dan jumlah Hits di suatu Blog. Peta pasar musik memang sudah berubah. Para pemusik melakukan promosi lagunya melalui situssitus media sosial tersebut. Hal tersebut termasuk dilakukan oleh JHF atas dasar pandangan bahwa manusia pada dasarnya suka untuk berbagi (sharing).Bagi JHF media sosial dipilih sebagai sebagai ranah berbagi dan menyebarkan musiknya, karena media sosial punya efek viral (seperti virus) yang mampu memicu orang-orang yang tergabung di dalamnya untuk dengan sukarela menyebarkan konten yang diimbuhkan di dalam media tersebut ke khalayak yang lebih luas. Dengan demikian bukan hanya contoh lagu yang dapat di download secara cuma-cuma, tapi juga informasi lain tentang JHF dapat dilihat dan ditemukan di media internet seperti Twitter, Facebook dan lain lain. Website merupakan salah satu media promosi yang paling popular saat ini, memiliki jangkauan ruang dan waktu yang tak terbatas. Untuk mendapatkan website sebagai media yang efektif dalam pemasaran produk maupun penyampaian informasi, diperlukan strategi tertentu secara tepat sehingga promosi website berhasil. Apapun bisnisnya, pemanfaatan internet sebagai salah satu media pemasaran dapat membantu menjaring konsumen lebih banyak. Hal ini juga dilakukan oleh JHF untuk lebih memperkenalkan musik dengan kombinasi teknologi dan budaya kepada masyarakat. Di dalam website JHF yakni www.hiphopdiningrat.com, http://killtheblog.com/, http://unitedofnothing.wordpress.com, kita dapat melihat profil JHF, event-event yang pernah diadakan oleh JHF, album lagu yang pernah dibuat, kegiatan-kegiatan di luar kegiatan bermusik mereka, seperti CSR Merapi, Gempa Yogya dan lain sebagainya. Dengan semakin berkembangnya teknologi elektronika, internet juga semakin mudah dan cepat diakses oleh siapapun dan dari manapun. Kebutuhan website yang tidak hanya dapat diakses dari komputer meja (desktop) ataupun laptop, tetapi juga dituntut adaptasinya dengan perangkat-perangkat bergerak (mobile devices) seperti handphone, smartphone, PDA, dan tablet. Tentunya tidak hanya dari sisi konten websitenya saja yang harus pintar beradaptasi dengan perangkat-perangkat bergerak ini, tetapi juga dari sisi tampilan, kecepatan dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas, didapati bahwa memiliki website saja belumlah cukup. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh JHF untuk dapat berhasil memasarkan musiknya di Indonesia, diantaranya adalah: a. Integrasi dengan Situs Jejaring Sosial Beberapa di antaranya sebagai contoh yang terbesar adalah penggunaan Facebook dan Twitter, yang merupakan dua dari sekian banyak situs-situs jejaring sosial. Pendekatan situs jejaring sosial yang memberikan keleluasaan pengguna untuk berinteraksi dengan banyak pengguna secara lebih personal, sehingga memberikan keuntungan bagi strategi pemasaran di Internet. Hal-hal yang biasa didengar di pemasaran nyata, seperti istilah dari mulut ke mulut , dapat terjadi di situs jejaring sosial. Penyebaran informasi dari user ke user, group, komunitas, hingga global terjadi begitu cepat. Bahkan lebih cepat dari penyebaran informasi didunia real. Fenomena inilah yang harus disadari & segera diadaptasi ke dalam website, sebagai salah satu strategi pemasaran yang dilakukan nantinya. Integrasi situs jejaring sosial kedalam website sangat diperlukan, baik melalui RSS Feed, Imel berlangganan, metode Sharing, dan lain lain. Dengan demikian penyebaran informasi baru dari website anda akan semakin cepat menyebar luas ke penggunapengguna internet, terutama pengguna di jejaring sosial. Sebagai contoh kecil yang cukup fenomenal adalah penggunaan facebook like button di seluruh halaman-halaman website. Dengan adanya facebook like button, pengunjung website tidak hanya disuguhi dengan informasi-informasi yang menarik, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dan menyebarkannya ke pengguna lain didalam jejaring pertemanannya. Belum lagi penggunaan plugin facebook comments, tweet button, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan Facebook dan twitter mempermudah JHF dalam mencari fans atau penggemarnya di berbagai kalangan masyarakat, dan mengetahui trend ataupun keinginan para penggemarnya.

b. Mobile Browser Friendly Pengguna perangkat bergerak (mobile device) semakin banyak. Akses internet, membaca & mengirim email, interaksi di jejaring sosial, mendengarkan musik, menonton video, hanya sebagian kecil dari aktifitas-aktifitas yang dapat dilakukan dengan mobile device seperti handphone/smartphone/tablet. Teknologi pendukung, baik dari sisi

infrastruktur maupun sistem juga terus berkembang sehingga memungkinkan apa yang biasa dilakukan diperangkat komputer biasa, dapat juga dilakukan di perangkat bergerak.

Hal ini juga termasuk ketika pengguna mengakses website hiphopdiningrat.com melalui handphonenya. JHF dapat memanfaatkan perangkat tersebut dengan membuat website versi mobile, sehingga lebih mudah dan lebih cepat diakses oleh para penggemarnya. Dengan begitu dengan info terbaru dan terupdate maka masyarakat dapat terus mengikuti perkembangan musik dari JHF.

Ketika kedua faktor ini digabungkan, maka kekuatan website sebagai media promosi dan pemasaran global menjadi lebih dahsyat sehingga tujuan JHF memiliki website untuk menjaring lebih banyak konsumen dapat benar-benar tercapai.

4. LINGKUNGAN EKONOMI Industri kreatif yang dikembangkan di Indonesia berbasis pada PDB, ketenagakerjaan, serta aktivitas perusahaan dan perdagangan internasional. Pada periode 2009-2014, industri kreatif Indonesia ditargetkan memberikan kontribusi antara 7-8 %. Pertumbuhan PDB industri kreatif ini dihitung berdasarkan pertumbuhan PDB yang telah ditargetkan oleh pemerintah dan juga target kontribusi PDB industri kreatif terhadap PDB nasional.

Hingga saat ini tren pertumbuhan PDB di sub-sektor industri kreatif adalah sebesar 2,7% untuk arsitektur; 2,4% untuk desain; 2,6% untuk fesyen; 5,9% untuk film, video dan fotografi; 5,5% untuk kerajinan; 12,5% untuk layanan komputer dan piranti lunak; 0,6% untuk musik; -3,9% untuk pasar dan barang seni; -0,2% untuk penerbitan dan percetakan; 12% untuk periklanan; 14,9% untuk permainan interaktif; 7,2% untuk riset dan pengembangan; 6,6% untuk seni pertunjukan; dan 6% untuk televisi dan radio.

Peluang ekonomi kreatif : 1. Perubahan perilaku pasar dan konsumen yaitu pergaulan dan gaya hidup semakin global dan pasar baru berbasis teknologi informasi. 2. Tumbuhnya era produksi non massal. Daur hidup produk yang semakin singkat mendorong lahirnya sistim produksi non-massal yang kemudian justru sesuai dengan kebutuhan produksi di industri kreatif. 3. Porsi konsumsi produk dan jasa industri kreatif yang relatif besar di negara G7. Hal tersebut memberikan panduan pada Indonesia, bahwa produk yang di ekspor harus terdesain dengan lebih baik, tidak bisa hanya berorientasi pada fungsi dasar saja.

4. Porsi pasar industri dalam negeri yang besar. Jumlah penduduk Indonesia merupakan terbesar nomor 4 di dunia. Perilaku konsumsi masyarakat yang tinggi harus diarahkan untuk mengkonsumsi produk-produk lokal. 5. Keragaman sosio-kultural Indonesia menjadi sumber inspirasi yang tidak pernah kering. Industri kreatif mampu memberi sentuhan yang lebih kontekstual dengan kehidupan di era modern.

Fakta-fakta yang dapat menjadi peluang bagi pelaku industri kreatif adalah 43% penduduk Indonesia adalah generasi muda (14-39 tahun) yang merupakan aktif menggunakan social network seperti facebook, twitter, youtube, dll. Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 100 juta (mobile + dekstop). Tahun 2009 pengguna facebook di Indonesia tumbuh 1.536,7%. Indonesia adalah negara ke-4 terbesar yang menggunakan facebook setelah US, UK dan Turki dengan jumlah total pengguna 14.681.580. perkembangan twitter di Indonesia adalah sebesar 2,34% atau menempati urutan ke 6 setelah AS, UK, Brazil, Kanada dan Australia.

Ekonomi kreatif juga memiliki peluang di pasar internasional. 50% dari belanja masyarakat (consumer spending) di negara-negara G7 berasal dari produk industri kreatif. Sedangkan belanja masyarakat meliputi 2/3 kontribusi GDP, sehingga dapat diperkirakan potensi pasar industri kreatif di negara-negara G7 sebesar 50%x2/3 GDP. Januari tahun 2000 perkiraan nilai ekonomi kreatif di dunia adalah sebesar 2,24 triliun USD dan tumbuh sebesar 5% pertahunnya. Jika diproyeksikan hingga tahun 2020 dengan tingkat pertumbuhan yang sama, maka nilai ekonomi kreatif ini akan mencapai 6,1 triliun USD. Berdasarkan World Bank, tahun 1999 GNP dunia mencapai sebesar 30,2 triliun USD sehingga ekonomi kreatif berkontribusi 7,3% terhadap ekonomi global.

Musik hip hop merupakan musik yang telah menjadi konsumsi masyarakat dunia. JHF dengan konsep glokalisasi yang diusungnya dapat membawa nilai tersendiri dalam dunia musik sehingga dapat menarik konsumen baik dalam negeri maupun konsumen internasional. JHF tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi kepada kelompok mereka sendiri namun juga daerah asal mereka yaitu Yogyakarta. Industri pariwisata Yogyakarta dapat bertumbuh dengan semakin dikenalnya musik hip hop Jawa yang diusung JHF. Selain itu industri musik Indonesia

secara keseluruhan juga dapat semakin dikenal di dunia internasional dengan kehadiran JHF dalam berbagai festival musik internasional.

Potensi bisnis JHF tidak hanya terbatas pada penjualan CD dan kaset namun mereka juga dapat memanfaatkan perkembangan telepon selular dan menjual lagunya melalui ring back tone (RBT). Selain itu JHF juga dapat merambah untuk menciptakan merchandise musik mereka untuk para penggemarnya. Potensi lainnya bahkan mereka menjadi ikon untuk pemasaran produk intel yang terbaru di Indonesia.

5. PERKEMBANGAN BISNIS DAN PRESTASI JOGJA HIPHOP FOUNDATION Penjualan keping CD dan hasil download MP3 JHF cukup berhasil. Sebagai contoh Album Poetry Battle yang merupakan kompilasi sejumlah musisi hip-hop tersebut berhasil dicetak masing-masing ribuan keping CD dan laku dalam hitungan bulan. Sejak kelahirannya di tahun 2003 JHF telah banyak menorehkan keberhasilan berupa Diskografi yang cukup laris dan publikasi yang positif dari berbagai media. Tawaran manggung baik di media televisi, panggung pertunjukan, dan sebagainya selalu diminati oleh para penggemarnya. Dengan segala keunikan yang dimilikinya, yakni mencampurkan musik hip hop dengan tradisi Jawa, JHF punsemakin bergaung di pasar internasional. JHF mulai banyak diundang ke panggung-panggung luar negeri yang tertarik dengan kekhasan JHF berupa hiphop Jawa yang sarat nuansa sosial dan falsafah budaya. Setelah hampir satu dasawarsa berdiri, pilihan itu kini memberi berkah buat mereka dengan banyaknya undangan untuk pentas di luar negeri, apa yang mereka kerjakan dianggap sebagai ekspresi cross culture yang brilian. Diawali dengan pementasan di Esplanade, Singapore tahun 2009, yang mana setelah itu di tahun 2011 JHF juga diundang pentas ke New York dan San Fransisco.JHF yang dikenal sebagai Java Hip Hop di luar negeri ini sukses melakukan show di New Yorkyang merupakan sebuah kota tempat lahirnya musik rap dan kultur hip-hop, atas undangan dari Asia Society, yakni sebuah institusi art and culture exchange yang sangat prestisius di Amerika Serikat. Bahkan setelah mendapatkan sambutan dan berbagai ulasan di media mengenai konser mereka di New York di bulan Mei 2011 tersebut, JHF mendapatkan kontrak 12 kali show keliling Amerika Serikat di tahun 2012. Sebuah prestasi yang luar biasa bagi sebuah icon rap anak negeri. Pada tahun 2010, JHF akhirnya berhasil meluncurkan film dokumenter Hiphopdiningrat setelah mengalami berbagai persiapan dan editing selama satu setengah tahun, yang mana isi

cerita filmnya menyampaikan sebuah potret perjalanan hip hop Jawa. Film tersebut dipertontonkan di Festival Film Jiffest 2010, dan medapat respon positif dari berbagai media dan kemudian diundang ke berbagai festival film internasional. Film ini adalah hasil ketekunan Marjuki - Kill the DJ yang rajin mendokumentasikan berbagai aktivitasnya sejak 2003, kemudian dibantu oleh temannya Chandra Hutagaol sebagai Co-Director untuk menyusunnya menjadi sebuah kisah yang layak untuk ditonton. Keterbatasan bahasa Jawa yang digunakan sebagai lirik rap, yang mungkin susah mendapatkan tempat di industri musik Indonesia secara umum, ternyata mampu diatasi JHF dengan caranya sendiri. Saat ini lagu-lagu dari JHF sudah menjadi lagu rakyat di Yogyakarta, terutama setelah diluncurkannya lagu Jogja Istimewa yang sudah menjadi soundtrack kehidupan rakyat Yogyakarta. Lagu itu dinyanyikan kolektif oleh Ki Jarot, akronim dari Kill the DJ, Jahanam, Rotra, yang mana ketiganya adalah crew yang paling konsisten memproduksi lagu-lagu hip hop berbahasa dan bernuansa Jawa dan mempresentasikan eksistensi dari JHF. Di mata dunia internasional JHF dianggap merepresentasikan Indonesia melalui pandangan para kaum mudanya khususnya generasi musik urban. JHF dianggap mempelopori berkembangnya seni hiphop modern yang justru mengangkat budaya klasik. Tujuan JHF yang menginginkan generasi mudanya bangga pada budaya lokalnya dianggap sangat mulia. Saat ini JHF telah berhasil menyebarkan pesan-pesan dan nilai falsafah yang dinyanyikan ke berbagai belahan dunia, melalui berbagai konser internasional di Amerika Serikat, Australia, Eropa dan Singapura. Bahkan JHF juga menimbulkan ketertarikan yayasan seni Belanda Amsterdam Worlwide terhadap gamelan Jawa yang ternyata mampu berkolaborasi dengan irama modern hiphop. JHF juga mendapat penghargaan istimewa untuk kreasinya Lagu Jogja Istimewa dari Sri Sultan HB X atas perannya dalam menggalang kebersamaan masyarakat Yogyakarta melalui karya seni juga menjadi nilai lebih yang membedakan JHF dibanding pelaku musik lainnya. Prestasi terkini yang cukup prestisius dari JHF adalah dipilihnya JHF sebagai Icon lambang kemajuan teknologi IT oleh perusahaan motherboard terbesar di dunia yakni Intel yang menggunakan JHF sebagai bintang iklannya, dengan misi menyampaikan bahwa JHF mewakili generasi yang memanfaatkan teknologi untuk berkreasi sesuatu yang klasik dan kreatif. JHF menjadi suatu contoh pelaku industri kreatif musik yang berhasil di Indonesia, yang berhasil memadukan adaptasi terhadap berbagai lingkungan yang mengitarinya, secara unik dan kreatif, sehingga menghasilkan prestasi yang menonjol dibanding pelaku seni dalam generasi sejenis. Perpaduan yang serasi atas sesuatu yang global dengan lokal, sesuatu yang

klasik dengan sesuatu yang modern, sesuatu yang tulus tetapi tetap kontemporer, menjadikan nilai keberhasilan lebih bagi kreativitas JHF.

KESIMPULAN Industri Kreatif yang dalam kasus ini diwakili oleh JHF, merupakan salah satu dinamika perkembangan industri bisnis yang dapat dikatakan cukup membanggakan karena berbeda namun mampu mencapai keberhasilan. Konsep JHF dalam mengurai budaya lokal dan klasik dalam kombinasi dengan budaya internasional global mencirikan beberapa hal: Intelektualitas dan Kreativitas Hibridisasi Budaya Karya Seni sebagai cermin kepekaan terhadap keadaan berbagai lingkungan dan bagaimana karya seni tersebut mampu muncul di tengah kondisi lingkungan tersebut. Memotivasi orientasi masyarakat lokal maupun global pada budaya luhur Jawa Indonesia Benefit bagi negara: nama & imej Indonesia semakin dikenal dunia Internasional, mengangkat potensi pariwisata Indonesia ditingkat lokal maupun Internasional, kondisi masyarakat lebih baik secara sosial, mengurangi pengangguran, meningkatkan kreativitas, memanfaatkan sarana baik teknologi, pengetahuan, budaya untuk sesuatu yang komersial ataupun gaya hidup yang loebih baik

SARAN Bagi pihak eksternal pendukung: memberi dorongan dari berbagai pihak (baik pemerintah, masyarakat, Asosiasi Seni, Asosiasi Bisnis, Komunitas komunitas terkait)

untuk mendukung potensi bisnis musik, karena perkembangannya tetap signifikan dan positif. Agar Pelaku musik menambah orientasi bermusik dengan menggali budaya lokal di seluruh Indonesia, benefit bagi negara: Nama & imej Indonesia semakin dikenal dunia Internasional, dapat mengangkat potensi pariwisata Indonesia ditingkat lokal maupun Internasional, kondisi masyarakat lebih baik secara sosial, mengurangi pengangguran Agar baik pelaku dan departemen atau pihak pendukung, membantu menciptakan suasana dan fasilitas yang mampu mengungkit dan meningkatkan kreativitas Memanfaatkan sarana baik teknologi, pengetahuan, budaya untuk sesuatu yang komersial ataupun gaya hidup yang loebih baik

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA

Astutik,Yuni. 2011. Kontribusi Produk Kreatif Capai USD130 Miliar. Edisi : 13 Juli 2011 http://economy.okezone.com/read/2011/07/13/320/479314/kontribusi-produk-kreatif-capaiusd130-miliar

Djumena, Erlangga. 2011.Era Ekonomi Kreatif. Harian Kompas. Edisi : 3 November 2011 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/11/03/06582548/Era.Ekonomi.Kreatif

Nurfuadah,Rifa Nadia. 2011. Wapres: Potensi Budaya, Modal Industri Kreatif. Edisi : 6 Juli 2011 http://economy.okezone.com/read/2011/07/06/320/476518/wapres-potensi-budaya-modalindustri-kreatif

Maftuhah, Gina Nur. 2011. Tahun 2011, Pekan Produk Kreatif Bukukan Transaksi Rp35 Miliar. Edisi : 10 Juli 2011 http://economy.okezone.com/read/2011/07/10/320/478134/2011-pekan-produk-kreatifbukukan-transaksi-rp35-miliar

Putra,Idris Rusadi. 2011. Mendag Cari 3 Kota Kreatif di Indonesia. Edisi : 10 Juli 2011 http://economy.okezone.com/read/2011/07/10/320/478068/mendag-cari-3-kota-kreatif-diindonesia

Togar M. Simatupang, 2008. Industri Kreatif, Riset dan Pengembangan, Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung. Seminar, 28 Mei2008.

Kelompok Kerja dan Tim Indonesia Design Power, 2008. Pengembangan Industri Kreatif Indonesia 2009-2025. Departemen Perdagangan Republik Indonesia.

http://hiphopdiningrat.com/ http://killtheblog.com/

You might also like