Professional Documents
Culture Documents
Malaria
Infeksi menular oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles dengan gambaran penyakit berupa demam yang sering periodik, anemia, pembesaran limpa dan berbagai kumpulan gejala oleh karena pengaruhnya pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal
Etiologi
P. falciparum penyebab malaria falciparum P. vivax penyebab malaria vivax P. ovale penyebab malaria ovale P.malariae penyebab malaria malariae
Epidemiologi
Plasmodium vivax Distribusi geografik : - Daerah subtropik dan daerah dingin (Rusia) - Daerah tropik - Di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan Plasmodium falciparum Distribusi geografik : - Daerah tropik - Di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan
Epidemiologi
Plasmodium malariae Distribusi geografik : - Daerah tropik dan subtropik - Di Indonesia tersebar di seluruh kepulauan Plasmodium ovale Distribusi geografik : - Daerah tropik : Afrika Barat, Pasifik Barat - Di Indonesia : Pulau Owi (Papua), Pulau Timor, Pulau Flores
Patogenesis
1. Demam: mulai timbul saat pecahnya scizon darah yg nenegeluarkan bermacam-macam antigen. Antigen akan merangsang makrofag, monosit, atau limfosit yg mengeluarkan berbagai sitokin (al: tumor nekrosis faktor-TNF). TNF akan dibawa ke hipotalamus (pusat pengatur suhu) dan terjadi demam
Lama proses scizogoni darah: 1. P. falciparum : <48 jam 2. P. vivax : 48 jam 3. P. Ovale : 50 jam 4. P. Malariae : 72 jam
2. Anemia: destruksi eritrosit yang me P. falciparum: menginfeksi semua jenis sel darah merah P. vivax/ovale: menginfeksi sel darah merah yg masih muda P. malariae : menginfeksi eritrosit yang tua
3. Splenomegali: Limfa merupakan organ retikuloendotelial, dimana plasmodium dihancurkan oleh sel-sel makrofag dan limfosit. Penambahan sel-sel radang ini menyebabkan limfa membesar
Gejala Klinik
Demam intermiten : tiap hari untuk malaria falcifarum,tiap 3 hr utk P.vivax dan P.Ovale, P.malariae tiap 72 jam Anemia sekunder Splenomegali pada malaria kronik : 3 hr setelah serangan akut Gejala prodromal : malaise, sakit kepala, nyeri pada tulang atau otot, anoreksia, mual, diare ringan dan kadang-kadang merasa dingin di punggung ( sering pada P.vivax dan P. ovale )
Arly (Pemfis)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Tetes tebal dan tipis - Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut. - Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan parasit maka diagnosis malaria disingkirkan. Rapid Tes
Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat: a. Darah rutin b. Kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin, SGOT & SGPT, alkali fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium, anaIisis gas darah c. EKG d. Foto toraks e. Analisis cairan serebrospinalis f. Biakan darah dan uji serologi g. Urinalisis
Pengobatan
Malaria tanpa komplikasi P. Falciparum : - Lini 1 : artesunat + amodiakuin + primakuin Dosis: diberikan selama tiga hari Hari I: Artesunate: 4 tablet + Amodiakuin 4 tablet + Primakin 3 tablet Hari II: Artesunate: 4 tablet + Amodiakuin 4 tablet Hari III: Artesunate: 4 tablet + Amodiakuin 4 tablet Atau : dyhidroartemisinin + piperaquin + primakuin khusus papua
Dosis : DHA : 2-4 mg/KgBB, PPQ : 18 32mg/KgBB, primakuin: 0,75mg/KgBB. - Lini 2 : Kina + doksisiklin atau tetrasiklin + primakuin P. Vivax dan P. ovale : - Lini 1 : artesunat + amodiakuin atau dyhidroartemisinin Piperaquin(DPQ) - Lini 2 Vivax : kina + primakuin P.Malariae : - ACT 1x/ hari selama 3 hr. Malaria Mix ( Vivax & Falciparum ): - ACT 3hr + primakuin hari I : 0,75mg/Kg dilanjutkan Primakuin 0,25mg/ kg selama 2-14 hr
Malaria dengan Komplikasi Pengobatan umum Medikamentosa : - artemisin Parenteral ( artesunat IV/IM atau Artemeter IM)
Simptomatik : - demam : antipiretik - kejang : Antikonvulsan :diazepam 5 10 mg IV, max 100mg/24 jam, Fenobarbital IM 2x/hr : 100mg
Pencegahan
Personal protection : pakai kelambu, Profilaksis : doksisiklin 2mg/KgBB, 1hari sblm pergi ke daerah endemik setiap hari, max 12 mggu
DBD
Definisi
Etiologi
Cara Penularan
Epidemiologi
Patomekanisme DBD
Virus yang masuk viremia
Pengaktifan komplement (kompleks virus antibodi
Agregasi trombosit, sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit, trombositopeni dan koagulopati
Permeabilitasi dinding PD
Kebocoran plasma
Perdarahan masif
Gejala Klinik
Pemfis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium Trombositopeni ( 100.000/mm) Hemokonsentrasi ( Ht Akut Konv/Ht Konv 20% )
Penatalaksanaan
Penggantian cairan
Pencegahan
3M+ Fogging/pengasapan Menggunakan ikan pemakan jentik nyamuk Memberikan bubuk abate pada tempattempat penampungan air
Demam Tifoid
Definisi
Etiologi
Cara penularan
EPIDEMIOLOGI
Indonesia umur 3-19 th (endemis) Angka kejadian Penyediaan A.S Asia Masalah Kesehatan air bersih 150 %o 900%o di neg sedang Sanitasi berkembang lingk Higiene Manusia(natural.R) penularan: Salm Typhi - air - debu - mkn Luar Tubuh es pakaian - transpl
- kotoran kering
Usus:
(berkemb biak)
- mati - hidup didalam) duktus thorasikus Plaques peyeri SISTEMIK BAKTEREMIA PERTAMA ( 24 72 JAM) tanpa gejala/asimtomatik
Makrofag ( bakteri
Lanj PATOGENESIS: S.R. tinja - sum2 tulg - limpa SISTEMIK - hati BAKTEREMIA SEKUNDER (bbrp hr/mgg) dg gejala inflamasi bakteri berkemb biak usus
Gejala klinik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Demam lebih dari seminggu Lidah tifoid Bradikardi Splenomegaly Hepatomegaly Meteroismus perut kembung Gangguan kesadaran
Pengobatan
Komplikasi
Perdarahan usus (minggu ke 3) Perforasi usus (minggu ke 3) Renjatan septik (minggu ke 2) Pneumonia ISK Ensefalopati Meningitis Miokarditis
Prognosis
Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh, jumlah dan virulensi Salmonella serta cepat dan tepatnya pengobatan
Pencegahan