You are on page 1of 33

BAB I TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN MANAJEMEN Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people). Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan, pengorgnisasian, penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya. Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989). Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan serta mengawasi sumber sumber yang ada, baik sumber daya

maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat. Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Proses Manajemen Keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai suatu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara professional. B. KAMAR OPERASI 1. Pengertian Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). 2. Bagian kamar operasi Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area : a. Area bebas terbatas (unrestricted area) Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi. b. Area semi ketat (semi restricted area) Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas topi, masker, baju dan celana operasi. c. Area ketat/terbatas (restricted area). Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap dan melaksanakan prosedur aseptic.

3. Alur pasien, petugas dan peralatan a. Alur Pasien y y Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda.

b. Alur Petugas y Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

c. Alur Peralatan y Pintu keluar masuknya peralatan bersih dan kotor berbeda.

4. Persyaratan Kamar operasi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Letak Letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit berdekatan dengan unit gawat darurat (IRD), ICU dan unit radiology. b. Bentuk dan Ukuran 1) Bentuk y Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langitlangit berbentuk lengkung, warna tidak mencolok. y Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah dibersihkan dan menampung debu. 2) Ukuran kamar operasi y y Minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2 ) Khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56 m2 )

c. Sistem Ventilasi y Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control dan penyaringan udara dengan menggunaKan filter. Idealnya

menggunakan sentral AC. y Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda.

d. Suhu dan Kelembaban. y y Suhu ruangan antara 190 220 C. Kelembaban 55 %

e. Sistem Penerangan y Lampu Operasi Menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan panas, cahaya terang, tidak menyilaukan dan arah sinar mudah diatur posisinya. y Lampu Penerangan Menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan. f. Peralatan 1) Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi harus beroda dan mudah dibersihkan. 2) Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya harus menempel pada alat tersebut agar mudah dibaca. 3) Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan elektroda untuk memusatkan arus listrik mencegah bahaya gas anestesi.

g. Sistem Instaalsi Gas Medis Pipa (out let) dan konektor N2 O dan oksigen, dibedakan warnanya, dan dijamin tidak bocor serta dilengkapi dengan system

pembuangan/penghisap udara untuk mencegah penimbunan gas anestesi. h. Pintu 1) Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda. 2) Pintu masuk dan keluar petugas tersendiri 3) Setiap pintu menggunakan door closer (bila memungkinkan) 4) Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan kamar tanpa membuka pintu. i. Pembagian Area 1) Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area ketat. 2) Ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan kepada perawat kamar operasi. j. Air Bersih Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Tidak berwarna, berbau dan berasa. 2) Tidak mengandung kuman pathogen. 3) Tidak mengandung zat kimia. 4) Tidak mengandung zat beracun.

5. Pembersihan kamar operasi Pemeliharaan kamar operasi merupakan proses pembersihan ruang beserta alat-alat standar yang ada dikamar operasi. Dilakukan teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien serta mempertahankan sterilitas. Cara pembersihan kamar operasi ada 3 macam : a. Cara pembersihan rutin/harian b. Cara pembersihan mingguan c. Cara pembersihan sewaktu. 6. Penanganan limbah Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi, tergantung jenis limbah dengan prinsip, limbah padat ditangani terpisah dengan limbah cair : a. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan desinfektan yang selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan limbah cair rumah sakit. b. Limbah pada/anggota tubuh ditempatlkan dalam kantong/tempat tertutup yang selanjutnya dibakar atau dikubur dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan. c. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada tempat yang tertutup serta tidak mudah bertebaran dan selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah sakit.

d. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan tidak mudah bocor serta diberi label warna merahuntuk dimusnahkan. C. Planning, Organizing, Actuating, Controling 1. Planning Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang berisikan apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan dan dimana akan dilaksanakannya (Marquis, 2000). Perercanaan dimaksudkan untuk untuk menyusun suatu perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan kebijaksanaan, dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan. Unit perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan pelayanan rumah sakit. Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama rencana strategi rumah sakit dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata dan ancaman eksternal yang harus diantisipasi. Kerangka perencanaan yang matang sangat membantu dalam upaya melakukan perbaikan atau improvisasi, apabila dalam perjalanan kegiatan usaha keluaran yang tidak diharapkan. Dengan demikian

perencanaan dapat dikoreksi tanpa kehilangan waktu dan efisiensi. Kerangka perencanaan terdiri dari: a) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah mencapai visi. b) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi c) Tujuan, berisikan tujuan yang ingin dicapai. d) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai tujuan. e) Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan. f) Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal yang

menyimpang. Model perencanaan meliputi: a) Reactive planning, yaitu tak ada perencanaan, manajer langsung melakukan tindakan begitu menemukan masalah. Perubahan yang terjadi terjadi tidak pasti karena dipengaruhi oleh masalah dan kondis yang ada. b) Inactive planning, yaitu perencanaan sudah dibuat sejalan dengan masalah yang muncul (telah ada bayangan atau perencanaan) tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan sejalan dengan perkembangan masalah. c) Proactive planning, yaitu penyusunsn perencanaan dengan

mengetahui rencana ke depan pencapaian target yang sudah pasti (sudah jelas dan tidak berubah). Ciri dari perencanaan ini adalah tnjuan yang akan dicapai jelas, terdapat pembatasan waktu perencan

dan belangsung terdapat indikator pencapaian target, risiko dan ketidakpastian jelas. d) Proactive planning, yaitu pembuatan perencanaan dengan

memperhatikan masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Masa lalu digunakan sebagai pengalaman untuk menyusun perencanaan

sekarang dan masa depan, masa sekarang sebagai pelaksanaan perencanaan, dan masa depan merupakan perencanaan yang disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan perencanaan masa lalu dan sekarang. Perencanaan berdasarkan periode meliputi: a) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam minggu atau bulan). b) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun). c) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang). Tugas kepala ruang dalam perencanaan meliputi: a) Menyusun rencana kerja kepala unit. b) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang yang bersangkutan. c) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi Jumlah maupun kualifikasi di ruang rawat, koordinasi dengan instalasi 2. Organizing Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis struktur formal paling sederhana dan tertua. Dalam organisasi dengan ukuran tertentu, struktur kepemimpinan merupakan jenis yang besar kemungkinan untuk

berkembang melalui proses evolusioner karena dengan peningkatan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dan jumlah pekerja yang

mengerjakannya ada kecenderungan untuk membagi pekerjaan ke dalam tugas khusus dan untuk mengatur pekerja yang terikat dalam tugas yang sama ke dalam kelompok yang jelas menurut definisi pekerja yang logis. Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan

melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab dan mekanisme pertanggungjawaban masing-masing kegiatan.

Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pengorganisasian dan kepala ruang adalah (Nursalam, 2002). a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan. b) Merumuskan tujuan metode penugasan c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas. d) Membuat rentang kendala kepala unit membawahi 2 ketua tim dan ketua tim membawahi 2-3 perawat. e) Mengatur dan mengendalikan logistik unit. f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek g) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat kepada ketua tim. h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi kllien. i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya. j) Identifikasi masalah dan cara penanganan.

Pengorganisasian Pelaksanaan Asuhan Perawatan Hoffart dan Woods (1996) mendefinisikan Mode Praktek

Keperawatan Profesional (MPKP) sebagai suatu sistem (struktur, proses, nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pernberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk mendukung pemberian asuhan keperawatan. MPKP terdiri dari elemen sub sistem antara lain: a) Nilai-nilai profesional (inti MPKP). b) Pendekatan manajemen. c) Metode pemberian asuhan keperawatan. d) Hubungan professional. e) Sistem kompensasi dan penghargaan. Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori mengenai metode asuhan keperawatan. Menurut Gitles (1989) metode asuhan keperawatan terdiri dari metode kasus, metode fungsional, metode tim dan metode primer. Metode kasus (Total Care Method) Metode ini merupakan metode tertua (tahun 1880) dimana seorang klien dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu

perawat dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti di ruang rawat intensif. Kelebihan dari metode ini adalah: a) Sederhana dan langsung. b) Garis pertanggungjawaban jelas. c) Kebutuhan klien cepat terpenuhi. d) perencanaan tugas. Kekurangan dari metode ini adalah: a) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggungjawab. b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempuryai kemampuan dasar yang sama. c) Tak dapat di.akukan oleh perawat baru atau kurang pengalaman. d) Mahal, perawat prcfesional termasuk melakukan tugas non professional Metode fungsional Metode ini dilakukan pada kelompok besar klien. Pelayanan keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan oleh perawat yang berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas. Misalnya fungsi menyuntik membagi obat, perawa luka. Metode ini merupakan manajemen klasik yang menekankan pada efisiensi, pembagian tugas, yang jelas dan pengawasan yang lebih mudah. Semua prosedur ditentukan untuk dipakai sebagai standar. Perawat senior menyibukkan diri

dengan tugas manajerialnya sedangkan asuhan keperawatan klien diserahkan kepada perawat junior. Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat karena asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien terfragmentasi menurut tugas atau perasat yang dilakukan. Cara kerja yang diawasi membosankan perawat karena berorientasi pada tugas dan sistem ini baik dan berguna untuk situasi dimana rumah sakit kekurangan tenaga perawat, namun disisi lain asuhan ini tidak profesional dan tidak berdasar pada masalah klien. Keuntungan dari metode ini adalah: a) Lebih sedikit membutuhkan perawat. b) Efisien. c) Tugas mudah dijelaskan dan diberikan. d) Para staff mudah menyesuaikan dengan tugas. e) Tugas cepat selesai. Kerugian dari metode ini adalah: a) Tidak efektif Fragmentasi pelayanan

b) Membosankan c) Komunikasi minimal

d) Tidak holistic, e) f) Tidak professional Tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat

Metode tim Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

sekelompok klien. Ketua tim bertanggung jawab membuat perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan untuk semua klien yang ada di bawah tanggung jawab timnya. Anggota tim melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien sesuai perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim. Tujuan perawatan ini, adalah memberikan asuhan Keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan sejumlah staff yang tersedia. Keuntungan dari metode ini adalah: a) Memberikan kepuasan bagi perawat dan klien.

b) Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara optimal. c) Komprehensif dan holistic.

d) Produktif, kerjasama. komunikasi dan moral. Kerugian dari metode ini adalah: a) Tidak efektif bila pengaturan tidak baik.

b) Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi. c) Membingungkan bila komposisi tim sering diubah. kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non

d) Banyak

professional Metode primer Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam suatu pelayanan dengan semua staf keperawatan yang profesional. Pada

metode ini setiap perawat primer memberikan tanggung jawab penuh secara menyeluruh, terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan mulai dari pasien masuksampai keluar dari rumah sakit, mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ditandai dengan adanva keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, mengimplementasikan dan

mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Penanggung jawab dilaksanakan oleh perawat primer (primary nurse/PN). Setiap PN merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab terhadap klien selama 24 jam dari klien masuk sampai dengan pulang. Terdapat kontinuitas asuhan keperawatan yang bersifat komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam satu grup PN mempunyai beberapa AN dan perawatan dilanjutkan oleh AN. Kelebihan dari model primer ini adalah model ini bersifat kontinyu dan kompemensif dalam melakukan proses keperawatan kepada klien dan perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap perawatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.

Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya dapat dilaksanakar oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai dengan kriteria asertif, mampu mengatur diri sendiri, kemampuan pengambilan keputusan yang tepat, penguasaan klinik, akuntabel dan mampu bekomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai disiplin. Metode Modifikasi Tim Primer Pada metode ini menggunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Penetapan sistem metode primer modifikasi ini didasarkan pada beberapa alasan: a) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena sebagai PN harus mempunyai latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau yang setara. b) Keperawatan group tidak digunakan secara murni karena tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim. c) Melalui kombinasi kerja model tersebut diharapkan komunitas asuhan koperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada PN. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam menentukan model yang akan dipakai yaitu: . a) Ketersediaan jenjang pendidikan ketenagaan. b) Kasus yang dihadapi. c) Ketersediaan fasilitasdan sarana. d) Ketersediaan dana (Nuryandari, 2003)

Uraian Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab dari Penanggung Jawat Ruang PN dan AN Berdasarkan struktur organisasi dan uraian jabatan keperawatan RSUD Dr Moewardi Surakarta 2011 adalah sebagai berikut: Tugas kepala Ruang di instalasi rawat inap Keperawatan yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM): a) Melaksanakan fungsi perencanaan : 1) Merencanakan jumlah, jenis dan mutu tenaga perawatan serta tenaga lainnya sesuai kebutuhan instalasi rawat inap, yang berada di bawah tanggung jawabnya. 2) Merencanakan jumlah dan jenis peralatan yang diperlukan sebagai penunjang tercapainya pelayanan di instalasi rawat inap yang berada di wilayah tanggung jawabnya. 3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang akan

diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien. b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan dengan cara: 1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di instalasi rawat inap yang berada di wilayah tanggung jawabnya. 2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lainnya di instalasi rawat inap yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku (bulanan, mingguan, harian dll)

3) Memberikan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lainnya yang akan bekerja di instalasi rawat inap yang menjadi tanggung jawabnya 4) Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan untuk melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai ketentuan standar asuhan keperawatan 5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di instalasi rawat inap. 6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lainnya yang berada di wilayah tanggung jawabnya. 7) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah. 8) Mengenal jenis dan kegunaan barang/perawatan serta

mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien di instalasi rawat inap agar tercapai pelayanan optimal. 9) Menyusun permintaan kebutuhan rutin alat, obat dan bahan yang diperlukan di instalasi rawat inap. 10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan perawatan agar selalu dalam keadaan siap pakai. 11) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi dalam unit kerjanya.

12) Memberikan program orientasi terhadap pasien dan keluarganya yang meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib instalasi rawat inap, keadaan ruang rawat, fasilitas yang ada dan penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan. 13) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk memeriksa pasien dan rencana program pengobatan serta menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya. 14) Mengklasifisikan/mengelompokkan pasien di ruang gawat menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan perawat memudahkan perawatan. 15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat untuk mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya. 16) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindung selama pelaksanaan pelayanan berlangsung. 17) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien dalam batas wewenangnya. 18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindung selama pelaksanaan pelayanan berlangsung. 19) Mempertahankan dan meningkatkan system pencatatan dan

pelaporan tentang perkembangan pasien dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Hal ini sangat penting untuk tindakan perawatan selanjutnya.

20) Mengadakan kerjasama dan memelihara hubungan baik dengan kepala ruang rawat lainnya, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala SMF di rumah sakit. 21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga member ketenangan. 22) Memotivasi tenaga penunjang atau tenaga non keperawatan, dalam mempersiapkan serta memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya 23) Memeriksa dan meneliti pengisian formulir sensus harian di instalasi rawat inap secara tepat dan benar 24) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan, berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa dan meneliti ulang pada saat penyajiannya sesuai dengan dietnya. 25) Memelihara buku register dan berkas cacatan medik. 26) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan serta kegiatan lain di instalasi rawat inap, selanjutnya menyampaikan kepada kepala instalasi rawat inap melalui koordinatornya. c) Melaksanakan fungsi pengawasan, penendalian dan penilaian dengan cara 1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan pelayanan keperawatan yang telah ditentukan.

2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan. 3) Mengawasi peserta didik dari institusi pendidikan untuk memperoleh pengalaman belajar, sesuai program pendidikan khususnya yang memerlukan rumah sakit sebagai lahan praktek. 4) Memberikan penilaian dan mencantumkannya ke dalam daftar usulan penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai (DP3), bagi pelaksana

keperawatan dan tenaga lain di instalasi rawat inap yang berada di wilayah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan (kenaikan pangkat/golongan dan melanjutkan sekolah). 5) Mengawagasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan

keperawatan serta obat-obatan, secara efektif dan efisien. 6) Mengawasi pelaksanaan system pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan keperawatan serta mendokumentasikan kegiatan lainnya di ruangan. Tanggungjawab Kepala Ruang Dalam melaksanakan tugasnya Karu bertanggung jawab kepada Kepala Instalasi Perawatan/Kepala Instalasi terhadap : a) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan. b) Kebenaran keperawatan c) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan. d) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru. dan ketepatan program pengembangan pelayanan

e) Kebenaran dan ketepatan protap/SOP pelayanan keperawatan. f) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala peiaksanaan pelayanan keperawatan, g) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat. h) Kebenaran dan ketepatan peiaksanaan program bimbingan

siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan. Wewenang Kepala Ruang 1. Mengatur tenaga keperawatan yang ada di ruangan 2. Mengatur peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan. 3. Membina tenaga keperawatan yang ada di ruangan. 4. Melaporkan kejadian-kejadian penting yang terjadi selama pelaksanaan tugas. Tugas PN yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM): a) Bersama kepala ruang/ketua grup lain mengadakan serah terima tugas pada setiap pergantian tugas. b) Membagi pasien kepada anggota kelompok c) Melaksanakan asuhan keperawatan d) Melakukan pengkajian awal terhadap pasien baru e) Membuat diagnosis keperawatan f) Membuat rencana keperawatan g) Melaksanakan tindakan keperwatan

h) Melaksanakan evaluasi i) Mendampingi dokter pada waktu visite dokter j) Menyiapkan peralatan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan k) Menilai hasil pekerjaan anggota kelompok l) Menciptakan kerjasama yang harmonis m) Membuat laporan pasien n) Mengikuti ronde keperawatan bersama dengan kepala ruang rawat dan koordinator perawat o) Melakukan orientasi terhadap pasien baru. p) Mengikuti kegiatan ilmiah. Tanggung jawab PN: Secara administratif dan fungsional dan bertanggung jawab kepada Kepala Ruang. 1) Kebenaran data-data klien dalam proses keperawatan. 2) Kebenaran kajian data keperawatan. 3) Kebenaran diagnosis. 4) Kebenaran rencana tindakan keperawatan 5) Kebenaran layanan asuhan keperawatan. 6) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tindakan keperawatan. 7) Kebenaran evaluasi. 8) Kebenaran kesimpulan. 9) Kebenaran dan ketetopan pcndidikan kesehatanpada pasien. 10) Pemenuhan kebutuhan kssehatan pasien dennan kolaborasi tim .

11) Kebenaran dan kelengkapan isian dokumen asuhan keperawatan. 12) Kebenaran bimbingan dan arahan kepada anggota tim primer keperawatan dan siswa/mahasiswa. 13) Kebenaran dan kelengkapan laporan dan dokumen asuhan keperawatan. Wewenang PN a) Mengatur tenaga keperwatan yang menjadi tanggungjawabnya b) Mengatur peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan asuhan

keperawatan di ruangan c) Membina tenaga keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya d) Melaporkan kejadian-kejadian penting yang terjadi selama pelaksaan tugas. Tugas AN yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian asuhan

keperawatan dengan Metode Primer Modifikasi (MPM): a. Melaksanakan serah terima kepada petugas pengganti secara lisan maupun secara tertulis, pada saat pergantian dinas sesuai waktunya yang berlaku b. Menerima klien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. c. Mempersiapkan lingkungannya. d. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai e. Melaksanakan program orientasi kepada klien tentang ruang dan memelihara kebersihan ruang rawat dan

rawat/lingkungannya, peraturatan/ tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari.

f. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik (therapeutic relationship) dengan klien dan keluarganya. g. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan klien sesuai batas

kemampuannya dengan cara: 1. Mengamati kegiatan klien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental, keluhan utama ). 2. Melaksanakan anamnesa sesuai batas kemampuannya. h. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan pedomannya. i. Memberi pelayanan keperawatan dasar kepada klien sesuai dengan batas kemampuannya, dengan cara 1. Memberikan rasa aman kepada klien, yang meliputi mencegah terjadinya bahaya kecelakaan, luka, komplikasi dan sebagainya. 2. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan dokter. 3. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien dan keluarganya mengenai penyakitnya. j. Membantu merujuk klien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu, untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi. k. Melakukan pertolongan pertama kepada klien dalam keadaan darurat secara tepat dan benatnyr sesuai kebutuhan serta prosedur tetap (protap) yang berlaku. Selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter ruang rawat/dokter penanggung jawab ruangan.

l.

Melakukan

evaluasi

tindakan

keperawatan

sesuai

dengan

batas

keperawatannya. m. Membantu dan menilai kondisi klien. Selanjutnya melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil pemantaua tersebut, sesuai batas

kemampuannya. n. Membantu petugas lain dalam memelihara lingkungan yang sehat. o. Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan anggota tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analis, pekarya kasehatan, pekarya rumah tangga). p. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan lain dalam membahas kasus dan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan. q. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal dinas. r. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antar pasien dan keluarga, sehingga tercipta ketenangan. s. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang/ kepala Bidang Pelayanan Keperawatan. t. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang keperawatan, antara lain: melalui pertemuan ilmiah dan penataran. u. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta system informasi rumah sakit yang dapat dipercaya (akurat).

v. Melakukan perawatan klien yang dalam keadaan sakaratul maut dan merawat jenazah sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. w. Menyiapkan klien yang akan pulang, meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) 6) Surat ijin pulang. Surat keterangan sakit. Petunjuk diit. Resep obat untuk di rumah, jika diperlukan. Surat rujukan atau pemeriksaan ulang. Surat keterangan lunas pembayaran, dll.

x. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarganya sesuai dengan kebutuhan klien mengenai: 1) 2) 3) Diit Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaanya. Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah sakit, puskesmas, atau institusi pelayanan kesehatan lain. 4) Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan bergizi, atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan ekonomi. y. Membimbing mahasiswa praktek klinik keperawatan. z. Memegang teguh rahasia jabatan. aa. Mengantar klien yang akan pulang sampai pintu keluar ruang rawat. Tanggung jawab AN: a. Kelengkapan peralatan kesehatan/keperawatan, alat habis pakai dan obatobatan.

b. Kelengkapan formulir rekam asuhan keperawatan dan rekam medik. c. Kebenaran hasil asuhan keperawatan. d. Ketepatan jadwal dinas. Wewenang AN : a. Memeriksa kelengkapan peralatan ruang rawat, bahan dan obat habis pakai. b. Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas. c. Membuat asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan. 3, Actuating Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerakan semua kegiatan yang telah dirumuskan dalam fungsi perencanaan. Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di Rumah Sakit tugas penanggung jawab unitan/kepala unitan sebagai penggerak dan pelaksanaan (P2) terdiri dari: a. Mengatur dan mengkoordinaikan seluruh kegiatan pelayanan di unit rawat melalui kerjasama dengan petugas lain yang bertugas di unit rawatnya. b. Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga lain yang akan kerja di unit rawat. d. Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan unit rawatnya sebagai lahan praktek.

e. Memberi orientasi kepada klien/keluarganya, meliputi : penjelaan tentang peraturan RS , tata tertib unit rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari hari. f. Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan dan petugas lain yang bertugas di unit rawatnya. g. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktuwaktu dengan staf

keperawatan dan petugas lain yang bertugas di unit rawatnya. h. Memberikan kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk mengikuti kegiatan ilmiah/pemataran dengan koordinasi kepala instalasi/kepala bidang keperawatan. i. Mengupayakn pengadaan peralatan dan obatobatan sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijaksanaan RS. j. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu dalam keadaan siap pakai. k. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter, khususnya bila ada perubahan program pengobatan klien. l. Mengelompokkan klien dan mengatur penempatannya di unit rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan. m. Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar, hal ini penting untuk tindakan kerperawatan.

n. Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan lingkungan di unit rawat. o. Meneliti pengisian formilir sensus harian klien di unit rawat. p. Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan klien berdasarkan macam dan jenis makan klien, q. Meneliti/memerilsa ulang pada saat penyajian makanan klien sesuai dengan program dietnya. r. Menyiapkan berkas catatan medic klien dalam masa perawatan di unit rawatnya dan selanjutnya mengembalikan berkas tersebut ke bagian medical record bila klien pulang / keluar dari unit rawat tersebut. s. Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya di unit rawat, disampaikan kepada atasannya. t. Membimbing siswa/mahasiswa keperawatan yang menggunakan unit rawatnya sebagai lahan praktek. u. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada klien/keluarga sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya v. Melakukan serah terima klien dan lainlain pada saat pergantian dinas 4, Controling Pengawasan adalah membandingkan hasil kinerja dengan standard an mengambil tindakan korektif bila kinerja yang didapat tidak sesuai dengan standar. Pengawasan melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan pada klien.

Fungsi pengawasan mencakup 4 unsur , yaitu : a) Penetapan standar pelaksanaan b) Penentuan ukuran ukuran pelaksanaan c) Pengukuran pelaksanaan nyata dibnadingkan dengan standar yang ditetapkan d) Pengambilan tindakan koreksi Melalui Supervisi : a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki atau mengawasi kelemahankelemahan yang ada saat itu juga. b) Pengawasan tidak langsung yaitu : mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), pelaksanaan tugas. c) Evaluasi : Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim. d) Audit kepeawatan : Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS, tugas kepala unit sebagai mendengar laporan ketua tim tentang

controlling/pengawasan, pengendalian dan penilaian(P3) meliputi : (1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.

(2) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah ditentukan. (3) Melakuka penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya. (4) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan

e4naga keperawatan peralatan dan obat obatan. (5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim pengendalian mutu asuhan keperawatan. Untuk keperluan mengevaluasi hasil kerja diperlukan terlebih dahulu persiapan : y Standard operation procedur y Standard/pedoman diagnosis dan terapi y Indikator penilaian penampilan Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir dari proses manajemen. Ada 3 macam pengawasan yaitu : 1. Pengendalian pendahuluan yaitu : pengendalian ini dipusatkan pada permasalahan pencegahan timbulnya penyompangan

penyimpangan dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan keperawatan baik sumber daya, SDM, bahan/alat maupun dana. 2. Concurent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan berlangsung guna memastikan sasaran tercapai.

3. Feedback control, pengendalian ini untuk mengontrol terhadap hasil dari pekerjaan yang telah diselesaikan, jik ada penyimpangan akan merupakan pelajaran untuk aktifitas yang sama di masa yang akan datang.

You might also like