You are on page 1of 23

Asuhan Keperawatan Pada Anak R dengan BRONCHOPNEMONIA

oleh Supriyadi Subekti

Pengertian
Bronchopnemonia : penyakit inflamasi pada paru dg ciri2 adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli (Axton & Fugate,1993) Bronchopnemonia : Peradangan alveoli atau parenkim paru Tjd pada anak (Sylvia A. Price, 2004 )

 Bronchopnemonia :
Inflamasi parenkim paru yang terjadi pada ujung akhir bronchiolus tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya Insiden tertinggi pada usia bayi. Secara klinis penyakit ini dapat sebagai
 penyakit primer atau  komplikasi penyakit lain (Donna L. Wong).

Etiologi
Virus influensa Virus synsitical respiratorik Adenovirus Rhinovirus Rubeola Varicella Pneumococcus Streptococcus Staphilococcus Alergi Kimiawi ( aspirasi susu, isi lambung )

WOC
 

Etiologi
Bakteri : Pneumococcus,stapilococcus Virus : adenovirus, rhinovirus, varicella

Inhalasi ( droplet a/ airbone infection ) Proses peradangan di Alveoli Kongesti ( 4-12 jam I ) 4Endotoxin / inflamation

Hepatisasi merah ( 48 jam )


Preoptic area of hypothalamus sputum Demam jln napas tdk efektif Hepatisasi kelabu < ist & tidur

batuk
Anoreksia

kebut. nutrisi <

demam

Jln napas tdk efektif sesak

Hepatisasi kelabu ( 3- 8 hr ) 3Vol. Cairan & anoreksia Elektrolit < kebut. Nutrisi <

Resolusi/normal (7 11 hr)

G3 Tumbang

Komplikasi
Atelektasis  Hypoxia  Gangguan asam basa 

Penatalaksanaan
Pengobatan supportif Pemberian Oksigen dengan humidifire Terapi cairan oral dan parenteral Istirahat Antibiotik

I. Pengkajian
A. Pengumpulan data
1. Biodata :
a. Umur : b. Pekerjaan : c. Alamat

2. Keluhan Utama : sesak

3. Rx. Penyakit Sekarang : (P) Klien merasa sesak setelah sering terserang flue, alergi dan tertelan susu atau sisa makanan, (Q) sesak yg makanan, dirasakan spt tersumbat dahak disertai tersumbat batuk bersekret dan demam kadang warna kebiruan, (S) napasnya cepat (R) disaluran pernapasan (T) terjadi terjadi setiap waktu, kemudian dibawa ke RS waktu, diberi O2 dan infus

4. Rx px Masa Lalu Klien pernah menderita px alergi, Ispa berulang, tersedak sisa makanan atau susu 5. Rx Keluarga ada angt klg yg menderita px yg sama 6. Aspek Psikososial
Kaji faktor stress, latihan, kebiasaan a/ rutinitas, perawatan sebelumnya

7. Pola kebiasaan sehari2


a. Nutrisi klien mengalami q nafsu makan / anoreksia akibat sesak dan batuk yang berulang, berulang, sebah, mual kadang muntah akibat o HCl b. Kebersihan diri tdk mampu melaksanakan kebersihan diri krn sesak dan lemah fisik, sehingga tidak mampu ke kamar mandi atau membersihkan sendiri

c. Pola aktifitas klien kesulitan melakukan aktf sehari2 (makan, bermain belajar atau kegiatan yg lainnya), lainnya), krn mengalami sesak d. Pola istirahat tidur Kebutuhan istrh maupun tidur mengalami G3 krn sesak atau batuk berulang

8. Pemeriksaan Fisik
a. KU :
 Tampak gelisah

b. Kesadaran : CM s/d somnolen c. TTV :


    Suhu o RR o Nadi cepat dan lemah Tensi normal atau menurun

d. Px Sistemik (sesuai data fokus)


1) Kepala 2) Mata 3) Hidung :
      Napas cuping hidung, hidung, Sering beringus ( (Nasal disharge) atau Sekret Tachypnea / napas cepat dahak warna kuning kehijauan Batuk produktif krn proses inflamasi / peradangan Mukosa kering

4) Mulut & tenggorokan :

6) Dada dan Thorak


a) Inspeksi :
     Dyspnea Menggunakan otot bantu pernapasan Tampak retraksi interkosta Vokal fremitus meningkat Redup

b) Palpasi c) Perkusi d) Auskultasi


a) Ronkhi b) Suara napas (melemah)

7) Integumen
Kaji tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, membran mukosa, intake cairan, ubun2 dan penurunan BB)
   Diaphorosis (Berkeringat) (Berkeringat) Nampak sionosis Terasa hangat

7)Px. Penunjang 7)Px.


a)Lab. Darah : a)Lab.
 Leukositosis  DL  Sputum

b)Rongent : mnunjukkan infiltrasi melebar b)Rongent

Diagnosa Keperawatan
1.Ketidakefektifan jalan nafas b/d sekresi mukus 2.Kurangnya vol cairan b/d demam, tachypnea 3.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d intake inadekuat 4.Gangguan rasa nyaman nyeri b/d batuk berulang 5.Gangguan pemenuhan istirahat tidur b/d batuk berulang 6.Resiko gangguan tumbuh kembang b/d nutrisi kurang dari kebutuhan

Intervensi Keperawatan
Ketidakefektifan jalan nafas b/d peningkatan sekresi mukus debris dan edema saluran nafas Tujuan : Jalan napas menjadi baik dan efektif ditandai dengan tidak sukar dalam bernafas, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, suara nafas vesikuler, anak memperlihatkan kepatenan jalan nafas. Intervensi : 1.Monitoring pola pernafasan setiap 2-4 jam : kedalaman , irama, penggunaan obat bantu pernafasan, pergerakan cuping hidung dan adanya batuk R/ pernafasan cepat dan dangkal merupakan tanda kegawatan yang mungkin disebabkan penyumbatan sekret pada jalan nafas 2.Auskultasi suara nafas tiap 2 4 jam R/ Ronchi dan wheezing menandakan akumulasi sekret pada jalan nafas 3.Berikan Oksigen dan humidifire R/ membantu pemenuhan suplay oksigen dan kelembaban jalan nafas 4.Lakukan nebulezer, terapi dada dan section (B/P) R/ Melembabkan saluran nafas dan mencegah akumulasi sekret pada paru 5.Kolaborasi pemberian bronchodilator dan ekspektoran R/ Membantu kepatenan jalan nafas dan pengenceran lendir

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d intake inadekuat inadekuat Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria : intake adekuat , reflek telan baik, BB sesuai usia. Intervensi : 1. Kaji kemampuan klien dalam pemenuhan nutrisi : reflek telan, bising usus R/ reflek telan yang buruk resiko terjadinya aspirasi 2. Lakukan oral hygiene R/ Kebersihan mulut meningkatkan nafsu makan pasien 3. Monitor BB tiap hari R/ Observasi jumlah intake yang masuk mengindikasikan status nutrisi pasien 4. Observasi jumlah intake R/ jumlah intake yang masuk mengindikasikan pemenuhan k ebutuhan nutrisi pasien 5. Kolaborasi pemberian penambah nafsu makan / pemasangan sonde B/p R/ pemeberian vitamin untuk meningkatkan nafsu makan pemasangan sonde membantu pemenuhan nutrisi pasien dan menghindari aspirasi

Gangguan pemenuhan istirahat tidur b/d batuk berulang Tujuan : Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi sesuai usia Intervensi : 1.Ciptakan lingkungan yang tenang , nyaman , hindari tindakan perawatan pada jam tidur pasien R/ ketenangan suasana meminimalisasi rangasangan bagi pasien 2. Berikan posisi ekstensi pada pasien R/ Ekstensi membantu ekspansi dada lebih optimal sehingga pola nafas efektif 3. Kolaborasi pemberian sedatif R/ Meminimalkan reflek batuk

..THANK YOU .
Syukron

.TERIMAKASIH..

You might also like