You are on page 1of 4

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Tonsilektomi merupakan suatu pembedahan yang dilakukan untuk mengatasi peradangan pada tonsil. 1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bakteremia dapat terjadi pada penderita yang menjalani tonsilektomi? 2. Bagaimana mekanisme terjadinya endokarditis setelah terjadi bakteremia?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui bagaimana proses terjadinya bakteremia setelah dilakukannya tonsilektomi 2. Mengetahui bagaimana proses yang diawali bakteremia menjadi endokarditis

BAB II Pembahasan

Tonsila palatina adalah struktur berpasangan yang terletak di dinding lateral oropharyngx. Secara umum, tonsil tetap terbatas pada oropharyng, namun mereka dapat membesar ke titik di mana mereka merambah ke daerah nasopharyngx atau, lebih umum lagi, bagian inferior tonsila tersebut memanjang ke daerah hipopharyngx Tonsila berada di dalam fossa antara (musculus palatoglossus) anterior dan posterior pilar tonsil (musculus palatopharyngeus) yang dapat dilihat melalui tes fisik.Tonsil memiliki kapsul yang melekat pada pernukaan bagian dalam pada fasia yang melapisi otot faring. Otot ini adalah konstriktor superior yang kemun gkinan dilakukan tonsilektomi dan diyakini bertanggung jawab bagi sebagian besar rasa sakit pasca operasi yang terkait dengan prosedur ini. Persarafan untuk tonsila dilayani terutama oleh saraf glossopharingeus.Tonsil kaya akan suplai darah, dengan beberapa cabang dari artei carotid external memasok darah ke wilayah tersebut. Tonsil kurang akan limfatik aferen dan sebagai konsekuensinya tidak dapat berfungsi sebagai kelenjar getah bening. Secara histology, amandel memiliki 10 sampai 30 kripta yang dilapisi dengan epitel pipih pengolah antigen khusus. Antigen yang terhirup dan tertelan akan dideteksi oletendeth tonsil. Amaldel bertindak sebagai radar imunologi dan sebagai tempat presentasi antigen.Untaian jugular and deep cervical lymphnodes adalah sumber dominan untuk penyaluran limfatik untuk tonsil, mengakibatkan kecenderungan untuk infeksi tonsil yang menyebabkan cervical adenitis

Faringotonsilitis akut Gejala sakit tenggorokan, disfagia, dan demam, bersamaan dengan limfadenopati di daerah leher. Gejala biasanya mendadak pada awalnya dan dapat termasuk mual, muntah, sakit kepala, dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik seringkali akan menemukan tonsil yang mengalami eritematosa dan terjadi inflammasi, dan mungkin telah terjadi eksudat.

Diperkirakan sekitar 50% dari kasus faringotonsilitis akut disebabkan oleh virus. Patogen umum termasuk rhinovirus, Eptein-Barr, adenovirus, parainfluenza, influenza tipe A dan B dan lain lain. Sekitar 15% sampai 20% kasus, Bakteri patogen utama adalah dari genus streptococcus secara
umum namun patogen lain, seperti Nisseria gonorrhoeae, juga dapat menebabkan faringitis Indikasi untuk tonsilektomi Meskipun kasus faringotonsilitis umumnya diterima sebagai indikasi yang tepat untuk tonsilektomi, tidak ada consensus yang menyatakan bahwa hal tersebut akan memberikan keuntungan jika dilakukan pada anak-anak

Tiga mekanisme atau jalur yang menghubungi infeksi oral untuk efek sistemik sekunder. Hal ini merupakan penyebaran metastatik dari infeksi pada rongga mulut sebagai akibat dari bakteremia, kerusakan metastatik dari efek peredaran toksin dari mikroba rongga mulut dan peradangan metastatik yang disebabkan oleh kerusakan sistem imun oleh mikroorganisme rongga mulut Infeksi metastatik Seperti yang dibahas sebelumnya infeksi rongga mulut dapat menyebabkan bakteremia, Mikroorganisme yang mendapatkan pintu masuk ke darah dan beredar ke seluruh tubuh biasanya dieliminasi oleh sistem retikuloendotelial dalam beberapa menit (bakteremia transien) dan sebagai pengatur agar tidak berlanjut ke gejala klinis lain selain yang mungkin terjadi seperti sedikit peningkatan suhu tubuh. Namun, Mikroorgansme yang telah tersebar menemukan kondisi yang cocok, mereka, mereka dapat menetap pada tempat tertentu dan setelah selang beberapa waktu, mulai berkembang biak Kerusakan metastatik Beberapa bakteri gram positif dan gram negative memiliki kemampuan untuk memproduksi eksotoksin yang meliputi enzim sitolitik dan toksin dimer dengan subunit A dan B. Eksotoksin memiliki efek farmakologis spesifik dan dianggao

sebagai racun yang paling kuat dan mematikan yang pernah diketahui. Sebaliknya endotoksin merupakan bagian dari membrane luar yang dilepaskan setelah kematian sel. Komposisi endotoksin adalah lipopolisakarida yang ketika diperkenalkan kepada host ,akan menimbulkan berbagai manifestasi patologis. Endoktoksin dikeluarkan secara terus menerus oleh bakteri periodontal gram negatif selama pertumbuhan in vivo Peradangan metastatik Antigen yang larut dapat memasuki aliran darah, kemudian bereaksi dengan antibody spesifik yang beredar dalam tubuh dan membentuk kompleks makromolekul. Imunokompleks ini dapat menimbulkan berbagai reaksi inflammasi akut dan kronis di lokasi pengendapan Penyakit Kardivaskuler Penyakit kardiovaskuler seperti aterosklerosis, endokarditis dan infark miokardium terjadi sebagai akibat dari serangkaian kompleks faktor genetik dan lingkungan. Faktor-faktor genetik meliputi usia, metabolism, lemak, obesitas, hipertensi. diabetes,peningkatan kadar fibrinogen, dan trombosit spesifik antigen Zwb(P1A2)polimorfisme. Faktor risiko lingkungan melingkupi status sosial ekonomi, stress olahraga, diet, obat antiinflammasi nonsteroid, merokok dan infeksi kronis. Faktor risiko klasik penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, hiperkolesterolemia dan merokok Endokarditis Endokarditis adalah infeksi bakteri pada katup jantung atau endothelium jantung. Hal ini terjadi ketika bakteri yang berada di dalam aliran darah menyangkut pada katup jantung yang abnormal atau jaringan jantung yang rusak. Endokarditis jarang terjadi pada orang dengan jantung yang normal. Namun pada orang yang memiliki cacat tertentu pada jantung yang sudah ada sebelumnya berada pada risiko untuk terjadi endokarditis ketika terjadi bakteremia. Endokarditis adalah penyakit sistemik serius dan fatal yang sering dikaitkan penyakit gigi dan mulut

You might also like