You are on page 1of 14

Perjanjian Yang tidak Bernama. 1.

Sewa Beli ( Huurkoop ) Tid k diatur didalam BW, timbul karena kebutuhan di dalam praktek. Dalam praktek ada masalah, yaitu bagaimana caranya memberikan jalan keluar apabila pihak penjual banyak rnenghadapi permintaan barang yang djualnya, akan tetapi calon pembeli tersebut tidak mampu rnembayar dengan sekaligus tunai. Disini penjual bersedia menerima pembayaran dari pembeli dengan pembayaran secara angsuran, tetapi penjual memerlukan jaminan bahwa barang yang dijualnya tersebut sebelum harganya dibayar lunas tidak akan djual oleh pembelinya. Jadi sebelum harganya dibayar lunas tidak akan dijual oleh pembeli, maka pembeli tadi menjadi penyewa lebih dulu dari barang yang dibelinya tadi, karena ia seorang penyewa maka ia tidak menjual, menggadaikan., mengalihkan kepada pihak lain, jadi angsuran yang dibayar oleh pembeli merupakan uang sewa dari barang tadi, dan kalau angsuran sudah dilunasi oleh pembeli maka pembeli menjadi pemilik. (untuk barang-barang bergerak tidak perlu ada penyerahan lagi, karena barang-barangnya sudah dikuasai oleh pembeli) Resiko: Jika terjadi sesuatu terhadap barang yang sudah dikuasai oleh pebeli sebagai penyewa, maka resiko ada di pihak pembeli karena ialah yang harus bertanggung jawab memelihara dan sebagainya. Bentuk yang hampir sama dengan sewa beli adalah jual beli secara angsuran. Hanya terdapat perbedaan yaitu dalam sewa beli pemilikan baru beralih jika harga barang telah dibayar lunas ( etelah pembayaran angsuran terakhir ) sedangkan pada jual beli secara angsuran/cicilan, pemilikan atas barang sudah beralih ketika barang diserahkan kepada pembeli walaupun harga belum dibayar lunas,sisa harga yang belum dibayar adalah merupakan utang pembeli kepada penjual, jadi pada waktu pembeli menerima barang ia sudah menjadi pemilik, maka ia dapat menjual barang tadi kepada pihak ke III. 2. Sewa Guna Usaha ( Leasing ). Sewa guna usana disebut juga sewa guna saja, leasing diatur dalam SKB Men. Keu, Men.Perindustrian dan Men. Perdagangan yaitu keputusan nomor 122/MI/IV/2/1974 tanggal 7 Februari 1974, jadi Indonesia mulai mengenal leasing sejak 7 Februari 1974 tetapi sampai sekarang belum ada Undang-undangnya, padahal dalam praktek leasing itu rnenjadi makanan sehari-hari. Menurut pasal 1 SKB tersebut leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan. Landasan hukum Leasing di Indonesia adalah: - SKB.No.122/MK/IV/2/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang Perizinan usaha leasing. - SK.Men.Keu no.Kep.649/MK/IV/5/1974 tgl.6 Mei 1974 tentang Perizinan usaha leasing. - SK.Men.Keu no. Kep. 650/MK/IV/5/1974 tgl. 6 Mei 1974. Tentang Penegasan ketentuan Pajak penjualan dan besarnya bea meterai terhadap usaha leasing. - Surat edaran Dit.Jen, Moneter no. Pen 307/DJM/III.1/7/1974 tgl. 8 Juli 1974.

tentang : - Tata cara perizinan. - Pembatasan usaha. - Pembukuan. - Tingkat suku bunga. - Perpajakan. - Pengawasan dan pembinaan. - Surat Dit.Jen. Pajak no. D.15.4/II/S/34-3/1976 tgl. 23 Desember tentang ketentuan PPS dan PBDR. Definisi: dari SKB no.122 yaitu setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk dgunakan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak opsi bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal tersebut atau memperpanjang jangka waktu leasing - berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Dari definisi tersebut di atas kita melihat segi ekonominya yaitu dari perkataan kegiatan pembiayaan namun dengan memperhatikan aspek hukumnya yaitu dengan adanya hak opsi dan memperpanjang jangka waktu. Jadi kita tidak perlu ragu bahwa leasing adalah suatu perjanjian. Apabila kita telah menerima leasing sebagai suatu perjanjian sekalipun leasing itu tidak diatur dalam suatu undang undang maka kita melakukan leasing dalam suatu lalu lintas hukum, yaitu: 1. Peraturan-peraturan yang disebutkan tadi sebagai landasan hukumnya. 2. Disamping itu kita juga memberlakukan ketentuan-ketentuan yang berkaku tentang perikatan di buku ke III BW, karena ia adalah merupakan perjanjian. Jadi terhadap leasing berlaku kebebasan berkontrak yang diatur dalam pasal 1338 BW semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi pihak yang membuatnya/ para pihak. Sah artinya tidak ada penipuan, tidak ada kekhilafan dan tidak ada paksaan. Jadi leasing itu sebenarnya datang darimana? Dari negara - negara Anglo Saxon oleh karena itu tak dikenal didalam BW. Sekarang negara kita meriggunakan BW yang dari Belanda,, bagaimana dengan di Belanda? Belanda yang sistemnya Eropa kontinental sudah menerima leasing jadi kita juga belajar untuk menerimanya. Untuk mengetahui suatu perjanjian itu leasing atau bukan maka kita harus mengetahui ciri ciri leasing tu, Ciri-ciri Leasing adalah : 1. Leasing adalah cara pembiayaan. 2. Ada suatu jangka waktu tertentu untuk leasing tadi, jangka waktu ini dihubungkan dengan nilai ekonomi tadi. 3. Pemilikan dari barang yang di leasing tadi ada pada perusahaan leasing (lessor). 4. Obyek dari leasing adalah barang-barang yang dipergunakan untuk usaha. Jadi suatu perjanjan dapat dikatakan leasing bila mempunyai cirri-ciri tersebut.

Tetapi didalam praktek terdapat bermacam-macam bentuk dan variasi leasing. Macam-macam bentuk perjanjian leasing: 1. Financial leasing Cirri-cirinya a. Harus kegiatan pembiayaan. b. Tujuan utama dan perusahaan yang bergerak dibidang leasing adalah : untuk memperoleh kembali biaya yang telah dikeluarkannya untuk barang-barang atau benda yang dileasing tadi, tentu saja dengan maksud mendapat keuntungan. c. Untuk mencapai tujuan tadi perusahaan leasing- tersebut mengusahakan memperoleh hak milik atas barang yang dileasing tadi, kemudian perusahaan leasing tersebut menyerahkan barang tadi untuk dipakai pihak lain yang memerlukan ( Lesee ), diserahkan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan nilai ekonomis dari barang tadi. Kewajiban lessee: Membayar harga barang dan bunga ditambah bunga sesuai dengan jangka waktu. d. Lessee tidak berhak mengakhiri perjanjian leasingnya sebelum ia melunasi angsurannya. e. Lessee membukukan barang yang dileasing tersebut sebagai aktivanya. f. Pada financial leasing pada saat berakhirnya jangka waktu yang dijanjikan lesse mengembalikan barang yang dileasing kepada lessor, kecuali lesse mempergunakan hak opsinya. Hak opsi dalam finacial leasing adalah harga yang sangat rendah, kalau membeli si lesse diberi harga yang rendah sekali. Motivasi orang memilih financial leasing 1. Lessee ingin mendapatkan pembiayan untuk menambah peralatan perusahaannya tanpa terlihat adanya tambahan jumlah utang pada neraca perusahaannya, sehingga perusahaannya tadi dapat memenuhi persyaratan debt equity rationya. 2. Mengharapkan keringanan pajak, yaitu semua ongkos-ongkos untuk leasing ditulis sebagai ongkos-ongkos perusahaan. 2. Operational leasing. Bentuknya adalah pemberian jasa, dimana lessor membeli suatu barang bergerak untuk kemudia barang tadi diserahkan dan dipergunakan oleh leassee untuk jangka waktu tertentu - yaitu jangka waktu yang lebih pendek dari pada masa guna ekonomi barang tadi, sedangkan leassee berkewajiban untuk membayar ongkos berkala berupa uang pada lessor. - pada operational leasing, risiko ekonomi dari barang yang dileasing tadi dipikul oleh lessor, oleh karena itu leassee dapat mengakhiri perjanjian leasing tersebut setiap saat - Pada operational leasing lessor mencatatkan barangnya tadi sebagai aktivanya.

Ha1 hal tersebut diatas dapat juga disebut sebagai perbedaan antara finansial leasing dan operational leasing. Sedangkan persamaannnya adalah setelah berakhirnya perjanjian leasing, leasse wajib mengembalikan barang yang dileasing kepada lessor, kecuali leassee mepergunakan hak opsinya untuk: membeli barang tersebut. Beberapa penulis membedakan finansial leasing dan operational leasing sebagai berikut: 1. Financial leasing adalah suatu perjanjian pembiayaan dimana leassee meminta kepada lessor untuk membiayai pengadaan barang yang dibutuhkannya, sedangkan pada opertional leasing yang diutamakan adalah perjanjian pemberian jasa. 2. Paa finaicial leasing risiko ekonomi atas obyek perjanjian ditanggung oleh leassee sedangkan pada operational leasing risiko atas barang ditanggung oleh lessor. 3. Pada financial leasing risiko bagi lessor hanya berkaitan dengan keadaan keuangan dan kemampuan membayar dari leassee sedangkan pada operational leasing risikonya bagi lessor adalah hilangnya atau rusaknya barang yang dileasing. 4. Pada financial leasing jangka waktunya sama dengan masa guna ekonomi dari barang tadi, sedangkan pada operational leasing jangka waktunya lebih pendek dari masa guna ekonomi barang yang dileasing tersebut. 5. Pada saat berakhirnya leasing, leassee mempunyai hak opsi terhadap barang yang dileasing tersebut untuk membeli dengan harga yang relatif rendah ( pada financial leasing ) sedangkan pada operational leasing harganya relatif tinggi. 6. Pada financial leasing tidak dapat mengakhiri perjanjian sebelum jangka waktu yang diperjanjikan berakhir, sedangkan pada operational leasing jangka waktu itu dapat diakhiri sewaktu-waktu. 7. Pada operational leasing lessor memberikan jasa-jasa di bidang penggunaan pengopersian, pemeliharaan dan perbaikan, sedangkan pada financial leasing hal-hal tersebut tidak ada. 3. Sales lease back. Pada sales lease back ini perusahaan leasing (lessor ) membeli barang dari leasse untuk kemudan barang tadi dileasing kembali kepada leasse. Mengapa demikian? 1. Karena untuk menambah modal bagi lessee jadi asetnya dijual. 2. Tetapi. leassee masih butuh dengan asset yang dijualnya tersebut jadi ia meleasingnya kembali. Maka dengan sales lease back perusahaan memperoleh modal lalu peralatan yang dlbutuhkan juga masih dapat dipakainya. 4. Leverage lease. Leverage lease ini sebenarnya bukan merupakan variasi dari bentuk leasing akan tetapi merupakan suatu cara pembiayaan yang ditempuh/ diterapkan oleh suatu perusahaan leasing dimana lessor tidak menggunakan dananya sendiri untuk membiaya barang yang hendak dileasing, akan tetapi lessor meminjam dana yang diperlukan itu dari pihak lain (kreditur). Dalam hal ini apabila kreditur meminta jamian, maka sebagai

jaminannya adalah barang yang dilease atau dengan cessie tagihan lessor pada leassee. 5. Syndicate leasing. didalam praktek sering terjadi beberapa perusahaan leasing bersama-sama membiayai penyediaan barang-barang yang dileasing untuk kemudian secara bersama-sama pula rneleasingkan barang-barang tadi kepada leassee. Hal ini disebabkan karena harga barangnya sangat mahal, jadi tidak dapat dibayar sendiri. Untuk yang nomor 5 ini terdapat 2 perjanjian yaitu 1. Perjanjian antara lessor dan leassee yaitu memilih variasi 1 s/d 4 tersebut di atas. 2. Perjanjian antara lessor dan lessor lainnya yaitu mengatur mengenai jaminan-jaminan yaitu: - bagaimana pebagian hasil leasing. - kelalaian membayar. - cidera janji. - eksekusi - preference nya siapa. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam leasing: Siapakah yang dapat menjadi subyek leasing. Obyek dari lesing tersebut. Jangka waktu daripada leasing 4. Cara pembayaran, yaitu dengan melihat nilai ekonomi benda yang dileasing tersebut, biasanya dinilai oleh appraisal. 5. Pemeliharaannya. 6. Kewajiban untuk mengasuransikannya. 7. Hak opsi yaitu kapan dan berapa harus dibayar. Penjelasannya 1. Subyek leasing yaitu lembaga-lembaga keuangan yang memperoleh izin dari menteri keuangan dan lembaga lembaga itu yang bukan lembaga keuangan seperti persero terbatas - penyetoran modal pertamanya harus Rp.50 juta dan dalam jangka waktu relatif singkat harus ditingkatkan menjadi Rp.100 juta dan tentunya mendapat izin dari Men.Keu. Sampai tanggal 1 Mei 1982 Rp.50 Juta tetapi sesudahnya menjadi Rp.300 juta. 2. Obyek leasing, harus ada perincian diterangkan secara detail misalnya jenisnya apa, jumlahnya berapa, lokasinya dimana dan sebagainya. 3. Jangka waktu leasing : masa berlakunya dari barang tadi harus ditanyakan kepada perusahaan appraisal, jadi harus sama dengan masa guna barang tadi. Anjak piutang/Factori. Pengertian anjak piutang adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu atau perusahaan untuk membeli piutang baik dalam bentuk account receivable ataupun promessery notes atas dasar suatu tingkat discount tertentu dari penjual. Proses terjadinya factoring adalah (untuk ACC receivable)

1. Penjual menjual barang secara kedit kepada pembeli untuk jangka waktu yang pendek atau menengah. 2. Penjual meminta persetujuan dari pembeli bahwa piutangnya atau tagihannya tadi dialihkan kepada perusahaan factoring. 3. pembeli memberikan persetujuan kepada penjual untuk mengalihkan piutang tadi kepada perusahaan factoring. 4. Penjual meneruskan data mengenai piutangnya kepada perusahaan factoring. 5. Penjual dan perusahaan factoring membuat perjanjian mengenai peralihan piutang tadi. 6. Perusaahan factoring membayar uang penjualan piutang tadi kepada penjual dengan suatu tingkat discount tertentu. 7. Pembeli membayar utangnya kepada perusahaan factoring sebelum jatuh tempo. Jadi factoring ini pada prinsipnya adalah jual beli piutang (peralihan piutang). mekanisme factoring yang dilakukan dengan pembelian promessery notes 1. penjual menjual barang secara kredit kepada pembeli. 2. Pembeli mengeluarkan promessery notes kepada penjual. 3. penjual mengalihkan promesserry notes tersebut dengan cara mengendos kepada perusahaan factoring. 4. Perusahaan factoring membayar promessery notes tadi kepada penjual dengan harga yang sudah didiscount. 5. Perusahaan factoring menyerahkan promessery notes tadi kepada bank yang ditunjuk oleh pembeli. 6. Bank membayar promessory notes tadi kepada perusahaan factoring setelah jatuh tempo. Manfaat daripada factoring adalah merupakan salah satu sumber pembiayaan, karena:

-1. kegiatan factoring tidak mensyaratkan pembayaran dimuka atau tidak mensyaratkan anda harus mempunyai deposito. -2. Penjual piutang memperoleh tambahan dana. -3. Usaha factoring tidak memerlukan jaminan. Macam-macam lembaga pembiayaan antara lain : -bank Lembaga non bank leasing. .* kartu credit. modal ventura. hal ini berarti banyak dana dimasyarakat yang tidak tertampung oleh bank sehingga banyak timbul lembaga pembiayaan. Mengapa Kita membutuhkan dana? 1. karena penguasa moneter mengontrol uang yang beredar dalam masyarakat sehingga likwiditas menjadi sangat penting.

2. Persaingan diantara para produsen barang yang sama, sehingga produsen memasarkan barangnya tidak saja melalul promosi tetapi juga dengan cara memberikan kredit, sehingga tidak mempunyai cash sehingga perlu perusahaan factoring untuk mendapatkan dana. 3. kebutuhan masyarakat tidak terbatas sedangkan kemampuan membayar terbatas sehingga pembayaran yang tadinya harus tunai dapat dilakukan dengan kredit. Jasa factoring sebenarnya sudah lama dikenal di Indonesia, - contohnya pemerintah sendiri sudah melaksanakan usaha factoring yaitu melalui Badan Urusan Piutang Negara (BUPN ). Usaha Factoring diatur dalam keppres no.61 tahun 1988 tanggal 20 desember 1988 tentang Lembaga Pembiayaan, dan keputusan Menkeu no. 1251/KMK.013/1988 tgl. 20 desember 1988, tentang ketentuan dan cara cara pelaksanaan lembaga pembiayaan. Tambahan untuk Leasing. Persamaan leasing dan sewa menyewa 1. Maing masing terdiri dan 2 pihak yaitu pada leasing ada lessor dan lessee, dan pada sewa senyewa ada yang menyewakan dan ada yang menyewa. 2. Pada saat perjanjan berakhir sama sama nempunyai hak opsi yaitu pada leasing ada pada lesee, pada sewa menyewa ada pada penyewa. 3. Sama sama mengandung unsur yang terkandung dalam pasal 154a BW yaitu pihak yang menyewakan wajib menyediakan barang bagi pihak yang menyewa untuk dapat dinikmati kegunaannya oleh penyewa, penyewa membayar imbalan jasa kepada pihak yang menyewakan biasanya berupa uang, 4. Mengembalikan barang yang disewa/dileasing pada saat berakhirnya angka waktu yang diperjanjikan 5. Apabila jangka waktu leasing maupun sewa menyewa selesai dapat diperpanjang untuk masa berikutnya, o. ana sama menggunakan barang yang bukan miliknya. 7. Sama sama perjanjian yang konsensual, . Sama sama wajib memelihara barang yang dinikmati tadi. Persamaan tersebut diatas adalahh persamaan Finansial leasing dan sewa menyewa. Perbedaan finansial leasing dan sewa menyewa Financial leasing: 1. Merupakan kegiatan pembiayaan. 2. Lessor adalah badan penyedia dana dan pemilik dari barang yang leasing. 3. Obyeknya alat-alat produksi 4. Rlsiko yang terjadi atas barang yang dilingdungi ditanggung oleh lessee. 5, Imbalan jasanya berupa pembayaran berkala termasuk juga keuntungannya 6. Jangka waktu ditentukan dari nilai ekonomis barangnya. 7. Kewajiban lessee untuk memba yar jasa tetap ada walaupun barangnya musnah. 8. landasan hukum financial leasing adalah SKB no.122/Mk/IV/2/1974. 9. Barang yang dileasing dimasukkan dalam aktiva lessee. 10. Perjanjian leasing harus tertulis.

11. Berdasarkan Kep. Menkeu no. 149/MK/IV/1974 & pengumumn Dit.Jen moneter no. Peng - 307/DJM/III.1/7/1974 yang dapat melakukan usaha leasing adalah perusahaan yang telah memperoleh izin dari Menkeu. Sewa menyewa Belum tenyu merupakan kegiatan pembiayaan. 2. Yang menyewakan pada prinsipnya adalah pemilik. 3. obyeknya tidak harus alat-alat produksi. 4. resiko yang terjadi di atas barang yang disewakan pada prinsipnya ada pada hak yang menyewakan, dengan tidak membatasi para pihak penyewa apabila kerugian itu akibat dari kelalaiannya. 5. Imbalan jasa berapa uang sewa. 6. Jangka waktunya tidak ditentukan oleh nilai ekonomis barangnya. 7. Jika barang yang disewa musnah, maka: - bila akibat dari force majeur, maka penyewa tidak berkewajiban lagi untuk membayar uang sewa. - kalau karena kelalaian penyewa maka penyewa tetap harus membayar ganti rugi. . Landasan hukumnya diatur dalam 1548 B.W . 9. Barang yang disewakan tak termasuk aktiva yang meyewa 0. Perjanjian sewa menyea tidak harus tertulis. 11. Subyek tidak ditentukan setiap subyek hukum dapat menjadi penyewa atau yang menyewakan. 4. Franchise/ Franchising. Kaitan franchise mi adalah derigan licensing dan tecnical assintance, ketiganya. merupakan satu golongan dan sama sama dapat dimasukkan kedalam lembaga pembiayaan. Dimana maknanya adalah penyertaan modal. Di dalam Perseroan terbatas penyertaan modal kita kenal dengan pemilkan saham dan itu disebut merupakan bentuk yang primer. Untuk penyertaan yang primer adalah penyertaan berupa setoran uang tunai atau inbreng yang dapat berupa barang. Sedangkan penyertaan modal yang berupa franchising, licensing dari tecnical assistance disebut penyertaan modal secara informal. Jadi bentuk penyertaan modal ada : 1. Secara bentuk primer (uang dan jasa ). 2. Bentuk informal ( frinchising, licensing dan tecnical assistance ) Bentuk penyertaan modal secara informal adalah yang disetor tidak berupa uang atau barang melainkan yang diserahkan adalah penggunaan atau pemakaian hak milik secara intelektual (Intelectual property right ). Dasar penyerahannya adalah: dengan membuat perjanjian franchising, licensing atau tecnical assistance. Pemilikan dari hak milik tersebut tetap berada pada pemilik semula.

Pada Francising pemiliknya disebut Franchisor, sedangkan penerimanya disebut Franchisee dan perjanjiannya disebut franchising Bentuk franchising adalah hak untuk menggunakan suatu proses produksi, bisa berupa: 1. prosedur pengoperasian binis, misainya Dunkins Donnut dimana ditentukan misalnya bentuknva harus sama, dekorasi harus sama diseluruh dunia. 2. Namanya bisa dipakai seperti KFC, Hard Rock Cafe 3. Rahasia resepnya. Mengapa suatu perusahaan mau ikut franchise? - Supaya usahanya cepat berkembang, karena namanya sudah dikenal luas. - Lebih cepat berkembang dibandngkan dengan bentuk yang primer. - Supaya lebih mudah pinjam uang dari bank karena sudah terkenal. Macam macam bentuk penyertaan modal 1. Franchising Pada dasarnya frinchising adalah suatu metode untuk melakukan distribusi suatu hasil produksi atau jasa, didalam franchising, si penerima franchise ( franchisee ) diizinkan untuk menggunakan metode atau proses tertentu didalam pelaksanaan suatu kegiatan bisnis, dengan tidak terlepas dari pengawasan dari pihak yang memberi franchise (franchisor ). Didalam sistem franchise tadi, selain berupa izin menggunakan merk dan nama dagang tertentu termasuk pemakalan resep tertentu yang menjadi rahasla dagangnya. Yang paling menonjol adalah sistem pengoperasian bisnisnya misalnya bajunya harus sama (seragam ). Modal harus kuat, karena franchisee berada dipihak yang lemah, bisa bisa diputus sepihak oleh franchisor karena dianggap tidak memenuhi target, tetapi selain itu juga ada keuntungannya yaitu antara lain hemat biaya iklan, tidak perlu promosi lagi, juga hemat biaya penelitiannya - biaya penelitian bagaimana agar rasanya nikmat, bagi franchisee tidak perlu lagi karena resepnya sudah dari franchisornya, demikian pula franchisee mendapat pamor dari merk yang sudah terkenal tersebut. Sedangkan kerugiannya adalah: - modalnya harus kuat dan harus mengikuti kemauan dari franchisornya, misalnya dalam setahun harus menjual sekian persen dan harus membuka cabang baru dan lain lain. - Franchisee adalah pihak yang lemah terhadap franchisornya. - Franchisee sangat tergantung kepad franchisornya - Franchisee harus membayar royalty yang biasanya mahal dan makin lama makin besar. Kalau suatu perjanjian franchising dimana franchisee dianggap tidak memenuhi syarat maka perjanjian tersebut diputus dan dengan demikian maka franchisee tidak boleh lagi meneruskan usaha untuk mengoperasikan franchise tersebut. 2. Licensing.

Ciri licensing adalah suatu pemberian hak untuk menggunakan suatu infomasi dari suatu sistem atau suatu technologi termasuk disini adalah pemakaian merk, nama dagang, Copy right, hak paten rahasia dagang dengan pembayaran royalty dari licensee pada licensor. Persamaan franchising dan licensing: - adanya penggunaan atau pemakaian merk, nama dagang, rahasia dagang. - adanya pembayaran royalty. Perbedaan franchising dan licensing: - Di dalam licensing si licensee tetap dapat menjaiankan usahanya dengan meamakai identitasnya sendiri, sedangkan pada franchislng harus memakai atribut dari franchisor. 3. Tecnical assistance. Tecnical assistance bertalian dengan pemberian jasa tertentu atau pengalihan suatu pengetahuan atau informasi kepada pihak yang menerima bantuan teknik tadi. Contohnya pemberian jasa di dalam pemasangan mesin mesin - yang dibeli ( tentunya mesin-mesin yang canggih ), bimbingan latihan untuk karyawan yang menerima tecnical assistance tersebut. Tetapi di dalam pemberian bantuan tehnik penerima bantuan tidak mempunyai hak untuk memakai nama, merk, dan rahasia dagang dari pemberi bantuan tehnik tersebut, jadi hanya terbatas pada bantuan tehnik saja. Modal Ventura Jenisnya dapat berupa leasing, perdagangan effek, credit card dan sebagainya. Lembaga pembayaran antara lain - Leasing. - Factoring. - Usaha kartu credit. - modal ventura. - perdagangan saham / bursa effek. - pembiayaan konsumen. Jadi modal ventura adalah merupakan salah satu sumbr pembiayaan bisnis. Pada zaman dahulu pembiayaan bisnis dilakukan dengan uang sendiri atau pinjam dari bank. Tetapi sekarang sudah banyak lembaga pembiayaan kini tinggal memilih saja mau yang mana. Menurut masyarakat lembaga pembiayaan harus ditingkatkan karena era globalisasi , tehnik-tehnik sudah masuk semua. Siapakah yang menjadi lembaga pembiayaan ? Dasar hukumnya: 1. diatur dalam Kep. Pres RI no.61/1988 tgl. 20 desember 1998 dimana disebutkan siapa yang menjadi lembaga pembiayaan. 2. Kep. Men Keu RI no1251 tgl. 20 desember 98 disebutkan mengena perusahaan ventura, yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu dengan kegiatan yang meliputi

a. suatu penemuan baru. b. Pengembangan perusahaan yang mengalami kesulitan dana. c. membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan d. membantu perusahan yang berada dalam keadaan mundur Financial, pemasaran dan pengawasan operasionalnya 3. Biasanya usaha-usaha yang dilakukan oleh modal ventura adalah bersifat terobosan baru yang mempunyai resiko tinggi. 4. Perusahaan modal ventura memiliki disiplin investasi jangka panjang biasanya antara 3 s/d 10 tahun, sesudah waktu itu lalu perusahaan modal ventura tadi menarik diri dari dengan menjual saham-sahamnya. 5. Perusahaan modal ventura biasanya bukan hanya menangani perusahaan kecil dan menengah tetapi juga perusahaan yang berskala besar. 6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan modal ventura bukan bunga atas modal yang ditanamkan melainkan dari apresiasi nilai saham dan dividen. 7. Biasanya dana pembiayaan bukan hanya dari satu perusahaan saja, melainkan dari himpunan investor ( dapat perorangan atau perusahaan ) dan lembaga dana pensiun. Contoh peruahaan modal ventur.t di ir1iune:ia adih PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia. Kendala kendala usaha modal ventura di Indonesia: 1 . ditinjau dari budaya bisnis di indonesia skalanya kecil dan menengah yaitu bisnis keluarga, dalam bisnis semaca ini segala keputusan tergantung dari para pendiri dan tertutup untuk pihak luar, maka tidak mungkin bisa menerima masukan dari luar, karena itu bisnis keluarga seperti ini tidak mau menerima perusahaan modal ventura. 2. Ditinjau dari ilmu pengetahuan dan technologi. Di negara-negara maju perusahaan modal ventura sangat maju karena sesuai dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya , sedangkan di Indonesia iptek masih ketinggalan, hal ini menyebabkan perusahaan modal ventura tidak dapat mengambil peranan. 3. Ditinjau dari keterampilan manajemennya. Di Indonesia ketrampilan manajemennya masih sangat kurang dan bersifat bisnis keluarga yang tertutup, sehingga untuk berkembang di Indonesia perusahaan modal ventura harus aktif. Kalau ada perusahaan modal ventura berarti ada perusahaan mitra, jadi selalu ada :perusahaan mitra bisnis. Menurut surat keputusan MenKeu no 1251 /KMK .013/1988 penyertaan modal dalam setiap perusahaan mitra bisnis bersifat sementara dan tidak boleh lebih dari jangka waktu 10 tahun, ini berarti perusahaan modal ventura harus menyiapkan diri untuk pengunduran diri, caranya adalah: 1. Dengan menjual saham pada pasar modal. 2. Dengan menjual saham secara langsung kepada perorangan atau perusahaan atau melalui pengambilalihan usaha management perusahaannya. 3. Menjual sahamnya kepada perusahaan mitra bisnisnya tersebut. Pengunduran diri ini/penarikan kembali penyertaan modal tadi ( divestasi ).

5. konsorsium. Biasanya terdapat didalam perjanjian kredit, didalam perjanjian kredit yang biasa pihak pihaknya adalah debitur kreditur dan pemberi jaminan. Bila kredit berupa konsorsium , maka seorang debitur memohon fasilitas kredir yang sangat besar, oleh karena itu kalau krediturnya hanya satu tidak mampu, maka kreditur tersebut menghimpun kreditur-kreditur lainnya, sehari-hari .dikenai dengan nama Syndicate ( kumpulan ). Jadi dalam konsorsium krediturnya lebih dari satu lalu salah satu daripada kreditur tersebut bertindak sebagai agent. Pekerjaan agen: 1. Ia sebagai tata usaha mengenai semua dokumen dari debitur, 2. Agent tadi menetapkan pengikatannya ( mengenai akta perjanjian kreditnya, kapan ditandatanganinya dsbnya ) 3. Agent menyimpan semua surat/dokumen ( seperti akta jual beli, sertifikat ) mengenai jaminan. 4. Mengasuransikan barang jaminan tadi. 5. Menerima laporan dari debitur secara berkala. 6. Menagih semua biaya yang harus dibayar oleh debitur, ini misalnya : komitmen fee, management fee, agency fee. Kalau debitur lalai bagaimana ? kalau perjanjian diakhiri maka bank-bank/kreditur tadi melalui agent berhak untuk meminta haknya selaku kreditur untuk memperoleh pengembailan utang dengan jalan melaksanakan hak haknya kepada debitur dan harta kekayaan debitur berdasarkan dokumen jaminan. Untuk melaksanakan hak hak tadi para kreditur menunjuk dan memberi kuasa kepada agent, sehubungan dengan hal tadi maka didalam perjanjian kreditnya disebutkan mengenai jaminan, penguatan ,penagihan. 6. Pengikatan jaminan secara pari pasu. Dokumen dokumen yang untuk menjamin seluruh hak hak dari kreditur, dan kreditur kedudukannya adalah sama, jadi pembagiannya secara proporsional dari utang yang diserahkan kepada debitur, jadi dalam hal ini perjanjian kreditnya satu, tetapi krediturnya lebih dari satu. 7. Custodian. : Menurut pasal 1 Kep.Menkeu no.154/KMK.013/1990 disebut dengan nama Tempat penitipan harta , didalam keputusan tadi kustodian didefinisikan sebagai berikut custodion adalah suatu perusahaan yang menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. Siapakah yang dapat menjadi custodian? adalah bank dan lemba ga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan ketentuan: untuk penitipan tadi harus dibuat administrasi yang terpisah dari kegiatan lainnya, dan harta penitipan/ yang dititipkan tadi tetap menjadi milik yang melakukan penitipan. Custodian tadi berkewajiaban untuk menjaga keamanan

dan mengadministrasikan dengan baik harta yang dititipkan tersebut. Pada umumnya harta yang dititipkan berupa surat surat berharga seperti effek effek yang dijual dipasar modal, karena hubungannya dekat/erat dengan pasar modal maka custodian disebut lembaga penunjang pasar modal. Custodian selalu diperlukan di pasar modal, pemodal asing tidak pernah membawa surat-suratnya keluar negeri melainkan dititipkan di custodian, jadi custodian berfungsi memperlancar, mempermudah sekaligus mengamankan transaksi atas effek-effek. Dengan demikian dapat kita lihat fungsi custodian tidak hanya sebagai tempat penyimpanan/ penitipan harta melainkan juga bertindak sebagai kuasa dan agen bagi para investor yang menanamkan modalnya di bursa efek dimana custodian menangani tugas administrasinya, yaitu: - menerima surat-surat efek tadi. - menyimpan surat-surat efek tadi. - melakukan pembayaran atas pembelian efek efek tadi. Antara investor dan custodian selalu ada kontrak, dimana antara cutodian satu dengan yang lain mungkin tidak sama karena semuanya berdasarkan kontrak itu tadi. Persyaratan sebagai custodian 1. Bentuknya harus bank atau lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan. 2. Harus memperoleh persetujuan dari ketua Bapepam. Kegiatan sebagai bank dan sebagai custodian harus dipisahkan tidak boleh tumpang tindih. Khusus untuk lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanannya sudah termasuk izin sebagai. custoian, ini dapat juga disebut bedanya bank dan lembaga kliring penyelesaian penyimpanan dalam bertindak sebagai custodian. 3. Adanya pernyataan dan bank indonesia bahwa 20 bulan sebelumnya bank tadi dinyatakan sehat, 4 bulan selebihnya cukup sehat, jadi selama 24 bulan bank tersebut dipantau oleh bank Indonesia, laporan keuangan dari bank tadi telah diperiksa oleh akuntan publik. Kedudukan harta dalam custodian tadi adalah harta yang dititipkan tidak menjadi milik dari custodian dan tidak menjadi bagian dari harta custodian. Pengeluaran harta dari custodian atas permintaan tertulis dari pemilik atau pihak yang secara sah mewakilinya. Kwajiban-kewajiban custodian 1 . Memberin ganti rugi terhadap harta yang hilang atau rusak akibat kelalaian custodian. 2. Memberiikan ganti rugi terhadap hilangnya keuntungan atau pendapatan yang berkaitan dengan harta yang disimpan. 3. Meuberikan ganti rugi terhadap keterlambatan penyerahan harta tadi. 4. Menjaga harta yang dititipkan sebaik-baiknya, biasanya disimpan di dalam safety box/deposit box. 5. Pemberikan salinan catatan atas semua harta yang disimpannya, salinan tadi diperlukan custodian agar tidak terjadi kekeliruan. Kontrak antara penitipan barang dan custodian harus dibuat notariel. Kegiatan custodian wajib diperiksa oleh akuntan, hasil pemeriksaan akuntan dilaporkan kepada ketua Bapepam dan juga kepada perusahaan efek dimana custodian menegang efek-efeknya lalu kepada bursa efek dan tentunya kepada inventor yang menitipkan

efeknya pada custodian tersebut. Custodian tidak boleh memutuskan kontrak yang telah ditandatangani kecuali investor mengalihkan kontrak penitipan hartanya kepada custodian lainnya.

You might also like