You are on page 1of 4

PENDIDIKANLIFESKILLs (PendidikanKecakapanHidup)

1. PENDAHULUAN
Seiringdenganperubahandandinamikamasyarakatyangterusbergerakmenuju arus globalisasi, problem dan tantangan yangharus dihadapi semakinrumit dan kompleks, termasuk bidang pendidikan. Harus diakui, bahwa pendidikan melalui sekolah,bukansatusatunyaalternatifdalammengatasipersoalanpengangguran dankemiskinan.Realitasyangada,menunjukkanbanyaklulusansekolahhariini, belum dan tidak tertampung dengan lapangan kerja yangada. Jumlah angkatan kerja cenderung bertambah, sementara daya tampung relatif terbatas. Kesenjanganinitidakpernahusai,danmelekatsebagairealitassosial. Berdasarkan data BPS Agustus 2009 jumlah penganggur terbuka tercatat sebanyak 8,96 juta orang (7,87%) dari total angkatan kerja sekitar 113,83 juta orangdarijumlah8,96jutaorangtersebut,sebagianbesarpenganggurberadadi perdesaan. Ini artinya beban perdesaan menjadi penyanggah jumlah terbesar angkatankerja,dengandayadukungkwalifikasiSDMyangrendah. Mengacu data BPS Februari 2009 apabila dilihat dari latar belakang pendidikan parapenganggurmenunjukkan: SDkebawah :27,09% SMP :22,62% SMA :25,29% SMK :15,37% DiplomadanSarjana :9,63% Suatu jumlah yang fantantis dan sangat memprihatinkan, dan apabila ditelusuri lebihjauh, dilihat dari sumber penyebab tidak tertampungnya dalam dunia kerja, dikarenakanbanyakhalyangmempengaruhi,diantaranyaadalah: Keterbatasandayatampunglapangankerja, Keterbatasan SDM tidak memenuhi tuntutan kwalifikasi kerja, dengan peluangdankesempatanyangada. Jumlah angkatan kerja putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang berikutnyatidakterserapdalamduniakerja Berusahamandirikarenatidakmemilikiketrampilanyangmemadai Terjadinyapemutusanhubungankerjakarenapengaruhglobalisasi Danbanyakfaktorlainnya. Bertolak dari kenyataan tersebut, dari berbagai sisi diperlukan alternatif pemecahanyangmenyeluruh,denganberbagaipendekatan,Pemerintahmemiliki kewajiban untuk menyediakan lapangan kerja tidak dapat sendiri untuk menuntaskan persoalan tersebut, melibatkan banyak pihak menjadi pendekatan yang harus dipilih, problema angkatan kerja bukan tanggung jawab pemerintah sendiri, melainkan pihak dunia usaha menjadi bagian yang perlu dilibatkan agar memilikiperandalammengatasipengangguranini.

Melalui program PNPMMP, salah satu yang ingin diwujudkan untuk membuka ruang akses angkatan kerja perdesaan secara berkelanjutan, dengan fasilitasi pendidikan non formal dalam bentuk program pendidikan kecakapan hidup atau pendidikan life skills, dengan harapan angkatan kerja produktif perdesaan dapat meningkatkan ketrampilanteknis usaha dalam pembuatanberbagaiproduk yang dapatdihasilkandanlayakpasar,baikpasardalamskalalokalditingkatdesadan kecamatanmaupunaksespasaryanglebihluas. Untuk itulah, melalui PNPMMP mendorong masyarakat untuk terlibat aktif, dan mengambil bagian, dalam layanan pendidikan life skills yang diarahkan pada pembelajaran produktif, yang memberikan dampak terhadap peningkatan pendapatan kepada peserta belajar. Melalui Life Skills bukan mempersipakan angkatan kerja perdesaan sebagai pekerja upahan, melainkan tumbuh menjadi pribadimandirisebagaiwiraswastawanperdesaan

2. PENGERTIANLIFESKILLS(PendidikanKecakapanHidup)
Yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja, berusaha dan atauhidupmandiri. Orientasi Life Skills, membangun sikap kemandirian, untuk mendapatkan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja dan mengembangkan diri (skilled orientation).

3. MISIPENDIDIKANLIFESKILLS
Meningkatkan kualitas ketrampilan, kecakapan hidup dan profesionalitas, bagi anggota masyarakat yang membutuhkan dalam rangka meraih kesejahteraan jasmani dan rohani, dengan menerapkan prinsip belajar sepanjang hayat dan untukmeningkatkandayasaingbangsadieraglobal.

4. TUJUANPENDIDIKANLIFESKILLS
Melaksanakan programprogram pendidikan dan pelatihan yang mampu mengembangkan ketrampilan, keahlian dan kecakapan serta nilainilai keprofesian untuk mendorong produktivitas sebagai tenaga kerja yang andalataukemandirianberusaha. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengikuti program khususberbasiskompetensi,sertafasilitasipenempatankerjapadadunia usaha/industridan/atauberusahamandiri.

5. SASARANPENDIDIKANLIFESKILLS
Anggotamasyarakatusiaproduktifusia1845tahun,perempuanmaupunlaki laki,putussekolahdanbelummemilikipekerjaan,dengankriteria: Memilikikemauanuntukbelajardanbekerja Memilikikomitmenmengikutikegiatanbelajarsampaidenganselesaiyang dibuktikandengansuratpernyataankesediaankesanggupanbelajar Domisili warga masyarakat desa yang berada pada lingkup satu kecamatan

6. PENDEKATANPENDIDIKANLIFESKILLS
Pendidikanlifeskillsdengancakupanbelajaryangrelatifluas,makapendekatan dalampelaksanaannyadiawalidenganlangkahlangkahsebagaiberikut: Analisis kebutuhan (need assessment) dengan teknis mencari informasi peluang usaha/kerja yang ada sesuai dengan jenis pembelajaran yang akandilatihkan. Analisis kebutuhan (need assessment) dengan cara mengembangkan usahabarudenganmemberdayakanpotensisumberdayasekitar.

7. KAFETARIAKURIKULUMPENDIDIKANLIFESKILLS
Adalah paket pembelajaran yang disajikan secara terbatas dan terbuka sesuai dengankebutuhandanpotensisumberdayalokal,baikdalamkegiatanusahadi bidang pertanian, budidaya peternakan, perkebunan, perikanan maupun hasil produksi pertanian, indutri rumah tangga, atau jenis kegiatan yang lain, dimana peserta belajar apabila kurikulum yang disediakan tersebut kurang dapat memenuhi, dapat menambahkan, mengurangi bahkan mengubah sendiri sesuai dengankebutuhanyangdiinginkan.

8. METODOLOGIPENDIDIKANLIFESKILLS
Metodologi pembelajaran dapat dirancang dalam bentuk kegiatan yang memadukan proses belajar di kelas dan praktek di lapangan, dengan menggunakan prinsip Pembelajaran Orang Dewasa (POD) dan dilakukan secara partisipatif dengan metodemetode ceramah (30 %) sisanya adalah simulasi, praktek, diskusi kelompok, game dan field study, bahkan proses belajar dapat menggunakansistemdemplot.

9. PENGORGANISASIANPENDIDIKANLIFESKILLS
a. PengelolaPembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran dikelola oleh didukung oleh Tim Pelatih Masyarakat dan sumber daya lain yang dapat menunjang keberhasilan program. b. Fasilitator/Pelatih Fasilitator/Pelatih adalah tenaga ahli pelatihan di bidang teknis baik yang berasal dari masyarakat setempat di tingkat kecamatan, maupun dari unsur pemerintahdanswasta. c. TempatPelatihan Disesuaikan dengan daya jangkau peserta belajar, dengan prinsip mudah akses d. Waktu Pelatihan: disesuaikan dengan alokasi anggaran dirancang 5 hari efektif,denganalokasipembagianwaktu2harisesikelasdan3harilapangan, ataudibuatsebaliknya. e. Sumber Dana: berasal dari Swadaya Masyarakat dan dana DOK Pelmas maupunBLMataudiknastingkatKabupaten/kotayangdapatdiakses.

10. CONTOHPAKETPENDIDIKANLIFESKILLS

Namaprogram : PelatihandanpengembanganDemplotBudiayaJeruk
TujuanPelatihan. 1. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan tentang budidaya Jeruk keprok yangberkelanjutan 2. Mendorongpeningkatanproduksidanpendapatanpetanijeruk 3. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan dalam hal akses ke pasar dan pemodalan Materidanmetodapelatihan cakupan materi pelatihan dan pengembangan demplot budidaya jeruk dan pengembangannya,meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Analisausaha(rancanganbisnisagrobisnisjeruk) Pembibitan Pemupukan Penangananhamadanpenyakit Penangananpascapanen Distribusidanpemasaran Aplikasiteknologitepatgunauntukproduktivitasdanpascapanenbudidaya jeruk 8. Penataanlahandanpengembangandemplot 9. Pengorganisasiankelompoktani 10. Rencanakerjatindaklanjut(RKTL) 11. MonitoringkegiatanpengembanganagribisnisJeruk. Durasiwaktu Pelaksanaankegiatanadalah4(empat)hariefektif. MetodePelatihan: Menggunakan prinsip Pembelajaran Orang Dewasa (POD) dan dilakukan secara partisipatif dengan metodemetode ceramah (30 %) sisanya adalah simulasi, praktek, diskusi kelompok, game, pemutaran film, dan jika memungkinkan dilakukankunjungankelokasipetanijerukyangsukses(fieldstudy).

Kepustakaan Mewujudkanmasyarakatpembelajar(Konsep,KebijakandanImplementasi) Oleh:AceSuryadi,M.Sc.Ph.D.

You might also like