Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Ir Budiharjo
A. Pendahuluan
Pentingnya setiap lembaga pendidikan memiliki guru dan kepala sekolah yang berkualitas sudah menjadi kesadaran kita bersama. Tetapi kesadaran itu sampai saat ini belum dibarengi dengan upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Bank Dunia juga pernah melaporkan pada sekitar 12 tahun yang lalu (1999) bahwa salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan persekolahan di Indonesia adalah kurang profesionalnya para kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di tingkat lapangan, karena sebagian besar pengangkatan kepala sekolah hanya berdasarkan kepangkatan dan pengalaman kerja sebagai guru, tetapi bukan berdasarkan kemampuan manajerialnya. Hingga saat ini upaya-upaya perbaikan sistem rekrutmen
(pengangkatan) kepala sekolah masih belum dilakukan secara sungguh-sungguh. Tujuan sistem pendidikan salah satunya adalah untuk menciptakan peserta didik (lulusan) yang berkualitas, berkarakter dan berprestasi tinggi (higher student achievement), maka kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan yang bermutu tinggi adalah sesuatu yang mutlak. Kondisi tersebut sudah banyak diungkapkan oleh para peneliti maupun praktisi pendidikan dan sebagian besar hasil penelitiannya bermuara pada satu kesimpulan bahwa : TIDAK ADA SISWA YANG TIDAK DAPAT DIDIDIK, YANG ADA ADALAH GURU YANG TIDAK BERHASIL MENDIDIK, DAN TIDAK ADA GURU YANG TIDAK BERHASIL MENDIDIK, YANG ADA ADALAH KEPALA SEKOLAH YANG TIDAK MAMPU MEMBUAT GURU BERHASIL MENDIDIK (Sergiovanni, 1984). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peran kepala sekolah menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar dalam meraih tujuan pendidikan. Peran kepala sekolah ini tentunya bergantung pada kemampuan personal seorang kepala sekolah dalam mengelola sekolah dengan segala pernik dan dinamikannya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kemampuan minimal (kompetensi dasar) kepala sekolah menjadi hal pertama yang harus dipahami.
seseorang, bisa digunakan sebagai dasar untuk menentukan standar kinerja yang lebih tinggi. Atau demikian juga sebaliknya, jenis pekerjaan dengan standar kinerja yang tinggi memerlukan seseorang dengan tingkat kompetensi tertentu. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 kompetensi kepala sekolah terdiri dari 5 dimensi kompetensi, yaitu: 1. Kepribadian a) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah. b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin. c) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala sekolah/madrasah. d) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah/ madrasah. f) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan. 2. Manajerial a) Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan. b) Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan. c) Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah/ madrasah secara optimal. d) Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju organisasi pembelajar yang efektif. e) Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik. f) Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal. g) Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. h) Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/ madrasah. i) Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
j) Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional. k) Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien. l) Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/ madrasah. m) Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/ madrasah. n) Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan. o) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah. p) Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya. 3. Kewirausahaan a) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/ madrasah. b) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif. c) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. d) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi sekolah/madrasah. e) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik. 4. Supervisi a) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. b) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat. c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
5. Sosial a) Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah b) Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. c) Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Kompetensi yang dipersyaratkan dalam Permendiknas tersebut diatas, merupakan kompetensi yang wajib dimiliki oleh semua kepala sekolah di bawah naungan Depdiknas.
E. Kesimpulan
Kepala sekolah adalah tokoh sentral dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya sebuah lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh kompetensi kepala sekolahnya. Kompetensi kepala sekolah Islam mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah yang harus memiliki 5 (lima) dimensi kompetensi, yaitu: kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial dengan implementasi mengandung ciri khas Keislaman, diantaranya adalah: Kekuatan iman, ilmu dan wawasan Keislaman Ibadah dan taqarrub kepada Allah keteladanan Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan unjuk kerja kepala sekolah adalah kecakapan dalam mengelola kecerdasan emosi, diantaranya adalah kemampuan berkomunikasi
secara langsung (verbal dan non verbal) serta kemampuan menampilkan diri secara maksimal yang kemudian dapat "menular" kepada orang-orang di sekelilingnya (kesan positif).
F. Penutup
Marilah bersama-sama kita cermati peringatan Rasulullah Muhammad SAW yang berkaitan dengan kompetensi seseorang dalam mengemban amanah berikut ini. Pada suatu kesempatan dialog beliau menjawab: jika sebuah perkara telah diberikan kepada orang yang tidak semestinya (bukan ahlinya), maka tunggulah kiamat (kehancurannya)". (HR. Bukhari).
G. Daftar Pustaka
1. Aries Musnandar, 2010. Kembangkan Softskills Cetak Prestasi, Rubrik Opini, Bisnis Indonesia, edisi 14 Maret 2010. 2. Cut Zurnali, 2010. Learning Organization, Competency, Organizational Commitment, and Customer Orientation : Knowledge Worker - Kerangka Riset Manajemen Sumberdaya Manusia di Masa Depan. Unpad Press. Bandung. 3. Kathleen Trail, 2000. Taking The Lead: The Role Of The Principal in School Reform. CSRD Connections. Vol-1. No. 4. October 2000. 211 East Seventh St. Austin, Texas. 78701. 4. Kumpulan Hadist nabi Muhammad SAW, 2001. Awan s Printing. Lentera Hati. Jakarta. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007, Tanggal 17 April 2007. Standar Kepala Sekolah/Madrasah. 6. Sergiovanni, T. J, 1984. Leadership and Excellence in Schooling. Educational Leadership, 9.