You are on page 1of 11

MAKALAH SISTEM PERTAHANAN EGO D I S U S U N

OLEH: ROMA ULI.S NPM: 0908111140 DOSEN: PAK WALTER

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas MEKANISME PERTAHANAN EGO. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

MEKANISME PERTAHANAN EGO


PENGERTIAN Mekanisme pertahanan (defense mechanism) menurut Clark, 1991 (dalam Komalasari, dkk; 2011: 71) mendefinisikan sebagai gangguan ketidaksadaran dari realitas yang bertujuan untuk mengurangi efek yang menyakitkan dan konflik melalui respon yang otomatis dan sudah menjadi kebiasaan. Mekanisme pertahanan merupakan cara seseorang untuk bertahan dengan cara menciutkan dorongan-dorongan atau dengan meciutkan dorongan-dorongan (kecemasan) menjadi wujud yang lebih dapat diterima konsepsi dan tidak terlalu mengancam (dalam http://indonesiaindonesia.com/f/76497-mekanisme-pertahanan-egopsikoanalisa-sigmund-freud/). Mekanisme pertahanan ego adalah strategi psikologis yang dilakukan seseorang, sekelompok orang, atau bahkan suatu bangsa untuk berhadapan dengan kenyataan dan mempertahankan citradiri. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mekanisme pertahanan ego merupakan strategi psikologis (ego) yang bersifat spesifik dan tidak disadari untuk menghindari ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan. Sifat yang dimiliki oleh mekanisme yaitu: 1. 2. 3. Bersifat spesifik Tidak disadari Usaha untuk beradaptaasi yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dan memberikan kelegaan (relief) terhadap kecemasan Menurut Komalasari (2011: 71) mekanisme pertahanan ego memiliki dua karakteristik, yaitu: 1. 2. Menyangkal realitas Mengganti realitas

B. Proses Munculnya Mekanisme Pertahanan Ego Energi Id akan meningkat ketika ada rangsangan (impuls) sehingga menimbulkan menguasai ketegangan agar atau pengalaman secara yang tidak dalam enak dan Ego bertindak kongkrit memenuhi

rangsangan tersebut sesegera mungkin. Di sisi lain Super ego berusaha untuk menetang dan menguasai Ego agar tidak memenuhi Hasrat dari Id karena tidak sesuai dengan konsepsi Ideal. Dorongan Id yang primitif tersebut bersifat laten pada alam bawah sadar sehingga tidak akan mengendor selama tidak memiliki objek pemuas. Pada taraf-taraf tertentu dorongan ini bisa menjadi distruktif dengan penyimpangan-penyimpangan perilaku. Ego berdiri di tengah-tengah kekuatan dahsyat kebutuhan biologis dan norma. Ketika terjadi konflik di antara kekuatan-kekuatan ini, ego merasa terjepit dan terancam, serta merasa seolah-olah akan lenyap dan tidak berdaya digilas kedua kekuatan tersebut. Perasaan terjepit dan terancam ini disebut kecemasan (anxiety), sebagai tanda bagi ego bahwa sedang berada dalam bahaya dan berusaha tetap bertahan.

C.POKOK-POKOK TEORI KEPRIBADIAN FREUD Teori Freud mengenai kepribadian dapat dijelaskan dalam rangka struktur, dinamika dan perkembangan kepribadian. 1. 1. Struktur Kepribadian Das Es (Id)

Istilah yang diambil dari kata ganti untuk sesuatu atau itu. Id tidak mempunyai kontak dengan dunia nyata, tetapi selalu berupaya untuk meredam ketegangan dengan cara memuaskan hasrat-hasrat dasar. Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem original di dalam kepribadian. Id berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir, termasuk instink-instink, Id merupakan reservoir energi psikis yang menggerakkan Das Ich (ego) dan Das Ueber Ich

(super ego). Energi psikis dalam Id dapat meningkat karena adanya perangsang, baik perangsang dari luar maupun perangsang dari dalam. Apabila energi itu meningkat dapat menimbulkan ketegangan, dengan segera Id mereduksikan energi untuk menghilangkan ketegangan, pedoman ini disebut Freud dengan Prinsip Kenikmatan (pleasure priciple). Untuk mencapai kenikmatan, Id mempunyai duacara (alat proses), yaitu :

Refleks dan reaksi-reaksi otomatis, misalnya bersin, berkedip. Proses primer, misalnya orang lapar membayangkan makanan.

Seluruh energi Id dicurahkan demi satu tujuan semata yaitu mencari kesenangan tanpa peduli apakah kesenanga tersebut sesuai atau tidak untuk ditampilkan. Singkatnya, Id adalah wilayah yang primitif, kacau balau, dan tidak terjangkau oleh alam sadar. 2. Das Ich (Ego)

Ego atau saya, adalah satu-satunya wilayah pikiran yang memiliki kontak dengan realita. Aspek ini adalah aspek psikologis dari kepribadian dan timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan kenyataan (realita). Sebagi satu-satunya wilayah dari pikiran yang berhubungan dengan dunia luar (realita), maka Ego pun mengambil peran eksekutif atau pengambil keputusan dari kepribadian. Di dalam fungsinya, Ego berpegang pada prinsip kenyataan (reality priciple), yaitu Ego harus menimbang-nimbang antara sederetan tuntutan Id yang tidak masuk akan dan saling bertentangan dengan Super Ego. Jadi, Ego terus menerus berupaya untuk mengendalikan tuntutan buta dan irasional dari Id serta Super Ego dengan tuntutan realistis dari dunia luar. Terjepit oleh tiga sisi kekuatan yang saling berbeda dan berlawanan satu dengan yang lainnya, maka Ego pun memunculkan reaksi yang sudah bisa kita perkirakan yaitu cemas. Oleh karena itu, Ego menggunakkan represi dan mekanisme pertahanan diri (defense mechanism) lainnya untuk melindungi diri dari kecemasan tersebut. Menurut Freud (1933/ 1964), Ego berkembang terpisah dari Id ketika bayi belajar untuk membedakan dirinya dengan dunia luar. Sementara Id tetap tak berubah, Ego terus mengembangkan aneka strategi untuk mengontrol tuntutan-tuntutan Id akan kesenangan yang tidak realistis. Kadang-kadang Ego sanggup mengekang dorongan Id yang serba kuat dan mencari kesenangan, kadang-kadang Id gagal memegang kendali. Ego terus tarik ulur dengan dorongan-dorongan Id, tetapi Ego sebetulnya berada dalam genggaman Id yang lebih kuat tetapi tidak teratur. Ego tidak mempunyai kekuatan sendiri karena Ego meminjam energi dari Id. Sekalipun bergantung pada Id, terkadang Ego berhasil memegang kendali penuh, contohnya pada seseorang yang telah matang secara psikologis. 3. Das Ueber Ich (Super Ego)

Super ego mewakili aspek-aspek moral dan ideal dari kepribadian serta dikendalikan oleh prinsip-prinsip moralitas dan idealis yang berbeda dengan prinsip kesenangan dari Id dan prinsir realistis dari Ego. Super ego memiliki dua subsistem, suara hati dan ego ideal. Freud tidak membedakan kedua fungsi ini secara jelas, tetapi secara umum, suara hati lahir dari pengalaman-pengalaman mendapatkan hukuman atas perilaku yang tidak pantas dan mengajari kita tentang hal-hal yang sebaiknya tidak dilakukan, sedangkan ego ideal berkembang dari pengalaman mendapatkan imbalan atas perilaku yang tepat dan mengarahkan kita pada hal-halyang sebaiknya dilakukan.

D. Bentuk-Bentuk Menurut Corey (2009: 64) bentuk-bentuk mekanisme pertahanan di antaranya sebagai berikut: 1. Repression (represi) Threatening or painful thoughts and feelings are excluded from awareness (Ancaman atau pemikiran menyakitkan dan perasaan disisihkan dari kesadaran). Dengan kata lain melupakan isi kesadaran yang traumatis atau dapat Represi sesuatu (baik itu ide, insting, dari ingatan, alam dari pikiran) kesadaran semua yang bisa ke alam membangkitkan kecemasan. Represi mendorong segala sesuatu yang membangkitkan merupakan kecemasan ketidaksadaran. landasan utama/dasar mekanisme pertahanan ego. Alasannya bahwa peristiwa-peristiwa menyakitkan yang terjadi di 5/6 tahun pertama kehidupan seseorang akan dikubur (dibawa ke alam ketidaksadaran), dan peristiwa ini akan mempengaruhi tingkah laku individu kelak. Contoh: Orang yang gagal menikah mungkin akan menekan ingataningatan yang menyakitkan tentang pengalaman mengalami kegagalan dalam menjalin hubungan. 2. Denial (penyangkalan) Closing ones eyes to the existence of a threatening aspect of reality (seseorang menutup mata karena adanya aspek kenyataan yang mengancam). Dengan kata lain, penyangkalan merupakan pertahanan melawan kecemasan dengan menutup mata terhadap keberadaan kenyataan sederhana yang mengancam/yang dikatakan dengan dapat menyebabkan pertahanan pertahanan kecemasan. yang yang paling lain. Penyangkalan dapat mekanisme mekanisme

dibandingkan

Penyangkalan

mirip dengan represi, namun biasanya denial beroperasi

pada tingkat ambang sadar dan tingkat kesadaran. Contoh: kecemasan atas kematian orang yang sangat dicintai, seringnya diwujudkan dengan penyangkalan terhadap fakta kematian orang tersebut, misalnya kembali. 3. Reaction formation (formasi reaksi) Actively expressing the opposite impulse when confronted with a threatening impulse (dengan aktif menyatakan bertentangan dengan dorongan ketika dihadapkan dengan suatu dorongan yang mengancam). Dapat pula dikatakan pengembangan sikap, karakter atau sikap sadar yang sangat berbeda dengan perasaan yang sebenarnya yang telah ditekan (ditekan oleh ketentuan-ketentuan superego). Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mengganti impuls yang mengakibatkan kecemasa (anxietyproducing impulses) dan melanggar ketentuan superego dengan kesadaran dengan hal yang bertentangan. Misalnya: mengganti rasa benci dengan cinta, rasa bermusuhan dengan ekpresi persahabatan, dan lain sebagainya. Contoh: seorang kakak membenci adiknya karena adiknya adalah penyebab perceraian orang tuanya, tetapi superego tidak membenarkan, maka reaksinya adalah menyanyangi adiknya secara berlebihan (over protective) dengan membatasi pergaulannya sehingga membuat adiknya terkekang. 4. Projection (proyeksi) Mekanisme mengubah kecemasan neurotic atau moral menjadi kecemasan realistis, dengan cara melemparkan impuls-impuls internal yang mengancam dipindahkan ke obyek di luar, sehingga seolah-olah ancaman itu terproyeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri. Pengubahan ini mudah dilakukan karena sumber asli kecemasan neurotic atau moral itu adalah ketakutan terhadap hukuman dari luar. Contoh: Jojo sudah tidak menyanyangi pacarnya, maka Jojo mengatakan bahwa pacarya sudah tidak menyanyanginya lagi. dengan menggali kembali kuburannya untuk memastikan

5. Displacement (penempatan yang keliru) Directing energy toward another object or person when the original object or person is inaccessible (mengarahkan energy menuju obyek/orang laun ketika obyek asli/orang tidak dapat dicapai). Cara ini dilakukan untuk menghadapi kecemasan dengan memindahkan pada obyek yang lebih aman. Ketika obyek kateksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai karena adanya rintangan dari luar (sosial, alami) atau dari dalam (antikateksis). Insting itu ditekan kembali ke ketidaksadaran atau ego menawarkan kateksis baru yang berarti pemindahan energy dari suatu obyek ke obyek lain, sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi ketegangannya. Contoh: Jono jengkel karena dimarahi ibunya, tapi Jono tidak bisa melampiaskan kejengkelannya pada ibunya, lalu Jono melampiaskan kejengkelannya kepada adiknya dengan cara membentak-bentak pada adiknya. 6. Rationalization (rasionalisasi) Rasionalisasi merupakan cara untuk memberi alasan-alasan yang masuk akal sebagai usaha untuk mempertahankan egonya (agar tidak terluka) sehingga seolah-olah dapat dibenarkan. Contoh: Suzy tidak dapat menyelesaikan menjawab soal ujian, ia mencari-cari alasan seperti waktunya kurang, soalnya terlalu banyak, soalnya sulit-sulit. 7. Sublimmtion (sublimasi) Dorongan yang tidak dibenarkan superego tetap dilakukan dalam bentukbentuk tingkah laku yang kreatif sesuai tuntutan masyarakat. Sublimasi merupakan kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang lebih tinggi dan diterima oleh masyarakat. Contoh: Chris John memilih untuk mengikuti olahraga bertinju sebagai sublimasi dorongan agresi. 8. Regression (regresi)

Regresi adalah usaha untuk menghindari kegagalan atau ancaman terhadap ego, individu melangkah mundur ke fase perkembangan yang lebih awal yang tuntutan-tuntutannya tidak terlalu besar. Contoh: Seorang anak yang takut sekolah memperlihatkan tingkah laku infantile seperti menangis, menghisap ibu jari, bersembunyi, dan menggantungkan diri pada guru. 9. Introjection Taking in and swallowing the values and standards of others (menerima dan menelan/meniru nilai dan standar lainnya). Introyeksi adalah suatu bentuk pertahanan diri yang dilakukan dengan mengambil alih nilai-nilai dan standar orang lain baik positif maupun negative. Contoh: anak yang mendapat penganiayaan semasa kecilnya, mengambil cara seperti orang tuanya guna mengatasi stress sehingga melestarikan siklus kekerasan. 10. Identification Identifikasi merupakan cara mereduksi ketegangan dengan meniru (melakukan imitasi) atau mengidentifikasi diei dengan orang yang dianggap berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Individu mungkin melakukan imitasi beberapa maupun seluruh karakteristik dari model. Indentifikasi merupakan proses pemindahan energy psikis dari Id dan merupakan mekanisme pertahanan sejalan dengan konsep pemindahan energy psikis tersebut. Contoh: Anggi meniru gaya busana yang sedang ngetrend sebagai proses introyeksi untuk meningkatkan harga diri dan menekan perasaan rendah diri, sehingga Anggi merasa lebih percaya diri

11. Compensation Yaitu usaha untuk menutupi kelemahan di satu bidang dengan membuat prestasi di bidang lain, sehingga Ego terhindar dari ejekan atau rasa rendah diri. Contoh: Joshua tidak pandai dalam pelajaran, namun dia menekuni bidang olahraga basket dan memperoleh prestasi, sehingga Joshua

memdapatkan kepuasan karena orang kagum pada kepandaiannya dalam bermain basket.

DAFTAR PUSTAKA

Rendy W. Teori Psikologi Kepribadian Sigmund Freud. rendywirajuniarta.blogspot.com . 4 April 2011 ( 13 Februari 2012 ). Anonim, 2010, Struktur Keperibadian, http://hackz-zone.blogspot.com/2010/03/tigastruktur-kepribadian-freud.html, 12 februari 2012 Hj.Cut Metia,M.Si,psikolog,2011,Psikolog Kepribadian,Bandung:Cipta Pusaka Media Perintis. Andrew Mcghie,1996,Psikolgi dalam Keperawatan,Jogjakarta:Andi Drs.Agus Sujanto,dkk,2001,Psikologi Kepribadian,Jakarta:Bumi Aksara Sigit. Mengenal Mekanisme Pertahanan Diri. Sigit_motifasimaesan.blogspot.com . 10 Desember 2010 ( 12 Februari 2012).

You might also like