You are on page 1of 6

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa Opini

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

Handy Susanto*)

Abstrak
Pencapaian prestasi yang biasanya diukur melalui perolehan nilai di sekolah menjadi satu hal yang dianggap sangat penting bagi orang tua dan siswa. Tuntutan untuk mendapatkan nilai sesuai dengan kapasitas siswa, tentu menuntut siswa untuk berkonsentrasi dalam proses belajar agar mereka mampu memahami setiap informasi yang diberikan. Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitas belajar (Visual, Audiotorial, Kinestetik) yang menentukan bagaimana siswa memproses setiap informasi yang diterimanya. Kejelian memperhatikan modalitas belajar serta kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya akan meningkat pula. Kata kunci: Konsentrasi, modalitas belajar Achievement that measured by reaching good marks in the school become important for the parent and the student. The demand to reach the achievement in the school that appropiate with students capacity demanded from the student to concentrate in learning process so they can understand every informations that they accepted. Students concentration influenced by some factors, on of them is learing modality (visual, audiotory, kinesthetic) that determine how the student processing each information that they accepted. The carefulness of observation to learning modality and teachers creativity in developing strategy and learning method in the class will increase students concentration so they can increasing they achievement in the school.

Pendahuluan
ernahkah Bapak/Ibu guru mengalami begitu sulitnya menyampaikan materi pelajaran kepada siswa? Apapun usaha yang dilakukan tidak memberikan hasil yang baik, materi yang disampaikan tidak dapat diserap seutuhnya oleh siswa. Sering menjadi pertanyaan besar bagi guru, siswa, ataupun orang tua siswa mengapa siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal yang biasa diukur melalui nilai ulangan harian ataupun nilai rapor. Pada kondisi normal, dalam arti tingkat kecerdasan siswa tersebut berada pada taraf ratarata ataupun yang memiliki kecerdasan superior, tidak dapat dipungkiri banyak siswa yang tidak bisa memperoleh hasil belajar (nilai) secara optimal sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Tentu kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja, apakah siswa, guru ataupun orang tua. Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Salah satunya adalah kemampuan konsentrasi siswa. Dari kegiatan konseling yang penulis lakukan, cukup banyak siswa yang mengeluh bahwa mereka tidak dapat berkonsentrasi dengan baik selama kegiatan belajar berlangsung sehingga tidak memahami materi yang disampaikan. Ada yang mengeluh gurunya membosankan, tidak tertarik pada materi yang disampaikan, masalah dalam keluarga, tubuh terlalu lelah dan masih banyak alasan lainnya sehingga tidak bisa berkonsentrasi. Kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi penting pada saat belajar, maupun dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Secara umum yang dimaksud dengan konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran jika dia bisa memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Dengan

*) Mantan Guru Bimbingan dan Konseling SMPK BPK PENABUR Tasikmalaya

46

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

berkonsentrasi, anak tidak mudah mengalihkan Yang menjadi kendala sampai saat ini adalah perhatian pada masalah lain di luar yang masih banyak guru-guru yang menggunakan pola dipelajarinya. mengajar yang tradisional yaitu hanya mengajar Semakin banyak informasi yang harus dengan menggunakan metoda ceramah dan diserap oleh siswa maka kemampuan bersifat satu arah (guru berbicara, murid hanya berkonsentrasi mutlak dimiliki dalam mengikuti mendengar). Padahal dengan diberlakukannya proses belajar. Banyak cara yang ditawarkan oleh Kurikulum Berbasis Kompetensi, guru bukan lagi beberapa ahli bagaimana meningkatkan sebagai penguasa kelas melainkan sebagai konsentrasi siswa dalam belajar. Misalnya fasilitator yang harus mampu memfasilitasi siswa dengan cara membangkitkan gelombang Alfa agar agar dapat menguasai materi sampai tuntas. setiap siswa dapat berkonsentrasi dengan santai Metoda ceramah yang sering kali digunakan (DePorter, dkk, 2000), mengatur posisi tubuh pada (karena mungkin Anda adalah tipe audiotorial saat belajar, dan mempelajari materi (informasi) atau merasa nyaman dengan menggunakan sesuai dengan kecenderungan modalitas belajar metoda mengajar ini) mungkin cocok bagi siswa siswa itu sendiri. Mempelajari materi sesuai dengan modalitas audiotorial. Walaupun ada dengan modalitas belajar kemungkinan juga diungkapkan oleh Nono siswa akan bosan Hery Yoenanto (2003) yang juga jika tidak ada ... bagaimana menggunakan menyatakan bahwa variasi, terutama modalitas belajar dalam proses kemampuan konsentrasi jika berbicara pembelajaran di kelas sehingga siswa dipengaruhi oleh dengan monoton. modalitas belajar siswa dapat meningkatkan Namun bagaimana (Jawa Pos, 12 September 2003 konsentrasi belajar siswa yang dengan siswa yang dalam http:// memiliki modalitas diharapkan dapat meningkat www.sscbandung.net). yang lain? motivasi dan hasil belajar siswa. Bagi guru modalitas belajar Kemungkinan mungkin bukan hal yang besar mereka tidak asing lagi. Modalitas belajar akan mampu merupakan suatu saringan yang digunakan berkonsentrasi dan kemudian berdampak pada seseorang dalam pembelajaran, pemrosesan informasi yang diterimanya, dan juga komunikasi kemampuan mereka dalam upaya memahami (Bandler & Grinder, 1981 dalam DePorter, dkk, materi tersebut. Bagi siswa yang tidak memiliki modalitas yang sama dengan anda bisa dianggap 2000). Sebagaimana halnya kita memiliki bahwa mereka memproses informasi yang Anda kecenderungan menggunakan salah satu sampaikan dengan bahasa yang berbeda. Tentu modalitas belajar, kita juga memiliki kita tahu bahwa jika dua orang berkomunikasi kecenderungan modalitas mengajar yang dengan bahasa yang berbeda maka informasi/ biasanya sama dengan modalitas belajar kita. Jika pesan yang ingin disampaikan tidak dapat Anda pelajar yang cenderung visual, maka Anda dipahami dengan baik sehingga dapat terjadi akan menjadi guru yang visual juga. Artinya kesalahpahaman. setiap metode pengajaran yang digunakan untuk Perlu diingat bahwa setiap siswa memiliki menyampaikan materi pelajaran hanya kebutuhannya masing-masing. Setiap siswa menekankan pada perangsangan indera visual adalah pribadi yang unik memiliki cara masingsaja padahal dalam satu kelas tidak semua siswa masing untuk dapat memproses informasi yang memiliki kecenderungan menggunakan modalitas diterimanya. Sudah barang tentu menjadi hak visual. Jika kondisi tersebut terjadi maka bagi siswa untuk mendapatkan pengajaran sesuai siswa yang memiliki kecenderungan untuk belajar dengan gaya belajar mereka masing-masing. secara audiotorial ataupun kinestetik menjadi Dengan demikian, yang menjadi permasalahan tidak terakomodasi. Jika kebutuhan siswa untuk adalah bagaimana menggunakan modalitas belajar sesuai dengan modalitasnya tidak belajar dalam proses pembelajaran di kelas terakomodasi maka kemampuan siswa untuk sehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajar berkonsentrasi dalam belajar pun cenderung siswa yang diharapkan dapat meningkat motivasi menurun. dan hasil belajar siswa.

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

47

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

Konsentrasi Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam proses belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain kondisi fisik seperti keterbatasan fisik (cacat tubuh), kondisi psikologis seperti kemampuan konsentrasi, faktor kelelahan, sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi keluarga seperti kondisi rumah, faktor sekolah seperti metoda pengajaran, dan faktor masyarakat. Seorang anak bisa berkonsentrasi dengan baik atau tidak, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri anak itu. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar individu. Faktor internal misalnya ketidaksiapan mereka dalam menerima pelajaran, kondisi fisik, kondisi psikologis, modalitas belajar, sedangkan faktor eksternal misalnya adanya suara-suara berisik dari TV, radio, atau suara-suara yang mengganggu lainnya. (http://www.sscbandung.net)

Modalitas Belajar
Dari berbagai cara untuk meningkatkan konsentrasi siswa, modalitas belajar merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan guru dalam mengelola pembelajaran. Modalitas belajar yang dimaksudkan disini ialah jaringan yang digunakan seseorang dalam proses pembelajaran, pemrosesan informasi yang diterimanya serta komunikasi. Terdapat tiga macam modalitas belajar yang digunakan oleh seseorang dalam pembelajaran, pemrosesan informrasi, dan komunikasi (DePorter, dkk, 2000). Senada dengan yang diungkapkan oleh Tim Power Brain Indonesia dalam situsnya menyatakan bahwa secara ilmiah sudah diketahui bahwa dalam hal penyerapan informasi tersebut manusia dibagi menjadi 3 bagian; manusia visual, yang mana ia akan secara optimal menyerap informasi yang dibacanya/ dilihatnya; manusia auditorik, di mana informasi yang masuk melalui apa yang didengarnya akan diserap secara optimal; dan manusia kinestetik, di mana ia akan sangat senang dan cepat mengerti bila informasi yang harus diserapnya terlebih dahulu dicontohkan atau ia membayangkan orang lain tersebut melakukan hal tadi (http:// www.medikaholistik.com). 48
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meskipun kebanyakan orang mampu untuk mengakses / menggunakan ketiga modalitas tersebut, namun orang memiliki kecenderungan hanya menggunakan satu modalitas tertentu didalam pembelajaran, pemrosesan informasi, ataupun komunikasi (Bandler & Grinder, 1981 dalam DePorter, dkk, 2000). Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dunn yang mengatakan bahwa setiap orang biasanya memiliki sebuah kekuatan (Modalitas belajar) yang dominan, dan juga sebuah kekuatan sekunder (Dunn dalam Gordon Dryden & Jeannette Vos, 1999). Adapun yang menjadi ciri-ciri ketiga modalitas belajar tersebut adalah sebagai berikut: Visual : Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan antar ruang, gambaran mental (mental imagery), dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Seseorang yang memiliki kecenderungan menggunakan modalitas ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan. 2. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan. 3. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail-detail, mengingat apa yang dilihat. Audiotorial: Modalitas ini mengakses segala jenis kata dan bunyi, yang diciptakan maupun diingat. Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dan suara menonjol dalam modalitas ini. Seseorang yang memiliki kecenderung menggunakan modalitas ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Perhatiannya mudah terpecah. 2. Berbicara dengan pola berirama. 3. Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir / berbicara pada saat membaca. 4. Berdialog baik secara internal (dalam hati) maupun eksternal (bersuara). Kinestetik: Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi, yang diciptakan maupun diingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini. Seseorang yang memiliki kecenderung menggunakan modalitas ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Menyentuh orang lain dan berdiri berdekatan, banyak bergerak. 2. Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik. 3. Mengingat sambil berjalan dan melihat.

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

Sampai saat ini kita telah mengenal tiga jenis modalitas belajar yaitu visual (penglihatan), audiotorial (pendengaran), dan kinestetik (gerak). siswa yang memiliki kecenderungan menggunakan modalitas visual dikatakan sebagai pelajar visual, yang menggunakan modalitas audiotorial disebut sebagai pelajar audiotorial, dan yang menggunakan modalitas kinestetik disebut sebagai pelajar kinestetik.

saraf yang dapat memperkuat belajar siswa kita (dalam DePorter, Bobbi; Reardon, Mark; Mourie, Sarah Singer, 2000). Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk merangsang ketiga modalitas tersebut yaitu: Visual 1. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna. 2. Menggantungkan grafik di dinding sekeliling ruang kelas yang berisi tentang informasi Saran Aplikasi penting dalam materi. 3. Mendorong siswa untuk menggambarkan Sebagai seorang guru, kita harus dapat informasi yang diterimanya dengan mengakomodasi setiap kebutuhan siswa untuk menggunakan peta pikiran, diagram, tulisan dapat memproses informasi yang diterimanya berwarna. sesuai dengan modalitas belajarnya. Memang 4. Membagikan frase-frase atau garis besar setiap terlihat sangat merepotkan dan mungkin materi pelajaran yang disampaikan dengan melelahkan jika kita harus memenuhi semua memberikan ruang yang kosong untuk kebutuhan siswa, namun hal tersebut sudah menambahkan catatan. menjadi tugas kita agar setiap informasi (materi 5. Memberikan kode warna untuk tiap-tiap pelajaran) yang kita sampaikan dapat diterima materi yang hendak disampaikan. dan dipahami dengan baik 6. Menggunakan bahasa oleh setiap siswa. Di dalam yang dapat menciptakan Hasil penelitian kelas kita tidak hanya visualisasi pada diri anak. menggunakan satu Misalnya: bayangkanlah menunjukkan semakin modalitas yang sesuai bola dunia yang sedang banyak modalitas yang kita dengan kecenderungan berputar mengelilingi libatkan secara bersamamodalitas belajar kita. Kita matahari (jika kita sedang harus mencoba untuk mempelajari tentang sama, maka belajar akan menggunakan ketiga revolusi bumi), dan semakin hidup, berarti, dan modalitas tersebut dalam sebaginya. bisa melekat. metoda pengajaran. Audiotorial Modalitas seperti jalan tol 1. Menggunakan variasi utama untuk memproses rangsangan yang vokal (ritme, volume suara, intonasi) yang datang kepada diri kita dari dunia luar. Yang digunakan pada saat menyampaikan materi perlu diingat bahwa setiap orang memiliki ketiga pelajaran. modalitas belajar tersebut, namun kita cenderung 2. Menggunakan penggulangan dengan cara hanya menggunakan satu modalitas. meminta siswa mengulang kembali konsepMeskipun kita hanya menggunakan satu konsep kunci yang telah dipelajari. modalitas, namun kedua modalitas yang lainnya 3. Mengembangkan dan mendorong setiap tetap ada di dalam diri kita. Jika kita mencoba siswa untuk membuat jembatan keledai untuk merangsang penggunaan kedua modalitas untuk menghapal konsep kunci. Misalnya: yang lainnya, maka kita dapat menggunakan warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU seluruh modalitas yang kita miliki. Dari hasil (merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, penelitian menunjukkan semakin banyak Ungu). modalitas yang kita libatkan secara bersama4. Menggunakan musik sebagai aba-aba untuk sama, maka belajar akan semakin hidup, berarti, memulai suatu kegiatan (misal musik barok dan bisa melekat. Menurut Richard Restak (1995), untuk mulai menfokuskan perhatian). setiap kali suatu pola saraf tertentu menembak, 5. Mendorong siswa terutama untuk pelajar maka jalur yang sama akan semudah itu pula audiotorial untuk merekam informasidiaktifkan kembali. Dalam kasus ini, dengan cara informasi penting untuk kemudian melibatkan lebih banyak modalitas dalam didengarkan ulang karena pelajar audiotorial pengajaran, kita memicu lebih banyak lagi jalur tidak terlalu senang mencatat.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

49

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

6.

Mengijinkan siswa untuk berbicara secara perlahan pada saat sedang mempelajari konsep yang harus dipahaminya. Kinestetik 1. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan konsep-konsep kunci. 2. Menggunakan simulasi konsep agar setiap siswa dapat mengalaminya sendiri. 3. Mencoba berbicara dengan siswa secara pribadi setiap hari, misalkan: ibu senang kamu sudah terlibat aktif di kelas hari ini. 4. Memperagakan setiap konsep yang diajarkan dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba mempelajarinya langkah demi langkah. 5. Melakukan lakon pendek dapat membantu siswa untuk memahami materi yang dipelajarinya. Setiap siswa didorong untuk membuat lakon pendek tentang materi yang dipelajari. Misalnya: pada pelajaran biologi yang mempelajari tentang rantai makanan, bagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang berbeda jumlah anggotanya, jelaskan bahwa yang lebih banyak adalah yang jadi mangsa sedangkan yang lebih kecil menjadi pemangsa kelompok yang lebih besar. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah dengan cara mengenali setiap modalitas belajar yang digunakan oleh setiap siswa. Dengan mengenali cara mereka memproses informasi, maka akan turut mempengaruhi strategi pembelajaran yang diterapkan oleh kita di dalam kelas. Namun bukan berarti bahwa kita hanya merangsang satu modalitas belajar pada siswa, tapi doronglah setiap siswa untuk melibatkan seluruh modalitas belajar yang dimilikinya, karena dengan melibatkan seluruh modalitas tersebut akan dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran yang diterimanya. Memang terlihat repot dalam menerapkan metoda belajar ini, namun jika kita mampu untuk merangsang setiap siswa untuk mengaktifkan seluruh modalitas belajar yang dimilikinya maka proses belajar akan dapat dijalaninya dengan lebih mudah. Dengan pengaktifan ketiga modalitas ini, akan meningkatkan konsentrasi siswa. Jika siswa mampu menfokuskan perhatian dalam proses belajar tersebut sudah pasti kita tidak perlu lagi berteriak kepada siswa yang malas dan ribut karena tidak bisa berkonsentrasi sehingga energi kita bisa lebih terfokus untuk menyampaikan materi pelajaran.

Bukan hanya siswa yang dituntut untuk melibatkan ketiga modalitas belajar tersebut, tapi guru pun harus melibatkan ketiga modalitas tersebut dalam menyampaikan materi pelajaran. Pada awal kita mencoba mungkin akan merasa repot karena cukup banyak persiapan yang harus dilakukan, namun jika hal ini telah dilakukan terus menerus maka kita akan terbiasa dan beban untuk menyiapkan bahan-bahan pengajaran pun mungkin akan berkurang. Sebagai contoh yang mungkin bisa diaplikasikan dalam merangsang ketiga modalitas belajar, misal dalam pelajaran ekonomi, guru yang membahas tentang pasar dapat membuat bagan atau grafik yang berwarna-warni tentang jalur distribusi dan langkah-langkah yang tercakup dalam proses penjualan dan pembelian dan kemudian diletakkan/digantungkan di dinding kelas selama pelajaran berlangsung (untuk merangsang modalitas visual), kemudian guru menerangkan setiap langkah-langkah yang tercakup dalam proses penjualan dan pembelian dengan menggunakan variasi suara seperti intonasi, ritme, dan volume suara sehingga tidak terkesan monoton yang dapat menimbulkan kejenuhan terhadap siswa (untuk merangsang modalitas audiotorial). Setelah diberikan penjelasan tentang proses penjualan dan pembelian, guru dapat meminta setiap siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan kemudian meminta setiap kelompok untuk membuat suatu lakon (drama) kecil yang menggambarkan atau mensimulasikan tentang proses jual beli yang terjadi di pasar (untuk merangsang modalitas kinestetik). Jikalau memang guru terlalu sibuk untuk menyiapkan bahan-bahan tersebut, maka guru pun dapat menugaskan setiap siswa, misalnya bagi pelajar visual dapat diberikan tugas untuk membuat bagan atau grafik yang menarik (meriah) tentang materi yang akan dipelajari. Bagi pelajar audiotorial dapat ditugaskan untuk membuat jembatan keledai (jika memungkinkan) yang dirasakan dapat membantu siswa untuk mempelajari materi dengan lebih mudah. Bagi pelajar kinestetik, guru dapat menugaskan kepada mereka untuk menyusun skenario lakon (drama) yang akan diperankan mengenai materi yang akan dipelajari oleh siswa. Dengan penugasan ini bukan berarti membebani mereka karena jika siswa diberikan tugas sesuai dengan modalitas belajarnya, maka siswa tersebut akan merasa senang. Selain itu

50

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

seorang guru bukan hanya bertanggung jawab menyampaikan materi, tapi juga mengorkestrasi kelas tersebut sehingga setiap komponen yang ada di dalam kelas dapat bersinergi untuk mencapai satu tujuan yaitu meningkatkan konsentrasi belajar dalam upaya untuk memperoleh pemahaman terhadap materi yang sedang dipelajari sehingga dapat memberikan hasil (nilai) yang baik pula.

Kesimpulan
Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda dan memiliki gaya belajar yang berbeda dalam memproses informasi guna memahami pemahaman dalam rangka memperoleh hasil belajar yang optimal. Kemampuan untuk dapat memproses informasi tersebut dibutuhkan kemampuan konsentrasi pada siswa tersebut. Namun, pada kenyataannya cukup banyak siswa yang tidak mampu berkonsentrasi karena salah satu faktornya adalah tidak sesuainya gaya pengajaran yang diterapkan oleh guru dengan modalitas belajar setiap siswa. Oleh karena setiap siswa memiliki kecenderungan untuk menggunakan modalitas belajar yang berbeda, maka gaya pengajaran yang dilakukan harus dapat berkesesuaian dengan ketiga modalitas belajar yaitu visual, audiotorial, kinestetik. Dengan mencoba menggunakan ketiga modalitas belajar, maka guru dapat mengakomodir setiap gaya belajar yang kerap kali digunakan oleh siswa. Selain itu guru dapat merangsang dan melatih siswa untuk menggunakan ketiga modalitas belajar secara bersama-sama dalam rangka meningkatkan efektivitas proses belajar yang dilakukan dalam

rangka memperoleh hasil belajar yang optimal. Perangsangan ketiga modalitas tersebut yaitu dengan cara membuat bagan atau grafik berwarnawarni untuk merangsang modalitas visual, memberikan penjelasan dengan menggunakan variasi suara seperti intonasi, ritme, dan volume suara untuk merangsang modalitas visual, serta mengajak setiap siswa untuk membuat lakon (drama) kecil yang mensimulasikan materi yang sedang dipelajarinya. Dengan mengoptimalkan penggunaan modalitas belajar siswa melalui metode belajar dan pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi siswa. Dilain pihak, siswa juga dapat memperoleh pengalaman belajar yang menarik sehingga dapat meningkatkan peranan, motivasi, dan hasil belajarnya.

Daftar Pustaka
DePorter, dkk. (2000). Quantum teaching: Mempraktikkan quantum learning di ruangruang kelas. PT. Mizan Pustaka: Bandung. Gordon Dryden & Jeannette Vos. (1999). Revolusi belajar: The learning revolution. Bandung: Kafia http://www.medikaholistik.com/ Pengaruh modalitas belajar dan musik saat bekerja. http://www.minggupagi.com/Melatih konsentrasi belajar anak/24 Agustus 2004 http://www.sscbandung.net/Kosentrasi kunci keberhasilan belajar anak didik/19 September 2003 http://www.irckesehatan.net/Keringat yang terbuang Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara

Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

51

You might also like