You are on page 1of 9

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 BAB I PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG Kebijakan Publik adalah produk rekayasa berupa keputusan yang dibuat dan

diberlakukan untuk semua, adil untuk semua. Dunia kemaritiman pun memerlukan kebijakan publik karena maritim, menyangkut banyak pihak. Kebanyakan, kebijakan publik yang ada di Indonesia dibuat setelah ada kejadian. Sebagian besar dari kebijakan tersebut juga, tidak transparan, dilanggar atau ada kepentingan di balik itu. Sebagai contoh dalam makalah ini diambil permasalahan yang ada di Alur Pelayaran Barat Surabaya. Tentunya beserta kebijakan hasil dari permasalahan tersebut. Sedimentasi Selat Madura, pipa gas Kodeco, kabel bawah laut PLN, bangkai kapal yang berserakan dan ranjau di dasar laut yang masih aktif merupakan masalah yang terdapat di alur masuk utama menuju Tanjung Perak tersebut. Dengan adanya pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak berupa pembangunan Terminal Multipurpose Teluk Lamong dan perancangan Tanjung Perak sebagai pelabuhan internasional yang diakui dunia, masalahmasalah tersebut mulai mengusik. Beberapa kebijakan publik sudah dikeluarkan, yang disebut-sebut dapat mendukung Tanjung Perak dalam usaha mendapat pengakuan dunia. Dua masalah yang paling menyita perhatian adalah, Pipa gas Kodeco dan Kabel Listrik bawah laut milik PLN. Menyita perhatian karena menjanjikan dampak, jika pipa gas tersangkut atau tersenggol kapal dapat membuat Jawa Timur amblas. Sedangkan kabel listrik yang tersangkut jangkar kapal sudah pernah membuat Pulau Madura black out dua kali, dan tetap menjanjikan hal yang sama. Untuk itu berikut ini akan dibahas, kebijakan publik seperti apa yang sudah dikeluarkan dan bagaimana penerapannya dari kebijakan tersebut dikeluarkan sampai sekarang. Saran yang sekiranya bisa membantu juga dituliskan dalam makalah ini.

1.2

RUMUSAN MASALAH Masalah yang dibahasa dalam makalah ini antara lain : Seperti apa masalah atau kejadian yang melahirkan kebijakan publik di Alur Pelayaran Barat Surabaya? Bagaimana penerapannya? Apa yang sebaiknya dilakukan?

Page | 1

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 1.3 TUJUAN PENULISAN Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan di atas berupa : Informasi tentang masalah atau kejadian yang sampai melahirkan kebijakan publik. Mengetahui sejauh apa penerapan kebijakan terseut. Memberikan saran yang sekiranya dapat membantu atau menyempurnakan kebijakan agar lebih menguntungkan semua pihak.

Page | 2

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 BAB II ANALISA KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK PERMASALAHAN DI ALUR PELAYARAN BARAT SURABAYA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tentang Pelayaran, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, Ayat 45 menyebutkan, Alur-Pelayaran adalah perairan dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari. Namun, kondisi di Alur Pelayaran Barat Surabaya tidak senada dengan bunyi UU Pelayaran tersebut. Perairan yang merupakan pula alur masuk utama Pelabuhan Tanjung Perak, kondisinya parah oleh sedimentasi Selat Madura dan ratusan bangkai kapal tenggelam. Awal Februari tahun 2008, delapan kapal terjebak di bouy 8 selama empat hari. Dari 8 kapal tersebut hanya satu yang berhasil melintas dan tujuh kapal lainnya tertahan dan gagal merapat di Pelabuhan Tanjung Perak. Selain dihadang pendangkalan, jalur pelayaran utama juga terhalang kabel bawah laut milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pipa gas Kodeco yang dipasang awal tahun 2007, khususnya di perairan bouy 10. Melihat beberapa persoalan tersebut diatas, Pelabuhan Teluk Lamong terlalu premature jika diharapkan mampu menyaingi Singapore Port Authority atau Tanjung Pelepas, Malaysia. Berikut ini adalah kebijakan publik yang sudah dikeluarkan untuk mencoba mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Namun, apakah penerapannya sudah efektif dan efisien? Atau sudahkah dipatuhi?

2.1

Direkomendasi untuk Tidak Full Capacity Akibat Pipa Gas Kodeco Bom waktu itu bernama Pipa Gas Kodeco. Naga tidur yang siap mengamuk saat

tersenggol jangkar itu tidur melintang di jalur pelayaran menuju Tanjung Perak, tepatnya di buoy 10. Pipa gas milik PT. Kodeco Energy Co.Ltd tersebut terpasang melintang sepanjang tujuh kilometer dari Poleng Processing Platform (PPP) di lepas pantai Madura ke Onshore Receiving Facility (ORF) di Gresik yang mengalirkan 210 juta meter kubik gas per hari. Gas tersebut digunakan untuk memasok kebutuhan lima perusahaan besar, yaitu PT PLN sebanyak 113 juta meter kubik per hari, PT Petrokimia Gresik 25 juta meter kubik per hari, Perusahaan Gas Negara (PGN) 28 juta meter kubik per hari, PT Media Karya Sentosa 34 juta meter kubik per hari dan satu badan usaha milik daerah di Gresik sebanyak 17 juta meter

Page | 3

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 kubik per hari. Letak geografis poyek ini berada di koordinat 7o1113 LS dan 112o4142 BT.

Gambar 2.1 Pipa Gas Kodeco yang Melintang di Dasar Laut

Berdasarkan

Surat

Keputusan

Direktur

Jenderal

Perhubungan

Laut

No.GM.771/9/5/DN-07, pipa yang melintang alur pelayaran harus ditanam 30 meter LWS (low water spring). Adapun pipa yang sejajar dengan alur pelayaran harus ditanam 16 LWS dan pipa yang di luar alur pelayaran harus ditanam 2 meter dari dasar laut. Kenyataan di lapangan (dalam hal ini pipa gas Kodeco), saat ini berada pada posisi -12 LWS.

2.1.1. Kebijakan Publik yang Dikeluarkan Alih-alih mendesak Kodeco untuk membenamkan lagi pipanya, Administrator Pelabuhan Tanjung Perak awalnya malah mengeluarkan surat edaran bagi pengguna jasa kepelabuhanan, untuk menghindari pipa gas yang melintang draft kapal-kapal yang lewat tidak boleh lebih dari 8.5 meter. Kondisi ini masih tidak aman dan tidak menguntungkan bagi setiap kapal yang melewati alur ini. Bencana yang bisa dilakukan pipa ini adalah, meledakkan Jatim. Setelah akhirnya didesak banyak pihak, Adpel Tanjung Perak meminta PT. Kodeco Energy Co. Ltd untuk membenamkan pipanya, dan pembenamannya dapat mencapai -19 LWS. PT. Kodeco Energy Co. Ltd pun berjanji membenamkan pipa gasnya tersebut sementara sampai kedalaman -16 LWS.

Page | 4

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 2.1.2. Analisa Penerapan dan Saran Pelabuhan Tanjung Perak saat ini dirancang untuk diakui dunia sebagai pelabuhan internasional. Bahkan International Ship and Port Facility Security (ISPS) Code sudah diberlakukan disana. Di masa datang, kapal yang beroperasi rata-rata bertonase di atas 100 ribu ton dan hanya bisa dilayani oleh pelabuhan yang mempunyai kedalaman lebih dari 15 meter. Sebagai gambaran, saat ini dioperasikan kapal kontainer generasi ketiga. Panjangnya lebih dari 300 meter, kira-kira tiga kali lapangan sepak bola, kapasitasnya 8.500 TEUs. Sementara itu alur pelayaran menuju Tanjung Perak, tepatnya di bouy 8 tidak aman bagi pelayaran. Untuk memperlancar arus kapal yang keluar masuk pelabuhan, Pemprov Jatim dan PT. Pelindo III berencana untuk memperlebar dan memperdalam Alur Pelayaran Barat Surabaya (selanjutnya disebut APBS). Lebar APBS yang semula hanya 100 meter akan diperlebar menjadi 200 meter dan kedalamannya yang hanya 8.5 hingga 9 meter akan diperdalam menjadi 14 meter. Secara teknis, jika pipa gas sudah berada pada kedalaman 16 LWS dan APBS tidak jadi dikeruk hingga 14 meter, kondisi pelayaran disana tergolong aman. Sekarang ini sudah dijalankan proses pemendaman pipa gas Kodeco, dengan keterlambatan berkali-kali, tanpa ada tindakan tegas dari pemerintah. Namun, pemendaman saja tidak cukup. Karena nantinya kapal yang akan melewati alur ini akan berukuran lebih besar dan tentunya memiliki draft yang jauh lebih besar dari saat ini. Kekhawatiran seperti saat ini tentunya akan terjadi lagi 2-3 tahun mendatang.

Gambar 2.2 Proses Pembenaman Pipa Gas Kodeco

Relokasi adalah jalan yang paling tepat. Setidaknya 2 tahun mendatang pipa tersebut harus direlokasi. Kondisi ini memungkinkan revitalisasi APBS mencapai batas maksimal hingga kedalaman 16 meter. Dan demi mencegah mundurnya penyelesaian proyek relokasi setidaknya ada peraturan tegas yang dikeluarkan
Page | 5

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 mengenai penalti. Peraturan ini nantinya ditujukan kepada PT. Kodeco Energy, Ltd agar menyelesaikan proyeknya tepat waktu.

2.2

Dilarang Berlabuh Jangkar di Area Kabel Bawah Laut PLN Selain pipa gas terdapat juga kabel (Perusahaan Listrik Negara) PLN yang

menghubungkan Madura dan Gresik. Dalam rangka mengalirkan listrik ke Madura, PLN menanam 3 sirkit kabel laut di alur PLTU Gresik dengan Tanjung Tanjungan, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan di Pulau Madura dengan posisi sebagai berikut : Sirkit 1 0710 -01 S/112 -39-53 T-ujung Gresik 07-09 -14 S/112-4127 T-ujung Tajungan Madura; Sirkit 2 07-10-01 S/112-39-53 T-ujung Gresik 07-09-14 S/112- 4127 T-ujung Tajungan Madura; Sirkit 3 07-10-03 S/112-3953 T-ujung Gresik; 07-09-14 S/112-41-27 T-ujung Tajungan Madura;

Gambar 2.3 Kabel Bawah Laut Gresik Tanjungan milik PLN

2.2.1. Kebijakan Publik yang Dikeluarkan Karena alur itu banyak dilalui kapal, maka untuk mengamankan kabel laut dari kaitan jangkar kapal telah dilakukan upaya sebagai berikut : Memasang Lampu Pemasangan satu unit pelampung suar kuning disisi PLTU Gresik diposisi 07-09-49 s/112-40-15T dan satu unit rambu suar kuning disisi lainnya di Tanjung Tanjungan tepatnya diposisi 07-09-17 S/112-4108 T

Page | 6

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 Administrator Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya melalui Surat Edaran Nomor : HK.506/01/01/adpl/sba-97 tanggal 5 Januari 1998 melarang semua kapal berlabuh jangkar didekat posisi : 07-09-36 S/112-40-00 T 07-09-13 S/112-40-44 T 07-10-08 S/112-40-17 T 07-09-43 S/112-40-54 T Selain harus tidak berlabuh jangkar di daerah yang sudah ditetapkan di atas, semua nahkoda kapal juga wajib memperhatikan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran Administrator Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yaitu : Dilarang berlabuh jangkar di dekat posisi kabel laut pada peta hidral yang sudah diuraikan di atas Menjaga dengan baik agar kapalnya tidak hanyut /larat saat berlabuh jangkar ABK kapal harus cukup cakap saat kapal sedang berlabuh jangkar sehingga siap sewaktu-waktu bila diperlukan

2.2.2. Analisa Penerapan dan Saran Walaupun ada larangan dan rambu untuk tidak berlabuh jangkar di sekitar posisi kabel bawah laut tersebut, sudah 5 kali kabel tersebut tersangkut jangkar dalam 10 tahun terakhir. 2 diantaranya berhasil membuat Pulau Madura black out. Kapal yang menyangkut dan memutuskan kabel PLN adalan KM Kirana 3 dan MV Kota Indah. Permasalahan pada kabel PLN yang terjadi hanya tersangkutnya kabel PLN pada jangkar kapal. Saran yang mungkin berguna disini adalah pembuatan cover atau pembungkus yang kuat dan tidak mudah tersangkut oleh jangkar kapal. Cover ini bisa berupa beton atau karet yang tidak mudah putus. Jadi dengan adanya cover kabel PLN ini diharapkan tidak Pulau Madura tidak akan black out lagi.

Page | 7

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 BAB III PENUTUP

3.1

KESIMPULAN Alur Pelayaran Barat Surabaya ibarat jalan arteri di darat, merupakan jalur utama

keluar-masuk kapal ke Pelabuhan Tanjung Perak. Dua masalah yang bersifat catastrophic bagi keamanan alur pelayaran memang sudah ditanggulangi dengan kebijakan berupa pemendaman pipa gas kodeco dan dikeluarkannya larangan untuk labuh jangkar di area kabel bawah laut. Namun, terlihat belum efektif dan kurang ketegasan dalam penerapannya. Untuk itu, perlu diadakan kaji ulang mengenai dampak jangka panjang kedua permasalahan tersebut. Diharapkan juga adanya ketegasan tanpa tujuan tersembunyi dalam menyikapi pelanggaran yang dilakukan pihak-pihak terkait.

3.2

PENUTUP Demikian makalah ini dibuat dengan segala kekurangan, diarapkan makalah ini

berguna untuk setiap orang yang membacanya. Lebih jauh lagi dapat membantu pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan publik dan menyadarkan semua orang untuk benar-benar menerapkan kebijakan publik.

Page | 8

[TUGAS 2 KEBIJAKAN PUBLIK MARITIM] MN091462 DAFTAR PUSTAKA

1. (hsy/bp-migas). (2011, Januari 26). BP MIGAS: Pipa KODECO Rampung Maret 2011 . Dipetik Februari 20, 2011, dari wartapedia.com: http://wartapedia.com/bisnis/korporasi/1455-bp-migas-pipa-kodeco-rampung-maret2011.html 2. (redaksl@bisnis.co.id), (. (2010, Juni 4). Pelindo III garap proyek revitalisasi Rp600 miliar. Dipetik Februari 20, 2011, dari bataviase.co.id beta: http://bataviase.co.id/node/237391 3. Aloysius, K. B. (2010, Juni 3). Soekarwo Tolak Pemendaman Pipa Kodeco. Dipetik Februari 20, 2011, dari Kompas.com: http://regional.kompas.com/read/2010/06/03/20064154/Soekarwo.Tolak.Pemendaman.Pi pa.Kodeco 4. Danny. (2008, Desember 14). Alur Pelayaran. Dipetik Februari 20, 2011, dari Surabaya City: http://surabayacity.wordpress.com/?s=Alur+Pelayaran 5. Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, NO. 1 PK / Pdt / 2006 (Mahkamah Agung Republik Indonesia April 25, 2007). 6. Fatkhur, T. R. (2010, Oktober 15). Senin, Pipa Kodeco di Selat Madura Akan Dibenamkan. Dipetik Februari 20, 2011, dari Tempo Interaktif Nusa: http://www.tempointeraktif.com/hg/surabaya/2010/10/15/brk,20101015-284960,id.html 7. Ilmi, A. F. (2010, Oktober 18). Gubernur Jatim Desak Kemenhub Denda Kodeco Energy. Dipetik Februari 23, 2011, dari OpenSubscriber: http://www.opensubscriber.com/message/nongkrong_bareng2@yahoogroups.com/14689 096.html 8. Lelono, P. (2010, July 29). DPW Jakarta. Dipetik Februari 20, 2011, dari Naga Tidur Tengah Mengintai Tanjung Perak: http://gafeksi.com/opini.php?action=fullnews&id=4 9. Meryani, A. (2010, Agustus 18). Pipa Kodeco Sebabkan Inefisiensi Ekonomi Jatim Hingga 50%. Dipetik Februari 22, 2011, dari Okezone.com: http://economy.okezone.com/read/2010/08/18/320/364068/pipa-kodeco-sebabkaninefisiensi-ekonomi-jatim-hingga-50 10. Prastyo, E. (2010, Januari 5). Sudah Lima Kali Ini Tersangkut Jangkar Kapal. Dipetik Maret 8, 2001, dari suarasurabaya.net: http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=85b800f2ce22dd4837bda244444bc9a920107263 8 11. RH, P. (2010, Agustus 23). Kadin: Pipa Kodeco Bisa Ledakkan Jatim. Dipetik Februari 22, 2011, dari antaranews.com: http://www.antaranews.com/berita/1282564005/kadinpipa-kodeco-bisa-ledakkan-jatim
Page | 9

You might also like