You are on page 1of 17

Monday, October 24, 2011 3:23 PM

Makalah Observasi Mata Kuliah Manajemen Sarana Prasarana


Posted on 31 Maret 2011

TUGAS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA LAPORAN OBSERVASI Di ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana DI SUSUN OLEH : APRIA FITRIANSYAH (0906296) ENENG RINA (0906980) FAJARINI SYAFITRI (0900236) GILANG GUMILANG DAWOUS (0906427) WILDAN KARIM ANGGAPERBATA (0908895) JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.A. Latar Belakang Aspek sarana dan prasarana pendidikan berkenaan dengan fasilitas dan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan pendidikan yang tersedia. Sarana dan prasarana pendidikan masih sangat tergantung pengadaannya dari pemerintah pusat, sementara pendistribusiannya belum terjamin merata sampai ketujuannya sehingga kemandirian dan rasa turut bertanggung jawab daeerah masih dirasakan kurang maksimal. Permasalahan-permasalahan yang menyangkut fasilitas pendidikan ini, erat kaitannya dengan kondisi tanah, bangunan dan perabot yang menjadi penunjang terlaksananya proses pendidikan. Dalam aspek tanah pendidikan, berkaitan dengan status hukum kepemilikan tanah yang menjadi tempat pendidikan, letaknya yang kurang memenuhi persyaratan lancarnya proses pendidikan (sempit, ramai, terpencil, kumuh, labil, dan lain-lain). Aspek bangunan berkenaan dengan kondisi gedung sekolah yang kurang memadai untuk lancarnya proses pendidikan (lembab, gelap, sempit, rapuh, bahkan banyak yang sudah ambruk, dan lain-lain)

sampai membahayakan keselamatan. Aspek perabot berkenaan dengan sarana yang kurang memadai bagi pelaksanaan proses pendidikan (meja-kursi yang reyot, alat peraga yang kurang lengkap, buku paket yang tidak cukup, sarana kesehatan kurang memadai, dan lain-lain), termasuk fasilitas untuk kebutuhan ekstrakurikuler. Oleh karena itu, pada pembahasan makalah kami ini tentang hasil studi lapangan ke SMA Negeri 22 Bandung mengenai pengelolaan sarana dan prasarana tingkat SMA Negeri yang sudah mempunyai predikat sebagai Sekolah Standar Nasional. B. Rumusan Masalah Perumusan Masalah yang kami uraikan yaitu: 1.Bagaimana gambaran umum atau profil dari SMA Negeri 22 Bandung? 2.Bagaimana kondisi sarana dan prasarana pendidikan di SMA Negeri 22 Bandung? 3.Apakah sarana dan prasarana pendidikan di SMA Negeri 22 Bandung sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan? C. Tujuan dan Manfaat Makalah ini kami selesaikan karena mempunyai tujuan dan manfaat yang berguna bagi semua yang menyukai materi yang kami bahas ini. Dengan menyelesaikan makalah yang berkenaan dengan konsep manajemen sarana dan prasarana dan hasil studi lapangan ke SMA Negeri 22 Bandung yang merupakan Sekolah Standar Nasional juga untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana. Selain itu kami berharap dapat memberi banyak manfaat terhadap pembaca. Sebagai penyusun, makalah ini mempunyai tujuan modal kajian pembelajaran dan pengetahuan yang lebih matang dan banyak manfaatnya dikemudian hari. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup makalah ini yaitu mencakup konsep manajemen sarana dan prasarana, laporan hasil observasi lapangan dari SMA Negeri 22 Bandung mengenai gambaran umum atau profil SMA Negeri 22 Bandung, keadaan sarana dan prasarananya, juga kesesuaian sarana dan prasarana pendidikan dengan Standar Nasional Pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian dan Jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Sedangkan prasarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan menjadi penting karena mutu pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana. Pemerintah melalui menteri pendidikan menerbitkan peraturan pemerintah No. 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana berdasarkan PP No.19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Jenis sarana dan prasarana

Fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat digolongkan sebagai berikut: Ditinjau dari fungsinya terhadap Proses Belajar Mengajar (PBM), o Berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat menentukan). Contoh : tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan o Berfungsi langsung (kehadirannya sangat menentukan) terhadap PBM, seperti alat pelajaran, alat peraga, alat praktek dan media pendidikan. Ditinjau dari jenisnya o Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model, media, dan sebagainya o Fasilitas nonfisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa, uang. Ditinjau dari sifat barangnya o Barang bergerak atau barang berpindah/dipindahkan dikelompokkan menjadi barang habis-pakai dan barang tak habis pakai. Barang habis-pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang

tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tukis, tinta, kertas, spidol, penghapus, sapu dan sebagainya. (Keputusan Menteri Keuangan Nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971). Barang tak-habis-pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya ketika digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap-pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya. o Barang tidak bergerak ialah barang yang tidak berpindah-pindah letaknya atau tidak bisa dipidahkan, seperti tanah, bangunan/gedung, sumur, menara air, dan sebagainya. Sedangkan jenis-jenis prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktek keterampilan, dan ruang laboratorium. Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di antaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan. B. Dasar Hukum Standar Sarana dan Prasarana Sesuai dengan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, PP No 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007. Ketentuan pembakuan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dijabarkan dalam: Keputusan Mendiknas Nomor 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan; Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Pertama Tahun 2004 dari Direktorat Pembinaan SMP Panduan Pelaksanaan dan Panduan Teknis Program Subsidi Imbal Swadaya: Pembangunan Ruang Laboratorium Sekolah Tahun 2007 dari Direktorat Pembinaan SMP. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab XII Pasal 45 tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan pemerintah No.24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana Pasal 1, Pasal 2, dan Pasal 3. Dalam peraturan pemerintahan ini, terdapat beberapa kriteria minimum standar sarana dan prasarana mengenai Lahan, Bangunan, dan Kelengkapan prasarana. C. Administrasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Administrasi sarana dan prasarana merupakan keseluruhan pengadaan, pendayagunaan dan pengawasan terhadap sarana dan prasarana. Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan agar fasilitas berfungsi maksimal dalam pembelajaran. Kegiatannya meliputi: 1. Perencanaan Merupakan kegiatan penyusunan daftar sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah, 2. Pengadaan sarana dan prasarana Merupakan kegiatan menghadirkan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar. 3. Penyimpanan Merupakan kegiatan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan persediaan sarana dan prasarana di gudang. 4. Inventarisasi Inventarisasi merupakan kegiatan melaksanakan pengurusan, penyelenggaraan, pengaturan dan pencatatan barang-barang yang menjadi milik sekolah bersangkutan. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan pencegahan kerusakan suatu barang. 6. Penghapusan Penghapusan ialah kegiatan meniadakan barang-barang milik Negara/daerah dari daftar inventaris karena barang tersebut dianggap sudah tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi lagi atau pemeliharaannya sudah terlalu mahal. 7. Pengawasan Pengawasan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pengamatan, pemerikasaan dan penilaian terhadap pelaksanaan administrasi sarana dan prasarana sekolah. Jadi, dalam manajemen sarana dan prasarana, sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan penggunaan sarana-prasarana agar dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan belajar-mengajar.

BAB III PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI SARANA PRASARANA DI SMAN 22 BANDUNG A. Sejarah Dan Identitas Sma Negeri 22 Bandung Sejarah SMAN 22 Bandung Sebelum menjadi sekolah umum, SMA Negeri 22 Bandung adalah sekolah pendidikan guru (SPG Negeri 2 Bandung) jurusan SD dan TK yang sebelumnya adalah sekolah guru taman kanak-kanak (SGTK) yang menempati lokasi di Jl. Citarum no.23 Bandung. Semenjak tahun 1987 SPG Negeri 2 Bandung, pindah ke Jl. Rajamantri Kulon no. 17A (alamat sekarang). Pada tahun 1991 berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor :0426/O/1991 tanggal 15 Juli 1991 SPG Negeri 2 Bandung beralih fungsi menjadi sekolah umum yaitu SMA Negeri 22 Bandung. Identitas SMAN 22 Bandung SMA Negeri 22 Bandung terletak di jalan Rajamantri Kulon No.17.A, Kelurahan Turangga, Kecamatan Lengkong, Kota B.andung, Propinsi Jawa Barat. SMA Negeri 22 Bandung di bangun pada tahun 1964 dan telah direnovasi secara bertahap tahap sampai sekarang. SMA Negeri 22 bandung telah terakreditasi A. Dengan Visi nya yaitu SMA NEGERI 22 BANDUNG TERDEPAN DALAM BIDANG PRESTASI DAN INFORMASI serta misi nya adalah sebagai berikut : Menciptakkan pembelajaran yang efektif dan inovatif dengan upaya meningkatkan kompetensi dalam metode dan strategi pembelajaran, peningkatan sistem admi- nistrasi pembelajaran dan peningkatan kompetensi pendidiik dalam mengembang-kan bahan ajar Mengembangkan bahan ajar setiap pelajaran Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik Mengembangkan sarana dan jaringan teknologi informasi dan komunikasi untuk me-nunjang proses pembelajaran, administrasi sekolah dan komunikasi intern dan ekstern Mengembangkan perpustakaan yang representatif dengan upaya menuju elektronik library Menciptakan sekolah yang berwawasan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif. SMAN 22 Bandung memiliki jumlah guru sebanyak 73 orang, sedangkan guru honorer berjumlah 9 orang, dengan komposisi guru laki-laki sejumlah 26 orang dan perempuan 56 orang. Selain itu dilengkapi juga dengan tenaga tata usaha yang berjumlah 25 orang. Semua tenaga yang ada di sekolah ini melayani seluruh peserta didik yang berjumlah 1121 orang dengan rincian sebagai berikut :

No.

Kelas

Program Study Jumlah siswa L P 196 142 56 111 65 570

Jumlah Seluruh

1 2

X XI IPA IPS

199 107 73 88 84 551

395 249 129 199 149 1121

XII

IPA IPS

Jumlah

Seluruh siswa dalam tiap tingkatan dibagi kedalam 9 rombongan belajar. Proses pembelajaran semuanya berlansung dari pukul 06.30 sampai dengan pukul 13.00, kecuali hari jumat sampai pukul 11.00. B. Sarana Dan Prasarana Di SMAN 22 Bandung Seperti yang sudah dijelaskan di awal, bahwa sarana prasarana sangat menunjang keberhasilan dan kelancaran pelaksanaan proses belajar mengajar. SMAN 22 Bandung pun dalam menjalankan KBM sangat memperhatikan komponen ini. Hal ini memang terlihat dari segi ketersediaan dan penggunaan sarana dan prasaran yang tersedia di SMAN 22 Bandung. Dibawah pimpinan Drs. Ajat Sudrajat, M.Si sebagai kepala sekolah dan Uju Djuanda, S.Pd sebagai Wakasek bidang sarana prasarana, SMAN 22 bisa meraih predikat akreditasi A dan berhasil mendapatkan predikat Sekolah Standar NAsional (SSN) dari kementrian pendidikan Indonesia. Kondisi Lahan dan Prasarana di SMAN 22 Bandung Prasarana merupakan hal-hal yang secara tidak langsung berkaitan dengan proses pembelajaran. Keberadaan prasarana ini memang tidak wajib, tapi menjadi pendukung dalam proses belajar mengajar. Berdiri diatas luas tanah 13.160 m2, SMAN 22 bandung sudah memiliki beberapa sarana yang menunjang untuk proses belajar mengajar. Adapun Prasarana dan penggunaan lahan yang ada di SMAN 22 Bandung bisa diihat dari tabel berikut : NO. 1 2 3 4 5 RUANG Ruang kelas Ruang kepala sekolah Ruang guru Ruang serba guna Ruang wakil kepala JUMLAH 27 1 1 1 1 LUAS 2087 m2 56 m2 244 m2 250 m2 56 m2 KETERANGAN Baik Baik Baik Baik Baik

sekolah 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. Ruang Tata usaha Ruang koperasi Ruang BK Ruang UKS Ruang piket Ruang satpam Ruang perpustakaan Ruang multimedia Ruang lab.komputer Ruang komite sekolah Dapur Laboratorium fisika Lab. Biologi Lab.Kimia Ruang life skill Ruang Ekskul Rumah penjaga sekolah Gudang WC kelas X,XI, dan XII Masjid Lapang basket Lapang voley Halaman dan taman Kebun Lapang parker Koridor Kantin sekolah 6 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 6 4 1 24 1 1 1 138 m2 36 m2 54 m2 15 m2 20 m2 18 m2 108 m2 72 m2 144 m2 24 m2 18 m2 79 m2 79 m2 148 m2 64 m2 192 m2 98 m2 72 m2 310 m2 168 m2 1658 m2 1573 m2 925 m2 525 m2 1025 m2 1134 m2 145 m2 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

33. 34. JUMLAH

Ruang Lab. Bahasa Lain-lain

50 m2 157 m2

Baik

90

13160 m2

Secara keseluruhan sarana yang ada di SMAN 22 Bandung terawat dengan baik. Hal ini bisa terlihat dengan kondisi sekolah yang nyaman dan asri. Walaupun gedung ini dibangun sejak 46 tahun silam, namun masih terlihat kokoh, hal ini menandakan perawatan yang baik dari pihak lembaga. Selain itu renovasi juga berlangsung beberapa kali, sampai saat observasi berlangsung, renovasi masih berlangsung untuk dua lokal kelas. Kondisi Sarana di SMAN 22 Bandung Menurut pengamatan kami, prasarana yang ada di SMAN 22 Bandung sudah lengkap, hal ini dibuktikan dengan terdapatnya beberapa prasarana seperti bangku, meja, papan tulis, dan alat-alat lain yang mendukung kerja seluruh warga sekolah. Namun yang menjadi kendala kami selama observasi untuk prasarana ini adalah dari pihak lembaga tidak ada data yang terpusat tentang kondisi prasarana yang terdapat di SMAN 22 Bandung, sehingga pengamatan kami terbatas pada apa yang kami dapatkan dan tanyakan langsung pada Wakasek Sarana dan Prasaran Uju Juanda, S.Pd. Oleh karena itu, data yang bisa kami sajikan tidak terlalu lengkap, terutama untuk data kuantitas atau jumlah, pihak lembaga hanya memberikan perkiraan jumlahnya saja. Adapun sarana tersebut diantaranya : Perabot, yang termasuk kedalam perabot ini seperti meja, kursi, papan tulis, lemari, tong sampah. Namun tidak ada data yang akurat untuk jumlah pasti keseluruhan perabot. Untuk meja dan kursi, setiap ruangan disesuaikan dengan jumlah peserta didik. Namun yang unik dari SMAN 22 adalah hampir di setiap kelas terdapat cermin hal ini bisa digunakan baik oleh siswa ataupun guru. Peralatan pendidikan, untuk peralatan pendidikan diantaranya terdapat komputer yang terpusat di ruang lab.komputer sebanyak 45 unit. Media pendidikan, media pendidikan digunakan untuk memperlancar proses informasi dalam proses pembelajaran. Media yang digunakan diantaranya adalah Infocus, untuk kali ini infocus yang terdapat di SMAN 22 Bandung baru terdapat 4 buah. Selain menggunakan media elektronik lembaga juga menggunakan prasarana majalah dinding (mading). Mading di sekolah terdapat sekitar 4 mading, tiga diantaranya digunkaan oleh sekolah, dan satu digunakan oleh siswa sebagai sarana dalam pembelajaran jurnalistik. Selain itu terdapat juga satu ruangan khusus yang dinamakan ruang multi media yang berfungsi sebagai media pembelajaran supaya lebih menyenangkan.

Buku. Untuk menunjang proses pembelajaran, terdapat beberapa

buku yang menjadi rujukan.Semua buku terpusat pada perpustakaan seluas 108 m2 . Adapun kualifikasi buku yang terdapat di SMAN 22 Bandung tersaji dalam tabel berikut : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah Jenis Buku Karya Umum Agama Ilmu Pengetahuan Sosial Judul 4 2 13 Kuantitas Kualitas 30 67 717 1300 1961 376 4451 Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Ilmu Pengetahuan Alam 14 Bahasa Sejarah 38 6 77

Dengan sejumlah buku tersebut seluruh warga bisa mengakses dan menambah wawasannya di perpustakaan sekolah. Bahan habis pakai, untuk bahan habis pakai ini memang tidak ada data yang akurat, namun untuk jenisnya yang terdapat di SMAN 22 Bandung adalah spidol, tinta, kertas dan lain sebagainya. Berhubung seluruh ruang kelas yang ada di SMAN 22 Bandung ini telah menggnakan White Board maka penggunaan spidol dan tinta menjadi anggaran yang ada dalam pengeluaran bulanan bagian sarana prasarana. Proses manajerial yang berlangsung untuk sarana prasarana di SMAN 22 Bandung ini meliputi pengadaan, perawatan, dan penghapusan. Untuk proses pengadaan, pihak lembaga membuat perencanaan setiap tahunnya. Sarana dan prasarana apa yang akan direncanakan untuk tahun bersangkutan. Rencana ini dimasukan kedalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) sesuai dengan analisis kebutuhan. Namun dalam pelaksanaannya pihak sekolah juga melihat kondisi keuangan yang ada, jika memungkinkan maka pihak sekolah bias merealisasikannya, sedangkan jika tidak memungkinkan maka rencana tersebut ditunda dan dipindahkan ke perencanaan tahun berikutnya. Sedangkan untuk program perbaikan dan perawatan tidak jauh berbeda dengan pengadaan, perencanaan anggaran untuk ini dimasukan juga kedalam RKAS, terutama untuk perawatan sarana seperti pengecatan, perbaikan bangku atau juga perawatan prasarana seperti perawatan komputer. Untuk program penghapusan, lembaga tidak begitu saja membuang atau menghapus barang-barang yang sudah rusak atau sudah tidak bia terpakai. Berhubung status sekolah ini negeri, jadi seluruh aset termasuk barang-barang itu merupakan milik Negara, meskipun

uangnya berasal dari dana swadaya masyarakat. Maka ketika terjadi kerusakan atau mau diadakan penghapusan maka barangbarang tersebut dikembalikan ke Negara. Pemerintah daerah, khususnya pemerintah kota, disini bertindak sebagai penerima barang, yang selanjutnya barang-barang tersebut dilelang oleh Negara dan hasilnya juga kembali ke Negara. Program yang menjadi unggulan dan temasuk inovasi dari bagian sarana dan prasarana di SMAN 22 bandung untuk tahun ini adalah pihak lembaga mengusahakan mendirikan media pendidikan virtual atau yang disebut dengan Pusat Studi Bersama (PSB) sehingga dengan PSB ini seluruh warga sekolah bias mengakses dan bias berinteraksi walaupun diluar jam sekolah. Inovasi ini direncanakan untuk terlaksana di tahun 2010. Selain itu, pihak sarana dan prasana juga merencanakan setiap ruang kelas yang terdapat di SMAN 22 Bandung bisa terpasang infokus yang menetap disetiap kelasnya, hal ini akan mempermudah proses penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada peserta didik. Selain itu program ini bertujuan juga untuk mengimbangi laju teknologi yang sedang berkembang. C. Kesesuaian Sarana Prasarana Di SMAN 22 Bandung Dengan Standar Nasional Pendidikan Sebagai Sekolah Standar Nasioanl (SSN) SMAN 22 Bandung secara garis besarnya sudah sesuai dengan standar nasional pendidikan. Hal ini di buktikan dengan adanya sarana prasarana yang menunjang siswa untuk dapat mengembangkan pembelajarannya dan keterampilan masing masing individu. Kemampuan struktur manajerial sudah sangat baik dibuktikan dengan berfungsinya wakasek sarana dan prasarana, meskipun dalam beberapa hal masih memerlukan pembenahan seperti halnya rekapitulasi data prasarana yang akurat secara terpusat di bagian sarana prasarana. Kesesuaian sarana dan prasarana dengan diperolehnya akreditasi A. Nilai yang diperoleh untuk standar sarana dan prasarana adalah sebesar 97,50. Hal ini menandakan sarana dan prasarana sudah sesuai dengan standar nasional pendidikan. Jika dilihat dengan standar kurikulum dan juga kesesuaian anatar kurikulum yang diterapkan dan kondisi sarana prasarana di SMAN 22 Bandung maka sudah mencukupi standar minimum. Namun pihak sekolah juga terus mengadakan program peningkatan baik dalam pengadaan, perawatan dan juga penghapusan sarana dan prasarana yang tersedia. BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan

Sarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Sedangkan prasarana pendidikan merupakan segala sesuatu yang secara tidak langsung menunjang proses pendidikan.

Di SMAN 22 Bandung sudah memenuhi standar nasional pendidikan dengan sarana dan prasara yang baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya observasi yang kami lakukan ke sekolah tersebut. Sarana dan prasarana yang sudah tersedia di SMAN 22 Bandung membuat para siswa terfasilitasi dengan baik untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan individunya. B. Saran Semoga makalah yang kita buat setelah melakukan observasi dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umunya bagi semua orang. Selain itu, dengan adanya observasi ini kita mengetahui bahwa sarana dan prasarana di sekolah dapat kita kelola dengan baik supaya bermanfaat bagi warga sekolah. Data data yang ada bisa dapat di update dan bisa di berikan kepada semua orang agar terjadi transparansi dalam sarana dan prasarananya. Selain itu, sarana dan prasarana di sekolah tersebut harus diinventaris secara terpusat dan akurat sehingga dapat memudahkan dalam proses pendataan. DAFTAR PUSTAKA http://dwiapriani80.blogspot.com/resume-propen-standarsarana-dan-prasarana-pendidikan/ Data-data dari SMA Negeri 22 Bandung
Pasted from <http://gilangdawous.wordpress.com/2011/03/31/makalah-observasi-mata-kuliahmanajemen-sarana-prasarana/>

Monday, October 24, 2011 3:25 PM Seri Fisika Kesehatan__Biomekanika_02


Gaya2 pada Tubuh

Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya yang bekerja pada tubuh dan gaya yang bekerja di dalam tubuh. #Gaya pada tubuh >>> dapat kita ketahui ex gaya berat tubuh. #Gaya dalam tubuh >>> seringkali td disadari ex Gaya otot jantung, gaya otot paru-paru Gaya pada tubuh ada 2 tipe : 1. Gaya pada tubuh dlm keadaan statis. 2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis. Berikut ini adalah beberapa aspek gaya pada tubuh dalam keadaan statis: Gaya Berat dan Gaya Otot sebagai Sistem Pengumpil Tubuh dalam keadaan Statis berarti tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil.

Ada 3 kelas sistem pengumpil :

a. Klas pertama Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot Contoh: kepala & leher b. Klas Kedua Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot. contoh: tumit menjinjit c. Klas Ketiga Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat Contoh: otot lengan Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju sedikitnya dua arah, mis: tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi lawan atau gaya keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berat lain Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan 1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang? Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.

Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan. Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak pernah meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi duduk tegak saat berada di rumah. Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang, ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh yang baik, lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah. Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat

adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.

Kelebihan dari posisi ini adalah: Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot, papar Barbara. Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi. 2. Traksi dalam Praktik Klinik Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mmpercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi : traksi skeletal dan traksi kulit, dimana didalamnya terdapat sejumlah penanganan. Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi didasari pada hokum ketiga (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan sebagai traksi manual, penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam tulang sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999). Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa. Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang. Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi, traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit, obstruksi vaskuler, oedem distal, serta peroneal nerve palsy pada traksi tungkai. Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.
Pasted from <http://alifis.wordpress.com/2009/10/28/seri-fisika-kesehatan__biomekanika_02/>

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu fisika mempelajari perilaku dan sturktur benda. Di dalam fisika terdapat biomekanika. Di dalam biomekanika ada prinsip dan konsep dasar, diantaranya ada gaya (force) yaitu yang terdiri dari hukum-hukum newton, lalu ada kelembabaman (inertia). Serta adanya gaya pada tubuh dan gaya di dalamtubuh. Dan analisa gaya dan kegunaan klinik. Dalam makalah ini terdapat bagaimana suatu benda dapat bergerak, gaya-gaya apa saja yang berada di dalam tubuh dan di luar tubuh, serta analisa gaya dan kegunaan klinik.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana suatu benda dapat bergerak ? 2. Gaya-gaya apa saja yang terdapat di tubuh dan di dalam tubuh? 3. Dalam klinik di gunakan untuk apa saja? C. Tujuan Mengetahui benda dapat bergerak. Lalu mengetahui kegunaan klinik. D. Sistematika Penulisan Makalah ini di susun atas: BAB I: Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sisitematika penulisan. BAB II : Pembahasan yang berisi benda dapat bergerak, gaya pada tubuh dan dalam tubuh, analisa gaya dan kegunaan klinik. BAB III : Penutup yang tersusun atas kesimpulan dan daftar pustaka.

BAB II PEMBAHASAN A. BENDA DAPAT BERGERAK Pada abad ketiga sebelum masehi, Ariestoteles, seorang filosof Yunani pernah menyatakan bahwa diperlukan sebuah gaya benda tetap bergerak pada bidang datar. Menurut eyang Ariestoteles, keadaan alami dari sebuah dari benda adalah diam. Oleh karena itu perlu ada gaya untuk menjaga agar benda tetap bergerak. Ia juga mengatakan bahwa laju benda sebanding dengan besar gaya, dimana makin besar gaya, makin besar juga gerak benda tersebut. Berdasarkan penemuan ini, eyang newton membangun teori geraknya. Analisa dikemas dalam Tiga Hukum Gerak Newton yg terkenal sampai ke seluruh pelosok ruang kelas. 1. Hukum NEWTON I (Inerteria = kelembaman) - Benda bersifat mempertahankan keadaan - Mengukur sebuah pengamatan - Semua benda / obyek akan bergerak bila ada gaya (force) yang mengakibatkan pergerakan. Bahwa setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus (percepatan nol), kecuali terdapat gaya total pada benda tersebut. Secara matematis, Hukum I Newton dapat dinyatakan bahwa kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak atau mempertahankan keadaan diam dinamakan inersia. Karenanya, hokum I Newton dikenal juga dengan julukan Hukum Inersia alias Hukum Kelembaman. 2. Hukum NEWTON II Apabila ada gaya yang bekerja pada suatau benda makaakan mengalami suatau percepatan yang arahnya sama dengan arah gaya. Dalam hukum Newton I , kita telah belajar bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda, maka benda tersebut akan tetap diam, atau jika benda tersebut sedang bergerak maka benda tersebut tetap bergerak dengan laju tetap pada lintasan lurus. 3. Hukum NEWTON III Untuk setiap aksi, selalu ada reaksi yang arahnya berlawanan. Ketika sebuah benda memeberikan gaya kepada lain maka benda kedua tersebut membalas dengan memberikan gaya kepada benda pertama, dimana gaya yang

diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. Jadi gaya yang bekerja pada sebuah benda merupakan hasil interaksi dengan benda lain. B. GAYA PADA TUBUH DAN DI DALAM TUBUH Gaya pada tubuh dapat kita ketahui ex menabrak meja. Gaya dalam tubuh td diketahui ex Gaya otot. Dasar asal mula gaya adalah gaya gravitasi, tarik-menarik antara 2 benda, misalkan berat badan, ex terjadinya varises. Gaya pada tubuh ada 2 tipe : 1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis. Statis : Tubuh dlm keadaan setimbang, jumlah gaya dan momen gaya yang ada sama dengan nol. sistem muskuloskeletal bekerja sbg pengumpil/pengungkit Sistem tulang dan oto berfungsi sebagai pengumpil. Ada 3 kelas sistem pengumpil : a. Klas pertama Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot b. Klas kedua Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot. c. Klas ketiga Gaya otot terletak diantara titik tumpu dan gaya otot 2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis. Suatu tentang faktor2 yang ada hubungan dengan system yang bergerak. Sebagian besar olahraga memerlukan analisa dinamis karena sebagian atau seluruh tubuh bergerak. KEUNTUNGAN MEKANIKA Perbandingan antara gaya otot dan gaya gerak. C. ANALISA GAYA DAN KEGUNAAN KLINIK Ada beberapa traksi. Traksi itu sendiri adalah tahanan yang di pakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasmeotot dalam usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan. Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis tau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Ada traksi pada leher, tulang kaki, kepala dan leher. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Fisika mempelajari tentang biomekanika yaitu studi tentang gerakan yang dihasilkan oleh system musculoskeletal. Terdapat hokum newton yang di bagi menjadi tiga hukum. Yaitu hokum I newton, hokum II newton dan hukum III newton. Masing-masing mempunyai pernyataan yang berbeda. Gaya pada tubuh dan dalam tubuh ada dua yaitu gaya pada tubuh dalam keadaan statis dan gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis. Serta analisa gaya dapat digunakan pada klinik.

B. Daftar Pustaka
satriaperwira.wordpress.com/2009/02/26/traksi/.diakses pada tanggal 29 september 2010. Scoliosis.co.id. diakses pada tanggal 29 september 2010. Bimaaeriotejo.wordpres.com. diakses pada tanggal 29 september 2010. staff.ui.ac.id/internal/139903001/material/BIOMEKANIKA.ppt. diakses pada tanggal 29 september 2010. sarwanto.staff.uns.ac.id/files/2009/03/biomekanika.ppt. diakses pada tanggal 29 september 2010.
Pasted from <http://heniardya.blogspot.com/2011/02/makalah-biomekenika.html>

Thursday, December 08, 2011 8:10 AM

You might also like