You are on page 1of 19

PROPOSAL PENELITIAN: PREVALENSI PENYAKIT DIARE PADA BALITA

DI PUSKESMAS PERUMNAS I WAENA

Oleh : SOVIAN PEKEI 0110840196

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2011

DAFTAR ISI Halaman Depan .............................................................................................. Daftar isi.......................................................................................................... Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang........................................................................ 1.2 Rumusan masalah ................................................................... 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum ............................................................ 1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................ 1.4 Mamfaat penelitian ............................................................... Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Dasar Teori............................................................................... 2.2 Kerangka teori.......................................................................... 2.3 Kerangka Konsep...................................................................... 2.4 Definisi Operasional................................................................. Bab III Metodologi penelitian 3.1 Jenis penelitian .......................................................................... 3.2 Waktu dan Tempat penelitian................................................... 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi ............................................................................ 3.3.2 Sampel .............................................................................. 3.4 Pengambilan Data...................................................................... 3.5 pengolaan Data.......................................................................... 3.6 Analisis Data.............................................................................. i 2 3 3 4 4 4 6 13 14 14 17 17 17 17 17 18 19

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG Pembangunan masalah pada dasarnya adalah menyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk hidup sehat bagi setiap kehidupan agar dapat mewujutkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Salah satu kebijaksanana dalam rangka pencapaian tersebut adalah peningkatan upaya kesehatan. Diare sangat mudah dialami bayi dan balita, karena daya tahan tubuh yang masih belum maksimal atau belum sepenuhnya terjaga semuanya. Diare dapat disebabkan virus, bakteri, parasit, makanan, kurang gizi/alergi terhadap susu. Kematian akibat diare yang jumlahnya jutaan, mayoritas di sebabkan oleh hal yang spele yaitu kekurangan cairan yang dikeluarkan saat buang air besar dan atau muntah. Jumlah kasus diare yang terjadi di Papua setiap tahun mengalami kenaikan jumlah penderitanya. Pada umumnya penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan masih menjadi masalah terbesar di Indonesia. Kondisi saluran pembuanagan air limbah (SPAL) sangat mempengaruhi kejadian diare. Kondisi SPAL yang kurang baik dan menimbulkan vektor lalat. Jika hal ini terjadi maka akan menimbulkan penyakit diare. Selain SPAL, umur dan gizi, jenis kelamin mempengaruhi kejadian diare.

1.2

RUMUSAN MASALAH Bertitik tolak ukur dari uraian latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan permasalahan penelitian ini yaitu: Apakah kondisi SPAL, praktik kebersihan, umur, status gizi, dan jenis kelamin balita dan bayi berhubungan dengan kejadian diare pada bayi dan balita di Puskesmas Perumnas I Waena?

1.3

TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada bayi dan balita di Puskesmas Perumnas I Waena.
1.3.2

Tujuan khusus 1. Untuk mendiskripsikan kondisi saluran pembuangan air limbah, praktik kebersihan ibu bayi dan balita, umur bayi dan balita, status gizi bayi dan balita, pada kejaian diare pada bayi dan balita di Puskesmas Perumnas I Waena. Untuk menganalisa hubungan antara kondisi saluran pembuangan air limbah (SPAL) responden dengan kejadian diare pada bayi dan balita di Puskesmas Perumnas I Waena. Untuk menganalisa hubungan antara praktik kesehatan ibu bayi dan balita denagn kejadian diare bayi dan balita di Puskesmas Perumnas I Waena. Untuk menganalisa hubungan natara umur bayi dan balita dngankejadian bayi dan balita dengan kejadian diare di Puskesmas Perumnas I Waena. Untuk menganalisa hubungan status gizi bayi dan balita dengan kejadian diare pada bayi dan balita di Puskesmas Perumnas I Waena.

2.

3.

4.

5.

1.4

MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Untuk institusi(universitas cenderawasih, fakultas kedokteran) Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dan penulisan selanjutnya. 1.4.2 Untuk instansi terkait (di Puskesmas Perumnas I Waena) Sebagai informasi untuk memacu peningkatan pelayanan kesehatan selanjutnya pada penderita diare khususnya anak-anak. 1.4.3 Untuk masyarakat

Memberikan informasi yang cukup tentang jumlah penderita diare pada anak-anak agar masalah diare mendapat perhatian khusus dari masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1

DASAR TEORI Pengertian diare Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja, WHO pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam ( 24 jam ). Para ibu mungkin mempunyai istilah tersendiri seperti lembek, cair, berdarah, berlendir, atau dengan muntah (muntaber). Penting untuk menanyakan kepada orangtua mengenai frekuensi dan konsistensi tinja anak yang dianggap sudah tidak normal lagi.

Penyebab diare 1. faktor infeksi 1. Amebiasis

Di sebabkan oleh parasit yang di tularkan melalui makanan dan minumnan. 2. Campylobacter Di tularkan melalui makan yang tekena bakteri kemudian tertelan. 3. Cryptosproidiium Di sebabkan makanan yang di makan dalam kondisi yang tidak matang. 2. Faktor makanan Makanan yang masuk kedalam mulut dengan keadaan yang kurang baik akan menyebabkan diare.

3.

Faktor psikologi keadaan kejiwaan yang tertekan dapat menyebakan peneyakit diare yang akut.

Tanda-Tanda Penyakit Diare Berak encer, biasanya 3X atau lebih dalam sehari, kadang-kadang disertai : a. b. c. d. Muntah Badan lesu dan lemah Tidak mau makan Panas

Jenis diare 1) Diare akut Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. a. Etiologi Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri, parasit maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat, nutrisi eteral diikuti puasa yang berlangsung lama, kemoterapi, impaksi tekal (overflow diarrhea) atau berbagai kondisi lain. b. Patogenesis Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan masukan minuman atau makanan yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekresiyang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan yang disajikan tanpa dimasak. Penularannya adalah transmisi orang ke orang melalui aeorosolisasi (Morwalk, Rotavirus), tangan yang terkontaminasi (Clostridium diffecile), atau melalui aktivitas seksual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah faktror penyebab (agent) dan faktor penjamu (host). Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap organisme, yaitu faktor daya tahan tubuh atau lingkungan lumen saluran cerna, seperti keasaman lambung, motilitas lambung, imunitas, juga mencakup lingkongan mikroflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang

merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman-kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare. Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bakteri terbagi dua, yaitu: 1. Bakteri noninvasit (enterotoksigenik) Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus, namun tidak merusak mukosa. Toksin meningkat kadar siklik AMP di dalam sel, menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air, ion karbonat, kation natrium, dam kalium. 2. Bakteri enteroinvasif Diare menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan ulserasi, dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Enteroinvasive E. Coli (EIEC). S. Paratyphi B, S. Typhimurium, S. enteriditis, S. choleraesuis, Shigela, Yersinia, dan C. Pertringens tipe C. penyebab diare lainnya seperti parasit menyebabkan kerusakan berupa ulkus besar (E. histolytica), kerusakan vilia yang penting untuk penyerapan air, elektrolit, dan zat makanan (G. Lambdia) c. Manifestasi klinis Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Koleriform, dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja 2. Disentriform, pada diare di dapat lendir kental dan kadang-kadang darah. d. Penatalaksanaan Pada orang dewasa, penata laksanaan diare akut akibat infeksi terdiri dari : 1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah : 1) Jenis cairan 2) Jumlah cairan 3) Jalan masuk atau cara pemberian cairan 4) Jadwal pemberian cairan.

2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi 3. Terapi simtomatik 4. Terapi defenitif 2) Diare kronik Diare kronik ditetapkan berdasarkan kesepakatan, yaitu diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu. Ketentuan ini berlaku bagi orang dewasa, sedangkan pada bayi dan anak ditetapkan batas waktu dua minggu. a. Etiologi Diare kronik memiliki penyebab yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui. b. Patofisiologi Proses terjadinya diare dipengaruhi dua hal pokok, yaitu konsistensi feses dan motilitas usus, umumnya terjadi akibat pengaruh keduanya. Gangguan proses mekanik dan ensimatik, disertai gangguan mukosa, akan mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit, sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk. Diare kronik dibagi tiga yaitu : 1. Diare osmotik Dijelaskan dengan adanya faktor malabsorpsi akobat adanya gangguan absorpsi karbohidrat, lemak atau protein, danb tersering adanya malabsorpsi lemak. Teses berbentuk steatore. 2. Diare sekretorik Terdapat gangguan tranpor akibat adanya perbedaan osmotif intralumen dengan mukosa yang besar sehungga terjadi penarikan cairan dan alektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar. Teses akan seperti air. Diare sekresi terbagi dua berdasarkan pengaruh puasa terhadap diare : 1. Diare sekresi yang dipengaruhi keadaan puasa berhubungan dengan proses intralumen, dan diakibatkan oleh bahan-bahan yang tidak dapat diabsorpsi, malabsorpsi karbohidrat, letesiensi laktosa yang mengakibatkan intolerassi laktosa. 2. Diare cair yang tidak dipengaruhi keadaan puasa terdapat pada sidrom korsinoid, VIP (Vasoactive Inkestinal Polypeptida) oma, karsinoma tiroid medular, adenoma vilosa, dan diare diabetik. 3. Diare inflamasi

Diare dengan kerusakan kematian enterosit disertai peradangan. Fese berdarah. Klompok ini paling sering ditemukan. Trbagi dua yaitu nonspesitik dan spesitik. c. Penatalaksanaan a. Simtomatis 1. Rehidrasi 2. Antipasmodik, antikolinergik 3. Obat anti diare a. Obat antimotilitas dan sekresi usus : Laperamid, ditenoksilat, kodein fosfat. b. Aktreotid (sadratatin) c. Obat anti diare yang mengeraskan tinja dan absorpsi zat toksin yaitu Arang, campura kaolin dan mortin. 4. Antiemetik (metoklopromid, proklorprazin, domperidon). 5. Vitamin dan mineral, tergantung kebutuhan, yaitu: a. Vitamin Bie, asam, vitamin A, vitamin K b. Preparat besi, zinc,dan lain-lain. 6. Obat ekstrak enzim pankreas. 7. Aluminium hidroksida, memiliki efek konstifasi, dan mengikat asam empedu. 8. Fenotiazin dan asam nikotinat, menghambat sekresi anion usus. b. Kausal Pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun non infeksi Pada diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasarkan etiologinya.

Cara penularan Penyakit diare sebagian besar (75%) di sebabkan oleh kuman seperti virus dan bakteri. Penularan penyakit diare melalui orofekal terjadi denagan mekanisme berikut ini. 1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapt terjadi bila seorang menggunaka air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumber, tercemar selama perjalanan sampai kerumah-rumah, atau tercemar pada disimpan di rumah. Pencemaran di ruamah terjadi bila

10

tempat penyimpanan tidak tertutup atau apabila tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengmabil air dari tempat penyimpanan. 2. Melaui tinja terinfeksi. Tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Bila tinja tersebut di hinggapi oleh binatang dan kemudian binatang itu hinggap di makanan, maka makanan itu dapat menularkan diare kepada orang yang memakan makanan tersebut.( penyakit tropik hal. 148-149)

Akibat diare o Dehidrasi Akibat dari diare yang sering di anggap orang sebuah kejadian yang biasa ialah dehidrasi. Tetapi kejadian ini yang sangat berbahaya, tidak perlu sampai mengeluarkan jumlah cairan yang banyak yang dapat mengganggu jiwa, tetapi cukup dengan kekurangan 20% saja jiwa seseorang dapat terancam.
o

Gangguan pertumbuhan Banyak zat gizi yang keluar saat dijidrasi terjadi, dapt dikeluarkan dari saat buang air besar atau melalui muntah. Karena banyaknya jumlah zat gizi yang di keluarkan dapat mengganggu pertumbuhan penderita.

2.

Hubungan antara kondisi saluran pembuangan air limbah (SPAL) dengan kejadian diare

Kondisi SPAL keluarga yang berfungsi mengelola air limbah rumah tangga, yang baik ialah yang permanen dan tertutup. Apabila kondisi SPAL yang kurang baik akan dapat menularkan diare dengan mudah kepada penghuni rumah. 3. Hubungan praktik kebersihan dengan kejadian diare

Faktor lingkungan memiliki kekuatan besar dengan menentukan praktik,bahkan kadang-kadang kekuatannya lebih besar dari pada karakteristik individu. Praktik manusia tidaklah sesederhana di pahami dan di prediksi. Begitu banyak factorfaktor interen dan eksteren dari dimensi masa lalu sekarang dan masa depan.

11

4.

Hubungan antara umur bayi dan balita dengan kejadian diare Samapai saat ini diare sering dialami oleh anak di bawah 5 tahun, jika daya tahan tubuh bayi dan balita sangat lemah maka peyakit akan mudah menyerang khususnya diare.

5.

Hubungan natara status gizi dengan kejadian diare Staus gizi sangat mempengaruhi kejadian diare karena apabila status gizi bayi dan balita baik baik otomatis daya tahan tubuh bayi dan balita akan kuat terhadap penyakit.

6.

Hubungan antara jenis kelamin bayi dan balita dengan kejadian diare Anak laki-laki kurang memperhatikan kebersihan diri dan linkungannya dari pada anak perempuan. Hal ini yang mengakibatkan anak laki-laki sering terkena penyakit diare di bandingkan anak perempuan.

7.

Praktik kesehatan Fakto-faktor yang mempengaruhi pola pikir seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit baik factor pnyembuhan, penyuluhan, dan factor kebijakan.

8.

Pembuangan sampah 1. Pembuangan sampah Sampah seharusnya di pil;ah-pilah mana sampah kering mana sampah basah dan sebaiknya sampah jangan di biarkan terbuka selama 24 jam karena akan di hinggapi lalat dan di datangi tikus. 2. Pembuangan air limbah Pembuangan air dari kamar mandi dan tempat cuci di alirkan keparit dan usahakan tetap mengalir serta dapt menyerap dalm tanah. 3. Pembuangan tinja

12

Usahakan setiap rumah memiliki jamban sendiri, selalu bersih, tak berbau dan tertutip sehingga tidak di hinggapi lalat. 9. penyediaan air bersih 1. penyediaan air bersih Apabila mempunyai sumur sendirijanagan sampai tercemar oleh air WC atau limbah lainnya. Jarak WC dengan sumur sebaiknya 10 meter sehingga tidak mencemari sumur. 2. Air bersih perumahan adalah air yang meliputi untuk kebutuhan hidup rumah tangga, memasak, minum, air untuk mandi, dan air untuk membersihkan rumah.

2.2

KERANGKA TEORI
Teori

Host

Agent

Environment

Manusia

Bakteri, virus dan parasit

Lingkungan yang kotor

13

2.2

KERANGKA KONSEP Dalam penelitian ini, pada kerangka konsep ada 2 variabel yang digunakan, yaitu : a. Variabel Independent (bebas), mencakup :

Umur

: Bayi: 0 bulan - 12 bulan : Balita : > 12 bulan 60 bulan : Laki-laki dan Perempuan

Jenis kelamin

b. Variabel Dependent (terikat) : Prevalensi dan pencegahan penyakit diare Atau Variabel independent
Umur Bayi: 0 bulan - 12 bulan Balita : > 12 bulan 60 bulan Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan

Variabel dependent
Prevalance dan pencegahan penyakit diare

2.4 DEFINISI OPERASIONAL Agar definisi operasional yang berhubungan dengan variabel di atas menjadi lebih jelas, maka skala ukurnya dapat dilihat sebagai berikut : No 1 2 variabel Umur jenis kelamin Definisi operasional Bayi Balita perempuan/lakilaki skala ukur rasio Ordinal

interval

nominal

14

1.

Kejadian diare pada bayi dan balita adalah penderita yang berobat di RSUD Abepura dan di diagnogsa diare Skala: Nominal Kriteria

Sakit: Apabila hasil diagnosa dokter dan para medis menyatakahn sakit, dilihat dari catatan rekam medis rumah sakit. Tidak sakit: Bayi dan balita sehat atau tidak sakit diare yang tinggal satu wilayah dengan penderita diare. Kondiisi SPAL adalah keadaan SPAL keluarga yang berfungsi mengelola air limbah. Skala: Nominal Kriteria

2.

Baik: NIlai kriteria 50% skor total pada pedoman observasi. Tidak baik: kriteria <50%> Syarat-syarat SPAL sehat Saluran dibuat permanen ( SPAL di buat dari batu bata dan di beri semen) 1. 2. 3. 4. 5. Air mengalir lancer Ada resapan ( tempat bermuara air) Jarak resapan dari sumber air minimal 10 meter. Tidak ada vector lalat. Celah untuk memriksa SPAL ada penutupnya.

3. Praktik kesehatan adalah tindakan langsung yang di ketahui penderita yang berkaitan dengan praktik kebersihan berdasarkan pertanyaan yang di ajukan. Skala: Nominal

15

Kriteria

Baik: Nilai praktik 50% dari pedoman wawancara. Tidak baik: Nilai praktik <50%> 4. Umur hitung adalah dari tanggal bulan kelahiran sampai bulan dilakukan penelitian dan menggunakan satuan bulan. Kriteria

Bayi: 0 bulan - 12 bulan Balita : > 12 bulan 60 bulan 5. jenis kelamin adalah perbedaan tubuh manusia untuk membedakan laki-laki dan perempuan Skala: Nominal

Laki-laki Perempuan 6. Status gizi adalah kondisi tubuh balita dari Kartu Menuju Sehat (KMS) dalam kurun waktu 1 bulan Skala: Nominal

Anak sehat: Jika berat badan balita mengalami pertambahan atau tetap setiap bulannya dan berada di garis merah dalam kurun waktu 3 bulan. Anak tidak sehat: Jika berat badan balita tidak mengalami pertambahan stiap bulannya atau menurun dalam 3 bulan.

16

BAB III METODE PENELITIAN


3.1

JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang di pakai ialah case control di gunakan sebagai perbandingan antara kasus dan kontrol kemudian dicari faktor penyebabnya.

3.2

WAKTU DAN TEMPAT PENALITIAN


Penelitian diadakan di Puskesmas Perumnas I Waena Kecamatan Abepura, Kotamadya Jayapura pada tanggal 16 Maret 2012

3.3

POPULASI DAN SAMPEL 3.3.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah penderita diare yang telah di diagnosa di Puskesmas Perumnas I Waena. 3.3.2 Sampel Sampel penderita adalah dalam penelitian ini di sebut subjek penelitian, subjek penelitian di bagi 2: 1. kasus Penderita diare yang di diagnosa oleh dokter atau petugas kesehatan dan berobat di Puskesmas Perumnas I Waena mulai bulan September sampai Oktober 2. Kontrol Balita yang sehat atau tidak sakit diare dalam kurun waktu 2 bulan di satu wilayah denagn penderita.

17

Terkait pemilihan responden menggunakan teknik kontak person dengan cara meminta bantuan kepada petugas untuk mencatat semua penderita diare ke dalam catatan rekam medis agar mudah dalam penagambilan data.
3.4

PENGAMBILAN DATA

Pengambilan data diambil dengan 2 cara, yaitu :

1. Data primer

Kondisi SPAL di lihat dari lembar observasi Wawancara denagan responden menggunakan koesioner uyntuk melihat praktik kesehatan Data skunder

2.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Jayapura dan data dari Puskesmas Perumnas I Waena. Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan Puskesmas Perumnas I Waena terdapat jumlah penderita diare yang cukup tinggi. Data dari Puskesmas Perumnas I Waena di lihat dari catatan rekam medis yang menyebutkan bahwa balita menderita diare.
3.5

PENGOALHAN DATA Editing Di lakukan melakukan kelengkapan dan kejelasan, konsistensi, kesinambungan dan keragaman data.

Koding Mengklasivikasi jawaban responden dan pemberian kode untuk memudahkan dalm pengolahan data selanjutnya.

18

Tabulasi Mengelompokan data sesuai tujuan penelitian, kemudian di masukan di masukan dalam table yang sudah di siapkan .

3.6

ANALISIS DATA
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian adalah uji univariat.

19

You might also like