You are on page 1of 3

Seribu satu misteri di balik kisah Isro Miroj

Manusia merupakan makhluk Tuhan yang dikaruniai akal dan fikiran. Akal dan fikiran adalah merupakan suatu modal yang paling berharga bagi manusia, karena karunia yang satu ini menjadikan manusia berbeda dengan makhluk Tuhan yang lainnya. Oleh karena itulah kemudian Allah Swt. mengkultuskan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Allah Swt. adalah suatu Dzat yang Sangat Teramat Maha, karena tiada sesuatupun menyerupai Dia. Dialah Allah yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Allah Swt. merupakan Dzat Esa, Ia tidak membutuhkan sesuatu untuk bergantung, dan tidak pula ia memerlukan makhluknya. Jika memang demikian, kenapa Tuhan menciptakan makhluk? mungkinkah dalam penciptaan tersebut Tuhan pernah merasakan kesepian dengan ke-Esaan-Nya? Dan tidaklah Kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main (Al-Anbiya : 16) Saya merasa takjub pada kisah Nabi Besar Muhammad SAW. tatkala beliau diisrokan dan dimirojkan oleh Allah SWT. Ketika itu pada suatu malam, nabi dijemput oleh malaikat yang membawanya melintas di keheningan malam dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa dan setelah itu perjalanan dilanjutkan menembus Jagad Raya menuju Sidratul Muntaha; suatu tempat paling tinggi yang diciptakan Allah. Perjalanan tersebut hanya dilakukan pada satu malam saja. Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Isra : 1) Jika sekilas saja kita membayangkan kisah tersebut, sepertinya sesuatu hal yang sangat mustahil dilakukan oleh makhluk Tuhan yang bernama manusia. Benarkan demikian? lalu makhluk seperti apa Nabi Muhammad tersebut sehingga bisa melaksanakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan dilanjutkan menembus Sidratul Muntaha hanya dalam satu malam? Padalah Allah telah jelas-jelas menegaskan bahwa Nabi merupakan sosok dari jenis manusia. Israa diartikan sebagai memperjalankan di malam hari, yaitu dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Pada masa itu, belum ada tunggangan atau kendaraan yang lebih cepat untuk manusia selain dari unta atau kuda atau keledai. Jika perjalanan dari masjidil Haram ke masjidil Aqsa ditempuh dengan menggunakan unta, maka akan memakan waktu lebih kurang 2 bulan. Wajar saja jika pada masa itu, ukuran untuk mempercayai nabi dapat menembus kedua jarak tersebut dalam seperempat malam hanyalah dengan keimanan kepada Allah Sang Pencipta dan Rasulnya. Dengan kadar keimanan yang tinggi, Sahabat Nabi pada waktu itu dapat mempercayai dan mengimani bahwa perjalanan Rasul tersebut

benar adanya, terlepas memakai kendaraan jenis apa Rasul dapat menembus kedua jarak tersebut. Sesuatu hal yang wajar jika kita mengatakan bahwa tidak ada yang tak mungkin bagi Tuhan, jika Ia telah berkehendak, Kun faya kun, jadilah maka jadi. Namun, jika kita tafakuri setiap kehendak Sang Pencipta, tentulah disertai dengan hukum penciptaan, sehingga saya sendiri mempunyai pemikiran bahwa setiap kehendak Sang Pencipta adalah hukum alam. Allah adalah sesuatu Dzat yang teramat Maha, sesungguhnya Dia tidak memerlukan suatu perantara (makhluk) untuk mencapai tujuan yang diinginkan-Nya. Namun, apakah kita lupa, bahwa diturunkannya setiap wahyu melalui perantara (malaikat Jibril)? atau akankah kita melupakan kisah Isro Nabi memakai kendaraan bernama Buroq?, lantas kalau memang kisah Isro Miroj diartikan sebagai memperjalankan pada malam hari, kenapa Tuhan tidak menggunakan kuasa-Nya secara mutlak (tidak melalui perantara) dalam hal ini kendaraan (Buroq) dan pengawal (Malaikat)? Sesungguhnya apa yang ingin Tuhan pertunjukkan kepada kita? ..agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. .. (Q.S. Al-Isra : 1) Maha Suci Allah, sesungguhnya Ia akan menepati semua janji-Nya. Kini setelah 1.400 tahun yang lalu, disaat semua ilmu pengetahuan sedikit demi sedikit telah dibukakan oleh Allah untuk manusia, jarak antara Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sudah tidak masalah jika harus ditempuh hanya dalam beberapa jam saja. Allahuakbar! Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir, karena padanya telah diturunkan mujizat yang akan menuntun umat manusia (yang beriman) sepanjang zaman, karena dalam mujizat (Al-Quran) telah dirangkum semua hukum Allah yang di dalamnya sudah tidak ada keraguan lagi. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) Jauh sebelum terlahirnya Wilbur Wright, Allah telah mempertunjukkan kekuasaan-Nya menerbangkan manusia (Nabi Muhammad) dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Hal ini hendaknya dijadikan suatu pelajaran bagi kita dan suatu bukti keotentikan Alqur-an bahwa di dalamnya tidak akan ada hukum yang berbenturan dengan ilmu pengetahuan modern. Dalam peristiwa Isro kala itu, Allah Swt. seolah-olah menantang manusia, dan ingin mempertunjukan ilmunya bahwa manusia dapat melintasi Masjidil Haram ke Masjidil Aqso hanya dalam beberapa waktu saja. Dan janji Allah terbuktikan, bahwa kisah yang dahulu dianggap mimpi sekarang sudah tidak ada lagi yang bisa membantahnya.

Jika Allah Swt. telah membuktikan janjinya, dan telah memperlihatkan mimpi Nabi tersebut sebagai sebuah kenyataan dalam peristiwa Isro, lantas bagaimana dengan peristiwa Miroj? Akankan Allah Swt. membuktikan mimpinya Rasululloh sehingga kelak ada manusia yang dapat menembus jagad raya? Wallahu alam bisshowab.

You might also like