You are on page 1of 16

FILOSOFI ANGKA NOL Dalam buku Biografi Angka Nol, Charles Seife menulis: Banyak kekuatan yang tergantung

dalam angka yang sederhana ini. Nol adalah perangkat paling penting dalam matematika. Namun berkat sifat matematis dan filosofis yang aneh dalam angk nol, ia akan berbenturan dengan filsafat Barat. Angka nol tidak bisa diterima oleh Aristoteles dan juga teruskan oleh Biarawan Kristen (0 (nol) atau kosong atau safira,sifr,( arab) atau zro (perancis) dianggap sebagai angka terkutuk karena menciptakan konsep ketiadaan dan dianggap menghina Tuhan, maka itu Paus Roma melarang penggunaan angka tersebut, dan hukuman berat bagi yang menggunakannya), walaupun belakangan angka nol digunakan. Bahkan sistem penanggalan Masehi tidak diawali dari angka nol, tapi dimulai dari satu. Jika dijabarkan dalam bentuk deret akan seperti ini: -3, -2, -1, 1, 2, 3,. Sekilas mungkin hal ini tidak masalah, tapi belakangan membawa persoalan. BEBERAPA MASALAH Sebut saja ada seorang anak lahir pada tanggal 1 Januari tahun 4 SM. Pada tahun 3 SM dia berusia 1 tahun. Pada tahun 1 SM dia berusia 3 tahun. Lalu, berapa usia anak itu pada tahun 2M? Menurut kalender Biarawan Kristen pada tahun 2M, anak itu berusia 5 tahun. Tapi jika menggunakan rumus matematis hasilnya 6 tahun yang didapat dari 2 (-4). Tidak banyak yang tahu bahwa pada tahun 2000, Yesus baru berusia 1999. Itu adalah salah satu masalah tanpa angka nol. Perhatikan perhitungan matematis berikut. (1 X 2 ) / 2 = 1 Itu juga bisa dijabarkan: (1 X 2) / 2 = 2 / 2 = 1 Ketika duduk di bangku sekolah, kita juga diajarkan untuk mencoret pembilang dan penyebut yang sama pada operasi pembagian. Sehingga 1 / 2 X 2 = 1. Coba perhatikan lagi contoh berikut! (2 X 0 ) / 0 Jika kita menggunakan cara mencoret, maka (2 X 0 ) / 0 = 2. Tapi jika kita jabarkan akan menghasilkan hal lain. (2 X 0 ) / 0 = 0 / 0 Itu menunjukkan bahwa 2 = 0 / 0. Dengan cara yang sama (3 X 0 ) / 0, (4 X 0) / 0, (5 X 0) / 0, dst menunjukkan bahwa 3 = 0 / 0, 4 = 0 / 0, 5 = 0 / 0, dst. Perkembangan matematika itu sendiri akhirnya menerima konsep nol. Hal itu juga dikaitkan dengan ketakterhinggaan yang disimbolkan sebagai ~. 1 / 1 = 1, 2 / 2 = 1, 3 / 3 = 1, dst. Tapi, hasil 0 / 0 bukan 1 atau juga 0. Sementara kita terlanjur mendapat aturan bahwa setiap bilangan yang dibagi bilangan itu sendiri selalu menjadi satu. Ahli matematika yang lebih maju menyebutkan 0 / 0 = ~ (tak terhingga). Arti dari tak terhingga adalah bisa 0, 1, 2, 3 dst. Tak terhingga adalah jawaban matematis yang paling konsisten. Coba kita perhatikan! 0/0=~ ~X0=0 Artinya, setiap bilangan apapun yang di kali nol akan menghasilkan nol. KEKOSONGAN DARI INDIA Jauh sebelum Barat menerima angka 0, Angka ini diterima dengan baik di India dan menyatu dengan filsafat kekosongan. Seife menyebut kekosongan sebagai sunyata.

Charles Seife dalam bukunya tidak menyebutkan paham tentang kekosongan berasal dari Buddhisme, tapi dari filsafat India kuno dalam hal ini adalah Hindu. Saya sendiri juga tidak jelas dengan referensi Seife tentang kekosongan. Sedikit sebagai bahan perbandingan. Dalam buku Sejarah Filsafat India, yang ditulis oleh Heinrich Zimmer, ada sebutan istilah maya yang mirip dengan sunyata. Zimmer menulis: Maya secara denotattf bermakna sifat fenomenal dan tidak substansial dari dunia yang diamati dan telah dimanipulasi, juga dari pikiran itu sendiri stratifikasi dan kekuatan kepribadian yang sadar dan bahkan bawah sadar. Pada bagian Buddhisme, Zimmer mengutip Nagarjuna dari terjemahan Mulamadhyamakakarika. Kebenaran ini tidak bisa dikatakan sebagai kehampaan atau bukan kehampaan, atau keduanya, tetapi untuk menunjukkannya, kebenaran itu disebut kehampaan. PEMBUKTIAN Sebelum melantur lebih jauh. Ada sebuah pembuktian menarik. Jika a dan b sama dengan 1, maka b2 = ab [persamaan 1] Tidak diragukan lagi. a2 = a2 [persamaan 2] Jika dilakukan pengurangan antara persamaan [1] dan [2], maka a2 b2 = a2 ab [persamaan 3] a2 b2 = a (a b) (a + b) (a-b) = a ( a b) [persamaan 4] Sekarang bagi kedua sisi persamaan [4] dengan (a-b). Hasilnya menjadi: (a + b ) = a b = 0 [persamaan 5] Lalu, ganti b dengan 1, sesuai dengan pembuktian awal. 1 = 0 [persamaan 6] Jika kedua sisi persamaan [6] dikali dengan 2, maka 2 = 0. Jika kedua sisi persamaan [6] dikali dengan 3, maka 3 = 0. Dan seterusnya. Jadi bisa dipahami bahwa: 1 = 0, 0 = 1, 2 = 0, 0 = 2, 3 = 0, 3 = 0, dst. Dalam bahasa yang berbeda sebagaimana dalam Prajnaparamita Hrdaya Sutra (Sutra Hati) itu menjadi: materi (rupa) adalah kosong (sunya), dan kosong adalah materi. Tradisi agama theis menyebutkan nol itu sebagai angka Tuhan dengan pengertian yang kurang lebih mirip. Saya kutip salah satu tradisi yang mewakili. Seorang muslim Al-Hallaj berdoa: Aku melihat Tuhan dengan mata hatiku. Ia berfirman Siapakah kamu? Aku berkata Saya adalah engkau, Engkau adalah dia yang mengisi semua tempat. Singkat kata, Angka nol adalah angka mistik! Memahami angka nol, kita diingatkan kembali untuk memahami bahwa: Dalam kekacauan ada keheningan, dalam keheningan ada kekacauan. Mampukah kita memahami angka nol secara intuitif? DAFTAR PUSTAKA Katz, Steven T (ed). Menembus Jantung Pengalaman Mistis. Yogyakarta: Unggun Religi, 2004.

Seife, Charles. Biografi Angka Nol. Yogyakarta: e-Nusantara, 2008. Zimmer, Heinrich. Sejarah Filsafat India. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003. -mastermime-

PENEMU ANGKA NOL Nol, angka unik nan menarik yang memiliki ciri khas tersendiri dibanding angka lainnya. Kehadirannya begitu penting jika berada di tempat dan waktu yang tepat, tettapi menjadi tidak berguna jika tidak tepat. Pada beberapa artikel sebelumnya, saya telah memuat tulisan mengenai keunikan angka nol. Kadang, angka nol bisa digunakan untuk menyebutkan ketiadaan atau kosong, mungkin ini yang menyebabkan angka nol antara ada dan tiada. Lalu, siapakah penemu angka nol yang unik ini? mari kita simak tulisan dibawah ini.

Matematikawan muslim yang dijuluki Bapak Algoritma. Juga ahli musik, astronomi dan geografi. Karyanya menjadi rujukan dunia hingga kini. Kita pasti sudah sering mendengar istilah algoritma. Tapi, tahukah siapa penemunya? Bisa jadi kita menduga orang tersebut dari dunia Barat. Padahal, ia adalah seorang ilmuwan muslim yang bernama Al Khawarizmi. Nama lengkapnya adalah Abu Jafar Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Lahir di Khawarizmi, Uzbeikistan, pada 194 H/780 M. Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dar al-Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Mamun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas. Nama itu berasal dari nama julukan al-Khawarizmi. Karya Aljabarnya yang paling monumental berjudul al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan). Dalam buku itu diuraikan pengertian-pengertian geometris. Ia juga menyumbangkan teorema segitiga sama kaki yang tepat, perhitungan tinggi serta luas segitiga, dan luas jajaran genjang serta lingkaran. Dengan demikian, dalam beberapa hal al-Khawarizmi telah membuat aljabar menjadi ilmu eksak. Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh F. Rosen, seorang matematikawan Inggris. Kemudian diedit ke dalam bahasa Arab oleh Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad, ahli matematika Mesir, pada 1939. Sebagian dari karya al-Khawarizmi itu pada abad ke-12 juga diterjemahkan oleh Robert, matematikawan dari Chester, Inggris, dengan judul Liber Algebras et Al-mucabola (Buku Aljabar dan Perbandingan), yang kemudian diedit oleh L.C. Karpinski, seorang matematikawan dari New York, Amerika Serikat. Gerard dari Cremona (11141187) seorang matematikawan Italia, membuat versi kedua dari buku Liber Algebras dengan judul De Jebra et Almucabola (Aljabar dan Perbandingan). Buku versi Gerard ini lebih baik dan bahkan mengungguli buku F. Rozen. Dalam bukunya, al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa Arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan

abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti itu tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu, dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka Arab, termasuk angka nol), hasil penemuan alKhawarizmi. Dengan demikian, angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi. Dari beberapa bukunya, al-Khawarizmi mewariskan beberapa istilah matematika yang masih banyak dipergunakan hingga kini. Seperti sinus, kosinus, tangen dan kotangen. Karya-karya al-Khawarizmi di bidang matematika sebenarnya banyak mengacu pada tulisan mengenai aljabar yang disusun oleh Diophantus (250 SM) dari Yunani. Namun, dalam meneliti buku-buku aljabar tersebut, alKhawarizmi menemukan beberapa kesalahan dan permasalahan yang masih kabur. Kesalahan dan permasalahan itu diperbaiki, dijelaskan, dan dikembangkan oleh al-Khawarizmi dalam karya-karya aljabarnya. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan apabila ia dijuluki Bapak Aljabar. Bahkan, menurut Gandz, matematikawan Barat dalam bukunya The Source of al-Khawarizmis Algebra, alKhawarizmi lebih berhak mendapat julukan Bapak Aljabar dibandingkan dengan Diophantus, karena dialah orang pertama yang mengajarkan aljabar dalam bentuk elementer serta menerapkannya dalam hal-hal yang berkaitan dengannya. Di bidang ilmu ukur, al-Khawarizmi juga dikenal sebagai peletak rumus ilmu ukur dan penyusun daftar logaritma serta hitungan desimal. Namun, beberapa sarjana matematika Barat, seperti John Napier (15501617) dan Simon Stevin (15481620), menganggap penemuan itu merupakan hasil pemikiran mereka. Selain matematika, Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah Mamun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian itu dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khawarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari. Buku astronominya yang mahsyur adalah Kitab Surah al-Ard (Buku Gambaran Bumi). Buku itu memuat daftar koordinat beberapa kota penting dan ciri-ciri geografisnya. Kitab itu secara tidak langsung mengacu pada buku Geography yang disusun oleh Claudius Ptolomaeus (100178), ilmuwan Yunani. Namun beberapa kesalahan dalam buku tersebut dikoreksi dan dibetulkan oleh al-Khawarizmi dalam bukunya Zij as-Sindhind sebelum ia menyusun Kitab Surah al-Ard. Selain ahli di bidang matematika, astronomi, dan geografi, Al-Khawarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya, ia menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku itu sampai ke Eropa dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin. Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar pada zamannya, Al-Khawarizmi meninggal pada 262 H/846 M di Baghdad. Setelah al-Khawarizmi meninggal, keberadaan karyanya beralih kepada komunitas Islam. Yaitu, bagaimana cara menjabarkan bilangan dalam sebuah metode perhitungan, termasuk dalam bilangan pecahan; suatu penghitungan Aljabar yang merupakan warisan untuk menyelesaikan persoalan perhitungan dan rumusan yang lebih akurat dari yang pernah ada sebelumnya. Di dunia Barat, Ilmu Matematika lebih banyak dipengaruhi oleh karya al-Khawarizmi dibanding karya para penulis pada Abad Pertengahan. Masyarakat modern saat ini berutang budi kepada al-Khawarizmi dalam hal penggunaan bilangan Arab. Notasi penempatan bilangan dengan basis 10, penggunaan bilangan irasional dan diperkenalkannya konsep Aljabar modern, membuatnya layak menjadi figur penting dalam bidang Matematika dan revolusi perhitungan di Abad Pertengahan di daratan Eropa. Dengan penyatuan Matematika Yunani, Hindu dan mungkin Babilonia, teks Aljabar merupakan salah satu karya Islam di dunia Internasional. (Erwyn Kurniawan, dari berbagai sumber)

AnGKA NOL, ANTARA ADA DAN TIADA Ratusan tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir

kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Mari kita lihat. Nol, penyebab komputer macet Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap? Lebih parah lagi-tentu menambah bingung-mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan 5o=1, tetapi 50o=1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol. Bilangan nol: tunawisma Bilangan disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terusmenerus ia akan sampai kembali ke Eropa? Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh. Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1. Mudah, tetapi salah Guru meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Ani berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x=6 dan y=1. Sehingga Ani tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y=0 diperoleh x=(25-0)/3=8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x=0 diperoleh y=(25-3.0)/7=4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah. Ani membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Ani membuat garis yang benar

itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3x+7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3x+7y=21. Selanjutnya, dalam persamaan yang baru, berikan y=0 diperoleh x=21/3=7 (tanpa pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x=0 diperoleh y=21/7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3x+7y=25. Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol. Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 31+72=25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 31+72 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 31+72=21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis. Bergerak, tetapi diam Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah. Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih dekat yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, , 0,000001. demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2? ya, nol memang ada, tetapi ia tidak ada..

Keunikan angka 0 (Kenapa 0!=1?)


Angka 0 memang sangatlah unik. Angka 0 melengkapi angka lainnya sehingga sebuah angka apabila ada angka 0 di belakangnya pasti memiliki nilai yang lebih tinggi(contoh: 1000000).tetapi sebaliknya, angka 0 tidak berpengaruh (banyak asumsi bahwa itu tidak ada, hal ini salah karena 0 merupakan unsur identitas dalam penjumlahan, karena 0+a=a) jika ditempatkan di depan sebuah angka (contoh: 0000001).unik kan? Bayangkan apabila angka 0 tidak ditemukan? Hehe mungkin angka 10 gak ada yah?

Dulu klo belajar kita belajar tentang aljabar maka kita akan menemui hal-hal seprti ini: 1^0=1 =1/1 =1^1/1^1 =1^1*1^-1 =1^(1+(-1)) =1^0 Yah mungkin kita semua sudah banyak yang tau jawabannya untuk hal diatas. Tapi bagaimana jika 0!=1? Dulu ketika saya sekolah. Guru saya bilang ini sudah kesepakatan. Tapi kesepakatan kan pasti ada sebuah pernyataan yang logis sehingga semua orang dapat menyepakatinya. Nah setelah beberapa hari ini saya mencari. Saya mendapatkan jawabannya entar ini benar ato salah tapi saya dapat menerangkannya . saya mengambil contoh seperti ini, 1!=1 2!=12 3!=1x2x3 9!=1x2x3x4x5x6x7x8x9 Maka dari contoh diatas dapat kita simpulkan bahwa: n!=1x2x3xx(n-2)x(n-1)xn n!=nx(n-1)! Dari contoh diatas, maka: 1!=1x(1-1)! 1!=1x(0)! 0!=1!/1 Kita sudah mengetahui bahwa 1!=1, maka: 0!=1/1 0!=1 pusing? ya begitulah angka 0 dengan segala keunikannya

sejarah matematika secara umum dan islam


Sejarah perkembangan matematika versi barat!
Di dunia ini banyak sekali sejarah dalam kehidupan kita. Salah satunya sejarah dan ilmu matematika.sejarah dalam bidang matematika ini juga meliputi banyak hal, misalnya saja sejarah perkembanganmatematika di suatu daerah, sampai dengan penemuan-penemuan dalam bidang matematika oleh para ahli matematikawan dunia. sejarah matematika ilmu matematika berkembang sesuai dengan zamannya. Sebagai contoh, pada tahun 2000 SM sampai dengan 300 M, telah muncul Ilmu Hitung, Geometri, dan Logika. Pada 300 M sampai dengan 1400 M telah berkembang teori bilangan, Geometri Analitik, Aljabar, dan Trigonometri. Serta sejarah matematika ilmu sampai abad ke-20 yang melahirkan tentang Logikamatematika,Geometri non Euclid, dan lain-lain. matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan beraneka topik pola, bentuk, dan entitas. Para matematikawan mencari pola dan dimensi-dimensi kuantitatif lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam, komputer, abstraksi imajiner, atau entitas-entitas lainnya. Dalam pandangan formalis, ilmu matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filsafat . Para matematikawan merumuskan konjektur dan kebenaran baru melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang dipilih dan saling bersesuaian. Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika hadir secara objektif di alam menurut kemurnian logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan manusia dan terpisah dari kenyataan. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut ilmu matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Albert Einstein, di pihak lain, menyatakan bahwa "sejauh hukumhukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan." Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika, ilmu matematika dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika. Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok. Pemurnian gagasan-gagasan dasar dapat diketahui di dalam naskahnaskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno, Mesopotamia, India, Cina, Yunani, dan Islam. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam matematika Yunani, terutama di dalam buku Euclid, UnsurUnsur. Pengembangan berlanjut di dalam ledakan yang tidak menenteramkan hingga periode Renaisans pada abad ke-16, ketika pembaharuan matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru, mengarah pada percepatan penelitian yang menerus hingga saat ini. Kini, ilmu matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu pengetahuan sosial seperti ekonomi, dan psikologi.matematika terapan mengilhami dan membuat penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru.

Matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembanganmatematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan didalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan terkemudian. Secara umum, semakin kompleks suatu gejala, semakin kompleks pula alat yang melalui berbagai perumusan (model matematikanya) diharapkan mampu untuk mendapatkan atau sekadar mendekati penyelesaian eksak seakurat-akuratnya. Jadi, tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang ilmu matematika bukan disebabkan oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri, melainkan disebabkan oleh sulit dan kompleksnya gejala yang penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan (model matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika tersebut. Bagaimana dengan versi islam di timur tengah? Ajaran Islam mulai bersemi di wilayah Maghrib - Afrika Utara - pada tahun 642 M. Setelah melalui berbagai ekspedisi penaklukan, seluruh wilayah Maghrib yang meliputi Aljazair, Mesir, Libya, Maroko, Sudan, Tunisia akhirnya berhasil dikuasai Islam pada awal abad ke-8 M. Sejak itulah, di wilayah Maghrib mulai menggeliat aktivitas intelektualitas, salah satunya adalah studi matematika. Geliat studi matematika yang berkembang di era keemasan Islam di Afrika Utara ternyata hingga kini masih berlangsung. matematika menjadi salah satu ilmu yang digemari masyarakat Afrika Utara. Saat ini, tercatat terdapat 2.000 doktor matematika yang tersebar di Afrika Utara. Sedangkan di Selatan Sahara terdapat 1.000 matematikus bergelar doktor. Ali Mostafa Mosharafa tercatat sebagai matematikus Maghrib pertama yang meraih gelar doktor dari University of London pada tahun 1923. Sebagai perbandingan, Indonesia hingga kini hanya memiliki 100 dokter matematika. Jumlah doktor matematika itu dihitung mulai dari Dr Sam Ratulangi. Begitu banyaknya doktor matematika yang terdapat di benua 'hitam' itu menunjukkan betapa masih kuatnya pengaruh geliat studi di era keemasan Islam. Lalu bagaimanakah studi matematika berkembang pesat di daratan yang dulu termasyhur dengan sebutan Maghrib itu? Prof Ahmed Djebbar seorang guru besar pada University of Sciences and Technologies Lille I di Lille, Prancis dalam tulisannya berjudul Mathematics in the Medieval Maghrib membagi perkembangan matematika di era kejayaan Islam di Afrika Utara ke dalam empat periode. Periode pertama adalah masa kelahiran dan perkembangan pertama matematika di Maghrib yang berlangsung dari abad ke-9 M hingga 11 M. Periode kedua adalah perkembangan matematika pada erat kekuasaan Kerajaan Almohad yang berlangsung dari abad ke-12 M hingga 13 M. Periode ketiga adalah masa lahirnya teori-teori baru matematika di Maghrib pada abad ke-14 M hingga 15 M. Sedangkan, periode keempat adalah perkembangan matematika di Afrika Utara setelah abad ke-15 M. Menurut Prof Djebbar, lahir dan berkembangnya studi matematika di wilayah Maghrib sangat dipengaruhi perkembangan keilmuan di Andalusia. ''Secara ekonomi, politik dan budaya Spanyol Muslim dan Maghrib pada abad pertengahan memiliki keterikatan dan kedekatan,'' papar ilmuwan yang berkiprah di Laboratoire Paul Painlev, Prancis itu. Terlebih, Muslim Spanyol dan Maghrib memiliki keterkaitan tradisi keilmuan.

Meski secara sosial dan budaya Spanyol Muslim dan Maghrib berbeda, namun keduanya direkatkan oleh akidah yang mereka anut yakni Islam. Sejarawan abad ke-11, Said Al-Andalus, memaparkan pada awal Islam masuk ke Spanyol, penduduk negeri itu sama sekali tak tertarik pada sebuah ilmu. Minat masyarakat Spanyol Muslim terhadap keilmuwan mulai tumbuh ketika Dinasti Umayyah berdiri secara independen di negeri Matador itu. Perkembangan dan ghirah (semangat) keilmuwan di Spanyol Muslim itu perlahan namun pasti lalu merambat ke wilayah Maghrib. Studi matematika mulai digandrungi masyarakat Muslim di Afrika Utara sejak abad ke-9 M. Pusat studi matematika pertama terdapat di Ifriqiyan atau lebih tepatnya lagi di Kairouan. Pada era itu geliat studi matematika memang masih terbatas di wilayah itu. Meski masih terbatas, di Maghrib telah muncul matematikus terkemuka seperti Yahya Al-Kharraz dan muridnya Yahya Al-Kanuni (829 M - 901 M). Yahya tercatat sebagai orang Maghrib yang pertama kali menulis buku berjudul Hisba - membahas tentang aturan transaksi perdagangan di pasar. Pada era itu, Maghrib juga memiliki seorang matematikus kondang bernama Shuqrun Ibn Ali - ahli berhitung dan falak dalam ilmu waris. Buku matematika yang ditulis Shuqrun terbilang fenomenal. Sejarawan Ibnu Khair mengungkapkan buku karya Shuqrun masih tetap dijadikan referensi pengajaran pada abad ke-12 M di sekolah-sekolah yang tersebar di kota Bougie - metropolis ilmu pengetahuan Maghrib Tengah. Sedangkan pada abad ke-9 M, matematikus yang terekam dalam sejarah hanya satu orang, yakni Abu Sahl al-Qayrawani. Abu Sahl tergolong matematikus perintis di Maghrib. Dia berhasil menulis sebuah kitab yang bertajuk Kita-b fi `l-hisab al-hindi (Buku berhitung India). Di era kekuasaan Dinasti Aghlabid (800 M - 910 M), Kairouan memainkan peranan penting dalam perkembangan matematika. Sejumlah ilmuwan dari Timur hingga Ifriqiya berdatangan ke kota itu untuk mengembangkan aritmatika dan geometri. Sepanjang abad ke-9 M hingga 11 M, wilayah Maghrib telah menjadi metropolis ilmu pengetahuan. Di era itu, perdagangan buku berkembang pesat, pembiayaan proyek perbanyakan manuskrip mulai semarak, para ilmuwan mulai menadapatkan gaji yang tinggi dan sekolah-sekolah mulai dibangun. Hal itu merupakan salah satu pengaruh eratnya hubungan Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dengan Dinasti Aghlabid. Dinasti Aghlabid ternyata meniru kebijakan Kekhalifahan Abbasiyah dalam bidang ilmu pengetahuan. Di wilayah Maghrib pun ternyata di buat lembaga ilmu pengetahuan yang juga diberi nama Bait Al-Hikmahyang didirikan Sultan Ibrahim II (875 M - 902 M). Bait Al-Hikmah di Baghdad berdiri lebih awal yakni ketika Khalifah Harun Ar-Rasyid (786 M - 809 M) memimpin Dinasti Abbasiyah. Sejak itulah, studi matematika berkembang di wilayah Maghrib. Memasuki abad ke-10 M, geliat studi matematika di Maghrib kurang terekam dalam sejarah. Saat itu, tercatat beberapa matematikus seperti Al-Utaq Al-Ifriqi (wafat 955 M), Ya`qu-b Ibnu Killis (wafat 990 M) dan AlHuwa-ri- (wafat 1023 M).sejarah kembali merekam secara baik aktivitas matematika di Maghrib pada abad ke-11 M. Ada sederet nama matematikus yang muncul pada era itu. Ibn Abi ar-Rijal (wafat 1034-35 M) tercatat sebagai salah seorang matematikus pada abad itu. Selain itu, juga ada Abu As-Salt (wafat 1134 M). Matematikus lainnya yang mengembangkan matematika di Maghrib adalah `Abd al-Mun`im al-Kindi- (wafat 1043-44 M), Ibnu `Atiya al-Katib (wafat 1016 M). Mereka adalah matematikus yang mengembangkan geometri dan Aritmatika. Begitulah studimatematika berkembang dengan pesat di wilayah Maghrib alias Afrika Utara. Dari Maghrib untuk matematika

Al-Qurashi Nama lengkapnya Abu Al-Qasim Al-Qurashi. Dia adalah matematikus kelahiran Seville, Spanyol. Namun, dia mengabdikan separuh hidupnya di Bougie, Afrika Utara sebagai seorang matematikus. Di abad ke-12 - era keemasan Islam di wilayah Maghrib Al-Qurashi terkenal sebagai matematikus yang ahli di bidang Aljabar dan juga pakar ilmu waris. Jejak hidupnya tak banyak diketahui. Yang jelas, Al-Qurashi meninggal di Bougie pada tahun 1184 M. Meski begitu, kontribusinya dalam pengembangan Aljabar tertoreh dalam tinta emas sejarahperkembangan matematika di Afrika Utara. Salah satu pemikirannya yang paling terkenal adalah komentarnya atas buku yang ditulis matematikus Mesir terkemuka abad ke-10 M, Abu Kamil. Buah pikir Al-Qurashi dalam Aljabar sangat berpengaruh pada sejumlah matematikus di abad berikutnya, seperti Ibnu Zakariya (wafat 1404 M). Pemikiran Al-Qurashi juga turut mempengaruhi matematikus Ibn alBanna- (wafat 1321 M) untuk menulis Kitab al-'us ul wa-`l-muqaddimat fi-`l-jabrI [Buku dasar-dasar dan persiapan dalam Aljabar). Al-Hassar Shaykh Al-Jama'a ( Pemimpin Masyarakat). Itulah julukan yang diberikan masyarakat Muslim Afrika di era kejayaan kepada matematikus bernama Al-Hassar. Riwayat hidupnya memang tak terekam dalam sejarah. Yang jelas, dia adalah seorang ahli matematika yang mengabdikan dirinya di kota Sebta, Maghrib. Jejak hidupnya hanya terekam dalam dua kitab yang masih tersisa hingga kini. Pertama kali dia menulis kitab bertajuk Kitab al-bayan wat-tadhkar. Kitab itu merupakan semacam buku pegangan tentang penjumlahan angka-angka, operasi aritmatika terkait bilangan dan pecahan. Buku ini begitu fenomenal, sehingga menempati peranan yang sangat penting dalam sejarahmatematika di Afrika Utara. Buku matematika kedua yang ditulis Al-Hassar berjudul Al-Kita-b al-kamil fi sina `at al-`adad (Buku lengkap tentang seni ilmu berhitung). Buku ini adalah pengembangan dari kitab pertama yang telah ditulisnya. Seperti halnya Al-Qurashi, buah pikir Al-Hassar juga begitu berpengaruh terhadap matematikus lainnya di abad-abad berikutnya. Ibnu Al-Yasamin Setelah menimba ilmu matematika di Seville, Spanyol, Ibnu Al-Yasamin mengembangkan pengetahuannya di Maghrib. Matematikus terkemuka di Afrika Utara pada abad ke-12 M itu juga sempat mengambil studi di Marrakech alias Maroko - ibu kota Kerajaan Al-Mohad. Ibnu Al-Yasamin merupakan ilmuwan yang berkulit hitam. Ia terkenal lewat Urjuza fi- l-jabr (Syair tentang Aljabar). Selain itu, dia juga sukses menulis dua puisi lainnya tentang matematika. Namun, ketimbang tiga puisi yang dihasilkannya, kitab Talqi-h al-afkar bi rushum huruf al-ghubr dinilai para ahli sejarah sebagai hasil karya Ibnu Al-Yasamin yang paling penting baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Kitab yang ditulis Ibnu Al-Yasamin itu tebalnya mencapai 200 halaman. Isinya mengupas tentang ilmu penjumlahan serta geometri. Hasil pemikirannya itu banyak mempengaruhi para ahli matematikaMuslim di abad ke-14 M dan 15 M, seperti Ibnu Qunfudh (wafat 1407 M) serta Al-Qalasadi- (wafat 1486 M). Ibnu Mun`im Sejatinya Ahmad Ibnu Mun`im terlahir di Denia - pantai barat Spanyol dekat Valencia. Namun, dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Marrakech/ Maroko. Ibnu Mun'im dikenal sebagai spesialis terbaik dalam Geometri dan Teori Ilmu Hitung. Ibnu Mun'im sebenarnya adalah seorang dokter. Namun, dia lebih

banyak

mengisi

waktunya

dengan

mengembangkan matematika.

Dalam bidang matematika, Ibnu Mun`im telah berhasil mempublikasikan sederet hasil karyanya. Di antra beragam masalah yang dikaji Ibnu Mun'im antara lain; geometri Euclid, penjumlahan, teori ilmu hitung serta pembuatan segi empat besar. Salah satu karyanya yang masih tetap survive hingga kini adalah Fiqh al-hisab (Ilmu Penjumlahan). Uniknya, judul kitab yang ditulisnya tak mencerminkan keberagaman dan kekayaan dari isi bukunya

selayang pandang sejarah matematika


Para pahlawan matematika yang terlupakanSaat ini ilmu pengetahuan, khususnya matematika, berkiblat ke negeri Barat (Eropa dan Amerika). Kita hampir tidak pernah mendengar ahli matematika yang berasal dari negeri Timur (Arab Muslim, India, Cina). Yang paling populer kita dengar sebagai matematikawan Arab Muslim yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan matematika adalah Al-Khawarizmi, dikenal sebagai bapak Aljabar, memperkenalkan bilangan nol (0), dan penerjemah karya-karya Yunani kuno.Apakah benar hanya itu kontribusi negeri-negeri timur (khususnya umat Islam) terhadap perkembangan matematika?Kisah angka nolKonsep bilangan nol telah berkembang sejak zaman Babilonia danYunani kuno, yang pada saat itu diartikan sebagai ketiadaan dari sesuatu. Konsep bilangan nol dan sifat-sifatnya terus berkembang dari waktu ke waktu.Hingga pada abad ke-7, Brahmagupta seorang matematikawan India memperkenalkan beberapa sifat bilangan nol. Sifat-sifatnya adalah suatu bilangan bila dijumlahkan dengan nol adalah tetap, demikian pula sebuah bilangan bila dikalikan dengan nol akan menjadi nol. Tetapi, Brahmagupta menemui kesulitan, dan cenderung ke arah yang salah, ketika berhadapan dengan pembagian oleh bilangan nol. Hal ini terus menjadi topik penelitian pada saat itu, bahkan sampai 200 tahun kemudian. Misalnya tahun 830, Mahavira (India) mempertegas hasil- hasil Brahmagupta, dan bahkan menyatakan bahwa sebuah bilangan dibagi oleh nol adalah tetap. Tentu saja ini suatu kesalahan fatal. Tetapi, hal ini tetap harus sangat dihargai untuk ukuran saat itu.Ide-ide brilian dari matematikawan India selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.Zaman KegelapanSebenarnya stagnasi ilmu pengetahuan tidak pernah terjadi, yang terjadi adalah berpindahnya pusat-pusat ilmu pengetahuan. Sejarah mencatat bahwa setelah Yunani runtuh, muncul era baru, yaitu era kejayaan Islam di tanah Arab. Hal ini berakibat bahwa perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan berpusat dan didominasi oleh umat Islam-Arab. Yang dimaksud dengan Arab di sini meliputi wilayah Timur Tengah, Turki, Afrika utara, daerah perbatasan Cina, dan sebagian dari Spanyol, sesuai dengan wilayah kekuasaan kekhalifahan Islam pada saat itu.Khalifah Harun Al-Rashid, khalifah kelima pada masa dinasti Abassiyah, sangat memerhatikan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masa kekhalifahannya, yang dimulai pada sekitar tahun 786, terjadi proses penerjemahan besar-besaran naskah-naskah matematika (juga ilmu pengetahuan lainnya) bangsa Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Bahkan khalifah berikutnya, yaitu khalifah Al-Mamun lebih besar lagi perhatiannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Pada masa kekhalifahannya di Bagdad didirikan Dewan Kearifan, yang menjadi pusat penelitian dan penerjemahan naskah Yunani.Beasiswa disediakan bagi para penerjemah dan umumnya mereka bukan hanya ahli bahasa, tetapi juga merupakan ilmuwan yang ahli dalam matematika. Misalnya AlHajjaj menerjemahkan naskah Elements (berisi kumpulan pengetahuan matematika) yang ditulis Euclid. Beberapa penerjemah lainnya misalnya Al-Kindi, Banu Musa bersaudara, dan Hunayn Ibnu Ishaq.Seperti yang banyak dikemukakan ahli sejarah matematika, terutama yang ditulis oleh orang

Barat, kontribusi Muslim bagi perkembangan matematika adalah terbatas pada aktivitas penerjemahan naskah Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Banyak ahli sejarah matematika yang tidak menampilkan tentang sumbangan besar Muslim terhadap perkembangan matematika, baik karena sengaja atau ketidaktahuannya.Namun tidak sedikit pula ahli sejarah matematika dari Barat yang lebih objektif dalam mengemukakan fakta-fakta yang sebenarnya terjadi. Dalam satu sumber yang ditulis oleh J. J. OConnor dan E. F. Robertson dikatakan bahwa dunia barat sebenarnya telah banyak berutang pada para ilmuwan/matematikawan Muslim. Lebih lanjut bahwa perkembangan yang sangat pesat dalam matematika pada abad ke-16 hingga abad ke-18 di dunia barat, sebenarnya telah dimulai oleh para matematikawan Muslim berabad-abad sebelumnya.Kontribusi matematikawan MuslimSalah seorang matematikawan brilian pada masa permulaan adalah AlKhawarizmi. Selain kontribusinya seperti yang telah dikemukakan, Al- Khawarizmi dikenal pula sebagai pionir dalam bidang aljabar. Penelitian-peneliti an Al-Khawarizmi adalah suatu revolusi besar dalam dunia matematika, yang menghubungkan konsep-konsep geometri dari matematika Yunani kuno ke dalam konsep baru. Penelitian-peneliti an Al- Khawarizmi menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan rasional/irasional, besaran-besaran geometri diperlakukan sebagai objek-objek aljabar.Generasi penerus Al-Khawarizmi, misalnya Al-Mahani (lahir tahun 820), Abu Kamil (lahir tahun 850) memusatkan penelitian pada aplikasi- aplikasi sistematis dari aljabar. Misalnya aplikasi aritmetika ke aljabar dan sebaliknya, aljabar terhadap trigonometri dan sebaliknya, aljabar terhadap teori bilangan, aljabar terhadap geometri dan sebaliknya. Penelitian-peneliti an ini mendasari penciptaan aljabar polinom, analisis kombinatorik, analisis numerik, solusi numerik dari persamaan, teori bilangan, dan konstruksi geometri dari persamaan.Al-Karaji (lahir tahun 953) diyakini sebagai orang pertama yang secara menyeluruh memisahkan pengaruh operasi geometri dalam aljabar. Al-Karaji mendefinisikan monomial x, x2, x3,dan 1/x, 1/x2, 1/x3,dan memberikan aturan-aturan untuk perkalian dari dua suku darinya. Selain itu, ia juga berhasil menemukan teorema binomial untuk pangkat bilangan bulat. Selanjutnya untuk memajukan matematika, ia mendirikan sekolah aljabar. Generasi penerusnya (200 tahun kemudian), yaitu Al- Samawal adalah orang pertama yang membahas topik baru dalam aljabar. Menurutnya bahwa mengoperasikan sesuatu yang tidak diketahui (variabel) adalah sama saja dengan mengoperasikan sesuatu yang diketahui. Matematikawan Muslim lainnya adalah Omar Khayyam yang lahir sekitar tahun 1048. Dia berjasa besar melalui penelitiannya, memberikan klasifikasi lengkap dari persamaan pangkat tiga melalui penyelesaian geometri dengan menggunakan konsep pemotongan kerucut. Dia juga memberikan sebuah konjektur (dugaan) tentang deskripsi lengkap dari penyelesaian aljabar dari persamaan-persamaan pangkat tiga.Matematikawan berikutnya adalah Sharaf al-Din al-Tusi yang lahir tahun 1135. Dia mengikuti Omar Khayyam dalam mengaplikasikan aljabar pada geometri, yang pada akhirnya menjadi permulaan bagi cabang algebraic geometry.Di luar bidang aljabar, matematikawan Muslim juga mempunyai andil. Salah seorang dari Banu Musa bersaudara, yaitu Thabit Ibnu Qurra (lahir tahun 836), mempunyai kontribusi yang banyak bagi matematika. Salah satunya adalah dalam teori bilangan, yaitu penemuan pasangan bilangan yang mempunyai sifat unik; dua bilangan yang masingmasingnya adalah jumlah dari pembagi sejati bilangan lainnya dan disebut pasangan bilangan bersahabat (amicable number). Teorema Thabit Ibnu Qura ini kemudian dikembangkan oleh AlBaghdadi (lahir tahun 980).Berikutnya adalah Abu Ali Hasan Ibnu Al-Haytam (lahir tahun 965 di Basrah Irak), yang oleh masyarakat Barat dikenal dengan nama Alhazen. Al-Haytam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan semua bilangan sempurna yang genap, yaitu bilangan yang merupakan jumlah dari pembagi-pembagi sejatinya, seperti yang berbentuk 2k-1(2k-1) di mana 2k-1 adalah bilangan prima. Selanjutnya Al-Haytam membuktikan bahwa bila p adalah bilangan prima, 1+(p-1)! habis dibagi oleh p.Sayangnya, jauh di kemudian hari, hasil ini dikenal sebagai Teorema Wilson, bukan Teorema Al-Haytam. Teorema ini disebut Teorema Wilson setelah Warring pada tahun 1770 menyatakan bahwa John Wilson telah mengumumkan hasil ini. Selain dalam bidang matematika, Al-Haytam juga dikenal baik dalam dunia fisika, yang mempelajari mekanika pergerakan dari suatu benda. Dia adalah orang pertama yang menyatakan bahwa jika suatu benda

bergerak, akan bergerak terus menerus kecuali ada gaya luar yang memengaruhinya. Ini tidak lain adalah hukum gerak pertama, yang umumnya dikenal sebagai hukum Newton pertama. Selain itu, Al- Haytam memberikan andil yang sangat besar bagi perkembangan teori dan praktik optik. AlFarisi (lahir tahun 1260) memberikan metode pembuktian yang baru untuk teorema Thabit Ibnu Qurra. Dia memperkenalkan ide baru berkenaan faktorisasi dan metode kombinatorik.Matematikawan lainnya adalah Al-Kashi (lahir tahun 1380) yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan teori pecahan desimal. Teori ini mempunyai kaitan yang sangat erat dengan teori bilangan riil dan sejarah penemuan bilangan (pi). Selanjutnya ia mengembangkan algoritma penghitungan akar pangkat n. Metode ini beberapa abad kemudian dikembangkan oleh matematikawan barat Ruffini dan Horner.Bidang astronomiMasalah-masalah astronomi, penentuan waktu, dan masalah geografi merupakan motivasi lain bagi matematikawan Muslim untuk melakukan penelitian. Misalnya saja Ibrahim Ibnu Sinan (lahir sekitar tahun 910- an) dan kakeknya Thabit Ibnu Qurra, mempelajari kurva-kurva yang diperlukan dalam mengonstruksi jam matahari. Abul-Wafa (lahir tahun 940-an) dan Abu Nasr Mansur (lahir tahun 970-an) mengaplikasikan geometri bola terhadap astronomi dan menggunakan rumus-rumus yang melibatkan sinus dan tangen. Kemudian Al-Biruni (lahir tahun 973) menggunakan rumus sinus baik dalam astronomi maupun dalam perhitungan garis bujur dan lintang dari kota-kota. Dalam kasus ini, Al-Biruni melakukan penelitian yang sangat gencar dalam proyeksi dari bola pada bidang.Thabit Ibnu Qurra juga mempunyai kontribusi bagi teori dan observasi dalam astronomi. Al-Batanni (lahir tahun 850) membuat observasi yang akurat yang memungkinkannya untuk memperbaiki data-data dari Ptolemy tentang bulan dan matahari. Nadir al-Din al-Tusi (lahir tahun 1201), berdasarkan astronomi teoritisnya dalam pekerjaan Ptolemy, membuat pengembangan yang sangat signifikan dalam model sistem planet.Pembuatan tabel-tabel fungsi trigonometri adalah bagian dari pekerjaan para matematikawan Muslim dalam penelitian bidang astronomi, seperti yang dilakukan oleh Ulugh Beg (lahir tahun 1393) dan. Konstruksi alat-alat astronomi juga tak lepas dari pengaruh para matematikawan Muslim.Uraian di atas tidaklah cukup mengulas secara menyeluruh karya-karya matematikawan Muslim. Masih banyak yang belum tercakup, dan belum terungkap. Belum tercakup dan belum terungkapnya semata-mata karena kurangnya sumber yang mengisahkan mereka. Dengan demikian, pantas bagi kita untuk mengatakan bahwa matematikawan Muslim adalah pahlawanpahlawan matematika yang terlupakan. Atau, memang sengaja dilupakan

BIOGRAFI ANGKA NOL

"Tuhan telah ditemukan dalam ketakterhinggaan dan dalam angka nol." Percayakah Anda? Pernahkah Anda membeli nol kilo beras, berlari sejauh nol kilometer, atau mengitung nol ekor ayam? Kita tak perlu menggunakan sebuah angka untuk menyatakan sesuatu yang tidak ada. Tak seorangpun menetapkan sebuah simbol untuk sesuatu yang tidak ada. Itulah sebabnya, untuk jangka waktu yang cukup lama, manusia tidak menggunakan angka nol. Tapi tahukah Anda bahwa akibat yang ditimbulkan karena tidak digunakannya angka nol sangat besar dan terkadang membahayakan. Angka nol berada tepat di jantung perselisihan antara Barat dan Timur. Di dalam buku ini dijelaskan bahwa angka nol adalah pusat pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan. Nol menjadi bahasa ilmiah dan peranti metematis paling penting. Persoalan paling penting dalam Fisika--inti gelap lubang hitam (black hole) serta ledakan dahsyat bigbang--adalah perjuangan untuk mengalahkan angka nol. Angka nol pernah menghantam USS Yorktown pada tanggal 21 September 1997. Ketika tengah meyusuri lepas pantai Virginia, kapal peluncul misil berharga jutaan dolar Amerika tiba-tiba macet. Angka nol-lah yang menyebabkannya,butuh waktu dua hari bagi teknisi untuk

menghapus angka nol agar mesin berfungsi. Tidak pernah ada bilangan lain yang menyebabkan hal semacam itu selain angka nol. Pada awal perkembangan ilmu matematika, manusia hanya membedakan antara "satu" dan "banyak". Seorang manusia gua ketika itu hanya memiliki sebuah tombak atau banyak tombak. Tak satu pun dari kegiatan ini yang memerlukan angka nol. Gagasan matematis timbul dari hasrat manusia untuk menghitung jumlah ternak, mengetahui jumlah harta yang dimiliki, atau menandai perjalanan waktu. Peradaban berjalan baik selama ribuan tahun sebelum angka nol ditemukan. Akan tetapi, setelah angka nol ditemukan, beberapa kebudayaan bahkan memilih hidup tanpanya. Angka nol bahkan tidak dapat diterima oleh Aristoleles, di Yunani, bahkan juga biarawan Kristen. Archimides, yang pada masanya menjadi salah satu dari sedikit pakar matematika, selain Zeno, yang memikirkan ketakterhinggaan ini. Ia mempelajari sifat khusus parabola dan dari sinilah ia pertama kali bermain-main dengan ketakterhinggaan. Ia kemudian dibunuh sebelum akhirnya ia menyelesaikan ketertarikannya terhadap angka nol ini. membunuh Archimides adalah kontribusi terbesar orang romawi pada matematika. Oleh karena itulah, Romawi sangat berjaya selama tujuh abad dalam bidang ini. Tujuh abad kemudian, angka nol akhirnya muncul di Barat. Sebelum angka nol diterima di Barat, dua orang biarawan menciptakan penanggalan tanpa menggunakan angka nol yang membawa kita pada kekacauan abadi. Pertanyaan bermunculan, apakah abad baru dimulai pada tahun 00 atau 01, terus muncul setiap seratus tahun. Sistem panaggalan Masehi diciptakan tanpa angka nol, ia dimulai dari angka 1. Dalam bentuk deret akan menjadi ...-3, -2, -1, 1, 2, 3,.... Nol yang seharusnya berada antara 1 dan -1 tidak terlihat. Karena ketiadaan angka nol dalam penanggalan, kita tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Yesus tidak berusia 2000 tahun pada 1996, melainkan berusia 1999 tahun. Meskipun Barat takut pada kekosongan, namun Timur menerimanya. Di India dan di Arab, angka nol tumbuh dengan subur. Angka ini sangat menyatu dengan filsafat kekosongan di India. Nol, sebagaimana kita tahu hanya memiliki arti jika bersanding dengan angka yang ada di sebelah kirinya;tidak memiliki arti jika sendirian. Namun di India, semua konsep itu berubah. Di India, mereka menerima filsafat Yunani dan gagasan Aristoteles, akan tetapi mereka tidak pernah mengabaikan kekosongan. Mereka bahkan merangkul keduanya sekaligus. Kekosongan memiliki tempat yang sangat penting dalam agama Hindu. Ketika kekaisaran Romawi pada abad VII jatuh, Barat megalami kemunduran. Sebaliknya, Timur mengalami kebangkitan. Islam mengambil alih angka nol dari India dan kemudian Barat mengambilnya kembali dari Islam. Kebangkitan nol menuju kebesarannya, menurut apa yang di ungkapkan Seife dimulai dari Timur. Hal ini dapat dijelaskan ketika melihat perkembangan sejarah perjalanan penyebaran Islam. Dalam perjalanan ke Cina, orang-orang Muslim menaklukkan India. Dari sanalah mereka belajar mengenai hakikat angka nol dan kemudian Muhammad ibnu Musa al-Khawarizmi menulis sejumlah buku penting, seperti al-Jabr wa alMuqabala, sebuah risalah tentang cara pemecahan persamaan dasar. Istilah Aljabar diambil dari al-Jabr yang berarti "penyelesaian". Dalam bahasa India, nol berarti Sunya, kosong yang kemudian diubah oleh orang-orang Arab menjadi sifr. Intelektual barat kemudian mengubah kata sifr menjadi bersuara Latin hingga menghasilkan zephirus yang merupakan akar kata dari Zero (nol). Angka nol adalah angka yang sangat paradoks. Angka yang membingungkan pemikiran paling waras abad ini serta menyimpan ancaman serius yang mampu membongkar rahasia seluruh

kerangka pemikiran ilmiah. Sifatnya yang ganda (Infinity's twin), unsur Yin dan Yang, membawa kekuatan dahsyat pada angka ini. Ilmu pengetahuan, matematika, bahkan agama mempertanyakan sebuah pertanyaan besar mengenai ketiadaan dan kekekalan, kokosongan dan ketak-berhinggaan, nol dan ketakberhinggaan. Angka nol memberikan kita gambaran mengenai ketakberhinggaan yang sulit diungkapkan. Inilah yang menyebabkan angka nol begitu ditakuti, dibenci, bahkan dilarang. Ia berjuang, sejak kelahirannya di daerah Bulan Sabit Subur (di Timur Tengah), untuk diterima di Barat. Angka ini tidak hanya dipelajari oleh ilmuwan, akan tetapi juga ahli nujum, filsuf, bahkan pemuka agama. Buku Biografi Angka Nol karya Charles Seife ini mengungkapkan kisah mengenai usaha dunia Barat yang gagal melindungi dirinya dari ide Timur.

You might also like