You are on page 1of 3

Gingivitis Gingivitis sering dihubungkan dengan mikroorganisme yang ada di gigi atau mungkin yang ada di dekat atau

di dalam sulkus gingiva. Mikroorganisme ini dapat menyintesis produk antara lain collagenase, hyaluronidase, protease, chondroitin sulfatase, dan endotoxin yang dapat merusak sel epithel dan sel jaringan pengikat serta beberapa unsur sel seperti kolagen, substansi dasar sel, dan glycocalyx.

Gingivitis stadium 1 : The initial lesion Stadium awal gingivitis ditunjukan dengan vasodilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Hal ini terjadi sebagai respon dari aktivitas bakteri. Perubahan gingiva pada stadium ini tidak dapat dilihat secara klinis. Secara mikroskopis dapat dideteksi dengan melihat hubungan antar sel epithel dan keadaan cairan di luar pembuluh darah jaringan ikat. Contohnya matriksnya berubah karena ada cairan eksudat dan pendeposisian fibrin di area yang terinfeksi. Juga limposit yang akan terakumulasi. Peningkatan migrasi leukosit ke dalam sulkus gingiva dikorelasikan dengan peningkatan aliran cairan gingiva ke dalam sulkus gingiva. Intensitas respon host menentukan apakah jaringan akan kembali menjadi normal atau akan lanjut menjadi inflamasi kronis.

Gingivitis stadium 2 : The early lesion Stadium ini berkembang setelah stadium 1 dengan waktu sekitar 1 minggu setelah akumulasi plak. Stadium ini disebut juga dengan early gingivitis dapat terjadi tanpa atau dengan melewati stadium 1. Tanda klinis berupa erythema muncul sebagai akibat dari peningkatan jumlah kapiler. Pendarahan pada saat probing bisa juga terjadi. Aliran cairan gingiva dan migrasi leukosit mencapai jumlah maksimum antara 6 sampai 12 hari setelah terdeteksi gingivitis klinis. Jumlah kolagen yang hancur meningkat, sekitar 70% kolagen hancur. PMN yang meninggalkan pembuluh darah sebagai repon kemotaksis dari bakteri, menembus dasar lamina dan ditemukan di epitel pada area poket. PMN mengeluarkan enzim lisosom untuk mencerna bakteri. Fibroblas menurun produksi kolagennya.

Gingivitis stadium 3 : The established lesion Stadium ini bercirikan dengan dominansi sel plasma dan limfosit B dan juga dominansi IgG1 dan IgG3

Gingivitis stadium 4 : The advanced lesion

Pendarahan gingiva 1. Pendarahan gingiva saat probing Pendarahan gingiva saat probing mengindikasikan adanya gingivitis. Pendarahan saat probing merupakan tanda yang paling awal muncul untuk diagnosis gingivitis sebelum tanda tanda lain. Selain itu pendarahan saat probing lebih unggul dan objektif untuk menegakkan diagnosis. 2. Pendarahan gingiva karena faktor lokal Retensi plak pada gigi yang disebabkan oleh variasi anatomi dan perkembangan gigi, karies gigi, faktor iatrogenik, gigi yang crowded, bernapas lewat mulut, resesi gingiva, overhanging dan lain lain, dapat menyebabkan gingivits yang memicu pendarahan gingiva. Pendarahan juga dipengaruhi oleh trauma mekanik seperti sikat gigi, impaksi makanan, atau dengan menggigit makanan yang keras seperti apel. Makanan yang panas dan mengandung bahan kimia juga dapat meningkatkan kemudahan gingiva untuk berdarah. 3. Pendarahan gingiva karena faktor sistemik Pendarahan karena faktor sistemik bisa disebabkan oleh abnormalitas pembuluh darah (bisa karena defisiensi vitamin C atau alergi contohnya Schonlein-Henoch purpura), disorder platelet (thrombocytopenic purpura), hypoprothrombinemia, dan lain lain. Terapi hormon, kontrasepsi oral, kehamilan, dan siklus menstruasi dilaporkan mempengaruhi pendarahan gingiva. Perubahan hormon androgenik dapat menjadi faktor modifikasi untuk gingivitis terutama remaja. Beberapa laporan bahwa fluktuasi hormon estrogen dan progesteron juga mempengaruhi. Diabetes mempengaruhi pendarahan pada gingiva. Konsumsi obat obatan juga dapat mempengaruhi pendarahan gingiva.

Perubahan gingiva pada gingivitis 1. Perubahan warna Gngiva normal berwarna pink koral yang dimunculkan oleh vaskularisasi dan di modifikasi dengan lapisan epithel. Pada saat gingiva berwarna merah berarti ada peningkatan vaskularisasi atau terjadi penipisan lapisan keratin epitel, sebaliknya jika warnanya pucat, berarti terjadi penurunan vaskularisasi atau penebalan lapisan keratin epitel. Pada inflamasi kronis warna yang dimunculkan adalah merah atau merah kebiruan. Warna merah berasal dari peningkatan vaskularisasi dan penipisan lapisan keratin, sedangkan warna kebiruan berasal dari vena. Perubahan warna berawal dari papila interdental, menuju marginal gingiva dan sampai ke attached gingiva. Pada inflamasi akut diawali dengan peningkatan pada erythema, jika keadaan tidak semakin buruk, maka gingiva akan kembali normal. Apabila inflamasi akut berlanjut, maka warna merah akan berubah menjadi keabu-abuan. Warna abu abu ini berasal dari jaringan yang nekrosis

2. Perubahan Konsistensi

3. Perubahan tekstur permukaan gingiva

4. Perubahan posisi gingiva

5. Perubahan kontur gingiva

Gingivitis Anak Angka prevalensi tertinggi adalah gingivitis marginal kronis. Gingivanya berubah warna, ukuran, konsistensi, dan tekstur permukaan mirip dengan radang kronis pada orang dewasa. Warna merah, bengkak, peningkatan vaskularisasi, hiperplasia, dan pendarahan. Peningkatan kedalaman poket tidak ditemukan. Gingivitis kronis pada anak bercirikan ada kehilangan kolagen disekitar hubungan antar sel epitel, komponen vaskuler yang penting, dan infiltrasi yang kebanyakan adalah limfosit. Respon inflamasi pada anak berbeda dengan dewasa, jika pada dewasa yang mendominasi adalah limfosit B dan sel plasma, maka pada anak anak sel yang mendominasi adalah limfosit T. Ini mengakibatkan jarangnya gingivitis pada anak sangat jarang berlanjut ke periodontitis. Penyebab gingivitis pada anak dan dewasa sama yaitu akumulasi plak dan kalkulus.

You might also like