You are on page 1of 155
MUNTERI CEAVAGUNAAN APAR ATU NEGAKA WEPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: KEP/.1.35.1M.PAN/9/2004 TENTANG PEDOMAN UMUM EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANS! PEMERINTAH Menimbang Mengingat MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, a. bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari KKN menuju tercapainya kepemerintahan yang balk (good govemance) perlu adanya Pertanggungjawaban dari penyelenggara negara yang dilaporkan pada setlap akhir tahun anggaran dalam sua ‘aporan akuntabilitas kingdja instansl pemerintah; bahwa dafam rangka meningkatkan akuntebilitas dan kinerja instansi pemerintah seria kualitas taporan akuntabilltas kinerja instansi pemerintah, perlu cilakukan evatuasi terhadap laperan torsebut secara intensif; bahwa sejatan dengan hel tersebul pada butir a dan b, dipandang pertu untuk monetapkan Pedoman Umum Evaluast Laporan Akuntabiitas Kinerja Inetane| Pemetintah dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara: Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Berslh dan Bebas da Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik indoneata Tahun 1989 Nomer 75, Tambahan Lembaran Negara Ropubiik indonesia Nomor 3851); Keputusan Presiden Nemor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewonangan, Susunan Organisash, dan Tata Kenia Menteni Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 2003; Menetapkan PERTAMA KEDUA KETIGA KEEMPAT KELIMA Keputusan Presiden Republik indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Perusahan atas Keputusan Presider Nomor 108 Tabun 2091 tentang Unit Organisasi dan Tugas Es¢lon | Menteri Negara sepagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 48 Tahun 2003; . Instiuksi Presiden Republik indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pernesintah, . Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 85/KEP/M.PAN/M 1/2001 tentang Organisasi dan Taia Kerja Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/39/M.PAN/ 3/2004; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG PEDOMAN UMUM EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANS! PEMERINTAH. ‘Memberlakukan Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabiitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini Kementerian. Pendayagunaan Aparatur Negara bekerja sama dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melaksanakan evaliasi terhadap LAKIP Kementerian/ Lembaga non Kementerian, Sekretarial Lembage Tinggi Negara, Kejaksaan Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Provinsi, Kabupaten, dan Kota. Pimpinan instansi_pemerinfah —_menetapkan —_Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi LAKIP di ingkungan instansi masing- masing dengan mengacu pada Pedoman Umum Evaluasi LAKIP sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA. . Setiap pimpinan instansi wajib melakukan evaluasi kine instansinya dan memperbaiki manajemen kinerjanya untuk meningkatkan akuntabilitas kineyja torutama kinerja pelayanan publik di instansinya secara berkelanjutan, Setiap pimpinan instansi atau pejabat atasan secara hirarkis dan fungsional wajib mefakukan evaluasi terhadap LAKIP unit-unit organisasiisatuan kerja di bawahnya. hn teen RCE CEs KEENAM KETUJUH KEDELAPAN KESEMBILAN : Pimpinan instansi agar menugaskan Aparal Pengawasan Interval di tingkungan masing-masing untuk melaksanakan evaluasi LAXIP tersebut, dan alau membentuk tim evaluasi LAKIP secara internal bagi instansi yang fidak atau belum mempunyai unil pongawasan internal. taporan Hasil Evaluasi disampaikan kepada _pimpinan instansiunit organisasi yang dievaluasi dan instansi terkait yang berwenang agar segera dapat diambil langkahlangkah pertaikan sesuai dengan masalahnya dan tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang beriaku. Kementerian Pendayagunean Aparatur Negara _melakukan pembinaan, koordinasi, pemantauan, dan supervisi atas Pefaksanaan evaksasi LAKIP, . Keputusan ini mutiai bertaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan Pada tanggal li Jakerta 5 September 2004 zs KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA . PEDOMAN UMUM EVALUASI LAKIP Ji. Jend. Sudirman Kav. 69, Jakarta 12790 Telp. (021) 7398341, 7398381-82, Fax, (021) 7398341, 5252720 Lampiran Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP135/M,PAN/9/2004 Tanggal : 18 September 2004 PEDOMAN UMUM EVALUASI LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BABI DAFTAR ISI PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pengertian Evaluasi C. Tujuan Evaluast D. Ruang Lingkup Evsluasi BABII PERENCANAAN EVALUASI LAKIP BABH A. Desain Evatuasi LAKIP B. Pengorganisasian Evaluasi Nl PELAKSANAAN EVALUAS! LAKIP A. Survei Pendahuluan B, Evaluasi atas Penerapan Sistem ARIP C. Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi/Unit Kegja D. Penyimmpulan dan Perumusan Rekomendasi BABIV PELAPORAN HASH. EVALUASI BABY PENUTUP LAMP! IRAN: 1. Beberapa Pengertion Evaluasi Survei Kepuasan Pelayanan Masyarakat Beberapa Pendekatan dan Teknik dalam Evaluasi Logika Program (Program Logic) Balanced Scorecard Pengujian Berdasarkan Kriseria (Criteria Referrenced Test) Motode Pengumpulan Data Metode Statistik Evaluasi atas Hasil Evalvasi Kinerja Instansi (Meta Evaluation) 10. Revin Indikator Kinerja 11. Reviu Pencapsian Sasaran ae hws $0 90 3 Halanan. Bawoe wae 12 12 14 2 27 28 29 BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gerakan reformasi yang telah dilancarkan sejak tahun 4968, saal ini masih terasa kuat gelarannya. Reformas’ yang sangat diharapkan oleh hampir soluruh masyarakat mencakup semua aspek dan sendi-send’ kehidupan bermasyarakat dan bernegara di republik ini. Munculnya tuntutan reformasi paca awainya didasad pada kenyataan bahwa pada-waktu itu kondisi sistem pemerintahan sedemikian parahnya karena pemerintah pada wektu itu dinlal tidak transparan datam perumusan dan pelaksanaan kebljakan-kebjjakannya, Delaksanaan pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber-sumber dana dart daya nasional yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, sera kian mraraknya praktik-prakti« Korupsi, kolus?, dan nepotisme (KN), sehingga bangsa’ Indonesia terpuruk dan terjebak’ dalam berbagal masala naslenal yang sangal kompleks dan sarnakin tertinggal dari bangsa lainnya. Reformas! bitckrasi kini tengah beriengsung. Dampaknya sudab terlinat pada Seluruh fungsi di sektor pemerintahan temasuk refomasi di bidang birokrasi, Perlahan namun pasti sistem dan prosedur birokresi mulai disernpumakan Seporti misalnya penyedeshanaan prosedur biickrasi, petayanen satu atap, dan Kemudahan perolshan informasi olen masyarakat. Kesemuanya itu mengarah pada sistem pelayanan masyarakat yang prima. Namun di igang Pendayagunaan aparatur negara, sebagai ujung tombak suksesnya fungs pelayanan masyarakat, masih djumpai beberapa permasalahan sebagai berikut: 1) Kelembagaan pemetintah macih belum sepenuhnya berdasarton kepaca prinsip-prinsip organisasi. yang efisien dan rasional sehingga stiktur organisasi kureng proporsional; 2) sistem manajemen kepegawalan belam Jarl rendorong peningkatan profesionalitas, Kompatenci, dan remunerasi Bolum sepenuhnya teratasi; §) pelayanan publik belum sesual dengan tuniutas flan harapan masyarekat; dan 6) terabaikannya rilatriial etka dan budaya Kerla dalam birokresi sehingga metemahkan disiplin kerja, los Kellar den produktivitas kerja. Kementetian Pendayaguraan Aparatur Negara (PAN) merupakan instansi Pemerintah yang memiliki fungsi merumuskan kebijakan dan mengoordinaet. Kan penatzan kelembagaan, ketelalaksanaan SDM aparatir, pengawasen den akuntabittas seluruh ingtane! pomerintah, berkewallban untuk menorucken den Teanikseskan cita-cita seformasi yong saat inl sedang bertangsung. Agar dapat _melaksanakan kewajibannya tersebut, Kemertterlan PAN’ tech menetapkan beberapa strategi dan kebijakan, baik di bidang ketembagaan, ketatalaksanaan SDM aparatur, ciaupun pemantapan keordinasi sistem pengawasan dan akuntabilitas instansi pemerintah Kebijakan di bidang SDM Aparatur ditujukan pada _peningkatan profesionalisme, netralitas, dan akuntabilitas aparaiur melalui pembangunan sistem kepegawaian yang berorientasi pada prestasi. kerja _(kinerja) sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undeng Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokck Kepegawaian, sebagaimana ‘elah diubah dengan Undang-Undang No. 43 tahun 1999, Selanjutnya, dalam rangka untuk lebih meningkatkan pelaksenaan pemerintahan yang febih berdaya guna, berhasif guna, bersih, dan bertanggung jewab, Pemerintah telah menesbitkan Instruksi Presiden (inpres) Nomor 7 Tahun 1999 yang mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja. untuk menyusun feporan akuntabiligs kinejanya sebagai wujud Pertanggungjawaban tas segala tugas dan kewajiban yang diamanatkan kepadanya. Pertanggungjawaban dimaksud selanjuinya dilaporkan kepada bemberi tugas dan wewenang (amanaf) melalui suatu media yaitu Laporan Akuntabltas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), Leporan Akuntabilitas Kinega Instansi Pemerintah (LAKIP) wajib disusun pada seliap akhir tahun anggaran dan dievaluasi oleh instansi yang berwenang (gitunjuk untuk ita). Fungsi LAKIP adalah: a) sebagai saranafinstrumen ponting * (vital) “untuk metaksanakan reformasi dalam penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan, pembangunan, dan pelayenan masyarakat: b) sebagai cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur _pemerintah Meningkatkan disiptin dalam menerapkan prinsip-prinsia Good Governance “dan fungsi-fungsi manajemen kinerja seeara taat azas (konsisten); c) sebagai cara dan sarana yang efelait untuk meningkatian kinesja instansi pornesintah/ unit kerja_berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan Sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan; d) sebagai afat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau kegagatan dari setiap pimpinan instansi/ unit kesja dalam menjalankan misi, tugas/jabatan, sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan afokasi anggaran seliap tahun bagi setiap instansi/unit kerja; e) sebagai cara den sarana untuk hendocong usaha Penyempumaan struktur organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan, matode Kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan permasalahan nyata yang dinadapi dalam pelakeanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan. Dengan sosialisasi diklat dan bimbingan teknis Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP} sejak tahun 1899, secara kuantitati tefan “menunjukkan hesil yang cukup menggembirakan. Jumiah instansi pemnerintah (IP) yang telah menyampaikan LAKIP kepada Presiden metalui Kernenterian PAN. menunjukkan perkembangan pada tahun 2001= 162 IP (34,50%), tahun 2002 368 IP {78,50%), dan tabun 2003= 417 IP (68,35%). Namun dad segi “kualitas masih perlu dimantapkan dan ditingkatkan. Hal ini disebabkan antara lain oleh kurangnya perrahaman mengenai urgensi, makna, dan manfaat ‘implementasi Sistem AKIP tersedut secara konsisten dan berkelanjutan. Dengan fungsifungsi yang dimilikinya, Kementerian PAN mempunyai wewenang untuk mengatur dan mengoordinasikan setiap instansi pemerintah/ unit kerja untuk mempercepat pelaksanaan implementasi Sistem AKIP sebagai wujud Pertenggungjawaban kineWanya, sekaligus memotivasi percepatan proses reformasi birokrasi dan pembaharuan manajemen pemerintahan, Kebjjaian yang ditetapkan dalam bidang akuntabilitas adalah sebagai berikut: 1. Mendorong terseienggaranya Sistem AKIP melalui upaya peningkatan daser hukum SAKIP dan sosialisasi kepada seliap jajaran. instang! pemerintah serta para pengguna laporan akumtabilitas. 2. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Sstem AKIP melalui evaluasi yang terarah dan konsisten sera memadukan Sstem AKIP dengan sister, Perencanaan dan sistem penganggaran 5. Dengan diterbitkannya Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 8 dan 10 Tahun 2004, maka penyelenggaraan kebijakan Akuntabilitas Aparatur juga Gitata Kembali. Menurut Keppres Nomor 8 Tahun 2004, fungsi perumusen dan pelaksanaan kebijakan di bidang —akuntabllitae aparatur diselenggarakan ofeh Kementerian PAN, - Pelaksanaan evaluasi atas kegiatan atau Brogram statu instansivunit kerja Merupakan tugas para pejabat publik yang diberi wewenang untuk melaksanakan evaluasi, Evaluasi sama pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, yaity perencanaaa, pengorganisasian atau pelaksanaan, pemantauan (monitoring), dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan jungsi evaluasi sult untuk dipisahken, Pembangunan sistem dalam oiganisasi bertujuan untuk menegakkan prinsip- prinsip pengorganisasian yang baik dalam rangka meneapai tujuan. Pembagian tugas, fungsi, seria peran perks ditakukan seefisien mungkin. Fungst evaluasi merupakan fungsi yang ‘sangat penting guna.memberikan umpan batik kepada pimpinan setiap instansi/unit karja untuk perbaikan secara terus menerus. Recoman umum ini disusun dengan maksud untuk memberkan Petunjuk Porn dalam rangka evaluasl Laporan. Akuntablitas Kineyja instansv/unit kerja Femeriniah (LAKIP). Karena sifatnya umum, pedoman int bows tentang perpreansen evaluasi, pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan havi evaluasi, 208 setiap penugasan evaluasi LAKIP dapat dirancang suate desain evaluasi tersendiri berupa petunjuk pelaksanaan untuk mernonita tujuan evaluasi yang telah ditetapkan, PENGERTIAN EVALUASI Evaluas! LAKIP adalah aktivitas analisis yang sistomatis, pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan engenalan permasatahan, serta pemberian solusi atas dilakukan hanya dengan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistern informasi yang ada pada instansi. Data dart iuar instans/unit kerja juga sangai penting sebagai bahan analisis. Evaluasi dapat ditakukan dengan tidak harus tergantung pada kelengkapan dan keakuratan data yang ada. Informasi yang memadai dapat digunakan untuk mendukung argumentasi mengenai perlunya perbaikan. Penggunaan data untuk evaluasi diprioritaskan pada kecepatan memperoleh data dan kegunaannya. Dengan demikian, hasil evaluasi akan lebih cepat diperoieh dan tindakan perbaikan dapat segera dilakukan Berbeda dengan audit, evaluasi lebih memfokuskan pada pengumpulan data dan analisis untuk meinbangun argumentasi bagi perumusan saran/ fekomendasi perbaikan. Sifat evatuasi lebih persuasif, analitik, dan memperhatikan kemungkinan penerapannya C. TUJUAN EVALUASI Tujuan evaluasi LAKIP dapat ditentukan setiap tahun sesuai dengan kebijakan evaluasi LAKIP yang ditetapkan. Tujuan dan sasaran evaluasi sangat tergantung pada para pihak pengguna hasil evaluasi dan kebjjakan pimpinan instansifunit kerja yang diberi wewenang untuk melakukan evatuasi, dengan mempertimbangkan berbagai kendala yang ada. Secara umum, tujuan evaluasi LAKIP adalah untuk: . 4. Menilai penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik serta pencegahan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN); . menilai pelaksanaan program dan kegiatan instansi/unit kerja; . Meningkatkan akuntabilitas Kinerja organisasi; meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya; dan memberikan informasi kinarja organisasi. ecara khusus, tujuan pelaksanaan evaluasi LAKIP adalah untuk: . Memberikan penitaian terhadap penerapan Sistem AKIP; - memberikan saran perbaikan terhadap penerapan Sistem AKIP; dan . memberikan saran pesbaikan guna peningkatan kinerja dan akuntabilitas instansifunit kerja. PNSH gAYN D. RUANG LINGKUP EVALUASI Ruang fingkup evatuasi LAKIP meliputi kegiatan evaluasi terhadap Perencanaan strategis dan perencanaan kinerja tahunan termasuk penerapan anggaran berbasis kinerja, pelaksanaan program dan kegiatan, pengukuran capaian kKinerja, serta pelaporan Kinerja. Informasi Kinerja yang dipertanggungjawabkan dalam LAKIP bukanlah satu-satunya yang digunakan. dalam menentukan nilai dalam evatuasi, akan tetapt juga termasuk berbagai hal (knowledge) yang dapat dihimpun guna mengukur keberhasilan ataupun keunggulan instansi. Dalam penerapannya, jingkup evaluasi LAKIP mencakup: 1. Penitaian terhadap perencanaen strategis dan sistem pengukuran kinerja, termasuk di dalamnya perencanaan kinerja: 2. penitaian terhadap penyaiian dan pengungkapan intormasi kinesja; 3. evaluasi terhadap program dan kegiatan; dan 4. evaluasi terhadap kebijakan instansi/unit kerja yang bersangkutah, Fokus evaluasi dapat diarahkan sesuai tujuan evaluasi, yaitu: 1, Evaluasi atas proses/penerapan Sistem AKIP: 2. evaluasi atas keluaran (output); 3. evaluasi atas hasil dan mantaat keluaran (outcome); dan 4. evaluasi atas dampak (impac)) 3. informasi untuk meningkatkan efisiensi. Pertimbangan utama dalam menentukan rwang fingkup evatuasi terhadap Kebijakan, program, atau kegiaton pemerintah adalah Kemudahan dokee pelaksanaan dan didukung oleh sumber daya yang tersedia, Pertimbangan ini merupakan Konsekuensi logis karena adanya keterbatasan sumber dayay Kerangka kerja evaluasi LAKIP secara umum digambarkan sebagai berikut: PENENTUAN RUANG LINGKUF EVALUASI La PERAN IGAN DESAIN EVALUAS! Se PEMILIHAN METODE {INSTRUMENT DAN TEKNIK a PENUGASAN EVALUASI PELAPOAN DAN PENGOMUNIKASIAN HASIL EVALUASI ‘Bil PERENCANAAN EVALUAS! LAKIP A. DESAIN EVALUASILAKIP Dalam meizkukan evaluasi, perlu diperhatikan beberapa kendala (constraint) yang secara umum dihadapi oleh evaluator. Kendala-kendala tersebut adalah waktu, dana, erangipersonil yang kompeten dalam melakukan evaluasi, lokasi, dan fasilitas yang mendukung pelaksanaan evaluasi. Persiapan yang malang sebelum melaksanakan evaluasi dapat dilakukan dengen menyusun desain evaluasi yang beik agar pelaksanaan evaluasi dapat berjalan dengan lancar dan bethasil, ’ Desain evaluasi merupaken kegiatan yang pada intinya mengidentifikasikan: 1. Jenis informasi evaluasi yang perlu disesualkan dengan tujuan evaluasi, misalnya: deskripsi, pertimbangan profesional Gudgment), dan interpretasi. 2. Jenis pembandingan yang akan ditakukan, sesuai dengan jenis evaluasi (evaluasi kelayakan, ovaluasi efisionsi, dan evakasi efektivitas) yang masing-masing memeilukan jenis pembandingan yang berbeda sehingga memertukan desain yang berheda. Untuk menyusun deskripsi, pertimbangan profesional, dan interprotast perlu ditakukan perbedaan pembandingan. Deskripsi dan pertimbangan profesional digunakan datam evaluasi jika interpretasi menjadi kritis pada jenis evaluasi efeltivitas dan evaluasi kelayakan. Penentuan jenis informasi dan jonis Bembandingan mempengaruhi parameter pemilihan metode analisis dan Pengumpulan data, Karakteristk desain evaiuasi dapat diketahut dengan mencermatt secara lebih teliti atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang cicari Pertanyaan evaluasi dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) jens. yaitu: 1. Pertanyaan deskriptif (descriptive questions); 2. pertanyaan normalif (normative questions); dan 3. pertanyaan dampak (hubungan sebab-akibat). Jawaban untuk pertanyaan deskriptif menyediakan informasi tentang keadaan atau kejadian. Jawaban untuk pertanyaan riormiatif memfokuskan pada _pembandingan anlara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dan antara hasil yang diobservasi dengan tingkat kinerja yang diharapkan, misalnya pembandingan antara kecelakaan pada penerbangan dengan standar yang sudah ditetapkan untuk keselamatan. Jawaban untuk pertanyaan dampak (sebab-akibat) membantu dalam mengungkapkan apakah keadaan atau kejadian yang diobservasi dapat digunakan untuk operasi. program. Misalnya, jika kita mengobservasi perubahan beral pada bayi yang baru lahir, bagian mana dari perubahan tersebut sebagai akibat dari program nutrisi pemarintah? Dapat disimpulkan bahwa penetapan jenis pertanyaan akan menentukan janis desain evaluasi yang dipercleh dari jawabanjawaban ates partanyaan. pertanyaan doskriptit, normatif, dan dampak Berlandaskan pada jenis-ienis pertanyaan yang telah diuraikan, elemen- elemen desain yang herus dipertimbangkan secara spesifix’ sebelum Pengumpulan informasi adalah: Jenis informasi yang akan diperoleh; Sumber informasi (misalnys, tipe responden); metode yang akan digunakan dalam melakukan uji pelik (misalnya, random ‘sampfing): meteds pengumpuian informasi (misainya, struklur wawancara dan pembuatan kuesionery: waktu dan frekuensi pengumpulan informasi; @asar untuk membandingken hasil dengan atau tanpa program (untuk Pertanyaan tentang dampak atau hubungan sebab-akibat); dan 7. analisis porencanaan. On Re en Keglatan penyusunan desain evaluasi harus memperhatikan metodotogi evaluasi dan teknik evaluast 1. Metodolog! Evaluasi Metodolog: yang-diguriakan dalam evaluasi LAKIP. adalah metodoiogi yang Pragmatis karena disesuaikan dengan tujuan evaluasi yang telah ditetapkan dan mempertimbangkan kendata yang ada. Dalom hal int Gyaluator pertu menjelaskan kelemahan dan kelebihan metodolog! yang digunakan kepada phhak yarg dievaluasi. Langkah pragmatis ini diamth agar dapat tebin cepat menghasilkan rekomendasi hasil evatuesi yang membenkan petunjuk untuk perbaikei penerapan Sistem AKIP dao peningkatan akuntabiltas kinerja instansi, Evaluasi LAKIP adalah evaluesi tezhadap berbagai informasi dalam LAKIP yang dapal menggunakan metode kuantitatif maupun metode kualitatif, Seria data primer maupun data sekunder: sesuai dengan kebutuhan. Langkah-langkeh evaluasi LAKIP dapat dikategorikath datam 2 (dua) bagian besar, yaitu: a. Evaluasi atas penerapan Sistem AKIP: dan 5. evaluasi atas akuntabiltas kineda instnsivunit kerja, melalui evalyasi terhadap kebijakan, program, dan kegiatan instansi Metodolog! apapun yang digunakan, evaluas! LAKIP tidak hanya bermanfaat untuk perbaikan evaluasi, telapi lebih difokuskon pads Berbalkan temacap kinerja dan akuntabiilas instansi/unit kerja yeng kegiatan, serta tindakan, dan perubahan Jain ke arah perbaikan. Berbeda dengan penelitian olen para imuwan yang dityjuxan pada penemuan baru, atau dapat menjelaskan/mendeskripsikan suatu permasalahan, evaluas: “AKIP diharapkan dapat menjelaskan permasalahan dan menyediakan solusi yang dapat dilaksanakan untuk mersecahkan permasalahan kasus demi kasus, 2. Teknik Evaluasi Gerbagai teknik evaluasi yang digunakan oleh evaluator tergantung pada: 1. Tingkatan fataran (context!) yang dievaluasi dan bidang (content) permasalahan yang dievaiuasi. a. Evaluasi pada tingkat kebijaken berbeda dengan evaluasi pada tingkat palaksanaan program. b. Evaluasi terhadap pelaksanaan program berbeda pula dengan ‘evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan, ¢. Evaluasi torhadap bidang kegiatan penyuluhan misalnya, akan sangat berbeda dengan ,evaluasi terhadap bidang produksi suatu produk makanan, - 2. Vallditas dan ketersediaan data yang mungkin dapat diperoleh. Berbagai teknik evaluasi dapat digunakan namun yang terpenting adalah dapat memenuhi tujuan evaluasi: Teknik-teknik tersebut antara lain adalah telah sedeshana, survei sedertiana sampai survei yang detail dan mendalam, verifikasi data, risel terapan {applied research), berbagai analisis dan pergukuran, survei target evaluasi (larget group), metode statistik, metode statistk non parametrik, pembandingan (benchmarking), ~ analisa tintas bagian (eross section analysis}, analisa kronologis (lime Series analysis), tabulasi, penyajian pengolahan data dengan grafik/icon/ simbol-simbol, dan sebagainya. B, PENGORGANISASIAN EVALUASI Pengorganisasian evaluasi merupakan aktivitas yang dimulai sebelum pelaksanaan evaluasi yang bertujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang dipertukan datam melakukan evaluasi. Secara garis besar, kegialan pengorganisasian evaluasi ini meliputi Perencanaan evaluasi, pelaksanaan evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan avaluasi. ‘ 4. Perencanaan Evaluas| Perencanaan evaluasi merupakan kegiatan yang penting dalam proses evaluasi karena keberhasitan dalam melaksenakan evaluasi sangal tergantung pada kegiatan perencanaan evaluasi. Di samping itu, Perencanaan evakiasi akan memberikan kerangka kerja (framework) bagi Seluruh tingkatan manajemen pihak evaluator dalam molaksanakan proses evaluasi, . Secara garis besar, terdapat bederapa hal panting dalam merencanakan evaluas', yaitu a. Pengidenlifixasian pengguna hasi! evaluasi; b. pemillinan pertanyaan evaluasi yang penting: G. pengidentifikasian informasi yang akan dihasilkan; dan 9, sistem komunikasi dengan pihak yang terkait dalam kegiatan evaluasi Perencanaan evaluasi LAKIP dapat dikaiegankan ke dalam berbagai tingkatan evatuasi, yaitu: a. Evaluasi Soderhana, seperti: evaluasi sedertvana (desk evaluation), yaitu evaluasi yang dilakukan di kantor tanpa menguji kebenaran dan “pembuldian ci lspangan, reviu, dan telaahan atas LAKIP (reviu Gokumen Renstra dan LAKIP). Evaluasi ini dapat melipull evaluasi atas Pengungkapan dan penyajian informasi dalam LAKIP dan evaluasi atas: sebagian substansi materi yang dilaporkan dalam LAKIP, misainya keselarasan antar Komponen dalam peroncanaan strategis, logika program, dan logika strategi pemecahan masalah yang direncanakan/ diusulkan, ». Evaluasi Terbatas, misalnya untuk mengetahui kemajuan datam penerapan Sistem AKIP alau untuk mengevaluasi akuntabilitas kinerja Instanstiunit kerja yang terbatas pada penelitian, pengujian, dan peniisian atas Kinerja program terteniu, Evaluasi ini menggunakan langkah-langkah ovaluasi sederhana ditambah berbagai kenfirmasi dan Peneltian, pengujian, dan penilaian terbatas pada progranvkegiatan terentu. ©. Evaluasi Meridatam (in-depth evaluation atau disebut evaluasi Saja), sama sepertt evaluasi paca butir a. dan b. ditambah pongujian dan pembuktian di lapangan tentang beberapa hal yang dilaporkan dafam LAKIP, Walaupun evaluasi ini dak dilakukan terhadap seluruh elemen, unit, atau kebijakan, program, dan kegiatan instansi/unit kerja, namun dari uf petik (sampling) atau pemifihan beberapa elemen yang dilaporkan dalam LAKIP dapat dilakukan pengujian dan pembuktian secara lebih mendalam, Ditinjau dari pendekatan parencanaan, evetuasi LAKIP dapat dikalegorikan ke dalam: @. Perencanaan avaluasi LAKIP dengan pendekatan induktif; b. perencanaan evaluasi LAKIP dengan pendekatan deduktif, dan ©. perencanaan evaluasi LAKIP dengan pendekatan penentuan program prioritas, : Pada pendekatan induktif, perencanaan evaluasi LAKIP suatu unit instansi/unit kerja ditetapkan dari awat dengan merancang biok bangunan evaluasi (building block for evaluation) mulai dari bawah ke atas. Alst dan teknik yang digunakan meliputi: reviu progrem, reviu kebijakan, reviu antar unit kefja (peer raview), penetaahan tentang suatu isu, verifikasi, konfirmasi data, survei, penefitian, audit keuangan, audit kinerja, dan sevagainya. Perencanaan dengan pendekatan induktf ini lebih difokuskan pada tujuan nasional dari evaluasi dan kemudian ditentukan beberapa kegiaian pendukungnya. . Pendekatan deduktif digunakan dalam perencanean jika sudah cilakukan Survei atau penelitian secara makro (dalam fingkup yang luas), Kemudian Gari hasil survet ditentukan bagian yang paling lemah atau bagian yang perlu didalami lebin lanjut dengan teknik evaluasi atau audit dan teknik lainnya. Pendekatan ini lebih terarah pada beberapa hal yang secara tentatif dapat diperdalam dan secara potensial dapat menghasikan rekomendasi untuk instansilunit kerja yang bersangkutan, Pendekatan penentuan program prioritas sebenamya tidak mengikutl atau dapat mengikuli cara pendekatan induktif dan deduktif, Pendekatan ini Gipakal jika sudah ada “permintaan’ dari Pengguna (user) yang Membutuhkan informasi tentang pelaksanaan suatu’ program tertentu Pendekatan ini biasanya dllakukan dengan pendekatan manajemen Broysksi (project management) yang khusus atau untuk tujuan tertente Sehingga hampir semua perencanaan evaivasi maupun peleksanaannya terpisah dari kegiatan rutin evaluasi LAKIP yang reguler. Pelaksanaan Evaluagi - Kegiatan pelaksanaan evaluasi meliputi beberapa tahap, yaitu: @, Pengumpulan, analisis, dan interpretasi data Kegialan utama dalam petaksanaan ovaluasi adalah pengumpulan dan Analisis data serta menginterpretasikan hasilnya. Hal ini sesuai dengan tuuen evaluasi LAKIP yaitu untuk memberikan keyakinan batwa evaluas! yang dilakukan oteh instansifunit kerja telah memadai dan memberikan saran atau rekomendasi guna peningkatan kineda dan Peningkatan akuntabilitas instansi, Ketersediaan data sebagai behan evaluasi Sangat membantu evaiuetor Galam menjatankan tugas. Namun, dalam kenyataannya dapat torjach data yang diperiukan oleh evaluator tidak seluunnya tersedia dj instansiunit kerja yang dievaluesi, Dengan kata lain, evaluator hanss melakukan Kerja ekstra untuk memperoleh data yang diperhkan, Apabila hal ini terjadi, evatuator harus pandai-pendai menggunakan waktu agar tidak terfokus pada satu kegiatan sehingga kegiatan lain yang diperiukan tidak dapat dilaksanakan. 'b. Penyusunan draft Laporan Hasit Evaluasi (LHE) Penyusunan draft LHE bidsanya dilakukan oleh ketua tim evaluasi. Sebelum menyusun draft LHE, evatuator, pengendali teknis, pengendall mutu, dan penanggung jawab evaluasi telah menyetujui permasalanan yang iperoleh tim. . Pembahasan dan reviu draft LHE Meskipun sebelum penyusunan draft LHE telah diadakan pertemyan antara pihak yang terlibat dalam tim evaluasi dengan pihak yang dievaluasi, datam penerapannya sering tojadi pembahasan draft LHE Secara bersama. d. Finalisasi LHE Finalsasi LHE merupakan tzhap akhir dalam penulisan laporen, Hal ini Glakukan setelah edanya reviu dari pinak-pinak yang berwenang terhadap draft LHE yang teiah disusun sebelumnya. @. Penyebaran dan Pengomunikasian LHE Penyebaran HE sebaiknya dilakukan secara lengsung dengan mengomurikasikan fal-nal yang penting dan mendesek untuk mendapalkan respon atau tindakan dari para pengambil keputusan Pada instansvunit kerja yang dievaluasi |. Pangendallan Evaluasi Pengendalian evaluasi dimaksudkan untuk menjaga agar evatuasi beyjalan fesual dengan rencans. Kegiatan int dlakukan agar proses evaluasi fetap (erarah pada kesimpulan yang bermantaat, sesuai dengan target, tepat wakiu, serla tepat biaya (sesuai dengan alokasi anggaran), Makanisme pengendalian yang dapet diiakukan antara lain sebagai betikut: 3, Molakukan perternuan berkaia antara sesama tim polaksana evaluasi (misainya mingguan, dua mingguan, atau bulanan). Kegiatan ini sangat Renting ditinjau dari aspek pelaksanean evaluasi yang akan Memberikan mekanisme reviu atas akivilas pelaksanaan dan pengeluaran biaya yang berkaitan, b. Melakukan pertamuan dengan pihak lain yang terlibat dalam evaluasi (miselnya pengendali teknis, pengendal niuty, dan penanggung jawab i BAB Ill PELAKSANAAN EVALUASI LAKIP Tahapan pelaksanaan evaluasi LAKIP terdiri dari: 1 Survei pendahuluan, 2. evaluasi alas penerapan Sistem AKIP; dan. 3. evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansifunit kerja. A. SURVEI PENDAHULUAN 41. Tujuan dan Manfaat Survei Pendahuluan Survel_ pendahuluan dilakukan untuk memahami dan mendapatkan gambaran umum mengenai kegiatan instansi/unit kerja yang akan diavaiuasi Tujuan dan manfaat survei pendahuluan antara lain adalah untuk a, Memberikan pemahaman mengenai instansi/unit kerja yang dievalvasi; b, memberikan fokus kepada hathal yang memerluken perhatian dalam evalvasi; sera ¢, merencanakan dan mengorganisasikan evaiuasi. 2. Jenis Data dan Informas! yang Dikumpuikan pada Survel Pondahutuan Sesuai dengan tujuan dan manfaat survei pendahuluan, beberapa datafinformasi yang diharapkan diperoleh antara lain mengenal: Tugas, fungsi, dan kewenangan instansi/unit kerja; peraturan perundangan yang berkaitan dengan instansi/unit kerja; kegiatan utame instansi/unit kerja: sumber pembiayaan instansifuni . sistem informasi yang diqunakan; keterkaitan instansi/unit kerja dengan instansiAit kerja lainnya; perencanasn stategis, rencana kinerja, serta rencana keja dan anggaran yang dimiiki instansi/unit kerja atau instansifunit kerja atasannya; . faporan akuntabliitas kinerja instansifunit kerja; sistem pengukuran kinerja dan manajemen kinerja pada umumnya: laporan keuangan dan pengendalian: serta . basil evaluasi dan reviu periode sebelumnya. kerja; - enmoagge woos Dalam tahapan survei pendahuluan para evaluater hendaknya tidak torjobak pada pengumpulan data yang mendetail, karena pada dasamya survei pendahuivan dititkberatkan untuk memahamy instansi/unit kerja yang akan diovaluasi secara umum dan hasilnya digunakan sebagai data awal dalam merencanakan atau melakukan kegiatan evaluast. 3, Teknik Pengumpulan Data dan Informasi Survei Pendahuluan Pengumputan dala dan informasi pada survei pendahuluen dapat ditakukan dengan beberapa cara yaitu melalui angket (questionaire), wawancara, observasi, studi dokumentasi, atau: kombinasi di antare beberapa cara tersebut &. Questionaire menupaxan teknik pengumpulan datafinformasi dengan Menyerahkan serangkaian daftar gertanyaan yang akan disi oleh instansifunit kerja ‘secara mandivi. Daftar pertanyaan yang digjukan dalam angket dapat bersifet terbuka maupun tertutup Pertanyaan terbuke “merupakan bentuk pertanyaan yang jawabannya tidak disadiakan, sehingga respondon secara mandiri mengisi jawabannya Pertanyaan tertutup merupakan bentuk pertanyaan yang jawabnya telah diakan, sehingga responden tinggal memilin jawaban yang telah disediakan. Boberapa hal yang dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam membuat pertanyaan dan pemyataan antara Iain adalah sebagai berikut: 1) Pertanyaan dan pemyataan yang dibual harus singkat, jeias dan tidak meragukan. 2) menghindani pembuatan pertanyaan dan pemyataan ganda. Dalam salu nomar, pertanyaan yang harus dijawab, hanya mengandung satu ide saja, 3) Portanyaan hanus dapat dijawab olen responden, 4) Pertanyaan dan pernyataan harus relevan dengan maksud survei, 8. Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data dan Informasi yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden olen pewawancara, dan jawaban yang dilerima dan responden dicatat secara_langsung. alam hal ini, seorang Pewawancara sebalknya menyiapkan terfebih dahulu jadwal dan catalan mengenai hal-hal atau materi yang akan ditanyakan. Hal penting lainnya yang harus dipersiapkan oleh pewawancara adalah sikap, penampilan dan perilaku yang meagareh untuk dapat bekerjasama dengan oalon fesponden. Untuk itu seoreng pewancara hendaknya bersikap netral dan ‘idak berusaha untuk mengarahkan jawaban atau tanggapan responden & Observasi adalah teknik pergumpulan data dan informast dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan sualu organisasi, Observast dalam pengertian sempit. yaitu observasi dengan menggunakan alat indera, Dalam konteks audit misainya, kita ciminta untuk mengunjungi Pabrik dalam rangka mengamati proses dan jalarnya kegiatan produksi, ¢. Studi dokumentasi merupakan tekxik pengumpulan data dan informasi yang tidak secara langsung ditujukan kepada instansiAnit kerja dan orgenisasi yang dievaiuasi. Dokumen yang digunakan dalam tahapan B “4 Sunvel dapat berupa catatan, laperan, maupun informasi jain yang berkaitan dengan instansifunit kerja yang dievaluasi B. EVALUASI ATAS PENERAPAN SISTEM AKIP- Evahiasi Sistem AKIP dilakukan dengan meneliti setiap elemen dalam Sistem AKIP yaitu: 1. Rencana strategis; 2. sistem pengukuran kinerja; dan 3. penyajian informasi dalam LAKIP. 1. Evatuasi atas Perencanaan Strategis Perencanaan strategis merupakan prosas yang berkelanjutan, Keputusan yang sistematik dan mengandung resiko, mengorganisir upaya sistematik untuk melaksanakan keputusan, dan membandingkan keputusan dengan harapan Untuk umpan balik” Dengan perencanaan strategis berarit organisasi telah mempunyai komitmen dan menyiapkan di melakukan Perubahan. Dalam perencanaan Swategis, organisasi telah mensniukan apa yang akan dicapai pada masa mendatang dalam kurun wakty yang telah ditetapkan secara terencana dan sistematis. Perencanaan strategis beserta dokumen Rencana Strategis haus Gievaluasi untuk mengetahi apa yang harus dicapai organisasi dalam Mewujudkan visi dan misi organisasi Evaluesi yang dilakukar teshadap perencanaan strategis meliputi Perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran, serta pemanfaatan rencana strategis, a. Evaiuasi perumusan visi Vis| merupakan cara pandang jauh ke depan ko mana organisasi akan dibawa sehingga dapat eksis oi masa mendatang. Proses perumusan visi_dilakukan melalui tahapan dari penggalian nilai-nilat individu, kelompok, dan kemudian organisasi. Proses ini harus dilakuken secara bertahap untuk menghasilkan suatu visi organisasi yang dapat diterima sieh seluruh anggota organisasi (legitimate) dan membangun kemitmen yang kuat dari seluruh anggota organisasi untuk. secara bersama-sama mewujudkannya. Tanpa melalui tahapan yang demikian, maka visi akan menjadi serangkaian kats-kata sakral dan tidak berguna bagi kemajuan organisasi. Dengan demikian, yang terpenting bukanlah “Apakah vis! itu?” (what the vision is), akan tetapi “Apakah visi itu besfungsi”” (what the vision does}, Langkah evaluasi: 1) Tefiti can nilai, apakan visi: a) Dirumuskan dengan cukup jelas; ) menarik dan menantang: ¢) memberi motivasi kepada anggota organisasifinstansi: <) dirumuskan secara partisipatit ¢) mempertimbangkari kebututian pihak-pinak yang terkait; dan f) memperiimbangkan nilaisnilai luhur. 2) Bust simpulan penitaian . Evaluasi perumusan mii Misi merupakan serangkaian tugas utama yang harus lerselenggara dengan baik sebagai langkah pertama dalam rangka mowujudkan visi Langkah evatuasi; 4) Toliti dan ritai, apakah misi: a) Sesuai dengan mandat yang diperoten; b) sesuai dengan visi instansi; ©) terkait dengan peraturan perundangan yang berlaku bagi instansi; 4) simpel, jelas, dan tidak berdwimakna; @) mudah diingat; dan f)_menjelaskan mengapa organisasi ada. 2) Buat simpulan penila‘an, - Evaluasi perumusan tujuan Tujuan jangka menengah yang ingin dicapai oleh organisasi merupakan ‘inclan visi ci mana tergambar bukan hanya kurun waktu yang dicakup, melainkan juga berbagai faktor organisasional leinnya, seperti peren dan handel Yang dinerkan oleh peraturan perundang-undangan yang jerlal Langkah evaluasi: 1) Telit dan nitai, apakah tyjuan: a) Tidak bertentangan dengan visi; b) tarkait ¢engan pelaksanaan misi; ¢)_mempertimbangkan lingkungan intemal dan ekstemal: 4) mempertimbangkan CSF (critical success fector): + €) mempertimbangkan budaya kerja; dan ' 9) dirumuskan dengan tepat dan jelas, 2) Buat simpulan penitaian. dika dari evaluasi diketahui bahwa faktor-faktor tersebut mendukung Pencapaian visi dan misi organisasi, maka dapat disimpulkan bahwa ‘yuan dapat dipertahankan. Akan tetapi jika temyata tujuan tidak akon tercapai maka perlu segera cipertimbangkan untuk: 1) Merekomendasikan perumusan kembali tujuan; dan 2) mengubah keputusan yang menyengkut berbagal faktor tersebut di atas. . 15 d, Evaluasi perumusan sasaran Sasaran merupakan penjabaran dan tujuan. Sasaran lebih konghkrit atau lebih nyata dari pada hat-nal yang tertuang daiam tujuan organisasi. Sasaran lebin bersifat kuantitatt atau dapat juga bersifat kualitatif dengan didukung oleh indixator Kinerja yang kuantitatit, Sasaran siprediksi untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tidak lebih dasi satu tahun. Dengan dirumuskannya sasaran, maka organisasi telah dapat menentukan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan dalam suatu ‘tahun anggaran, Langkah evaluasi: 1) Teliti dan nilai, apakah sasaran: a) Spesifik: b) terukur; ¢) dapat dicapai; : ) berorientasi hasil dan mantaat; . e) realistis; dan f)_pencapalannya dapat diperkirakan dalam kurun wakty tertentu, 2} Buat simpuian penilaian, ®. Evaluasi cara mencapal tujuan dan sasaran Sebalum metakukan evaluasi terhadap cara mencepai tujuan dan Sasaran omganisasi yang tardiri dari kebijskan, program, dan kegiatan, Peru diketahui bahwa evaluasi bukan merupakan persoalan opini atay selera, akan tetapi lebin pada persoatan anatisis fakta dan logika, Dengan evaluasi akan diperoleh pemahaman mengenai apa dan mengapa suatu kebijakan, program, dan kegiatan ciadakan serta bagaimana kentribusinya dalam pencapaian visi dan mist organisas|. _ Evaluasi cara mencapai tujuan dan sasaran termasuk peneiitian dan Penizian terhadap struktur program dan kegiaten yang nyata (realistis) dan logis. Kerangka kerja logis penyusunan program harusiah diyakinkan banwa “di atas kertas’ sudah baik. Sehingga diharapkan dalam pelaksanaan mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Dalam melakuken evaluasi cara mencapai tujuan dan Sasaran, harus dilakukan analisis logika program. Anallsis ini‘ meneliti kelayakan. struktur program yang mencantumkan berbagal keglatan, memetakan hubungan (meneliii hierarki) antara kebijakan, program, dan kegiatan dengan hierarki hasil yang ingin dicapai, serta indikator-indikator yang diperiukan guna mengukur kemajuan dan keberhasilan. ‘Pertama, hans diteliti apakah secara teoritis dapat diterima akal sehat. jalam meiakukan analisis logika program, evaluator diharapkan Meneliti dengan seksama dan mempelajari stratogi yang dilakukan instansvunit kerja menurut berbagai teori yang sudah ada, Landasan teori ini penting agar penetapan suatu kebijakan, program, dan kegiatan dapat diterima secara umum. Kedua, evaluator dapat melakukan enalisis alas Jogika hubungan sebab akibal. Hubungan sebab akibat ini harus menjadi justifikasi mengapa Suatu kegiatan atau program diderikan priovitas alokesi pembiayaannya Selain dari sudut pandang teori dan togka, dalam analisis logika program juga peru diteliti apakah; 1) Tahapan/urutan’ suatu kegiatan/program dapat diterima secara togika. Evaluator perlu memperoleh argumentas) mengapa penataan tahepanvurulan tersebut ditetapkan. Jadi kaidah yang lazim seperti ‘Jika..... maka..... (If. then....)" atau seigiah suatu pekerjaan selesai, hares dilaksanakan pekesjaan berikutnya. 2) Stukur program telah selaras, baik antara kegiatan dengan Program, antara progrem dengan kebjiakan, serta antara kebijakan organisasi_ dengan isi organisasi. Peneliian dan penilalan keselarasan struktur program harus berfokus pada konsistens! dalam menjalankan mist organisast dan dilakukan dengan bempatokan pada pengetahuan, pengalaman empiris, serta kebenaran normatif yang dianut masyarakat. 3) Hirarki basil yang dinarapkan telan selaras, yaitu hasil yang berupa keluaran harus seleras dengan hash dan mantaat keluaran yang diinginken, yang pada gilliannya dapat mencapai tujuan jangka Panjang dan visi organisasi Evaluasi pemanfaatan Renstra Penelaahan alas pemanfaatan Renstra merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh evaluator. Jika dalam penyusunan Renstra Sudah memenubi kaidat-kaidah yang balk, maka tidak hanya proses Perumusannya yang baik, tetapi dokumen Renstranya juga akan baik, Sehingga peru diteliti apakah Renstra telah dimantaatican dengan baik, Unsur pemantaatan ini menjadi penting (erutama jika yang menyusun Perencanaan strategis (strategic planning) bukan unitunit instansvunit kerja yang melaksanakan, Simpul penting yang menandokan adanya pemanfaatan Renstra dengan baik adalah jika Renstra tersebut dijadixan acuan utama dalam. Penyusunan rencana kinerj, rencana operasional, dan penganggaran, yaitu sebagai benkut 1. Roneana linea yang mengacu pada dan merupakan penjabaran dari Renstra sangat bermaniaat dalam rangka pementauan kinerja organisasi, 2. Perencanaan operasional yang mengacu pada Renstra sangot Penting dan akan memperiihatkan konsisiens! kagiatan instansifunit kerja menuju tujuan jangka panjang. Perencanaan operasional dapat dirine! sampai pada jangka pendek: bulan demi bulan, minggu demi minggu, dan bahkan sampai kegiatan seliari-nari 1 3. Penganggaran yang mengacu pada Renstra, dalam hal + perencanaen kinerja, akan sangal efektt untuk pelaksanac manajemen kinerja. Jedi, penganggaran yang berbesis’ kiner merupakan salah satu unsur yang dipakai sebagai alat dala Manajemen kinerja. Metode penganggaran tersebut aka meningkatkan Keselarasan antara sasaren (termasuk kegialar Program) jangka pendek dengan tujuan jangke menengah da Jangka panjang organisasi. 2. Evaluasi atas Sistem Pengukuran Kinerja Sistem pengukuran kiverja merupakan suatu sistem yang siklusnya dirnuig dari penetapan indikator kinerja, perencanaan kinerja (terutama penelapar larget kinerja), pergukuran kineyja, dan evaluasi kinerja, Sistem in ampakan int dari Sistem AKIP, yang bermanfaat untuk mengetahu kineja organisasi sehingga pimpinan organisasi dapat mengendalicar organisasi. Ind dani Pengukuran kinerja adatah membandingkan antara capaian kinerje yang ‘diukur dengan indikator kinorja atau ukuran kinerja sebagai alal vkurnya, Dengan pengukuran kinerja yang cermat dan menggunakan indikator kinevja yang tepat maka pimpinan instansidunit kerja dapat. Mengetahui capaian'kinerja yang telah dihasilkan: mengetahui posisi dan arah kinerja organisasi yang tepat; belajar dari kebarhasilan atau mengoreksi kegagalan serta memperbaiki ketemanan-kelermahan yang selama ini terjadi, memberikan penghargaan atau hukuman secara obyektit dan proporsional - eNS Evalasi yang diakukan temmadap sistem pengukuran kinegja meliouti evaluasi atas incikator kinerja, perencanaan kinerja, cera pengukuran Kineyja, dan reviu atas hasil evalvast instansitunit kerja. a. Evaluasi atas indikator kinerja indikator kinefja morupakan suatu alat bagi manajemen untuk menilai dan metinat parkembangan kinerja yang dicapai selama int atau dalam jangka waktu tertentu. Penguluran kinerja organisas!|- merupakan jombatan perencanaan strategis dan akuntabititas dari suatu instansif unit keria, Keberhasiian pengukuran kinerja suatu instansiunit kerja sangat ditentukan oleh ketepatan indikator kinerja yang digunakan, schingga evaluasi atas kewajaren dan kebenaran dari indikator kinerja sangat diperiukan. Tujuan evatuasi ‘Tyjuan evaluasi atas indikator Kinerja adalah sebagai berikut; 1) Menilai bahwa indikator kKinerja a) Oitelapkan untuk masing-masing unsur yang diukur, seperti pencapaian tujuan atau sasaran, pelaksanaan program dan kegiatan, serla pada tingkat unit-unil organisasi dan organisasi secara keseluruhan, b) dapat menunjukkan adanya svatu efisierisi dalam menggunakan sumber daya; ©) menyangkut hal yang pokok, vital, penting, dan menjadi prioritas cikaitkan dengan tujuan organisasi; 4) merupakan hasil dan'manfaat keluaran atau paling tidak keluaran dari aktivitas. organisasi; dan ) memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik: serta 2) memberikan rekomendasi perbatkan ates indikator kinorja Langkah evaluast: Langkah-langkab evaiuasi atas indikator kinerja, antara lain: 4) Dapatkan dokumen aiau keputusan mengenai penetapan indikator Kinerja_ atau petunjuk dari instansi“unit kerfa yang lebih tinggi mengenai ukuran atau indikator kinerja yang digunakan. 2) Teliti dan nila, apakah indikater kinesja yang digunakan: a) memenuhi cid-ciri indikator yang baik dan memadai, baik dari segi kualilas maupun kuantitasnys: b) dapat menunjukkan adanya suatu tingkat efisiensi dalam menggunakan sumber daya, ¢) dapat menunjukkan suatu keberhasilan atau kegagalan. @) tepat untuk mengukur sesuatu dan selaras satu sama Iain di datam struktur program organisasi, 3) Buat ‘simpulan mengenai hasil penelitian tentang evaiuasi keabsahan, kowajaran, dan ketepatan penetapan indikator kinerja. . Evaluasi atas perencanaan kinerja Tujuan evaluasi: 1) Menilai bahwa rencana kinerja digunakan sebagai wahana untuk monitoring dan persiapan yang matang dalam mengelola sumber daya dan meningkatkan kinerja instansi; dan 2) memberikan rekomendasirekornendasi perbaikan atas perencanaan kinerja Langkan evaluast: Langkah-langkah evaluasi atas perencanaan kinerja, antara lain: 1) Teliti dan nitai, apakah: @) dokumen rencana Kinerja telah ditetapkan oleh pimpinan instansi/unit kerja yang berwenang; 5) proses penyusunan rencana kinerja telah dilakukan secara partisipatif, sehingga merupakan komitmen bersama; ©) sasaran telah dijabarkan dalam target-target yang nyata dan terukur, d) target ditefapkan sebelum iahun anggaran yang direncanakan dirnulat (teliti pula revisinya), dan 19 ©) tencana kinena telah mempertimangkan kemamouan sumber daya organisasi 2) Bua! simpulan penilaian G. Evaluasi atas cara pengukuran kinerja Tujuan evaiuasi: 3). Meniel kewajaran dan ketepatan pemiaian kinenja organisasi: 2} Mental keandalan sistem informas! yang. diganakan’ untuk Penguinpulan data kinerid organisasi: dan 3) memberikan rekomendasi perbaikan atas cara pengukuran kinerja, Langkah evatuasi: Langkah-langkah evaluasi atas cara pengukuran kineyja, antara lain: 1) Teiiti dan nilai, apakat 2) Sistem informasi yang digunakan untuk pengumpulen data Mengandung pengendalian intem yang baik, >) Data dasar yang digunakan sebagsi_pembanding dapat dlandalkan, ©) Terdapat altemati Iain yang menggamberkan tingkat kinerja yang ada 9) Pembanding yang digunakan memenuhi salah salu atau lebih \aiteria berikut: * Pembaningan dengan suaty noma, standar, atau target, misalnya persentass target pengurangsn biaya, * pembandingan antarjasa (inter-service), misatnya tingkat kematian antar wilayah: * pembandingan pemasok altematif (altematit suppliers), Misalnye biaya pembuangan sampah par kantong per pemasok: * Pembandingan antar organisasi (inter-organization), misalnya Jumlah staf bagian gaji per 1000 pegawai di PDAM atau rasio. antara pendapatan dan bieya antar Dinas Parwisata Pomda; * Pembandingan antar waktu, misalnya perubahan terhadap Pola investasi sebelum dan setetah adanya kebijakan baru tertentu, dan, * Pembandingan dengan program tain; misainya dengan : program sejenis, 2) Buat simpulan penilaian. d. Reviu atas hasil evaiuasi instansi/unit kerja {meta evaluation) Reviu atas hasil ovaluasi instansiamnit kerja dapat dilakukan oleh evahiator oketemal. Untuk tujuen efsiensi, pengulangan evahiasi terhedap hal yang sama sebaiknya dihindarkan. Evaluator eksterrial dapat Menggunakan hasit evahiasi dari instansi/unit kerja yang dievaluasi dengan meneliti metodologi, cakupanilingkup, dan peagungkapan hasil evaluasi, sera membenkan _ penjelasan secukupnya, 3. Evaluasi atas Penyajian Informasi dalam LAKIP Evaluasi atas penyajian informasi dalam LAKIP dapat dilakukan dengan menelaah dokumen LAKIP cen menggaii informasi mengenai penggunaan informasi dalam LAKIP, Evaluasi ini menitik beratkan pada format penyajian laporan dan isi informasi yang citaporkan dalam LAKIP Penyajian informasi dalam LAKIP yang batk adalah bahwa LAKIP berisi pertanggungjawaban —pimpinan —instansifunit kerja yang dapat menggambarkan kinerja yang sebenamya secara jelas dan transparan, sesuai dengan prinsip penyusunan laporan, relevan, konsisten, akurat, obyekiif, dan wajar. Tujuan evalua: a. Menilai penyajian dan pengungkapan informasi dalam LAKIP: b. menilai isi informasi dalam LAKIP. - . menilai penggunaan informast dalam LAKIP; dan d, memberikan rekomendasi perbaikan. Langkah evaluasi: Langkah-langkah evaluasi atas penyajian informasi dalam LAKIP meliputi: 8. Teliti dokumen LAKIP. . iti berbagai Karakteristik isi Informasi dala LAKIP. ¢. Teliti pengomunikasian LAKIP dan pemanfaatan LAKIP. . Buat simpulan peniaian. G, EVALUASI ATAS AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSIUNIT KERJA Evaluasi kinerja instansi/unit kerja merupakan bagian dari evaluasi LAKIP yang dilakukan secara lebih mendatam, karena isi substansi dalam LAKIP, terutama mengenai capaian kinerja instansi/unit kerja, dievaluasi lebih seksama, Oleh karena LAKIP berisi berbagai kebijakan, program, dan kegiatan instansilunit kerja, maka avaluasi terhadap kinerja instansiunit kerja dilakukan secara yj pati (sampling) dan bukan evalvasi alas seluruh (keseluruhan populasi) kebijakan, program, dan kegiatan, instansi, Pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam evaluasi progranvkegiatan instansvtntt kesja sangat bervariasi dan tergantung pada tujuan evaluasi yang telah ditetapkan dengan TMempertimbangkan kendala yang ada, Evaluasi kinerja instansi/unit kerja bertujuan untuk meneliti dan menilai capaian Kineyja instansifunit kesja (melalul petaksanaan kebijakan, program, dan kogiatan serta pencapaian tujuan dan sasaran). Jjka pelaksanaon kebijakan menecapai kebertrasitan, maka langkah setanjutnya adalah mereviu dan menilai apakah misi instansiunit Kerja juga menunjukkan keberhasian (mission accomplishment). 21 ay Mengingat kendala dan keterbatasan sumber daya yang ada, evaluasi.” terhadap kebijakan, ‘program, dan kegiatan instansi/unit kerja harus dilakukan dengan menggunakan pemilihan uji petik (sample) yang sesual dengan kondisi lersebut. Untuk dapat menjawab pertanyaan evaluasi tertentu, para evaluator dapat menggunakan metode uji petik dengan tujuan lertentu (purposive sampling) 1. Evaluasi Kegiatan Fada dasamya pelaksanaan evaluasi kinerla instansifunit Kea dapal gilakukan dengan mengevaluasi kegiatan-kegiatan, Evaluasi ini diharapkan Gapat mongungkap proses dan hasiliproduk/jasa atas kegiatan yarh dievaluasi secara jelas (service effort and accomplishment), ‘ Pelaksanaan evaluasi meliputi tahapan sebagai berikut: a. Survei pendahuluan, untuk mengumpulkan data urnum dan fatar belakang mengapa suatu kegiatan dilakukan; . mernilih metodeseknik evaluasi dan mengembangkan model; Mengumpulkan data; . analisis dan Interpretasi data; dan . Membuat simpulan dan rekomendasi. Page Tujuan evaluasi: @. Menilai keberhasilan polakeanaan kegiatan yang dilaporkan dalam LAKIP; b. melihat kesesusian realisasi capaian kinerja kegiatan dengan program dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencena strategis: dan © memberikan rekomendasi perbaikan. Langkah evaluasi: Langkah-Jangkah evaluasi kegiatan dapat ditakukan sebagai berikut: a Dapatkan dokumen dan informasi lainnya tentang pelaksanaan Kegiatan, seperti: tahapan pelaksanaan kegiatan {life cycle), apa yang dilakukan, siapa yang dilayani, dan sebagainya. b. Identifikasi tujuan dari pelaksanaan kegiatan. ¢. Identifikasi keluaran dan manfaat keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan. d, Dapaikan prosedur pengumpulan data yang dilakukan evaluatan. e. Identifikast indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja kegiatan. £. (dentifkas! kesenjangan yang terjadi antara terget dengan realisasi, dan antara tingkat kinerja yang diinginkan dengan tingkat kinerja nyata, g. Teliti apakah terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasitan pelaksanaan kegiatan. h. Lakukan penifaian apakah kegiaten yang dievaludsi teskalt dengan pencapaian tujuan/sasaran program, i. Lakukan analisis trend dah pembandingan (benchmarking), 1. Lakukan konfimmasifwawancara dengan obyek kegiatan tentang pelaksanaan kegiatan serla manfaat kegiatan bagi obyek kegiatan. . Buat simpulan hasi evaluasi kegiatan, Semua teknik evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk melihat efektivitas pencapaian sasaran tahunan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan dapat diperoleh informasi yang komprehensif mengenai capaian sasaran dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi organisasi. Pembandingan bertujuan untuk mengetahui kinerja organisasi dalam bisnisnya bila dibandingkan dengan organisasi yang menjadi panutan untuk bidang kegiatan organisasi yang bersangkutan. Sedangkan analisis trend bertujuan untuk mengetahui kesesualan antara capaian suatu tahun derigan capaian tahun-tahun sebelumnya secara keseluruhan sebagai agian yang tidak lerpisahkan. 2, Evaluasi Program Program merupakan kumpulan kegiatan/aktivitas yang dimaksudkan untuk memberikan kontribusi kepada svat tujuan strategis yang bersifal umurn. Program tazimnya dibagi menjadi sub-program dan kegiatan-kegiatan Susunan hirarkis dari bagian-bagian tersebut disebut struktur program. Suatu program terdiri dari beberapa unsur yaite: a. Tajuan (objective) dalam arti hasif dan manfaat Keluaran yang dikehendaki dikaitkan dengan identifikasi kebutuhan (needs); b. sumber daya; S. strategi, aktivitas, dan proses; 4. pengelotzan dan akuntabifitas; dan e. informas! kineja Evaluasi program merupakan bagian dari evaluasi substansi isi LAKIP yang sudah mengarah pada evaluasi yang bersifat makro serta mencakup berbagai variabel dan berbagai bidang. Evaluasi keglatan lebih bersifat mikro dan terbatas pada hal-hal yang operasional. Dalam menyusun desain evatuasi harus diperhatikan 3 (tiga) unsur penting yaitu: a. Jenis informasi yang dibutuhkan; b. jenis pembanding yang digunakan; dan ©. ukuran dan komposisi sampel yang diguhakan. Jenis-jenis informasi yang dibutuhkan adalah: a. Informasi yang bersifat deskriptif, . informasi yang bersfat pertimbanganfpenitaian profesional judgment); dan ©. informasi yang bersifat inlerpretasi (causal-effect interpretati). Informasi yang bersifat deskriptit adatah infomasi mengenai segala hat yang tefjadi dalam pelaksanaan program. tnlormasi tersebut dapat dipetole’ dart jawaban pertanyaan-pertanyaan antara lain sebagai berikut a. Bagaimana program dikelola? >. Kegiaton apa sata yang dilakuken sebagai bagian daw program? S Bagaimana menyeleksi klien untuk ikut serta dalam program? 4. Berana banyak kiien yang tor'ayani oleh program? informasi yang bersifat portimbangan profesionat adalah informasi y: antara lain capat menjetaskan mengenai bagaimana pelaksanaan progre . Dikaitkan dengan standarnya; . .b. dibandingkan dengan tujuan program. . dibandingkan dengan kinerja tahun sebelumnya; dibandingkan dengan targetnya; dan ®. dibandingkan dengan kompetitornya 2 Pada dasarnya penggunaan data hasil Pertimbangan profesio Gudgmental data) dilakukan untuk mengukur apakah suate Progam te dilaksanakan dengan cara yang dikehendaki (intended imanne Sedangkan sister monitoring terhadap hasil dan manfaat keluar biasanya digunakan sebagai dasar untuk membuai pertimbang mengenai kinerja suatu program. Informasi yang bersifat interpretatif adalah informasi yang menjaw apakah manfaat keluaran yang dicapaitimbul dapat diatributkan kepa program yang bersangkutan melalui intepretasi informasi sebab-akibat, Tujuan evatuasi, antara lain: 2. menilai efisiensi kineyja peiaksanaan program yang meliputi masuke Proses, keluaran, adakalanya termasuk manfaat keluaran pada tingh yang paling rendah (low-level outcome). Untuk suatu program ya bersifat banyak tingkat (mul-tovel strategy), dimana didalamnya terlit lebih dari satu instansifunit kerja dalam mencapai tuluan prograt evaluasi program sangat bermanfaat dalam mendukung sinkronisi dan keordinasi pelakeanasn program. b. menital apakah peloksanaan suatu program telah meneap: menghasilkan dampak (midletevel s/d high-level outcome) seat dengan tujuan yang dikehendaki. 5 memberikan bahan bagi pimpinan instansiunit kerja dalam menyajiki akuntabilitasnya. d. memberikan rekomendasi dalam rangka perbaikan alau pengembangt pelaksanaan suatu program. Perbedaan tujuan evalvast tersebut akan membawa pengaruh kepat strategi, desain, seita waktu pelaksanaan evaluasi. Tahapan evaluasi: 1. Evaluasi program yang dilakukan sebagai riset terapan: . Analisis logika program. Penyustman kerangka acuan (TOR). . Desain evaluasi. |. Pengembangan formula atau model analisis, . Pengumpulan data dan analisis, Ppore f, Pelaporan. 2. Evaluasi program yang dilakukan secara praktis * Reviu sistem Analisis togika program Reviu pencapaian sasaran dan reviu indikator kinerja. Pengecekan hasil secara uji petik. . Pelaporan. wang» Evaluasi program dapat didesain dengan priositas untuk meneliti: a, :Bfektivitas program; b. elisionsi program; dan c. kelayakan program. Evaluasi efektivitas suatu program terutama dimaksudkan untuk: a. Mengukur hasit dan manfaat keluaran; b. mengecek kembalt faktorfaktor yang mempengaruhi timbuinya hasil keluaran; ¢ memberikan interpretasi “hubungan sebab-akibat_mengenai sejauh mana suatu program memberi kontribusi kepada hasif keluaran. Evaluasi efektivitas memfokuskan pada penilaian tethadap masalah akuntabilitas davi suatu program pada abhir sualu pelaksanaan program (summative evaluation). Namun evaluasi efektivilas dapat pula digunakan dalam rangka perbaikan pelaksanaan program. Evaluasi efektivitas sangat bermanfeat dalam memberikan Informasi yang berkaitan dengan keputusan-keputusan yang diambil dan pertanyaan- pertanyaan seperti: a. Apaksh suatu program telah mencapai tujuan? b. Faktor-faktor apakah yang kritikal terhadap keberhasitan pencapaian hasil kefuaran dari program? . ©. Perlukah suaty program dilakukan modifikasi guna menghasilkan manfant yang lebih baik? d. Perlukah suaiu program diserahkan kepada plhak luarilain (contracted- oul) agar secara biaya lebih efeklif (cost-effective)? Ditinjau dari kuat lemahnya hubungan sebab-akibat yang ada, secara garis besar terdapat 3 (tiga) desain evaluasi efextivitas yang dapat digunakan, yaitu; a. desain eksperimentat (mefalui eksperimen langsting); b. desain kuasi-eksperimental {melalui eksperimen semu); dan ©. desain non-exsperimental (tidak melalui eksperimen). Evaluasi efektivitas semakin ideal apabila menggunakan jenis desain yang meniiikberatkan pada pengambilan kesimpulan berdasatkan kaian hubungan sebat-akibat yang paling jelasikuat, ‘yaitu melalui eksperimen langsung, Namun, optimalisasi pamilihan ini dipengaruhi oleh pertimbangan kemanfaatan, fisibilitas, serta perimbangan etika dan keaditan sosiat. 28 26 . Evaluasi Kebijakan Kebljakan dapat didefinisikan sebagai keputusan suatu organisasi (publik atau bisnis) yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan atau untuk Mencapai tujuan tertentu. Kebijakan berisi ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikah pedoman.perilaku dalam: a. Pengambilan kepulusan lebih lanjut, baik yang harus ditakukan oleh kelompok sasaran maupun organisasi Pelaksana kebijakan; dan D. penerapan dasi suai kebijakan yang telah Gitetapkan, baik dalam hubungannya dengan pembuat kebjakan maupun sasaran kebijakan, Tujuan evaluas!: 2. Menilai penerapan kebijakan; dan b, membuat fekornendasi untuk Peibaikan instrumen, desain, dan Penerapan program yang konsisten dengan tujuan secars keseturuhan. Langkah evaiuasi: Langkat-langkah evaluasi kebijakan dapat ditakukan ‘seperti berikut: 8. Pelajavi tormutasi kebijakan. b. Pelajari inetode dan langkah-langkch Penerapan kebijakan, c. Pelajari hasil kebijakan: 1) Buat peta permasalahan. 2) Operasikan model dan teknik-teknik evaiuasi. 3) Kumputkan data, analisis, dan interpretasikan data. d. Pelajari konsistensi antara kebijakan, program, dan kegiatan yang ditetapkan, ¢. Temukan masalah dengan membandingkan kandisi yang ada dengan kondisi yang sehatusnya, 1. Identifikasi kesulitan penerapan kebijakan dan pelaporannya, 9g. Buat simpulan‘hasil evaluasi, Agar simpulan hasil evaluasi tersebut lebih efektif untuk memperbaiki Faye temen ‘kinerja dan meningkatkan skuntabilitas. kinerja instansi/unit kerja yang dievaluasi, maka juga per dilakukan rewiu den analisis secara komprehensif terhadap aktor-faktor yang sangat Mempengaruhi kapasitas apanisasi, skuntabilitas, dan capatan kineja instansi pemerintanvinn kerja terutama yaitu: 1. Ketepatan tujuan, Sasaran, dan strategi yang telah ditetapkan. 2. Penataan organisasi, pembagian fugas, {ungst, weweneng, dan tanggung jawab setiap unit kerja, 3. Ketopatan penempatan personil datam pelaksanaan tugasfabatan berdasarkan kompetensinya. 4, Ketepatan efisiensi dan efektivitas mekanisme dan prosedur kerja, 5. Kelepatan dalam pemilihan metade: kega, 6. Pemanfaatan gedung kanto:, perlengkapaniperaiatan, termasuk jatingan informasi 7. Pengeloiaan sumber dana yang tersedia dan pemanfaatan faktor-faktor petensial lzinnya “4. Evaluasi Kinerja Pengelolaan Keuangan. Evaluasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan dilaksanakan untuk diarahkan pada evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas penggunaan Sumber dana keuangani (anggaran). Analisis yang mengungkapkan pendanaan sellep program dan kegiatan, hasil yang dicapai, dan biaya per unit hasil yang dicapai sangat membantu analisis efisiensi D. PENYIMPULAN DAN PERUMUSAN REKOMENDAS! Titik berat evatuasi LAKIP dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1, Evaluasi atas penerapan Sistem AKIP; dan 2. evaluasi atas akuntabilitas kinerja instansi/unit kerja. Simpulan evaluasi hendaknya: : 1. Menginformasikan secara fair dan seimbang hasil evaluasi terhadap LAKIP yang telah dikemukakan instansi 2. Mengarah kepada pemberian pernyataan mengenal apa yang telah ilakukan evaluator untuk mencapai tujuan evaluasi LAKIP (statement ot position), 8. Memberikan saran atau perbaikan yang potensial bagi peningkaten kinerja instansilunit keja ct masa mendatang. Rekomendasi yang. diberien hendakaya disesuaikan dengan permasalahan yang muncul don dikadapi Oleh ifistansi/unit kerja bersangkulan yang bermanfaat bagi psningkatan akuntabiltas kinesja. BAB IV PELAPORAN HASIL EVALUASI Pelaporan nasil evaluasi terhadap suatu LAKIP gituangkan dalam Laporen Ha Evaluasi (LHE) LAKIP. LHE ini secara geris besar menyalikan informa Pelaksanaan penerapan Sistem AKIP dan evaluasi atas Kinerja instansi/unit ker yang dievaluasi. CHE atas .LAKIP yang sudah pernah dievaluesi menyajikan pula informa mengenai tindak tanjut hasil evaluasi tahun sebelumnya, sehingga dapat diperole Gata yang dapat diperbandingkan, dan dapat mengetahui perbaikan-perbaixa yang telah dilakukan ates penerapan Sistem AKIP atau peningkatan akuntabitite Kinerja instansi, CHE dapat juga berbentuk bab yang dikenal dengan bentuk penyajian yan panjang (long-form). . ‘Secara garis besar, bentuk LHE atas LAKIP adalah sebagai berikut: tkhtisar Eksekutif Bab |: Pendahuluan . Daser Hukum Evatuasi . Latar befakang Tujuan Evaluasi Ruang. Lingkup Evaluasi Metodologi Evaluasi Gambaran umum evaluatan Gambaran umum penerapan Sistem AKIP .Tindak Lanjut Hasil Evaiuasi Tahun Sebelumnya Gika periode sebelumnya dievaluasi) Famoaogs Bab (1: Hasil Evaluasi a. Evaluasi atas Penerapan Sistem AKIP — Evaluasi atas Perencanaan Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan ~ Evaluasi atas Sistern Pengukuran Kinesja — Evaluasi atas tsi Informasi LAKIP b. Evaluasi atas Kinerja Instansi ~ -Lingkup Evaluasi Kinerja — Uraian Hasit Evaluasi Kinerja Instansi ~ Simpulan ates Evaluasi Kinerja Instansi Lampiran 18 BABV PENUTUP Evaluasi LAKIP merupakan bagian dari siklus manajemen instansi pemerintah, Dengan ditetapkannya Pedoman Umum Evaluasi LAKIP, dinarapkan para evaluator mempunyai acuan yang sama dalam melaksanakan evaluasi LAKIP. Namuf ‘demikian, diharapkan para evaluator juga dapat menggunakan inovasi. inovasi baru dan mengembangkannya segare terus-menerus dalam melakukan evaluasi LAKIP. Pada akhimya keberhasilan pelaksanaan evaluasi LAKIP dihorapkan dapat mencapai tujuan dari Sistem AKIP tu sendin, yaitu tenadinya peningkatan kinerja instansi/unit kerja yang dievakiasi dan peningkatan akuntabilitasnya. lenteri ean paratur Negara LAMPIRAN 1 BEBERAPA PENJELASAN MENGENAI EVALUASI LAMPIRAN: 1 Beberapa Penjelasan Mengenai Evaluasi Evaluasi adalah proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan, GAO (1992:4). Evaiuasi akan menghasilkan umpan balik dalam kerangka efektivitas pelaksanaan kegiatan organisasi. Menurut Department of Health & Humarr Services, evaltiasi adalah proses untuk mengumpulkan informasi. Sebagaimana dengan proses pada umumnya. evaluasi harls dapat mendefinisikan komponen-kamponen fase dan teknik yang akan dilakukan. Pengertian lain dikemukakan oleh Peter H. Rossi (1993:5) menyebutkan bahwa evaluasi merupakan suatu aplikasi penilaian yang sistematis terhadap konsep, desain, implementasi, dan manfdat aktivitas dan program dari suatu instansi pemerintah. Dengan kata fain, evaluasi dilakukan untuk menilai dan meningkatkan cara-cara dan kemampuan berinteraksi instansi pemerintah yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya. Evaluasi adalah kegiatan penilaian yang dilandasi semangat audit internal untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja suatu instansi pemerintah. Kegiatan audit dilakukan melalui suatu analisis yang kritis dan investigalif atas proses dan hasil- hasil yang dicapai instansi pemerintah dengan menggunakan ukuran-ukuran (kriteria) yang telah distandarisasikan. Auditing berfokus pada pengujian kebenaran atas dokumen dan bukti-bukti dasar yang mendukung suatu infarmasiflaporan yang disampaikan. Evaluasi mengimplementasikan teknik, fokus, dan tanggung jawab yang berbeda dengan audit. Fokus utama evaluasi adalah untuk menghasilkan simpulan dalam beniuk umpan balik bagi pimpinan dan staf sehingga dapat terus mangarahkan pencapaian visi yang telah ditetapkan, Evaluasi dilakukan bukan hanya sekedar membandingkan antara yang lerjadi dengan yang seharusnya, akan tetapi lebih jauh lagi dengan mengaitkannya tethadap kondisi fingkungan secara utuh. Untuk itu, evaluasi memanfaatkan informasi-informasi yang bukan hanya berasal dari instansi yang dievaluasi, akan tetapi informasi dari sumber lain juga akan sangal berguna untuk memperkuat simpulan hasil evaluasi. Pengumpulan data di luar yang tersedia pada instansi yang diperiksa dapat dilakukan melalui suatu tahap- fahapan, penelitian. Tanggung jawab pelaksanaan evaluasi bukan pada apakah informasi yang disediakan itu benar atau salah, atau sesuai-tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, tetapi lebih diarahkan pada perbaikan implementasi kegiatan untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Datam pedoman ini, evaluasi LAKIP merupakan perkembangan dari suatu audit atas kinerja organisasi dengan dukungan informasi dan pengumpulan data metalui riset terapan (applied research). Dengan pendekatan yang demikian ini, simpulan hasil evaluasi akan lebih komprehensif untuk melihat organisasi dan kontribusinya pada peningkatan kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Pola pendekatan yang demikian akan mendukung simpulan hasil evaluasi yang lebih menyeturuh (makro) sehingga dapat menghindari resiko bias yang besar. LAMPIRAN 2 SURVE! KEPUASAN PELAYANAN MASYARAKAT LAMPIRAN » 2 SURVE! KEPUASAN PELAYANAN MASYARAKAT 4. Pendahuluan Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangal tajam. Untuk memenangkan persaingan, organisasi harus mampu membenikan kepuasan kepada para masyarakatnya. Misalnya memberikan produk yang mulunya lebih baik, harganya jebih murah, penyerahan produWjjasa yang lebih cepat dan jasa pelayanan yang lebih baik daripada pesaingnya. Tingkat kepuasan masyarakat sangal tergantung pada mutu suatu produk (barang atau jasa). Menurut Montgomery (1985) : Quality is the extent to which product meet the requirements of people who use them. Jadi, suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang kalau produkjasa tersebut dapal memenuhi kebutuhannya. Aspek mutu ini dapat diukur. Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk/jasa. Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagt pimpinan organisasi, yaitu: 1) Mengetanul dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses pembuatan produkjasa - 2) Mengetahui di mana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus unluk memuaskan masyarakal yang dilayani, terutama untuk hal-hal yang dianggap penting. 3) Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbalkan Akhir-akhir ini teqadi kecenderungan untuk menggunakan suatu ukuran yang subyektif sebagai indikator mutu. Ukuran ini Derfokus pada persepsi dan sikap daripada hal-hal yang kongkret yang disebut kriteria obyektif (besamya barang. lwasnya kamar, dil). : ‘Salah satu cara untuk mengukur sikap masyarakat jalan dengan menggunakan kuesioner. Organisasi harus mendesain kuesioner kepuasan masyarakat yang ‘Secara akural dapat memperkirakan persepsi masyarakal tentang mutu produkjasa. Keinginan untuk mengukur sikap masyarakat hans sejajar dengan Pengetahuan mengenal pengembangan kuesioner kepuasan masyarakat Untuk memungkinkan organisasi memperkirakan sikap masyarakat, petunjuk teknis guna mengembangkan kuesioner kepuasan masyarakat harus sojalan dengan isu penekanan pada kepuasan masyarakat yang sedang meningkat, Model _mengenai pengembangan dan penggunasn kuesioner kepuasan masyarakat dapat dilihat pada gambar 1 yang menguraikan suatu proses ‘Secara umum, ‘Menentukan Menggunaken Kebutuhan: kuesioner Masyarakat yang dilayani (1) Langkan Pentama Kebutuhan masyarakal atau dimensi mutu akan menentukan mutu produk anda. Pengetahuan tgniang kebutuhan masyarakal sangat penting karen a. Memberikan suaiu pemahaman yang lebih baik mengenai cara masyarakal mengartikan mulu sualy produk b, Memutahkan pengembangan kuesioner kepuasan masyarakat (2) Langkah Kedua ‘Tujuan akhir dari langkah intadatan untuk mengembangkan kuesioner yang memungkinkan untuk memulai informasi khusus tentang persepsi masyorakat (3) Langkah Ketiga Pada tangkah ini dimungkinkan untuk memperoleh informasi khusus tentang persepsi masyarakat . Identifikasi Kebutuhan Masyarakat ‘Maksud menentukan kebutuhan masyarakat adalah untuk membentuk suatu Gaftar semua dimensi mutu yang penting dalam menguraikan produk. Dengan mMengetahui dimensi mutu’ akan dapat diketahui bagaimana masyarakat mendefinisikan mulu produk dan akan dapat mengembangkan ukuran mutu untuk menilai dimensi mutu ini Ada beberapa dimensi mut standar yang menggeneralisasi banyak jenis produk, misalnya keberadaan (availal . _Kelanggapan (responsiveness), menyenangkan (convenience), dan kelepatan waktu (timeliness). Suatu produk biasanya diuraikan dengan menggunakan beberapa dimensi atau karakteristiknya, Sebagal contoh seleiah menerima suatu jasa (misainya menerima kredit bank, menjadi penumpang sebuah perusahaan penerbangan, sehabis makan di suatu restoran, selesai berobal di rumah sakit, selesai berbelanja di pasar swalayan, selesai menonton pertunjukkan seni musik) kita mungkin menguraikan pemberi jasa dengan tiga aspek yang berbeda, seperti | a. Ketanggapan (responsiveness) yaitu: metayani dengan cepat, ib. keberadaan (availability) yailu berada ol tempat kerja sewakter cibutubkan, dan . profesionalisme (professionalism) yality penfaku dalary melayani menyenangkan. Metode yang dirancang untuk mengidentifikasi dimensi mutu antara lain: 1) Pendekatan Pengembangan Dimensi Muty Pendekatan ini menghendaki pemberi jasa membentuk dimensl mutu dari Suatu produk. Mereka dalam posisi yang baik untuk mengetahui maksud dan fungsi produk yang dijualnya, Pada dasamya kensep ini mencakup dua langkah, sebagai bedkut 2 a) ldentitikas! Dimensi Mutu Langkah ini mefiputl pengidentifikasian dimensi yang mendefinisikan mutu suatu produk. Daftar dimensi ini dapat digeneralisasikan dalam berbagai cara dengan menggunakan berbagai sumber informasi Misainya, dimensi mutu pelayanan adalah dapat diraba (tangibles), keandatan (reliability), kelanggapan (responsiveness). jaminan (assurance), dan empati (empathy) 'b) Pengenalan Contoh Dimensi Mutu Proses menjelaskan dimensi mutu adalah dengan memberikan conton khusus mengenai mutu. Setiap cantoh mendefinisikan suatu dimensi mutu yang khusus dan seliap dimensi dapat mencakup banyak conto Conioh ini menguraikan pemyataan deklaratit khusus, masing-masing menguraikan contoh spesifik dimensi untuk yang diwakilinya ndekatan Insiden Kritis Pendekatan ini melibatkan masyarakat di datam menentukan dimensi mutu Metode ini disamping diterapkan dalam pengembangan kuesioner kepuasan masyarakal, juga dapat diterapkan dalam anatisis proses bisnis di mana: organisasi mencoba mendefinisikan dan memanami kebutuhan Masyarakat mereka, Metode ini dapat mempermudah proses definisl dan pemahaman. KKekuatan dari pendekatan ini terletak di dalam penggunaan/pemantaatan dalam mendefinisikan/menentukan kebutuhan masyarakal. seperti cirl (karakteristik) yang mana dad sualy produk yang dapat membuat puas.atau bankan kecewa Ada dua pendekatan untuk mendapatkan insiten kritis yaitu melatui wawancara kelompok gan perorangan (individu). Tabel di bawah ini menyajikan langkat-langkah dasar untuk memudahkan proses pembentukan kebutuhan masyarakat Pengembangan Dimensi Mutu Langkan | Butir-butir yang Penting PR Daftar dimensi matu ~ | Baca jumal profesional dan | Perdagangan untuk memperoleh dattar | dimensi mut = | Buat datiar dari pengalaman pribadi Tulis definisi setiap dimenst ~ | Definisi bisa bersifat uum Kembangkan contoh spesifk | - | Contoh harus menggunakan sifat yang untuk setiap dimensi mutu Spesifik mencerminkan produk ~ | Contety harus mencakup peritakity Spesifik dari pemberi praduk = } Gontah harus menggunakan j.pemyatsan deklaratit Pendekatan Insiden Kritis __tangkah_ jPeniing Hasitkan Insiden kritis - Insiden kritis harus mencontoh yang spesifik dari mutu produk yang baik, | bagus atau jelek ~ Mewawancarai mas yarakat Insiden kritis hanya mencemminkan satu contoh ~ Katagoni didasarkan pada kemiripan di dalam isi insiden ~ Seliap butir kepuasan harus berupa 2. | Katagorikan insiden kritis ke dalam kelompok (Cluster) 3. | Tuks butir kepuasan untuk Setiap Kiaster insiden kritis. sualu pemyataan deklaratit - | Butirkepuasan harus spesifik ~ Katagorisasi harus didasarkan pada keminpan butir-butir kepuasan 4. | Katagorikan butir-butir > Kebutuhan masyareakat hanus kepuasan ke dalam klaster, mencerminkan isi butic-butir kepuasan- setiap kKlaster mewakili suatu kebutuhan masyarakat 5. | Tentukan mutu proses | ~ Dua penilai harus metakukan langkah: katagorisasi langkah katagorisasi 6. | Tentukan kekomprehensitan kebutuhan masyarakat j- Hitung persetujuan antar penitai - Singkirkan 10% insiden kritis sebelum membentuk kebutunan masyarakat ~ Tentukan kalau yang 10% bisa 3 | ditempatkan ke dalam kebutuhan | i masyarakat 3. Menilai Persepsi dan Sikap Masyarakat (Isu: Reliabilitas dan Validitas) Dalam mengembangkan kuesioner panting sekali untuk menjamin bahwa data yang diperolen dan para masyarakal mencerminkan informasi yang andal dan Sahih (reliable and valid), Pada persepsi masyarakal mengenai mutu suatu produk dan kepuasan Menyeluruh terdapat indikatorpetunjuk yang dapat dilihat. Masyarakat mungkin tersenyum atau mengatakan hal-hal yang baik kelika mereka berbicara mengenai suatu produk. Senyum suatu bukti bahwa seseorang puas, comberut sebaliknya mencerminkan kekecewaan Kedua hai di atas merupakan manifestasi atau indikator tentang suatu gagasan yang mungkin disebut kepyasan masyarakat: Kepuasan adalah tingkat perasaan Seseorang setelah membandingkan kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya (Oliver, 1980). Jadi, tingkat Kepuasan merupakan fungsi dari perbertan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. 1) Reliabiltas/Keandalan Reliabilitas/Keandatan didefinisikan sebagai seberapa jauh pengukuran bebas dari varian kesalahan acak (free from fandom-errar variance) Kesalahan acak menurunkan tingkat keandalan hasil pengukuran. Jika kita Menginginkan agar merasa yakin bahwa skovnila, dan kuesioner dapat Mencerminkan dimensi kepuasen secara andal, kuesioner juga narus Menunjukkan keandalan yang tinggi ‘Dua rumus (Split half dan Cronbach's alpha) dapat membantu menentukan keandalan nilai/skor ringkasan Meskipun keandalan menspakan karakteristik kuesioner yang penting, kita juga harus hali-hali lentang arti skor. Kita harus yakin skor obServasi mewakili dimensi yang kita maksud ‘untuk mengukumya 2) Validitas Validitas menunjukkan seberapa jauh alat ukur (suatu kuesioner misatnya) dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, Sualu kuesioner yang memuat perlanyaan tidak jelas bagi responden termasuk tidak valid, Kalau dapat ditarik kesimpulan bahwa skor pada sualu pengukuran mencerminkan tingkat kepuasan masyarakal, maka diperiukan informasi untuk manilal seberapa baik penarikan kesimpulan didukung, 4, Cara Penyusunan Kuesioner Kepuasan Masyarakat Penyusunan dattar pertanyaan kepuasan masyarakal (butir-butir pertanyaan) harus relevan, ringkas, dan tidak membingungkan, Bulir-butir tersobut harus ditulis secara jelas hanya mewakili satu pemikiran dan menghindari negalif Fangkap (doubla negative). Pengenalan menjelaskan tujuan kuesioner ‘sekaligus instruksi pengisian kuesioner, Petunjuk untuk mengombangken daftar pertanyaan dapat diihat pada table di bawah ini Kembangkan butir-bulir Perlanyaan untuk kuesioner ~ | Pilih butir-butir pentanyaan san daftar | butir kepuasen ~ | Tulis butir-butir pertanyaan berdasarkan butir-butir kepuasan ~ | Butir-butir pertanyaan hanus relevan_ dengan apa yang diukur ~ | Bulir pertanyaan harus ringkas ~ | Butir pertanyaan tidak boleh membingungkan ~ | Butir pertanyaan harus memuat satu pemikiran (hanya menanyakan salu Yakinkan bahwa butir-butir perianyaan ditulis secara tepat pertanyaan) + | Butir aan tidak boleh memuat dua negatif Pilih format jawaban untuk butir- |- | Format “check list butir pertanyaan ~ | Format tipe “liken Tulis introduksi/pengenatan | ~ | Nyatakan tujuan kuesioner dalam kuesioner - | Tunjukkan bagaimana cara mengisi/menjawab kuesioner __Langkah-langkah Pentiny yang mewakill a Dapat menggunakan seleksi ) berdasarkan pertimbangan b Dapat menggunakan selsksi ) _ berdasarkan matematik Buat evaluasi terhadap butir-butir pertanyaan yang dipertahankan dalam kuesioner Pilih sample butir pertanyaan|- \si Pokok Buti-butir penanyaan dalam seiiap dimensi mutu satu sama lain harus serupa dalam isi Pergunakan perimbangan ganda (muhiple judges) untick mamilih butir Pergunakan korelasi bulir pertanyaan tolal alau pendekatan perbedaan kelompok dalam menyeleksi butir-butir pertanyaan Bisa juga menggunakan analisis taktor Hilung keandalan (reliabilitas) skala dalam kuesioner dengan menggunakan “split-half method” atau *cronbach's estimate: junaan kuesioner kepuasan masyarakal dapat diliha! pada table di bawah ink ~ nr Kegunaan 1. | Menunjukkan tingkal kepuasan: masyarakat 2. | Mengenali kebutuhan, masyarakat atau dimensi mutu 3. | Memantau tingkat kepuasan masyarakat dari waktu ke waktu 4. | Memberikan perbandingan organisasional 5 | Menentuken keefektifan program isu Penting - = Menunjukkan rata-rata dan deviasi standar butir-butir pertanyaan khusus dan skor menyeluruh untuk setiap- dimensi = Menggunakan analisis korelasi ‘menghubungkan kebutuhan masyarakat/dimensi mutu dengan skor kepuasan masyarakat = | Menggunakan teknik grafik kendall Metode grafik Kendall tergantung da Jenis format jawaban yang dipilin (check. list attribut data vs likert-type-variable data) + Jenis grafik kendall melipull p chart, chart, u chart, x dan s chart. | Perbandingan harus dibuat pada erusahaan dengan menggunakan | Ruesioner yang sama . ‘Perusahaan riset yang independen dan | dapat melakukan perbandingan = , Menilai pengaruh program pelatihan + | Melakukan studi patok duga | (benchmarking studies) CONTOH-CONTOH KUESIONER SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT 5, Contoh.contoh Kuesioner Survel Kepuasan Masyarakat L Petiiaan Kepanmegan pica toi akid ping HanpangaluNl Paveh lem hihath acousn Famer Sar 5 stapes 1 = rag ere + avg Tecate ben va, 136 Cuan der an permvad untuk cept irs maanaiA Kéhhin pasen " : 222 memerton pfernas yang los. meoh deracge naa] 1a : ia vw | as : 8 =| saa} ta] 1202 14 | 100 a i 33] in 20 2 : oy 39 | a + | vooe 2 | srs] Ginat halaman berikul) ___fentaneennnans atin pencremanepeatsune nn aant tether St een akan prigcejal mney ad pat herprgen seaman nan ingsam Hartealur vt Fattor-tadior yang mempengareh ‘Pasian dalam mamiih sebeah Ramah aaklt PRIORITABUTAMA PERTAWAWKAN PRESTASE Wo 4.712 mea. sam oe FROMITAS RENOAN BeRLERIMAN Naa, e109 8.19, 98, 96,17, ry Simputan > 1, Faktor-faktor yang menjadi prioritas utama dan harus dilaksanakan sesu. dengan harapan masyarakat adalah @. Prosedur penenmaan pasien yang cepat dan tepat: b. Tindakan cepat pada saat pasien mambutuhkan ; ¢. Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien. 2. Faktor-faktor yang perlu dipertahankan pelaksanaannya, karena suda Sesuai dengan harapan masyarakat adalah: a. Pelayanan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang cepat dat tepat: b. Kemampuan dokier dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikar keluhan pasien: © Pengetahuan dan kemampuan para dokter menetapkan diagnosit penyakit, d. Keterampilan para dokter, perawat, dan petugas lainnya dalam bekerja: ©. Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dar lain-tain. 3. Faktor-taktor yang dinilai kurang penting olen masyarakat. akan tetapi telah dilakukan dengan cukup oleh arganisasi: 8. Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan dengan tepat (visit, kunjungan dokter, perawatan, istirahat); . Prosedur pelayanan tidak berbelit-belt; FPetugas memberikan informasi yang jelas .mudah dimengerti; |. Jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan; Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya; Kebersinan, kerapian, dan kenyamanan nuangan, Penataan eksterior dan interior ruangan: . Kelengkapan, kesiapan, dan kebersihan alat-alat yang dipakai: Kerapian dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). 4. Faktor-faktor yang pelaksanaannya dilakukan dengan sangat baik oleh organisasi, namun dinilai Kurang penting oleh masyarakat, sehingga terkesan berlebihan adalah. pelayanan yang sopan dan ramah, -se-eang an Wrserae ag eR PH OAFLAR PEATANVAAM * enon tart Cy tein Ani lit mented wehrth Bivanpainpt) aes anata Arce ats Ragin Kona Pia Horta lara Poise x 2 RENEE ti ete tom peng ac mae nearing gmaaaman Crean Car taro fda wy cetrare arte egmree Fe insginooa praia oa © Q tree ca ene ee ccs = SoS ican amt Pete Qe Q 9 pa Penman hn (ST PE homme, ewan ‘=e tear” ieee ie menanartan pepsi And tit ena nr pemgalamet a Kavarna Banyan da rapa Race ra rr 5 SS] oc | ‘sow’ | "ton | eon [reetag]romnal rng re ‘eran den Tergoapen Aro ‘ "Arar pape ae Sgt pc ana partanynon ange Meo yan erator mer (enon some utes act one) 2 Memertat tan ara feta enya arg Sueron Own Hart Peyonan Pou x Tecra had sts Means Ant nee Ber pny Pe okt inane leben eri Rasen ig pas Pecritungan Rate-tata Variabel dati Pena Miners dam Paitaian Tinghay Kepentingan Trehadp Faktor yang Mempenparubt kepatunan PHP Faiiortavtot yang Mempanganiy no epatunan Pengutahe Kena Pajsh = i __ SHER, hatepalan Letepasan aparoi pajak dalam ar pele dala eanbinphan peahivan pel dan herp nia dan manysbsahin peisysnan apes sien us enidee aes eee ee PONSIVENES Rate-swte (X.7) ‘Diagram Xarveriee dori Faktor-tebter yay mempengaruhl Kepatuhan PRE @. Sasaran, b. Kegiatan, 6. Melakukan evaluasi terhadap hasil dan proses termasuk indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur proses inovasi dan pembelajaran sebagai faktor pendorong tercapainya hasil keluaran yang dinginkan, - Membuat simpulan hasil evaluasi dan rekomendasi psrbaikan, . Membuat laporan hasil evaluasi, hone on luk Sel insport Perspektif sulegis ___Inaikator [T. Meningkat- Persentas) dani kan keakurat- | saran-saran yang andan kete- | ditindaklanjuti patan saran dalam bentuk kepada peraturan menteri 2. Meningkat- Waktu: rala-rata kan lranspor- dalam merespon tasi yang permintaan: dari memadai menteri i | Meningkatkan |i. Persentasi dari kualitas —dan| —penyediaan jasa- kuantitas dari] _jasa yang berada aan diatas standar pekerjaan minimum | 2. persentasi total dari perubahan peraturan di bidang transportasi Melati dan |!, Persentasi dari melengkapl jumiah staf yang | tenaga kerja telah mengalami pelatihan dalam bie dibutuhken 2. Jumlah dari propo saiide baru yang dinasitkan peg ean cd [Penggunaan [1 Vanasi daa penge- jsumber daya| iuaran dari ang- |dan keuangan| garan Jima tahunan | yang efisien dan 2. Waktu yang diper- efektit lukan untuk meres- pon permintaan/: pertanyaan dari | ‘supplier LAMPIRAN 6 PENGUJIAN BERDASARKAN KRITERIA (CRITERIA REFERENCED TEST) LAMPIRAN : 6 PENGUJIAN BERDASARKAN KRITERIA (CRITERIA REFERENCED TEST) PENDAHULUAN Pengujian berdasarkan kniteria (criteria referenced test) merupakan suatu metode yang paling Jazim dan mudah untuk melakukan evaluasi. Evaluasi LAKIP juga dapat dilakukan dengan metode ini dengan desain yang bervariasi, Metode ini paling tua dan digunakan diberbagai bidang, termasuk bidang pendidikan yang sudah sangat maju dalam hal evaluasi. Pemakaian metode ini dapat dilakukan dari mulai yang sederhana (dengan sedikit kriteria) sampal pada yang rumit dan bertingkat-tingkat. Mengevaluasi dengan metode ini membutuhkan perancangan struktur apa yang dinilai, apa kriterianya, jika lebih rinci setap kritera memiliki kriteria yang tingkatannya lebih kecil atau Parameter yang: Secara jelas dan spesifik dapat dicek. Penilaian dengan Menggunakan metode ini memerukan penghitungan, pembobotan satigp kritena, dan petunjuk atau uraian setiap kriteria LANGKAH-LANGKAH PERANCANGAN Pertama, perlu didentiikasi mengenal apa yang harus dinilel atau diukur. Misainya, untuk mengukur kecakapan seseorang dalam mengajar anak didik di taman kanak-kanak ditentukan beberapa kriteria, seperti 1. Kejelasan dalam menyampaikan pesan. 2. Penggunaan bahasa yang balk dan halus, 3. Kemampuan untuk membujuk dan mengarahkan, 4. Kemampuan menjawab pertanyaan anak didik. 5. Keramahan, 6. Kerapian dalam berpakaian, dsb. Kedua, menyediakan nilai (score) untuk setiap hal yang diniai. Pemberian nilai in} dapat menggunakan rangkaian kesatuan (continuum) nilai tertentu, misainya: 1 10, dst Pemilinan rentang nitai ini juga harus dikaitkan dengan Wasifikasi hasil penilaian, Jika Klasifikasi yang dibuat hanya perlu penggolongan (pengkategorian) yang Sedikit tantulah pertimbangan yang difakukan pihak penilai sémakin berat. Akan tetapi jika penggolongan itu banyak, dengan kata lain rentangnya panjang, maka akan febih mudah untuk memberi nilai. Pemiihan rentang nilai ini juga harus dikaitkan dengan tujuan penilaisn, Jika tujuan penilaian hanya untuk menyeleksi siapa yang lulus dan yang tidak lulus, maka rentang nilainya tidak peru terlalu (banyak, Ketiga, meiakukan pengukuran (assessment) dengan memberikan nilat pada masing-masing hal yang dinilai, Dalam member nilai ini yang perlu dingat adalah rentang (range) nilainya itu sendiri. Penilaian ini juga harus membawa pikiran si penilai kepada simpulan hasil pengukuran terhadap yang dinilai, Pemberian nilai untuk setiap kriteria akan berbeda beda baik unsur bukti pemenuhan kreterianya maupun proses pengumpulan bukti tersebut, kelengkapennya, serta keyakinan penilai Keempat, merancang agregasi untuk menyimpulkan hasil penilaian secara kvantitatif. Dalam merancang agregasi ini tersedia paling tidak dua kemungkinan, yaitu: (1) dilakukan agregasi secara rate-rata; (2) membarikan penilaian berdasarkan pertimbangan profesional (judgment) berdasarkan unsur kriteria yang penting saja, kemudian mengungkapkannya, Kemungkinan kedua tidak bisa disebut agregasi secara menyeluruh, akan tetapi hanya yang dianggap mevwakill aja. Sedangkan kemungkinan pertama agregasi dilakukan secara menyelurun. Pada kemungkinan pertama, bisa dilskukan dengan dua cara yaitu rata-rata sederhana (simple average) atau rata-rata tertimbang (weighted average), Jika rate-rata tertimbang maka diperiukan pembobotan pada setiap Ieiteria yang dinilai, Pemilihan kedua kemungkinan itu harustah disandarkan pada ‘sejauh mana generalisasi hasil dapat dilakukan dan kriteria apa yang akan seal untuk mengarahkan keputusan, Kemungkinan pertama — misalnya, mengakomodasi dimana generalisasi dapat dilakukan dengan mudah, Sodangken kemungkian kedua, lebih cocok untuk yang tidak mudah dilakukan generalisasi, Ini tentu kembali lagi tergantung pada kriteria yang kita pasang sebagai apa yang harus dinilai Kelima, memberikan interpretas! dari nilai yang didapat dari proses spregasi tersebut. interpretasi ini menyangkut tafsir, sehingga tafsiran berarti menilai obyek ‘evaluasi dan menentukan dampak penillaian tersebul Pandangan evaluator juga mempengaruhi penafsiran data, Pandangan sebagai hasil pengalamannya, pandangan yang unik, berkembang, dan berorientasi pada keunikan pengalaman hidupnya. Ini berarti bukan hanya tafsiran tetapi juga sebab-musababnya harus dibuat dengan jelas. EVALUASI LAKIP Dalam mengevaluasi LAKIP baik isi substansi maupun bentuk atau format Penyajian dan pengungkapannya dapat dilakukan dengan metode Criteria Referenced Test. ‘Oleh karena luashya lingkup evaluasi LAKIP, maka evaluator harus menentukan prioritas mengenai apa yang akan dievaluasinya. Sebagal contoh, di dalam LAKIP dimuat akuntabilitas dan berbagai program dan kegiatah penting organisasi, evaluator dalam hal ini hendaknya memifih atau melakukan sampling satu atau dua kegiatan atau program saja untuk dievaluasi yang agak mendaiam Evaluasi LAKIP juga dapat dilakukan dengan mengevaluasi dari sisi implementasi ‘sistem AKIP-nya, yaitu penerapan sistem manajemen strategis dan manajemen kinerla yang mengacu pada Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Temadap penerapan sistem ini dapat dilakukan evaluasi yang bersifat evaluasi sistem dan bukan terhadap kinerja instansi dalam mefaksanakan program-program atau Kegiatannya Oleh Karena (si LAKIP sangal tergantung pada luasnya kewenangan dan tanggung jawab instansi, maka evaluasi LAKIP cenderung dilakukan sebagian saja. Evaluasi yang demikian tentunya akan mempengaruhi penyimpulan terhadap keseluruhan hasil evaluasi LAKIP. Dengan demikian evaluator diharapkan dapat mendesain evaluasi LAKIP dengan menentukan prioritas yang ketal, sehingga evaluasi yang dilakukannya dapat menghasilkan saranirekomendasl yang bermantaat untuk mendorong akuntabilitas instansi dan juga untuk meningkatkan kineda instansi, . Criteria referrenced test yang dilakukan oleh evaluator hendaknya berdasarkan pengamatan yang mendalam atas praktek yang selama ini dilakukan di instansi yang akan dievaluasi LAKIP-nya. Teknik ini lebih banyak gunanya jika yang akan dievaluasi oleh pihak evaluator tidak hanya satu LAKIP saja. Evaluasi LAKIP dengan metode ini (criteria referenced testisurvey), dapat dikategorikan ke dalam 3 kelompok besar berdasarkan apa yang akan dievaluasi, yaitu: * 4. Evaluasi atas penyajian dan pengungkapan informasi dalam LAKIP; 2. Evaluasi atas penerapan Sistem AKIP; 3, Evaluast atas kinerja instansi ditlik dani kebijakan, program, dan kegiatannya. EVALUASI ATAS PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN INFORMAS! DALAM (Kelompok pertama; evaluasi atas penyajian dan pengungkapan informasi dalam LAKIP, umumnya ditujukan sebagai umpan balik (feed back) guna perbaikan kinerja dan peningkalan akuntabilitas. Evaluasi terhadap LAKIP untuk kategori ini pada dasamya menilai hal-hal yang nyata (tangible) dan wujud dari laporannya ‘sendiri, baik disajikan dalam bentuk tercetak (hardcopy) maupun penyajian dalam file elektronik (softcopy), Evaluasi terhadap suatu laporan dapat dilihat dari bentuk penyaiian, kejelasan pengungkapan, dan pentingnya isi yang disampaikan dalam laporan, Hal yang pertu diingat bahwa dengan wujud dan tujuan LAKIP yang dimaksudkan untuk perbaikan kinerja dan peningkaian akuntabilitas, Radang-kadang terdapat hal-hal yang kontradiksi atau bertentangan. Untuk keperluan peningkatan akuntabilitas evaluasi ini lebih berorientas! masa kini dan masa (alu, akan tetapi * untuk kepentingan perbaikan kinerja evaluasi ini berorientasi ke masa depan, bertilik tolak dari proses berkaca (insight) pada masa lalu dan kehendak masa Kini, Oatam memilit kriterie-kriteria harustah sesedikit mungkin memasang kriteria yang bertentangan, Contoh yang paling Klasik adalah kriteria akurasi sebuah laporan dengan kecepatan dan ketepatan waklu penyampaian laporan, Di satu sisi jika memfokuskan akurasi mungkin saja membutunkan wakiu lama untuk menyiapkan faporan ini, Di sisi tain jka laporan disiapkan dengan terburu-buny mungkin saja akurasinya kurang. Evaluator juga dihadapkan dengan bobot masing-masing kriteria yang harus dipenuhi dalam evaluasi, Desain evaluasi harus ditetapkan terutama untuk memenuhi tujuan evaluasi. Jika evaluasi ini mengarah pada jenis evaluasi tanpa tujuan tertentu (goals-free evaluation) maka hal ini akan timbul kesulitan lain dalam mengagregasi dan mengambil simpulan hasil evaluasi, Para perencana ‘evaluasi dinarapkan dapat mengetahui dan mengantisipas! kelemahan yang ada pada desain evaluasi yang sudah ditetapkan dan memberitahukan kepada pemberi penugasan ini Semakin jelas suatu iriteria semakin mudah melakukan penilaian/pengukuran (assessment), sebsliknya semakin ambigu (bermakna banyak dan kabur) semakin Sulit melakukan penitaian. Untuk mengevaluasi LAKIP dari format wujud penyajian dan pengungkapan informasi dalam LAKIP dapat pula dikategorikan ke dalam 3 (tiga) hal, yaitu: 1. Proses penyusunan LAKIP; 2. {si informasi, penyajian dan pengungkapan informasi dalam LAKIP; 3. Pemantaatan LAKIP 7 Daiam hal penetapan kriteria seperti contoh di alas, perancang evaluasi dapat memilih empat sampai delapan kriteria yang dianggap dapat menjawab pertanyaan evaluasi, untuk masing hal tersebut di alas. Khusus untuk penyusunan LAKIP misalnya, perancang evaluasi dapat meiakukan peninjauan kembali ke: belakang (flashback) tstkala laporan itu disusun. Biasanya laporan yang baik mengikuli prinsip-prinsip penyusunan laporan yang baik, yaitr 1. prinsip pertangdungiawaban; 2. prinsip pengecualian; dan 3. prinsip mantaat. Untuk prinsip manfaat, di samping dimaksudkan sebagai rencana penggunaan tertentu, juga dapat dicek realisasi atau kenyataannya, yaitu bagaimana setelah laporan selesai apakah dimantaatkan secara optimal atdu tidak Berbagai petunjuk (clue), indikasi, atau isyarat (hints) yang menandakan bahwa faporan telah disusun dengan menggunakan prinsip-prinsip yang balk, telah femyata jadi laporan yang baik, dan telah dimanfaatkan secara optimal, dapat di- generate atau diciptakan sebanyak-banyaknya sehingga evaluator menjadi yakin atau percaya diri dapat melakukan penilaian. Sinyal-sinyal penting. bukti-bukt awal, tanda-tanda awal, indikasi-indikasi, dapat dibuatkan daftamya dan dipilih yang paling menjawab suatu kriteria dapat dipenuhi, Setelah melakukan hal-hal di atas, perancang evaluasi dapat melakukan Pemetaan (mapping) dengan membuat diagram pohon atau matrik menggambarkan hubungan anlara kriteria kelompok besar dengan kriteria, dan antara kriteria dengan sub-kriteria. Sebagai contoh dibuatkan matrik berikut Kelompok || Kriteria | Sub-kritoda | ‘9 5U~ | Keterangan besar kriteria terpenuhi ~ analisis dalam laporan menyajikan hubungan sebab —akibat yang masuk akai - ‘analisis dalam laporan 1 | inenyediakan data yang | memadai, Dengan mengetahw hubungan antara kriteria besar dengan kriteria dan sub kreteria (kriteria yang lebih kecil) seperti canon i; ates, maka penyimpulan tentang apakah prosos pe: sean dengan penggunakan pninsip pengecuatian dapat ‘ying avaluasi hang Mmamperhatiioany stir *oostay. karena akan mempsngarun pau gy EVALUAS| ATAS SISTEM AKIP- evnunsi satiny kompgngn sistem on Say) mg atau bisa juga f pee: saja Penetapan 2k apa yang pedu sein evaluasi, Jika Evaluas) atas sigheny AKIP pada dasamys many lersebut: Evaluasi ir dapat dilatsikan secere (20: hanya dengan reviu w=berapa Komponen y2/ a konponen apa saja yiog party diseliti fabs sno mendapal fokus pernatian narus dietapkan p27 mengikuti pedoman peayusunan dan pelaporas 0% kines instansi pemerintah, sebagaimana yang dialur dalam surat kputusan Kepala LAN Nomoc 239/XJ6/B/2003 Tanga’ 25 Mare! 2003. beberspa Komponen penting dalam Sistem AKIP dapal dibagi ke daiam tiga Kelompo%. yartw cana 1. Evaluasi alas perencanaan instansi (per tagis dan perencanaan kanenja). 2. Evaluasi alas sistem pengukuran dan evaiuas) kina mastenst 3. Evaluasi atas sistem pelaporan Masing-masing kelompok dapat diteliti eth macdaizm jag) misalnya, untub perencanaan strategis komponen yang periu dievaluas: adataly Visi dar) misi instansi Perumisan tyjuan dan sasaran Kebijakan Program Indikator sasaran wah Ksiteria yang dipakai dalam menilai masing-masing Komponen Renstra tersebut dapat diambil dani berbagai sumber berikut ini, misainya: 1, Inpres Nomor 7 Tahun 1999; 2, Buku pedoman penyusunan dan petaporan AKIP, 3. Modul-modul pelatinan, 4. Buku pelgjaran (text book) mengenal perencanaan strategis (strategic planning) yang sudah banyak dipakal, dan 5, Praklikepraktik lerbaik yang ada Dengan demikian evaluasi atas Sistem AKIP ini mengacu kepada kombinasi antara kebenaran normatif dan kebenaran empiris, sehingga diharapkan hasil evaluasi dapat memberikan, saran bagi peluang perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas instansi EVALUASI ATAS KINERJA INSTANSI Evaluasi atas kinerja instansi dapat ditakukan dengan meneliti kebijakan, program- Program, dan kegiatan-kegiatan instansi, Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa keberhasilan programvkegiatan yang dilakukan instansi dapat diartikan sebagai keberhasilan instansi juga. Evaluasi yang agak mendalam terhadap pelaksanaan Program dan kegiatan-kegiatan agaknya tidak cukup dilakukan dengan metode Criteria Referenced Test ini, mengingat hal-hal berikut ini: 1. Penelitian logika program pada setiap program dan kegiatan sulit untuk disederhanakan, bahkan tidak bisa disederhanakan dengan hanya Menentukan beberapa kriteria saja; 2. Penelitian yang mendalam alas. kelayakan program kegiatan perlu berbagai analisis yang memedukan pengumpulan data yang cukup banyak: 3. Penelitian yang agak mendalam atas hasil-hasil, belk keluaran. (output) maupun hasil keluaran (outcome) memerukan studi dan teknik evaluasi yang dianggap cukup memadai; 4. Penilaian atas efektivitas dana (cost effectiveness), penggunaan dana (cost utility), efisiensi dana (cost efficiency), serta rasio antara biaya dan manfaat (costibenefit ratio) pada umumnya memerlukan analisis yang agak luas, sehingga penetapan criteria dan kemudian mengeceknya bukan teknik yang cocek. Dapat disimpulkan bahwa untuk evalussi kine”a instansi hanya dapat dilakukan dengan metode ini (Criteria Referenced Test) hanya jika untuk tujuan Penyederhanaan dan untuk kriteia yang memang bisa dicek kemudian, Misalnya: 1. Ketepatah waktu penyelesaian kegiatan/program, 2. Penelitian sisa anggaran atau kekurangan anggaran yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan! program, 3. Beberapa complience test atas pelaksanaan kegialan/program apskah sudah sesual peraturan perundangan yang berlaku, Evaluasi kineja instansi ditiik dari evaluasi program-program atau kegiatan- kegiatannya lebih baik dilakukan dengan metode studi kasus dengan mengambil Sampel beberapa kegiatan atau salu atau dua program saja. Metode eksperimen semu (quasi experimental) jika memungkinkan dapat ditakukan atau dengan mengumpulkan data dari prosedur monitoring dan evaluasi berjalan (on-going evaluation) oleh para pelakana program/kegiatan. Jika biaya untuk evaluasi ini mencukupi, dapat juga digunakan metode eksperimen (experimental), sehingga Mutu dari saran perbaikan dapat lebih mungkin ditemukan, LAMPIRAN 7 METODE PENGUMPULAN DATA LAMPIRAN: 7 METODE PENGUMPULAN DATA Salah satu Komponen penting dalam melakukan pengukurarvpenilaian kinerga adalan keandalan data atau keandalan pengumpulan dan pengolahan data, Keandalan datafpengumpulan data tersebut dapat diperolen melalui beberapa metode antara lain seperti metode sensus atau survei. Dilihat dari segi keandalan data, maka metode sensus lebih andal dibsndingkan metode survel, namun membuluhkan biaya besar dan waktu yang lebih lama. Dengan demikian, untuk tujuan evaluasi LAKIP, yang akan digunakan sebagai metode pengumpulan datanya adalah metode survei. Jadi, pada bagian Ini akan diuraikan gambaran penggunaan metode survei melipuli pengertian survei, metode-metode survel, dan contoh-contoh metode surveil, ‘Survei adalah teknik/metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada respondennya. Penyusunan daflar pertanyaan tersebut dapat berupa bermacam-macam bentuk tergantung pada tujuan yang akan dicapai dalam surveil yang bersangkutan. Dalam rangka evaluasi LAKIP, evaluator hendaknya dapal memilih metode survei mana yang lebih efisien yang dapat menghasilkan berbagai data/informasi antara tain mengenai : Tugas pokok dan fungsi Peraluran perundangan yang berkaitan dengan instansi bersangkutan Kegiatan utama instansi Sumber pembiayaan instansi 5 Sistem informasi yang digunakan Keterkaitan instansi dengan instansi lainnya Perencanaan strategis yang dimilki instansi bersangkutan ataupun instansi atasannya Laporan akuntabilitas kinerja instansi bersangkastan 9. Sistem pengukuran kinerja dan manajemen kinerja pada umumnya. 10. Laporan-laporan keuangan dan pengendalian. 11, Hasil evaluasi dan reviu periode yang lalu, 2 Nowsuna Berkut ini beberapa metode pengumpulan dats (survei) yang dapat Gipertimbangkan olen evaluator dalam rangka pelaksanaan evaluasi, yaitu: ‘ dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang standar dan sampel yang terseleksi, Survei selalu mengumpulkan infarmasi yang dapat diperbandingkan dari jumlah yang besar. Digunakan untuk menentukan data dasar dibandingkan dengan strategi kinerja, program atau kegiatan yang dapat Sparbanciogan, a. Membandingkan grup yang berbeda pada waktu yang sama b. Membandingkan perubahan grup yang berbeda pada waktu yang sama . Membandingkan kondisi aktual dangan target yang dicapai dengan program atau kegiatan yang didesain d. Menggambarkan kondisi dalam suatu komunitas atau grup. “e. Menentukan masukan (input) kunci untuk evaluasi formal dari dampak suatu program atau kegialan. Keuntungan: a. Mendapatkan sampel target grup atas populasi untuk diinterviu lebih luas b. Estimasi kuantitatif dapat dibuat untuk ukuran dan distribust dampak. Kendala : a. Hasil tidak selalu tersedia sepanjang periode. b. Proses dan analisis data dapat lebih banyak untuk survei yang lebih luas. ¢. Banyak jenis informasi yang sulit diperoleh: melalui interviu formal, Keahtian yang dibutuhKan = Keahlian teknis dan analisis terhadap penetapan sampel dan desain kuesioner, analisis data, dan proses. Waktu yang dibutuhkan : Tergantung dari ukuran sampel Pada metode pengumpulan data melalui survei, informasi diperoieh dari sekumpulan orang melalui jawaban atas beberapa pertanyaan, Survei_menunjukkan informasi dari level kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan manajemen dan pengawasan éevaluasi Semua bagian organisasi menjadi responden untuk survei_ Masalah-masalan yang relevan dan hasil survei akan didiskusikan. Tidak semua hasil survei dimuat dalam laporan hasil evaluasi, Ada beberapa area dalam laporan hasil evaluasi dimana hasil survei tidak termasuk, . Riset Kepustakaan (Literature Research) Riset kepustakaan dilakukan dalam rangka mendapatkan data dari studi pustaka, Studi pustaka dapat dilakukan melalui kajian terhadap literatur hasil Penelitian, jumal, ataupun laporanlaporan yang diterbitkan oleh bederapa instansiiembaga, Sebagal contoh studi pustaka mengenal indikator kinerja, Data yang dikumpulkan dani pustaka, adalah data yang berhubungan dengan data indikator kinerja yang tersedia dalam literatur (misalnya dari instansi yang melakukan/menginfermasikan indikator kinerjanya). Beberapa instansi/ Jembaga yang menginformasikan tentang _indikator-indikalor hail pembangunan seperti Badan Pusat Statistik, Badan Perencanaan Pembangunan Nasiona/Gadan Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Daerah Dalam Angka. Termasuk juga dari lembaga-embega yang dianggap layak dan diterima oleh masyarakat dan pemerintah, Keuntungan > a, Mendapatkan Informasi secara lengkap dan historis. b. Tidak mengintenupsi program atau kegiatan rutin. dalam program c. Informasi yang dibutuhkan tersedia Kendala : @ Selalu membutuhkan banyak waktu b. Tidak fleksibel |. Studi dokumentasi Merupakan teknik pengumpylan data dan Informasi yang tidak secara langsung dityjukan kepada instansi dan organisasi yang dievaluasi, Dokumen yang digunakan dalam tahapan survei ini, dapat berupa catatan-catatan, laporan-laporan maupun informasi lainnya yang berkailan dengan instansi yang dievaluasi Keuntungan : « Informasi yang dibutuhkan tersedia Kendaia : Membutuhkan banyak waktu Daftar Pertanyaan (Questionaire) Merupakan teknik pengumpulan datafinformasi dengan menyerahkan ‘serangkaian daftar pertanyaan yang akan diisi oleh instansi secara mandiri. ‘Dattar peranyaan yang diajukan dalam angket dapat bersifat terbuka maupun tertutup. Pertanyaan terbuka menipakan bentuk-bentuk pertanyaan yang Jawabannya fidsk disediakan, sehingga responden secara mandiri mengisi jawabannya. Sedangkan pertanyaan tertutup merupskan bentuk-bentuk Pertanyaan yang jawabnya telah disediakan, sehingga responden tinggal memillh jawaban yang telah disediakan, Beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam membuat Pertanyaan dan pemystaan antara lain sebagai berikut : ‘@. Pertanyaan dan pemyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan, b. Hindari peranyaan maupun pemyataan ganda. Dalam satu nomor, pertanyaan yang harus dijawab hanya mengandung satu ide saja. ¢, Respanden harus dapat menjawab. 9. Pemyataan dan pertanyaan harus relevan dengan maksud survel e, Pemyataan dan pertanyasn yang diajukan singkat dan jelas Keuntungan : a. Dapat menjawab ketidakjelasan b. Tidak mahal ¢. Mudah membandingkan dan menganalisis d. Mengatur banyak orang ‘2. Dapat memperoteh banyak data 1. Banyak sampel kuesioner’ yang diperoih Kendala: a, Mungkin tidak mendapatkan umpan balik (feedback) b. Penjelasan dapat bias dengan respons klien © Impersonal d Dalam survei, membutuhkan anli sampling , Tidak mendapatkan penjetasan secara penuh ‘Salah satu jenis survei yang menggunakan teknik dattar pertanyaan ini adatah Core Welfare indicators Questionnaire (CWIQ), Survei ini mengukur Perubahan indikator sosial untuk kelompok populasi yang berbeda, akses. indikator khusus, utilisas!, kepuasan pelayanan ekonomi dan sosial. Hal ini merupakan alat yang cepal dan efektif untuk membuat desain aktivitas, target pelayanan bagi masyarakal miskin yang dibual seliap tahun untuk memantau kinerja kegiatan. Keuntungan ; Alat yang cepat dan efektif untuk membuat desain aktivitas: Kendala: Membutuhkan biaya dan waktu yang besar . Wawancara Merupakan bentuk pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden oleh pewawancara, dan jawaban yang diterima dari responden dicatat secara fangsung. Dalam hal ini, seorang pewawancara sebaiknya menyiapkan terlebih dahutu jadwal dan catatan mengenai hal-hal atau materi yang akan ditanyakan, Hal pening lainnya yang harus dipersiapkan oleh adalah sikap, penampilan dan peniaku yang mengarah untuk dapat bekerjasama dengan calon responden, Untuk itu seorang pewawancara nendaknya bersikap netral dan tidak berusaha untuk mengarahkan jawaban atau tanggapan responden. Keuntungan : a, Mendapatkan secara penuh batas dan kedalaman informas| b. _Mengembangkan hubungan dengan ¢. Fleksibel dengan kien. Kendatla: a. Membutuhkan banyak waktu b. Menganalisis dan membandingkan dengan biaya ¢, Pewawancara dapat bies dengan respon klien Beberapa metode pengumpulan data dalam bentuk lain adalah: 1) Wawancara terhadap informan inti (key informant interviews). Wawancara dengan metode ini merupakan pengumpulan datafinformasi kinerja dari informan inti (kunci). Data/informasi kinerja yang dikumpulkan’ dan digunakan secara sistemalis tersebul dapat digunakan untuk memantau suatu program dalam menilai efektivitas dan efisiens| pada saat periode evaluasi secara sederhana. Keuntungan : a, Mendapatkan impressi umum dengan cepat dan dapat dipercaya b. Mendapatkan banyak data dan kedalaman informasi dalam waktu pendek dengan efisien ¢. Mendapatkan informasi kunci mengenai program Kendala : Membutuhkan fasilitator yang baik dan mampu dalam melakukannya. 2) Wawancara terhadap sekelompok orang (Focus Group Interviews & Group Interviews) Sebuah kelompok wawancara adalah kumpulan beberapa orang yang diundang untuk menghabiskan waktu beberapa jam bersama dengan seorang evaluator untuk membahas suatu program atau kinerja organisssi, Pewawancara haruslah obyekiif, mempunyai pengetahuan atas persoalan yang dibahas dan memiliki pemahaman mengenai dinamika kelompok. Pertemuan ini biasanya diadakan di lingkungan yang menyenangkan. Evaluator mungkin memuiai dengan pertanyaan yang sifatnya umum, Kemudian bergerak ke bagsimana pandangan orang-orang mengenai program (topik) yang dibahas. Evaluator tersebut mendorong diskusi yang bebas dan saniai, dengan mengharapkan bahwa dinamika kelompok akan mengungkepkan perasaan dan pemikirannya. Pada saat bersamaan, ‘evaluator tersebut “memfokuskan” pada diskusi itu. Diskusi itu dicatat melalui catatan tertulis atau perekam suara atau video, kemudian dipeiajari untuk memahami keyakinan, sikap, dan perilaku fokus group ‘Keuntungan : a, Mendapatkan impressi umum dengan cepat dan dapat dipercaya b. Mendapatkan banyak data dan kedalaman informasi dalam waktu pendet. dengan efisien ¢, Mendapatkan informasi kunci mengenal program d. Dapat menganalisis jawaban Kendala : a. Dibutunkan seorang fasilitator yang mampu mengendalikan pertermuan agar suasana nyaman dan Setiap orang mau mengungkapkan pendapatnya b. Sulit menjadwalkan enam sampai delapan orang berkumpul 6, Observasi Merupakan teknik pengumpulan data dan informasi dengan melakukan pengamatan lerhadap kegiatan suatu organisasi. Observasi dalam pengertian sempit, yaitu observasi dengan mengunakan alat indra. Dalam konteks evaluasi mutu produk misainya, kita diminta untuk mengunjungi pabrik, untuk mengamati prosés dan jalarinya kegiatan produksi, Halhal tain berkaitan dengan observasi yang perlu diketahul olen seorang evaluator adalah pihak- pihak yang teribat dalam kegiatan observasi, Dalam Kaitannya ini maka observasi dapat dibedakan menjadi @ Observasi partisipan, artinya pengamat melibatkan din secara langsung datam aktivitas yang dilakukan oleh instansi yang akan diteliti, seolah-olah merupakan bagian dari instansi yang bersangkutan, b Observasi tak partisipan, arinya pengamat berada di luar instanst yang disurvei, dengan harapan pengamat dapat lebih mudah mengamati kemunculan tingkah laku yang diharapkan, Keuntungan : Dapat mereviu program sesuai apa yang terjad| Kendala: a. Sulit menginterpretasikan periisku yang muncul b. Kompleks untuk mengategorikan observasi . Studi Kasus Untuk memahami secara penuh pengalaman Klien dalam sebuah program, dan pengujian komprehensif, Keuntungan : Menggambarkan secara penuh kegiatan dalam program-inpul, proses, dan ‘nasil Kendaia : Biasanya = membuiuhksn waktu tenang untuk + mangumpulkan, mengorganisasikan, dan manggambarkan suatu kasus. Contoh Metode Survei Survei Pengumpulan Data Implementasi Sistem AKIP Tahun 2003 Berkut int kami sampaikan kuesioner dalam rangka pengumpulan data yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan implementasi Sistem AKIP dan untuk mengidentifikasikan kelemahan-kelemahan yang berkaitan dengan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinesja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Kuesioner ini disusun oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). dan diharapkan dilsi oleh pimpinan instansi pemerintah. : Kuesioner dibagi daiam 3 kalompok yaitu pertanyaan Umum, pertanyaan Seputar Renstra, dan pertanyaan Seputar Pengukuran Kinerja dan LAKIP. 1, UMUM Dalam menjawab pertanyaan ada beberapa kendisi yang perlu diperhatikan. Kondisi tersebut dicetak dalam huruf kapital. Responden diharapkan memilih salah satu jawaban yang tersedia, kecuali jka disebutkan lain, Dan apablia jawaban yang dipiih memerukan penjelasan lebih lanjut (.......) dipersilakan kepada Saudara untuk melengkapinya Di mana kedudukan onganisasi yang Saudara pimpin berada dalam struktur organisasi pemerintahan? (1) Departemen/Kementerian/LPND (2) Eselon | pada Departemen/LPND di tingkat Pusat (3) Eselon |! pada Departemen/LPND di tingkat Pusat (4) Esalon | pada instansi pemerintah di tingkat Provinsi (5) Eselon i! pada instansi pemerintah di tingkat Provinsi (8) Eselon i! pada instansi pemerintah di tingkat KabupatenKota (7) Lain-lain - 2. Apakah organisasi Saudara telah memitiki Pedoman dan Modul-modul AKIP yang dikeluarkan oleh LAN/BPKP? (1) Sudan. (2) Belum we Apakah instans! yang Saudara pimpin pemah mendapatkan sesialisasi tentang Sistem AKIP ? ‘ (1) Belum pernah (2) Pera, sosialisasi dilakukan oleh LAN/BPKP. (3) Pemah, sosialisasi ditakukan oleh instansi lain di luar LAN/SPKP, yaitu 4: Apakan instansi yang Saudara pimpin telah menyusun LAKIP selain LAKIP Tahun 2003? (1) Ya, yaitu CAKIP tan coc ccccccecennae (2) Tidak §. Apakah instansi yang Saudara pimpin telah menyusun Renstra (lima tahunan) dan LAKIP Tahun 2003? (1) Tetah manyusun Renstra dan LAKIP Tahun 2003 (2) Telah menyusun Renstra namun belum menyusun LAKIP Tahun 2003 (3) Belum menyusun Renstra namun telah menyusun LAKIP Tahun 2003 (4) Belum menyusun Renstra dan LAKIP 2003 Apabila Jawaban Yang Dipilin Adalan (1), Dipersilakan Melanjulkan Ke” Pertanyaan I! Dan {Il : Aapabila Jawaban Yang Dipilih Adalah (2), Dipersilakan Melanjutkan Ke Pertanyaan ll Saja Apabila Jawaban Yang Dipilih Adalah (3), Dipersitakan Langsung Ke Pertanyaan WI Saja Apabila Jawaban Yang Dipilin Adalah (4), Pertanyaan Selanjutnya Diabaikan Il. SEPUTAR RENSTRA 1. Apakah instansi yang Saudara pimpin telah mendapatkan asistensi penyusunan Renstra? (1) Tidak (2) Ya, asistensi dilakukan oleh LAN/IBPKP. (3) Ya, asistensi dilakukan oleh konsultan atau pihak lain di luar LAN/BPKP, yaity (ar Renstra disusun oleh konsultan atau i lain di luar LAN/BPKP, yume Untuk pertanyaan nomor 2 s.d 8, piliniah (1), (2), (3). (4), dan (5) yang masing- masing menunjukkan kondisi sebagai berikut: (1) Tidak sutit : relatif tidak ada hambatan (2) Agak sulit : ada sedikit hambatan dan mudah disetesaikan (3) Cukup sulit : ada banyak hambatan, tapi bisa diselesaikan secara internal (4) Sulit ada banyak hambatan tapi bisa diselesaikan dengan bantuan pihak ekstemal (5) Sangat sult : banyak hambaian dan tidak bisa diselesaikan 2. Menentukan visi, misi, dan tujuan onganisasi yang bersifat jangka panjang (1) Tidak sulit (4) Sulit (2) Agak sulit (5) Sangat sulit (3) Cukup sulit 3. Mengakomodasi visi, misi, tujuan, maupun sasaran yang toreantum dalam dokumen GBHN, Propenas, Propeda, atau dokumen lain yang sejenis ke dalam perencanaan strategis organisasi (1) Tidak sulit (4) Sulit (2) Agak sulit (5) Sangat sulit (3) Cukup sulit 4. Menentukan faktor kunci keberhasilan, termasuk menentukan analisis SWOT ‘atau analisis lain yang digunakan sebagai dasar penentuan perencanaan (1) Tidak sult (4) Sulit (2) Agak sulit (5) Sangat sult (3) Cukup sulit 5. Maneremahkan visi, misi, dan tujuan organisasi ke dalam perencanaan tahunan jangke pendek berupa sasaran (1) Tidak sult (4) Sulit (2) Agak sult (5) Sangat sulit (3) Cukup sulit 6. Menerjemankan sasaran ke dalam perencanaan operasional yang lebih sspesifik berupa program, dan kegiatan (1) Tidak sulit (4) Suit (2) Agak sulit (5) Sangat suiit (3) Cukup sulit 7. Menentukan bagaimana program dapat menghasilkan output maupun outcome yang dinarapkan (1) Tidak sulit (4) Sulit (2) Agak sulit (5) Sangat sult (3) Cukup sutit 8. Dari keenam point di atas (pertanyaan nomor 2 s.d. 7), yang manakah yang Paling sult? (1) Menentukan visi, misi dan tujuan (jangka panjang) (2) Menyelaraskan Rensira dengan Propenas/da dan dokumen sejenis (3) Menentuken faktor kunci keberhasilan (4) Menerjemankan visi, misi, dan tujuan organisasi ke dalam perencanaan tahunan jangka pendek berupa sasaran (5) Menerjemankan sasaran ke dalam perencanaan operasional yang lebih spesifik (6) Menentukan bagaimana program dapat menghasilkan oufpul maupun ‘sutcome yang diharapkan 9. Apakah hambatan organisasi Saudara dalam tahap penyusunan Renstra? (dipersiiakan memilih satutebin jawaban) (1) Tidak ada, (2) Kualitas’ SOM kurang a (3) Komitmen pimpinan untuk berakuntabilitas rendah (4) Modul AKIP yang dikeluarkan oleh 8PKP/LAN sulit dimengerti (5) Modul AKIP yang dikeluarkan oleh BPKP/LAN tidak memadal (6) Paraturan tidak jelas seningga tidek memacu organisas| untuk menyusun enstra (7) Organisasi tidak merasakan adanya mantaat dalam menyusun Rensta (8) Sulit untuk memadukan anggaran dengan perencanaan yang dibuat melalui Renstra (9) Lain-lain: 10.Kalau ada, apakah organisast Saudara telah berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut? (1) Sudah (2) Belum 11.Upaya apakah yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? (1) Melakukan konsultasi dengan BPP danfatau LAN (2) Meminta asistensi kepada BPKP dan/atau LAN (3) Melakukan konsultasi dengan pihak lain di luar BPKP dan/atau LAN (4) Lain-tain: “II SEPUTAR PENGUKURAN KINERJA DAN LAKIP 1, Apakah instansi yang Saudara pimpin mendapatkan asistensi penyusunan LAKIP 2003? (1) Tidak (2) Ya, asistens/ dilakukan oleh LAN/BPKP: @ va sian dilakukan oleh konsultan atau pihak lain di luar LAN/BPKP, Untuk pertanyaan nomor 2 s.d 10, pilihtah (1), (2), (3), (4), dan (5) yang masing- masing menunjukkan kondisi sebagai berikut: (1) Tidak sulit relatif tidak ada hambatan (2) Agak sulit : ada segikit hambatan dan mudah diselesaikan (3) Cukup sult: ada banyak hambatan, tapi bisa diselesaikan secara intemal (4) Sulit ada banyak hambatan tapi bisa diselesaikan dengan bantuan pihak eksternal (5) Sangat sulil - banyak hambatan dan tidak bisa diselesaikan 2. Membedakan antara indikator kinerja output dengan indikator kinerja outcome (1) Tidak suit (4) Sulit (2) Agak sulit (5) Sangat sulit (3) Cukup sult 3. Menentukan indikator kinerja spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat wakiu yang dapat mengukur keberhasilan program dan kegiatan yang dilaksanakan (1) Tidak sulit 44) Sulit . (2) Agak sulit (5) Sangat suiit (3) Cukup sult 4. Mengestimasi tingkat kinerja yang direncanakan pada setiap indikator kinerja (1) Tidak sulit (4) Sulit (2) Agak sulit (5) Sangat sult (3) Cukup sult 5, Mendapatkan data mengenai reneana maupun realisasi untuk seliap indikator kinerja pada saat dibutuhkan (1) Tidak sulit (4) Sut (2) Agak sulit (5) Sangat suit (3) Cukup sult 6. Meyakini akurasi data yang tersedia (1) Tidak sult (4) Subt (2) Agak sulit (5) Sangat sufit (3) Gukup sult 7. Merencanakan bagaimana membandingkan data antara rencana dengan realisasi (1) Tidak suit (4) Sulit (2) Agak sulil (5) Sangat sulit “(3)” Cukup sulit * 8. Mendapatkan daia tahun sebelumnya untuk perbandingan - (1) Tidak suiit (4) Sulit (2) Agak suit (5) Sangat sulit (3) Cukup sulit 9. Mendapatkan data kinerja organisasi tain untuk Keperluan benchmark (1) Tidak sulit (4) Sulit (2) Agak sulit (5) Sangat sullt (3) Cukup sulit_ 10, Menggunakan as yang disediakan oleh organisasi lain. (1) Tidak sul (4) Sulit (2) Agak aa (5) Sangat sulit * (3) Cukup sult . 11.Dari ke sembilan point di atas (pertanyaan nomor 2 8.4. 10), yang manakah yang paling sulit? (Gipersiakan memilih satu dari pilihan jawaban yang ada) (1) Membedakan indikator kinefja output dan outcome (2) Menetapkan indikéter kinera spesifix, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu'yang dapat mengukur keberhasilan program dan kegiatan (3) Estimasi tingkat kinerja yang diharapkan (4) Mendapatkan data rencana dan realisasi kinarja (5) Meyakini akurasi data yang tersedia (6) Membandingkan data rencana dengan realisasi (7) Pembandingan dengan tahun talu (8) Mendapatkan data kinerja organisasi lain untuk benchmark (9) Menggunakan data yang disediakan organisasi tain 12.Apakah dalam LAKIP Tahun r000 telah dilakukan evaluast kinerja secara, internal oleh instansi yang Saudara pimpin > (1) Sudah dilakukan evaluasi dan dicantumkan dalam LAKIP Tahury 3000 (2) Sudah dilakukan evaluasi namun tidak dicantumkan dalam LAKIP Tahun 200K (3) Belum dilakukan evaluasi 13. Apakah hambalan erganisasi dalam tahap pengukuran kinerja? (dipersifakan memilh satufebin jawaban) (1) Tidak ada (2) Kualitas SDM kurang (3) Modul AKIP yang dikeluarkan oleh BPKP/LAN sulit dimengerti (4) Modul AKIP yang dikeluarkan olen BPKP/LAN tidak memadai (5) Kesulitan dalam pengumpulan data (6) Kesulitan dalam merumuskan indikator kinerja (7) Kesulitan dalam menjaga konsistensi (8) Lain-tain: Apabila Saudara Memilih Jawaban (1) “Tidak Ada”, Pertanyaan Selanjutnya Tidak Peru Diperhatikan, 14.Kalau ada, epakan organises! Saudara telah berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut? (1) Sudan (2) Belum 15,Upaya apakah yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? (1) Melakukan konsultasi dengan 8PKP danfatau LAN. (2) Meminta asistensi kepada BPKP dan/atau LAN (3) Melakukan konsuttasi dengan pihak lain di luar BPKP dan/atau LAN SISTEM PENILAIAN (RATING SYSTEM) Area kunci untuk dikembangkan menggunakan pengembangan Sistem Penilaian untuk semua hasil yang dilaporkan organisasi, Suatu sistem penilaian (4 common rating system) dapa! digunakan untuk semus kunci memantau dan alat evaluasi untuk membandingkan kinerja dengan hasil, ‘Sistem penilaian Ini sangat umum dan mungkin merupakan cara yang paling populer untuk menilai kinerja. Hal ini barangkall disebabkan oleh sistem penilaian merupakan cara yang paling sedikit membutuhkan usaha, Tetapi cara ini mungkin bukan merupakan cara terbaik untuk mengevaluasi staf, Pertanyaan yang periu Kita jawab adalah, “seberapa besar nifai tambah yang diberikan sistem tersebut bagi organisasi dan sejauh mana ia membantu menciptakan peningkatan dan mencapai sukses?” Sistem penilaian paling tepat dideskripsikan sebagai "buku rapor kerja,” hampir Serupa dengan yang dipergunakan oleh guru-guru di sakolah dasar terhadap murid-muridnya. Sistem ini terdiri dari dua bagian: suatu daftar karakteristik, bidang, ataupun periiaku yang akan dinilai dan sebuah skela ataupun cara fain untuk menunjukkan tingkat kinerja dad tiap bidang atau unsur yang dint. n skala"-nya mirip dengan sistem penilaian di sekolah atau perkuliahan {yellu, AB,C.O-E,F), hanya sala dapat mengginakan anges atau fots-sain, Bukan Kalau huruf atau angka dipergunakan, huruf dan angka itu biasanya aubung kan dengan satu poin dalam sebuah skals (contoh: tidak peman, jarang, seringical, ‘selalu). Centon kriteria kerja dan skala: Kriteria Ker T ‘Skala | 1. Menyelesaikan pekegaan| — Tidak Kadang- | Biasanya| Selalu pada waktunya Pemanh 2 Menunjukkan keahlian dan| Tidak kemampuan yang diperlu- | Konsisten kan dalam pekerjaannya | 1 3. Menunjukkan — kreativitas Tidak dan inisiatif Pemah 4. Memenuhi atau melam- Dapat Memuaskan Luar paui target penjualan pada | Ditingkatkan Biasa Hap kuanainya | 2 8, Elemen-elemen kunci pada sistem penilatan: @. Untuk hasil kefuaran, sistem penilaian memiliki tiga butir, yaitu : 1) Perubahan positif (positive change) 2) Perubahan negatif (negative change) 3) Tanpa perubahan (unchanged) Metodologi datam semua rating Ini untuk membandingkan, mengukur dengan indikator-indikator hasil keluaran, ®. Untuk keluaran, sistem penilaian ini juga memiliki tiga butir, yaitu 1) Jawaban tidak (No) - Tidak dicapa\ 2) Jawaban sebagian (Partial) — Hanya jika dua-tiga atau lebih target kuantitatit yang dicapai 3) Jawaban ya (Yes) — Dicapai c. Evaluasi, minimal pada tngkat hasil keluaran dan proses keluaran. Evaluasi hasil keluaran menyangkut dimensi kesinambungan (sustainable), relevansi dan efektivitas biaya (relevance and cost-effectiveness), d. Laporan Pemantauan pada tingkat pemerintah daerah tertentu (Selected country-level monitoring reports) — tingkat keluaran dan proses keluaran, ‘untuk mencar ingikator dan cara pengukurannya yang dipertukan pihak-pihak yang menerapkannya. Kekuatan Sistem Penilaian : @. Dapat diselesaikan dengan cepat dan seringan mung! b. Sistem penilaian ini sudah sangat dikenal “olen, s0b. en besar manajer dan karyawan. ‘s. Sistem penilaian ini sederhana dan intuitif. d. Sistem ini memungkinkan penggunaan satu sistem saja di seluruh jenis ekerjaan dan bagian organisasi Kelemahan Sistem Penilaian : a. Karena kelinatannya sistem penilaian ini mudah digunakan, * soderhana, dan terstandardisasi, sehingga mudah sekali dilupakan untuk melaksanakannya. b. Mungkin sekali: akan lebih banyak kerugian yang ditimbulkan ketimbang keuntungannya. Petunjuk agar sistem penifalan berjalan lancar (mambuat sistem penilaian mampu meningkatkan kinerja) : a. Lengkapi sistem penilaian dengan diskusi-diskusi berkala dengan para pegawal mengenai bagaimana pekerjaan mereka beriangsung, b. Lengkapi formulir ataupun lembaran penilaian dengan suatu cara memberikan komentar singkat. ,. Pertegas selalu arti setap pokok penilaian sebelum diberi penilaian. Berikan penilaian bersama dengan masing-masing pegawai Jangan hanya berhenti pada memberi penilaian saja, Ingatiah selalu bahwa kebanyakan penilaian bersifat subjektif dan tidak dapat dipakai untuk mengukur segala sesuatu dengan tepal. Kalau anda diperintahkan untuk menggunakan sistem penilaian, lengkapilah sistem tersebut dengan berbagai alat lain yang diambil dari pendekatan yang lebih obyentit eae SISTEM PERINGKAT (RANKING SYSTEM) Sistem peringkat ini melipuli perbandingan antara satu obyek dengan obyek yang lain atau satu subyek dengan subyek yang lain, Hal ini dilakukan berdasarkan suatu kriteris yang sudah dilentukan sebelumnya (misainya: total penjualan ataupun kemampuan manajemen). Keuntungan a, Sistem ini mempermudah hubungan antara tujuan perorangan dan tujuan organisasi b. Sistem ini mengurangi kemungkinan terjadinya ketidaksepakatan selama pertémuan evaluasi-kalau standar dan sasaran ditulis dengan baik selama proses perencanaan kinerja. ¢. Sistem ini lebih mungkin menempatkan manajer dan karyawan di pihak yang sama, tidak seperti sistem penilaian (rating) maupun peringkat (rankin; Paling mudah dibela secara hukum. Kerugian 8. Memakan waktu yang lebih banyak, karena perlunya menginvestasikan waktu ] B 8 c c c c c 38. c a7 c 232 c 42 16 225 105, 3439 c 43 7 250 100 3329 c 44 19 250 &8 3302 c 45 18 232 100 3288 c 46 14 350 165 4209 c a7 14 400 175 A464 c 46 14 351 183 4154 c a ig) 38450]: 50. 2 [383 | 180 4955 c Dari data tersebut diatas evaluator dapat memanfaatkan analisis regres! linear multivaniat dengan terebin dahuly menetapkan variabel dependen dan independennya. Dengan keterkaitan antara variabel bebas (X1, X2, Xs) dey variabel tak bebas (Y) adalah lin2ar, maka persamaan regresinya adalah : Vesa + BX + Boxe + PX X= nilai di tempat C a =intercept, yaitu nilai ¥ ketika X;, X2, Xj bernilal nol Bi. fia, Bs = Koafisien Xs, X2_X> Untuk mengerjakan analisis regresi tersebul, evaluator dapat memanfaatkan perangkat lunak statistika seperti SPSS, SAS, Microstat dan ‘Dengan perangkat lunak tersebut, evaluator perlu memasukkan data ke ‘komputer untuk selanjutnya tinggal mengikutl perintah-perintah yang ada di perangkat lunak tersebut. Dengan mempergunakan SPSS versi 10.05, hasil perhitungan regres! disajiken ‘dl bawah ini. ‘Vartables EnteregiRemoved [usea| ise | Remet | wanes | CoS. xt xe enter] © Alvrequested variables entered. 1b. Dependent Variable: ¥ Model Summar? [ucts | [esau | tienes | Seecwrs ey sag fase | sae.anie | '® Predictors: (Constant), X3, X1, X2 ©. Dependent Variable: ¥ anoveP Reg [2oseoo01 19880301.378 308 5288848, 414535.825 34n40552 &. Procictors: (Constan), X3, X1, X2 b. Dependent Varistie: 4. Dependant Variabie: ¥ : Casewtse Diagnostic? [3674 [3086 00 | 4. Dependent Variable: ¥ Standord Error of, Predicted Vata Acusted Preicted Valve Residual Std, Resiguat ‘Stud. Residual Deleted Residual ‘Stud. Deleted Residual Mahal Distance Cooks Distance Gontered Leverage Valve ‘Dependent Variable: ° sS8sssess & sy dengan persamaan regressinya adalah Y¥ = 4004.765.— 89.226X, + 2.537X2 + 1.863% Std =540.744 18.575 1.052 2.190 tsk = 7.406 -4804 2.411 0.851 R? = 0.849 adj R* =-0.839 dan multiple R? = 0.921 Fastk= 86,089 Sig = 0.000 artinya: > Nilai konstanta (a) sebesar 404.765 adalah menggambarkan besamya nilai Y yang harus ada secara outonamus jika tidak ada X1, X2.X3 (X1= X = % = 0) maka nilai ¥ akan sebesar 4004 765 Kondist ini secara stati, adalan signifikan karena nilai F-uji 7406 > 2.51, maksudnya jika Xy, x5, bemilai nol maka skor Y yang dapat diasikan hanyalah 4004 765. Mi tersebul bisa diartikan sebagai porsi dan tingkal ¥ yang bervariasi men faktor-taktor selain Xy, Xz, Xo, Nilai koefisien regres| (p) sebesar — 89.226 untuk X; 2.537 untuk X5 a 1,863-unluk X> menggambarkan Ungkat kemiringan gars regres, Dap dikatakan bahwa slope persamaan garis regresinya adalah negatit 89.226, 2537 dan 1.863 hal ini becarti hubungan aniara X;, dan } dengan Y di tempat A, dan C tersebut adatah berbanding positif dz hubungan antara Y dengan X; tertalik; > Nilai tstatistik sebesar 7,406 menunjukkan bahwa besarnya nilai koefisie regresi (slope) tersebut di alas (sebesar — 89 226 untuk %;, 2.537 untu Xz dan 1.663 untuk Xs) secara statistik dengan standar error sebes; 18.575 untuk X;, 1,052 untuk X2 dan 2.190 untuk X5 adalah signifikar Artinya, besamya pengaruh dependen variabel terhadap independs variabel sebesar 0.921 adalah penting; > Besamya nilai R? sebesar 0.849 menunjukkan garis regresi motivas ngaruhi keterampilan secara total sebesar 84,9 persen, da selebihnya (15.1%) banyak dipengaruhi oleh faktor lain yang tidal diindikasikan dalam persamaan. Dengan tingkat adjusted R? = -0.6% ‘signifikan. Nilai multiple R? = 0,921 menunjukkan bahwa hubungan antan independen variabel dengan depender: variabel adalah tinggi ¥ Berdasarkan nilai hasil printout komputer dan interpretasi di atas, dapal dikatakan bahwa dengan menggunakan tingkat Keyakinan (a = 0.05), dugaan yang menyatakan bahwa X;, X2, dan Xy memberikan pengaruh terhadap nilal ¥ dapat kita uji dengan hipotesis sebagai berikut. HO: fi = B2 = Ba = 0 (tidak ada nubungan linear di antara variabel dependen dan variabel independen H1 : paling tidak satu pi, 0 (paling tidak satu huah koefisien regresi tidak sama dengan nol), HO diterima HO ditolak 5% _ 95% dt (4:64) 251 Dengan nilai F-kritis 2.51 («= 0.05) dengan derajat bebas 4:64. Karena Fed sebesar 86.089 maka kila menolak HO dan menyimpulkan bahwa paling tidak ‘satu dari variabel independen adalah berhubungan/mempengaruhi ¥ Dalam uji statistika ini hasilnya harus menolak HO agar dapat memben mantaat bagi svaluasi yang diinginkan [xa x2, 3 ¥ tempat SR Cook's D 18,00 307.00 130.00 3504.00 A .25419 00074 15.00 350.00 165.00 3693.00 A_-50673 00200 18.00 318.00 150.00 3436.00 A -14725 00017 16.00 304.00 150.00 3433.00 A -58938 00215 47.00 302.00 140.00 3449.00 A_-19776 00026 15.00 429.00 198.00 4341.00 A_.66658 00877 | 14.00 4! 220.00 4354.00 A_.11338 00033 14.00 440. 215, 4312.00 A_.12129 00032 14,00 455.00 225.00 4425.06 ‘A_.29824 00251 15.00 390.00 190.00 3850.00 ~48402_—_.00285 16.00 133.00 115.00 17.00 350.00 165.00 15.00 383.00. 14.00 340.00 |20.00 300.00 200.00 2624.00 © 2.33065 27131 |27.00 97.00 88.90 2130.00 C_.38763 00431 | ze 740.00 80.00 2264.00 C 74461 92126 25.00 113.00 95.00 2228.00 Cc -.03025 00002 25.00 98.00 90.00 |20.00 97, 79.00 232.00 16.00 225.00 3439.00 17.00 250.00 3329.00 19.00 250.00 3302.00 AAAalaQlalalalololola dari data output komputer tersebut di atas dapat dikatakan bahwa variabel terakhir adalah outlier karena nilainya besar (-3.87588, -2.33065, -1.85583, dan 2.16846) dibandingkan variabel-variabel lainnya Akan tetapi dari Cook's distance diketahui nilainya adalah (0.06720, 0.42452, 0.27131, dan 0.15634) < 1 yang berarti outlier tersebut tidak berpengarul pada persamaan regresi, PELAPORAN Pelaporan temuan hasil studi evaluasi seringkall melibatkan penyajian ‘Seperangkat data'dalam bentuk ringkas tapi bermakna. Tabulasi data tunggal erly ditate sedemikian rupa guna mempertajam penampakan (makna) datanya. Tabulasi silang dua variabel merupakan perangkat dasar dan analisis dan pelaporan evalvasi serta sifat penyajiannya bisa lebin transparan dan dapat dicema dengan tebih mudah oleh para pembuat keputusan ketimbang model Jainnya yang lebih canggih. Tabulasi statistik, penyajian grafik dan statistik, seperti rata-rata atau variansi, akan dapat menggambarkan karakteristik utama dari data tersebut. Dalam menerapkan analisis statistik untuk penankan kesimpulan diperiukan Pemahaman antara lain mengenai: Kesalahan sampel (sampling error), analisis Variansi (analysis of variance), analisis statistik inferensi (inferential statistical analysis), analisis regresi (atau ‘log-linear analysis") dan atau metode-melode Statistik lainnya yang terus dikembangkan., KEKUATAN MODEL STATISTIK Madel-model statistika adalah serbaguna dan jika dirancang dengan memadai, dapat menyediakan estimasi yang sangal bermanfaal mengenai hasil-hasil program (program results). Analisis statistika dapat mengikhtisarkan masalah- masalah dari suatu evaluasi secara jelas, lepat dan andal. la juga menyediakan M4 cara yang sahin bagi para evaluator dalam membuat simpulan-simpulan dari data yang dimaksud KELEMAHAN MODEL STATISTIK Analisis statistika memerlukan keahlian. Eveluator perlu berhatichati dalam menerapkannya baik pada tahap perencangan maupun-pada tahap analisis dari suatu evaluasi. Pertu diingat bahwa tidak semua hasil-hasil program dapat dianalisis secara statistika, Keragaman cara pengelompokan data dapat menghasilkan petvedaan- perbedaan yang penting Para praktisi analisis statistika harus menyadari asumsi-asumsi dan keterbatasan-keterbalasan dari leknik statistika yang digunakan, - Bisa jadi evaluctor tidak mampu menarik simpulan dari model statistik. Sebagal contoh, jika model statistik tersebut hanya mencakup kelompok umur tertentu atau individu di area geografis tertentu, evaluator bisa jedi tidak mampu menyimpulkan dampak program yang mungkin terfadi pada kelompok umur atau daerah geografis tainnya. DAFTAR ISTILAH * ' ‘Statistika deskriptif adatoh statistika yang berkensan dengan metode atau cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data. ‘Statistika deskriptif mengacu pada bagaimana menata atau mengorganisasi data, menyajikan, dan menganalisis data. Menata. menyajikan, dan Menganaiisis data dapat dilakukan misalnya dengan menentukan nilai rata-rata hitung, median, modus, standar deviasi, dan persen atau proporsi. Cara lain untuk menggambarkan data adalah dengan membuat tabel, distribusi frekuensi, dan diagram atau grafik, ‘Statistika inferensia adalah statistika yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdssarkan data yang diperoieh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau cin dari suatu populasi, Dengan demikian alam statistika inferensia dilakukan sualu géneralisasi (perampatan atau Memperumum) dari hal yang bersifat Khusus (kecil) ke hal yang lebih luas (umum). Oleh karena itu, statistika inferensia disebul juga statistika induktif atau Statistika penarikan kesimpulan. Pada statistika inferensia biesanya dilakukan Pengujian hipotesis dan pendugaan mengenai karakteristik (cirl) dari suatu Populasi, seperti rata-rata (mean) dan standar deviasi: Skala nominal adalah skala yang hanya mempunyai ciri untuk membedakan skala ukur yang salu dengan skala ukur yang lain, dalam hal ini data hanya bisa ‘dikelompokkan ke dalam kategori-kategor| yang satu sama lainnya saling lepas (mutually exclusive). Skala nominal merupakan skala yang paling rendah dan ia merupakan . - ee + menuyukkan biangan sebagai lainbang any membedakan suatu obyek, ‘Contoh: Pekegaan (pns=1, swasta=2, lainnya=3, Agama (islam=1, knisten=2, katolik=3, hindu=4, budha=5), Jenis kelamin (lak perempuan=2), Pendidikan — (sd-slta=1, s1=2, $2/53=3) ‘Skala ordinal adalah skala yang selain mempunyai ciri untuk membedakan juga memiliki ciri untuk mengurutkan pada rentangan tertentu, misal rentangan dan yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Pada skala ordinal, satu kat lebih tinggi daripada kategori berkutnya. Jadi ia digunakan untuk membedakay, Peringkat. "reese ee pty ~menggunakan tina tingkatan atau lebih, Contoh: Skala Interval adalah skala yang selain mempunyai cin untuk mambedakan dan urutan, juga mempunyal cir jarak yang sama, Pengukuran interval mempunyal Giri saling lepas (mutually exclusive) Skala rasio adalah skala yang mempunyai empat cir, yaitu membedakan, mengurutkan, jarak yang sama dan mempunysi {itik nol yang berarti sehingga dapal menghitung rasio atau perbandingan di antara nilai. Semua cir skala interval menjadi ciri skala rasio. Skala rasio merupakan skala pangukuran yang eee jae karena dapat dijumpai pada setiap rumus statistika, Qaji pegawai (Rp 500.000 atau Rp 1.000.000) berat kontainer (500 ton) Populasi didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengamatan atau obyek yang menjadi perhalian kita. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi perhatian. Populasi menggambarkan sesuatu yang sifainya ideal atau leoretis, sedangkan Sampel menggambarkan sesuatu yang sifatnya nyata atau empiris. Populasi daft Sampel_masing-masing mempunyal karakteristik atau cin yang dapat .divkut. Karakteristik yang diukur dari populasi disebul parameter, sedangkan karakteristik yang diukur dari sampel disebul statistik. Populasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu populas! orang dan populasi data. Populasi orang atau individu adalah populasi yang terdin alas keseluruhan orang atsu individu yang menjadi obyek perhatian, sedangkan populasi datz adalah populasi yang terdiri atas keseluruhan karakteristik yang menjadi obyek perhatian. Sampel dibedakan ‘venjadi dua jens, yailu sampel orang dan sampel data Sampel orang adalah sampel yang lerdin ates orang-orang yang merupakan bagian dari suatu populasi orang yang menjadi obyek perhatian. Sampel data adalah sebagian karakteristik dani suatu populasi yang menjadi obysk perhatian, 'BEBERAPA PENGERTIAN PENGGUNAAN PENGERTIAN ISTILAH Fam - Suatu keseluruhan pengamatan atau obyek yang menjadi perhatian kita. - Menggambarkan sesuaty yang sifatnya ideal atau teoretis. ~ Karakterisitik yang dinitung pore dari populasi adalah parameter, 0. Mean staureta-rta, llanangkan dengan ° Standar deviasi, dilambangkan dengan © Proporsi, dilambangkan dengan P ° Kosten kerelasi, dilambangkan dengan ‘Samper Tagine popula) populasi yang menjadi perhatian kita, ~ Menggambarkan sesuatu yang sifatnya nyata atau empiris, ~ Karakteristik yang dihitung dari sampel disebut ‘Statistika deskviptif adalah statistika yang berkenaan dengan metode atau cara mendesicipsikan, menggambarkan, dan menjabarkan, atau menguraikan data Pada umimnya Statistika deskriptif senantiasa mendahului/mengawali tahapan statistika inferensia, karena sebelum dilakukan penarikan kesimpulan menganai suatu keadaan yang ‘sedang diteliti, maka datanya harus diuraikan duiu dalam bentuk statistika deskriptif sehingga diperoleh kesimpulan yang akurat guna memperoleh manfaat secara maksimal Statistika Inferensia Digunakan untuk penyimpulan, yaitu untuk untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari ‘Statistika inferensia adalah statistika vang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperolen dari sampel W7 ISTILAH | PENGGUNAAN menguil ‘hubungan iantara variabel serta untuk menyamarataka fn temuan- temuan berdasar sampel terhadap populasi yang lebih basar PENGERTIAN _ ‘suatu populas! Statistika ini berkaitan dengan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang dihitung dani sampel untuk menggambarkan karakleristik atay citi dari suater populasi Data yang homogen menunjukkan bahwa seluruh data memiliki nila’ yang sama, demikian juga terhadap nilai rata-ratanya. Sedangkan data yang heterogen ditunjukkan dengan adanya data yang memiliki nilai berbeda dan nilai rata-rata sebagai pusat data }engukuran dipersi data diperlukan untuk, karena dispersi menggambarkan bagaimana Suatu kelompok data menyebar terhadap pusat data Pusat data, seperti rata-rata hitung, median dan ‘modus hanya memben informasi yang sangat terbatas, sehingga bila tanpa disandingkan dengan dispersi data akan kurang bermanfaat bagi analisis data. Di samping itu, dispersi data ‘sangal penting untuk membandingkan penyebaran dua distribusi data atau lebih. Range (Jangkauan) Skala Nominal Jangkauan suatu kelompok data adalah selisin nilai maksimum dengan nitai minimum data yang dapat menjelaskan kualitas data, Makin kecil ii suautu data, maka kualitas data tu ‘semakin baik, demikian juga sebaliknya. Namun demikian, karena terlalu sederhana, hanya mengandatkan nial maksimum dan nial minimum, maka jangkauan dikatakan terlaku teralu kasar untuk menggambarkan penyebaran data, sehingga dalam analisis data yang memeriukan tingkat ketelitian yang tinggi, ukuran dispersi data ini jarang dipakai ‘Skala yang mempunyai cir untuk membedakan skala ukur yang salu dengan skala ukur yang lain, Pada skala nominal data hanya bisa diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori ISTILAH | PENGGUNAAN a Deviation (Simpangan) ‘Sebagal indeks variabilitas atau indeks penyebaran untuk menge!ahui seberapa besar penyimpangan, dalam suatu pengukuran PENGERTIAN Komoditas Besar- vine Jumbah keclinya ‘Beras Zhan jumiah cro [1S ton. Hen ils Kedelad Tien asin Kopi 14 ton Soc aeah Than —13 ton ae sebelah tidak menunjukkan urutan dan rangking, ‘adinya penempatan jenis komoditas ekspor bisa ditukor-tukar sehingga beras bisa ditempatkan. paling bawah dan kopi ditiampatkan paling atas. komoditas ekspor ini suling lepas {mutually exclusive), artinya tidak mungkin jumiah beras 2 ton itu pada saat yang sama juga jumiah CPO. ‘Skala yang selain mempunyal orl untuk fmembedakan juga mempunyai ciri untuk mengurutkan pada rentaagan tertentu. Pada skala ordinal, satu kategor lebih tinggi daripada Kategori berikutnya. Rentang skala ditentukan sebagai benkut: Istimow Baik Rata- Kurang Kurang rata balk daripada kategori balk, namun tidak bisa dikatakan bahwa Kategori istimewa dua kali lebih-baik danpadca yata-rata, karena: skala tidak sama. Dapat bemilai * (positif) atau — (negalif), tergantung letak sul skor di atas atau di bawah mean, dan jumiah semua penyimpangan ity sama dengan nol. PENGERTIAN Seperti pada perhitungan: simpangan rata-rata, Rata-rata kuadrat selisih alau kuadrat simpangan Deviasi fata yang ada secara statistika dari semua nilai data terhadap rata-rata hitung Rumus variansi - untuk data barkelompok «dengan. n= Sof + untuk data tidak berkelompok odle- Dala Modal 40 perusabaan sebagai sampel | eau Hi if | 2405,9024 | 12-120 [416 | 4| so1a7a5 1205,1280 340.6048 73,8072 Maka varians data modal tersebut adalah Da) 100157 son nat Disebul jaga simpangan baku, adalan akar pangkat dua dan variansi. Rumus standar deviasi: > untuk data berkelompok ~_untuk data tidak berkelompok ISTILAH PENGGUHAAN dapat dan peru dilakukan bila telah diketahul bahwa ada hubungan yang signifikan antarvariabel yang PENGERTIAN Bagaimana kekuatan atau Keeratan hubungan dua kejadian, = Koefisien determinasi ~ Koefisien korelasi Rumus keefisien koretasi adalah akar dari koefisien determinasi, menjadi: pea \ro-rF 4) nilai r= -1, disebut korelasi lincar negatit (bertawanan arah); artinya terdapat hubungan ue - dengan variabel ¥ > uji hipotesa menunjukkan hubungan sebaliknya [2) nilai r= 1, disebut koretasi linear positif (searah), artinya terdapat hubungan positif yang sempuma antara variable X dengan variabel Y > uji hipotesa hubungan terbukii |3) niilai r= 0, disebut tidak berkorelas| secara linear, artinya tidak terdapat hubungan antaca variabla X dengan variabel ¥ > uji menunjukkan hipotesis tidek terbukti ada _hubungan, 2 LAMPIRAN 9 EVALUASI! ATAS HASIL EVALUASI {INERJA INSTANSI (META EVALUATION) LAMPIRAN 9 Evaluasi Atas Hasil Evaluasi Kinerja Instansi (Meta Evaluation) TUJUAN EVALUAS! Tujuan evaluasi atas hasil pengukuran kineqa dan evaluasi intemal (disevut juga meta evaluation) adalat; 1 Untuk metihat sejauh mana proses evaluasi sebagai bagian dari kegiatan penilaian sendiri (self assessment) telah dilakukan oleh instansi pemerintah Dersangkutan . Untuk meyakini kewajaran penyajian informasi kineria oleh instansi yang dievaiuasi, LANGKAH-LANGKAH EVALUASI Oleh karena hal ini sebagal bagion dari evaluasi menyelurun terhadap LAKIP, maka evaluator LAKIP periu meiakukan beberapa langkah berikut ini 1. Mendapatkan informasi mengenai perencanaan evaluasi yang dilakukan oleh instansi/unit kena, untuk kemudian melakukan ideniifikasi dan analisis menyenai 8. Sejauh manakah perencanaan ovaluasi telah diterapkan, dengan mengidentifikasi - 1) Apakah terdapal sistem formal yang merupakan bagian yang terintagrasi dari pengukuran Kinerja, 2) Apakah evaluasi berdasarkan suatu sistem yang formal yang meliputi perencanaan, maupun pengendalian evaluasi. b. Apakah perencanaan evaluasi mencakup : 1) Ruang-lingkup evaluasi, 2) Metode/teknik evaluasi yang digunakan. 3) Sumberdays yang digunakan, termasuk di datamnya tenaga, biaya, dan waltu '& Apakah rencana evaluasi ini ditakukon defigan mempertimbangkan informasi yang akan dihasilkan. d. Apakah perencanaan evaluasi ini dikomunikasikan atau disetujui oleh pejabat yang berkompeten. Mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan evaluasi, yang antara Iain dapat digunakan dalam mengideniifikasi dan menganalisis mengenai - @. Apakan dalam melakukan evaluasi telah dibentuk tim yang dengan jelas ‘Menunjukkan tugas dan fungsinya masing-masing, b. Apakah dalam kegiatan evaluasi telah dirancang dengan balk, termasuk Mengidentifikasi mekanisme/pfosedur evaluasi yang balk c Program evaluasi. @. Apakah dalam melakukan evalasi telah dibual langkah-langkah guna pelaksanaan evaluasi, yang dapat menunjukkan mengenal lujuan evaliasi dan langkah-langkah yang dilakukan dalam evatiasi 3, Mendapnikan informasi tentang kegiatan _penqawasan/supervisi yang dilakukan selama Kegiatan evaluasi, yang antata lain dapal mengidentifikas, mengenai a. b, Apakan teiuapat mekanisme supervisi bagi keq@atan evaluasi Sejauh mana mekanisme ini telah berjalan. |. Mendapatkan informast mengenai substansi yang menjadi bahan evaluas AKIP instansi, Fvaluasi te-hadap pengukuran kinerja yang dilakukan oleh evaluator paling tidak akan meliputi evaluasi dalam setiap tanapan berikut ; ane Penetapan Indikator Kinerja 1) Penetapan awal indikator kinerja dan penetapan data awal 2) Pengembangan indikator kinene 3) Penggunaan manajemen yang berorientasikan hasil Penetepan Standar Kinera Pengumpulan Data Kinerja Pengukuran Kinerja 1) pengukuran kinerja secara umum 2) Pengukuran Kinerja yang dititikberatkan pada orientasi kepada hasil 3) Pengukuren kiesja yang mengukur hasil dan menghubungkannya dengan penggunaan sumber daya (input) 4) Analisis hasil pengukuran kinerja 5) Infermasi kontekstual yang dibutuhkan untuk menginterprestasikan indikator keberhasilar: secara akurat Evaluasi Pengukuran Kinerja untuk membuat simpuian hasil evaluasi Mendapatkan informasi mengenai a informasi. dan dukungan informasi bagi pengambilan kesimpulan dengan mengidentifikasi dan melakukan analisis kewajaran informasi dengan perhatian terhadap hat-hal sebagai berikut : a, Keandalan data yang diperoleh, dengan memperhatikan sumber atau cara perolehan informasi sebagai berikut : 1) Sejaun manakah keandalan informasi yang diperoleh dengan cara melakukan wawancara orang-perorang? 2) Ssjauh manakah keandalan informasi yang diperoleh dengan cara menyebarkan dattar pertanyaan? 3) Sejaun manakah keandalan informasi yang diperoleh melalui file ataupun catatan lain yang tersedia? 4) Sejauh manakah keandalan intormasi yang diperoleh dari kegiaian wawancara yang dilakukan oleh sekelompok orang (grup)? 5) Sejauh manaksh keandalan informasi yang diperoleh melalui pengamatan? . Kewajaran dalam thal dukungan informasi, dan dalam pembuatan Keputusan-keputusan, dengan melakuken identifikasi dan analisis mengenai bagaimana dalam membuat penyimpulan dengan titik berat perhatian pada 1) Apakah dalam proses evaluasi dilakukan peringkasan-peringkasan ferhadap data yang dibutuhkan ? 2) Apakah dalam proses evaluasi terlihat proses dukungan informasi ? 3) Apakair proses pembuatan keputusan dan pengembangan. allematit Fencana telah dilakukan dengan baik, yang antara lain melipuli kegiatani- kegiatan a) Adanya suatu kegiatan, berdasar informasi tersedia timbul suatu kebuluhan mengenai apakah sesuatu peru dimulai, dinentikan atau diubah b) Apa yang sebenamya dinginkan? 6) Pihak-pihak mana yang akan terpengaruh dengan kepulusan yang dibuat, baik intemal organisasi maupun ekstemal organisasi d) Sumber daya apa yang dibutuhkan, dan siapa yang akan m-énolang suplainya? e) Biaya apa saja yang akan timbul? {) Tindakan apa yang menjadi prioritas utama? 4) Apakah dalam kegiatan evaluasi telah dikomunikasikan mengenai rencana-rencana selanjuinya kepada pihak yang berwenang ? 5) Apakan terdapat penenganan yang semestinya ierhadap reaksi yang mungkin fimbul dari hasil evaluasi ? 6. Mendapatkan informasi mengenai metode yang digunakan oleh instans! dalam metakukan evaluasi kinerja, dengan menitikberatkan perhatian pada hal-hal berikut = a) b) 2) a) Apakah metode yang digunakan cukup untuk memperoleh kesimpulan yang memadai Menganalisis. dan menguji kesimpulan yang diperoieh terhadap kinera ‘erganisasi yang dievaluasi, dengan perhatien pada cara-cara pengukuran Kinerja_yang dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain : 1) Pembandingan antara kinerja nyata dengan yang direncanakan_ 2) Pembanndingan antara kinerja nyala dengan standamya 3) Pembandingan antar kunun waktu 4) Pembandingan antar unit organisasi yang sejenis Mengenalisis dan menguji substansi evatuas! dalam mengukur kinerjanya, yaitu: 1) Apakah pengukuran kinerja ditiikberatkan pada orientasi kepada dampak (impact) 2) Apakah pengukuran kinegja dilitikberatkan kepada hasil (output) 3) Apakah pengukuran kinerja dititikberatkan kepada proses atau input sumber daya yang digunakan, Melakukan analisis dan pengujian terhadap hasil analisis yang dilakukan Instansi pemerintah yang dievaluas| mengenai kinerja. Dalam butir ini titik berat analisis dan evaluasi adalah: 1) Apakah dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan identifikasi Perumusan, dan pendefinisian masalah yang wajar (analisis yang dilakukan organisasi yang dievaluasi bisa saja dikaitkan dengan sumberdaya, proses, motode kerja maupun sebab-sebab skstemal organisasi tainnya). Apakah dalam melakukan analisis dilakukan secara berjenjang sesuai dengan keahlian atau wewenang? (Hal yang terpenting dari penitaian kinerja ini adalah bagaimana obyek yang dievaluasi menemukan sebab tidak tercapainya Kinerja, dan bagaimana mereka menemukan alterati pemecahan masatah 2) 3 Tahapan proses ini cukup kriiis sehinyga peru perhalian yang sewajamya), 7. Melakukan penitsian dan penguiian apakah simpulan yang dibuat telah wajar Sesuai dengan metode yang digunakan, merupakan hasil yang optimal dan merupakan hasil komitmen bersama organisasi 8, Mendapatkan informasi mengenai penagunaan hasil evaluasi LAKIP, termasuk kepada siapa evaluas! ini ditujukan, dan melakukan identifikas! apakah hasil ‘evaluasi Ini dirasakan mantaainya bagi seluruh komponen organisasi. 8. Mendapatkan informasi dan molakukan evalussi_dan_analisis_mengensi i-stri han sebagaimana dikemukakan dalam hasil evaluasi memang dimantaatkan secara optimal oleh seluruh komponen organisasi. LAMPIRAN 10 REVIU INDIKATOR KINERJA LAMPIRAN ; 10 REVIU INDIKATOR KINERJA Pendahuluan Indikator kinerja adalah ukuran-ukuran yang menggambarkan seberapa jauh suatu program/kegiatan mencapai tujuannya. Indikator memberikan penjelasan secara Kkhusus apa yang @kan diukur untuk menentukan apakah tujuan Sudah lercapai Indikator kinerja dapat bersifat kuantitatif atau bersifat kualitatif. Indikator kinerja adalah inti sistem pengukuran kinerja. Indikator kinerja Mendefinisikan data yang akan dikumpuikan untuk mengukur kemajuan dan memungkinkan hasil nyata yang dicapai dalam suatu kurun waktu dibandingkan dengan hasil yang dirancanakan. Jadi, indikator kinerja adalah suatu alat manajemen yang penting untuk mencistakan keputusan berbasis kinsqa mengenai strategi program dan kegiatan, Di samping Itu, indikator kinerja juga dapat digunakan untuk memberikan orientasi dan motivasi kepada pegawal dalam mencapai tujuan, mengkomunikasikan hasil yang dicapai suatu instansi kepada pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan melaporkan hasil capaian kinerja instansi kepada pihak-pihak yang bekepentingan Reviu indikator kinerja meliputi_reviu terhadap Indikator kinerja itu sendiri dan reviu ternadap capaian indikator kinerja. Jadi tidak hanya reviu hasil pengukurannya akan tetapi juga melakukan penelitian terhadap alat ukurnya sendin, Sekall kita menggunakan suatu alat ukur hendaknya kita yakin akan keandalannya, sebab apabila alat ukur kinerja ataupun tolok ukur kinerja bukan merupakan alat ukur yang baik akan dapat menyesatkan. Reviu indikator kinerja ini dilakukan untuk mendukung reviu pencapaian sasaran, Reviu Terhadap Indikator Kinerja 41. Reviu terhadap masing-masing indikator Kinerja Revit indikalor kinerja dilakukan dengan metakukan penilaian terhadap kuulitas dari masing-masing Indikator kinarja yang ditetapkan oleh suatu organisasi! instans!, yaity dengan melihat pemenuhan kniteria indikator kinerja yang baik Kriteria indikator kinerja yang balk adalah : a, Langsung. Suatu indikator kinerja harus mengukur sedekat mungkin dengan hasil yang akan divkur. Indikator kinerja tidak seharusnya dikaitkan Pada tingkat lebin tinggi atau tebin rendah dibandingkan dengan hasil yang Giukur_ ‘Contoh: [ Hasil yang akan diukur Indikator Kinerja Peningkatan penggunaan metode| @. Ganyaknya alat konirasepsi keluarga berencana yang digunakan, b daryaknya pen yuluhase penggunaar —alat_konivas, yang digkwkan olen BKKBN, “Banyaknya alat kontrasepsi yang digunakan” adalah ukwran langsy Gari suatu hasii (outcome) “peningkatan penggunaan metede kel berencana’. Tetapi “banyaknya penyuluhan penggunaan lat kontrasess yang dilakukan oleh BKKBN’, bukanlah ukuran langsung dan suaty hey (outcome) tetapi baru merupakan ukuran dari suaty. output . Jka tidak memungkinkan untuk menggunakan pengukuran langsung, maka salu atau lebih indikator pengganti mungkin dapat digunakan Misalnya kadang-kadang data yang valia dalam pengukuran langsung tidak dapat diperoleh _sesual yang diperukan instansi, maka diperlukan indikalor Pengganti agar dapat untuk msmborikan informas! mangenal xemajuan suaty hasil pada seatnya. Pengukuran pengganti adalah pengukuran pengganti yang dihubungksy dengan hasil dengan menerapkan satu atau lebih asumsi Contoh: Hasil yang akan diukur indikator Kinega Peningkatan pendapatan masya-| Indikator kinerja langsung “ingkal| rakat di suatu wilayah desa, pendapatan masyarakat” Indikator kinerja pengganti yang| mungkin dapat digunakan prosentase keluarga di dese yang rumahnya berfantal semen Prosentase keluarga di desa yang memilliki radio, sepeda, atau televish Asumsi yang digunakan: Apabia Suatu keluarga memiliki pendapatan yang lebih, mereka akan membell barang tertentu seperti yang dikemukakan di atas . Apabila bukth meyakinkan dan asumsinya adalah mamadai ( misall berdasarkan riset atau pengalaman| di tempat lain) maka indikator kinera pengganti = dapat. «= merupakan| indikator kinerja yang memadal, meskipun lidak seakurat pengukuran langsung a= b, Obyektif. indikator yang obyektif tidak memiliki kerancuan‘keragua" {ambiguitas) mengenai apa yang akan diukur dan memiliki relevansi yaa kuat dengan yang diukur. Obyektivitas suatu indikator ditantukan olen } indikator tersebut. Lintuk Indikator makro, dapat dikatakan cbyBkt apabila memiliki Satu atau febih dimensi dan tepai secara operasional, dimona setiap dimensi yang ada dapat menggambarkan suatu fenomens tertenty setiap saat Sedangkan indikator mikro, dapat dikatakan obyektif apabila hanya memiliki satu dimensi dan tepat secara operasional Tepat secara operasional artinya (tidak ada kerancuan/keraguan (ambiguitas) atas data apa yang akan dikumpulkan untuk suatu indikator, Contoh makro indikator Kinerja Koterangan Indeks pembangunan manusia Indeks Williamson Terk Karena untuk _menggam- barkan kesejahtersan sosial suatu deeran tertentu diukur dari scien pemerintah berhasit mmeningkatian kualitas pembangun- an manusia yang memiliki dimensi antara lain -mutu oendidikan, derajat Kesehatan, den pendapaten per kapita masyarakat. ‘Tepat karena untuk menggambarkan pemerataan pembangunan ekonomi suatu daerah tertentu divkur dari tingkat penyebaran pertumbuhan ekonomi anter suatu daerah di wilayah tertentu yang —mamniliki Contoh mikro : Indikator Kinerja Keterangan Jumlah perusahaan eksportir yang berhasil, Jumiah perusahaan eksportir yang mendapatkan peningkatan minimal sebesar 5% Masih —argumentatif, _karena pengertian eksportir yang berhasil masih = mengandung —_beberapa dimensi dan kurang tepat secara operasicnal, sehingga dapat. manimbulkan bias, Lebih tepat dibandingken poin a, karena pengertian eksportir yang berhasil hanya memilikt satu dimensi dan tepat secara _operasional, sehingga tidak bias. . Spesiiik. indikator kinerja harus sesuai dengan program dan atau ‘kegiatan sehingga mudah dipahami dalam memberikan informasi yang tepat tentang hasil atau capaian kinerja dani kegiatan dan atau sasaran. Gonton : ‘Sasaran IndikatorKinerja | Pengukuran Keterangan Meningkat- [1 Jumiah ~ masya-| Jumiah penduduk | Indikator kan tingkat| cakat yang melek| yang dapat membaca| satu sampai_ tiga kualitas huruf dalam | huvuf latinjumiah | dapat dikatego. Pendidikan | tahun x mencapai| penduduk. rikan spesifik Masyarakat} 2% . |. Tingkat partisi-|Persentase — jumlah pasi pendidikan| murid — (SD.SLTP, masyarakat ( SD,/ SLTA, PT) ternadap SLTP|SLTAPT) |jumlah — penduduku dalam tahun x,/usia_ sekolah (SD, mencapai a% SLTP, SLTA, PT) B. Tingkat keterse-|Jumiah murid (SD, digan —_sarana| SLTP.SLTA,PTY Pendidikan dan|Jumieh —_ ruangen tenaga pengajar|kelas (SD,SLTP, dalam tahun x ,| SLTA, PT) mencapai a% | Jumlah murid (SD.SLTP.SLTA,PTY Jumiah guna (SD, | SLTP,SLTAPT) @. Cukup. Sebagai suatu kelompok indikator kinerja dan indikator indikator pendukungnya seharusnya secara cukup dapat | mengukur hasil Pertanyaan yang sering dikemukskan adalah; “Berapa indikator kiners yang harus digunakan untuk mengukur suatu hail?” Jawaban atas pertanyaan tersebut tergantung pada a) kompleksitas hasil yang.akan diukur; b) sumberdaya yang tersedia untuk memonitor kinena; dan c) jumlah informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang mamadal. Untuk hasil yang sifatnya langsung dapat diketahul serta mempunyai pengukuran yang benar dan terbukti, satu indikator sudah dapat dianggap cukup. Namun untuk hasil yang sifatnya tidak fangsung, satu indikator mungkin tidak cukup, sehingga perlu beberapa indikator untuk mengukur hasil, Untuk menentukan beberapa indikator yang akan digunakan pertu dipertimbangkan keseimbangan antara sumberdaya yang tersedia untuk pengukuran kinerja dan jumlah informasi yang diperukan manajer untuk membuat keputusan yang memadai Namun_ demikian hindari terlalu banyak indikator, Conteh: Satu sasaran dengan satu Indikator Kinerja Sasaran |___Indikator Kinerja Cara Pengukuran | Meningkatkan tingkat | Tingkat partisipasi|Persentase —_jumlah partisipasi pendidikan | pandidikan masyarakat| murid (SO,SLTP,SLTA, masyarakat sebesar |(SD,SLTP,SLTA.PT) | PT) terhadap_jumlah % dalam tahun —_| dalam tahun 200%. murid (SD;SLTP.SLTA, 200x PT) Satu sasaran dengan beborapa indikator kinerja Zasaran Tndikator Kinoqa Gara Pengukuran Meningkatkan Dimensi Nilai Tambah Perekonomian Jumiah PORB dalam| Produk © Domestik Daerah tahun 200X (Rp Milyard) | Regional Brito (Rp Angka persentase Laju| Milyar) Pertumbuhan = PORB| % kenaikan dibanding- Hs tahun 200X kan tahun fal Tingkat distribusi penda-| Penggunaan rumus patan masyarakat Koefisien gini Inventast Jumiah Investasi| Pembentukan — Modal Domestik dalam tahun| Tetap Bruto : 200X (Rp Milyar) % Kenaikan Investasi Angka Persentasa Loju| dibanding tahun ialu Pertumbuhan = Investasi tahun 200% PAD Jumlah angka =PAD|Jumlah PAD (Rp tahun 200X (Rp Milyard) | Milyard) Laju Pertumbuhan PAD|% Kenaikan PAD tahun 200x dibanding tahun talu LL ©. Dapat dikuantifikasi, jika mungkin, dan dapat diobservasi sesuai karakteristik hal yang diinformasikan. Indikator kuantitatif adalah indikator dalam angka (umiah atau prosentase nilai dolar, tonase disb). Indikator kualitatif adalah indikator yang bersifat pengamatan deskriptif (pendapat ahi atas suatu kekuatan instansi atau penjelasan mengenai suaty perilaku), Meskipun indikator kuantitatif tidak lebih obyektit, ketepatan angkanya memungkinkan kesepakatan atas data mengenai hasil, dan biasanya lebih disukal Namun, meskipun incikator kuantitatt yang efektif digunakan, indikator kualitat Gontoh: dlukur Hasil yang akan dapat mendukung angka dan prosentase 6, kekayaan yang dimiliki informasi yaiig menghidupkan hasil program, gan | Keterangan Kualitas Hidup Kapasites SDM indeke Pembangunan Manusia (HDI) (Angke rata-rata kualitas SOM) Populasi penduduk di perkotaan (Prosentase penduduk yang tinggal di perkotaan terhadap total penduduk) Kualitas pelayanan kesehatan, (Tingkat pelayanan ke- sehatan di daerah/ provinsi menurut masya- fakat . Dengan membe- fikan kuesioner kepada masyarakal yang diten- tukan sebagai Tingkal — pengetahuan aparatur Tingkal —_kepercayaan masyarakat pada aparatur Kuantitat!, dapat gig kur dan diobservas Kuantitatit capat diukur dan diobservas) Kualitatif. capat > skur den. ciobservasi i ' [Kuaitatif. sult coker dan diobservasi Kualitati{, sult cukur dan diobservasi DirincV/dipilah, Jika mungkin, Merinci/memilah hasil program oi = 7gka masyarakat dari Segi jenis kelamin, umur. lokasi, atau dimensi “2 nny biasanya peniing dari sudut pandang manajer, Pengalaman menun, -kkan Pengembangan kegiatan sering memertukan pendekatan yang be-dodz untuk kelompok yang berbeda dan mempengaruhi kelémpok te-sebui dengan cara yang berbeda. Data yang terinci membantu menelusun ezakar kelompok tertentu berpartisipasi atau tidak, dan manfaat melcatkan kelompok tersebut dalam kegiatan. Oleh karena itu, adalah baik zahwe indikator kinerja yang baik harus sensitif terhadap perbedaan tersebu: Contoh . Indikator Kinarja_ Tingkal Partisipast ak dirinci| __Indikator Kinerja yang dir vandidian | © Angka partisipast kasar SD + Anaka pantisipasi kasar SLTP + Angka partisipasi kasat SLTA Angka partisipasi muri SD Angka partisipasi murni SLTP Angka partisipasi mumi SMU + SMK Rasio jumiah gut terhadap| + Rasio jumlah guna terhadap murid murid ‘sD. * Rasio jumiah guru terhadap murid SLTP. + Rasio jumlah guru terhadsp murid ‘SMU + SMK Motu hasil pendidikan » Rata-rata nilai ujian akhir masional SD * Rata-rata ili ujian akhir nasional ‘SLTP * Rata-rata’ nilal ujian akhir nasional SMU + SMK Rasio Kualitas guru + Rasio guru layak mengajar SD * Rasio guru layak mengajar SLIP 5 * Rasio guru layak mengajar SMU + SMK + Rasio ketidaksesualan gun temhadap mata pelajaran @. Praktis. indikator kineja dikatakan praktis apabila data dapat dipersieh pada saat yang tepat dengan biaya yang wajar. Maniajer memerlukcn data yang dapat dikumpulkan setiap kali dibutunkan untuk memberikan informasi kepada mereka mengenai suatu progres dan untuk mempengaruhi keputusan, Instansi harus. menyadari bahwa untuk mendapatkan informasi kineja. yang berguna akan mengeluarkan biaya yang wajar, bukan bertebihs, Berdasarkan pengalaman instansi biaya evaluasi kinerja lersebut jumiahnya antara 3-5 % dani jumtah sumber daya program, h, Dapat diyakinl. Pertimbangan terakhir dalam memilih indikator kinerja adaiah apakah kualitas data yang diperoleh telah cukup memadai untuk Pengambilan keputusan. Namun yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah tentang “standar kualitas data yang bagaimana yang diperlukan akan berguna? Data yang dipertukan seorang manajer proaram untuk membuat keputusan yang baik mengenai suatu program tidak peru setara dengan standar rigid yang dicari ilmuwan sosial Contoh ; Oata tentang jumlah penduduk yang terserang penyakit demam berdarah di sualu wiayah untuk kepentingan Instansi dinas Kesehatan, data dapa, diperoien cukup dengan suatu survei singkat dengan biaya keail dan tds, periu penelifian yang rumit Sebaliknya data tentang dampak Program Pengurangan Subsidi BBM bagi masyarékat tidak cukup hanya dilakukan dengan suats survei yang soderhana saja, tetap! diperlukan suatu penelitian yang mendalam Hai-hal iain yang juga harus diperhatikan evaluator dalam melakukan Reviy masing-masing indikalor kinerja adalah 1. Meyakinkan apakah indikator Kinerja diletapzan melalui proses konsultasi yang memadal dengan pihak intemal maupun dengan pinak ‘ekstemal instansi sesual dengan aspek yang ditetapkan indikator kinerjanya. Agar tetap dapat berfungsi dengan baik seharusnya indikator kinerja direviu secara berkala dan berkesinambungan sehingga tetap dapat dipercaya sebagai bagian dari suatu sistem pengukuran kineja yang handat 2. Waktu dani biaya merupakan aspek penting yang harus dipertimbangkan daiam pengumpulan dats agar tercipta efeklivilas biaya (cost. effectiveness), sehingga perl dianalisis apakah penetapan indikator kinerja juga telah mempertimbangkan pengumpulan datanya. 01 samping itu indikator kinerja ditetapkan dengan persetujuan pimpinan untuk mendapatkan komitmen pimpinan, khususnya dalam alokasi sumber-sumber daya instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 3. Meyakini apakah likator kinena yang telah ditetapkan telah dikomunikasikan pada Setiap tingkatan unit organisasi yang terkait untuk mengetahui dan menetapkan pihak yang bertanggung jawab dalem mencapal target kinerja dan untuk memperbaiki kinerja. Jika tardapal febin dai satu unit organisasi yang berkepentingan terhadap salu Indikator kinerja, maka harus ditantukan unit organisasi yang bertungs! ‘sebagai leader dalam pencapaian target 2, Reviu Terhadap Satu Set Indikator Kinerja Selain metakukan reviu terhadap masing-masing indikator kinerja, evaluator perlu melakukan reviu terhadap satu sel indikator kinerja. Hal ini peru dilakukan karena penetapan indikator kinena oleh.suaty organisasi horus malinat Konteks. penggunaannya. Satu set Indikator kinerja yang digunakan untuk menguikur keberhasilan sualu program tentulsh berbeda dengan salu s% indikator kenerja yang digunakan di dalam mengukur keberhasilan organisas! unit kerja Contoh: Sasaran : Menurunnya tingkal kematian Ibu dan anak Program! indikator kinerja Keterangan Kegiatan Program 1) Gakupanimunisasicampak | indikator satu (1) Imunisasi sampai dengan dua 2 Gakupan jmunisasi hepatitis B. 3) Cakupan imunisasi BCG 4) Cakupan perbaikan gizi iby dan anak 5) Angka kematan iu hamilt melahirkan. Angka kematian anak, § 7 Banyaknya ibu hamil yang memeniksakan din sadini mungkin Banyaknya posyandu aktif 9) Banyaknya instrumen dan media penyuluhan kese- hatan, 10) Banyaknya kader posyandu, 11) Rasio antars jumiah dokter dengan jumiah penduduk. 12) Rasio tempat tidur rumah, sakit dengan penduduk. belas (12) merupakan satu set indikator kineja untuk mengu- kur keberhasilan pro- gram imnisasi, Reviu terhadap satu set indikator kinerja dilakukan dengan meneiit! atau menelaah dusbelas (12) indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program imunisasi dengan mempertimbangkan karakteristik kualitas indikator kinerja yang baik; penting dan menjadi prioritas program, Dari ke duabelas indikator kinerja tersebut setelah ditelitiditelaah mungkin indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan dan kegagatan program imunisasi hanya 8 ( delapan ) indikator kinerja. Reviu Terhadap Keselarasan Indikator Kinerja Reviu terhadap keselarasan indikalor kinerja dilakukan dengan meneiiti atau menelaah keselarasan indikator kinerja. antar komponen Rensta dan keselarasan indikator kinerja unit organisasi yang terkait daiam mencupal suaty sasaran dan tujuan yang sama Dalam menelitiimenetaan keselarasan indikator kinerja antar komponen Renstra, evaluator harus memperhatikan gambar berikut Kin erts ‘Gambar : Ketorknitan indikator kinerja dalam komponen Renstta Hal lain yang harus diperhatikan dalam reviu satu set indikator kinerja inl adalah permasalahan beahwa jumlah indikator harus cukup memadal dibandingkan kebutuhan akan pengukuran kinerja. Jumiah indikator lebih dari satu tidak menjadi masalah sepanjang bisa memenuhi fungsinya dalam mamberikan informasi untuk perbaikan kinerja. Jadi banyak sedikitnya indikator kinerja memang tergantung kebutuhan manajemen. Batssan angka yang “lazim* dipakai sebagai noma untuk menentukan jumlah indikalor kinerja sebenamya tidak ada. Tiga, empal atau lima indikator saja mungkin bisa dianggap baik. Akan tetapi sebaliknya, sepuluh, limabelas atau seratus juga mungkin saja beik, asal bisa mengeloia dan menggunakannya. Untuk menelitifmenelaah keselarasan indikator kinenja unit organisasi yang terkait dalam mencapai suatu sasaran dan tujuan yang sama, evaluator haus. memperhatikan gambar berikut - Keselarasan Renstra dalam Lingkungan Pemerintah Daeraly” Melalui Keselarasan IK Gambat : Keterkaltan indikator kinerja antar unit organisasi yang terkait Untuk melihat keterkaitan dan keselarasan antar indikator kinerja evaluator dapat unakan metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif, Melode analisis kualitatif dapat dilakukan dengan logika program, (program logic) dan metode analisis kuantitatif dapet dilakukan dengan metode statistik. ‘Contoh : Keselarasan Indikator Kinerja dalam Komponen Renstra. Rumusan Komponen Komponen Indikator Kinerja Renstra Resetrs Jamiah Tujyan Strategis ae eed melek huruf dalam tenon imanyerakal xmencapai 2% } Tingkat partisipas! pen- didikan ——masy. (SD, SLIP.SLTAPT) dalam tahun x, mencapai a% } Tingkat ——_—ketersediaan ‘Sasaran Strategis | Meningkalnya tingkat| % masyarakat yang melek melek huruf| hurw! “latin: dalam tahun masyarakat 200x sebesar'a% Program dan Pendidikan anak-| Jumlah anak-anak - putus, Kegiatan anak putus sekolah| sekolah yang mengikutt i luar sekolah Pendidikan di luar sekolah dalam tahun 20x sebesar| orang Contoh : Keselarasan indil:atar kine:jz aniar unit organisasi, Pemerintah Provinsi Unit Kerja Keterangan | ‘Sasaran Indikator Kinerja Sasaran Indikator | _ - »_ Kinerja Meningkatnya ningkalan P°- | Meningkainya * Luas Balai unt kk prods uke sektor per, | Sarana~-dan| Beni induk | oinas tanaman low Dee den | Efasarana | (8) yo dk | tanaman pangan — dan Palawija b%, dan | Tanaman | sempumakan | pangan holtikultura, Sayurmayurc | Bangan Pbk taal yo : jt | Saprod: eae [mae foe al, terbentunya Pokja | Pe" man tee | Bites tate Indust Kecil| dusirian dan dan ee ar Perdagangan nya. temu rey !_usaha kegiatan Same” [amen poemee, lea oe penduduk hesetatan kecamatan wectitet doles ya Kesehatan Jumiah masyarakal | berobat bantu- yang mempunyai | anPMT-AS akses pelayanan Perbaikan gizi kesehatan ‘bu ham mi pemantau- an status giz! 4. Reviu Terhadap Capatan Indikator Kinerja Reviu terhadap capaian indikator kinerja dilakukan dengan melakukan pembandingan antara fealisasi suatu capaian dengan target yang ditetapkan dalam rencana, standar, patok duga (benchmark) atau dengan realisasi pencapaian periode yang lalu. Cara yang digunakan dalam metakukan reviu ini sama saja dengan reviu pencapaian sasaran, yang intinya menggunakan analisa celah kinerja (performance gap analysis), yaitu membandingkan dan kemudian mencani informasi mengapa terjadi perbedaan (gap) antara realisasl capaian dengan data pembandingnya. Analisis tersebut dapat dilakukan dart berbagai aspek yang meliputi aspek: kebijakan, strategi, organisasi, perencanaan, penganggaran, ketatalaksanaan, metode kerja, SDM, peralatan, pelaksanaan, pelaporan, pengawasan, budaya kerja, sistem informasi dan komunikasi, dan lain-tain, Hal yang cukup sulit adalah menentukan simpulan ferhadap hasil pengukuran capaian indikator kinena int secara keseiuruhan, Terdapat beberapa cara yang bisa dilempuh oleh evaluator dalam menyimpulkan hasil pengukuran Pencapaian indikator kinerja ini secara keseluruhan, yaitu 1. Menghitung rata-rata semua capaian indikator lanerja yang ada, dengan perhitungan rata-rala sederhana Menentukan hal-hal yang penting (milestone) dan kegiatan atau pragramnya terlebih dahuli, kemudian melihat beberapa indikalor penting di dalamnya, baru kemudian secara kualitatif menentukan tingkat capaian (accemplishment) atau keberhasilan organisasi. n 3, Menentukan beberapa indikator penting saja, kemudian membuat daftar (list)-nya dan menyimpulkan secara umum berdasarkan nilal (angka) capaisn individual, dengan mempertimbangkan frekuensi (modus) dan tingginya rita. Cara yang pertama sekedar penyederhanaan yang kurang baik, tapi sangat Mudah untuk dilakukan. Cara kedua bisa jadi evaluator sendid tidak dapat melakukan dengan baik, sehingga cara kedua ini tidak disarankan Cara keliga, dapat juga dilakukan oleh evaluator, akan tetapi sangat dianjurkan untuk melakukan proses konsultasi pada pihak ketiga yang abii dalam bidang ini atau paling tidak berkonsultasi dengan seluruh tingkatan fim, yaitu ketua tim, ‘supervisor, wakil penanggung jawab dan penanggung jewab evaluasi. Setelah dilakukan pembandingan antara realisasi suatu capaian dengan rencana, standar, patok duga (benchmark) atau dengan realisasi pencapaian periode yang lalu, maka evaluator harus melakukan analisis terhadap angka capaian kineda ‘Apabila target rencana kinesja tidak tercapai maka harus ditelaah penyebab tidak tercapainya target rencana kinerja tersebut, untuk memberikan saran perbalkan. Analisis pencapaian sasaran tahun 200% No. | Sasaran | Indikator | Target | Realisasi | %Gap | Analisis - kineja | tahun | tahun 200x sasaran_| 200x 7 3 3 4 3S 3 7 Analisis Pencapaian Kinerja Kegiatan tahun 200% ProgramiKegiatan |Indikator |Target [Reaiisasi [% Gap | Analisis Kinerja 200x 200x 1 2 3 5S 6 LAMPIRAN 11 REVIU PENCAPAIAN SASARAN LAMPIRAN, 11 REVIU PENCAPAIAN SASARAN Reviu pencapaian sasaran organisasi instansi beserta imdikator kineyja dan largetnya. difakukan- dengan membandingkan antara target-targst_ dengan realisasinya dan kemudian jika program dan atau kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu beberapa tahun atau sepanjang waktu (mult: years), maka pera dibandingkan dengan reaksasi tahun lak. Revi pencapaian sasaran ini, juga digunakan untuk menguji secara lebih mendalam keselarasan sasaran yang ditetapkan dengan tujuan maupun visi dan misi organisasi intansi. Di samping ilu, reviu ini dilakukan dengan menelili ukuran kinerja atau indikator kinerja yang dipakai dalam mengukur keberhasitan pencapaian sasaran ini, Dengan demikian, reviu pencapsian sasaran tidak lerlepas dari reviu dan studi terhadap indikato: sasaran yang maenyertai rumusan sasaran yang ditetapkan. saran hanya bisa diakikan bils berdasarkan reviu ai, diprggap telah memenuhi jambarkan hasil {outcome atau ont! ej yang mefiputi heveluruhan, menitai kelayakan | elaktivitas biaya, seta mencari dan ai) SUSBtaN Reviu pencapaian 35 penilaian tingkat pena sasarfan, menilal efsiensi bia) menemukan peluang perbainsn cata fa! pete Reviu pencapaian sacuiuis sebaduiya jiya dilsngkapl denyan pembandingan data, antara lain: Rencana dengan reatisa Realisasi periode int dens: (ealisasi pariode savelumnya Rencana periode ini dengan rencana penodé lat Realisasi tahun ini dengan realisasi akumulasi sampsi dengan akhir tahun ini Realisasi tahun ini dengan capaian organisasi lain yang sajenis (ika ada) PSA. Pembandingan dilakukan dengan tuyjuan untuk melinat etektivitas pencapaian sasaran tahunan yang telah ditetapkan. Dengan cemikian, akan diperolen informasi yang"komprehensit inenigenai pencapaian sasaren (accomplishment) dalam rangia untuk mencanai visi dan misi organisas| Analisis trend juga dapat dilakukan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian antara capaian suaty tahun dengan capaian tahun-tahun tainnya secara keselurunan sebagai bagian yang tidak terpisahkan, Sedangkan pembandingan (benchmarking) dengan organisa) lain yang sejenis ditujukan untuk mengetahul kineria organisasi dalam kegialan inlinya (core business) bila dibandingkan dengan organisasi yang menjadi panutan untuk bidang tersebut. 1. Mengukur Pencapaian Sasaran Untuk mengukur pencapaian sasaran dilakukan dengan membandingkan anlara sasaran yang sudan ditetapkan dengan realisasi atau kenyataan yang dapat diwujudkan selama dan setelah program dilaksanakan. Jika Sasaran belum dirumuskan’ secara spesifik dan terukur maka harus dilakukan pengukuran dengan marumuskan indikator tercapainya sasaran tersebut. Jadi mengukur pencapaian sasaran dapat dilakukan sebagai berikut: Ursian Sasaran [Target Realisast % Atau: ‘Uraian Indikator Target [Eee Pencapaian ‘Sasaran 5 2, Penyimputar. Penyimpulan hasil pengukuran pencapgian sasaran dapat ditakukan dengan melinat capaian seliap sasaran dan menjelaskan angka capaian ralarata secara umum, kemudian merinci kembali (disagregasi) simpulan umum tersebut. Conteh: Dari proses pengukuran pencapaian setiap sasaran diperoleh angka sebagai berikut ‘Simpulan: Pada umumnya sasaran-sasaran dinas/instansi ini dapat dicapai dengan baik, kecuali dua sasaran yailu sasaran 8 dan sasaran C yang masing-masing hanya bisa tercapai 60% dan 70%. Atau Sasaran-sasacan tahun .... pada dinas{insiansi .... pada umumnya dapat dicapai dengan balk. Dan 9 sasaran yang ditetapkan hanya terdapat 2 sasaran, yang pencapaian rendah,

You might also like