Professional Documents
Culture Documents
transmisi adalah gangguan alam, seperti gangguan kilat terhadap jaringan transmisi
disebabkan jaringan transmisi yang melalu udara, panjang, tinggi dan tersebar
pemerisaian saluran transmisi adalah letak kawat tanah terhadap kawat fasa. Karena
kawat tanah saja, sehingga persentase kecil saja pada kawat fasa.
kilat bagi kehidupan, belum mendapat jalan untuk mencegah atau memanfaatkan
energi yang ditimbulkan oleh petir tersebut. Walaupun demikian ilmu pengetahuan
menusia tetap berkembang dengan kemajuan teknologi. Dengan salah satu alat
pengaman, kawat udara (Overhead Ground Wire) untuk melindungi kawat- kawat fasa
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memeperoleh ijazah sarjana
Dengan mengucapkan rasa puji syukur, lindungan dan ridho Allah SWT, serta
shalawat atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW maka skripsi ini dapat saya
bantuan dari semua pihak akhirnya tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik walau
dengan hati yang tulus ikhlas rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Zainal Arifin, M.Sc selaku ketua Sekolah Tinggi Graha Kirana.
2. Ibu Widyana Verawaty, ST, MM dan Bapak Ir. Sudaryanto selaku dosen
pembimbing.
3. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan Fakultas Teknik Graha Kirana yang
skripsi ini.
Akhirihul kalam saya mengucapkan Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kemudahan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini dengan
baik dan tak lupa saya doakan semoga Allah membalas segala pengorbanan dan
Wassalam
Penulis
Riswandi Hasibuan
DAFTAR ISI
ABSTRAK....................................................................................... ...........................
PENDAHULUAN
Pada akhir abad ke-19 sistem tenaga listrik dibumikan. Hal ini dapat dimengerti
karenapada waktu itu sitem-sistem tenaga listrik masih kecil, jadi bila ada gangguan
kawat bumi arus gangguan masih kecil (± 5 A). Pada umumnya bila arus gangguan itu
sebesar 5A atau lebih kecil busur listrik yang timbul pada kontak-kontak antara kawat
yang terganggu dan bumi masih dapat padam sendiri (Self Extinguishng). Tetapi
sistem-sistem tenaga itu makin lama makin besat\r baik panjangnya maupuan
tenaganya. Dengan demikian arus yang timbul bila terjadi lagi gejala-gejala “Arching
Grounds” semakin menonjol. Gejalan ini sangat berbahaya karena akan menimbulkan
Oleh karena itu mulai abad-20, pada saat sistem-sistem tenaga mulai besar
sistim-sistem itu tidak lagi dibiarkan terisolasi (Isolated) yang dinamakan system delta
tetapi titik netral system itu dibumikan mulalui tahanan atau reaktansi. Pembumian itu
Indonesia yang terletak pada daerah khatulistiwa, jumlah hari guruh sangat tinggi. Di
pulau Jawa jumlah hari buruh berkisar antara 90 – 200an. Sumber ganguan yang
paling besar disalurakan transmisi adalah gangguan sambaran kilat dan kemudian
Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang jelas m di
engenai perhitungan pelindungan pada jaringan transmisi tegangan tinggi. Dan pada
gilirannya penulis ini juga untuk memenuhi syarat kelulusan/pencapaian gelar sarjana.
transmisi tegangan tinggi seperti pembumian untuk penyaluran daya yang berlebih
Disini kawat tanah berfungsi sebagai pelindung (Shielding), energi sambaran kilat akan
dialirkan kedalam bumi melalui tiang atau menara yang dibumikan setelah lebih dahulu
Kita telah mengetahui bahwa kilat merupakan aspek gangguan yang berbahaya
tenaga dan tak mungkin dihindarkan, sedangkan alat-alat pengaman seperti : Arester,
Fuse Gap dan Rodgap terbatas kemampuannya maka untuk mengurangi akibat yang
di timbulkan sambaran petir digunkanla kawat tanah udara (Overhead Ground Wire)
BAB I. Pendahuluan
BAB III. Teori Gelombang Berjalan Pada Hantaran Udara Tegangan Tinggi
Didalam bab ini dibahas tentang kawat tanah udara (Overhead Ground
BAB V Penutup
PEMBUMIAN
hubungan singkat.
- Pada sistem yang besar tidak dibumikan arus gangguan itu relative besar ( > 5
A ) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri, hal ini akan
(sehat).
Peterson Coil. Terutama di Eropa pembumian dengan Peterson Coil itu telah dimulai
sejak tahun 1990, sedangkan Amerika SErikat baru dimulai sejak 1930-an.
Pada sistem yang tegangannya lebih besar (115 KV keatas) ada kecenderungan
perbandingan antara reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama dengan tiga, dan
perbandingan tahanan urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama
seluruh system.
2.2 Pemilihan Sistem Pembumian
Sistem yang tidak dibumikan adalah sistem dimana tidak terdapatnya hubungan
yang tidak disengaja antara konduktor sistem tersebut dengan tanah. Sistem ini telah
diinginkan.
Rele gangguan tanah akan berhasil dengan baik, tergantung dari besarnya arus
umumnya arus gangguan tanah besarnya berada pada batas-batas (25%-100%) dari
arus gangguan 3 fasa sistem yang dibumikan sistem yang dibumikan dengan tahanan,
Pada umunya kesuksesan dari rele gangguan tanah diperoleh bila arus
Untuk sistem yang dibumikan melalui tahanan yang besa atau melalui Peterson
Khusus untuk Peterson Coil biasanya dilengkapi dengan alat untuk menghubung
langsung titik netral ke bumi pada waktu terjadinya gangguan yang permanent, dengan
tujuan untuk memperbsar arus gangguan ke bumi dengan demikian rele anah yang
laporan komite, Lighting Arrester dibagi atas dua kelompok, yakni “Arrester tipe
Arrester tipe dibumikan dapat dipergunakan bila arus gangguan 1 fasa ke bumi
tidak kurang 60% dari arus gangguan 3 fasa. Kondisi diatas akan dipenuhi bila system
dibumikan secara efektif (Effective Grounding) atau X0/X1≤3.Sedang Arrester tipe tidak
dibumikan digunkan bilamana arus gangguan 1 fasa kurang dari 60% dari arus
gangguan 3 fasa Lighting Arrester adalah alat yang sensitife terhadap tegangan dan
hubungan antara kawat fasa dan bumi, maka tegangan dinamis pada Arrester tersebut
tidak boleh melampaui nilai tegangan untuk segala keadaan operasi sistem.
Tegangan dinamis kawat fasa ke bumi dari suatu sistem 3 fasa akan menjadi
tidak seimbang dalam keadaan gangguan tanah, dan besarnya tegangan ini
tergantung dari kondisi sistem pada saat terjadinya gangguan dan besarnya impedansi
pembumian.
BAB III
Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah disusun secara intensif
Persoalan gelombang berjalan ini sangat sukar, sehingga harus diadakan banyak
penyederhanaan supaya dapat dipergunakan untuk keperluan teknik pada saat ini
a. Kawat Tunggal
b. Kawat Majemuk
Begian terbesar dari suatu mengenai gangguan pada system ialah teori
Sampai saat ini sebab-sebab dari gelombang berjalan yang di ketahui ialah :
Semua macam sebab-sebab ini menimbulkan seya (surge) pada kawat fasa
disebebkan oleh kelebihan energi secara tiba-tiba pada kawat. Energi ini merambat
pada kawat fasa, sama halnya seperti kita melemparkan baru pada air yang tenang
pada sebuah kolam. Energi yang merambat ini terdiri dari arus dan tegangan.
sama dengan kesepatan cahaya. Pada kebel tanah kira-kira 500 ft/ µ sec.
Kecepatan Merambat
Apabila suatu gelombang energi listrik merambat sepanjang kawat fasa dengan
kecepatan yang sama. Kedua besaran ini dihubungkan oleh suatu factor proposional
Bila gelombang tegangan E sampai pada titik a, maka arus yang bersamaan dari
Muatan yang dibutuhkan untuk menaikan tegangan pada satu satuan panjang
Muatan ini diberikan oleh arus uniform yang mengalir pada kawat, dan
I = C E v ......................................................................................................... .(3.1)
Bila gelombang itu merambat sejauh x cm, maka energi elektrostatik pada
Wc = ½ C x E2 ........................................................................... .....................(3.2)
Bila L sama dengan induktansi kawat per cm, maka dalam waktu yang sama,
WL = ½ L x I2 .................................................................................... ..............(3.3)
Dimana :
Wc = Energi elektrostatik
WL = Energi elektromagnetik
C = Kapasitor
L = Induktansi
E = Tegangan batere
v = x / t ..................................................................................................... .......(3.4)
We = E I t
We = Wc + WL
Jadi : E I t = ½ C x E2 + ½ L x I2
EI = ½ C v E2 + ½ L v I2
2
v = ............................................................................................................ . (3.5)
CE/I+LI/E
Dari, I = C E v
E I
=
I CV
Substitusikan, diperoleh
2
v=
I/v+LCv
I
v= atau
LC
1
√
v = ± ................................................................................................ ...........(3.6)
LC
Untuk kawat hantaran udara jari-jari r dan tinggi h diatas tanah, mempunyai
1 2h
L= + 10 -9 Henry / cm............................................. ..........................(3.7)
2 r
adanya fluks didalam kawat (Internal Flux(, dengan pemisahaan distribusi arus merata.
Tetapi pada gelombang berjalan, “Transient Skin Effect” sangat besar, sehingga arus
berkumpul pada permukaan kawat. Dengan demikian internal fluks lingkup sangat kecil
2h
L = 2In 10 -9 Henry / cm ………………………………………………………(3.8)
2
10-11
Dan kapasintasinya : C = Farad / cm ............................................(3.9)
2h
18In
r
jadi dengan mensubtitusi persamaan (3.8) dan (3.9) kepersamaan (3.6) akan diperoleh
Dari persamaan (3.10) terlihat bahwa kecepatan gelombang berjalan pada kawat
hantaran udara adalah sama dengan kecepatan cahaya dalam hampa udara.
Sedangkan untuk kabel konduktor padat dengan jari-jari (r) dan isolasi
R 1 r2 r4 r6
L = 2 (In + - + + ) 10 -9
2 4 6
r 2 3R 12R 60R
Tetapi fluks lingkup dalam dapat diabaikan, karena r jauh lebih kecil dari R maka
r2
faktor dan seterusnya dapat diabaikan, maka akan didapat :
3R2
R
L = 2.10-9 In (Henry/cm) ............................................. ............................(3.11)
r
ε.10 -11
C= (Farad/cm) ...................................................................... ..........(3.12)
R
18 In
r
3.10
v= cm /detik ................................................................................... .......(3.13)
√ε
dari gelombang.
tail.
d. Polaritas (Polarity) yaitu polaritas dari gelombang positif atau negative. Suatu
E, t1 x t2
Jadi suatu gelombang dengan polaritas positif, crest = 1000 KV, front 3
a. =0
b =∞
e =E
b Gelombang eksponsial
a =∞
e = E e-at
a =0
b 0 bE terbatas (Finite)
E ∞
=(bE)t
a. = α – jw
b = α + jw
E = E0 / 2 j
e = E / 2j e –α t (e jwt – e –jwt)
= E e–α tsin wt
bentuk-bentuk diatas.
Gambar. 3.4 Gelombang Kombinasi
gelombang berjalan terhadap keamanan sistem, kerena gelombang seperti ini paling
maksimun sedangkan ekor yang panjang menyebabkan osilasi maksimun pada belitan
kumparan mesin.
Gangguan kilat tipikal merupakan bentuk yang paling mirip dengan bentuk
gelombang surja petir(Lighting surge) yang dilihat pada osiloskop. Bentuk gelombang
ini tergantung dari a dan b, sebaliknya bila spesifikasi gelombang diberi a, b, dan E
dapat dicari.
itu.
Crest terjadi pada saat t = t1, yaitu waktu untuk mencapai tegangan puncak
det
E (-a e-at – b e –bt) = 0
dt
ae –at1 = be -bt1
Maka
In b / a In b / a
t1 = = 1/a = B / a..................................................(3.14)
b–a b/a–1
dan
= E (e –Bt2 / t1 – e (b/a)Bt2/t1)
Persamaan ini menyatakan hubungan antara t2/t1 untuk berbagai tertentu dari
b/a. Tetapi karena persamaan ini transcendental, maka untuk mencari t2/t1 karena
dengan jalan mengisi harga-harga tertentu (membuat grafik) atau dengan jalan
pendekatan.
at1 sebagai b/a dari persamaan (3.11) E erest / E sebagai b/a dari persamaan
untuk gelombang + 1000, 3 x 21 : t2/t1 = 7. Dari lengkungan t2/t1 didapat b/a = 28.5,
Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang
keamanan system tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat pengaman
seperti, arrester, fusegap dan rodgap terbatas kemampuanya, maka untuk mengurangi
akibat yang ditimbulkan digunakan kawat sehingga koordinasi isolasi akan ekonomis .
sambaran kilat. Khususnya sambaran langsung mengenai kawat fasa. Disini kawat
tanah berfungsi sebagai perisai. Energi sambaran kilat akan dialirkan ke dalam tanah
pemeriaian saluran transmisi adalah letak kawat tanah terhadap kawat fasa. Karena
terpusat pada kawat tanah saja sehingga persentase kecil saja pada kawat fasa.
kawat-kawat fasa. Mulanya kawat ini dimaksudkan sebagai proteksi terhadap induced
stroke (induksi yang disebabkan oleh sambaran kilat disekitar kawat transmisi, jadi
sambaran tidak langsung). Akan tetapi kemudian ternyata dari praktek maupun teori
sebagi utama yang menimbulkan gangguan adalah sambaran langsung atau direct
stroke.
Ketika arus listrik melalui awan jatuh kebumi, arus listrik tersebut menginduksi
permukaan tanah, permukaan tanah yang tertutup itu lebih besar dari pada permukaan
awan itu sendiri. Dasar bagian bawah dari pada awan itu biasanya bersifat negatif, jadi
induksi arus listrik di bumi biasanya bersifat positif. Jika kawat transmisi merupakan
suatu garis pemisah antara permukaan awan dan tanah, arus listrik akan kelihatan di
Gambar 4.1. Daerah awan dan batasan dari anah dan jaringan transmisi
Kumpulan arus listrik pada garis konduktor disebabkan oleh kebocoran sekliling
isolator dan perputaran dari pada konudktor diluar pengaruh awan. Arus listrik lebih
mudah mengumpul diatas kawat tanah dengan perpindahan tegak lurus terhadap
daerah awan akan runtuh pada waktu tertentu dan lompatan arus listrik digaris
Gambar. 4.2. Induksi tegangan di jaringan transmisi dengan keruntuhan daerah awan.
Arus listrik pada bawah kawat tanah berbatasan dengan menara-menara dan
pada garis konduktor bergerak sangat cepat dan menghilangkan secara brangsur-
angsur di corona serta kehilangan muatan. Tegangan listrik muncul digaris abtas
tergantung kepada perbandingan (ukuran) dari pada keruntuhan daerah awan dan
kapasitas kemampuan ruangan antara jaringan dan tanah, kalau circuit tanpa kawat-
kawat tanah udara, dan kalau terjadi keruntuhan daerah awan pada waktu nol,
dari pengadaan pembesaran ketinggian awan dari pada kawat tanah udara diatas
Gambar 4.3. menunjukkan induksi tegangan listrik antara penghantar dan tanah
untuk perbedaan gradien awan dan tanpa kawat tanah, untuk jaringan diatas
ketinggian tanah dan jarak antara konduktor dari pada rata-rata jaringan tegangan
tinggi.
kawat tanah dengan perbandingan tegangan yang ada pada konduktor tanpa proteksi
kawat tanah.
dekat stroke, menggambarkan dari arus stroke, jarak saluran dari arus
transmisi puncak dari arus listrik kepada sambaran ke tanah dan ajrak dari saluran
sambaran.
listrrik yang bergelombang pada sebuah konduktor yang tidak dilindungi oleh kawat
tanah udara dan berfungsi sebagai sambaran arus, jarak dari aliran samabran dan
ketinggian dari pada penghantar. Perhitungan pada kurva seperti terlihat pada Gambar
4.4. dapat diketahui kecepatan arus listrik bolak-balik untuk perbedaan arus listrik pada
suatu tempat sebagai berikut : 0-50.000 ampere 120 kaki per us; 50.000-10.000
Gambar 4.4. memperlihatkan keadaan yang kurang baik dari pada gambar arus
yang tinggi, susunan transmisi yang tinggi dan sambaran kepermukaan tanah dekat
susunan transmisi, puncak tegangan yang pertama pada ukuran 1000 KV mungkin
dapat menginduksi dibawah konduktor. Pengurangan isi dapat terlihat jika kawat-kawat
Untuk sambaran langsung, kawat tanah melindungi (shileding) kawat fasa, dan
untuk memperoleh perlindungan yang baik kedudukan kawat tanah harus memenuhi
a. Kawat tanah harus cukup tinggi diatas kawat fasa dan diatur sedemikian rupa agar
c. Tahanan kaki menara harus cukup rendah untuk membatasi tegangan pada
d. Bila dipakai untuk proteksi terhadap gardu induk, kawat tanah harus cukup panang
sehingga surja yang masuk dapat diredam sampai harga yang tidak berbahaya
oleh kilat.
Bila sambaran mengenai menara transmisi, arus yang besar sekali mengalir ke
dapat diabaikan dan diasumsikan menara dibumikan melalui tahanan yang konstan R.
Gambar 4.5. Gelombang berjalan pada kawat tanah yang disebabkan oleh kilat
Gelombang e1 merambat pada kawat tanah, dan gelombang induksi ek
Misalkan :
Zlk = impedansi surja bersama antara kawat tanah equivalen dengan kawat
fasa k
Karena tidak ada arus yang mengalir dari menara ke kawat fasa,
atau
e + e − e1 2e1 e
= + 1
Z Z11 R
e1 (l/R+Z/Z11+l/Z)=2e/Z
Jadi,
2 R Z11
e1 = e ........................................... ................(4.4)
2ZR + Z 11 ( R + Z )
Z lk
ek = Z lk i1 = e1 ........................................... ..........................(4.5)
Z 11
Sekarang ditinjau suatu sistem n kondukor dengan m kawat tanah pada suatu menara
ek + ek = e”k k= 1,2,...................n.............................................(4.6)
Jadi,
sedangkan,
n
= ∑Y
r =l
rk er untuk K > m
Analog
n
i"k = ∑Y
n =l
rk r ``r untuk k > m............(4.11)
n
I” k = ∑Y
n =l
rk r ``r untuk k > m
"
∑Y
r =l
kr (er − rr` ) = 0 untuk k > m ................................... ......(4.12)
" n
m n
Atau,
[( ) ]
n m
m m
= − ∑ Ykr (e1 − er ) − ∑ Ykr e``
r =l r =l
n m n
− ∑ Ykr (e1 − er ) = ∑ Ykr el` + ∑ Ykr er` untuk k > m.........(4.15)
r =2 r =l m+l
Karena
n
ik + i`k – i"k = ∑Y r =l
kr (er − er` − rr" ) untuk k < m.................................... ........(4.17)
Maka (4.16), menjadi :
m n
∑ ∑Y
k =l r =l
kr (er − er` − er" )
m
( ) ( )
m n
= ∑ k =l
∑ kr r
r =l
Y e − e `
r − e "
r + ∑
m +l
Ykr er − e1r − er"
m
( ) ( )
m n
= ∑ k =l
∑ kr
r =l
Y − 2 e '
r + ∑
m+l
Ykr − 2er"
er" e1 + el"
=l= = .......................................................................... ....(4.18)
R R
Persamaan (4.15), (4,18) melengkapi (n – m + l) persamaan simultan untuk
(e”l, e’m + l……., e’n) pada kawat tanah dan tidak tergantung dari incident wave, (e l,……
em_ pada kawat tanah dan tidak tergantung dari indicent wave pada kawat fase.
dicari dari :
Jadi
Bila hanya ada satu kawat tanah, atau m kawat tanah diganti dengan satu kawat tanah
e1 + e '1
Y11 e’1 +….+ Y1n e’n = −
2R
Y21 e’1 +….+ Y2n e’n = 0......... .............................. .............(4.20)
− M lk e1 + e1
.
Yll .............Yln 2R
e'k = .............................. .............(4.21)
..................
Ybl ...............Ynm
tetapi
− M lk
= Z Kl
Yll ..............Yln
................................. ........(4.22jadi
.......................
Ynl ..............Ynm
Z kl
e'k = − (ek − e ' l ) .......................................................... ..............(4.22)
2R
Untuk k = l,
Z 11
e ’1 = − e1 = a e1 ........................................................... .......(4.23)
2 R + Z 11
2R
e 'l = e + e'l = el = be1 .................................... ..................(4.24)
2 R + Z ll
Z kl
e '1 = − e1 = ce1 .................................................. ...............(4.25)
2 R + Z 11
Jadi seluruh gelombang pantulan dan terusan hanya tergantung dari e1. Bila
gelombang mula mencapai menara yang lain, mereka pantulkan dan diteruskan
menurut persamaan (4.23) – (4.26). Gelombang pantulan yang sampai ke menara
pertama dari titik pantulan, dipantulkan kembali. Dan proses ini akan terjadi berulang-
RZ Z 11
− Z 11
Z 0 − Z 11 RZ + Z 11 ( R + Z )
=
Z 0 − Z 11 RZ Z 11
+ Z11
RZ + Z 11 ( R + Z
− Z11 ( R + Z
= ..................................... ..................(4.27)
2 RZ + Z 11 ( R + Z )
− Z 11 ( R + Z ) 2 RZ
1− = ........................................... ....(4.28)
2 RZ + Z 11 ( R + Z ) 2 RZ + Z 11 ( R + Z )
merupakan posisi dari gelombang refleksi dan gelombang refraksi pada menarai 1,
2 RZ − Z 11 ( R = Z )
a e1 = α e1 .................................. ......................(4.29)
2 RZ + Z 11 ( R + Z
− 2 Z lK ( R + Z )
ek = a e1 = ek + β e1 ..................................... ......(4.30)
2 RZ + Z ( R + Z )
akan diperoleh bila kilat tersebut mempunyai surja Z, menara pertama dibumikan
melalui tahanan R, dan kawat fasa serta kawat tanah hanya menuju satu jurusan dari
melainkan gelombang yang timbul oleh pantulan berulang, dan ini harus dibatasi pada
gelombang datang.
Bila kilat menyambar kawat tanah pada midspan dimana R = dan flash-over
2Z 11e
e1 = untuk kawat tanah..............................(4.31)
Z 11 + 2 Z
Z lk
ek = e1 untuk kawat fasa................................(4.32)
Z 11
Z11 − Z lk
e1 − ek = e1 untuk isolator......................................(4.33)
Z 11
Tegangan-tegangan tersebut tetap ada sampai reduksi oleh gelombang-gelombang
Bila panjang span dalam mikro detik adalah T, maka waktu tersebut harus
melampaui sebelum reduksi terjadi. Selama itu, flashover antara kawat tanah dan
kawat fasa harus cukup jauh sehingga sparkover voltage (tegangan tembus) tidak
tercapai sebelum gelombang releksi tiba yang akan mereduksi tegangan midspan itu.
Z lr
Vp = RI = (p = kawat fasa).............................. ....(4.35)
Z ll
Visolator = Vg - Vp
Z − Z lr
= RI 11 ......................................... ..................(4.36)
Z 11
Z lr
Umumnya, = 0,2 sampai 0,3
Z 11
Arus kilat I0/2 adalah arus yang terjadi bila kilat menyambar pada titik dengan
tahanan tanah nol. Arus yang dilalukan tergantung pada impedansi yang terhubung
pada impedansi surja dari kilat itu sendiri. Sebagai contoh, bila impedansi surja kilat
Z (= 400 ohm) dimana gelombang arus = I0/2, akan mengalir I0 pada titik dengan
Tetapi bila arus kilat I0/2 ini mengenai menara impedansi suryanya – Z11 dan
2 RZ 11
e1 = ZI 0 / 2
2 RZ + Z 11 ( R + Z )
I0
e1 =
1 / Z + 1 / R + 2 / Z 11
= R’ I0 ..................................................................................... ......(4.39)
Dimana
I
R’ =
1 / Z + 1 / R + 2 / Z 11
Arus pada thanan kaki menara (sebelum kedatangan gelombang pantulan dari
R'
I= I 0 ..................................................................................... ......(4.40)
R
perlindungan ini sempurna, maka yang perlu diperhatikan adalah gelombang yang
Bila kawat-kawat fasa cukup terlindung dari sambaran langsung, maka sumber
gelombang berjalan biasanya adalah lompatan api dari isolator, umumnya tegangan ini
lebih tinggi dari tingkat isolari dasar (ITD) dari peralatan gardu, tegangan lebih iniharus
Untuk menghitung tegangan impuls pada gardu, didefenisikan dengan dua hal:
a. Daerah bahaya atau vulnarable zone, ialah jarak diluar kawat dimaan suatu
gelombang surja dapat timbul dan membahayakan gardu.
b. Indeks terusan gardu atau “station refraction index” ialah ukuran dari
gardu.
dan distorsi yang disebabkan oleh korona, pengaruh kulit, resitivitas tanah, dan
gendengan. Selain itu, bentuknya juga dapat berubah karena pantulan ketika mencapai
gardu.
tegangan lebih yang timbul pada isolator saluran akan dapat dibatasi, dengan demikian
penembusan pada isolator dapat dibatasi. Untuk memperoleh hasil yang unik maka
1. Kawat tanah harus cukup tinggi di atas fasa dan diatur sedemikian rupa agar dapat
2. Pada tengah gawang kawat tanah harus mempunyai kawat fasa untuk mencegah
Pada tahun 1960 Provoost mengemukakan suatu resume yang sangat baik
mengenai peranan kawat tanah. Berdasarkan teori itu Provoost menarik kesimpulan
bahwa :
1. Untuik sudut pelindung θ < 180 perisaian kawat transmisi itu baik
mengemukakan karangan yang lebih menari lagi. Mereka menunjukkan bahwa jumlah
gangguan kilat karena kegagalan pelindung adalah sebagai fungsi dari sudut perisaian
θ dan tinggi menara ht seperti terlihat dari relasi empiris persamaan (4.41)
θ h1
log ϕ = − 4 ......................................................................... ....(4.42)
90
Dimana :
ϕ = Hasil bagi dari jumlah kilat yang menenai kawat fasa dan jumlah kilat
Pada waktu itu persamaan (4.42) dianggap oleh sebagian besar insinyur
kegagalan perlindungan.
sudut perlindungan yang kecil. Rumus yang dapat dipakai dalam menghitung sudut
x
θ = arc tan ................................................................. ....................(4.43)
h
x = selisih antara panjang cross arm kawat tanah dengan kawat fasa
θ = sudut perlindungan
a. Perhitungan sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa R
h1 = 5,22 m
x
θ1 = arc tan
h
0,4
θ1 = arc tan
5,22
θ1 = 4,380
b. Perhitungan sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa S
x1 = x2 = 0,4 m
x2
θ2 = arc tan
h2
0,4
θ2 = arc tan
9,6
θ2 = 2,390
c. Perhitungan sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa T
x1 = x2 = x3 = 0,4 m
x3
θ3 = arc tan
h3
0,4
θ3 = arc tan
13,98
θ3 = 1,630
BAB V
KESIMPULAN
jaringan transmisi panjang dan terbesar diberbagai daerah serta dalam segala
3. Konfigurasi kawat transmisi ini harus mendapat perhatian yang lebih besar dan
serius.
4. Sudut pelindung kawat tanah sesuai dengan contoh perhitungan diperoleh untuk :
a. Nilai dari sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa R adalah
θ1 = 4,380
b. Nilai dari sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa S adalah
θ2 = 2,390
c. Nilai dari sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa T adalah
θ3 = 1,630
Jadi untu sudut pelindung θ < 180 pelindung kawat transmisi itu baik
5. Kawat tanah udara berfungsi sebagai pengaman guna mengurangi akibat dari
Abdul M. Mousa, 1976, Shielding of High Voltage And Extra High Voltage
Substation, IEEE Transaction on Power Apparatus and System; Vol. PAS-95.
A. Aris Munandar DR., 1978, Teknik Tegangan Tinggi, PT. Pradaya Paramita, Jakarta.
A. Aris Munandar DR., S. Kuwahara DR., 1975, Teknik Tenaga Listrik, Jilid II Saluran
Transmisi, PT. Pradaya Paramita, Jakarta.
Hutauruk T. S., 1985. Transmisi Daya Elektrik, Institut Teknologi Bandung dan
Univeristas Tri Sakti.
Hutauruk T. S., 1976. Gelombang Berjalan Pada Sistem Transmisi dan Proteksi
dan Perlatan Pada Surja, Institut Teknologi Bandung.
LAMPIRAN