You are on page 1of 7

Cara kerja Multimeter

http://carakerjamultimeter.blogspot.com/

Berbagi

Laporkan Penyalahgunaan Blog Berikut

Buat Blog

Masuk

Cara kerja Multimeter


Minggu, 16 Januari 2011 Menu Utama

Transistor

Multimeter Resistor

Pengikut

with Google Friend Connect

There are no members yet. Be the first!

Diposkan oleh ade ingin dichayanx di 18:33


Sarankan ini di Google

1 komentar

Already a member? Sign in

Arsip Blog Senin, 08 November 2010

2011 (1) Januari (1) Transistor 2010 (2)

Cara Membaca Nilai Resistor


Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Di artikel ini saya akan menulis tentang bagaimana Cara Membaca Nilai Resistor, barangkali bagi rekan yang dulunya sempat duduk di bangku SMK / STM hal ini tidak begitu masalah bukan? tapi sayangnya pada kenyataannya banyak sekali lulusan2 SMK saat ini khususnya jurusan Elektro baik itu listrik ataupun Elektronika benar benar buta dalam membaca resistor, seperti yang saya alami sendiri sewaktu lulus pendidikan SMK hanya segelintir siswa saja yang bisa membaca nilai pada badan resistor.

Mengenai Saya

ade ingin dichayanx aku gak suka nyakitin orang, Lihat profil lengkapku

Hal ini tentu saja sangat disayangkan, padahal hampir 90% komponen pada perangkat elektronika adalah resistor, maka mengetahui nilai resistor adalah harus jika anda mau serius dalam bidang teknik khususnya Elektro.

1 of 7

4/18/2012 3:52 PM

Cara kerja Multimeter

http://carakerjamultimeter.blogspot.com/

Lanjut ya,sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon .Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega). Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Menurut saya untuk seorang teknisi service mengetahui cara membaca nilai pada resistor adalah wajib. Langsung saja, berikut adalah tabel warna resistor, lengkap dengan cara pembacaan pada masing masing jumlah gelang warna :

Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat,merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya. Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20%memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2%(toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya. Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya

2 of 7

4/18/2012 3:52 PM

Cara kerja Multimeter

http://carakerjamultimeter.blogspot.com/

dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang merah nilainya = 2 dan gelang hijau nilainya = 5. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 25. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya orange berarti faktor pengalinya adalah 1000. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 25 x 1000 = 25K Ohm dan toleransinya adalah 5%. Spesifikasi lain yang perlu diperhatikan dalam memilih resitor pada suatu rancangan selain besar resistansi adalah besar watt-nya. Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100 5W yang berarti 100 Ohm 5Watt atau ada juga seperti 1k2 5W 1200 Ohm 5Watt, cukup mudah bukan. Semoga artikel tentang Cara Membaca Nilai Resistor ini bisa bermanfaat. Diposkan oleh ade ingin dichayanx di 00:26
Sarankan ini di Google

0 komentar

Label: Resistor

Jumat, 17 September 2010

Cara Kerja Multimetr


Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter. Umumnya sebuah multimeter elektronik mengandung elemen-elemen berikut : Penguat dc jembatan setimbang (balanced bridge dc amplifier) dan alat pencatat. Pelemah masukan atau saklar rangkuman (RANGE), guna membatasi tegangan masukkan pada nilai yang diinginkan. Rangkaian penyearah, untuk mengubah tegangan masukkan ac ke dc yang sebanding. Batere internal dan rangkaian tambahan, guna melengkapi kemampuan pengukuran tahanan. Saklar fungsi (FUNGSI), untuk memilih berbagai fungsi pengukuran dari instrument tersebut. Ada dua kategori multimeter: multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Contoh Multimeter Analog

3 of 7

4/18/2012 3:52 PM

Cara kerja Multimeter

http://carakerjamultimeter.blogspot.com/

Contoh Multimeter Digital

MULTIMETER ANALOG Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Papan skala 2. Jarum penunjuk skala 3. Pengatur jarum skala 4. Knop pengatur nol ohm 5. Batas ukur ohm meter 6. Batas ukur DC volt (dcv) 7. Batas ukur AC volt (acv) 8. Batas ukur ampere meter DC 9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc) 10. Test pin positif (+) 11. Test pin negatif (-)

Adapun cara menggunakan multitester ini ialah sebagai berikut : a. Jika saklar menunjuk pada ohm meter dapat digunakan mengukur: Transistor, Tahanan, Potensiometer, VR (Variabel Resistor), Kondensator, LS, Kumparan, MF dan trafo, mengukur Kabel, dsb. b. Jika saklar menunjuk pada DC Volt (dcv) dapat digunakan mengukur : Arus dalam suatu rangkaian (arus dc) Mengukur (menguji) accu atau batere c. Jika saklar menunjuk pada AC Volt (acv) dapat dipakai untuk mengukur kuat tegangan

4 of 7

4/18/2012 3:52 PM

Cara kerja Multimeter

http://carakerjamultimeter.blogspot.com/

AC, ada dan tidaknya arus listrik. d. Jika saklar menunjuk pada DC ampere dapat dipakai untuk mengukur berapa banyak ampere pada accu maupun batere atau catu daya (adaptor). MENGUJI RESISTOR Resistor atau tahanan bisa putus. Jika putus maka suatu rangkaian tak akan bisa bekerja atau setidak-tidaknya mengalami keadaan cacat.

Nilai resistor berdasarkan kode warna.

Langkah-langkah pengujian resistor dengan multitester adalah sebagai berikut : a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter. b. Tempelkan probe masing-masing pada kawat resistor. Pengukuran jangan sampai tangan menyentuh kawat (salah satu kawat boleh tersentuh asal tidak keduanya). c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika diam berarti resistor putus MENGUJI TRANSISTOR PNP a.Pastikan kaki kolektor, basis dan emitornya (anda harus mengetahui secara pasti) b.Saklar pemilih pada multitester harus menunjuk pada ohm meter c.Probe positif (berwarna merah) ditempelkan pada B (basis). Probe negatif (hitam) ditempelkan pada E (Emitor), jika jarum bergerak maka pindahkan probe negatif pada kolektor. Jika pengukuran pertama dan kedua, jarum bergerak berarti transistor baik. Jika salah satu pengukuran, jarum tidak bergerak berarti transistor rusak

MENGUJI TRANSISTOR NPN a. Pastikan kaki-kaki transistor, yang terdiri dari kolektor, emitor dan basis. b. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter. c. Tempelkan probe negatif (hitam) pada basis. Probe positif pada kolektor. Jika bergerak berarti antara kolektor dan basis baik. d. Pindahkan probe negaif pada kaki emitor. Jika bergerak maka emitor dan basis baik. Jika salah satu pengukuran (atau keduanya) jarum tidak bergerak berarti

5 of 7

4/18/2012 3:52 PM

Cara kerja Multimeter

http://carakerjamultimeter.blogspot.com/

transistor putus.

MENGUJI KONDENSATOR ELCO a. Putar saklar pemilih pada posisi ohm meter. b. Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elco dan lurus pada salah satu kaki. c. Probe hitam ditempel pada kaki positif (+) dan probe merah ditempel pada kaki negatif (-). Perhatikan gerakan jarum. d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri berarti kondensator ELCO baik. e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh berarti kondensator ELCO agak rusak. f. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti) kondensator ELCO bocor. g. Jika jarum tak bergerak sama sekali berarti kondensator ELCO putus. MENGUJI TEGANGAN PLN Multitester juga dapat dipakai untuk menguji atau mengukur tegangan listrik dari jaringan PLN, langkah-langkahnya : A. Putarlah saklar pemilih pada posisi ACV (perkirakan berapa volt yang diukur). Misalnya anda memperkirakan 220 v maka saklar pemilih harus lebih tinggi yaitu 250 v. B. Masing-masing probe di tempelkan pada lubang stop kontak. Selanjutnya amati gerakan jarum pada papan skala. Anda akan tahu seberapa besar tegangan listrik yang anda ukur.

MENGUJI DIODA A. Putar saklar pemilih ke posisi ohm. B. Probe merah (+) ditempelkan pada kutub katoda dan probe hitam (-) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum pada papan skala bergerak berarti dioda baik, jika diam berarti putus. Selanjutnya dibalik : Probe hitam (-) ditempelkan pada kutub katoda dan probe merah (+) ditempelkan pada kutub anoda. Jika jarum diam, berarti dioda dalam kondisi baik, jika bergerak berarti dioda rusak. MENGUKUR DC VOLT Perkirakan seberapa besar DC Volt yang anda ukur. Misalnya jika 10 volt, maka saklar penunjuk harus menunjuk angka lebih besar (50 DC) Probe merah ditempelkan pada kutub positif dan probe hitam ditempelkan pada kutub negatif. MENGUKUR AMPERE METER DC Besarnya arus listrik (DC) yang mengalir dalam suatu rangkaian bisa diketahui dengan menggunakan multitester. Terlebih dahulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih diposisikan pada angka yang lebih besar.

Diposkan oleh ade ingin dichayanx di 20:08

0 komentar

6 of 7

4/18/2012 3:52 PM

Cara kerja Multimeter

http://carakerjamultimeter.blogspot.com/

Sarankan ini di Google

Label: Multimeter

Beranda

Langganan: Entri (Atom)

Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

7 of 7

4/18/2012 3:52 PM

You might also like