You are on page 1of 6

S

Catatanku tentang Sinyal dan Sistem


inyal adalah sebuah fenomena yang membawa informasi artinya sinyal itu terjadi karena suatu hal dan meyatakan sebuah informasi. Sinyal dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbu waktunya yaitu sumbu yang diskrit atau kontinu. Sehingga berdasarkan klasifikasi ini kita dapat mengklasifikasikan menjadi sinyal diskrit dan

kontinu. Sinyal Diskrit dapat didefinisikan sebagai sinyal yang hanya ada pada waktu tersebut. Agar lebih mudah dalam memahami tentang representasi suatu sinyal kita dapat menggunakan program bantu yaitu MATLAB. Fungsi pada MATLAB , kita bisa menggunakan fungsi stem. Fungsi stem(X,Y) akan menggambarkan runtun data pada sumbu Y pada suatu nilai berbanding dengan sumbu X. Berikut ini contoh program untuk menampilkan sinyal diskrit : >> n=-5:1:5; >> x=[2 6 -2 1 0 9 -4 6 -1 6 -3]; >> stem(n,x) Hasil dari program diatas :

Sedangkan pada sinyal kontinu menggunakan bilangan riil sebagaimana sinyal diskrit menggunakan bilangan bulat. Pada MATLAB fungsi untuk membuat sinyal diskrit dapat menggunakan plot(x,y). Jika kita ingin merepresentasikan sekuensi nilai data pada sumbu x dibandingkan dengan nilai data pada sumbu y. Berikut ini contoh program untuk menampilkan sinyal diskrit : >> n=-5:1:5; >> x=[2 6 -2 1 0 9 -4 6 -1 6 -3]; >> plot(n,x) Hasil dari program diatas :

Sinyal-sinyal Standar Untuk dapat menganalisis sistem,kita memerlukan beberapa sinyal standar untuk memberikan hasil yang akurat. Beberapa sinyal diskrit standar yang digunakan yaitu unit step, unit impulse dan complex eksponensial. Sinyal unit step adalah sinyal yang bernilai tetap, yaitu satu untuk semua nilai waktu yang positif. Secara matematis dapat dituliskan sebagai, Kita dapat membuat sinyal unit step pada MATLAB dengan menggunakan fungsi heaviside. Berikut adalah program yang dapat digunakan: >> u=sym ('heaviside(t)'); >> ezplot(u,[-2:.01:5]) Hasil dari program diatas :

Seperti halnya dengan sinyal unit step, kita juga dapat membuat sinyal impuls dengan menggunakan MATLAB. Fungsi yang dapat digunakan yaitu diract(t), petikan program adalah sebagai berikut: Sinyal unit pulse dapat didefinisikan sebagai sinyal yang memiliki total luasan sebesar satu(unit). Berikut ini adalah program matlab untuk membuat sinyal pulse: >> u1=sym('heaviside (t+1)') u1 = heaviside (t+1) >> u2=sym('heaviside (t-1)') u2 = heaviside (t-1) >> pulse=u1-u2; >> ezplot(pulse,[-2,2]) Hasil dari program diatas :

Sedangkan untuk sinyal ramp dalam sistem kontinu memiliki perumusan yang sama seperti dalam sistem diskrit. Perbedaannya terletak pada penggunaan variabel waktu. Kita dapat membuat sinyal ramp dalam MATLAB berdasarkan program berikut ini: >> syms t >> ramp=sym('t*heaviside(t)') ramp = t*heaviside(t) >> ezplot(ramp,[-2,5]) Hasil dari program diatas :

PERIODISITAS Sebuah sinyal dapat dikatakan periodis jika dan hanya jika memenuhi perumusan sebagai berikut: X(t+T)=x(t) T adalah periode sinyal yang dimaksud. Berdasarkan persamaan diatas, bentuk sinyal yang periodis akan terulang setelah T detik dan perulangan ini terjadi secara terus menerus sampai tak terhingga. Kita bisa menggunakan MATLAB untuk memeriksa periodisitas sebuah sinyal. Misalnya,kita ingin memeriksa sinya x(n)=sin(6n/4). Berdasarkan perhitungan periode sinyal ini adalah 4, sedangkan dalam program MATLAB dapat ditulis dengan: >> n=1:50; >> stem(n,sin(6*pi*n/4)); >> title('sin(6*pi*n/4)') Hasil eksekusi program :

Contoh lain misalkan kita ingin menguji periodisitas sinyal x(n)=sin(3n/5), maka kita dapat menuliskan dalam MATLAB: >> n=1:50; >> stem(n,sin(3*pi*n/5)); >> title('sin(3*pi*n/5)') Sehingga hasil eksekusinya sebagai berikut:

Dari plotting gambar sinyal diatas dapat diperlihatkan bahwa periode sinyal diatas adalah 10.

MATLAB UNTUK MANIPULASI SINYAL Kita dapat menggunakan MATLAB untuk mempelajari manipulasi sinyal dan kita akan menggunakan sinyal diskrit sebagai sinyal yang akan dimanipulasi. Sinyal tersebut adalah x(n)={1, 4, -2, 0, -1, 2} yang dimulai untuk n=0. Maka dapat tulis dalam program MATLAB sebagi berikut: >>n=-10:10; >>x=[zeros(1,10) 1 4 -2 0 -1 2 zeros(1,5)]; >>stem(n,x) Sehingga hasil eksekusinya adalah sebagai berikut:

Dalam program tersebut , sinyal ditampilkan untuk interval dari -10 s/d 10 sehingga memerlukan nol sebanyak 10 kali didepan komponen sinyal yang pertama. Hal ini juga dilakukan untuk komponen sinyal bagian belakang. Selanjutnya apabila kita ingin memahami proses penggeseran dan pencerminan sinyal, dapat diperhatikan menggunakan program MATLAB berikut ini: clear all;close all;clc; n=-10:10; x=[zeros(1,10) 1 4 -2 0 -1 2 zeros(1,5)]; n1=n+1; n2=-n+1; n3=n-2; n4=-n-2; figure(1); subplot(3,2,1);stem(n,x); axis([-10 10 -2 4]);title('sinyal x(n)') subplot(3,2,2);stem(n1,x); axis([-10 10 -2 4]);title('sinyal x(n-1)') subplot(3,2,3);stem(n2,x); axis([-10 10 -2 4]);title('sinyal x(-n+1)') subplot(3,2,4);stem(n3,x); axis([-10 10 -2 4]);title('sinyal x(n+2)') subplot(3,2,5);stem(n4,x); axis([-10 10 -2 4]);title('sinyal x(-n-2)')

Hasil eksekusi dari program diatas adalah sebagai berikut:

KONVOLUSI Konvolusi adalah sebuah proses mendapatkan keluaran berdasarkan masukan yang diterimanya. Konvolusi dalam sistem diskrit Jika x(n) diberikan ke sebuah sistem, kita akan mendapatkan keluaran y(n). Hal ini dinyatakan dengan: Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa kita nisa menyatakan setiap sinyal sebagai kombinasi linier dari sinyal lain dan ini disebut dengan dekomposisi sinyal. Atau dengan kata lain untuk mendapatkan keluaran sistem pada proses konvolusi: Misalnya kita ingin melakukan proses konvolusi untuk u(n)={1,3,2,1,3,2,1,3,2} dan h(n)={3,2,1}. Berapa banyak komponen y(n) yang akan diperoleh? SOLUSI: Jika menggunakan program matlab dapat menggunakan fungsi conv, berikut ini contoh pprogram matlab untuk menyelesaikan permasalahan diatas: u=[1 3 2 1 3 2 1 3 2]; h=[3 2 1]; y=conv(u,h) stem(y) Berikut gambar hasil eksekusi program diatas:

Hasil dari MATLAB, y = { 3 11 13 10 13 13 10 13 13 7 2 } Contoh lain misalkan ingin melakukan proses konvolusi untuk u(n) = { 2,1,-1,1 } dan h(n) = { 1,1.5,2,1,-0.5 }. Berapa banyak komponen y(n) yang akan diperoleh?

SOLUSI: Jika menggunakan program matlab dapat menggunakan fungsi conv, berikut ini contoh pprogram matlab untuk menyelesaikan permasalahan diatas: u=[2 1 -1 1 ]; subplot(3,1,1);stem(u);title('input u(n)'); h=[1 1.5 2 1 -0.5]; subplot(3,1,2);stem(h);title('proses h(n)'); y=conv(u,h) subplot(3,1,3);stem(y);title('output y(n)');

Berikut gambar hasil eksekusi program diatas:

Dengan output, y = -0.5000 }

{ 2.0000

4.0000

4.5000

3.5000

-0.5000

0.5000

1.5000

You might also like