You are on page 1of 31

ACARA I PENGENALAN ALAT DAN MIKROBA A. PENGENALAN ALAT I.

TUJUAN Mahasiswa dapat mengenal alat-alat kerja mikrobiologi dan penggunaannya. II. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya dalam hubungan dengan kerusakan atau kebusukan makanan sehingga dapat diketahui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya kerusakan tersebut. Di samping itu, mikrobiologi juga penting dalam fermentasi makanan, sanitasi, pengawasan mutu pangan, dan sebagainya. Adanya jasad renik di dalam makanan mungkin tidak diinginkan jika jasad renik tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan makanan, atau menyebabkan keracunan bagi yang mengkonsumsinya. Tetapi dalam fermentasi makanan dan minuman, pertumbuhan jasad renik justru dirangsang untuk mengubah komponen-komponen di dalam bahan pangan tersebut menjadi produk-produk yang diinginkan (Hadioetomo, 1993). Bidang mikrobiologi identik dengan banyaknya penelitian yang melibatkan banyak pula peralatan laboratorium. Peralatan yang digunakan tidak hanya sekedar peralatan ringan namun sudah mencapai tingkat peralatan kualitas berat (bekerja secara mikroskopis). Oleh karena itu diperlukan suatu kegiatan pengenalan terhadap alat-alat laboratorium yang bertujuan agar lebih menjamin keselamatan kerja saat melakukan penelitian dan dapat meminimalisir kesalahan prosedur pemakaian alat yang mungkin dilakukan oleh peneliti. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur (Plummer, 1987). Pengenalan alat dikatakan sangat penting dilakukan sebagai tahap awal mengenal dunia mikrobiologi yang banyak bergelut dengan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil dan sering disebut mikroorganisme. Kegiatan pengenalan alat-alat laboratorium meliputi pengenalan dan pemahaman tentang nama, fungsi, cara kerja, cara penggunaan, keterangan penting dari masing-masing alat yang digunakan dalam bidang mikrobiologi. Sehingga dengan kegiatan ini, peneliti dapat memiliki data percobaan yang valid dengan menyandang predikat peneliti yang berkualitas baik. b. Dasar Teori Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur (tentukur),

labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spirtus, kaki tiga dengan kawat asbes, dan rak tabung reaksi (Suharto, 1995). Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat khusus antara lain: autoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator, spektrofotometer, pengangas air, maknetik stirrer, dan lainlain. Di dalam pekerjaan mikrobiolgi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat melihat objek yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani berasal dari micron yaitu kecil dan scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopi berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop menyebabkan kita dapat melihat struktur organisme yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Pembesaran mikroskop adalah sekitar 100 kali sampai 400.000 kali. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kemampuan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop elektron (Suharto, 1995). Alat pada laboratorium mikrobiologi memiliki nama yang spesifik, yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan graph seperti thermograph, barograph. Dalam mikrobiologi semua alat yang digunakan harus steril, untuk itu sebelum digunakan harus disterilisasikan terlebih dahulu. Berikut beberapa nama alat-alat yang ada digunakan dalam mikrobiologi: 1. Alat-alat elektrik Mikroskop cahaya, mikroskop stereo, autoklaf , incubator, hot plate dan stirrer, colony counter, Biological Safety Cabinet (BSC) atau Laminer Air Flow (LAF), mikropipet dan tip, timbangan analitik, shaker, waterbath, sentrifuse 2. Alat-alat gelas dan keramik Cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, tabung durham, erlenmeyer, gelas benda, gelas penutup, gelas beker, gelas ukur, mortar dan pestle, bunsen burner, gelas ukur, batang L / Drugalsky 3. Alat-alat non gelas Jarum inokulum / ose, pinset, rak tabung, hand spray, pH meter universal, rubber bulb (Purwoko, dkk, 2010).

III. METODE a. Alat 1. Spektrofotometer 2. Mikroskop stereo 3. Inkubator 4. BSC (Biological Safety Cabinet) atau LAF (Laminar Air Flow) 5. Shaker 6. Autoklaf 7. Sentrifuse 8. Dragball 9. Tabung Durham 10. Waterbath 11. Magnetic stearer 12. Mikropipet 13. Mortar dan stamfer 14. Botol pijat 15. Cawan petri 16. Tabung reaksi 17. Erlenmeyer 18. Gelas beker 19. Pipet ukur 20. Ose 21. Jarum pengurai 42. Rak tabung reaksi

22. Bunsen 23. Vortex mixer 24. Oven 25. Colony counter 26. Desikator 27. pH meter 28. Homogenizer 29. Batang L atau spreader 30. Lux meter 31. Spignomanometer 32. Freezer 33. Hotplate 34. DO meter 35. PCR (Polymerase Chain Reaction) 36. Timbangan analitik 37. Respirometer 38. Pipet tetes 39. Gelas ukur 40. Gelas arloji 41. Gelas pengaduk

b. Cara Kerja Nama, fungsi, cara kerja, cara penggunaan, keterangan penting dari masing-masing alat dicatat dengan jelas dan lengkap sesuai dengan penggunaannya di bidang mikrobiologi. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Spektrofotometer

Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya

dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Prinsip kerjanya adalah pendugaan pertumbuhan mikroba secara turbidimetri. Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis, yaitu spektrofotometer single-beam dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis spektrofotometer tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana pada single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Berbeda dengan single-beam, pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Beberapa jenis lain dari spektrofotometer antara lain: a. Spektrofotometer UV-Vis b. Spektrofotometer Infra merah c. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) d. Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR) e. Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor) f. Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya (nefelometer, turbidimeter dan spektrofotometer Raman). Absorbansinya sebesar 0-4, presentasinya sebesar 0-100%, dan panjang gelombang yang dapat dideteksi berkisar antara 100 nm-1000 nm. Hasil pengujian dapat ditampilkan maupun disimpan di dalam komputer. Metode pemakaian alat ini dapat berupa metode spektrum, kuantitatif, dan pemahaman berdasarkan pengulangan waktu (time cost). Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merupakan salah satu teknik analisis untuk mengukur jumlah unsur berdasarkan jumlah energi cahaya yang diserap oleh unsur tersebut dari sumber cahaya yang dipancarkan. Prinsip kerja alat ini berdasarkan penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (hollow cathode lamp) yang mengandung unsur yang akan dianalisis. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logam (Arifin, 2008). 2. Mikroskop cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali. Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokus, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik. 3. Mikroskop Stereo

Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang digunakan untuk melihat objek tiga dimensi dalam ukuran kecil. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif.

Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 4 kali untuk lensa objek dan 10 kali untuk lensa okuler. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa obyektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus. Mikroskop ini berfungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur. Berikut merupakan uraian tentang mikroskop stereo yang dimiliki Laboratorium Mikrobiologi yaitu Zoom Stereo Microscope, Olimpus SZ3060. a. Oculars eyepiece (lensa okuler) b. Diopter adjustment ring (cincin pengatur diopter) c. Zoom control knob (sekrup pengatur pembesaran) d. Focusing knob (sekrup pengatur fokus) e. Stage plate (pelat tempat spesimen diletakkan) f. Stage clip (penjepit spesimen / preparat) Prosedur pengoperasi mikroskop stereo: a. Spesimen atau preparat diletakkan pada stage plate. b. Spesimen atau preparat tersebut dijepit bila perlu. c. Perbesaran diatur dari perbesaran terkecil dengan memutar Zoom Control Knob kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing Knob. d. Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, Zoom Control Knob diputar ke perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya Mikroskop ini memiliki pilihan perbesaran yaitu:

4. Inkubator

Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Pada prinsipnya sama dengan oven, hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu pada inkubator terdapat dua pintu sedangkan pada oven hanya satu pintu. Inkubator berfungsi untuk menginkubasi mikroba yang diinginkan pada suhu optimum pertumbuhannya. Prinsip kerjanya adalah menginkubasi sesuai suhu yang diinginkan. Alat ini dilengkapi dengan tombol power, cold, light, test. Cara penggunaan alat ini dimulai dengan menghidupkan atau menekan tombol power kemudian menekan tombol cold. Pengaturan suhu diatur sesuai kebutuhan dengan cara menarik selector ke atas. Langkah selanjutnya adalah menekan tombol test. Untuk mengunci, selector ditarik ke bawah kembali. 5. BSC (Biological Safety Cabinet) atau LAF (Laminar Air Flow)

BSC (Biological Safety Cabinet) atau LAF (Laminar Air Flow) adalah alat yang berguna untuk kerja secara aseptis karena alat ini mempunyai pola pengaturan dan penyaringan aliran udara sehingga menjadi steril dan memiliki aplikasi sinar UV (Ultra Violet) beberapa jam sebelum digunakan. Prosedur penggunaan BSC seri 36212, Purifier Biological Safety Cabinet dari LABCONCO yang dimiliki laboratorium mikrobiologi adalah sebagai berikut: a. Lampu UV dihidupkan selama 2 jam, selanjutnya dimatikan segera sebelum mulai bekerja. b. Kaca penutup dipastikan terkunci dan berada pada posisi terendah. c. Lampu neon dan blower dinyalakan dan dbiarkan selama 5 menit. d. Tangan dan lengan dicuci dengan sabun gemisidal atau alkohol 70%. e. Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% atau desinfektan yang cocok dan biarkan menguap. f. Alat dan bahan yang akan dikerjakan dimasukkan ke dalam BSC, tetapi jangan terlalu penuh karena memperbesar resiko kontaminan. g. Alat dan bahan yang telah dimasukan ke dalam BSC diatur sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril. h. Jangan menggunakan pembakar bunsen dengan bahan bakar alkohol tetapi gunakan yang berbahan bakar gas.

i.

Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja. j. Setelah selesai bekerja, dibiarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC. k. Permukaan interior BSC diusap dengan alkohol 70% dan dibiarkan menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan. l. Lampu neon dan blower dimatikan. LAF juga berfungsi dalam penelitian ilmiah yaitu penelitian tentang transfer panas yang menggunakan LAF dalam tipe sirkulasi pipa vertikal dengan batas penggunaan tertentu (Mohammed, 2007). 6. Shaker

Shaker berfungsi untuk menghomogenkan larutan. Cara penggunaan alat ini hanya merujuk pada pengaturan waktu dan kecepatannya (Rpm). 7. Autoklaf

Diagram autoklaf vertical terdiri dari: a. Tombol pengatur waktu mundur (timer) b. Katup pengeluaran uap

c. d. e. f. g. h. i. j.

Pengukur tekanan Klep pengaman Tombol on-off Termometer Lempeng sumber panas Aquades Sekrup pengaman Batas penambahan air Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121 0C, 15 lbs) selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100 C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu 121 C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 C. Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf mencapai 121 C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 C untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121 oC (250 oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Cara penggunaan autoklaf antara lain: a. Cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf sebelum dilakukan sterilisasi. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat. b. Peralatan dan bahan diasukkan ke dalam autoklaf. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. c. Autoklaf ditutup dengan rapat lalu dikencangkan dengan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu. d. Autoklaf diyalakan dan diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC. e. Ditunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman

f.

ditutup (dikencangkan) dan ditunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tekanan dalam kompartemen ditunggu menjadi turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

8. Sentrifuse

Sentrifuse digunakan untuk memisahkan pellet dari supernatan yang biasanya berbentuk cairan dan diduga dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan kekuatan rotasi. Dengan pemutaran kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut akan mengendap. Satuan yang digunakan alat ini adalah Rpm (Rotation per meter). Sentrifuse memiliki cara kerjanya yang mirip dengan saringan atau sedimentasi dan pengendapan. Alat ini digunakan untuk isolasi DNA/ RNA, protein atau zat-zat cair lainnya dari bakteri, ragi (yeast), hewan atau tanaman. Cara penggunaan sentrifuse antara lain: a. Zat yang akan dipisahkan dimasukkan ke dalam tabung yang terdapat pada sentrifuse. b. Lubang pada sentrifuse ditutup agar udara yang masuk tidak mempengaruhi zat yang akan dipisahkan. c. Waktu dan rotasi putaran yang diinginkan diatur dengan memutar tombol Timer dan Rotation. 9. Dragball

10

Dragball digunakan untuk menarik atau menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Karet sebagai bahan dragball merupakan karet yang resisten bahan kimia. Dragball memiliki tiga saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung, S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas, dan katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur. 10. Tabung Durham

Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara). Tabung Durham sering digunakan untuk uji E. Coli. Apabila dalam uji ini terdapat gelembung maka dalam media yang diujikan terdapat bakteri E. Coli. 11. Waterbath

Waterbath digunakan untuk menguapkan larutan sehingga pada hasil akhir akan menghasilkan suatu ekstrak. 12. Mikropipet

11

Mikropipet digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit, biasanya kurang dari 1000 l. Batas pengambilan larutan dengan mikropipet maksimal dengan volume 200 L. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1l sampai 20 l, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 l. Dalam penggunaannya, mikropipet memerlukan tip. Sebelum digunakan, mikropipet disterilisasi dengan alkohol 70% sedangkan untuk tip (bagian paling ujung dari mikropipet) disterilisasi dengan dimasukkan ke dalam autoklaf. Pada waktu pengambilan suatu larutan, apabila terbentuk gelembung pada tip maka dapat dikatakan pengambilan larutan tidak sempurna. Cara penggunaan mikropipet adalah sebagai berikut: a. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet. b. Tip bersih dimasukkan ke dalam Nozzle / ujung mikropipet. c. Thumb Knob ditekan sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi. d. Tip di,asukkan ke dalam cairan sedalam 3-4 mm. e. Pipet ditahan dalam posisi vertikal kemudian dilepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk ke tip. f. Ujung tip dipindahkan ke tempat penampung yang diinginkan. g. Thumb Knob ditekan sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip. h. Jika tip putar Thumb Knob ingin dilelepas searah jarum jam dan ditekan, maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau dapat digunakan suatu alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar. 13. Stamfer dan mortar

Mortar dan penumbuk (stamfer) digunakan untuk menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, misalnya daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.

12

14. Botol pijat

Botol pijat digunakan untuk membilas gelas benda. 15. Cawan petri

Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml. 16. Tabung reaksi

Tabung reaksi digunakan dalam uji-uji biokimiawi, menumbuhkan mikroba.Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi dua bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar) dan agar miring (slants agar).

13

17. Erlenmeyer

Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Fungsi erlenmeyer antara lain untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan, untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi, dan sebagai tempat pembiakan mikroba. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan lain-lain. 18. Gelas beker

Gelas beker merupakan alat yang memiliki fungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan, preparasi media, mengaduk dan mencampur cairan. Alat ini terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC atau terbuat dari plastik. Tersedia berbagai ukuran untuk alat ini yaitu 50 mL, 100 mL dan 2 L. 19. Pipet ukur

14

Pipet ukur digunakan untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml, dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan dikeluarkan mengikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan meniskus cekung cairan) dengan cara tekanan filler disamakan dengan udara sekitar. 20. Ose (jarum inokulum)

Jarum inokulum berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam atau ditumbuhkan ke media baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop/transfer loop, dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle/transfer needle. Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak (stab inoculating). 21. Bunsen

Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau

15

metanol. Selain berfungsi dalam sterilisasi, pembakar bunsen juga berfungsi dalam pemanasan suatu larutan uji. 22. Vortex mixer

Mesin Vortex digunakan untuk mencampurkan suatu bahan yang sudah dihancurkan dengan mortar dan stamfer serta larutan buffer, atau hanya untuk mencampurkan beberapa jenis larutan agar homogen (rata). 23. Oven

Oven nerupakan alat sterilisasi denan menggunakan udara panas kering, dimana alat ini berfungsi mensterilsasi alat-alat gelas yang tidak berskala. Prinsip dari oven adalah menghancurkan lisis mikroba dengan menggunakan udara panas kering. 24. Colony counter

Alat ini berguna untuk mempermudah perhitungan koloni bakteri atau mikroorganisme yang tumbuh pada plate agar setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya alat ini dilengkapi dengan kaca pembesar. Selain itu alat tersebut

16

dilengkapi juga dengan skala atau kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni yang sangat banyak.

25. Desikator

Desikator adalah alat yang berupa panci bersusun dua dengan bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada dua macam desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel. Fungsi desikator antara lain sebagai tempat menyimpan sampel yang harus bebas air, mengeringkan padatan, dan lain-lain. 26. pH meter

pH meter digunakan untuk mengukur nilai pH suatu larutan yang diuji. 27. Homogenizer

17

Homogenizer adalah sebuah peralatan laboratorium yang digunakan untuk homogenisasi berbagai jenis materi, seperti jaringan, tanaman, makanan, tanah, dan banyak lainnya. 28. Batang L atau spreader

Batang L bermanfaat untuk menyebarkan cairan di permukaan agar bakteri yang tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata. Alat ini juga disebut spreader. 29. Lux meter

Lux meter adalah peralatan laboratorium yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya. 30. Freezer

Freezer digunakan untuk mempertahankan suatu bahan yang disimpan agar memiliki suhu di bawah titik beku air. 31. Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer)

18

Hot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425 oC. 32. DO meter

DO meter berfungsi untuk mengukur oksigen terlarut dalam suatu larutan uji. 33. PCR (Polymerase Chain Reaction)

PCR (Polymerase Chain Reaction) digunakan untuk menggandakan DNA. PCR digunakan untuk memperkuat wilayah tertentu dari untai DNA (DNA target). Sebagian besar metode PCR mengamplifikasi fragmen DNA hingga 10 kilo pasangan basa (kb), meskipun beberapa teknik yang digunakan memungkinkan untuk amplifikasi fragmen sampai 40 kb. Ekstraksi DNA merupakan prosedur rutin dalam analisis molekuler. Masalah-masalah dalam ekstraksi DNA masih merupakan hal penting yang perlu diatasi. Random amplified polymorphic DNA (RAPD) merupakan salah satu marka molekuler berbasis PCR yang banyak digunakan dalam mengidentifikasi keragaman pada tingkat intraspesies maupun antarspesies (Pharmawati, 2009).

19

34. Timbangan analitik

Timbangan analitik digunakan untuk mengukur atau menimbnang sampel bahan uji yag biasanya bersifat padatan atau serbuk. 35. Respirometer

Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan tentang bagaimana faktor-faktor seperti umur atau pengaruh cahaya mempengaruhi rata-rata pernapasan. 36. Pipet tetes

Pipet tetes memiliki fungsi yang sama dengan pipet ukur, namun volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam

20

menambahkan HCl / NaOH saat mengatur pH media serta dalam penambahan reagen pada uji biokimia tertentu, dan lain-lain.

37. Gelas ukur

Berguna untuk mengukur volume suatu cairan yang memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan meniskus cekung larutan. 38. Gelas arloji

Gelas arloji terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter. Gelas ini berfungsi sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan mengeringkan padatan dalam desikator. 39. Gelas pengaduk

Gelas pengaduk berfungsi untuk mengaduk larutan atau membantu membersihkan bagian dalam suatu peralatan tertentu. 40. Rak tabung reaksi

21

Rak tabung reaksi berfungsi untuk meletakkan tabung reaksi ketika larutan di dalam tabung reaksi sedang diuji atau didiamkan. V. KESIMPULAN Dari praktikum pengenalan alat dapat diambil kesimpulan bahwa setiap alat memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda sehingga menimbulkan spesifikasi dari masing-masing alat yang mampu membedakannya dengan alat yang lain. Pengenalan alat-alat laboratorium khususnya bidang mikrobiologi penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium dapat rusak atau berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur yang ada.

DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. 2008. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya. Jurnal Litbang Pertanian, 27(3), 2008. Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Mohammed, Hussein A dan Yasin. 2007. Laminar Air Flow Free Convective Heat Transfer Inside Vertical Circular Pipe with Different Inlet Configurations. Thermal Science: Vol. 11 (2007), No. 1, pp. 43-63. Pharmawati, Made. 2009. Optimalisasi Ekstraksi DNA dan PCR-RAPD pada Grevillea spp. Jurnal Biologi XIII (1): 12 -16. Plummer, D. T. 1987. An Introduction to Practical Biochemistry. Bombay: Tata Mc- Graw Hill Publishing Company LTD. Suharto, Ign. 1995. Bioteknologi dalam Dunia Industri. Yogyakarta: Andi offset.

22

B. PENGENALAN MIKROBA I. TUJUAN Mahasiswa dapat mengetahui berbagai jenis mikroorganisme. II. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Mikrobiologi boleh dikata merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad renik barulah ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna yang sesungguhnya mengenai mikroorganisme itu barulah dipahami dan dihargai 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi sebagai bidang biologi yang sangat berarti. Kini mikroorganisme digunakan oleh para peneliti dalam penelaahan hampir semua gejala biologis yang utama (Hadioetomo, 1986). Dunia mikrobe terdiri dari berbagai kelompok jasad renik. Kebanyakan bersel satu atau uniselular. Ada yang mempunyai ciri-ciri sel tumbuhan, ada yang mempunyai ciri-ciri sel binatang, dan ada lagi yang mempunyai ciri-ciri keduanya. Secara kolektif, jasad renik dinamakan protista (Hadioetomo, 1986). Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil. Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi, dan bereproduksi dengan sendirinya (Kusnadi, dkk, 2003). Dari uraian di atas dapat diambil suatu pernyataan bahwa semua pekerjaan yang melibatkan bidang mikrobiologi di dalamnya, pasti juga melibatkan mikroorganisme. Oleh karena itu, penting bagi semua orang yang terlibat di dalamnya untuk mengenal objek studi yang mereka gunakan yaitu mikroorganisme. Pengenalan ini dimaksudkan agar semua bentuk pekerjaan dan penelitian memiliki kualitas yang baik sehingga segala bentuk kesalahan prosedural dapat diminimalisir. b. Dasar Teori Mikroorganisme terdiri dari berbagai kelompok. Dinamakan mikrooragnisme karena kebanyakan bersel satu dan ukurannya yang sangat kecil, sehingga tidak bisa dilihat oleh mata telanjang. Kelompok mikroorgaisme tersebut antara lain adalah protista dan kelompok mikroorganisme bersel satu lainnya yang mempunyai ciri baik seperti bawaan tumbuhan ataupun tidak sama sekali berbeda dengan hewan atau tumbuhan (Dwidjosepturo, 2003). Bakteri adalah yang paling berlimpah dari semua mikroorganisme. Mereka tersebar (berada dimana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak pathogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0.5-5m, meski ada jenis yang dapat menjangkau 0,3 mm dalam diamtere (thomagarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel hewan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda

23

(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagella, yang berbeda dalam strukturnya dari flagella kelompok lain (Suratman, 2008). Anggota dominan ini merupakan prokariota pertama kali hasil isolasi dan mudah ditemukan dimana saja. Semua prokariota pathogen adalah bakteri dengan keragaman metaboismenya adalah fotoautotrofik litotrof, kemoautotrof litotrof, dan kemoheterotrof organotrof (Wayne, 2000). Ciri utama yang membedakan kelompok mikrobe tertentu dari yang lain ialah organisasi bahan selularnya. Perbedaan ini, yang secara asasi itu teramat penting, memisahkan semua protista menjadi dua kategori utama, yaitu prokariota dan eukariota. (Semua organisme yang bukan protista, termasuk manusia, juga terdiri dari sel-sel eukariotik) (Hadioetomo, 1986). Yang termasuk protista prokariotik ialah bakteri dan sianobakteri. Bakteri. Bakteri adalah sel prokariotik yang khas, uniselular dan tidak mengandung struktur yang terbatasi membran di dalam sitoplasmanya. Sel-selnya secara khas, berbentuk bola seperti batang atau spiral. Bakteri yang khas Reproduksi terutama dengan pembelahan biner sederhana yaitu suatu proses aseksual. Beberapa dapat tumbuh pada suhu 00C, ada yang tumbuh dengan baik pada sumber air panas yang suhunya 900C atau lebih. Kebanyakan tumbuh pada berbagai suhu di antara kedua ekstrim ini. Bakteri menimbulkan berbagai perubahan kimiawi pada substansi yang ditumbuhinya, mereka mampu menghancurkan banyak zat. Organisme ini amat penting untuk memelihara lingkungan kita yaitu dengan menghancurkan bahan yang tertumpuk di atau dalam daratan dan lautan. Beberapa macam menimbulkan penyakit pada binatang (termasuk manusia), tumbuhan, dan protista lainnya. Organisme ini sangat luas penyebarannya dalam dan pada permukaan bumi, di atmosfer, dan di lingkungan kita sehari-hari (Hadioetomo, 1986). Sianobakteri adalah organisme prokariotik fotosintetik. Artinya mereka mengandung klorofil dan pigmen-pigmen lain yang memungkinkan mereka melakukan fotosintesis. Sianobakteri berukuran agak lebah besar daripada bakter bersel satu dan dapat dijumpai secara tungga atau dalam rantai sel yang kadangkadang bercabang. Perkembangbiakannya dengan pembelahan biner sederhana, pembelahan ganda, atau melalui proses pelepasan sel-sel khusus yang disebut spora (Hadioetomo, 1986). Appendages merupakan struktur nonseluler yang biasanya dipakai sebagai alat gerak atau kolonisasi. Bermacam-macam appendages dijumpai pada bakteri. Appendages biasanya terletak di luar permukaan sel bakteri. Ada tiga kelompok appendages pada bakteri berdasarkan fungsinya, yaitu flagela untuk bergerak, fimbriae untuk perlekatan, dan pili untuk pertukaran genetik (Purwoko, 2007). Bakteri mampu bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Alat yang dipakai untuk bergerak atau berenang dalam media cair adalah flagela. Flagela adalah alat gerak yang keluar dari permukaan sel. Flagela merupakan filamen heliks agak kaku (dapat terputar ke kiri atau ke kanan tergantung masing-masing spesies). Flagela bergerak dengan cara berputar seperti baling-baling kapal. Hal itu menguntungkan, karena lingkungan tempat hidup bakteri sebagian besar dalam bentuk cair (Purwoko, 2007).

24

Banyak bakteri memiliki fibril yang berperan dalam kolonisasi bakteri. Fibril tersebut disebut fimbriae. Protein fimbriae disebut adhesin, karena protein tersebut membantu perlekatan (adhesive) sel ke sel lainnya. Adhesin yang paling ujung, mampu mengenali reseptornya pada sel lainnya, sehingga mempunyai nilai penting dalam dunia kedokteran. Hal itu karena hemaglutinasi sel darah merah merupakan akibat dari aktivitas adhesin bakteri (Purwoko, 2007). Bakteri mampu berlekatan satu sama lain untuk pertukaran genetik (perkawinan). Selain itu, bakteri dapat melakukan perkawinan dengan bantuan fibril. Fibril yang berperan sebagai perkawinan disebut pili. Pili dijumpai pada bakteri saluran pencernaan (E. coli dan Pseudomonas). Akan tetapi, terdapat beberapa bakteri gram negatif tidak memerlukan pili untuk perkawinan. Sel yang menghasilkan pili disebut jantan dan sel yang menerima perlekatan pili disebut betina. Pada E. coli protein penyusun pili disintesis dari plasmid yang disebut Fplasmid (Purwoko, 2007). Fungi a. Jamur Benang (Mold) Jamur Benang merupakan massa berbentuk benang, multiselular, tidak berklorofil, dan jaringan tubuhnya belum terdeferensiasi. Massa benang bercabang-cabang disebut miselium sedangkan benang tunggal dari miselium disebut hifa. Ada dua jenis tipe hifa yaitu hifa fertil yang dapat membentuk sel-sel reproduksi atau sepora dan hifa vegetatif yang berfungsi menyerap zat makanan dari substrat. b. Khamir (Yeast) Khamir merupakan fungi bersel satu. Pada umumnya khamir menyukai tempat-tempat yang mengandung banyak gula. Beberapa khamir dalam keadaan tertentu mengalami dimorfisme yang membentuk fase Y (fase khamir, bentuk sel tunggal) dan fase F (fase filament, bentuk batang). Faktor yang mempengaruhi dimorfisme antara lain: suhu dan ketersediaan oksigen. Sebagian besar khamir berkembangbiak dengan tunas dan pembelahan sederhana (Purwoko, dkk, 2010). Bakteri merupakan organisme uniselular dan prokariotik. Pada umumnya bakteri berkembang biak secara pembelahan biner. Bentuk dasar bakteri bulat, batang, lengkung. Golongan dari bakteri ini ada yang bersifat fotosintetik menghasilkan oksigen mirip dengan alga, tetapi bersifat prokaryotik, golongan ini disebut sebagai sianobakteri (Purwoko, dkk, 2010). III. METODE a. Alat 1. Mikroskop 1 buah 2. Gelas benda dan gelas penutup @ 4 buah 3. Pipet tetes 4 buah b. Bahan 1. Tempe (Rhizopus sp.) 1 buah 2. Roti busuk (Mucor sp.) 1 buah 3. Air selokan (alga dan protozoa) secukupnya 4. Air WC (E.Coli) secukupnya c. Cara Kerja

25

Pengamatan alga, protozoa, dan sianobakteri 1. Air selokan dan air WC masing-masing diteteskan diatas gelas benda yang berbeda kemudian dengan gelas penutup preparat tersebut ditutup, jangan sampai terbentuk gelembung udara. 2. Preparat diamati secara bergantian di bawah mikroskop kemudian digambar. Pengamatan jamur benang 1. Miselium jamur dari tempe (Rhizopus sp.) dan roti (Mucor sp.) diambil kemudian diletakkan dan diratakan di atas gelas benda yang berbeda. 2. Miselium jamur ditutup dengan gelas penutup. 3. Preparat jamur diamati secara bergantian di bawah mikroskop dan digambar. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tempe Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop, praktikan menemukan jenis jamur yang terdapat di dalam preparat tempe. Ciri-ciri yang dapat diidentifikasi oleh praktikan antara lain jamur ini memiliki rhizoid yang digunakan untuk perlekatan terhadap substrat, hifa yang bersekat, dengan sekat yang disebu sebagai seta atau septa. Dari hasil identifikasi terhadap ciri-ciri, dapat diketahui bahwa jamur ini adalah spesies Rhizopus sp. Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah dari Rhizopus sp. Kingdom : Fungi Class : Zygomycetes Ordo : Mucorales Family : Mucoraceae Genus : Rhizopus Spesies : Rhizopus sp. Gambar teoritis dari Rhizopus sp.

Dari gambar teoritis tersebut dapat diambil suatu keterangan tentang beberapa bagian-bagian dari Rhizopus sp. Miselium dibentuk oleh beberapa hifa yang bersifat haploid yang dapat dengan cepat tumbuh untuk menunjang proses berupa kegiatan penyerapan zat makanan dan membentuk hifa pengait (stolon). Ujung-ujung stolon dpaat membentuk rhizoid dan hifa-hifa tegak yang disebut sporangiofor. Sporangiofor mampu menghasilkan suatu sporangium berbentuk seperti bola pada bagian ujung atau pucuk. Sitoplasma yang ada di dalam dapat melakukan pembelahan dan membentuk dinding sel di sekitar spora. Dinding

26

spora menjadi hitam, yang merupakan warna khusus fungi, seiring dengan matangnya spora pada fungi ini. Spora yang telah matang akan dilepaskan sehingga mampu membentuk miselium baru. Rhizopus sp. Bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan konjugasi sedangkan reproduksi secara aseksual dilakukan denganspora yang bersifat nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium. Hifa pada Rhizopus sp. Memiliki banyak cabang tidak bersekat pada waktu masih muda dan bersekat setelah menjadi tua. Miselium Rhizopus sp. Memiliki tiga tipe yaitu stolon (hifa yang membentuk jaringan di permukaan substrat), rhizoid (hifa yang menembus substrat dan berfungsi dalam menyerap makanan), dan sporangiofor (tangkai sporangium). Kapang golongan Rhizopus sp. sangat berperan penting dalam proses fermentasi tempe, dan memiliki kemampuan dalam menghasilkan enzim glukosidase. Selama proses fermentasi kedelai berlangsung menjadi tempe, isoflavon glukosidase dikonversi menjadi isoflavon aglikon oleh enzim glukosidase yang disekresikan oleh mikroorganisme. Isoflavon mempunyai potensi yang lebih aktif sebagai antioksidan, antihemolisis, antibakteri, anti jamur dan anti kanker (2,3,4), bila dibandingkan dengan senyawa asalnya yaitu isoflavon glukosida. Perubahan tersebut diantaranya disebabkan oleh aktivitas enzim glukosidase. Enzim ini selain terdapat didalam kedelai juga diproduksi oleh mikroorganisme selama proses fermentasi berlangsung dan mampu memecah komponen glukosida menjadi aglikon dan gugus gula (Iskandar, 2006). 2. Roti busuk Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop, praktikan menemukan jenis jamur yang terdapat di dalam preparat roti busuk. Ciri-ciri yang dapat diidentifikasi oleh praktikan antara lain jamur ini memiliki rhizoid yang digunakan untuk perlekatan terhadap substrat dan hifa yang tidak bersekat. Dari hasil identifikasi terhadap ciri-ciri, dapat diketahui bahwa jamur ini adalah spesies Mucor sp. Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah dari Mucor sp. Kingdom : Fungi Divisi : Zygomycota Kelas : Zygomycetes Ordo : Mucorales Family : Mucoraceae Genus : Mucor Spesies : Mucor sp. Gambar teoritis dari Mucor sp.

27

Dari gambar teoritis tersebut dapat diambil suatu keterangan tentang beberapa bagian-bagian dari Mucor sp. Miselium dibentuk oleh beberapa hifa yang bersifat haploid yang dapat dengan cepat tumbuh untuk menunjang proses berupa kegiatan penyerapan zat makanan dan membentuk hifa pengait (stolon). Ujung-ujung stolon dpaat membentuk rhizoid dan hifa-hifa tegak yang disebut sporangiofor. Sporangiofor mampu menghasilkan suatu sporangium berbentuk seperti bola pada bagian ujung atau pucuk. Sitoplasma yang ada di dalam dapat melakukan pembelahan dan membentuk dinding sel di sekitar spora. Dinding spora menjadi hitam, yang merupakan warna khusus fungi, seiring dengan matangnya spora pada fungi ini. Spora yang telah matang akan dilepaskan sehingga mampu membentuk miselium baru. Ciri umum pada Mucor sp. sama dengan Rhizopus sp. hanya saja berbeda dalam hala bersekat tidaknya hifa, dimana pada Mucor sp. memiliki hifa yang tidak bersekat dan pada Rhizopus sp. memiliki hifa yang bersekat. Mucor, kelas Zygomycetes (perkembangbiakan secara seksual dengan zygospora yakni peleburan dua gametangium dan aseksual dengan spora yang diproduksi oleh sporangium), ordo Mucorales, famili Mucoraceae. Secara makroskopis jamur ini seperti Rhizopus sp. yakni miseliumnya seperti kapas tetapi warnanya lebih putih dibandingkan dengan Rhizopus sp. dan secara mikroskopis jamur ini memiliki stolon tetapi tidak memiliki rhizoid dan sporangiofornya lebih pendek dibanding dengan Rhizopus sp. (Purwantisari, 2009). Selama reproduksi aseksual, sporangiofor berada dalam posisi tegak. Ujung sporangiofor membengkak untuk membentuk sporangium bulat yang berisi spora uninukleat haploid. Perpanjangan sporangiofor disebut dengan columella yang menjorok ke dalam sporangium itu. Dinding sporangium mudah pecah untuk melepaskan spora. Spora yang berkecambah siap untuk membentuk miselium baru pada substrat yang sesuai. Selama reproduksi seksual, strain yang kompatibel berbentuk pendek disebut hifa khusus. Karyogami dan meiosis (rekombinasi seksual) terjadi dalam zigospora, yang dianggap tahan lama dan tahan terhadap kondisi buruk. Mereka mungkin berkecambah membentuk hifa atau sporangium termasuk yang terjadi pada Mucor sp. 3. Air selokan (alga dan protozoa) Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop, praktikan tidak menemukan organisme yang terdapat di dalamnya. Menurut beberapa referensi yang ada, air selokan biasa mengandung alga atau protozoa.

28

Alga merupakan organisme eukaryotik yang memiliki klorofil dan dapat melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen. Alga ada yang bersifat mikroskopis dan makroskopis. Alga juga memiliki pigmen misalnya karotenoid. Sedangkan protozoa merupakan hewan tingkat rendah dan bersifat mikroskopik. Beberapa spesies dari golongan ini dapat bersifat pathogen, namun beberapa spesies bermanfaat, misalnya bersimbiosis dengan hewan memamah biak. Protozoa memiliki alat gerak, tergantung dari spesiesnya antara lain pseudopodia, flagella, silia. Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara pembelahan mitosis yang menghasilkan dua sel baru dan dengan spora, dimana spora yang dihasilkan disebut dengan sporozoid. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan cara konjugasi yaitu peleburan inti sel pada organisme (belum jelas alat kelaminnya) dan dengan apicomplexa, yaitu peleburan gamet sporozoa yang dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Berikut ini adalah gambar teoritis dari organisme alga dan protozoa:

4. Air WC (E.Coli) Organisme yang ditemukan oleh praktikan di dalam preparat air WC adalah Escherichia coli atau biasa disingkat E. Coli, yang merupakan salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2 atau dengan mencegah bakteri lain di dalam usus. Dewasa ini, E. Coli banyak menarik perhatian para ahli di bidang veteriner, seiring dengan ditemukannya E. Coli patogen di lapangan. Bakteri tersebut umumnya bersifat gram negatif, tidak tahan asam, dan tidak membentuk spora (Wibowo, 2008). E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Klasifikasi ilmiah dari E. Coli antara lain: Superdominan : Phylogenetica Filum : Proteobacteria

29

Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Enterobacteriales Famili : Enterobacteriaceae Genus : Escherichia Spesies : Escherichia coli Gambar teoritis dari E. Coli

VI. KESIMPULAN 1. Pengenalan mikroba penting untuk membuat suatu pekerjaan atau penelitian di bidang mikrobiologi menjadi berkualitas serta meminimalisir kesalahan prosedural yang dapar terjadi. 2. Pada pengamatan preparat miselium tempe terdapat organisme berupa jamur Rhizopus sp. 3. Pada pengamatan preparat roti busuk terdapat organisme berupa jamur Mucor sp. 4. Perbedaan mendasar pada Rhizopus sp. dan Mucor sp. terletak pada ada tidaknya sekat pada hifanya, dimana pada Rhizopus sp. memiliki hifa yang bersekat sedangkan Mucor sp. memiliki hifa yang tidak bersekat. 5. Pada pengamatan preparat air selokan tidak ditemukan organisme tertentu. 6. Pada pengamatan preparat air WC ditemukan organisme berupa Escherichia coli DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djembatan. Hadioetomo, Ratna Siri. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press. Iskandar, Yetti Mulyati. 2006. Isolat usar ( Rhizopus sp ) pada Pembuatan Inokulum Tempe dan Respon Terhadap Senyawa Isoflavonoida. Seminar Nasional Kimia dan Kongres Nasional Himpunan Kimia Indonesia Jakarta, 22 Februari 2006. Purwantisari, Susiana dan Rini. 2009. Isolasi dan Identifikasi Jamur Indigenous Rhizosfer Tanaman Kentang dari Lahan Pertanian Kentang Organik di Desa Pakis, Magelang. BIOMA, Desember 2009 Vol. 11, No. 2, Hal. 45-53. Purwoko, Tjahjadi. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta :Bumi Aksara. Purwoko, Tjahjadi. 2010. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Surakarta: Laboratorium Mikrobiologi UNS. Suratman. 2008. Petunjuk Praktikum Taksonomi Tumbuhan. Surakarta: FMIPA UNS. Wayne, Bold. 2000. Introduction to The Alga. New Jersey: Practise Hall Inc. Englewood Cliffs. Wibowo, Michael Haryadi dan Agnesia, 2008. Studi Patogenesis Escherichia coli Isolat Unggas pada Ayam Pedaging Umur 15 Hari. Jurnal Veteriner Juni 2008 Vol. 9 No. 2:87-93.

30

LAMPIRAN 1. Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem Biologi dan Metode Analisisnya 2. Laminar Air Flow Free Convective Heat Transfer Inside Vertical Circular Pipe with Different Inlet Configurations 3. Optimalisasi Ekstraksi DNA dan PCR-RAPD pada Grevillea spp. 4. Isolat usar ( Rhizopus sp ) pada Pembuatan Inokulum Tempe dan Respon Terhadap Senyawa Isoflavonoida 5. Isolasi dan Identifikasi Jamur Indigenous Rhizosfer Tanaman Kentang dari Lahan Pertanian Kentang Organik di Desa Pakis, Magelang 6. Studi Patogenesis Escherichia coli Isolat Unggas pada Ayam Pedaging Umur 15 Hari. 7. Laporan sementara

31

You might also like