You are on page 1of 9

MATV

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN MATV 1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut : INSTALASI MASTER ANTENA TELEVISION (MATV) a. Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional. b. Peraturan Daerah DKI Jakarta yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh terhadap pengoperasian jenis instalasi yang dirancang. c. PUIL dan Standard Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang. d. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang bangunan dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir e. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 1992 tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir. f. Standard CCITT, atau edisi terakhir. g. Standar acuan yang dikeluarkan pabrik pembuat peralatan MATV. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran. 1.02.0. GAMBAR - GAMBAR 1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. 2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah dioperasikan. 3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi. 4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini. 5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenane Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi. 1.03.0. KOORDINASI 1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. 2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain. 3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong. 1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN 1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. 2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi/MK. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong. 1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING 1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan terlebih dahulu program Testing dan Commissioning . 2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu dan atau yang

diminta oleh Direksi/MK untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta. 3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. 1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama. 2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung sejak saat penyerahan pertama. 3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya. 4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. 5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instlasi ini tidak melaksanakan teguran dari Direksi/ MK atas perbaikan/ penggantian/ penyetelan yang diperlukan, maka Direksi/ MK berhak penyerahkan perbaikan/ penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini. 6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya. 7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya. 8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah : a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi / MK. b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instalasi pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam Kebakaran dan Instalasi Keselamatan Kerja, dll, hingga intalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instalasi yang bersangkutan. c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada MK/Direksi. 1.07.0. LAPORAN - LAPORAN 1. Laporan Harian dan Mingguan Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran mengenai : Kegiatan fisik Catatan dan perintah Direksi/MK yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis. Jumlah material masuk/ ditolak Jumlah tenaga kerja Keadaan cuaca, dan Pekerjaan tambah/ kurang Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Direksi/MK untuk diketahui/ disetujui. 2. Laporan Pengetesan Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut : Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi. Hasil pengetesan peralatan Hasil pengetesan kabel dan lain-lainnya. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak Direksi/MK. 1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan

mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Direksi/MK. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Direksi/MK. 1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan Perencana dan Direksi/MK. 2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga). 3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada Direksi/MK, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi/MK secara tertulis. 1.10.0. IJIN - IJIN Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong. 1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan instalasi ini. 2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Direksi/MK secara tertulis. 1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu. 2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Direksi/MK/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini. 1.13.0. RAPAT LAPANGAN Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi tugas. 2.00.0. LINGKUP PEKERJAAN MATV 2.01.0. LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG 1. Pemborong wajib mengadakan, melakukan pemasangan bahan dan peralatan yang diperlukan di dalam instalasi ini dengan baik dan rapi, serta penyetelan pada bagian yang memerlukan serta mengadakan pengujian, baik untuk setiap bagian dari sistim maupun untuk keseluruhan sistim, guna mendapat-kan suatu operasi dari sistim secara sempurna dan memuaskan. 2. Pemborong wajib melengkapi seluruh bagian dari sistim sehingga secara keseluruhan merupakan sistim yang lengkap dan dapat berfungsi dengan baik. 3. Pemborong wajib menyatakan kekurangan dan atau ketidak-jelasan dan atau kesalahan yang terdapat didalam dokumen pelelangan pada saat Rapat Penjelasan Pelelangan. 4. Penawaran yang diajukan oleh Pemborong dinilai berlaku untuk seluruh sistim yang dikehendaki tanpa adanya kekurangan dalam bentuk apapun juga. 2.02.0. LINGKUP PEKERJAAN MATV Pekerjaan MATV pada dasarnya dibedakan atas beberapa bagian sebagai berikut.: 1. Antena Parabola dan Yagi 2. Receiver dan Modulator 3. Active Combiner dan Booster Amplifier

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Video Recorder/ Player Directional Coupler / Splittter Antena Outlet Kabel Coaxial Pipa pelindung kabel, Peralatan Bantu yang diperlukan

3.00.0. SISTEM MATV Sistem MATV yang dikehendaki adalah menyediakan program : 1. Overseas Channel dari Satelit Asiasat 3 - S : Now TV, Bloomberg, V. Channel, Phonix dan Arirang 2. Local Chanel dari Antena Yagi : RCTI SCTV TPI ANTV Indosiar Trans TV Lativi Global TV-7 TVRI Program 1 & 2 Metro TV 3. Overseas Channel dari Satelit Cakrawala/Indovision : CNN HBO Discovery 4. Program VCD 5. Program CCTV Camera.

4.00.0 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MATV 4.01.0 KONDISI OPERASI 1. Setiap bagian dari bahan dan peralatan yang akan dipakai harus dapat dioperasikan secara normal pada temperature keliling tidak kurang dari 40 C dan kelembaban relatif tidak kurang 80 % . 2. Pemborong wajib mengadakan seleksi peralatan sistim MATV, sedemikian rupa sehingga kuat penerimaan di setiap pesawat televisi tidak kurang dari 65 dB, dan tidak lebih dari 80 dB, baik untuk pemakaian program Televisi (TV Cable), Video maupun kemungkinan pemakaian antena parabola. 3. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang sesuai dengan catu daya di Indonesia . 4. Semua peralatan yang membutuhkan catu daya listrik, harus dipilih yang dapat bekerja secara normal dengan besaran factor daya tidak kurang dari 0,9 atau Pemborong wajib menambahkan kapasitor. 5. Apabila ternyata peralatan yang diajukan Pemborong mempunyai kapasitas yang lebih besar dari yang direncanakan, pemborong wajib menyesuaikan semua perubahan komponen yang berhubungan dengan perubahan kapasitas. 6. Pemborong wajib melengkapi seluruh peralatan yang dipergunakan dalam paket pekerjaan ini terhadap interferensi gelombang radio ( RFI ), Interferensi Gelombang Elektromagnetik (EMI) dan kejutan tegangan ( Surge

Arrester ). 4.02.0. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA MATV 1. Receiver Untuk Satelit Frekuency Range : 950 2150 MHz Type of Reception : Analog or Digital Demodulator : QPSK LNB Protection : Surge Protection

2. Modulator Untuk Satelit Tuning Range : 950 2.150 MHz Input Level V: 49 87 dB Dynamic Threshold : C/N < 8 dB IF Bandwidth : 18/27 MHz (Programable) AFC Sensitifity : 5 MHz Audio Tuning Band : 5,3 9 MHz Audio IF Bandwidth : 150/330 KHz (Switch) Output Level V: 75 90 dB Vestigiol Side Band Spurious in Adjacent Channel : - 60 dB CN Ratio : > 54 dB 3. Receiver Untuk Terestrial Single Channel Amplification Frequency Range : VHF 174 230 MHz (ch 5 12) UHF 470 82 MHz (ch 21 ch 69) Output Level : V120 124 dB Variable Gain : 30 40 dB Mounting : Modular Bandwidth : 7 8 MHz 4. Active Combiner/Headend Amplifier Frequency Range : 47 862 MHz Gain : 33 34 dB Gain Adjustment : 20 dB Gain Adjutment V: 120 dB

5. Power Supply Input Voltage : 187 264 VAC Output Voltage : 12 24 VAC Max. Output Current : 2 3,8 A 6. Antena Parabola Type : Preme Focus Aparture Diameter : 12 feet Reception Frequency : 10,7 12,75/3,4 4,2 GHz Material : Aluminium Reflector Focal Length : 50,4 inch Gain : 42,5 dBi pada 4,2 GHz : 50,2 dBi pada 12,2 GHz

7. UHF Antena Jumlah Elemen : 43 Channel Elemen : 21 69 VAC Gain : 16,5 dB 8. VHF Antena Jumlah Elemen : 9 Channel Elemen : 5 12 VAC Gain : 10 dB 9. Booster Amplier Gain : 40 dB Output Level V: 120 124 dB Max. Output Current : 2 3,8 A Band : UHF VHF Max. Current Preamp : 250 mA 10. Peserta tender hendaknya melakukan pemilihan type/model tiap bagian dalam sistem ini, sedemikian rupa sehingga kuat signal yang dapat diterima di pesawat Televisi penerima tidak kurang dari 65 dB dan tidak lebih dari 80 dB. 11. Peserta tender wajib menyampaikan hasil seleksi type/model sesuai produk yang diajukan disertai semua perhitungan atas level penerimaan, penguatan dan peredaman yang mungkin terjadi pada setiap komponen dari sistem. 12. Peserta yang tidak menyerahkan hasil seleksi dan perhitungan yang dimaksud dalam butir 1 dan 2 diatas, akan dinilai secara tidak langsung mengundurkan diri dari pelelangan danakan dinyatakan gugur. 13. Batasan pemilihan peralatan yang akan dilakukan pemborong, diberikan sebagai berikut : Jenis peralatan harus sesuai dengan penempatannya. Active Combiner dengan output 115 120 dB. Booster yang dipilih harus tipe channelized sehingga panguatan signal dapat dilakukan terpisah antara signal VHF dan signal UHF. Peralatan utama harus ditempatkan pada rak peralatan yang dimensinya sama seperti peralatan Tata Suara. 14. VCD player yang digunakan adalah sistem dengan versi terakhir dengan spesifikasi PAL. Alat ini harus mempunyai Audio Output tidak kurang dari 200 mVrms. 5.00.0 SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI PENGKABELAN 1. Kabel yang dipergunakan sebagai penghantar utama yaitu kabel coaxial berinti dari bahan tembaga dengan luas penampang inti tidak kurang dari yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan. 2. Khusus untuk kabel video, pemborong harus mempergunakan kabel tipe Coaxial khusus untuk kebutuhan tersebut dan diameter intinya harus dipilih sedemikian rupa sehingga redaman (losses) yang terjadi masih berada didalam kemampuan kerja peralatan. 3. Surge Arrestor Power Surge Arrestor untuk incoming power AC harus ditanahkan (grounding) dan memiliki tahanan tanah max. 1 ohm. Kabel grounding menggunakan jenis bar copper dengan ukuran minimum 6 mm. Kabel dari antenna luar ke peralatan head-end amplifier harus dilengkapi dengan Coaxial Arrester. a. AC Power Surge Arrestor Surge Reduction Filter

High Impulse Rating EMI/RFI Filtering Power Indication LED b. Coaxial Surge Arrestor Three Stage Clamping Circuit Line Current up to 1,5 A S)Max. Surge Rating 20 KA (8/20 4. Pipa pelindung kabel yang dipergunakan harus tidak mempunyai sifat sebagai berikut : Tidak mudah terbakar Tidak merambatkan api Dapat memadamkan api dengan sendirinya Tidak mengeluarkan gas beracun bila terbakar

5. Pemborong wajib memeprgunakan alat bantu pemipaan yang sesuai dengan kegunaannya dan disetujui oleh Direksi/MK. 6. Peralatan bantu untuk pipa pelindung diatur sebagai berikut : Pada setiap jarak 6 meter harus diberikan sambungan tipe expantion coupling. Tipe klam pipa harus sesuai untuk pemakaian jenis sambungan yang dimaksud, dimana pipa tidak berhubungan langsung dengan tempat kedudukannya. Lem yang dipergunakan harus sesuai degnan ketentuan dari pabrik pembuat pipa dan bersifat tahan api. Pada setiap 4 belokan arah jalur kabel, harus diberikan kotak percabangan. 7. Dalam pemasangan kabel ke peralatan utama, pemborong wajib memper- gunakan pelindung yang bersifat flexibel dilengkapi dengan semua peralatan.

6.00.0 SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN 1. Setiap bahan dan peralatan hendaknya dipasang sesuai dengan gambar rencana dan atau gambar revisi serta harus disetujui oleh Direksi/MK. 2. Lokasi yang tepat dari semua bahan dan peralatan akan ditentukan kemudian di lapangan oleh Direksi/MK. 3. Pemborong wajib mempergunakan rak kabel untuk semua kabel yang ditempatkan didalam pipa pelindung kabel ataupun tidak, bila dipasangkan secara mendatar dan atau tegak dengan jalur kabel lebih dari empat jalur . 4. Pemborong wajib mempergunakan setiap peralatan bantu pipa pelindung kabel sesuai dengan fungsinya dengan tidak mengadakan perubahan. 5. Pipa pelindung kabel hendaknya ditempatkan dibagian bawah plat lantai diatas lantai yang bersangkutan dan diklem pada setiap jarak yang tidak lebih dari 100 cm. Pemborong wajib memberikan klem di setiap belokan arah di kotak percabangan dan di tempat lain yang akan ditentukan oleh Pengawas. 6. Pemotongan pipa pada pipa pelindung kabel harus dilakukan dengan memakai alat potong khusus pipa, dimana pada bagian bekas dilakukan pemotongan harus dibersihkan dengan mempergunakan reamer. 7. Bagian persambungan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cairan pembersih yang dianjurkan pabrik pipa sebelum diadakan penyambungan.

8. .Dalam hal pemasangan pipa, penempatan yang diperkenankan adalah yang sejajar dengan dinding bangunan baik untuk pemasangan yang mendatar maupun yang tegak terhadap bidang mendatar. Sudut belokan yang diper-

kenankan adalah tegak lurus atau 45 9. Dalam hal pemasangan pipa yang tidak dapat dilaksanakan secara sekaligus, maka bagian ujung pipa harus ditutup sementara sesuai petunjuk MK/Direksi Pengawas. 10. Kotak percabangan dari pipa pelindung kabel apabila diperlukan harus ditempatkan pada plat lantai diatas lantai yang bersangkutan. Kotak percabangan harus dipasang dengan mempergunakan Fisher 5 sebanyak 2 buah ke plat lantai yang bersangkutan. 11. Pemborong tidak diperkenankan mengadakan penyambungan kabel penghantar, kecuali pada terminal peralatan. 12. Dalam pemasangan kabel penghantar yang ditanam, maka ketentuan penanaman kabel yang berlaku harus ditaati. 13. Setiap bagian dalam pekerjaan yang terbuat dari bahan baja yang tidak terlindung harus diberikan lapisan anti karat dengan zinchromate buatan ICI sebanyak 2 lapis. 14. Apabila terdapat pemasangan pipa pelindung kabel yang tidak dipasang pada tembok sejumlah 6 jalur atau lebih Pemborong wajib memberikan penutup seperti yang diminta oleh Direksi/MK. 15. Hal-hal lain mengenai pemasangan bahan dan peralatan akan ditentukan oleh Direksi/MK selama periode pelaksanaan pekerjaan.

7.00.0 SPESIFIKASI TEKNIS PENGUJIAN PEKERJAAN 1. Pemborong wajib melaksanakan pengujian baik untuk setiap bagian dari sistem maupun untuk sistem secara keseluruhan sesuai dengan permintaan Direksi/ MK. 2. Pemborong wajib memberitahukan rencana pengujian kepada Pengawas. Pengujian yang tidak dihadiri oleh Direksi/MK dan wakil dari Pemberi Tugas dinilai tidak syah dan harus diulang. 3. Pengujian hasil pelaksanaan terutama ditunjukan untuk memeriksa hal-hal sebagai berikut : Pengukuran level sinyal video pada tiap outlet. Program TV & Video secara keseluruhan. Dan lainnya yang akan ditentukan oleh Direksi/MK. 4. Apabila ditemukan adanya ketidakberesan dalam pemasangan, maka Direksi/MK berhak untuk menolak adanya penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas. 5. Penyerahan pekerjaan kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan setelah hasil pengujian dinyatakan dapat diterima baik oleh Direksi/MK maupun oleh Pemberi Tugas, dimana semua kewajiban Pemborong telah diselesaikan secara keseluruhan. 8.00.0 P R O D U K 1. Active Combiner, Booster, Directional Coupler Splitter dan perlengkapannya yang dipergunakan produksi Fuba, Hills, Ikusi, Fagor, Televes. 2. Laser Disc player dan VCD player yang dipergunakan yaitu produksi Sony atau Toshiba. 3. Kabel coaxial adalah produksi dari Sinar Edwindo, Yuri ex import atau Belden ex import. Note : 1. Didalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing-masing.

2. Didalam pengajuan persetujuan material kepada MK/Direksi, Kontraktor yang telah ditunjuk harus melampirkan copy surat keagenan tunggal dari Prinsipal produk masing-masing. 3. Surat pengajuan penawaran harus dilengkapi lampiran diagram sistem dimana masing-masing blok diisi type/model yang dipilih sesuai produk yang diajukan, dengan mengacu kepada diagram sistem dari perencana.

You might also like