You are on page 1of 5

PSIKOLOGI PADA BALITA

BAB I PENDAHULAN 1. Latar belakang Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak, yang ditunjangi oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan dari lingkungan yang banyak berpengruh dalam kehidupan anak menuju dewasa. Ada pula ciri-ciri anak prasekolah dan cara mengembangkan agar anak dapat berkembang menjadi kompeten . Dan itu semua akan saya coba bahas dalam makalah ini. Masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu pada usia 2 s/d 6 tahun,ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita,dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training),dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya. 2. Tujuan Menjelaskan tahap-tahap perkembangan pada balita Memahami perkembangan balita secara fisik, psikologis, bahasa maupun moral 3. Rumusan masalah Apa saja tahap-tahap perkembangan pada balita. Bagaimana perkembangan balita secara fisik, psikologis, bahasa maupun moral.

BAB II PEMBAHASAN PERKEMBANGAN DALAM MASA BALITA A.PERKEMBANGA N FISIK Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya.Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh,baik yang menyangkut ukuran berat dan tinggi maupun kekuatannya, memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya dan mengeksplorasi lingkungannya. Perkembanga fisik anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik yang kasar maupun halus. B. PERKEMBANGAN EMOSI Pada masa ini, emosi balita sangat kuat di tandai oleh ledakan amarah, kekuatan yang hebat atau iri hati yang tidak masuk akal. Pada usia 4 tahun anak sudah mulai menyadari aku nya. Bahwa

aku nya (dirinya) berbeda dengan orang lain. Bersamaan dengan itu, berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Pola emosi umum yang terjadi pada masa balita antara lain : 1. Takut : perasaan terancam oleh suatu objek yang di anggap membahayakan. 2. Cemas : perasaan takut yang bersifat khayalan. 3. Marah : perasaan tidak senang atau benci. 4. Cemburu : perasaan tidak senang pada orang lain. 5. Kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan : masukkan yang positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya. C. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI Selain perkembangan fisik, satu hal juga yang harus diperhatikan oleh setiap orangtua yaitu perkembngan psikologis dan emosional buah hatinya. Dengan peka terhadap setiap tahap perkembangan si kecil dapa mempererat hubungan orangtua dan anak,selain tentunya membantu anda mengetahui bagaimana cara menangani anak muda. Berikut beberapa tahap dalam perkembangan psikologis dan emosional anak anda yang bisa menjadi panduan bagi anda sebagai orangtua. 1. Usia 12-36 bulan Kegiatan mendongeng atau membacakan cerita sebelum tidur untuk si kecil merupakan sebuahaktifitas yang tak hanya menyenangkan namun juga dapat mengembangkan kemampuan membaca si kecil sejak dini. Kemampuan tersebut meliputi : Bagaimana sebuah buku bekerja, dalam hal ini anda mengajarkan bahwa sebuah buku bisa baru akan bermakna setelah kita membukanya, dan membaca cerita didalamnya Buku bisa menceritakan sebuah kisah. Setiap cerita memiliki awal dan akhir Setelah si kecil tahu manfaat dan cara kerja buku, anda bisa mulai mengajarkannya untuk menyukai aktifitas membaca buku, ditahap ini anda cukup mengajarkannya beberapa hal seperti : Membacakannya buku dengan suara yang jelas dan keras Biarkan si kecil bermain-main dengan bukunya, sehingga ia familiar dengan buku Bacalah dalam waktu yang singkat, karena bagi anak-anak 10 menit membaca merupakan waktu yang lama Ikuti cerita anda dengan pertanyaan seputar kisah yang ada dalam buku tersebut, untuk memancing interaksi antara anak anda dengan buku yang sedang dibaca Jika si kecil tiba-tiba merebut buku yang sedang anda bacakan, biarkan ia melakukan tersebut, karena itu pertanda si kecil ingin bereksplorasi dengan bukunya. 2. Usia 18-36 bulan Jika di bulan-bulan sebelumnya bayi anda sulit berpisah dari anda, maka memasuki tahun ke-2 si kecil mulai menyadari bahwa ia juga makhluk individual. Mereka akan mulai melakukan sesuatu sendiri. Pada tahap ini berikan ruang pada anak anda untuk tumbuh. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara : Sediakan lebih banyak waktu untuk bagi anak anda untuk melakukan lebih banyak hal sendiri, misalnya saat ia ingin mengembalikan mainannya sendiri ke kotaknya, saat ia ingin makan sendiri, membuka sepatu sendiri dan sebagainya. Sertakan sikecil dalam aktifitas harian anda misalnya saat anda membersihkan rumah, anda

bisa menberinya lap bersih dan sebagainya sehingga ia merasa telah turut serta bersih-bersih bersama anda. Pada tahap ini ada kalanya si kecil akan membuat anda jengkel misanya membuat makananya berantakan saat mencoba makan sendiri,jika hal tersebut terjadi bersabarlah,bimbinglah iya untuk berlatih kemandirianya dengan benar dan jangan buat iya menyerah karna omelan anda. Seringkali anda mengatakan tidakuntuk melarang si kecil melakukan ini itu,jangan kaget jika di usia ini si kecil akan balik mengatakan tidak untuk setiap anda minta. Alangkah lebih baik jika sejak dini anda mulai memilih kata-kata yang tepat untuk mengatakan tidak pada si kecil. 3. Usia 18-24 bulan Memasuki usia 18 bulan, si kecil sudah mulai bisa mengucapkan satu dua patah kata sederhana,bahkan anda akan merasa excidet karna ternyata si kecil sudah milai bisa anda ajak mengobrol. Meski demikian anda harus bersabar karna meski sudah mengenal beberapa kata,namun si kecil belum sepenuhnya mengerti maksud dari kata yang di ucapkanya. Bimbinglah iya terus untuk mengembangkan kemampuan bicaranya dengan cara : Jangan meneruskan kalimat yang seharusnya diselsaikan anak anda, karena hanya akan membuat anak anda frustasi. Meski sudah mulai bisa berbicara, namun anda harus ingat, si kecil masih akan menggunakan tangisan saat lelah, lapar, atau sakit Beri kesempatan pada si kecil untuk berbicara,khususnya jika ada anak lain yang lebih tua di rumah anda. Jadilah contoh pembicara yang baik untuk anak anda,karna pada usia ini anak anda sedang hobinya meniru apa yang di lihat dan di dengarnya. 4. Usia 24 bulan Memasuki usia 24 bulan anak anda muai merasakan hubungan antara perasaan dan perbuatanya terhadap orang lain. Hal tersebutlah yang menjadi dasar interaksi si kecil dengan sesama yang nantinya membangun hubungan persahabatan. Sikap empati tersebut perlu di kembangkan oleh si kecilsejak dini dengan cara : Saat anak anda sedang kesal atau sedih, biarkan iya merasakan dan menghadapi perasaan tersebut, jangan mencoba menutupi perasaaya atau melarangnya mengungkapkan perasaanya. Dengan demikian anak anda belajar mengidentifikasi beragam perasaan yang dirasakanya. Perhatikan emosi anda.jangan malu mengakui jika anda sedang marah, sedih atau kecewa, namun pastikan juga anda tidak over acting menghadapi perasaan tersebut sehingga membuat anda takut dan aneh dengan reaksi anda. D. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN Masa ini lazim di sebut masa trotzalter yaitu periode berlawanan atau masa krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang hebat dalam dirinya. Dia menyadari bahwa dirinya terpisah dari lingkungan atau orang lain. Dengan kesadaran ini balita menemukan bahwa ada dua pihak yang berhadapan yaitu akunya dan orang lain. Aspek-aspek perkembangan kepribadian balita meliputi : 1. Ketergantungan atas citra diri (dependensi vs self image). Konsep balita tentang dirinya sulit di pahami dan di analisis, karena keterampilan bahasanya belum jelas dan pandangan terhadap orang lain masih egosentris. Mereka memiliki system pandangan dan persepsi yang kompleks, tetapi belum dpat menyatakannya. 2. Inisiatif vs rasa bersalah ( initiative vs guilt )

Erik erikson mengemukakan suatu teori bahwa mengalami suatu krisis perkembangan, karena mereka menjadi kurang defenden dan mengalami konflik antara inisiatif dan rasa bersalah. Kemampuan anak berkembang, baik secara fosik maupun mental. Pada tahap ini balita siap dan berkeinginan untuk belajar dan bekerja sama dengan orang lain guna mencapai tujuannya. E. PERKEMBANGAN MORAL Pada masa ini balita sudah memiliki dasar tentang sikap motalitas terhadap kelompok socialnya ( orang tua, saudara dan teman sebaya ). Melalui pengalaman berinteraksi dengan temannya, anak belajar memahami tentang kegiatan atau prilaku mana yang baik / boleh / di terima / disetujui / buruk / tidak boleh. Pada saat mengenal konsep baik buruk, benar salah atau menanamkan disiplin oleh orang tua hendaknya memberikan penjelasan tentang alasanya. Penanaman disiplin dengan di sertai alasannya ini di harapkan akan mengembangkan self control atau self discipline pada anak. F. PERKEMBANGAN BAHASA Bahasa merupakan sebuah kelebihan umat manusia. Dengan menggunakan bahasa, orang mampu membedakan antara subjek dan objek. Berikut adalah beberapa perkembangan bahasa menurut clara dan wiLiam stern.

1) Prastadium (tahun pertama) Kata pertama yang diucapkan anak dimulai dari suara-suara seperti yang kita dengar keluar dari mulut seorang bayi. Dalam masa ini anak cendrung mengucapkan pengulangan suara. Contoh sebagai penjelasan, ma-ma, mi-mi (saya mau minum). 2) Kalimat satu kata (12-18 bulan) Satu perkataan dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan, atau satu keinginan. Seperti kata mama dimaksudkan untuk mama, saya minta makan. 3) Masa memberi nama (18-24 bulan) Perkembangan bahasa ini, seakan-akan terhenti selama beberapa bulan kerena anak memusatkan perhatiannya untuk belajar berjalan. Sambil berjalan kesana sini, dengan tak henti-hentinya dia bertanya, ini apa?, itu apa?, itu siapa?, ia mengapa? itulah alasannya mengapa ada yang menyebut masa ini dengan masa masa memberi nama atau masa apa itu. 4) Masa kalimat tunggal (24-30 bulan) Bahasa dan bentuk kalimat makin baik dan sempurna, anak telah menggunakan kalimat tunggal. Sekarang ia mulai menggunakan awalan dan akhiran yang membedakan bentuk dan warna. 5) Masa kalimat majemuk (>30 bulan) Anak mengucapkan kalimat yang makin panjang dan bagus. Anak telah mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk. Sesekali ia menggunakan kata perangkai, akhirnya timbullah anak kalimat. Dalam hal ini anak sering berbuat kesalahan. G. PERKEMBANGAN MORAL Pada masa ini anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok sosialnya (orangtuanya, saudara, dan teman sebaya) melalui pengalaman berinteraksi dengan temannya, anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik/ boleh/ diterima/ disetujui/ buruk/ tidak boleh. Berdasarkan pengalamannya itu, maka pada masa ini anak harus bertingkah laku (seperti mencuci tangan sebelum makan, menggosok gigi sebelum tidur).

Pada saat mengenalkan konsep-konsep baik-buruk, benar-salah, atau menanamkan disiplin pada anak, orang tua atau guru hendaknya memberikan penjelasan tentang alasannya. Penanaman disiplin dengan disertai alasannya ini diharapkan akan mengembangkan self control atau self discipline pada anak. Apabila penanaman disiplin ini tidak diiringi penjelasan tentang alasannya, atau bersifat doktrin, biasanya akan melahirkan sikap disiplin buta, apalagi disertai dengan perkataan yang kasar. Diposkan oleh fitry_ipit di 20:26

You might also like