You are on page 1of 9

KOVENAN INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEMUA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL

Disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 2106 A (XX) Pada Tanggal 21Desember 1965

KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENGHAPUSAN SEMUA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL Disetujui dan terbuka untuk penandatanganan dan ratifikasi oleh Resolusi Majelis Umum 2106 A (XX) 21 Desember 1965 Negara-negara Pihak Konvensi ini ; Mempertimbangkan bahwa Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah didasarkan pada asas-asas mengenai martabat dan persamaan yang melekat dalam semua insane manusia, dan bahwa semua Negara Anggota telah berjanji untuk diri mereka sendiri untuk melakukan tindakan yang terpisah, dalam kerja sama dengan organisasi, untuk pencapaian salah satu dari tujuan-tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu meningkatkan dan mendorong penghormatan universal dan pentaatan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasar bagi semua, tanpa pembedaan mengenai ras, jenis kelamin, bahasa atau agama, Mempertimbangkan bahwa Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia menyatakan bahwa semua insan manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak-hak dan bahwa setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang dikemukakan di dalamnya, tanpa pembedaan apa pun, terutama mengenai ras, warna kulit, atau asal-usul kebangsaan, Mempertimbangkan bahwa semua insan manusia adalah sama di hadapan hukum, dan berhak atas perlindungan hukum yang sama terhadap diskriminasi apa pun dan terhadap hasutan apa pun, Mempertimbangkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengutuk penjajahan dan semua praktek pemisahan dan diskriminasi yang berkaitan dengannya dalam bentuk apa pun dan di mana pun, dan bahwa Deklarasi mengenai Pemberian Kemerdekaan kepada Negaranegara dan Bangsa-bangsa Jajahan 14 Desember 1960 (resolusi Majelis Umum 1514 (XV)) telah menegaskan dengan khidmat menyatakan perlu mengakhiri dengan cepat dan tanpa syarat,

Mempertimbangkan bahwa Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial 20 November 1963 (resolusi Majelis Umum 1904 (XVIII)) dengan khidmat menegaskan perlunya dengan cepat menghapuskan diskriminasi rasial di seluruh penjuru dunia dalam semua bentuk dan manifestasinya dan menjamin pengertian dan penghormatan bagi martabat pribadi manusia, Meyakini bahwa doktrin superioritas apa pun yang didasarkan pada pembedan rasial secara ilmu pengetahuan adalah salah, secara moral terkutuk, secara sosal tidak adil dan berbahaya, dan bahwa tidak ada pembenaran apa pun bagi diskriminasi rasial, secara teoretis atau kenyataannya, di mana pun, Menegaskan kembali bahawa diskriminasi antara umat manusia atas alas an ras, warna kulit, atau asal-usul etnis merupakan rintangan bagi hubungan-hubungan bersahabat dan hubungan-hubungan damai antar bangsa-bangsa, dan mampu mengganggu perdamaian dan keamanan antara bangsa-bangsa dan keserasian orang-orang yang hidup saling berdampingan sekalipun dalam satu Negara dan dalam Negara yang sama, Meyakini bahwa adanya hambatan-hambatan rasial adalah menjijikkan bagi idaman setiap masyarakat manusia, Diperingatkan oleh manifestasi-manifestasi diskriminasi rasial meskipun demikian mudah terlihat di beberapa kawasan dunia dan oleh kebijakan pemerintah yang didasarkan pada keunggulan rasial atas kebencian rasial, seperti kebijakan apartheid, pemisahan ataupun pemencilan. Telah memutuskan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghapuskan diskriminasi rasial secara cepat dalam semua bentuk dan manifestasinya, dan untuk mencegah dan memerangi semua doktrin dan praktek membenci suku bangsa lain, agar dapat meningkatkan pengertian antar-rasial dan untuk membangun masyarakat internasional yang terbebas dari semua bentuk pemisahan rasial dan diskriminasi rasial, Mengingat Konvensi mengenai Diskriminasi tentang Pekerjaan dan Jabatan yang disetujui oleh Organisasi Buruh Internasional pada tahun a958, dan Konvensi melawan Diskriminasi dalam Pendidikan yang disetujui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1960,

Mendambakan untuk menerapkan asas-asa yang dimasukkan dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial dan untuk menjamin pengambilan tindakantindakan praktis paling awal untuk tujuan tersebut. Telah menyetujui sebagai berikut : Bagian I Pasal 1 1. Dalam Konvensi ini istilah diskriminasi rasial berarti pembedaan, pelarangan, pembatasan atau pengutamaan apa pun yang didasarkan pada ras, arna kulit, asal-usul keturunan, bangsa atau etnis yang mempunyai tujuan atau akibat meniadakan atau menghalangi pengakuan, perolehan atau pelaksanaan pada suatu tumpuan yang sama, akan hak-hak asasi manusia dan kebebasankebebasan dasar di setiap bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau bidang kehidupan umum yang lain, 2. Konvensi ini harus tidak berlaku pada pembedaan, pelarangan, pembatasan atau pengutamaan yang dilakukan oleh suatuNegara Peserta Konvensi ini di antara warga negara dan bukan warga negara. 3. Tidak satu pun di dalam Konvensi ini boleh ditafsirkan sebagai mengurangi dengan jalan apa pun terhadap pengaturan-pengaturan hukum para Negara Peserta mengenai nasionalitas, kewarganegaraan atau naturalisasi, asalkan pengaturan-pengaturan tersebut tidak membeda-bedakan nasionalitas tertentu mana pun 4. Tindakan-tindakan khusus yang semata-mata diambil untuk menjamin kemajuan yang memadai dari berbagai kelompok rasial atau etnis tertentu atau individu yang membutuhkan perlindungan seperti yang mungkin diperlukan agar dpat menjamin bagi semua kelompok atau individu tersebut penikmatan yang adil mengenai hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasar, tidak dapat dianggap sebagai diskriminasi rasial, namun, dengan syarat bahwa tindakan-tindakan tersebut sebagai konsekuensi, tidak mengarah ke pemeliharaan hak-hak yang terpisah bagi berbagai kelompok rasial yang berbeda dan tindakan-tindakan semacam itu tidak akan diteruskan sesudah tujuan-tujuan untuk tindakantindakan ini tercapai. Pasal 2

1. Para Negara Peserta mengutuk diskriminasi rasial dan berusaha mengejar,dengan semua sarana yang tepat dan tanpa penundaan, suatu kebijakan menghapuskan diskriminasi rasial dalam semua nbentuknya dan meningkatkan pengertian di antara semua ras, dan, untuk tujuan ini : (a) masing-masing Negara Peserta berusaha untuk sama sekali tidak terlibat dalam tindakan atau praktek diskriminasi rasial terhadap orang, kelompok orang, atau lembaga dan untuk menjamin bahwa semua penguasa Negara dan lembaga Negara, nasional dan local, harus bertindak sesuai dengan kewajiban ini; (b) masing-masing Negara Peserta berusaha tidak mensponsori, mempertahankan atau mendukung diskriminasi rasial oleh orang atau organisasi mana pun; (c) masing-masing Negara Peserta akan mengambil tindakantindakan yang efektif untuk meninjau kembali kebijakan pemerintah, nasional dan local, dan untuk mengamandemenkan, menunda atau membatalkan undang-undang dan pengaturanpengaturan apa pun yang mempunyai akibat menciptakan atau mengabadikan diskriminasi rasial, di mana pun dia berada; (d) masing-masing Negara Peserta akan melarang dan mengakhiri, denga semua sarana yang tepat, termasuk perundangundangan sebagaimana yang dibutuhkan oleh keadaan, diskriminasi rasial oleh orang-orang, kelompok atau organisasi apa pun; (e) masing-masing Negara Peserta berusaha untuk mendorong, apabila tepat, organisasi pemersatu multirasial dan pergerakanpergerakan dan sarana-sarana lain yang menghapus hambatanhambatan di antara ras dan tidak mendorong apa pun yang cenderung memperkuat pembagian ras. 2. Para Negara Peserta, apabila keadaan-keadaan demikian memerlukan, akan mengambil tindakan-tindakan di bidang sosial, ekonomi, budaya dan bidang-bidang lain, khusus dan konkret, untuk menjamin pembangunan dan perlindungan yang memadai terhadap berbagai kelompok rasial tertentu atau individu yang termasuk dalam kelompok tersebut, untuk tujuan menjamin bagi mereka penikmatan sepenuhnya dan adil hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasar. Tindakan-tindakan ini dalam kasus apa pun tidak akan meminta sebagai konsekuensi dipertahankannya hak-hak yang tidak sama atau hak-hak yang terpisah bagi kelompok rasial yang berbeda sesudah tujuan-tujuan untuk tindakan-tindakan ini tercapai.

Pasal 3 Para Negara Peserta secara khusus mengutuk pemisahan rasial dan apartheid dan berusaha untuk mencegah, melarang dan memberantas semua praktek jenis ini di wilayah-wilayah di bawah yuridiksinya. Pasal 4 Para Negara Peserta mengutuk semua propaganda dan organisasi yang didasarkan pada segala pemikiran ataupun teori keunggulan satu rasial atau kelompok orang-orang dari satu warna kulit atau asal-usul etnis, atau yang berusaha membenarkan atau meningkatkan kebencian rasial dan diskriminasi rasial dalam bentuk apa pun, dan berusaha mengambil tindakan-tindakan yang segera dan positif yang dimaksudkan untuk memberantas semua hasutan atau tindakantindakan diskriminasi tersebut, dan untuk tujuan ini, dengan memperhatikan semestinya asas-asas yang dituangkan dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi manusia dan hak-hak yang secara tegas dinyatakan dalam pasal 5 Konvensi ini, antara lain: (a) menyatakan merupakan suatu pelanggaran yang dapat dihukum dengan undang-undang, semua penyebaran pemikiran yang didasarkan atas keunggulan rasial atau kebencian rasial, hasutan diskriminasi rasial dan juga semua tindakan pelanggaran atau hasutan pada tindakan-tindakan tersebut terhadap rasial mana pun atau kelompok orang-orang dari warna kulit yang lain, atau asal-usul etnis, dan juga pemberian bantuan apa pun kepada aktivitas-sktivitas yang membenci rasial lain termasuk tentang pembiayaannya; (b) hendaknya menyatakan sebagai organisasi-organisasi liar dan terlarang, dan juga aktivitas-aktivitas propaganda yang terorganisir dan semua aktivitas propaganda lain, yang meningkatkan atau menghasut diskriminasi rasial, dan harus mengakui keikutsertaan dalam organisasi-organisasi atau aktivitas-aktivitas tersebut sebagai kejahatan yang dapat dihukum denga undang-undang; (c) Tidak memperkenankan penguasa Negara atau lembaga Negara, nasional atau local, meningkatkan atau menghasut diskriminasi rasial. Pasal 5

Sesuai dengan kewajiban-kewajiban dasar yang ditetapkan dalam pasal 2 Konvensi ini, maka Negara Peserta berusaha melarang dan menghapus diskriminasi rasial dalam segala bentuknya dan menjamin hak setiap orang, tanpa pembedaan mengenai ras, warna kulit, atau asal-usul kebangsaan atau etnis, atas persamaan di depan undangundang, khususnya dalam penikmatan hak-hak berikut: (a) Hak atas perlakuan yang sama di depan tribunal dan semua organ lain yang melaksanakan peradilan (b) Hak atas kemampuan pribadi dan perlindungan oleh Negara terhadap pelanggaran atau rugi badaniah, apakah ditimbulkan oleh pejabat pemerintah atau oleh kelompok individu atau lembaga mana pun; (c) Hak-hak politik, terutama hak-hak untuk ikut serta dalam pemilihan untuk memberikan suara dan menjadi calon dalam pemilihan atas dasar hak pilih yang universal dan sama, untuk ikut serta dalam Pemerintahan dan juga dalam melaksanakan urusan-urusan Negara pada tingkat apa pun dan mempunyai akses yang sama ke pelayanan umum; (d) Hak-hak sipil lainnya, terutama: (i) Hak atas kebebasan bergerak dan bertempat tinggal di dalam perbatasan Negara; (ii) Hak untuk meninggalkan negara mana pun, termasuk negaranya sendiri, dan kembali ke negaranya; (iii) Hak atas kewarganegaraan (iv) Hak atas perkawinan dan memilih suami/istri; (v) Hak untuk memiliki harta kekayaan baik sendirian dan juga dalam berhimpun dengan orang-orang lain; (vi) Hak untuk menerima warisan; (vii) Hak atas kebebasan berpikir, hati nurani dan beragama; (viii) Hak atas kebebasan berkumpul dan berhimpun dengan damai; (e) Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya terutama: (i) Hak-hak atas pekerjaan, pemilihan pekerjaan dengan bebas, syarat-syarat perburuhan yang adil dan menguntungkan, perlindungan terhadap pengangguran, atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, atas penggajian yang adil dan menguntungkan; (ii) Hak untuk membentuk dan menjadi anggota serikat sekerja; (iii) hak atas perumahan;

(iv) Hak atas kesejahteraan umum, perawatan kesehatan, jaminan sosial dan Pelayanan sosial; (v) Hak atas pendidikandan pelatihan; (vi) Hak untuk berpartisipasi yang sama dalam aktivitas-aktivitas kebudayaan; (vii) Hak atas akses ke tempat mana pun atau pelayanan apa pun yang ditujukan untuk penggunaan oleh khalayak umum, seperti pengangkutan, hotel, restoran, kafe, gedung bioskop dan taman. Pasal 6 Para Negara Peserta harus menjamin bagi setiap orang yang berada dalam yurisdiksi mereka perlindungan dan cara untuk memperoleh ganti rugi yang efektif, melalui pengadilan nasional yang berwenang dan lembaga-lembaga Negara yang lain, terhadap tindakan-tindakan diskriminasi rasial apa pun yang melanggar hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan dasarnya berlawanan dengan Konvensi ini, dan juga hak untuk mencari dari pengadilan-pengadilan tersebut ganti rugi atau kepuasan yang memadai atas ganti rugi apa pun yang diderita sebagai akibat diskriminasi tersebut. Pasal 7 Para Negara Peserta berusaha mengambil tindakan-tindakan yang segera dan efektif, terutama di bidang-bidang pengajaran, pendidikan, kebudayaan dan informasi, dengan tujuan memerangi prasangkaprasangka yang mengarah ke diskriminasi rasial, dan meningkatkan pengertian toleransi dan persahabatan antara bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok rasial atau etnis, dan juga untuk menyebarkanluaskan tujuan-tujuan dan asas-asas Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia, Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial dan Konvensi ini. Bagian II Pasal 8 1. Akan dibentuk sebuah Komite mengenai Penghapusan Diskriminasi Rasial (selanjutnya disebut sebagai Komite) yang terdiri dari delapan belas orang ahli berkepribadian moral tinggi dan diakui kenetralannya, yang dipilih oleh para Negara Peserta dari di antara

2.

3.

4.

5.

warga negara mereka, yang akan mengabdi dlam kemampuan pribadi mereka, pertimbangan diberikan pada distribusi geografis yang adil dan terwakilinya baik bentuk-bentuk peradaban yang berbeda-beda dan juga sistem-sistem hukum yang pokok. Para anggota Komite akan dipilih dengan suara rahasia dari daftar nama orang-orang yang dicalonkan oleh para Negara Peserta. Masing-masing Negara Peserta dapat mencalonkan satu orang dari di antara warga negaranya sendiri. Pemilihan pertama akan dilangsungkan enam bulan sesudah tanggal berlakunya Konvensi ini. Paling sedikit tiga bulan sebelum tanggal tiap-tiap pemilihan, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengirimkan surat kepada para Negara Peserta yang meminta mereka untuk menyampaikan nama-nama calon mereka dalam dua bulan. Sekretaris Jenderal akan mempersiapkan daftar dalam suasana alfabetis dari semua orang yang jadi dicalonkan, dengan menunjukkan para Negara Peserta yang telah mencalonkan mereka, dan akan menyampaikannya kepada para Negara Peserta. Pemilihan para anggota Komite akan dilaksanakan pada pertemuan para Negara Peserta yang diundang untuk berkonferensi oleh Sekretaris Jenderal di Markas Besar Perserikatan BangsaBangsa. Pada pertemuan tersebut, di mana dua pertiga Negara Peserta merupakan suatu kuorum, maka orang-orang yang dipilih untuk Komite adalah calon-calon yang memperoleh jumlah suara terbanyak dan suara mayoritas absolut dari wakil-wakil Negara Peserta yang hadir dan memberikan suara. (a) Para anggota Komite akan dipilih untuk masa jabatan empat tahun. Namun demikian, masa jabatan kesembilan anggota yang dipilih pada pemilihan pertama akan berakhir pada akhir masa dua tahun; segera sesudah pemilihan pertama nama-nama dari kesembilan anggota ini akan dipilih oleh Ketua Komite dengan undian. (b) Untuk mengisi kekosongan-kekosongan yang kebetulan terjadi, maka para Negara Peserta yang ahlinya telah berhenti berfungsi sebagai seorang anggota Komite harus menunjuk ahli lainnya lain dari di antara warga negaranya, dengan tunduk pada persetujuan Komite

6. Para Negara Peserta bertanggungjawab atas ongkos-ongkos para anggota Komite selama mereka melaksanakan kewajibankewajiban Komite

Pasal 9 1. Para Negara Peserta berusaha menyampaikan laporan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk dipertimbangkan oleh Komite mengenai tindakan-tindakan legislative, pengadilan, administrarif atau lainnya, yang telah mereka ambil dan yang memberlakukan ketentuan-ketentuan Konvensi ini: (a) dalam waktu satu tahun sesudah mulai berlakunya Konvensiuntuk Negara yang bersangkutan; dan (b) sesudah itu setiap dua tahun dan kapan pun Komite meminta. Komite dapat meminta informasi lebih jauh dari Para Negara Peserta. 2. Komite harus melaporkan setiap tahun, melalui Sekretris Jenderal kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai aktivitas-aktivitasnya dan boleh membuat saran-saran dan rekomendasi-rekomendasi umum yang didasarkan pada pemeriksaan laporan dan informasi yang diterima dari para Negara Peserta. Laporan dan rekomendasi umum tersebut akan dilaporkan kepada Majelis Umum bersama-sama dengan tanggapantanggapan, kalau ada, dari para Negara Peserta. Pasal 10 1. Komite harus menyusun peraturan-peraturan prosedurnya sendiri. 2. Komite akan memilih pegawai-pegawainya untuk masa jabatan dua tahun. 3. Sekretariat Komite akan disediakan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa 4. Pertemuan-pertemuan Komite lazimnya akan dilaksanakan di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 11 1. Apabila suatu Negara Peserta menganggap bahwa Negara Peserta yang lainnya tidak memberlakukan ketentuan-ketentuan Konvensi ini, dia dapat meminta Komite agar memperhatikan persoalan itu. Komite kemudian akan mengirimkan amanat/pengaduan kepad Negara Peserta yang bersangkutan. Dtiga bulan, Negara penerima harus menyampaikan kepada Komite segala penjelasan atau pernyataan tertulis yang menjelaskan persoalan tersebut dan cara memperoleh ganti rugi kalau ada, yang boleh diambil oleh Negara tersebut.

2. Apabila persoalan itu tidak diselesaikan dengan memuaskan kedua belah pihak, baik dengan negosiasi-negosiasi bilateral atau dengan prosedur lain apa pun yang terbuka bagi mereka, dalam waktu enam bulan sesudah penerimaan oleh Negara penerima amanat/pengaduan pertama, baik Negara itu dan juga Negara yang lain, mempunyai hak untuk mengajukan lagi persoalan itu kepada Komite dengan memberitahukan kepada Komite dan juga negara lain. 3. Komite akan membahas persoalan yang diajukan kepadanya sesuai dengan ketentuan ayat 2 Pasal ini, sesudah Komite memastikan bahwa semua cara untuk mendapatkan ganti rugi domestik yang tersedia sudah diminta dan digunakan semaksimal mungkin dalam kasus itu, sesuai dengan asa-asa hukum internasional yang diakui secara umum. Hal ini tidak akan merupakan peraturan apabila penerapan cara untuk memperoleh ganti rugi secara tidak wajar diperpanjang. 4. Dalam persoalan apa pun yang diajukan kepadanya, Komite dapat meminta para Negara Peserta yang berkepentingan untuk memasok setiap informasi yang relevan lainnya. 5. Ketika persoalan apa pun yang timbul dari Pasal ini sedang dipertimbangkan oleh Komite, maka para Negara Peserta yang bersangkutan berhak mengirimkan perwakilan untuk ambil bagian dalam persidangan-persidangan Komite, tanpa hak bersuara, selama persoalan tersebut sedang dalam pertimbangan.

Pasal 12 1. (a) Sesudah Komite memperoleh dan memeriksa semua informasi yang dianggap perlu, Ketua akan menunjuk Komisi Konsiliasi Ad Hoc (selanjutnya disebut sebagai Komisi) yang akan terdiri dari lima orang, yang mungkin adalah anggota-anggota Komite ataupun bukan anggota Komite Para anggota Komisi akan ditunjuk dengan persetujuan aklamasi para pihak yang berselisih dan jasa baiknya akan disediakan untuk para Negara yang bersangkutan dengan tujuan terwujudnya maksud pada suatu penyelesaian masalah secara damai atas dasar penghormatan terhadap Konvensi ini. Apabila para Negara Peserta yang berselisih gagal mencapai persetujuan dalam waktu tiga bulan mengenai semua atau sebagian komposisi Komisi, maka para anggota komisi yang tidak disepakati oleh para Negara Peserta yang berselisih harus

(b)

dipilih dengan suara rahasia oleh mayoritas dua pertiga suara Komite dari para anggotanya sendiri. 2. Para anggota Komisi akan mengabdi dalam kemampuan pribadi mereka. Mereka tidak dapat merupakan warga negara dari para Negara Peserta yang berselisih atau Negara yang bukan merupakan Peserta pada Konvensi ini. 3. Komisi akan memilih Ketuanya sendiri dan menyusun peraturanperaturan prosedurnya sendiri. 4. Pertemuan-pertemuan Komisi biasanya akan dilangsungkan di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau di tempat lain mana pun yang meyakinkan seperti yang ditentukan oleh Komisi 5. Sekretariat yang disediakan sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ayat 3 Konvensi ini akan juga melayani Komisi setiap waktu suatu perselisihan timbul antara para Negara Peserta. 6. Para Negara Peserta yang berselisih, secara adil bersama-sama harus menanggung semua biaya para anggota Komisi sesuai dengan perhitungan yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. 7. Sekretaris Jenderal harus dikuasakan untuk membayar biaya-biaya para anggota Komisi, apabila perlu, sebelum penggajian oleh para Negara Peserta yang berselisih sesuai dengan ketentuan ayat 6 Pasal ini. 8. Informasi yang diperoleh dan diperiksa oleh Komite harus disediakan untuk Komisi, dan Komisi dapat meminta Negara yang bersangkutan untuk memasok informasi lain apa pun yang relevan. Pasal 13 1. Ketika Komisi telah dengan sepenuhnya mempertimbangkan persoalan itu, Komisi harus mempersiapakan dan menyampaikan kepada Ketua Komite laporan yang memasukkan penemuannya mengenai semua masalah tentang semua fakta yang relevan dengan poko masalah antara para pihak dan berisi rekomendasi

seperti yang mungkin Komisi pikirkan tepat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut dengan damai. 2. Ketua Komite akan mengirimkan laporan kepada masing-masing Negara Peserta yang berselisih. Para Negara ini dalam waktu tiga bulan harus menginformasikan kepada Ketua Komite apakah mereka menerima ataukah tidak rekomendasi-rekomendasi yang termuat dalam laporan Komisi tersebut. 3. Sesudah periode yang ditentukan dalam ayat 2 Pasal ini, maka Ketua Komite akan mengirimkan laporan Komisi dan pernyataan para Negara Peserta yang bersangkutan kepada Negara Peserta lainnya Konvensi ini. Pasal 14 1. Suatu Negara Peserta setiap waktu dapat menyatakan bahwa dia mengakui kewenangan Komite untuk menerima dan mempertimbangkan semua amanat/pengaduan dari berbagai individu atau kelompok individu di dalam yurisdiksinya yang menyatakan telah menjadi korban suatu pelanggaran oleh Negara Peserta tersebut terhadap setiap dari hak-hak yang dinyatakan dalam Konvensi ini. Tidak satu pun amanat/pengaduan tersebut dapat diterima oleh Komite kalau amanat/pengaduan itu menyangkut Negara Peserta yang belum membuat pernyataan semacam itu. 2. Setiap Negara Peserta yang membuat suatu pernyataan seperti yang ditentukan dalam ayat 1 Pasal ini dapat membentuk atau menunjuk suatu badan di dalam tata hukum nasionalnya, yang akan berwenang menerima dan mempertimbangkan petisi-petisi dari individu dan kelompok individu di dalam yurisdiksinya yang menyatakan telah menjadi korban pelanggaran dari setiap dari hakhak yang dinyatakan dalam Konvensi ini dan yang sudah menggunakan secara maksimal mungkin untuk memperoleh ganti rugi local lain yang tersedia. 3. Suatu pernyataan yang dibuat sesuai dengan ketentuan ayat 1 Pasal ini, dan nama badan apa pun yang dibentuk atau yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan ayat 2 Pasal ini, harus diserahkan untuk disimpan oleh Negara Peserta yang bersangkutan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akn menyampaikan salinan-salinannya kepada para Negara Peerta yang lain. Suatu pernyataan dapat ditarik kembali setiap waktu dengan pemberitahuan kepada Sekretaris Jenderal, tetapi penarikan kembali tersebut tidak boleh mengurangi amanat/pengaduan yang sedang menunggu penyelesaian di hadapan Komite.

4. Suatu buku daftar petisi harus diserahkan untuk disimpan kepada badan yang dibentuk atau dutunjuk sesuai dengan ketentuan ayat 2 Pasal ini, dan salinan-salinannya yang disahkan harus diserahkan untuk disimpan tiap-tiap tahun melalui saluran-saluran yang tepat kepada Sekretaris Jenderal dengan pengertian bahwa isinya tidak boleh diumumkan. 5. Dalam kejadian gagal memperoleh kepuasan dari badan yang dibentuk atau yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan ayat 2 Pasal ini, maka Negara Peserta yang mengajukan petisi berhak menyampaikan persoalan itu kepada Komite dalam waktu enam bulan. 6. (a) Komite secara rahasia meminta perhatian mengenai setiap amanat/pengaduan yang diajukan kepadanya dari Negara Peserta yang dinyatakan melanggar ketentuan apa pun dari Konvensi ini, tetapi jati diri individu atau kelompok individu yang bersangkutan tidak boleh ditunjukkan tanpa persetujuan khusus mereka. komite tidak dapat menerima amanat/pengaduan yang tidak diketahui pengirimnya. (b) Dalam waktu tiga bulan, Negara penerima harus menyampaikan kepada komite berbagai penjelasan atau pernyataan tertulis yang menjelaskan persoalan itu dan cara untuk memperoleh ganti rugi, apabila ada, yang mungkin telah diambil oleh Negara tersebut. 7. (a) Komite akan mempertimbangkan semua amanat/pengaduan tersebut dengan mengingat semua informasi yang disediakan oleh Negara Peserta yang bersangkutan dan oleh pihak yang menajukan petisi. Komite tidak akan mempertimbangkan setiap amanat/pengaduan dari pihak yang mengajukan petisi kecuali Komite telah memastikan bahwa pihak yang mengajukanpetisi sudah menggunakan maksimal mungkin semua cara untuk memperoleh ganti rugi domestik yang tersedia. Namun demikian, hal ini tidak boleh merupakan peraturan apabila penerapan cara untuk memperoleh ganti rugi secara tidak wajar diperpanjang. (b) Komite akan mengemukakan berbagai saran dan rekomendasinya, apabila ada, kepada Negara Peserta yang bersangkutan dan kepada pihak yang mengajukan petisi. 8. Komite akan memasukkan rangkuman amanat/pengaduan tersebut ke dalam laporan tahunannya, dan apabila perlu, rangkuman mengenai berbagai penjelasan dan pernyataan dari para Negara Peserta yang bersangkutan, dan mengenai berbagai saran dan rekomendasinya sendiri.

9. Komite akan berwenang melaksanakan fungsi-fungsi yang ditentukan dalam Pasal ini, hanya ketika paling sedikit sepuluh Negara Peerta pada Konvensi ini terikat dengan pernyataanpernyataan sesuai dengan ketentuan ayat 1 Pasal ini.

Pasal 15 1. Menunggu tercapainya tujuan-tujuan Deklarasi mengenai Pemberian Kemerdekaan kepada Negara-negara dan Bangsabangsa Jajahan yang dimuat dalam Resolusi Majelis Umum 1514 (XV) 14 Desember 1960, maka ketentuan-ketentuan Konvensi ini dalam cara apa pun tidak dapat membatasi hak atas petisi yang diberikan kepada bangsa-bangsa ini oleh instrumen-instrumen internasional lain, atau oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan khususnya. 2. (a) Komite yang dibentuk menurut ketentuan Pasal 8 ayat 1 Konvensi ini akan menerima salinan-salinan petisi dari, dan menyampaikan pengutaraan pendapat dan rekomendasi mengenai petisi ini kepada, badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah-masalah yang secara langsung berhubungan dengan asas-asas dan tujuan tujuan dari Konvensi ini dalam pertimbangan mereka mengenai petisi dari penduduk Wilayah Perwalian dan Wilayah-wilayah yang Tidak Berpemerintahan-Sendiri dan semua wilayah lain di mana resolusi Majelis Umum 1514 (XV) berlaku, berkenaan dengan persoalan-persoalan yang dicakup oleh Konvensi ini yang diajukan ke depan badan-badan ini. (b) Komite akan menerima dari badan-badan Perserikatan BangsaBangsa yang berwenang salinan-salinan laporan mngenai tindakantindakan legislative, pengadilan, administrative dan lainnya, yang secara langsung berhubungan dengan asas-asas dan tujuan dari Konvensi ini yang diterapkan oleh para penguasa Pemerintaha di dalam wilayah-wilayah tersebut dalam sub-ayat (a) ayat ini, dan ahrus mengutarakan pendapat dan membuat rekomendasi kepada badan-badan ini. 3. Komite akanmemasukkan rangkuman petisi dan laporan yang telah diterima dalam laporannya kepada Majelis Umum dari badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pengutaraan pendapat dan

rekomendasi Komite mengenai petisi dan laporan yang telah disebutkan. 4. Komite akanmeminta dari Sekretaris Jenderal Perserikatan BangsaBagnsasemua informasi yang relevan dengan tujuan-tujuan Konvensi ini, dan tersedia baginya mengenai wilayah-wilayah yang disebutkan dalam ayat 2 (a) Pasal ini. Pasal 16 Ketentuan-ketentuan Konvensi ini mengenai penyelesaian perselisihan atau pengaduan akan diterapkan tanpa mengurangi prosedur-prosedur lain untuk penyelesaian perselisihan atau pengaduan di bidang diskriminasi yang ditetapkan dalam instrumen-instrumen pokok atau konvensi-konvensi yang disetujui oleh,Pererikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan khususnya, dan tidak mencegah para Negara Peserta dari mengambil cara lain ke prosedur-prosedur lain untuk menyelesaikan suatu perselisihan sesuai dengan perjanjian-perjanjian internasional umum dan khusus yang berlaku di antara mereka.

****

You might also like