Professional Documents
Culture Documents
Maltosa Isomaltosa
Selobiosa
Piruvat --------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Acetyl-CoA
Laktat Akrilyl-CoA
CO2 + H2 Butiril-CoA
Propionil-CoA
Metan
Asetat
Butirat
Propionat
PENCERNAAN KARBOHIDRAT DALAM RUMEN Kurang lebih 60-70% pakan ruminansia terdiri dari karbohidrat (polisakarida). Karbohidrat tersebut terdapat dalam pakan kasar (hijauan) berupa selulosa, hemiselulosa dan lignin.
Orskov dan Ryle (1990) menggambarkan stokiometri reaksi fermentasi karbohidrat (heksosa) menjadi VFA dalam rumen terdiri dari 4 macam reaksi yaitu : 1. Heksosa menjadi acetat : C6H12O6 + 2 H2O 2 CH3COOH + 2 CO2 + 4 H2 2. Heksosa menjadi propionat : C6H12O6 + 2 H2 2 CH3CH2COOH + 4 H2O 3. Heksosa menjadi butirat : C6H12O6 CH3CH2CH2COOH + 2CO2 + 2 H2 4. Produksi metan : 4 H2 + CO2 CH4 + 2 H2O
METABOLISME PROTEIN
RUMEN
NH3
Asam Keto-
Protein mikroba
1. Di dalam rumen protein mengalami hidrolisis oleh enzim proteolisis mikroba rumen menjadi peptida. Tingkat degradasinya bervariasi dari 12 90%. 2. Sebagian peptida digunakan oleh mikroba untuk sintesis protein tubuhnya, sebagian lolos degradasi rumen, sebagian lagi dihidrolisis menjadi asam amino 3. Sebagian kecil bakteri dapat menggunakan as. amino, namun 82 % bakteri akan mendeaminasi as. amino tersebut menjadi NH3. 4. Proses deaminasi selain menghasilkan NH3 juga menghasilkan asam -keto yang selanjutnya diubah menjadi VFA (isovalerat, isobutirat dan 2-metil butirat). VFA ini disebut BCFA (Brain Chains Fatty Acid).
5. Proten yang tahan degradasi rumen langsung masuk ke abomasum dan usus dan mengalami pencernaan seperti pada ternak monogastrik. Protein seperti ini disebut protein by pass. 6. Dari gambar terlihat protein pakan yang tahan degradasi rumen akan masuk ke dalam usus ternak ruminansia berupa : protein, oligopeptida, as.amino, protein mikroba. 7. Protein yang tidak tahan degradasi rumen hanya akan menghasilkan protein mikroba saja.
Mikroba rumen berperan penting dalam metabolisme protein, karena dapat menggunakan NPN untuk sintesis protein tubuhnya. Ternak ruminansia yang diberi ransum bebas protein di dalam rumen terbentuk 10 asam amino esensial (Loosli et al.,1969) N mikroba menyusun 47-77% N yang ada dalam rumen. Protein mikroba mempunyai nilai gizi yang baik : 1. Protein bakteri : Kec. 55-80%, BV 40-60% 2. Protein protozoa : Kec. 68-91% , BV 68-81%
Makanan
Air Liur
Peptida
NH3
NH3
Urea
Di dalam merombak protein menjadi NH3, mikroba rumen tidak mengenal batas. Perombakan tetap
SINTESIS PROTEIN MIKROBA 1. Amonia adalah sumber N yang penting bagi mikroba rumen, sehingga konsentrasinya perlu kita kendalikan agar pertumbuhan mikriba rumen dapat optimal. 2. Menurut Satter dan Slyter (1974), pertumb. Mikroba rumen mencapai laju maks pada konsentrasi NH3 5 mg% ( 5 mg / 100 ml cairan rumen) atau setara dengan 3,57 mM. 3. Menurut Mehrez et al. (1977), konsentrasi NH3 yang lebih tinggi dibutuhkan untuk memksimalkan laju fermentasi yaitu 23,5 mg% atau 16,78 mM 4. Hasil penelitian Soebarinoto (1991), konsentrasi NH3 rumen 10 mg% atau setara 7,1 mM menghasilkan pertumbuhan mikriba tertinggi.
5. A. Muktiani (1994) mendapatkan populasi bakteri rumen dan kecernaan mencapai maksimal pada konsentrasi NH3 9,45 mM. 6. Sutardi, T. (1994), dari berbagai hasil penelitian menyimpulkan konsentrasi NH3 rumen yang optimal untuk pertumbuhan mikroba rumen adalah 4 - 12 mM. 7. Sintesis protein mikroba selain membutuhkan NH3 juga butuh sumber energi berupa VFA. Konsentrasi VFA rumen yang optimal : 80 160 mM Butuh VFA rantai cabang untuk sintesis asam amino bercabang, yaitu : a. Leusin butuh isovalerat b. Isoleusin butuh 2-metil butirat c. Valin butuh isobutirat
EVALUASI KUALITAS PROTEIN UNTUK TERNAK RUMINANSIA 1. Bila didasarkan pada kandungan dan kecernaan PK saja tidak tepat, sebab kecernaan yang tinggi belum tentu memberikan pasokan protein /asam amino yang tinggi bagi ternak. 2. Maka Evaluasi Kualitas Protein harus berdasarkan : a. Mampu mendukung pertumbuhan mikroba rumen ( NH3 cukup sebagian protein didegradasi) b. Pasokan asam amino di usus tinggi ( sebagian lolos terhadap degradasi rumen) c. Protein yang lolos degradasi rumen mempunyai kecernaan yang tinggi dalam usus. d. Protein yang tercerna harus mempunyai nilai BV yang tinggi pula.
METABOLISME LEMAK
Lemak dalam pakan ruminansia terdapat dalam pakan hijauan maupun konsentrat Kandungan lemak dalam hijauan 3-10%, terdiri dari
2. BIOHIDROGENASI :
Asam lemak tidak jenuh oleat (18:1), linoleat (18:2) dan linoleat (18:3) mengalami penjenuhan dengan penambahan H+ (higrogenasi) dengan hasil akhir asam stearat (18:0).
Lemak Pakan
Triacil Gliserol
Lipolisis
Asam lemak
Linoleat 18 : 2
Oleat 18 :1
Linolenat 18 : 3
Stearat 18 : 0
Lipolisis dan Biohidrogenasi Lemak Pakan oleh Mikroba Rumen (Scott dan Ashes, 1993)
PENYERAPAN LEMAK
Asam lemak hasil hidrolisis yang berantai pendek ( < C12) diserap oleh dinding rumen. Asam lemak rantai panjang masuk ke abomasum dan diserap usus halus. Di usus halus lemak dihidrolisis menjadi monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim lipase pankreas.
VFA
USUS
C >14
C< 14
Monogliserida
As. Lemak
C>14 Triasil gliserol Pembuluh Limpe
PEMBULUH DARAH
VFA Monogliserida
C <14
Gliserol
kilomikron
C< 14
Asetat
Propionat
Glukosa
FFA
Triasil gliserol
Asam Amino
NH3
Glikogen
Energi
FFA
Asam keto
Asetoasetat BHBA Triasilgliserol SISTEM PEREDARAN DARAH Asetat -hidroksi Butirat Glukosa Triasil Gliserol Asetoaset -hidroksi butirat
Urea
Asam Amino
NUTRIEN HASIL PENCERNAAN KH, PROTEIN DAN LEMAK YANG MASUK PEREDARAN DARAH
TERIMA KASIH