You are on page 1of 14

DISAIN FASILITAS DAN LAYOUT Perencanaan Fasilitas Selama beberapa tahun belakangan ini, perencanaan fasilitas menjadi topik

yang hangat dan menjadi salah satu bahasan di media penerbitan, seminar-seminar maupun dalam penelitian-penelitian. Subjek perencanaan fasilitas sangat kompleks dan luas dan banyak digunakan oleh orang yang bergerak/berprofesi insinyur baik dari teknik sipil, elektro, industri maupun mesin. Begitu juga arsitek, konsultan, kontraktor, pengembang perumahan, manajer, perencana perkotaan, menjadikan perencanaan fasilitas sebagai salah satu faktor utama dalam aktivitas pekerjaannya. Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas, perencanaan, desain dan susunan fasilitas, peralatan phisik dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan sistem pelayanan. Aplikasi perencanaan fasilitas dapat ditemukan pada perencanaan layout sekolah, rumah sakit, bagian perakitan suatu pabrik, gudang, ruang bagasi di pelabuhan udara, kantor-kantor, toko-toko dan sebagainya. Perencanaan fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas dimaksudkan sebagai rencana dalam penanganan material (material handling) dan untuk menentukan peralatan dalam proses produksi, juga digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Ada dua hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan perencanaan lokasi pabrik (plant location) dan perancangan fasilitas produksi yang meliputi perancangan struktur pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan perancangan sistem penanganan material Selama pembuatan desain dan konstruksi diperlukan perhatian manajerial untuk menjaga agar bangunan dan fasilitas lainnya beroperasi secara efektif. Tugas pokok fasilitas fasilitas tersebut adalah melindungi operasi operasi manufacturing dan pelayananoperasi. Bangunan dan fasilitas fasilitas yang tidak disusun dengan baik akan mengurangiefisiensi operasi. Fasilitas fasilitas produktif hendanya fleksibel dan dapat menyesuaikansecara mudah dengan perubahan perubahan operasi. Jenis Jenis Bangunan :

1.Bangunan Berlantai TunggalMerupakan bangunan yang paling umum sekaran, dapat melebar ataumemanjang sesuai kebutuhan dan dapat dengan mudah diperluas.Bangunan ini tidak memngan punyai tangga, lift, dan lerengan yang menghubungkan lantai laintai,sehingga pengangkuta bahan bahan dari satu tahapan proses ke tahapan berikutnyalebih mudah dan tidak mahal.Kelemahan bentuk bangunan ini ; memerlukan ruangan dasar yang lebih luas,memerlukan penerangan artifisisal hampir di seluruh bagian , serta memerlukansystem ventilasi dan pendingin udara. 2.Bangunan Bertingkat dan Aritektur Perkembangan arsitektur fasilitas dapat mempunyai dampak penting padastruktur biaya tetap dan variable pabrik. Banyak organisasi telah mempergunakan pendekatan kegunaan terhadap bentuk dan desain fasilitas-fasilitas produksimereka.Harga tanah yang terus naik akan memaksa perusahaan untuk membangungedung bertingkat. Namun, penanganan bahan dalam pabrik akan lebih sukar, penerangan alam berkurang, dan sulit diperluas, sehingga bangunan bertingkat lebihsesuai untuk organisasi jasa karena peralatannya cukup ringan.Bangunan dapat dirancang untuk menarik para karyawan, agar motivasi dan produktivitas mereka lebih tinggi dalam pencapaian tujuan. Bentuk bentuk bangunan diantaranya ; bangunan bawah tanah yang biasanya digunakan sebagaigudang, bangunan tipe - kampus yang memerlukan tanah yang luas, dan bentuk bentuk khusus. Berbagai Pertimbangan Desain Fasilitas Lainnya : 1.Biaya biaya bangunanTergantung pada keperluan dan daerah tempat pembangunan. Luas lantai berpengaruh pada biaya per unit meter persegi. Perusahaan dapatmenerapkan perbaikan perbaikan untuk menurunkan biaya ; penanganan bahan, supervise, pemeliharaan, persediaan, pengiriman, dan asuransi. 2.Sistem komunikasi dalam pabrik Karyawan memerlukan komunikasi satu dengan yang lain untuk kelancaankegiatan di pabrik, contoh peralatan komunikasi ; system telephone atauintercom internal, computer, kotak kotak pelaporan kartu kerja, radio,televise, dan sebagainya. Pemilihan system komunikasi akanmempengaruhi desain fasilitas. 3.KeamananDesain fasilitas perlu mempertimbangkan perlindungan terhadap desain desain produk, formula formula, dan rahasia rahasia organisasi, sertakekayaan

organisasi. Contohnya dngan memasang kamera kameratelevisi di tempat strategis, alarm atau peralatan tanda bahaya lainnya. 4.Kebutuhan kebutuhan ruanganDesain fasilitas harus mempertimbangkan masing masing kebutuhanruangan untuk mesin, produk, ruangan pelayanan, dan overhead. Ruang ruang pelayanan sepreti ; kamar mandi, cafeteria, ruang kesehatan, ruang peralatan , dan sebaginya penting sebagai pendukung operasi operasimanufacturing. 5.Peralatan penanganaan bahanJenis peralatan penanganan bahan yang digunakan akan mempengaruhidesain fasilitas, misalnya ; pengangkutan bahan dengan truk atau fork liftmemerlukangang gang yang lebih luas, sedangkan overhead cranes memerlukan ruangan terbuka yang lebih luas. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi Secara umum tata letak fasilitas produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu : a) Tata letak berdasarkan aliran produk (product layout). Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlah/volume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka segala fasilitasfasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur menurut prinsip machine after machine tidak perduli macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk (product layout), maka segala fasilitasfasilitas untuk proses produksi (baik pabrikasi maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran (flow line) dari produk tersebut. Adapun tipetipe garis aliran produk (product flow line) yang mungkin diaplikasikan yaitu :

1) Straight line. Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai

bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponenkomponen atau beberapa macam production equipment. Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan : i). Jarak yang terpendek antara dua titik. ii). Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir. iii). Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena jarak antara masingmasing mesin adalah sependek pendeknya. 2) Serpentine atau zig zag (S-Shaped). Pola aliran berdasarkan garisgaris patah ini sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada. 3) U-Shaped. Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag.

4) Circular. Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik

dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan. 5) Odd angle. Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan polapola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisikondisi seperti : i). Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan. ii). Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis. iii). Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan. iv). Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas fasilitas produksi yang ada. Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil. b) Tata letak berdasarkan aliran proses (process layout) Tata letak berdasarkan aliran proses (process layout) sering kali disebut pula dengan functional layout. Functional layout adalah metode pengaturan dan penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipe/macam yang sama dalam sebuah departemen. Disini semua mesin atau fasilitas produksi yang memiliki ciriciri operasi atau fungsi kerja yang sama diletakkan dalam sebuah departemen. Tata letak berdasarkan aliran proses umumnya diaplikasikan untuk industri yang bekerja dengan jumlah/volume produksi yang relatif kecil dan terutama sekali untuk jenis produkproduk yang tidak distandartkan. Tata letak tipe aliran proses ini akan jauh lebih fleksibel bilamana dibandingkan dengan tata letak tipe aliran produk. Industri yang beroperasi berdasarkan order pesanan (job order) akan lebih tepat kalau

menerapkan layout tipe aliran proses guna mengatur fasilitasfasilitas produksinya. c) Tata letak berdasarkan posisi (fixed position layout) Untuk tata letak berdasarkan posisi tetap, material dan komponen dari produk utamanya akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponenkomponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses perakitan maka layout tipe posisi tetap akan sering dijumpai karena disini peralatan kerja (tools) akan mudah dipindahkan. Hubungan Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan Produktivitas Perbaikan desain layout pabrik diperlukan karena adanya beberapa kondisi yang terjadi dalam perusahaan misalnya karena adanya kebijakan-kebijakan dari top level management terkait dengan target perusahaan untuk menaikkan output produksi, sehingga diperlukan perbaikan desain layout agar bisa memberikan output produksi yang lebih besar dengan biaya produksi yang sama/lebih sedikit. Waktu produksi yang terlalu lama dikarenakan banyaknya delay (waktu tunggu), banyaknya keluhan keluhan dari pekerja dikarenakan kondisi area kerja yang kurang memenuhi syarat sehingga produktivitas pekerja menurun. Beberapa kondisi tersebut bisa digunakan sebagai alasan mengapa kita harus memperbaiki desain layout pabrik. Untuk lebih spesifik, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa harus memperbaiki desain layout pabrik : 1) Menaikkan output produksi. 2) Mengurangi waktu tunggu. 3) Mengurangi proses material handling. 4) Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang, dan service. 5) Pemanfaatan fasilitas produksi dan tenaga kerja dengan lebih optimal. 6) Mengurangi biaya simpan produk setengah jadi (inventory in-process). 7) Mempersingkat proses manufacturing. 8) Mengurangi resiko kesehatan dan keselamatan kerja operator. 9) Mempermudah aktivitas supervisi (pengawasan kerja). 10) Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran aliran material.

11) Mengurangi faktor yang bisa mempengaruhi kualitas bahan baku dan produk jadi. Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa alasan utama mengapa desain layout harus diperbaiki adalah karena desain layout tersebut sudah tidak efisien lagi dilihat dari target produksi perusahaan dan karena banyaknya gangguan pada proses produksi sehingga menghambat kelancaran serta kesuksesan proses produksi. Penetapan Kapasitas dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan Penetapan kapasitas produksi yang diperlukan adalah satu kunci permasalahan pokok tidak hanya merancang fasilitas produksi yang baru atau ekspansi fasilitas yang ada, akan tetapi juga untuk mengantisipasi periode operasi yang pendek dimana size pabrik tidak bisa berubah begitu saja. Keputusan mengenai kapasitas produksi yang dalam hal ini juga ditentukan oleh kemampuan mesin atau fasilitas produksi yang terpasang menjadi begitu penting demi kelancaran dan pengendalian produksi. Suatu langkah dasar dalam pengaturan tata letak pabrik yang baik adalah dengan menentukan jumlah mesin atau peralatan produksi yang dibutuhkan secara tepat. Tentu saja disamping penentuan jumlah mesin, suatu keputusan yang tepat didalam pemilihan jenis/tipe mesinnya itu sendiri juga merupakan langkah yang harus diperhatikan benarbenar. Pemilihan alternatif penggunaan tipe mesin tertentu pada dasarnya akan dilandasi dengan pertimbanganpertimbangan yang bersifat teknis dan ekonomis. Untuk keperluan penentuan jumlah mesin yang dibutuhkan maka disini ada informasi yang harus diketahui sebelumnya yaitu : i). Volume produksi yang dicapai. ii). Estimasi skrap pada setiap proses operasi. iii).Waktu kerja standart untuk proses operasi yang berlangsung. Pemeliharaan dan Penggantian Fasilitas Produksi Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi dilakukan dalam rangka mempertahankan tingkat produktivitas mesin dan peralatan lainnya. Untuk menunjang kegiatan ini perlu disusun jadwal rutin mengenai saat pemeliharaan sesuai dengan kemampuan tenaga kerja bagian service tetapi jangan sampai baru diperiksa

sudah mengalami kerusakan berat. Jadi pemeliharaan ini merupakan usaha pencegahan (prefentif), jangan sampai suatu mesin sudah rusak berat pada saat dilakukan pemeriksaan. Menurut Assauri (1993) bahwa, Pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas/peralatan pabrik dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas/peralatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Sehingga dapatlah diharapkan proses produksi dapat berjalan lancar dan terjamin, karena kemungkinan kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak baiknya beberapa fasilitas atau peralatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah : 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya. 5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsifungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama

perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah. Menurut Tampubolon (2004) bahwa, Pemeliharaan merupakan fungsi didalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi produksi. Manajemen pemeliharaan adalah pengelolaan peralatan dan mesinmesin agar tetap siap pakai, dalam usaha menjaga agar setiap penggunaan peralatan dan mesin secara kontiniu dapat berproduksi. Pemeliharaan yang baik, akan dapat mengurangi waktu yang terbuang percuma sebagai akibat pemeliharaan yang terabaikan. Juga mengurangi timbulnya kerusakankerusakan mesin dan fasilitas produksi, selain itu mesin dapat dipergunakan untuk jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini sehubungan dengan pengertian dari pemeliharaan itu sendiri yaitu kegiatan yang dirancang untuk menjaga sumber daya (mesin) tetap berada dalam keadaan yang baik atau mengembalikannya pada keadaan semula yang siap untuk dipergunakan. Menurut Assauri (1993) bahwa, Terdapat enam persyaratan pekerjaan pemeliharaan mesin/peralatan yaitu : 1) Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan. 2) Harus ada planning dan scheduling. 3) Harus ada surat perintah (work orders) yang tertulis. 4) Harus ada persediaan alatalat/spareparts (stores control). 5) Harus ada catatan (records). 6) Harus ada laporan, pengawasan dan analisis (report, control and analysis). Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dari peralatan di suatu perusahaan tergantung dari kebijaksanaan perusahaan itu yang kadangkadang berbeda dengan kebijaksanaan perusahaan lainnya. Kebijaksanaan bagian pemeliharaan biasanya ditentukan oleh pimpinan tertinggi (top management) perusahaan. Walaupun kebijaksanaan telah ditentukan, tetapi di dalam pelaksanaan kebijaksanaan tersebut manager bagian pemeliharaan harus memperhatikan persyaratan agar pekerjaan bagian pemeliharaan dapat efisien.

Pentingnya desain layout

Tujuan dari perencanaan tata letak adalah memberikan kegiatan operasi yang lebih efisien bagi pekerja dan mesin atau peralatan. Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efesiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang.Tata letak yang efektif membantu perusahaan mencapai hal-hal sebagai berikut: Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia Arus informasi, bahan baku, dan manusis yang lebih baik Lebih memudahkan konsumen Peningkatan moral karyawan dan kondisi yang lebih aman Terjadinya perubahan desain produk yang secara terus-menerus untuk membuat Kemungkinan penggantian fasilitas yang harus selalu baru (up to date) Setiap perubahan fasilitas akan menciptakan perubahan kondisi kerja yang tidak Perpindahan lokasi pemasaran (market changes), dan untuk alas an penghematan

produk baru

selalu menciptakan kepuasan atau kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam proses dan pengiriman atau pelayanan yang cepat dan baik Pertimbangan desain layout Dalam semua kasus, desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai: a. b. c. d. e. Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi Aliran informasi barang, atau orang yang lebih baik Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik Fleksibilitas (bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut

akan perlu diubah) Selain itu, berbagai hal yang perlu diperhitungkan baik-baik yaitu: Biaya-biaya bangunan Sistem komunikasi dalam pabrik Keamanan Kebutuhan-kebutuhan ruangan Peralatan penanganan bahan

Jenis pola layout

Sebuah tata letak yang efektif mefasilitasi adanya aliran bahan, orang, dan informasi di dalam dan antar-wilayah. Untuk mencapai tujuan ini, beragam pendekatan telah dikembangkan. Secara umum tataletak fasilitas dapat diklasifikasi menjadi enam macam, yaitu : => Layout yang berorientasi pada proses

Merupakan sebuah layout yang dapat menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara tradisional untuk mendukung sebuah strategi diferensiasi produk. Tata letak ini paling efisien di saat pembuatan produk yang memiliki persyaratan berbeda, atau di saat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan kebutuhan yang berbeda. Tata letak yang berorientasi pada proses biasanya memiliki strategi volume produksi rendah dan variasi tinggi (disebut juga sebagai job shop, atau produksi terputus). Satu kelebihan utama dari tata letak ini adalah adanya fleksibilitas peralatan dan penugasan tenaga kerja. Sedang kelemahannya yaitu pada peralatan yang biasanya memiliki kegunaan umum. => Layout yang berorientasi pada produk Layout ini mencari utilisasi karyawan (tenaga kerja) dan mesin yang terbaik dalam proses produksi yang kontinue atau berulang. Terdapat dua jenis tata letak yang berorientasi pada produk, yaitu lini perakitan (fabrication line) dan lini perakitan (assembly line). Kedua lini ini merupakan proses yang berulang, dan kedua lini ini harus seimbang. Kelemahan tata letak yang berorientasi pada produk adalah: => Dibutuhkan volume yang tinggi, karena modal yang diperlukan untuk menjalankan Adanya pekerjaan yang harus berhenti pada setiap titik mengakibatkan seluruh Fleksibilitas yang ada kurang saat menangani beragam produk atau tingkat produksi Layout usaha eceran (retail layout) proses cukup besar. operasi pada lini yang sama juga terganggu. yang berbeda Didasarkan pada ide bahwa penjualan dan keuntungan bervariasi bergantung kepada produk yang dapat menarik perhatian pelanggan. Jadi, banyak manajer operasi ritel mencoba untuk memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin.

=>

Layout posisi tetap (fixed-position layout)

Layout ini biasanya untuk memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek besar yang memakan atau memerlukan tempat luas, seperti pembuatan jalan layang atau gedung. Teknik untuk mengatasi tata letak dengan posisi tetap tidak dikembangkan dengan baik dan kerumitannya bertambah karena adanya tiga faktor. Faktor yang pertama, terdapat tempat yang terbatas pada semua lokasi produksi. Yang kedua, setiap tahapan yang berbeda pada proses konstruksi, membutuhkan bahan yang berbeda; oleh karena itu, banyak hal menjadi penting sejalan dengan perkembangan proyek. Yang ketiga, volume bahan yang dibutuhkan dinamis. => Layout gudang (warehouse layout) Layout ini bertujuan untuk menemukan titik optimal di antara biaya penanganan bahan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan luas ruang dalam gedung. Sebagai konsekuensinya, tugas manajemen adalah memaksimalkan penggunaan setiap kotak dalam gudang-yaitu memanfaatkan volume penuhnya sambil mempertahankan biaya penanganan bahan yang rendah. Dengan kata lain tujuan tata letak gudang yaitu melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan atau lebih singkatnya mengefisiensikan tempat penyimpanan => Layout kantor (office layout) Bagaimana menempatkan tenaga kerja peralatan kantor dan ruang kantor yang melancarkan arus informasi. Walaupun pergerakan informasi sekarang meningkat menjadi elektronik, analisis tata letak kantor masih memerlukan pendekatan yang berdasarkan tugas. Oleh karena itu, para manajer menguji pola komunikasi baik secara elektronik maupun tradisional, kebutuhan pemisahan, dan kondisi-kondisi lain yang mempengaruhi efektifitas karyawan.

Macam Tipe Layout yaitu : 1. Layout Proses

Dikenal juga sebagai functional layout yaitu : proses pengaturan dan penempatan fasilitas pabrik seperti mesin dan peralatan yang memiliki karakteristik kerja yang sama atau memilikifungsi yang sama ditempatkan pada satu departemen atau bagian. Dalam layout proses ini, tipe dan karakteristik dari peralatan adalah faktor yang dominan dalam pengaturan letak fasilitas pabrik. 2. Layout Produk Atau Garis (Line Layout) Layout produk atau garis) adalah pengaturan tata letak fasilitas pabrik berdasarkan aliran dari produk tersebut. Tipe layout produk / garis ini merupakan tipe paling populer dan sering digunakan untuk pabrik yang menghasilkan produk secara massal dengan tipe produk relatif kecildan standar untuk jangka waktu relatif lama. Tujuan utama dari tata letak seperti ini adalah untuk memudahkan pengawasan dalam kegiatan produksi. Seperti dijelaskan gambar 3.3. berikut : 3. Layout Kelompok Adalah : pengaturan tata letak fasilitas pabrik ke dalam daerah-daerah atau kelompok mesin bagi pembuatan produk yang memerlukan pemrosesan yang sama. Setiap produk diselesaikan pada daerah tersendiri dengan seluruh urutan pengerjaan dilakuakn pada tempat tersebut. 4. Layout Posisi Tetap (Fixed Position Layout) Adalah : pengaturan material atau komponen produk yang dibuat akan tinggal tetap pada posisinya, sedangkan fasilitas produksi seperti peralatan, perkakas, mesin-mesin, manusia serta komponen kecil lainnya akan bergerak/berpindah menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. 13

5. Layout Bentuk U

Hakekat layout bentuk U adalah pintu masuk dan keluar bahan baku dan produk akhir berada pada posisi yang sama. Keuntungan dari tata letak model ini adalah fleksibilitas untuk menambah atau mengurangi jumlah pekerja yang diperlukan bila harus menyesuaikan dengan perubahan jumlah produksi atau perubahan permintaan. Hal ini dapat dicapai dengan menambah atau mengurangi jumlah pekerja pada daerah sebelah dalam dari tempat kerja berbentuk U ini. 6. Layout Gabungan Garis dan Proses Penggabungan kedua tipe layout ini untuk mengeliminir segala kelemahan yang terdapat dalam layout proses maupun layout garis.

You might also like