You are on page 1of 140

[Master Plan Transportasi Laut] | 1 Kata Pengantar Laporan ini merupakan Laporan Draft Akhir (Draft Final Report)

yang berisi menge nai profil daerah, visi dan misi pembangunan Kota Blangpidie, serta rencana prog ram pembangunan dalam rangka Pekerjaan Penyusunan Rencana Program Jangka Menenga h (RPJM) Bidang Cipta Karya Kota Blang Pidie. Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, yang menjadi acuan bagi pemberi pekerjaan da n konsultan selaku pemberi jasa, laporan ini akan dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan RPJM-CK (Ke-Cipta Karya-an) Kota Blangpidie. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya terutama Bappeda, Dinas Pekerj aan Umum dan Dinas yang telah turut membantu kami dalam memperoleh data dan info rmasi di lapangan. Akhir kata kepada pihak yang telah membantu dalam proses peny elesaian Laporan Draft Akhir ini kami ucapkan terima kasih. Banda Aceh, November 2007 Tim Penyusun Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 2 DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan .............................................................. ........................... 4 1.1 Latar Belakang ............................... .................................................. 4 1.2 Landasan Hukum ........ ...................................................................... 4 1.3 Tuj uan ............................................................................ ............... 4 1.4 Sasaran .................................................. ........................................ 4 BAB II METODOLOGI DAN PENDEKATAN .... ............................................................ 4 2.1 Latar Belakan g .............................................................................. ... 5 2.2 Landasan Hukum ....................................................... ....................... 5 2.3 Tujuan ........................................... ................................................ 5 2.4 Sasaran ................. ......................................................................... 5 BAB III Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau ................... .............. 6 3.1 Kondisi Fisik dan Lingkungan .............................. .................................. 6 3.1.1 Geografi dan wilayah administrasi ... ............................................... 6 3.1.2 Topografi .............. .................................................................. 9 3.1.3 Geolo gi dan jenis tanah ............................................................. . 9 3.1.4 Iklim ................................................................ .................... 11 3.1.5 Penggunaan lahan ................................. .................................. 11 3.2 Kondisi social ekonomi wilayah ....... .................................................... 14 3.2.1 Kependudukan ..... ................................................................... 14 3.2.2 Ket enagakerjaan ................................................................... .. 16 3.2.3 Pemilikan kendaraan ................................................ ................ 16 3.2.4 Perekonomian ......................................... ............................... 17 3.3 Tinjauan kebijakan dan rencana .......... ............................................... 27 3.3.1 Rencana tata ruang wila yah provinsi kepulauan riau.......................... 27 3.3.2 Rencana strategis (RENSTRA) provinsi kepulauan riau .Error! Bookmark not defined. 3.3.3 Rencana p rogram jangka panjang dan program jangka menengah provinsi kepulauan riau ...... ............................................................................... 39 3.3.4 Rencana dan program pengembangan transportasi provinsi kepulauan riau . ....................................................... Error! Bookmark not def ined. 3.3.5 Tinjauan studi terkait SISTRAMINDO ........... Error! Bookmark not d efined. BAB IV Kondisi dan Permasalahan Sistem Transportasi Provinsi Kepulauan R iau Saat ini ... 64 4.1 Kondisi umum transportasi darat dan udara .............. .............................. 64 4.1.1 Sistem transportasi darat............... ......... Error! Bookmark not defined. 4.2 Kondisi dan permasalahan system trans portasi laut .................................. 76 4.2.1 Pelabuhan laut eksistin g ............................................................ 76 4.2.2 Pelabuha n laut rencana ......................... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Kond isi dan permasalahan sarana armada kapal laut dan rute pelayaran Error! Bookmark not defined. 4.2.4 Permintaan perjalanan transportasi laut. .... Error! Bookmar k not defined. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 3 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR No table of figures entries found. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 4 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran BAB II METODOLOGI DAN Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 5 PENDEKATAN 2.1 Latar Belakang 2.2 Landasan Hukum 2.3 Tujuan 2.4 Sasaran Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 6 BAB III Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi Provinsi Kepulauan Riau 3.1 Kondisi Fisik dan Lingkungan 3.1.1 Geografi dan wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau terletak pada lokasi yang sangat strategis mengingat ber ada di wilayah perbatasan antar negara, bertetangga dengan salah satu pusat bisn is dunia (Singapura) serta didukung oleh adanya jaringan transportasi laut inter nasional dengan lalu lintas yang ramai. Secara geografis, Provinsi Kepulauan Ria u terletak antara 040 Lintang Selatan dan 0719 Lintang Utara serta antara 1033 sampai dengan 11000 Bujur Timur, dengan batas wilayah sebagai berikut. Sebelah Utara : Ne gara Vietnam dan Negara Kamboja Sebelah Selatan : Provinsi Bangka Belitung dan P rovinsi Jambi Sebelah Barat : Negara Singapura, Negara Malaysia dan Provinsi Ria u Sebelah Timur : Negara Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat Wilayah Provinsi Kepulauan Riau terdiri dari gugusan pulau-pulau besar dan kecil yang letak satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan perairan. Beberapa pulau yang relative b esar diantaranya adalah Pulau Bintan dimana lokasi kedudukan Ibukota Provinsi (T anjungpinang), Pulau Batam yang merupakan Pusat Pengembangan Industri dan Perdag angan, Pulau Rempang dan Galang yang merupakan kawasan perluasan wilayah industr i Batam, Pulau Karimun, Pulau Kundur, Pulau Lingga, Pulau Bunguran di Natuna, se rta Gugusan Pulau Anambas. Selain itu Provinsi Kepulauan Riau memiliki pulaupula u kecil yang hamper tersebar di seluruh kabupaten/kota yang ada, termasuk dianta ranya pulau-pulau kecil yang terletak di wilayah perbatasan Negara Indonesia. Ke beradaan pulau-pulau terluar ini perlu mendapat perhatian khusus mengingat memil iki kerentanan terhadap masalah keamanan, kesejahteraan masyarakat, dan kelestar ian lingkungan hidup. Pulau-pulau yang tersebar di wilayah Provinsi Kepulauan Ri au pada umumnya merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan dari daratan pratersie r yang membentang dari Semenanjung Malaysia sampai Pulau Bangka dan Belitung. Pa da gugusan beberapa pulau kondisi daratannya berbukit-bukit dan landai di bagian pantainya, dengan ketinggian rata-rata 2 sampai 5 meter dari Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 7 permukaan laut. Kondisi hidrologi di Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat dari 2 (dua) jenis, yaitu air permukaan dan air bawah tanah (hidrogeologi). Untuk mem enuhi kebutuhan akan air bersih, dapat diperoleh dari air permukaan berupa air s ungai, mata air/air terjun, waduk, dan kolong, sedangkan air bawah tanah (hidrog eologi) didapat dengan menggali sumur dangkal. Kolong merupakan kolam bekas tamb ang bauksit, timah, dan pasir yang terbentuk akibat eksploitasi yang digunakan s ebagai sumber air bersih. Keberadaan kolong dan mata air/air terjun tidak hanya berfungsi sebagai sumber air bersih, tetapi juga dimanfaatkan sebagai kawasan pa riwisata. Sedangkan untuk kondisi geomorfologinya terdiri dari batuan ubahan sep erti mika, genesis, dan batuan gunung api yang tersebar di bagian timur Kepulaua n Riau, batuan terobosan seperti granit muskovic dapat dijumpai di Pulau Kundur Bagian Timur, batuan sedimen seperti serpih batu pasir, metagabro, yang tersebar di Pulau Batam, Bintan, dan Pulau Buru. Selain itu juga terdapat batuan alluviu m tua terdiri dari lempung, pasir kerikil, dan batuan aluvium muda seperti lumpu r, lanau, serta kerakal. Tabel III-1 Wilayah administrasi provinsi kepulauan riau No 1 2 3 4 5 6 7 Kabupa ten/Kota Tanjung Pinang Batam Bintan Karimun Lingga Natuna Kepulauan Anambas Lua s Daratan (Km2) 131 1.037 1.319 1.524 2.117 2.111 590 Kecamatan 4 12 10 9 12 12 7 Kelurahan 18 64 15 22 6 6 2 Desa 0 0 36 32 67 69 32 Sumber : RTRWP Kepulauan Riau 2008-2028. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 8 PETA WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 9 3.1.2 Topografi Wilayah provinsi KEPRI terbentang seluas 251.810,71 kilometer persegi & memiliki sekitar 2.408 pulau. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan sekitar 95% & sisanya daratan hanya sebesar 5%. Menurut data yang terhimpun dalam situs resm i KEPRI, provinsi ribuan pulau ini memiliki topografi dengan kemiringan lahan da tar antara 0 2%, kemiringan lahan curam antara 10 30%, & kemiringan sangat curam sekitar 20%, dengan ketinggian kira-kira 10 meter diatas permukaan laut. Secara umum, topografi pada beberapa bagian KEPRI merupakan daerah dataran rendah & ag ak bergelombang dengan ketinggian antara 2 91 meter diatas permukaan laut. Menur ut penelitian Zwieryeki pada tahun 1919 1929, wilayah daratan KEPRI yang hanya 5 % itu dapat dikatakan tanah tua. Sedangkan selebihnya yang membentang ke utara s ampai ke daerah pantai, merupakan konstruksi dari formasi jenis tanah endapan (A lluvium) yang berasal dari jaman Quarter s/d jaman Recen. Dari susunan tanah ter sebut, menjadi jelas bahwa provinsi KEPRI jauh lebih tua daripada provinsi Riaunya sendiri. Dengan keadaan topografi seperti itu, KEPRI memiliki sumber daya al am yang melimpah. Dari sumber daya alam yang berasal dari isi perut bumi maupun hasil peternakan & pertanian yang melimpah. Namun sumber daya alam yang dipriori taskan memang berasal dari isi perut bumi. Contohnya, potensi minyak bumi yang t ersedia jumlahnya relatif besar. Berdasarkan data dari hasil survey (BP Migas) b ahwa jumlah cadangan minyak bumi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 298,b1 MMBO. Potensi terdapat di wilayah Kab. Natuna. Contoh lainnya di Kabupaten Karimun di perkirakan terdapat deposit biji timah sebesar 11.360.500 m. Deposit biji timah i ni tidak hanya dijumpai di daratan, tetapi juga terpendam di perairan, pantai da n laut yang tersebar di wilayah Kab. Karimun dan Kab. Lingga. Hasil pertambangan lainnya seperti bauksit yang terdapat di pulau Bintan yang diperkirakan sebesar 15.000.000 ton. Bahan galian ini telah lama diekploitasi sejak zaman penjajah B elanda seperti perusahaan NV. Nibem, & sekarang dikelola oleh PT. Aneka Tambang, Tbk. 3.1.3 Geologi dan jenis tanah Berdasarkan kondisi geomorfologinya, Provinsi Kepulauan Riau merupakan bagian ko ntinental yang terkenal dengan nama paparan sunda atau bagian dari kerak Benua Asi a. Batuan yang terdapat di Kepulauan Riau Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 10 diantaranya adalah batuan ubahan seperti mika geneis, meta batu lanau, batuan gu nung api seperti tuf, tuf litik, batu pasir tufan yang tersebar di bagian timur Kepulauan Riau, batuan terobosan seperti granit muskovit dapat dijumpai di Pulau Kundur bagian timur, batuan sedimen seperti serpih batu pasir, metagabro, yang tersebar di Pulau Batam, Bintan dan Buru. Juga terdapat batuan aluvium tua terdi ri dari lempung, pasir kerikil, dan batuan aluvium muda seperti lumpur, lanau, d an kerakal. Geomorfologi Pulau Kundur dan Pulau Karimun Besar terdiri dari perbu kitan dan dataran, dengan pola aliran sungai radial hingga dendritik yang dikont rol oleh morfologi bukit granit yang homogen. Struktur geologi berupa sesar norm al dengan arah barat-timur atau barat daya-timur laut. Geomorfologi Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang berupa perbukitan memanjang dengan arah barat la ut-tenggara, dan sebagian kecil dataran terletak di bagian kakinya. Geomorfologi Pulau Bintan berupa perbukitan granit yang terletak di bagian selatan pulau dan dataran di bagian kaki. Struktur geologi sesar Pulau Bintan dominan berarah bar at laut-tenggara dan barat daya-timur laut, beberapa ada yang berarah utara-sela tan atau barat-timur. Pulau-pulau kecil di sebelah timur dan tenggara Pulau Bint an juga disusun oleh granit berumur Trias (Trg) sebagai penghasil bauksit. Geomo rfologi Pulau Lingga berupa perbukitan dengan puncak Gunung Lingga, membentang d engan arah barat laut-tenggara dan dataran di bagian kaki, dengan pola aliran su ngai trellis hingga sejajar. Juga geomorfologi Pulau Selayar dan Pulau Sebangka berupa perbukitan yang membentang dengan arah barat laut-tenggara dan dataran di bagian kakinya, pola aliran sungai adalah trellis yang dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan dengan sumbu memanjang barat laut-tenggara dan arah pa tahan utara-selatan. Stratigrafi keempat pulau ini tersusun oleh Formasi Pancur (Ksp) yang terdiri dari serpih kemerahan dan urat kwarsa, sisipan batupasir kwar sa, dan konglomerat polemik. Geologi Pulau Singkep selain terdiri dari Formasi P ancur dan Formasi Semarung juga terdapat granit (Trg) yang mendasari kedua forma si di atas dan menjadi penghasil timah atau bauksit. Geomorfologi Pulau Bunguran berupa perbukitan yang membujur dari tenggara-barat laut dengan puncak Gunung R anai dan dataran di bagian barat dari Pulau Bunguran. Pola aliran sungai adalah radial hingga dendritik di sekitar Gunung Ranai, sedangkan ke arah barat laut be rubah menjadi pola aliran trellis. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 11 Kabupaten Kepulauan Anambas mempunyai tiga pulau relatif besar yaitu Pulau Matak , Siantan, dan Jemaja. Ketiga pulau disusun oleh granit Anambas (Kag) yang tersu sun oleh granit, granodiorit dan syenit. Batuan granit Anambas (Kag) ini menerob os batuan mafik dan ultramafik (Jmu) yang terdiri dari diorit, andesit, gabro, g abro porfir, diabas dan basalt, bersisipan rijang-radiolaria. Pola struktur sesa r dominan berarah barat laut-tenggara dan sedikit berarah utara-selatan hingga b arat daya-timur laut seperti di Pulau Jemaja. Sehingga mempunyai potensi tambang granit yang merupakan cekungan tersier yang kaya minyak dan gas bumi yaitu Ceku ngan Natuna Barat yang masuk wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas dan Cekungan Na tuna Timur yang masuk wilayah Kabupaten Natuna 3.1.4 Iklim Wilayah Provinsi Kepulauan Riau secara umum beriklim laut tropis basah, yang dip engaruhi oleh angin musim. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba, dengan suhu terendah yang tercatat di Stasiun Batam sebes ar 20,60C pada bulan Juli dan suhu tertinggi tercatat di Stasiun Karimun sebesar 35,20C pada bulan Mei. Suhu rata rata yang tercatat di empat stasiun yang berbe da berkisar antara 27,10C di Stasiun Natuna dan sekitarnya sampai dengan 27,50C di Stasiun Batam dan sekitarnya dengan kelembaban antara 43% sampai dengan 100%. Ciri-ciri dari daerah kepulauan adalah beragamnya kisaran curah hujan, seperti yang terjadi di Provinsi Kepulauan Riau. Kisaran tertinggi tercatat pada Stasiun Natuna dimana curah hujan berada pada kisaran 1,0 mm sampai dengan 436,6 mm, de ngan rata-rata curah hujan yang tercatat di empat stasiun yang berbeda antara 13 7,6 mm sampai dengan 264,91 mm Umumnya bagian barat Kepulauan Riau memiliki rata -rata kecepatan angin yang lebih rendah dibandingkan bagian Timur. Hal ini ditun jukkan dengan rata-rata kecepatan angin yang terjadi di Stasiun Karimun dan Bata m yang berada antara 3,67 sampai dengan 5,0 knot. Sementara rata rata kecepatan angin yang tercatat di Stasiun Natuna dan Tanjungpinang lebih besar yaitu antara 7,17 sampai dengan 7,46 knot. 3.1.5 Penggunaan lahan Penggunaan lahan di provinsi kepulauan riau dibagi dalam dua kawasan, yakni kawa san lindung dan kawasan budidaya. Berikut ini table penggunaan lahan hingga tahu n 2028. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 12 Tabel III-2 Pola penggunaan lahan provinsi kepulauan riau No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 11 12 13 Pola Penggunaan Lahan Hutan Rakyat Pertanian Perkebunan Perikanan Par iwisata Industri Permukiman Lainnya Hutan Lindung Kawasan Suaka Alam Hutan Produ ksi terbatas Hutan Kota Kawasan Lindung Luas (Ha) 93.709 110.023 111.252 18.045 48.745 40.575 75.470 107.213 81.065 3.403 47.730 10.273 90.146 Sumber : RTRWP Kepulauan Riau 2008-2028. PETA POLA RUANG WILAYAH KEPRI Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 13 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 14 3.2 Kondisi sosial ekonomi wilayah 3.2.1 Kependudukan Jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau setiap tahunnya semakin bertambah. Pada tahun 2007 diketahui bahwa jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau sebesar 1.392 .918 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 131 jiwa/km2. Jumlah penduduk terseb ut dominan berada di Kota Batam yaitu sebesar 695.739 jiwa sementara itu Kabupat en Lingga merupakan kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau yang paling sedikit pen duduknya yakni hanya sebesar 86.894 jiwa. Kondisi ini memperlihatkan bahwa kuran g lebih 50% jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau berdomisili di kota. Untuk l ebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel III-3 Jumlah dan kepadatan penduduk provinsi kepulauan riau No Kabupaten/K ota Luas Daratan (Km ) 1 2 3 4 5 6 Tanjung Pinang Batam Bintan Karimun Lingga Na tuna & KKA 131 1.037 1.319 1.524 2.117 2.701 2 Jumlah Penduduk (Jiwa) 177.963 695.739 122.677 216.221 86.894 93.424 Kepadatan Penduduk (Jiwa/ Km2) 1.358 671 93 142 41 35 Sumber : RTRWP Kepulauan Riau 2008-2028. Penyebaran jumlah penduduk di Provinsi Kepulauan Riau tidak merata. Hal ini dapa t dilihat dari persebaran penduduk Kepulauan Riau. Kota Batam merupakan kota yan g jumlah penduduk dan kepadatan tertinggi di Kepulauan Riau yaitu 695.739 jiwa d engan kepadatan 671 jiwa/km2. Umumnya penduduk yang berdomisili di Kota Batam me rupakan pendatang. Usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Kota Batam juga telah dilakukan melalui pengendalian arus pendatang yang masuk Kota Batam dalam suatu Peraturan Daerah Kependudukan atau lebih dikenal dengan PERDADUK. Selain itu, Kota Tanjungpinang adalah kota dengan wilayah terpadat kedua di Provinsi Ke pulauan Riau mencapai 591 orang per km2, hal ini dikarenakan masih terkonsentras inya kegiatan perekonomian dan pemerintahan di wilayah Kota Tanjungpinang. Untuk Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 15 lebih jelasnya mengenai perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Riau dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Tabel III-4 Jumlah penduduk menurut kabupaten/kota provinsi kepulauan riau No Ka bupaten/Kota 2003 1 2 3 4 5 6 Tanjung Pinang Batam Bintan Karimun Lingga Natuna & KKA TOTAL 160.705 583.335 95.152 187.457 79.276 87.163 1,193,088 Jumlah Pendud uk (Jiwa) 2004 160.918 621.854 116.964 200.305 71.779 89.945 1,261,765 2005 167. 958 616.088 116.876 200.645 82.941 88.503 1,273,011 2006 172.616 656.001 121.303 209.875 86.150 91.918 1,337,863 2007 177.963 695.739 122.677 216.221 86.894 93. 424 1,392,918 Sumber : RTRWP Kepulauan Riau 2008-2028. Menurut data penduduk Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2003 hingga 2007 diketa hui bahwa jumlah penduduk Provinsi Kepulauan Riau selalu mengalami peningkatan s etiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah penduduk provinsi dimana pada tahun 2003 hanya sebesar 1.193.088 jiwa, semantara itu pada tahun 2 007 meningkat menjadi 1.392.918 jiwa. Kondisi ini menunjukkan penduduk provinsi ini mengalami pertumbuhan dan pertambahan baik itu dari tingkat kelahiran maupun dari migrasi penduduk yang bekerja di provinsi ini. Dengan menggunakan data ter sebut maka dapat di hitung pertumbuhan penduduk di provinsi kepulauan riau menga lami kenaikan setiap tahunnya antara 0,9% s.d 1,2%. Tabel III-5 Laju Pertumbuhan Penduduk Dan Kepadatan Pendudut Menurut Kabupaten/K ota Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2009 No Kabupaten/Kota Laju pertumbuhan p enduduk Kepadatan Penduduk (per (%) km2) 2007 2008 2009 2010 2007 2008 2009 2010 1 Kota Tanjung Pinang 5.48 11.75 5.39 743 763 911 2 Kota Batam 7.74 12.16 9.13 903 957 1237 3 Kabupaten Bintan 3.84 9.39 7.05 63 64 84 4 Kabupaten Karimun 1.94 3.48 5.65 75 78 92 5 Kabupaten Natuna 4.02 10.41 0.75 35 36 45 6 Kabupaten Ling ga 1.03 3.12 3.17 41 42 46 7 Kabupaten Kepulauan Anambas Kepulauan Riau 5.51 9.8 6 7.04 131 137 175 Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 16 3.2.2 Ketenagakerjaan Seperti yang terlihat pada table 3.6 di bawah, gambaran ketenagakerjaan di provi nsi kepulauan riau terbagi atas 5 pekerjaan utama (sector). Yakni pekerjaan di b idang pertanian perikanan, industry pengolahan, perdagangan, jasa kemasyarakatan dan lainnya. Terlihat bahwa pada daerah perkotaan industry pengolahan merupakan industry yang paling besar (35%) sedangkan di bidang perikanan dan pertanian me nempati urutan kecil (5%). Untuk di daerah perdesaan, sector/bidang pekerjaan di pertanian dan perikanan merupakan pekerjaan (14%). paling utama yakni sebesar 5 5%, sedangkan sector jasa kemasyarakatan merupakan pekerjaan utama dengan urutan kedua terbesar Tabel III-6 Penduduk (usia kerja >15tahun), menurut lapangan kerja, daerah tempa t bekerja di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 Lapangan Usaha Pert anian dan Perikanan Industri pengolahan Perdagangan Jasa kemasyarakatan Lainnya Jumlah Sumber : BPS KEPRI, 2008. Perkotaan 26933 178526 112405 77371 119422 5146 57 Perdesaan 54206 7098 12415 13949 10342 98010 % Perkotaan 5 35 22 15 23 100 % Perdesaan 55 7 13 14 11 100 3.2.3 Pemilikan kendaraan Kepemilikan kendaraan di provinsi kepulauan riau, terdiri atas berbagai jenis ke ndaraan. Berikut ini adalah berbagai jenis kendaraan yang dimiliki oleh masyarak at provinsi kepulauan riau menurut kabupaten kota pada tahun 2008; Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 17 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel III-7 PDRB Perkapita Tanpa MIGAS di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupa ten/Kota Tahun 2007-2009 Jenis Kendaraan Karimun Bintan Lingga Natuna Batam seda n Jeep Station Wagon Bis Micro Bus Ambulans Truck Pick up Sepeda Motor Pemadam K ebakaran 170 222 1066 110 45 262 310 18546 20731 220 43 63 12 10 260 249 3871 47 28 7 16 65 54 27 4324 4493 2 4 36 14 894 950 22233 4366 11210 711 9216 146330 19 4066 Tanjung Pinang 1122 1187 4114 605 90 2629 57748 67495 Total Sumber : BPS KEPRI, 2008. 3.2.4 Perekonomian 3.2.4.1 Produk Domestik Regional Bruto Secara konsepsi, PDRB menggambarkan seberapa besar proses kegiatan ekonomi (ting kat produktivitas ekonomi di suatu wilayah) yang dihitung sebagai akumulasi dari pencapaian nilai transaksi dari berbagai sektor ekonomi dalam kehidupan masyara kat. Oleh karena itu, PDRB merupakan gambaran nyata hasil aktivitas pelaku ekono mi dalam memproduksi barang dan jasa. Indikator ini dapat digunakan sebagai baha n evaluasi perkembangan ekonomi dan sebagai landasan penyusunan perencanaan pemb angunan ekonomi. Dapat dilihat pada table 3-8. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tabel III-8 Nilai PDRB Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2007-2009 Lapangan Usaha At as dasar harga Atas dasar harga konstan berlaku 2000 (Triliun Rupiah) (T riliun Rupiah) 2007 2008 2009 2007 2008 2009 Pertanian 2.61 2.87 1.64 1.70 1.73 Pertamb angan dan Penggalian 5.06 5.44 2.12 2.06 2.08 Industri Pengolahan 24.20 26.62 18 .22 19.06 19.51 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.28 0.33 0.18 0.20 0.20 Bangunan 2. 65 3.73 1.14 1.53 1.71 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10.63 12.06 7.71 8.31 8.6 3 Pengangkutan dan Komunikasi 2.21 2.69 1.41 1.61 1.72 Keuangan, persewaan dan j asa 2.86 3.24 1.58 1.73 1.83 perusahaan Jasa-jasa 1.31 1.61 0.71 0.82 0.89 PDRB 51.83 58.59 34.71 37.02 38.32 PDRB Tanpa MIGAS 47.42 53.85 32.94 35.31 36.60 Sum ber : Buku Profil KEPRI, 2010. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 18 Berdasarkan data yang ada diatas dasar harga berlaku, dalam kurun waktu 2006-200 9 sektor ekonomi industri pengolahan menjadi sektor yang sangat menunjang pereko nomian di Provinsi Kepulauan Riau. Setiap tahun, sektor ekonomi industri pengola han selalu menjadi yang tertinggi jika dibandingkan dengan sektor ekonomi yang l ain. Dan setiap tahunnya juga sektor ekonomi industri ini berkembang. Hal ini di sebabkan karena Kota Batam yang menjadi salah Kota Industri yang berkembang buka n hanya di Provinsi Kepulauan Riau namun juga di Indonesia Tabel III-9 Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau Menurut Lapangan Us aha Tahun 2006-2009 No Lapangan Usaha TAHUN 2006 2007 2008 1 Pertanian 5.41 6.29 3.80 2 Pertambangan dan Penggalian dengan MIGAS 1.73 (0.92) (2.71) Pertambangan dan Penggalian tanpa MIGAS 15.05 6.15 3.38 3 Industri Pengolahan 6.83 5.84 4.56 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 5.61 5.76 7.94 5 Bangunan 11.14 29.15 34.26 6 Per dagangan, Hotel dan Restoran 5.50 7.77 7.77 7 Pengangkutan dan Komunikasi 12.13 11.24 14.44 8 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 8.12 9.48 9.71 9 Jasa-jasa 5.89 14.24 15.59 PDRB 6.78 7.01 6.65 PDRB Tanpa MIGAS 7.23 7.55 7.22 Sumber : B uku Profil KEPRI, 2010. 2009 1.50 1.10 3.31 2.38 2.08 13.36 3.84 6.67 5.50 8.44 3.51 3.65 Tabel III-10 PDRB Perkapita Tanpa MIGAS di Provinsi Kepulauan Riau No A 1 2 3 4 5 6 7 Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2009 Kabupaten/Kota 2006 2007 Atas dasar harga berlaku Kota Tanjung Pinang 17.36 19.53 Kota Batam 44.56 47.46 Kabupaten Bintan 26.77 28.56 Kabupaten Karimun 13.12 14.10 Kabupaten Natuna 14.90 15.90 Ka bupaten Lingga 7.94 8.53 Kabupaten Kepulauan Anambas Kepulauan Riau 31.36 34.04 Kepulauan Riau (Tanpa batam) 16.20 17.56 Atas dasar harga konstan Kota Tanjung P inang Kota Batam Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun 2008 22.17 51.88 30.33 15.40 14.44 9.49 16.53 37.06 19.34 2009 24.32 52.34 31.79 16.49 15.71 10.10 16.89 38. 98 24.76 B 1 2 3 4 11.14 32.90 21.03 7.69 11.69 33.35 21.71 7.86 12.09 33.72 22.42 8.05 12.60 33.31 23.04 8.27 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 19 5 6 7 Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga Kabupaten Kepulauan Anambas Kepulauan Riau Kep ulauan Riau (Tanpa batam) Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010. 6.74 5.44 22.89 10.52 6.99 5.71 23.65 10.87 6.16 5.99 7.04 24.30 11.23 6.55 6.28 7.10 24.16 14.41 Berdasarkan data Tabel III-11 diatas, maka Kota Batam menjadi daerah yang memili ki PDRB per kapita tanpa migas yang terbesar baik dilihat atas dasar harga berla ku dan atas dasar harga konstan. Berdasarkan harga yang berlaku, Kota Batam menu njukkan peningkatan yang bertambah tiap tahunnya dari tahun 20062009. Sedangkan PDRB yang terkecil terdapat di Kabupaten Kepulauan Anambas. Hal ini terjadi kare na kabupaten ini merupakan kabupaten yang baru dimekarkan. Tabel III-12 Distribusi PDRB di Provinsi Kepulauan Riau No Menurut Lapangan Usah a Tahun 2007-2009 Lapangan Usaha Atas dasar harga berlaku Atas dasar harga konst an 2000 PERTANIAN Tanaman bahan pangan Tanaman Perkebunan Peternakan Kehutanan P erikanan PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Minyak dan gas bumi Pertambangan tanpa MIGA S Penggalian INDUSTRI PENGOLAHAN Industri MIGAS Pengilangan Minyak Bumi Gas Alam Cair Industri Tanpa GAS Makanan, Minuman dan tembakau Tekstil, barang kulit dan alas kaki Barang kayu dan hasil hutan lainnya Kertas dan barang cetakan lainnya Pupuk, kimia dan barang karet lainnya Semen, barang galian bukan logam Logam da sar besi dan baja Alat angkutan, mesin dan peralatan Barang lainnya LISTRIK, GAS dan AIR BERSIH Listrik Gas Air Bersih BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORANT 2007 5.05 0.26 0.31 0.78 0.06 3.64 9.76 8.50 0.81 0.45 46.60 46.60 0.55 0.25 0. 24 0.06 5.12 20.52 2008 4.90 0.25 0.29 0.76 0.06 3.54 9.30 8.08 0.78 0.44 45.44 45.44 0.55 0.25 0.24 0.06 6.36 20.58 2009 4.99 0.25 0.28 0.78 0.06 3.62 8.77 7.5 6 0.76 0.45 46.20 46.20 0.56 0.26 0.24 0.06 7.11 19.55 2007 4.72 0.24 0.25 0.73 0.06 3.44 6.11 5.12 0.58 0.41 52.50 52.50 0.53 0.19 0.30 0.04 3.28 22.21 2008 4. 61 0.24 0.24 0.71 0.06 3.36 5.57 4.61 0.57 0.39 51.48 51.48 0.53 0.20 0.29 0.04 4.12 22.45 2009 4.50 0.24 0.23 0.73 0.05 3.25 5.44 4.48 0.57 0.39 50.91 50.91 0. 53 0.21 0.28 0.04 4.52 22.52 1 2 3 4 5 6 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 20 7 8 9 Perdagangan besar dan eceran Hotel Restorant PENGANGKUTAN dan KOMUNIKASI PENGANG KUTAN Angkutan REL Angkutan jalan raya Angkutan Laut Angkutan sungai, danau dan penyeberangan Angkutan udara Jasa penunjang angkutan KOMUNIKASI Pos dan Telekomu nikasi Jasa Penunjang Komunikasi KEUANGAN, PERSEWAAN, DAN JASA PERSEWAAN Bank Le mbaga keuangan tanpa bank Jasa penunjang keuangan Sewa bangunan Jasa perusahaan JASA-JASA PEMERINTAHAN UMUM DAN PERTAHANAN Administrasi, Pemerintahan dan Pertah anan Jasa Pemerintahan lainnya SWASTA Sosial kemasyarakatan Hiburan dan Rekreasi Perorangan dan Rumah Tangga PDRB dengan MIGAS Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010. 17.46 1.91 1.15 4.27 3.76 1.99 0.98 0.51 0.28 0.51 5.50 3.74 0.18 1.54 0.04 2.54 1.22 1.32 0.28 0.28 0.76 100 17.14 2.13 1.31 4.60 4.07 2.13 1.04 0.59 0.31 0.53 5.54 3.77 0.19 1.53 0.05 2.75 1.39 1.36 0.27 0.32 0.77 100 16.17 19.55 2.10 4.66 4.17 2.17 1.06 0.64 0.30 0.49 5.40 3.64 0.19 1.52 0.05 2.7 7 1.45 1.32 0.25 0.32 0.75 100 18.78 2.28 1.15 4.06 3.56 1.86 0.95 0.52 0.23 0.50 4.55 3.05 0.16 1.31 0.03 2.05 0.91 1.14 0.17 0.24 0.73 100 18.62 2.54 1.29 4.35 3.82 2.00 1.00 0.57 0.25 0.53 18.66 2.58 1.28 4.48 3.92 2.01 1.05 0.60 0.26 0.56 4.77 3.24 0.17 1.33 0.03 2.23 1.04 1.19 0.17 0.26 0.76 100 3.17 0.17 1.31 0.03 2.23 1.04 1.19 0.17 0.27 0.75 100 3.2.4.2 Potensi hasil pertanian Dari tujuh kabupaten kota yang ada di provinsi kepulauan riau, 6 kabupaten dan k ota memiliki potensi padi sawah. Dilihat dari luas tanam, luas panen, produktivi tas dan produksinya memang masih kecil dibandingkan dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Namun potensi ini diharapkan terus ditingkatkan untuk menjaga ketah anan pangan local. Kecuali kota batam yang memang tidak memiliki potensi dari pa di dan sawah. Kabupaten Natuna dan Lingga diharapkan dapat menjaga ketahanan pan gan padi sawah. Tabel III-13 Luas tanam, luas panen, produktifitas dan produksi padi sawah Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 21 No Kabupaten /Kota di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten Kota, tahun 2008-2009 Tahun 2008 Ta hun 2009 Luas Luas Produktivitas Produksi Luas Luas Produktivitas tanam Panen (K U/Ha) (Ton) tanam Panen (KU/Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) 2,95 3,03 3,00 3,04 3,00 3,0 4 2,95 57,64 12,00 316,21 12,00 400,80 1,00 20,00 14,00 99,00 9,00 40,00 183,00 1,00 12,00 11,00 88,00 5,00 19,00 136,00 29,95 31,01 30,76 31,03 30,74 31,00 214 ,44 Produksi (Ton) 2,99 37,21 33,84 332,02 15,37 58,90 480,33 1 2 3 4 5 6 7 Kota Tanjung 1,00 1,00 Pinang Kota Batam Kabupaten 19,50 19,00 Bintan Kabupaten 9,00 4,00 Karimun Kabupaten 138,00 104,00 Natuna Kabupaten 9,00 4,00 Lingga Kabu paten Anambas Jumlah 176,50 132,00 Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010 Potensi buah-buahan di provinsi kepulauan riau, dilihat dari perkembangannya pad a tahun 2006 hingga tahun 2009 beberapa komoditas yang mengalami pertumbuhan pro duksi adalah nangka, rambutan durian dan pisang. Diharapkan komoditas-komoditas yang dihasilkan ini dapat saling bersubtitusi antar wilayah kabupaten/kota. Peni ngkatan jumlah komoditas di masing-masing wilayah kabupaten kota tidak sejalan d engan akumulasi yang diharapkan pada tahun 2009 dengan pertumbuhan yang linear, dapat dilihat pada table 3.14. Tabel III-14 Produksi buah-buahan di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten K ota, tahun 2006-2007 N o 1 Kabup aten /Kota Kota Tanjun g Pinang Kota Batam Kabup aten Bintan Kabup a ten Karimu n Kabup aten Natun a Kabup aten Lingga Kabup aten 2006 Nang ka 64,6 5 196, 72 239, 50 538, 90 48,8 9 286, 00 Nanas 503,1 0 1,585 .28 17,42 5.03 30,85 0.56 270,1 4 432,0 9 Duria n 68,1 0 83,7 5 216, 00 216, 00 705, 25 299, 00 Jer uk 63, 26 73, 50 351 ,70 57, 83 17, 70 Pisan g 100, 00 429, 45 923, 00 2,37 2.20 57,8 3 17,7 0 Ramb utan 35,00 455,7 7 552,7 5 937,6 5 228,1 7 48,00 Nang ka 105 , 70 318, 32 277, 48 110, 40 120, 40 443, 70 Nanas 472,0 0 1,664 .95 25,69 0.50 15,53 5,00 210,4 0 190,0 0 2007 Duria n 77,0 0 118, 58 451, 00 130, 80 539, 00 2 46, 15 Jer uk 45, 00 44, 00 47, 00 45, 40 24, 00 Pisan g 53,3 8 275, 79 454, 40 1,40 1.75 439, 24 15,9 0 Ramb utan 30,50 720,0 0 688,8 0 1,584. 00 355,5 0 79,30 2 3 4 5 6 7 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 22 Anamb as Jumla h 1,37 4.66 51,06 6.20 1,58 8.00 563 ,99 3,90 0.18 2,257. 34 1,37 6.00 43,76 3.05 1,56 2.53 205 .40 2,64 0.46 3,458. 10 Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010 Tabel III-15 Produksi buah-buahan di Provinsi K epulauan Riau Menurut Kabupaten Kota, tahun 2008-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 Kabupaten /Kota Kota Tanjung Pinang Kota Batam Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga Kabupaten Anambas Jumlah 20 08 Nangka 925,00 316,00 278,00 744,00 11,00 408,00 2,709.00 Nanas 6,00 1,665.00 25,691,00 1,781.00 7,00 278,00 29,428.00 Durian 159,00 120,00 470,00 2,306.00 91 ,00 1556,00 4,702.00 Jeruk 1,00 96,00 15,00 35,00 147,00 Pisang 26 274,00 460,00 182,00 54,00 430,00 1,426.00 Rambutan 445,00 710,00 690,00 510,00 22,00 468,00 2,845.00 Nangka 197,80 553,84 514,35 261,13 296,04 648,87 79,12 2,551.15 Nanas 5 9,97 154,86 3,861.99 2,519.66 26,24 29,99 14,99 6,667.70 2009 Durian 111,80 155, 25 1,445.24 757.86 646,05 1,341.58 130,41 4,588.19 Jeruk 38,50 144,50 29,00 58,0 0 270.00 Pisang 43,96 210,01 351,79 1,076.92 315,15 36,62 34,16 2,428.61 Rambuta n 24,68 496,88 641,73 930,86 225,60 102,23 35,25 2,457.23 Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010 3.2.4.3 Potensi hasil peternakan Potensi peternakan di wilayah kepulauan riau, sangat mungkin untuk dikembangkan dalam skala yang lebih luas. Potensi ini terlihat dari adanya peternakan-peterna kan dalam skala besar maupun skala yang lebih kecil. Kecuali Kabupaten Anambas y ang memang luas daratannya sangat kecil, karena kondisi geographis nya yang terd iri atas pulau-pulau kecil. Potensi ini dapat terus dikembangkan hingga terjadi subtitusi antar wilayah, sehingga terbentuk ketahanan pangan didalam skala local , regional maupun skala internasional. Tabel III-16 Populasi ternak di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten Kota, tahun 2007-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 Kabupaten /Kota Kota Tanjung Pinang Kota Batam Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga Kabupaten Anambas Jumlah Sa pi Potong (Ekor) 2007 106 112 525 1.284 4.579 1.021 7.627 2008 98 211 1.035 1.17 5 4.337 1.125 302 8.283 2009 101 217 1.066 1.210 4.467 1.158 311 8.863 Kambing ( Ekor) 2007 980 641 1.146 16.722 1.917 325 21.731 2008 1001 708 1.389 16.446 1.06 6 658 945 22.213 2009 1041 728 1.445 17.103 1.108 684 983 23.092 2007 356 179.33

9 1.937 1.363 0 684 183.679 Babi (ekor) 2008 310 178.979 2.098 1.351 0 325 0 183 .063 2009 319 179.337 2.160 1.392 0 344 0 183.552 Kerbau (Ekor) 2007 0 0 0 0 43 0 43 2008 0 0 0 0 24 0 0 24 2009 0 0 0 0 25 0 0 25 Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 23 Tabel III-17 Populasi ternak di Provinsi Kepulauan Riau Menurut Kabupaten Kota, tahun 2007-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 Kabupaten /Kota Kota Tanjung Pinang Kota Batam Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Natuna Kabupaten Lingga Kabupaten Anambas Jumlah Ay am Ras Petelur (Ekor) 2007 39.320 48.647 247.008 93.700 338 4.452 433.465 2008 2 7.490 48.005 259.870 163.400 350 5.500 0 504.615 2009 27.572 48.149 260.650 163. 890 351 5.517 0 506.129 Ayam Ras Pedaging (Ekor) 2007 15.7431 5.001.100 878.200 76.448 62.183 31.500 6.206.862 2008 156.850 5.098.897 1.000.594 80.100 7.825 29. 500 250 6.374.016 2009 158.418 5.149.886 1.010.599 80.901 7.903 29.795 253 6.437 .755 2007 719 2.905 1.203 87.220 21.994 2.958 116.949 Itik (Ekor) 2008 745 2.955 1.120 91.026 2.382 1.897 120 100.245 2009 751 2.982 1.130 91.845 2.596 1.914 12 5 101.343 Ayam Buras (Ekor) 2007 118.253 68.402 188.346 260.818 100.030 3.956 73 9.805 2008 118.253 68.402 188.346 260.818 100.030 3.956 739.805 2009 116.774 65. 001 206.431 302.783 134.716 73.784 1.762 901.251 Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010 3.2.4.4 Potensi hasil perikanan Potensi perikanan di wilayah kepulauan riau, sangat besar. Ini terlihat dari dat a dari hasil survey dinas perikanan dan kelautan provinsi kepulauan riau pada ta hun 2009. Dimana perikanan laut memiliki potensi besar baik itu yang dilakukan s ecara penangkapan maupun budidaya. Terlihat bahwa Kabupaten Karimun memiliki pot ensi besar dengan jumlah 72.921 Ton Ikan, disusul oleh Bintan senilai 47.650 Ton Ikan dan Batam (40.953 Ton Ikan). Tabel III-18 Jumlah produksi Ikan menurut jenis kegiatan di Provinsi Kepulauan R iau, tahun 2009 (Dalam Ton) No Kabupaten/ Kota Penangkapan Jumlah (Ton) 7.452 40.953 47.650 72.921 36.502 26 .029 231.507 Laut 7.185 40.502 47.306 70.411 34.164 25.871 225.439 Perairan Umum Sub Jumlah 7.185 40.502 47.306 70.411 34.164 25.871 225.439 Laut 47.40 451 192 1.477 2.338 148 4.653 Tambak 59 944 4 1.007 Kolam 219.73 93 89 613 407.86 Budida ya Keramba Sawah Kolam Air Deras Jaring Apung Sub Jumlah 267.12 451 344 2.510 2. 338 158 6.068 1 2 3 4 5 6 7 Kota Tanjung Pinang Kota Batam Kabupaten Bintan Kabupaten Karimun Kabupaten Natu na Kabupaten Lingga Kabupaten Anambas Jumlah Sumber : Buku Profil KEPRI, 2010 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 24 3.2.4.5 Perdagangan luar (export) dan dalam negeri (import) Berdasarkan data BPS yang ada, potensi eksport provinsi kepulauan riau sangat be sar. Ini terlihat dari nilai dan volume komoditas yang dikirim keluar wilayah ke pulauan riau. Komoditas yang paling besar volume dan nilai ekspornya yaitu bahan bakar mineral yang memiliki pangsa (segment) hingga mencapai 26,56% dari total ekspor yang ada. Potensi ekspor terbesar kedua yaitu mesin/peralatan listrik (22 .72%), mesin/pesawat mekanik (16.27%) serta kapal laut dan sejenisnya (7.40%). No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tabel III-19 Volume dan Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau menurut kelompok ko moditas, tahun 2009 Kelompok Komoditas Volume Nilai Pangsa Bahan Bakar Mineral 5 .473.744.109 2.212.681.680 26.56 Mesin/Peralatan Listrik 63.900.090 1.892.709.81 0 22.72 Mesin/Pesawat Mekanik 90.937.564 1.355.415.533 16.27 Kapal Laut dan Seje nisnya 213.713.299 616.644.251 7.40 Benda-benda dari besi/baja 327.834.610 597.1 06.052 7.17 Perangkat Optik 9.026.451 312.005.602 3.75 Minyak, Lemak Hewan 467.4 44.051 305.836.876 3.67 Bijih, Kerak, Abu Logam 8.749.575.454 121.897.201 1.46 B arang Rajutan 8.986.437 121.171.570 1.45 Berbagai produk kimia 117.947.982 111.5 50.336 1.34 Lainnya 3.588.270.419 683.523.136 8.21 Jumlah 2009 19.111.380.466 8. 330.542.047 100 Jumlah 2008 24.678.331.804 7.470.594.247 100 Jumlah 2007 19.085. 929.180 6.920.920.181 100 Jumlah 2006 23.557.879.722 6.073.097.295 100 Sumber : BPS Provinsi KEPRI, 2009 Untuk negara tujuan ekspor, singapura merupakan negara tujuan ekspor yang paling mendominasi dimana 57.30% barang masuk ke Negara tersebut. Sedangkan sebaran Ne gara lainnya adalah Cina, Australia, Jepang, Malaysia hingga India. Tabel III-20 Volume dan Nilai ekspor Provinsi Kepulauan Riau menurut Negara tuju an, tahun 2009 No 1 Negara tujuan Singapura Volume (kg) 6.741.449.867 Nilai (USS $) 4.773.238.084 Pangsa (%) 57.30 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 25 No 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Negara tujuan Volume (kg) 8.811.503.021 638.194.178 371.236.587 1.015.623.413 62.561.408 415.0 34.958 277.576.096 6.198.442 156.344.507 615.657.989 19.111.380.466 24.678.331.8 04 19.085.929.180 23.557.879.722 Nilai (USS$) 554.485.499 387.545.360 385.239.730 358.495.535 321.886.201 215.388 .427 152.792.947 141.571.278 115.059.957 924.839.029 8.330.542.047 7.470.594.247 6.920.920.181 6.073.097.295 Cina Australia Jepang Malaysia Amerika Serikat Korea Selatan Thailand Perancis I ndia Lainnya Jumlah 2009 Jumlah 2008 Jumlah 2007 Jumlah 2006 Sumber : BPS Provin si KEPRI, 2009 Pangsa (%) 6.66 4.65 4.62 4.30 3.86 2.59 1.83 1.70 1.38 11.10 100 100 100 100 Berdasarkan pelabuhan muat yang melakukan kegiatan pengiriman barang ke luar wil ayah dari kepulauan riau, terlihat pada tahun 2008 Pulau Batam dengan 6 (enam) p elabuhannya memiliki aktivitas ekspor yang tinggi mencapai 1Miliar kilograms. Ke mudian pada tahun 2009, Natuna menduduki posisi pengekspor terbesar dengan volum e ekspor yang mencapai 5 Miliar kilograms. Demikian juga halnya dengan Karimun. Potensi ini menunjukkan peranan besar dari komoditas dan aktivitas masyarakat ya ng perlu dijaga dengan baik. No 1 2 3 4 5 Tabel III-21 Volume Dan Nilai Ekspor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan M uat, Tahun 2008-2009 2008 2009 Pelabuhan Volume Ekspor Nilai FOB Volume Ekspor N ilai FOB (Kg) (USS $) (Kg) (USS $) KARIMUN; 10.593.590.515 157.124.255 3.788.218 .046 111.293.451 Tj. Balai 10.386.823.377 154.660.537 3.780.407.514 108.439.573 Karimun Moro Sulit 12.600 5.600 Tanjung 206.754.538 2.458.118 7.810.532 2.853.87 8 Batu Pasir Panjang BINTAN; 12.525.727 358.020.982 1.600.674 77.022.981 Tanjung 12.525.727 358.020.982 1.600.674 77.022.981 Uban NATUNA; 398.870.190 303.687.95 7 5.442.005.194 2.209.018.654 Tarempa 11.190 35.770 210.173 436.603 Udang 398.85 9.000 303.652.187 5.441.795.021 2.208.582.051 Natuna LINGGA; 430.408.475 7.394.3 78 972.447.417 12.883.943 Singkep 312.947.681 5.401.978 972.340.841 12.815.090 D abo Penuba 117.460.794 1.992.400 106.576 68.853 BATAM; 1.487.237.421 6.361.711.3 18 1.622.417.585 5.350.246.658 Batu Ampar 594.058.358 3.451.791.715 498.608.526 2.548.450.756 Nongsa 3.957.775 14.679.274 Hang Nadim 1.809.460 253.769.349 1.412 .215 199.840.973 Pulau Buluh Pulau 5.748.685 12.073.778 6.104.559 12.756.127 Sam bu Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 26 No 6 Pelabuhan 2008 Sekupang 334.307.764 1.297.098.957 Kabil/Panau 547.355.379 1.332. 298.245 TANJUNG 5.373.742.718 72.888.289 PINANG; Tanjung 5.373.742.718 72.888.28 9 Pinang Jumlah 24.678.331.804 7.470.594.247 Sumber : BPS Provinsi KEPRI, 2009 2009 302.163.968 814.128.317 4.696.174.486 4.696.174.486 19.111.380.466 1.297.09 8.957 1.292.099.845 90.697.187 90.697.187 8.330.542.047 Selain melakukan kegiatan ekspor, kemampuan perekonomian kepulauan riau juga mel akukan kegiatan impor atau pemasukan kebutuhan barang ke dalam wilayah kepulauan riau. Berdasarkan data statistik dari badan pemerintah provinsi, Negara singapu ra paling banyak mengirimkan barang/komoditas kedalam wilayah kepulauan riau yak ni sebesar 56,09% dengan nilai mencapai 5 Miliar Dollar Amerika. Yang diikuti ol eh berbagai Negara lainnya seperti Malaysia, Jepang, Cina, Amerika Serikat, Jerm an, Taiwan, Korea Selatan, Panama dan Australia. Tabel III-22 Volume dan Nilai Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Negara Asal, Tahun 2009 Nilai CIF Pangsa Negara Asal Volume (kg) (USS$) (%) 1.439.685.821 69 0.486.685 169.474.387 368.332.639 21.106.841 18.901.275 203.982.635 95.179.958 1 .853.038 38.790.209 317.394.992 3.365.188.480 5.817.191.395 3.356.548.396 2.581. 706.436 5.137.432.056 722.788.246 681.554.157 657.756.076 367.383.095 188.949.71 2 183.124.711 129.624.050 124.158.412 101.719.855 864.352.266 9.158.852.636 12.1 72.669.469 2.350.182.195 1.609.422.816 56.09 7.89 7.44 7.18 4.01 2.06 2.00 1.42 1.36 1.11 9.44 100 100 100 100 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Singapura Malaysia Jepang Cina Amerika Serikat Jerman Taiwan Korea Selatan Panam a Australia Lainnya Jumlah 2009 Jumlah 2008 Jumlah 2007 Jumlah 2006 Sumber : BPS Provinsi KEPRI, 2009 Dilihat dari volume bongkar di pelabuhan yang ada di wilayah kepulauan riau, pad a tahun 2008, maka Batam dan Bintan merupakan pelabuhan yang memiliki volume bon gkar impor barang yang tinggi. 7 (tujuh) pelabuhan yang melakukan bongkar barang impor mencapai 4 Miliar kilograms dengan nilai setara 11 Miliar dollar Amerika Serikat.diikuti oleh kabupaten Karimun (28 juta kilograms) setara 98 juta Dollar Amerika Serikat dan Bintan mencapai 1 Miliar kilogram dan setara dengan 900juta an dollar amerika serikat. Tabel III-23 Volume Dan Nilai Impor Provinsi Kepulauan Riau Menurut Pelabuhan Bo ngkar, Tahun 2008-2009 Pelabuhan 2008 2009 No Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 27 1 KARIMUN; Tj. Balai 7.070.693 Karimun Moro Sulit Tanjung 57.810 Batu Pasir 21.512 .968 Panjang 2 BINTAN; 1.017.306.432 Tanjung 1.017.187.574 Uban Kijang 118.858 3 NATUNA; 208.710 Tarempa 50.269 Udang 158.327 Natuna Serasan Ranai 114 4 LINGGA; 275.993 Singkep 275.993 Dabo Penuba 5 BATAM; 4.718.169.657 Batu Ampar 1.648.495 .666 Belakang Padang Hang Nadim 1.124.932 Pulau Buluh 425.000 Pulau 2.247.124.86 0 Sambu Sekupang 401.841.640 Kabil/Panau 419.157.559 Nongsa 24.968.310 TANJUNG 6 27.620.722 PINANG; Tanjung 27.620.722 Pinang Jumlah 5.817.191.395 Sumber : BPS Provinsi KEPRI, 2009 Volume Ekspor (Kg) 28.641.471 Nilai CIF (USS $) 98.391.634 21.735.716 171.417 76.484.501 974.581.152 973.210.6 69 1.370.483 8.155.556 86.749 8.063.917 4.890 467.666 467.666 11.059.324.994 5.2 12.245.703 397.934.570 358.047 2.008.326.820 2.309.879.519 1.130.580.335 1.270.5 09 30.477.958 30.477.958 12.172.669.469 Volume Ekspor (Kg) 17.609.561 17.571.561 38.000 591.590.735 591.550.469 40.266 1 11.198.411 92.055.765 19.142.646 18.623 18.623 2.641.551.707 1.410.770.521 1.044 .478 408.397.131 212.208.339 609.131.238 3.219.443 3.219.443 3.365.188.480 Nilai CIF (USS $) 21.294.801 21.257.227 37.574 370.573.786 363.631.931 6.941.855 1.064.804.137 576.396.883 488.407.254 6.228 6.228 7.688.828.705 4.370.085.707 3 47.606.976 191.185.522 1.804.208.918 975.741.582 13.344.979 13.344.979s 9.158.85 2.636 3.3 Tinjauan kebijakan dan rencana 3.3.1 Rencana tata ruang wilayah provinsi kepulauan riau Guna menunjang pengembangan dan pembangunan Provinsi Kepulauan RIau, ketersediaa n sarana dan prasarana transportasi mempunyai peranan penting. Karakteristik dar atan dan kepulauan di Provinsi Kepulauan Riau menyebabkan aksesibilitas antar pu lau harus menggunakan sistem perhubungan dengan tiga moda transportasi yaitu tra nsportasi darat, laut dan udara. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 28 3.3.1.1 Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Untuk mewujudkan tujuan pe nataan ruang sebagaimana dimaksud, ditetapkan kebijakan dan strategi penataan ru ang wilayah provinsi yang meliputi : 1. Pengembangan Keterpaduan Sistem Perkotaa n a) Memantapkan dan meningkatkan fungsi pusat-pusat kegiatan PKN dan PKW; b) Me ngembangkan pusat-pusat kegiatan lokal (PKL) dan sentra-sentra produksi; c) Mend orong pengembangan kawasan perkotaan di wilayah perbatasan; d) Membina keterkait an antara pusat kegiatan dengan wilayah hinterlandnya. 2. Mendorong Terbentuknya Aksesibilitas Jaringan Transportasi Kepulauan a) Pengembangan jaringan jalan se cara hirarkis yang menghubungkan antar pusatpusat kegiatan pelayanan perkotaan d an antara pusat-pusat kegiatan dengan masing-masing wilayah pelayanan; b) Integr asi sistem intermoda dan perpindahan antar moda dan di seluruh wilayah kepulauan ; c) Pengembangan rute-rute pelayanan moda transportasi publik menjangkau seluru h wilayah kepulauan sesuai dengan intensitas aktivitas; d) Pengembangan dan peni ngkatan kualitas layanan terminal umum, bandara, pelabuhan, dan pelabuhan penyeb erangan sebagai simpul transportasi; e) Pembangunan jembatan penghubung antar pu lau dengan pertimbangan kondisi fisik dan jarak perairan. 3. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah a) Pengembangan sumber daya air bagi penyediaan air bersih; b) Pengembangan sistem jaringan drainase dan pengolahan limbah; c) Penge mbangan sistem jaringan telekomunikasi dan jaringan listrik serta energy alterna tif. 4. Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Alam Guna Mendorong Pengembangan Ekonomi Wilayah a) Pengembangan potensi sektor kelautan dan perikanan; b) Pengembangan p otensi sektor pertambangan mineral dan migas dengan memperhatikan daya dukung li ngkungan; c) Mengembangkan kegiatan sektor unggulan di wilayah sentra produksi; d) Mengembangkan pusat-pusat tujuan wisata dan kawasan pariwisata berbasis keuni kan budaya, alam dan MICE. 5. Mengembangkan Zona dan Kawasan Industri Berdaya Sa ing Global a) Mengembangkan klaster industri berbasis keunikan wilayah; b) Menyi apkan sarana penunjang kegiatan industri; c) Mendorong kegiatan industri pengola han komoditi unggulan di sentra-sentra produksi. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 29 6. Mendorong Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, B intan, dan Karimun a) a. Membina, mengawasi, dan mengkoordinasikan pengelolaan K awasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas; b) b. Mempersiapkan daerah-daerah di luar Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun dalam menunjang kegiatan-kegiatan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas; c) Pengembangan sarana dan prasar ana pendukung kegiatan-kegiatan di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas . 7. Memelihara Kelestarian Wilayah Kepulauan a) Menetapkan kawasan lindung selu as minimal 30% dari luas pulau sesuai dengan karakteristik pulau; b) Mengembalik an fungsi kawasan lindung dalam rangka memelihara keseimbangan ekosistem; c) Mem pertahankan dan melestarikan kawasan hutan mangrove; d) Menetapkan dan mempertah ankan kelestarian sumberdaya dan keanekaragaman ekosistem kelautan; e) Meningkat kan pengawasan dan pengendalian wilayah konservasi. 3.3.1.2 Sistem Perkotaan Provinsi Kepulauan Riau Sistem Perkotaan Provinsi Kepul auan Riau terbagi atas beberapa pusat kegiatan, yang diantaranya ditetapkan mela lui Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Pusat pusat kegiatan sebagaimana yang d imaksud terdiri dari Pusat Kegiatan Nasional, Pusat Kegiatan Wilayah, Pusat Kegi atan Lokal, dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai fungsi serta peran kota di Provinsi Kepulauan Riau. Provinsi K epulauan Riau merupakan provinsi yang terdiri atas gugusan-gugusan pulau yang le taknya saling berjauhan, sehingga perlu adanya keterkaitan antar pulau untuk men jadikan provinsi ini menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam membentuk keterkaita n tersebut perlu adanya sistem perkotaan yang hirarkis dan saling berkesinambung an antara pusat kegiatan dengan wilayah hinterlandnya, sehingga terwujud pemerat aan pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau. Perwujudan dari pengembangan keterpa duan sistem perkotaan tersebut antara lain melalui pemantapan Pusat Kegiatan Nas ional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) serta pengembangan Pusat Kegiatan L okal (PKL). Selain itu kawasan-kawasan perkotaan di pulau-pulau kecil didorong p engembangannya sebagai kota pesisir dengan menjadikan sektor kelautan dan perika nan sebagai leading sector dalam pengembangan ekonomi wilayahnya, serta menjadik an laut sebagai halaman depan dan orientasi pembangunan. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 30 Sistem Kota PKN/PKSN Tabel III-24 Sistem Perkotaan di Provinsi Kepulauan Riau Kota Arahan Batam Sebag ai Pusat Pemerintahan Kota Sebagai kawasan investasi internasional Sebagai pusat keunggulan (center of excellent) Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Ba tam, Bintan dan Karimun Sebagai pusat industri dan jasa di wilayah Provinsi Kepu lauan Riau Sebagai pusat pariwisata Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang mendo rong perkembangan wilayah perbatasan Sebagai salah satu pintu gerbang Indonesia ke wilayah Internasional Sebagai kawasan untuk kepentingan pertahanan keamanan n asional serta integrasi nasional Sebagai kawasan alih muat kapal (transhipment p oint) Sebagai simpul-simpul utama (main outlet) transportasi laut dan udara baik skala nasional dan internasional Sebagai salah satu pusat pertumbuhan kawasan p erbatasan negara di Provinsi Kepulauan Riau Sebagai pintu gerbang Indonesia ke w ilayah internasional Sebagai kawasan untuk kepentingan pertahanan keamanan nasio nal serta integrasi nasional terutama pada kawasan perairan Indonesia Sebagai pu sat pelayanan dan pusat ekspor serta akses ke pasar global Sebagai pusat koleksi dan distribusi skala regional dan nasional Sebagai kawasan pengembangan industr i pendukung perikanan dan kelautan Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala regi onal Sebagai simpul transportasi laut nasional dan internasional Sebagai simpul transportasi udara nasional Pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau yang terl etak di Pulau Dompak Pusat Pemerintahan Kota Pusat koleksi dan distribusi barang skala provinsi Sebagai pusat kegiatan industri pendukung PKN Batam Sebagai Kawa san Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun Sebagai pusa t perdagangan dan jasa skala provinsi Sebagai pendukung kegiatan pariwisata Seba gai kawasan pendidikan Sebagai simpul transportasi laut nasional dan simpul tran sportasi udara nasional Pusat pemerintahan Kabupaten Lingga Pusat perdagangan da n jasa skala regional Pusat koleksi dan distribusi skala regional Pusat pengemba ngan industri hasil-hasil pertanian Pengembangan kegiatan pertanian/perkebunan, perikanan, kehutanan, pertambangan dan pariwisata Pusat pelayanan transportasi l aut skala regional dan lokal Pusat pelayanan di Pulau Singkep dan sekitarnya Pus at pertumbuhan perdagangan dan jasa skala regional Pusat koleksi dan distribusi skala regional kegiatan pertanian/perkebunan, perikanan, kehutanan, PKSN Ranai PKW Tanjung Pinang Daik Dabo Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 31 Sistem Kota Kota Arahan pertambangan dan pariwisata Pusat pelayanan transportasi udara skala regi onal Simpul transportasi laut skala nasional Pusat pemerintahan Kabupaten Kepula uan Anambas Sebagai pusat koleksi dan distribusi skala regional Sebagai pusat ke giatan perdagangan dengan lingkup pelayanan lokal dan regional Sebagai sentra pr oduksi perikanan dan kelautan Pengembangan industri pendukung dan pengolahan per ikanan Sebagai kawasan pariwisata Simpul transportasi laut skala nasional Sebaga i kota transit lalu lintas pelayaran Pusat pemerintahan Kabupaten Karimun Sebaga i Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun Sebaga i kawasan perdagangan dan pelayanan jasa serta pariwisata Sebagai pusat koleksi dan distribusi tingkat regional Sebagai simpul transportasi laut nasional dan tr ansportasi udara regional Pengembangan industri pengolahan hasil pertambangan, p erikanan dan kelautan Sebagai simpul transit skala regional dan antar pulau Pusa t perdagangan dan jasa skala lokal Sebagai kawasan kegiatan pariwisata, permukim an, pertanian, perkebunan dan perikanan Sebagai koleksi dan distribusi lokal Seb agai kawasan pendukung pengembangan industri Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelab uhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun Sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal Sebagai kawasan kegiatan perikanan Sebagai pengembangan kawasan pertambangan Sim pul transportasi laut nasional Sebagai kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan B ebas Batam, Bintan dan Karimun Sebagai kawasan industri maritim Sebagai kawasan perdagangan dan jasa Sebagai pengembangan kawasan pertambangan Pusat pemerintaha n Kabupaten Bintan Pusat kegiatan utama dengan skala pelayanan kabupaten Sebagai kawasan pariwisata Sebagai pusat perdagangan dan jasa skala lokal Sebagai kawas an industri pendukung Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Ka rimun Sebagai pusat koleksi dan distribusi Sebagai simpul pelayanan transportasi laut lokal Sebagai simpul penghubung PKN Batam dengan wilayah Kabupaten Bintan Sebagai kawasan perdagangan dan jasa lokal Sebagai kawasan industri maritime Seb agai kawasan pertanian dan perikanan Sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal Tarempa Tanjung Balai Karimun PKL Tanjung Batu Moro Meral Bandar Seri Bintan Tanjung Uban Kijang Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 32 Sistem Kota Kota Letung Arahan Sebagai simpul pelayanan transportasi skala rnasional Pusat koleksi dan d istribusi hasil perikanan dan kelautan Sebagai kawasan perdagangan dengan lingku p pelayanan lokal sebagai daerah pusat kegiatan lokal untuk pengembangan pertani an Sebagai kawasan industri perikanan dan kelautan Sebagai kawasan pariwisata Si mpul pelayanan transportasi laut regional Sebagai pusat koleksi dan distribusi h asil perikanan dan kelautan Sebagai pusat industri pengolahan perikanan dan kela utan Sebagai kawasan perdagangan lokal Sebagai kawasan pariwisata Sebagai pusat kegiatan pertambangan minyak dan gas Simpul pelayanan transportasi laut lokal Si mpul transportasi udara skala regional Sebagai pusat koleksi dan distribusi hasi l pertanian, perkebunan dan perikanan Pusat perdagangan skala lokal Sebagai simp ul pelayanan transportasi skala regional Sebagai pusat koleksi dan distribusi ha sil pertanian dan kelautan Sebagai simpul pelayanan transportasi laut skala regi onal Sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil perikanan serta kelautan Sebagai kawasan pertanian, perkebunan dan perikanan Sebagai simpul pelayanan transporta si laut local Sebagai pengembangan kegiatan pertanian Sebagai kawasan perikanan dan kelautan Sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian Simpul pelayan an transportasi laut lokal Tebangladan Sedanau Serasan Senayang Pancur Sumber:RTRWP KePri, 2008-2028 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 33 PETA SISTEM KOTA-KOTA DI WILAYAH KEPRI Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 34 3.3.1.3 Kawasan Strategis Wilayah Kepulauan Riau Kawasan strategis merupakan kaw asan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhada p: a) tata ruang di wilayah sekitarnya; b) kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau c) peningkatan kesejahteraan masyarakat . A. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang p enataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, so sial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebaga i warisan dunia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Re ncana Tata Ruang Wilayah Nasional, di Provinsi Kepulauan Riau ditetapkan 2 (dua) Kawasan Strategis Nasional, yakni: 1) Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 19 pu lau kecil terluar yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Iyu Kecil/Tokong Hiu Kecil, Karim un Kecil/Karimun Anak, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti/Batu Berantai, dan Nongsa/ Putri) dengan Negara Malaysia/Vietnam/Singapura. Kawasan Strategis Nasional ini ditetapkan sebagai tahap pengembangan pertama, dengan bentuk pengembangan/pening katan kualitas kawasan dengan sudut kepentingan Pendayagunaan Sumber Daya Alam d an Teknologi Tinggi. 2) Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun, sebagai Kawasan Perd agangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Kawasan Strategis Nasional ini ditetapkan seb agai tahap pengembangan pertama, dengan bentuk pengembangan/peningkatan kualitas kawasan dengan sudut kepentingan ekonomi. B. KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 35 Kawasan Strategi Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan k arena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 ten tang Penataan Ruang, weweneng Pemerintah Provinsi dalam penataan ruang kawasan s trategis provinsi adalah melaksanakan: a. penetapan kawasan strategis provinsi; b. perencanaan tata ruang kawasan strategis provinsi; c. pemanfaatan ruang kawas an strategis provinsi; d. pengendalian pemanfaatan ruang kawasan strategis provi nsi; e. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan pelaksanaan pemanfaan ruang kawasa n strategis provinsi dan Kabupaten/Kota; f. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis provinsi. Kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian p emanfaatan ruang kawasan strategis provinsi mencakup aspek yang terkait dengan n ilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis. Pemerintah daerah kabupaten/kota tetap memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan aspek yang tidak terkait dengan nilai strategis yang menjadi dasar penetapan kawasan strategis. Selain itu, Pemerintah Daerah Provinsi juga memiliki kewenangan dalam penyusunan Rencana Detail terhadap Kawasan Strategis Provinsi. Berdasarkan pertimbangan ha l-hal tersebut di atas, ditetapkan Kawasan Strategis di Provinsi Kepulauan Riau yang terdiri dari: 1) Kawasan strategis Pulau Dompak di Kota Tanjung Pinang; a) Pusat Pemerintahan, Pusat Pelayanan dan Pusat Pertumbuhan baru di Provinsi Kepul auan Riau; b) Berpotensi terhadap perkembangan pusat perekonomian yang mendukung esistensi perkembangan Kota Tanjungpinang; c) Pulau Dompak berada di Kota Tanju ngpinang yang merupakan pusat sejarah dan identitas Riau Kepulauan; d) Memiliki potensi geografis yang berorientasi dan memiliki akses keluar untuk membentuk ci tra pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau yang berwibawa, monumental dan be rwawasan masa depan. 2) Kawasan strategis Kepulauan Anambas; Adapun alasan pemil ihan Kawasan Strategis Kabupaten Kepulauan Anambas dari sudut kepentingan pertum buhan ekonomi dan dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam : a) Seb agai Kabupaten termuda di Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki berbagai macam p otensi perlu penanganan lebih serius. b) Memiliki potensi perikanan dan kelautan . Potensi perikanan Kabupaten Kepulauan Anambas sangat besar dengan daerah tangk apan yang luas, dimana 98,65% dari luasan Kabupaten Kepulauan Anambas berupa lau tan. Di samping Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 36 itu, sumber daya perikanan merupakan sumber daya yang bersifat pulih, sehingga k etersediaan potensi perikanan selalu ada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Selain perikanan tangkap, kabupaten ini juga memiliki potensi Budidaya Perikanan. c) Me miliki potensi wisata bahari yang merupakan salah satu potensi kelautan yang dim iliki oleh Kabupaten Kepulauan Anambas. Kabupaten Kepulauan Anambas kaya dengan keindahan pantai dan terumbu karang. Kawasan objek wisata tersebut dapatdijumpai di sejumlah 19 Kawasan Objek Wisata. Objek wisata laut/pantai seperti Terumbu K arang di Kecamatan Jemaja. Objek wisata air terjun seperti Air Terjun Ulu Maras dan Air Terjun Temurun. Potensi objek wisata air terjun air bunyi di Kecamatan S iantan Selatan dan Pulau Bawah termasuk dalam wilayah Kecamatan Siantan Selatan. Wisata Bahari seperti Pulau Kelong dan Pulau Batu Alam di Palmatak, Pulau Penja li dan Pulau Punjong di Tarempa, dan Pulau Bawah di Jemaja. d) Memiliki potensi konservasi laut di perairan Kepulauan Anambas yaitu di Penjalin sebelah utara Pu lau Jemaja dan Pulau Durai Kecamatan Palmatak. 3) Kawasan strategis Kabupaten Li ngga; Adapun beberapa pertimbangan ditetapkannya Kabupaten Lingga sebagai kawasa n Strategis Provinsi Kepulauan Riau dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi a dalah : a) Potensi Komoditi Potensi pertanian dan perkebunan yang dimiliki oleh Kabupaten Lingga sangat beragam yang terdiri dari pertanian tanaman pangan, holt ikultura dan perkebunan. Potensi tersebut belum dikembangkan dan dimanfaatkan se cara optimal. b) Potensi Areal Tanam Kabupaten Lingga memiliki potensi areal tan am atau potensi lahan yang sangat besar untuk dikembangkan. Namun pada kenyataan nya potensi lahan yang digunakan masih sangat minim dan kurang optimal sehingga produksi yang dihasilkanpun masih rendah. Dengan melihat pada potensi areal tana m atau potensi lahan yang sangat besar dimiliki oleh Kabupaten Lingga, dapat dik etahui bahwa pada kabupaten ini sangat memungkinkan serta sangat potensial untuk dikembangkan pertanian dan perkebunan. Selain potensi lahan, potensi Sumber Air yang dimiliki kabupaten Lingga juga sangat mendukung untuk pengairan pertanian dan perkebunan. c) Potensi Tenaga Kerja Selain memiliki potensi produksi dan pot ensi lahan, Kabupaten Lingga juga memiliki potensi tenaga kerja yang dapat diser ap sebagai tenaga kerja di sektor pertanian dan perkebunan. Jumlah penduduk di K abupaten Lingga setiap tahunnya semakin bertambah. Dari 91.600 jumlah penduduk K abupaten Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 37 Lingga pada tahun 2008 tersebut, potensi tenaga kerja yang berpeluang untuk dise rap sebagai tenaga kerja di sector pertanian dan perkebunan sebanyak 18.786 jiwa yang terdiri dari penduduk yang bekerja sebagai petani dan buruh. d) Potensi Ka wasan Free Trade Zone sebagai Pasar Komoditi Pertanian Kawasan Batam, Bintan dan Karimun yang merupakan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas dapat menjadi po tensi pasar bagi berkembangnya Kabupaten Lingga sebagai Kawasan Sentra Produksi Pertanian. Meningkatnya aktifitas di Kawasan Batam, Bintan dan Karimun secara ti dak langsung akan menarik berbagai aktifitas, tenaga kerja, dan penduduk, sehing ga kebutuhan akan produk pangan juga akan meningkat. Potensi besar pertanian dan perkebunan yang nantinya akan dihasilkan oleh Kawasan Sentra Produksi Pertanian Kabupaten Lingga, dapat menyuplai (menyediakan) kebutuhan pangan masyarakat bai k skala lokal yaitu di Kabupaten Lingga, dan seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau khususnya ke kawasan Free Trade Zone Batam, Bintan dan Karimun, s erta jika memungkinkan hasil pertanian dan perkebunan tersebut dapat dieksport k e luar negeri melalui kawasan FTZ BBK tersebut. 4) Kawasan strategis Kabupaten N atuna; Untuk menangkap dan menjawab permasalahan di jalur internasional tersibuk Selat Malaka-Singapura-Phillip yang sempit, dangkal, berbelok-belok, ramai, dan terbatas, maka jalur pelayaran ALKI I-A di Laut Cina Selatan menjadi alternatif karena merupakan lautan lepas dengan kondisi perairan yang cukup lebar dan dala m, dari gugus Pulau KarimunBarelang-Bintan hingga gugus Pulau Bunguran yang dile wati kapal-kapal internasional. Di gugus Pulau Bunguran, di dekat ALKI I-A, yait u di Pulau Bunguran bagian barat daya terdapat Selat Lampa yang teduh karena terda pat pemecah gelombang alami berupa Pulau Sedanau. Dengan di tetapkannya Ranai se bagai Pengembangan Pemantapan Pelabuhan Nasional di dalam RTRWN serta Selat Lamp a yang memiliki kedalaman yang cukup untuk pelayaran internasional saat ini, Pro vinsi Kepulauan Riau menetapkan Natuna menjadi Kawasan Strategis Provinsi yang d iarahkan pemanfaatannya sebagai: a) Bandar transit Pelayaran internasional dan p usat pelayanan akses pasar global ( Ranai/Selat Lampa ) b) Penyediaan dan Pengem bangan sarana prasarana kepelabuhanan c) Membina dalam Pengembangan Wisata Alam dan Wisata Bahari. d) Pengawasan dan pengendalian terhadap penggunaan Kawasan St rategis Kabupaten Natuna merupakan wewenang Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. e) Alur pelayaran internasional yang melewati Kabupaten Natuna dapat dijadikan t empat Bunkering BBM dan STS Oil. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 38 PETA KAWASAN STRATEGIS WILAYAH KEPULAUAN RIAU Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 39 3.3.2 Rencana Program Jangka Panjang Dan Program Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Ri au Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) menjadi landasan dalam penyusu nan RPJMD. Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus s inergis dan searah dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang tertuang dalam visi, misi dan arah kebijakan RPJPD diukur dalam masa 20 tahunan . Pencapaian dan ukuran keberhasilan pembangunan dibagi menjadi periode lima tah unan. RPJMD merupakan empat tahapan dalam dari tahapan penjabaran pembangunan periode lima tahunan dari rencana yang tertuang dalam RPJPD, oleh ka rena itu dokumen RPJMD memuat arahan kebijakan dalam pencapaian visi misi jangka panjang serta sasaran pokok dan prioritas-prioritas program pada masing-masing tahapan. Kondisi saat ini, dokumen RPJMD Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015 telah memasuki tahapan kedua dari RPJPD Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025. a) Visi Se bagai arahan pembangunan jangka Panjang 2005-2025, Provinsi Kepulauan Riau memiliki visi Kepulauan Riau Berbudaya, Maju, Sejahtera. b) Misi d an Sasaran Pokok Dalam rangka mewujudkan visi dari Provinsi Kepulauan Riau, maka ditetapkanlah sasaran-sasaran lima misi pembangunan daerah dan arahan pencapaia n pokok sebagai ukuran bagi pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kepulauan Riau. Misi dan sasaransasaran poko k RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut: i. Misi 1. Mewujudkan Mas yarakat Kepulauan Riau yang Memiliki Kepribadian dan Berakhlak Mulia. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 40 Sasaran-sasaran pokok dari misi 1 adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya karakte r dan kepribadian masyarakat yang bermoral, beretika, berorientasi kinerja, kemajuan iptek serta berdisiplin sebag ai perwujudan pengamalan nilai agama, norma hukum dan budaya yang luhur. 2. Terb angunnya sistem pembelajaran dalam penanaman nilai-nilai agama, norma hukum dan budaya serta mengembangkan kemampuan lembaga pendidikan dan lembaga adat melalui pengenalan dan penanaman nilai-nilai agama, norma hukum dan budaya Melayu dan b udaya disiplin baik pendidikan sekolah, luar sekolah dan keluarga mulai dari pen didikan dasar hingga perguruan tinggi. 3. Meningkatnya peran lembaga pendidikan, lembaga keagamaan dan lembaga adat bersama dengan pemerintah untuk memperkenalk an dan menerapkan nilai-nilai agama, norma hukum dan budaya dalam rangka meningk atkan kualitas dan akhlak dalam kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan pemerin tahan. 4. Berkembang dan lestarinya budaya daerah terutama dengan memberdayakan nilai-nilai budaya Melayu untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nila i tersebut melalui peningkatan pemakaian simbol dan atribut budaya Melayu dalam kehidupan masyarakat dan lembaga pemerintahan secara terus menerus termasuk peng embangan kesenian dan budaya daerah melalui peningkatan event kesenian dan buday a yang mendukung kegiatan pariwisata dan sebaliknya pariwisata yang mendorong be rkembangnya nilai dan budaya Melayu. 5. Terlaksananya revitalisasi nilai-nilai k ebudayaan Melayu serta terwujudnya pengembangan dan pelestarian nilai-nilai Buda ya Melayu, baik melalui pendidikan sekolah, luar sekolah dan dalam keluarga sert a dalam kehidupan bermasyarakat. 6. Terwujudnya menjunjung masyarakat hukum, yan g dan memiliki etika kesadaran dalam dan moral kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa. Kesadaran ini akan membentuk karakter da n budaya disiplin dalam segala aspek kehidupan seperti taat pajak, taat dalam pe manfaatan rencana Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 41 penataan ruang, tertib berlalu lintas dan berdisiplin sebagai sebuah ciri bagi m asyarakat yang maju dan modern. 7. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-n ilai agama dalam kehidupan sehari-hari sehingga mampu mengurangi penyakit sosial masyarakat baik prostitusi, perdagangan orang maupun penyalahgunaan obat terlar ang dan berbahaya serta kegiatan negatif lainnya yang bertentangan dengan agama, hukum dan moral. 8. Meningkatnya penghayatan dan pengamalan Ideologi Pancasila sehingga kerawanan sosial dan politik dapat dihindari dan disintegrasi bangsa ti dak terjadi, serta terbinanya kultur politik demokratis yang santun dan mengharg ai perbedaan pandangan dalam membangun bangsa. ii. Misi 2. Menciptakan Sumber Da ya Manusia Kepulauan Riau yang Berkualitas Pendidikan, Memiliki Etos Kerja dan P roduktivitas yang Tinggi. Sasaran-sasaran pokok dari misi 2 adalah sebagai berik ut: 1. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat agar mampu mengisi dan melaks anakan pembangunan 2. Meningkatnya kualitas hidup sumberdaya manusia termasuk pe rempuan yang dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Pemb angunan Gender (IPG) sehingga mampu memberikan peranan dan kontribusi dalam pemb angunan daerah dan tidak menjadi beban pembangunan. 3. Meningkatnya kualitas pen didikan yang didukung oleh penataan sistem dan manajemen pendidikan serta pemera taan pelayanan pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dilihat dari jumlah d an persentase lulusan, persentase lulusan yang melanjutkan pendidikan tinggi dan persentase lulusan yang mampu masuk ke pasar kerja dan menciptakan lapangan ker ja. 4. Terwujudnya peningkatan kesempatan kerja dan berusaha khusus bagi lulusan sekolah menengah kejuruan dan pendidikan tinggi dengan masyarakat yang berkuali tas pendidikan dan didukung fasilitas pendidikan dan tenaga pendukung pendidikan yang baik, maju dan berkualitas. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 42 5. Meningkatnya kemampuan sumberdaya manusia dalam mengelola, memanfaatkan dan mengembangkan potensi dan sumberdaya alam untuk sebe sar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat, perekonomian daerah dan pembangunan nas ional. 6. Meningkatnya kuantitas dan kualitas lulusan melalui program peningkata n mutu dan manajemen pengelolaan pendidikan serta meningkatnya rata-rata waktu m asyarakat mengikuti pendidikan sekaligus meningkatnya relevansi pendidikan terha dap pasar kerja. 7. Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat dan aparatur pe merintah terhadap hukum dan perundang-undangan sehingga membentuk budaya disipli n sebagai indikator peningkatan kualitas sumber daya manusia yang maju. 8. Dilak sanakannya penerapan reward and punishment di lingkungan pemerintah dan masyarakat yang dititikberatkan pada disiplin terhadap perundang-undangan seperti tertib lalu lintas, ketaatan dalam pemanfaatan ruang /lahan, budaya bersih, budaya antri dan taat pajak serta peraturan perundangunda ngan. 9. Berkembangnya sikap profesional bagi aparatur dan masyarakat untuk meni ngkatkan etos kerja. Penempatan pegawai sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi nya dan didukung dengan sistem penggajian yang berbasis kinerja. Terwujudnya sis tem dan berkembangnya penerapan standar pelayanan minimal (SPM) dan standar oper asional dan prosedur (SOP) dalam rangka pelayanan prima kepada masyarakat. Terwu judnya penerapan standardisasi terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan p emerintah, masyarakat dan dunia usaha. 10. Terwujudnya Merit System dalam pening katan kualitas SDM melalui pengembangan karir berbasis kinerja dan sistem recrui tment by expertise. Terwujudnya tenaga kerja yang bermutu dan berdaya saing mela lui peningkatan mutu tenaga kerja lokal melalui Balai Latihan Kerja (BLK) dan le mbaga pelatihan profesional lainnya baik di dalam maupun luar negeri dan peningk atan wawasan kewirausahaan pada pelaku usaha kecil dan menengah. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 43 11. Tersusunnya rencana dan program pendidikan yang berfokus, mantap, terpadu da n berkelanjutan; Meningkatnya APK dan APS untuk tingkat TK/PAUD, untuk tingkat S MP/MTS, dan untuk tingkat SMA/SMK. 12. Tertatanya kelembagaan, perangkat dan kew enangan antara pihak keamanan dengan pihak terkait sehingga keamanan masyarakat dapat terjamin, dan terwujudnya rasa aman dilingkungan masyarakat dan kemitraan antara pihak keamanan dan masyarakat 13. Tersedianya Kepulauan pendidikan yang b erbasis unggulan tingkat dan provinsi dan kabupaten/kota yang sesuai dengan kondisi daerah khususnya kemaritiman tersedian ya pendidikan dasar dan menengah yang murah tapi berkualitas dan mudah diakses s erta pendidikan gratis bagi masyarakat miskin atau rawan sosial. iii. Misi 3. Meningkatkan Daya Saing Daerah Agar Mampu Melaksanakan Pembangunan Dalam Perekonomian Nasional dan Global Khususnya Dalam Bidang Industri Pengolahan, Perikanan dan Kelautan serta Pariwisata. Sasaran-sas aran pokok dari misi 3 adalah sebagai berikut: 1. Terbangunnya sistem perekonomi an yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di seluruh daerah. Terwujudnya sektor pertanian dalam arti luas khususnya sub sektor perikanan, kelautan, perta mbangan dan pariwisata serta industri sebagai sektor unggulan daerah dan menjadi basis aktivitas ekonomi. Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan profesional d ari potensi sektor unggulan sehingga menghasilkan produk unggulan daerah yang be rkualitas dan dapat diandalkan. 2. Terwujudnya Indonesia, Kepulauan Riau sebagai bidang salah industri, satu pusat pertumbuhan ekonomi nasional khususnya di bagian Barat dengan keunggulan perikan an, kelautan dan pariwisata. Tumbuh dan berkembangnya pusat ekonomi baru di wila yah Kepulauan Riau dengan sektor unggulan yang sesuai dengan potensi dan mampu m endorong sektor lain dalam memberikan pelayanan lebih baik dan berdaya saing. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 44 3. Meningkatnya kemampuan dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibaw a, bertanggungjawab serta profesional yang mampu mendukung pembangunan daerah. 4 . Terkelolanya potensi wilayah terutama aspek kemaritiman sebagai modal dasar pe mbangunan daerah dan mendukung pembangunan nasional. Termanfaatkannya sumber day a alam baik kelautan, perikanan, pariwisata dan pertambangan maupun sumber daya lainnya bagi pendorong ekonomi masyarakat dan ekonomi daerah dan nasional. Terse dianya infrastruktur dasar utama bagi pengembangan maritim baik industri pengola han, kelautan, perikanan, pertambangan maupun pariwisata. Meningkatnya peran sek tor unggulan dalam perekonomian daerah dan menjadi lokomotif utama dalam mengger akkan ekonomi daerah. 5. Terwujudnya kerjasama antar daerah, regional dan intern asional di bidang ekonomi, sosial dan budaya dalam rangka membentuk sinergitas e konomi dan jaringan pertumbuhan ekonomi yang handal dan terintegrasi. 6. Terpenu hinya pasokan listrik (elektrifikasi) yang memadai, handal dan efesien sesuai de ngan kebutuhan masyarakat baik kebutuhan rumah tangga, bisnis, sosial dan pebutu han publik lainnya termasuk industri. Terselenggaranya pelayanan air bersih bagi masyarakat perkotaan dan daerah cepat tumbuh serta pengadaan dan pengembangan s arana sumber air bersih bagi kebutuhan masyarakat pedesaan. 7. Tersedianya produ k hukum di bidang investasi dan penanaman modal serta perlindungan usaha ekonomi kerakyatan dengan koordinasi bersama semua pihak baik pemerintah, dunia usaha d an masyarakat. Meningkatnya investasi domestik dan investasi asing serta tersedi anya peraturan yang lebih menjamin kepastian hukum bagi pekerja dan pelaku usaha serta didukung dengan penegakan hukum yang beroriantasi kepada kepentingan nasi onal dan daerah. 8. Meningkatnya kualitas dan etos kerja sumber daya manusia dal am semua bidang terutama disektor unggulan agar mampu mengikuti perkembangan dan sejajar dengan negara tetangga dengan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 45 dukungan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memilik i kepribadian yang sesuai dengan karakter dan budaya. 9. Meningkatnya efesiensi pelaksanaan pembangunan yang dilandasi oleh sistem penyelenggaraan administrasi pemerintahan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang akuntabel, responsif dan berorientasi kinerja. 10. Meningkatnya kompetensi tenaga kerja lokal dan ter sedianya tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja dan meningkatnya sistem informasi pasar kerja. Seluruh perusahaan yang melakukan invetasi di wila yah Kepulauan Riau menerapkan sistem perlindungan dan jaminan sosial bagi tenaga kerja sebagaimana diatur oleh Undang-Undang dan Organisasi Tenaga Kerja Interna sional (ILO). 11. Tersedianya sarana dan prasarana lembaga diklat ketenagakerjaan (BLK) yang memadai baik melalui kerjasama pelatihan, pengembanga n lembaga pelatihan dan lainnya. Tersedianya pegawai teknis ketenagakerjaan sepe rti mediator, instruktur, pengawas tenaga kerja, dan lainnya. iv. Misi 4. Mewujudkan Masyarakat Kepulauan Riau yang Dapat Memenuhi Seluruh Kebutuh an Dasar Hidupnya Secara Layak Sasaran-sasaran pokok dari misi 4 adalah sebagai berikut: 1. Berkembangnya pemba ngunan dan pemerataan hasilnya keseluruh wilayah yang diarahkan bagi peningkatan kesejahteraan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Berkurangnya kesenjangan antar wilayah dalam pembangu nan yang berbasis keadilan dan proporsionalitas dalam kerangka persatuan daerah dan ketahanan nasional. 2. Tersedianya pelayanan pendidikan dan kesehatan yang m erata dan berkualitas melalui peningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan pend idikan dan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan medis lainnya. Terlayaninya s eluruh lapisan dan kelompok masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan dan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 46 pulau terpencil dan tersedianya pusat pelayanan kesehatan skala provinsi yang ma mpu menjadi rujukan bagi daerah lainnya. 3. Tersedianya kebutuhan dasar masyarak at seperti listrik, air bersih, pengolahan sampah perkotaan, angkutan, perumahan dan sanitasi lingkungan dalam rangka meningkatkan kemampuan usaha dan kualitas kehidupan masyarakat. 4. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja bagi seluruh p enduduk usia kerja dan kesempatan untuk membuka lapangan kerja baru guna memenuh i kebutuhan dasar masyarakat dengan tujuan mendukung tumbuhnya kegiatan ekonomi dan berkurangnya tingkat pengangguran dari tahun ke tahun. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia pencari kerja serta menerapkan kebijakan affirmative pada u nit-unit yang melakukan usaha skala besar di daerah terhadap pekerja lokal. 5. T erwujudnya kelestarian sumber daya hayati dan lingkungan bagi upaya menjaga kela ngsungan hidup dan kehidupan penduduk. Berkurangnya kerusakan lingkungan akibat menurunnya kualitas lingkungan dengan melibatkan semua pihak terkait baik pemeri ntah, dunia usaha dan masyarakat. 6. Tersedianya kebutuhan dasar masyarakat deng an jumlah dan harga terjangkau melalui upaya pengendalian harga dan menjamin lan carnya distribusi barang kebutuhan pokok sepanjang tahun, dan pengembangan poten si daerah seperti perikanan dan pertanian sehingga menjadi kegiatan ekonomi prod uktif. 7. Terwujudnya pelayanan publik yang prima, cepat, murah dan mudah melalu i pelayanan yang modern dan dengan dukungan sarana dan prasarana dan sistem yang berkualitas, maju dan modern. 8. Terkelolanya kawasan potensial pertanian dan p erikanan bagi pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat dan menjamin katahanan pangan serta mendorong kegiatan ekspor dari hasil olahan perikanan, kelautan dan perta nian. 9. Terkendalinya perkembangan dan distribusi penduduk serta distribusi pen duduk pada kawasan potensial untuk pengembangan pemukiman dengan tetap memperhat ikan daya dukung dan daya tampung lahan. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 47 10. Meningkatnya kualitas pelayanan medis baik di rumah sakit maupun di puskesma s dengan dukungan ketersediaan tenaga medis dan paramedis yang profesional, mema dai dan berkualitas dengan sarana dan prasarana yang maju dan modern. Tersediany a akses pelayanan kesehatan masyarakat dengan harga terjangkau termasuk harga ob at dan perbekalan kesehatan. 11. Meningkatnya angka harapan hidup dan status giz i dan didukung dengan upaya pencegahan dan penggulangan berbagai penyakit menula r secara berkesinambungan seperti malaria, demam berdarah, HIV/AIDS dan penyakit menular berbahaya lainnya. 12. Meningkatnya kesadaran untuk hidup dalam lingkun gan yang sehat, terwujudnya sistem informasi kesehatan yang optimal, cepat, akur at dan valid sehingga dapat mempercepat penentuan kebijakan dan intervensi yang perlu dilakukan. v. Misi 5. Mewujudkan Provinsi Kepulauan Riau Sebagai Salah Sat u Pusat Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dalam Bidang Industri Pengolahan, Perikanan dan Kelautan Serta Pariwisata. Sasaran-sasaran pokok dari misi 5 adalah sebagai berikut: 1. Ditetapkannya wilayah Kepulauan Riau sebagai salah satu kawasan per kembangan ekonomi nasional dalam bentuk kebijakan pemerintah dalam menetapkan ka wasan strategis nasional baik dari aspek ekonomi maupun aspek ketahanan nasional . 2. Tumbuhnya pusat pertumbuhan ekonomi baru diseluruh wilayah yang merata teru tama industri dan pariwisata yang berbasis kelautan serta sesuai dengan potensi dan keunggulannya. Meningkatnya peran sektor kelautan dan perikanan dalam pertum buhan ekonomi daerah dan terbangunnya industri-industri yang berbasis kelautan. Meningkatnya orientasi pengembangan maritim bagi masyarakat yang selama ini bero riantasi darat menjadi beroriantasi laut. Terwujudnya kawasan ekonomi terpadu se bagai bagian dari kawasan strategis nasional khususnya Bagian Barat Indonesia. 3 . Tersedianya sarana prasarana pariwisata dengan didukung oleh pengembangan sara na dan prasarana kebudayaan dan kesenian serta infrastruktur perekonomian lainny a yang berkualitas Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 48 sekaligus mengadakan pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata dan meningkatkan aksesibilitas dari dan ke objek dan daya tarik wisat a dalam rangka mendukung perkembangan ekonomi daerah. 4. Terwujudnya pembangunan infrastruktur pelabuhan, dermaga dan sarana perhubungan antar pulau dan antar d aerah yang memadai. Terciptanya sinkronisasi pembangunan infrastruktur darat den gan pengembangan potensi maritim dan pemberdayaan potensi kelautan dengan memanf aatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi. 5. Terciptanya lingku ngan yang aman dan kondusif untuk investasi dan kegiatan ekonomi di Kepulauan Ri au dengan dukungan peningkatan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat dan kesadaran akan hukum dan kelestarian lingkungan. 6. Terwujudnya rasa aman di ten gah-tengah masyarakat dan terjaminnya keamanan dan kenyamanan pelaku usaha dalam berinvestasi baik aman dari gangguan, bencana alam, kerusakan dan kerusuhan sos ial. 7. Terwujudnya pembangunan berkelanjutan guna menjamin dan meningkatnya day a dukung dan daya tampung lingkungan dengan didukung adanya peningkatan kualitas lingkungan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan pengelolaan sumberdaya alam secara bijaksana dan memperhatikan prinsip kelestarian dan berkelanjutan. 8. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di seluruh daerah dan mengurangi ekonomi ber biaya tinggi dan terwujudnya pemanfaatan dan hasil guna sumber daya alam yang op timal baik sumber daya yang dapat diperbaharui maupun sumber daya yang tidak dap at diperbaharui dengan prinsip pembangunan berkelanjutan. 9. Terwujudnya pembang unan yang berwawasan lingkungan, dan peningkatan pemahaman dan kesadaran terhadap lingkungan bagi seluruh pelaku pemb angunan termasuk mengurangi jumlah lahan kritis yang dilakukan secara terus mene rus dan dengan arahan pembangunan yang terintegrasi serta diikuti dengan penegak an hukum. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 49 10. Terwujudnya sinergi antara sektor publik dan privat untuk mengakselerasi per ekonomian di seluruh wilayah Kepri melalui upaya menjaga dan meningkatkan koordi nasi, sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan antar daerah dan antar sektor (pu blik dan privat). 11. Terwujudnya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah mela lui upaya meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan serta sarana dan pr asarana antar pulau dan antar daerah di seluruh wilayah dengan menjadikannya seb agai pusatpusat pertumbuhan ekonomi baru. 12. Tumbuhnya ekonomi daerah berdasark an pengembangan potensi daerah melalui upaya menjaga stabilitas pertumbuhan ekon omi, memperhatikan potensi dan keunggulan daerah serta didukung oleh peningkatan efisiensi pelaksanaan pembangunan; 13. Meningkatnya kelancaran arus barang dan orang dari dan ke seluruh wilayah dan antar daerah agar terciptanya pemerataan p embangunan dan munculnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah melalui upaya penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana transportasi darat, laut dan udara Berlandaskan dari rumusan Sasaran Pokok dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Kepulauan Riau 2005-2025, prioritasprioritas program dan sasaran RPJMD pada tahap dua yakni pada periode 2010-2015 telah dij abarkan dan ditujukan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1. Prioritas-prioritas progr am dan sasaran pada tahap dua ini menjadi landasan utama bagi acuan penyusunan R PJM. Prioritas-prioritas program dan sasaran yang harus dicapai pada tahap dua d ikelompokkan sebagai berikut: i. Bidang Pemerintahan dan Layanan Publik Priorita s pada RPJM tahun ke dua ini ditujukan untuk memantapkan penataan kembali penyel enggaraan pemerintahan dengan menekankan kepada peningkatan sumberdaya manusia y ang mampu mengelola sumberdaya alam dengan menyiapkan pemanfaatan ilmu dan tekno logi guna meningkatkan daya saing daerah dalam skala regional, nasional dan glob al, dengan prioritas program antara lain: Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 50 1. Melanjutkan pemerintahan masyarakat. penataan agar lebih organisasi mampu pemerintahan menjalankan daerah, tugas-tugas memantapkan sistem, membina dan meningkatkan kualitas aparatur pemerintahan dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada 2. Terus meningkatkan dan menyediakan sarana pendukung di pusat pemerintahan yan g representatif 3. Meningkatkan kualitas dan jumlah fasilitas kantor untuk mendu kung pelayanan publik dan akselerasi perekonomian daerah 4. Terus dilakukan rewa rd and punishment di lingkungan aparatur sehingga pelayanan publik dapat meningk at dan sudah melaksanakan SPM dan SOP untuk setiap jenis pelayanan 5. Kinerja su dah mulai diterapkan dengan disertai penilaian terhadap kinerja seluruh aparatur pemda yang didahului dengan penetapan standar kinerja utama 6. Menciptakan ling kungan usaha yang kondusif dan kompetitif dengan membangun infrastruktur wilayah yang lengkap dan modern dan mewujudkan peraturan kebijakan yang menjamin keaman an untuk kepentingan investasi. 7. Terus membangun dan menyediakan infrastruktur dasar dengan cara menyediakan dan meningkatkan sarana parasarana pemerintahan d an aparatur pemerintah agar pelayanan publik, penyelenggaraan pemerintahan dan p embangunan dapat berjalan dengan baik berdasarkan prinsip manajemen modern Sasar an Program Pemerintahan yang termaktub dalam dokumen RPJPD adalah: 1. Semakin ef ektifnya lembaga pemerintahan dalam menjalankan pemerintahan umum, pembangunan d an pelayanan publik 2. Tersedinya perangkat pemerintahan yang didukung dengan ju mlah pegawai yang memadai serta tenaga guru dan paramedis dan pelayanan lainnya yang seimbang 3. Semakin meningkatnya pelaksanaan peraturan perundang-undangan b idang politik dan hukum dalam rangka terciptanya tata pemerintahan yang baik dan dasar hukum untuk memperkuat kelembagaan demokrasi yang semakin berkembang. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 51 4. Pelayanan publik diberikan dengan lebih baik sesuai dengan perubahan paradigm a penyelenggaraan pemerintahan sebagai pengayom dan pelayan dengan dukungan peni ngkatan kesejahteraan yang proporsional dan adil Prioritas program Informatika dan Telekomunikasi adalah Implementasi telekomunikasi dan pelayanan pos lainnya terus diperluas baik jarin gan telekomunikasi dan pelayanan pos antar kabupaten/kota terjalin dengan baik. Sasaran dari Program Informatika dan Telekomunikasi ini adalah: Penguasaan dan p emanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sudah mampu memberikan manfaat bag i penerapan e-government. Melanjutkan implementasi atas sistem aplikasi dan tele matika lainnya. Penguasaan telekomunikasi melalui layanan internet, web, hp dan sebagainya terus meningkat terutama bagi kegiatan yang berhubungan dengan pening katan akses informasi dari dan ke luar daerah. Prioritas Program Perhubungan yan g tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah: 1. Peningkatan ku alitas dan kapasitas bandara Bandara Kijang (Raja Haji Fisabilillah) di Tanjungp inang, Bandara Hang Nadim di Batam, Bandara Sei Bati di Karimun terus dilakukan. 2. Peningkatan pembangunan pelabuhan penyebrangan (Ro-Ro) di Karimun, Batam dan Bintan terus ditingkatkan, serta memulai pembangunan Jembatan BatamBintan agar mampu mendorong peningkatan ekonomi regional yang lebih cepat. 3. Mempertahankan dan terus meningkatkan status Bandara Internasional Hang Nadim Batam sebagai pu sat penyebaran regional sekaligus meningkatkan pengembangan dan fungsi bandara R aja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Bandara Dabo Singkep, Bandara Ranai dan Mat ak secara maksimal sebagai pusat pelayanan lokal 4. Dalam waktu yang bersamaan m ulai melakukan pembangunan bandara/airstrip di Letung Kepulauan Anambas dan Tamb elan Bintan dan pengembangan Bandara Sei Bati Karimun untuk dapat didarati pesaw at udara berbadan sedang (semi wide body) 5. Dalam bidang angkutan antar pulau t erus membangun dan memfungsikan dermaga penyeberangan terutama penyeberangan yan g sudah terbangun sambil menyiapkan dermaga penyeberangan di daerah lain sekalig us menyediakan sarana Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 52 kapal penyeberangan, dan menyediakan fasilitas embarkasi dan debarkasi penumpang dan barang yang refresentatif. 6. Dalam bidang keselamatan pelayaran tetap meny ediakan sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP). 7. Menyediakan dokumen tatanan t ransportasi wilayah Provinsi Kepulauan Riau yang didahului dengan kebijakan pemb erian Subsidi transportasi darat/laut/udara. 8. Menyediakan fasilitas sarana lal u lintas angkutan jalan dan membangun terminal AKDP serta menyediakan angkutan d arat yang murah dan efisien terutama bagi pekerja dan anak sekolah. ii. Bidang Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat Bidang Pendidikan difokuskankan pada peningkatan kuaitas tenaga guru, program-program dalam bidang pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan dan latihan bagi guru yang terprogram dan kontinu sesuai dengan stand ar. 2. Pelaksanaan pendidikan dasar sembilan tahun tetap dijalankan sambil menyi apkan program wajib belajar 12 tahun. 3. Pembangunan pendidikan tetap mempriorit askan pada peningkatan APM SMP dan MTs, APK SMA/SMK/MA, APK pendidikan tinggi da n mutu pendidikan serta sertifikasi guru. 4. Fasilitas pendidikan terus ditingka tkan baik jumlah dan kualitasnya secara merata di seluruh wilayah bagi semua jen jang pendidikan termasuk melanjutkan pemberian beasiswa bagi keluarga yang tidak mampu. 5. Menerapkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) di seluruh jeni s dan jenjang sekolah terus ditingkatkan, sejalan dengan terus meningkatkan juml ah guru yang memenuhi standar nasional dan bersertifikasi. 6. Sasaran Program Bu daya dan Kesadaran Masyarakat yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulau an Riau adalah Pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun sudah memanfaa tkan perpustakaan sebagai bagian pendidikan yang terintegrasi. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 53 Pada Bidang Kesehatan dititikberatkan pada peningkatan kualitas tenaga medis. Pr ogram-progam dalam bidang kesehatan yang menjadi prioritas RPJM tahun ke II adal ah sebagai berikut: 1. Pendidikan dan latihan bagi tenaga medis yang terprogram dan kontinu sesuai dengan standar 2. Terus dilakukan pengendalian penyakit bersu mber binatang dan menular langsung serta meningkatkan terus meningkatkan upaya p encegahannya yang disejalankan dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan y ang berkualitas. 3. Menjalankan Sistem informasi kesehatan secara bertahap di Puskesmas, Rumah Sakit Kabupaten/Kota, RS Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ko ta dan Provinsi secara berjenjang Prioritas Program Sosial yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Ri au adalah: 1. Penanganan penyakit sosial seperti prostitusi dan perdagangan oran g menjadi perhatian, dengan mengharapkan partisipasi masyarakat melalui lembaga agama, organisasi masyarakat, keluarga serta lingkungan pendidikan. 2. Terus men ingkatkan pelayanan perumahan dan penataan lingkungan pemukiman khususnya di per kotaan dan perdesaan yang tertinggal dan masuk kategori tertinggal dan slum deng an program percepatan pembangunan desa dan program pengembangan kecamatan. Prior itas Program Kesejahteraan Masyarakat yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah: 1. Terus menjamin t ersedianya kebutuhan bahan pokok dengan harga yang terjangkau untuk memenuhi keb utuhan masyarakat dengan cara pengadaan dan pendistribusian bahan kebutuhan poko k yang terencana. 2. Terus meningkatkan perhatian terhadap pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang berkualitas untuk melayani kebutuhan masyarakat d iseluruh wilayah. 3. Terus membangun sarana dan prasarana kesehatan dan mulai me laksanakan kebijakan pelayanan kesehatan masyarakat miskin secara murah, mudah d an gratis yang pelaksanaannya dibebankan dan ditanggung pembiayaannya secara ber sama antara pemerintah, Provinsi Kepulauan Riau dan kabupaten/kota serta pihak l ainnya. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 54 4. Terus menyediakan tenaga guru dan medis yang merata di semua jenjang pendidik an dan pusat pelayanan kesehatan. 5. Terus meningkatkan kualitas dan jumlah sara na dan prasarana kesehatan dan membuat suatu sistem pelayanan kesehatan masyarak at yang murah, mudah dan gratis bagi keluarga miskin dan rawan sosial dan pelaks anaannya dibebankan dan ditanggung pembiayaannya bersama pemerintah pusat, Provi nsi Kepulauan Riau dan kabupaten/kota serta pihak lainnya. 6. Terus meningkatkan umur harapan hidup seluruh penduduk Kepulauan Riau menjadi 70 tahun termasuk me nurunkan angka kematian bayi (AKB) berkurang menjadi 24/1.000 kelahiran hidup, a ngka kematian Ibu (AKI) berkurang menjadi 100/100.000 kelahiran hidup dan menuru nkan status gizi kurang menjadi 10%. 7. Meningkatkan penurunan persentase dan ju mlah keluarga miskin dan sangat miskin dengan perencanaan dan pelaksanaan progra m yang lebih terkordinasi dan terintegrasi. 8. Pengembangan perbatasan mulai dil akukan pembangunan infrastruktur dasar di pulau-pulau terdepan dan perbatasan da n terus melakukan kerjasama dengan instansi terkait baik daerah maupun pusat dal am pengembangan pulau terdepan dan perbatasan. Sasaran bidang Kesejahteraan Masy arakat yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah: 1. Meni ngkatnya indikator pembangunan manusia. 2. Semakin seperti meningkatnya pendapat an dan daya beli, menurunnya angka kemiskinan dan jumlah penduduk miskin. 3. Menurunnya jumlah dan tingkat pengangg uran dengan semakin berkembangnya lapangan kerja dan meningkatnya peluang usaha masyarakat. 4. Tingkat pendidikan masyarakat terus meningkat sejalan dengan sema kin baiknya penyelenggaraan pendidikan dan manajemen pengelolaan sekolah dan kur ikulum yang sesuai dengan potensi lokal. 5. Meningkatnya kesejahteraan sejalan d engan semakin terkendalinya pertumbuhan penduduk yang memberikan peluang lebih b aik bagi peningkatan pelayanan dasar masyarakat. 6. Menurunnya kesenjangan antar kelompok masyarakat dan antar kawasan dan daerah. 7. semakin meningkatnya hasil pembangunan dari perkembangan Kepulauan Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 55 8. Meningkatnya kesejahteraan ditandai dengan semakin tingginya usia harapan hid up yang didukung dengan semakin meningkatnya pelayanan kesehatan dan peningkatan gizi anak dan ibu hamil. 9. Tersedianya jaminan kesejahteraan sosial yang ditan dai dengan semakin meningkatnya pemanfataan asuransi kesehatan bagi penduduk. Pr ioritas Program dalam bidang Budaya dan kesadaran Masyarakat yang tercantum dala m dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan dan pembinaan nilai agama dan budaya terus ditingkatkan baik bentuk dan metodenya p ada semua jenjang pendidikan dan lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan. 2. Pen didikan akhlak, budi pekerti dan budaya daerah (Melayu) tidak saja dimasukan dal am kurikulum pendidikan yang bersifat muatan lokal pada pendidikan dasar (SD dan SMP) tapi juga pendidikan menengah (SMA/SMK) 3. Terus memberdayakan peran dan f ungsi lembaga keagamaan dan lembaga adat dan kesenian agar kesadaran masyarakat terhadap pengembangan kesenian tradisional dan aset kebudayaan tetap terjaga. 4. Lembaga agama dan organisasi masyarakat termasuk sanggar seni dan budaya terus ditingkatkan pembinaannya, sehingga masyarakat semakin memiliki kesadaran akan a kar budayanya. 5. Terus melakukan pendataan terhadap berbagai peninggalan budaya melayu baik berupa peninggalan sejarah maupun dalam bentuk naskah tulisan yang terdapat di daerah Kepulauan Riau maupun di tempat lain. 6. Mencegah agar pening galan budaya melayu tidak punah dan hilang ditelan masa dan dapat melakukan revi talisasi peninggalan budaya Melayu yang mengalami kerusakan dan kepunahan. 7. Mu seum sejarah di Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Lingga terus dibenahi dan diiku ti dengan inventarisasi dan penyelamatan Benda-benda bersejarah lainnya. 8. Jiwa keteladanan di masyarakat terus ditingkatkan khususnya pemberian penghargaan ke pada tokoh dan masyarakat yang berprestasi. 9. Peningkatan kualitas pemuda sebag ai sumber daya manusia yang produktif, berdaya saing dan berwawasan kebangsaan t erus dilakukan baik melalui pendidikan dan pelatihan maupun dengan menyediakan f asilitas olahraga serta pemberian beasiswa bagi yang berprestasi dan atau dari k eluarga yang tidak mampu. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 56 10. Pelatihan relawan inti penanggulangan bencana dan kesadaran bela negara teru s ditingkatkan. 11. Menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik antar intelejen dengan pimpinan daerah terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kerukunan beragama, persatuan dan kesatuan bangsa. Sasaran Program Budaya dan k esadaran Masyarakat yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau ad alah: 1. Meningkatnya karakter dan budaya masyarakat di Kepulauan Riau ditandai dengan semakin meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai agama di seluruh lapi san masyarakat. 2. Semakin meningkatnya kesadaran dan disiplin masyarakat di bid ang hukum dan perundang-undangan. 3. Meningkatnya etos kerja dan kinerja dalam m elaksanakan pembangunan oleh masyarakat dan pemerintah. 4. Semakin meningkatnya pelaksanaan demokrasi yang beretika dan santun dalam kehidupan berbangsa dan ber negara, termasuk penyelenggaraan otonomi daerah yang semakin efektif menuju masy arakat sipil yang madani. 5. Berkembangnya kesadaran dan disiplin masyarakat dal am memanfaatkan rencana tata ruang yang sudah dibuat yang ditandai dengan semaki n tertatanya pembangunan perkotaan dan pedesaan dengan prinsip saling melengkapi dan mendukung sebagai suatu sistem wilayah pembangunan. iii. Bidang Ekonomi dan Lingkungan Hidup Prioritas Program Investasi dan Perekonomian masyarakat yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah: 1. Dalam bidang inv estasi dan perekonomian terus melakukan pembenahan pelayanan dengan menyempurnak an proses keimigrasian, pabean, perijinan, pajak dan tenaga kerja. 2. Kepastian hukum terus ditingkatkan terutama bagi para investor dan terus memberikan insent if kepada investor yang mau berinvestasi di Kepulauan Riau. 3. Melaksanakan pera turan kebijakan investasi yang menarik dalam upaya mewujudkan Kepulauan Riau seb agai pusat pertumbuhan ekonomi nasional. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 57 4. Meningkatkan infrastruktur pendukung investasi dan mengoptimalkan pusat pelay anan satu atap bidang pelayanan perizinan investasi disertai dengan dukungan per da tentang investasi. 5. Dalam bidang ekonomi makro, berupaya mencapai laju pert umbuhan ekonomi rata-rata 7,60% dengan migas dan 7,90 % tanpa migas. 6. Dapat me numbuhkan akses perekonomian daerah serta tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru d idaerah sesuai dengan potensi keunggulan daerah. 7. Terus memperhatikan pembangu nan berwawasan lingkungan dan menumbuhkan kawasan ekonomi khusus serta melakukan pengawasan secara intensif terhadap pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan sumb er daya alam 8. Membangun perekonomian kawasan perbatasan dalam kerangka koneksi tas antar wilayah dan pengembangan potensi maritim Kepulauan Riau. Sasaran yang ingin dicapai dalam bidang Budaya dan kesadaran Masyarakat pada RPJM tahap II ad alah : 1. Pembangunan di Kepulauan Riau terus berkembang dan maju yang ditandai dengan semakin meningkatnya PDRB baik provinsi maupun kabupaten/kota serta semak in meningkatnya peranan sumberdaya manusia dalam mengelola sumberdaya bagi kepen tingan pembangunan. 2. Berkembangnya pusat-pusat pengembangan kawasan sebagaiman a yang tertuang dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah sebagai bagian penting bag i kepastian pengembangan potensi wilayah. 3. Semakin berkembangnya pembangunan i nfastruktur ekonomi baik transportasi, perhubungan, kelistrikan, air bersih, tel ematika dan pemukiman perumahan 4. Daya saing Kepulauan Riau semakin meningkat y ang dilihat semakin berperannya tenaga kerja daerah, dunia usaha dan pemerintah daerah pergaulan ekonomi regional, nasional dan internasional. Prioritas Bidang Kelautan dan Perikanan difokuskan mewujudkan kelautan dan perikanan sebagai salah satu sektor unggulan pertumbuhan ekonomi, dan peran koperasi terus ditingkatkan dengan pelaku UKM yang berkualit as dan sentra-sentra UKMK yang mandiri, tangguh dan berorientasi pada pasar glob al Prioritas program dari Bidang Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut: Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 58 1. Menjaga daerah penangkapan ikan bagi nelayan kecil/tradisional dan memberikan peningkatan fokus perhatian pemerintah terhadap sektor perikanan dan kelautan d engan penyediaan berbagai fasilitas yang dapat dan mudah diakses oleh nelayan ke cil/tradisional. Pembangunan berbagai fasilitas penunjang dan penyederhanaan per aturan/perizinan sebagai daya tarik bagi investor dibidang perikanan dan kelauta n. 2. Terus menjalin kerjasama perikanan secara efektif antar daerah dan dengan instansi terkait terutama dalam pengawasan perikanan dan hasil laut termasuk per dagangan antar negara dan antar daerah. 3. Mengembangkan kawasan yang memiliki p otensi seperti kelautan dan perikanan dan terus melakukan pembinaan masyarakat n elayan agar semakin berdaya dalam mengembangkan kemampuannya. 4. Mulai memanfaat kan potensi kelautan dan perikanan dan disejalankan pembinaan nelayan tradisiona l (tangkap dan budidaya) baik dari peralatan, teknologi dan permodalan dan pemas aran hasil. 5. Mengoptimalkan pelabuhan perikanan yang terpadu, dengan terus mel akukan pengembangan potensi dan pengawasan yang berkelanjtan dan terkoordinasi d an disejalankan dengan pembangunan infrastruktur perekonomian. Sasaran yang ingi n dicapai dari bidang perikanan dan kelautan pada RPJM Tahap II adalah sebagai b erikut: 1. Peranan sektor perikanan dan kelautan terhadap PDRB meningkat 5 % yan g dilakukan sejalan dengan dilaksanakannya dengan efektif kerjasama perikanan 2. Semakin berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang menumbuhkembangkan kegiatan industri, perikanan, kelautan dan pariwisata berbasi s kelautan Prioritas Program Pertanian dan Perkebunan yang tercantum dalam dokumen RPJP Pro vinsi Kepulauan Riau adalah: 1. Menerapkan strategi pembangunan sektor pertanian secara komprehensif dan berkelanjutan berdasarkan analisis produktivitas dan ke butuhan produksi pertanian-perkebunan. 2. Menyediakan sarana dan prasarana fisik antara lain jaringan pengairan, ketersediaan sarana produksi pertanian. 3. Sara na dan prasarana fisik yang harus disediakan antara lain jaringan pengairan, ket ersediaan sarana produksi pertanian. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 59 Sasaran Bidang Pertanian dan Perkebunan adalah: 1. Harus sudah teridentifikasi t ingkat potensi fisik lahan dan ketersediaan sarana, prasarana dan sumberdaya man usia yang memadai. 2. Arah pembangunan dan arah kebijakan untuk periode ini dan periode berikutnya lebih konkrit. Prioritas pengembangan wisata adalah untuk mewujudkan pariwisata yang mendukung ekonomi daerah serta didukung oleh pembangunan, infrastruktur. Prioritas Program Pariwisata yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah: 1. Terus meningkatkan sarana dan prasarana dan jenis ODTW yang ada di kabupaten/ko ta dan membina serta memberdayakan tenaga pariwisata yang profesional dan memili ki nilai kompetensi yang tinggi dan pro pembangunan daerah dengan pendidikan dan pelatihan secara terus menerus. 2. Terus dilakukan promosi wisata Kepulauan Ria u ke negara sumber wisatawan potensial luar negeri maupun dalam negeri dengan me tode yang efesien dan efektif sesuai kebutuhan. 3. Meningkatkan kerja sama promo si dan pembinaan kepada pelaku jasa pariwisata baik dalam dan luar negeri. penin gkatan, rehabilitasi dan pemeliharaan Prioritas Program Industri dan UKM yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Ke pulauan Riau adalah: 1. Dalam bidang industri terus ditingkatkan kualitas dan ku antitas industri kecil agar mandiri dan kesejahteraan pelaku usaha ekonomi kecil dan masyarakat mulai berkembang. 2. Pengembangan sistem usaha dan kemitraan ant ara penduduk lokal dengan perusahaan terus ditingkatkan. 3. Dalam bidang usaha m ikro dan kecil terus dilakukan penataan, pembinaan dan pemberdayaan UMKM Industr i kecil secara konsisten dan berkelanjutan. 4. Data potensi Sumber Daya Alam Ind ustri tersedia dengan baik dan dapat diakses dengan mudah sehingga mampu meningk atkan ekonomi kerakyatan melalui semua sektor Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 60 Prioritas Program Perdagangan yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulau an Riau adalah: 1. Terus dilakukan upaya peningkatan daya saing produk dan pelak u usaha, disertai peningkatan pengawasan barang dan jasa dan peningkatan standar dan kualitas produksi dalam negeri dengan pemanfaatan teknologi dan pembinaan p engembangan ekonomi kreatif. 2. Terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaku usaha dan penguatan daya saing ekspor. Prioritas Program Tenaga Kerja yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepula uan Riau adalah: 1. Terus menata organisasi dan kelembagaan balai latihan kerja dimulai dari penetapan status BLK untuk dikelola oleh Pemerintah Daerah. 2. Pera turan yang komprehensif dibidang ketenagakerjaan menjadi dasar dalam sistem rekr uitment tenaga kerja. 3. Mengembangkan instruktur sistem informasi yang dan kons ultasi dan ketenagakerjaan merencanakan serta untuk memprogramkan peningkatan mutu tenaga kerja melalui penyediaan tenaga kewirausah aan profesional memfungsikan Balai Latihan Kerja (BLK) sebagai pusat pembinanaan dan pelatihan tenaga kerja. 4. Terus melakukan up grade sarana dan prasarana se jalan dengan terus melakukan pemetaan dan pengembangan potensi unggulan daerah. 5. Melaksanakan peningkatan mutu tenaga kerja serta mulainya upaya untuk menetap kan status BLK menjadi milik provinsi dan memfungsikan BLK yang ada. 6. Tersedia nya Pegawai Teknis Ketenenagakerjaan (Pengantar Kerja, Mediator, Instruktur, Pen gawas Tenaga Kerja) pada setiap Kabupaten/Kota dan mulainya disiapkan perencanaa n tenaga instruktur kewirausahaan yang profesional. 7. Mulai diupayakan meningka tkan jumlah investor dan ekonomi tumbuh minimal 7 % serta tingkat pengangguran 8 %. 8. Dalam bidang usaha ekonomi kecil dan koperasi mulai ada upaya melakukan pe latihan kewirausahaan terutama disektor ekonomi kerakyatan. Prioritas Program Li ngkungan Hidup yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepulauan Riau adalah: Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 61 1. Peningkatan kemajuan pembangunan didukung oleh pelaksanaan pembangunan berkel anjutan dengan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan pelestarian lingk ungan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konservasi dan r ehabilitasi lingkungan 2. Sumberdaya hayati tidak diekploitasi dengan sembaranga n dan dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing daerah. 3. Melaksanakan pembang unan dengan berdasarkan perencanaan daerah, baik jangka panjang maupun rencana t ata ruang. 4. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Provinsi Kepulauan Riau dengan melaksanakan Standar Baku Mutu Lingkungan Hidup dan pengendaliannya serta didukung dengan semakin meningkat dan berkembangnnya infrastruktur lingkungan h idup. 5. Terus meningkatkan peran serta stakeholders (Pemerintah, Swasta, dan Ma syarakat) dalam pengendalian dampak lingkungan dan meningkatnya kualitas dan kua ntitas aparatur pengelola lingkungan dalam pengendalian dampak lingkungan. 6. Sa saran program lingkungan hidup yang tercantum dalam dokumen RPJP Provinsi Kepula uan Riau adalah rencana tata ruang sudah menjadi landasan bagi pelaksanaan pemba ngunan periode berikutnya. 3.3.3 Kebijakan Sistem Transportasi Tataran Transportasi Wilayah Kepulauan Riau 2006. 3.3.3.1 Kebijakan Sistem Transportasi Darat Sesuai dengan Tatrawil Provinsi Kepulauan Riau tahun 2006, kebijakan system tran sporasi bertujuan untuk menciptakan kelancaran, ketertiban, keamanan dan kenyama nan melalui peningkatan dan pengembangan saraa dan prasarana perhubungan dasar s erta memadukan moda-moda yang terpadu termasuk perlengkapan jalan sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal. Berikut ini merupakan arahan rencana transpo rtasi darat sesuai dengan tataran transporasi wilayah provinsi kepulauan riau ta hun 2006 antara lain sebagai berikut; 1. Meningkatkan kondisi jalan 2. Manajemen lalu lintas di daerah perkotaan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 62 3. Membangun jaringan jalan baru yang dapat mencapai pelosok pulau 4. Menghubung kan Ibukota kabupaten dengan simpul-simpul transportasi utama (Pelabuhan, bandar a, daerah pariwisata, dll) 5. Tercipta sinergi dengan moda transporasi lainnya 6 . Meningkatkan pelayanan angkutan umum antar kota dalam propinsi (AKDP) 7. Penge mbangan terminal dan sub terminal yang terintegrasi. 3.3.3.2 Kebijakan Sistem Transportasi Laut Perencanaan system transporasi laut bertujuan untuk menciptakan kelancaran, kete rtiban, keamanan dan kenyamanan melalui peningkatan dan pengembangan moda-moda t ransportasi lainnya sehingga membentuk jaringan transportasi antar moda yang ter padu dan memberikan tingkat pelayanan. Kebijakan system transporasi laut menurut tataran transportasi wilayah provinsi kepulauan riau tahun 2006 dapat dikelompo kkan menjadi dua yakni kebijakan angkutan dan pelabuhan. Kedua kebijakan tersebu t dijabarkan sebagai berikut; 1. Kebijakan angkutan laut a. Penetapan peraturan perundang-undangan dalam rangka globalisasi dan otonomi daerah. b. Penataan jari ngan trayek angkutan laut dalam negeri c. Peningkatan kualitas SDM dan manajemen usaha angkutan laut d. Pengembagan armada niaga nasional e. Peningkatan efektif itas dan kualitas penyelenggaraan angkutan laut perintis untuk menunjang daerah yang terisolir. f. Penataan standar dan sispro pelayanan kapal dan B/M barang se rta turun naiknya penupang untuk peningkatan kelancaran dipelabuhan (PPSA/One St op Service) g. Antisipasi dan sosialisasi liberalisasi jasa di bidang angkutan l aut. 2. Kebijakan di bidang kepelabuhan a. Menetapkan tatanan kepelabuhanan berd asarkan hirarki dan skala pelayanannya yang terdiri dari pelabuhan internasional , pelabuhan nasional, pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal . Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 63 b. Menyiapkan dan menetapkan rencana induk (master plan) pengembangan pelabuhan untuk menjamin kepastian usaha dan investasi. c. Melakukan penataan DLKR/DLKP un tuk menjamin kepastian usaha di pelabuhan d. Menetapkan standar design dan ranca ng bangun pelabuhan e. Pengembangan fasilitas pelabuhan termasuk di daerah teris olir untuk membuka keterisoliran wilayah (melayani angkutan laut perintis) f. Me nyediakan fasilitas pelabuhan yang memadai untuk pelayanan kapal penumpang g. Me netapkan dan mengevaluasi standar kinerja operasional pelabuhan untuk meningkatk an kemampuan usaha dan daya saing pelabuhan. 3. Kebijakan sistem transportasi ud ara Perencanaan dalam transportasi udara bertujuan untuk mendukung sarana dan pr asarana perhubungan udara serta mampu menunjang distribusi barang dan penumpang antar pulau yang terintegrasi dengan moda transportasi lainya dan memberikan tin gkat pelayanan yang optimal. Berikut ini merupakan kebijakan sistem transportasi udara sesuai dengan tataran transportasi wilayah provinsi kepulauan riau tahun 2006 antara lain sebagai berikut; a. Mengoptimalkan pemanfaatan bandar udara yan g telah ada (tidak hanya melayani militer atau perusahaan, tetapi juga untuk kom ersial) b. Pengembangan airstrip di pulau-pulau kecil (Pulau Tambelan, Letung da n Serasan) c. Kebijakan untuk peningkatan pelayanan dan penggunaan kapasitas pra sarana dan sarana secara efisien d. Kebijakan yang perlu dilaksanakan dalam bida ng keselamatan penerbangan e. Kebijakan dibidang keselamatan baik untuk prasarana maupun sarana adalah mempersiapkan penerapan SND/ATM sesuai dengan ketetapan ICAO artinya sel ain harus mengikuti perkembangan internasional juga menyesuaikan program desentr alisasi pengelolaan transportasi udara. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 64 BAB IV Kondisi dan Permasalahan Sistem Transportasi Provinsi Kepulauan Riau Saat ini 4.1 Kondisi umum transportasi darat dan udara 4.1.1 Sistem Transportasi Darat 4.1.1.1 Jaringan jalan Prasarana jalan merupakan urat nadi kelancaran lalu-lintas di darat, setiap kela ncarannya akan sangat menunjang perkembangan perekonomian suatu daerah. Guna men unjang kelancaran perhubungan darat di daerah Kepulauan Riau pada tahun 2007 ter catat panjang jalan yang ada mencapai 1203,47 km. Secara keseluruhan kondisi sar ana transportasi darat di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dapat dilihat tabel be rikut. Tabel IV-1 Panjang jalan menurut kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 Kabupaten/Kota Panjang Jalan (Km) Persentase (%) Bintan Batam Karimun Natu na dan KKA Tanjung Pinang Lingga 288, 12 No 1 2 3 4 5 6 224,95 173,20 235,50 86,90 194,80 23,94 18,69 14,39 19,57 7,22 16,19 Sumber : RTRWP Kepulauan Riau 2008-2028. a) Jembatan Jembatan yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau pada umumnya merup akan jembatan beton, composite, kayu, rangka. Jembatan beton paling dominan terd apat di Kota Tanjung Pinang. Jumlah jembatan pada jalan negara dan provinsi yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 65 PETA JARINGAN JALAN KEPULAUAN RIAU Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 66 No 1 2 3 4 5 6 Kabupaten/Kota Tabel IV-2 Jenis dan jumlah jembatan menurut kabupaten/kota di provinsi kepulaua n riau tahun 2007 Besi Beton Composite Kayu Belly Rangka Fxx 0 3 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 : RTRWP Kepulauan 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 Riau 2008-2028. 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 6 0 0 0 23 0 Bintan Batam Karimun Natuna dan KKA Tanjung Pinang Lingga Sumber 4.1.1.2 Angkutan umum penumpang 4.1.1.3 Angkutan barang 4.1.1.4 ASDP 4.1.2 Sistem transportasi udara 4.1.2.1 Transpotasi udara di Kota Batam Bandar Udara Hang Nadim (IATA: BTH, ICAO: WIDD) atau dikenal juga dengan nama Bandar Udara Internasional Hang Nadim adalah sebuah bandar udara yang terle tak di Batam, Kepulauan Riau. Bandar udara ini mendapatkan nama dari Laksamana H ang Nadim yang termahsyur dari Kesultanan Malaka. Bandara ini memiliki landas pa cu sepanjang 4.025 meter yang menjadikan bandara ini sebagai pemilik landas pacu terpanjang di Indonesia. Dengan kondisinya saat ini, Bandara Hang Nadim dapat m enampung delapan belas pesawat berbadan lebar dengan jenis Boeing 767. Bandara H ang Nadim mulai beroperasi pada tanggal 9 Agustus 1965 dengan melayani penerbang an domestik. Sejak tanggal 1 Januari1994, bandara ini mulai melayani penerbangan internasional dengan jumlah penerbangan mencapai 250 kali per minggu. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 67 Penyebrangan feri telah menjadi metode transportasi utama untuk bepergian ke pul aupulau seberang, termasuk Singapura. Namun, lama kelamaan, penyebrangan menggun akan feri mulai tidak efektif, sehingga dibangunlah Bandara Hang Nadim. Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif Bandara I nternasional Changi karena bandara ini memiliki landas pacu yang cukup panjang u ntuk menampung pesawat-pesawat jenis Boeing 747. Namun, bandara ini juga mendapa tkan persaingan yang cukup ketat dari bandara-bandara lain di Wilayah Pertumbuha n Segitiga Sijori, seperti Bandar Udara Internasional Senai, Bandar Udara Intern asional Raja Haji Fisabilillah, dan Bandar Udara Seletar. No 1 2 3 4 5 Profil Tabel IV-3 Profil Bandara Hang Nadim Keterangan 4.025 m Aspa l Pusat Penyebaran Primer (PP Primer) IATA: BTH ICAO: WIDD Sipil Panjang Landasan Permukaan Fungsi Kode Jenis Sumber : RTRWP KEPRI 2028, Wikipedia, BPS KEPRI, 2009. Beberapa maskapai dan rute yang melayani Bandar udara hang nadim terdiri atas Ga ruda Indonesia (GIA), Sriwijaya Air, dan lain sebagainya. Dapat dilihat pada tab le dibawah ini; No 1 Maskapai Penerbangan Batavia Air Tabel IV-4 Maskapai penerbangan dan rute p enerbangan Rute Penerbangan Domestik/Internasional Bandar Lampung, Jakarta Soeka rno Hatta, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Surabaya, Yogyakarta Kuala Lumpur Subang Jakarta Soekarno Hatta Jakarta Soekarno Hatta Jakarta Soekar no Hatta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pangkal Pinang Jakarta Soekarno Hatta , Medan, Padang, Pekanbaru, Surabaya, Natuna Bandung Jakarta Soekarno Hatta, Jam bi, Medan, Surabaya, Padang, Natuna (Charter) Penang Natuna, Surabaya Domestik 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Firefly Garuda Indonesia Citilink Kartika Airlines Lion Air Merpati Nusantara Ai rline Sriwijaya Air Sriwijaya Air Trigana Service Internasional Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik Domestik Internasiona l Domestik Air Sumber : Wikipedia 2011, BPS KEPRI 2009. Berdasarkan data Biro pusat statistic KEPRI pada tahun 2009, dilaporkan bahwa te rjadi penurunan jumlah penerbangan baik yang dating maupun pergi yakni >1000 pen erbangan. Lihat grafik dan table no 4.5 Grafik Jumlah pesawat yang datang, berangkat dan transit Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 68 di Bandar Udara Hang Nadim-Batam, tahun 2009 15000 14500 14000 13500 Berangkat Datang 13000 12500 T-2009 T-2008 T-2007 T-2006 Sedangkan pada tahun 2009, jumlah pesawat yang datang dan berangkat mengalami pe ningkatan pada bulan-bulan Oktober hingga Desember hingga awal tahun bulan Janua ri. Terlihat jumlah kenaikan pesawat yang datang dan pergi mencapai >100 kedatan gan dan keberangkatan.Lihat table 4.16. Tabel IV-5 Jumlah pesawat yang datang, berangkat dan transit di Bandar Udara Han g Nadim-Batam, tahun 2009 Banyaknya pesawat terbang No Bulan Berangkat Datang LC L 1 Januari 1225 1226 10 2 Februari 1087 1087 15 3 Maret 1166 1166 11 4 April 10 25 1025 19 5 Mei 1051 1051 13 6 Juni 1045 1045 13 7 Juli 1142 1142 25 8 Agustus 1053 1054 18 9 September 1014 1014 9 10 Oktober 1179 1179 14 11 November 1113 11 11 13 12 Desember 1243 1245 7 Jumlah 2009 13343 13345 162 Jumlah 2008 14715 1471 5 224 Jumlah 2007 14525 14525 Jumlah 2006 14281 14288 Sumber : BPS KEPRI, 2009. Sedangkan jumlah penumpang yang berangkat dan datang dalam negeri (domestic) men urut bulan dapat dilihat pada table dibawah ini. Berdasarkan hasil perbandingan antara tahun 2006 hingga tahun 2009, jumlah penumpang yang datang dan berangkat ratarata mencapai 1,2juta hingga 1,3juta penumpang. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 69 Tabel IV-6 Jumlah Jumlah penumpang dalam negeri, berangkat, datang dan transit d i Bandar Udara Hang Nadim-Batam, tahun 2009 Banyaknya Penumpang No Bulan Berangk at Datang LCL 1 Januari 112.511 112.672 1.142 2 Februari 98.987 99.892 1.467 3 M aret 119.476 113.921 4.170 4 April 109.033 103.164 4.909 5 Mei 115.262 112.303 3 .708 6 Juni 115.262 112.640 7.559 7 Juli 124.338 122.022 6.360 8 Agustus 114.777 98.535 6.257 9 September 119.469 104.521 4.762 10 Oktober 110.537 134.021 4.726 11 November 114.850 116.351 4.753 12 Desember 127.965 126.119 4.260 Jumlah 2009 1.382.544 1.356.161 54.073 Jumlah 2008 1.257.157 1.280.492 9.870 Jumlah 2007 1. 311.611 1.360.294 15.251 Jumlah 2006 1.215.262 1.281.320 26.236 Sumber : BPS KEP RI, 2009. Gambar grafik Jumlah penumpang dalam negeri, berangkat, datang dan transit di Bandar Udara Hang Nadim-Batam, tahun 2009 1,400,000.00 1,200,000.00 1,000,000 .00 800,000.00 600,000.00 400,000.00 200,000.00 T-2009 T-2008 T-2007 T-2006 Bera ngkat Datang Transit Sedangkan untuk asal dan tujuan penumpang yang melalui Bandar udara Hang Nadim B atam, pada tahun 2009 asal/tujuan dalam negeri yang berangkat mencapai 1,382.544 penumpang dan yang datang mencapai 1.356.161 penumpang. Berikut table asal tuju an penumpang dari Bandar Udara Hang Nadim Batam. Tabel IV-7 Jumlah penumpang yang berangkat, datang dan transit Menurut asal tuju an di Bandar Udara Hang Nadim-Batam, tahun 2009 Banyaknya Penumpang No Asal Tuju an Berangkat Datang LCL 1 Dalam Negeri 1.382.544 1.356.161 54.073 2 Luar Negeri 16.409 16.845 95.672 Jumlah 2009 1.398.953 1.373.006 149.745 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 70 No Asal Tujuan Jumlah 2008 Jumlah 2007 Jumlah 2006 Banyaknya Penumpang Berangkat 1.267.743 1.332.370 1.227.762 Datang 1.406.012 1.3 89.968 1.293.379 LCL 117.743 62.044 96.797 Sumber : BPS KEPRI, 2009. Banyaknya bongkar muat barang di bandar udara hang nadim Batam dari tahun 2006 h ingga tahun 2008 mengalami kenaikan hingga 4juta barang namun pada tahun 2009, l ihat table berikut ini. Tabel IV-8 Banyaknya bongkar muat Menurut Jenis Muatan di Bandar Udara Hang Nadi m-Batam, Dalam Negeri Luar Negeri Jenis Muatan Bongkar Muat Bongkar Muat Bagasi 11.759.751 13.457.484 360.146 60.831 Barang 17.456.248 4.522.452 1.5519.021 1.18 0.972 Pos 298.152 105.542 Jumlah 2009 29.614.151 18.085.478 1.879.167 1.241.803 Jumlah 2008 30.021.115 19.332.871 2.068.562 2.269.309 Jumlah 2007 29.789.940 19. 690.636 2.335.732 3.055.276 Jumlah 2006 25.807.669 18.759.848 1.749.040 2.571.36 5 No 1 2 3 tahun 2009 Jumlah Bongkar 12.119.897 18.975.269 398.152 31.493.318 32.089.677 32 .122.672 27.556.709 Muat 13.581.315 5.703.424 105.542 19.327.281 21.602.180 22.7 45.912 21.331.213 Sumber : BPS KEPRI, 2009. Gambar grafik Jumlah bongkar dan muat barang di Bandar Udara Hang Nadim-Batam, tahun 2009 35,000,000.00 30,000,000.00 25,000,000.00 20,000,000.00 15,000,000.00 10,000,000 .00 5,000,000.00 DN Bongkar DN Muat LN Bongkar LN Muat T-2009 T-2008 T-2007 T-20 06 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 71 PETA LOKASI/SEBARAN BANDAR UDARA di WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 72 4.1.2.2 Transpotasi udara di Kota Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah (sebelumnya bernama Bandar Uda ra Kijang) adalah bandar udara yang terletak diKota Tanjung Pinang, provinsi Kep ulauan Riau. Bandara ini dikelola PT. Angkasa Pura II. Statusnya dari dulu adala h internasional, namun dikarenakan Kepulauan Riau belum pisah dari Riau Daratan maka bandara ini jarang dipergunakan. Setelah tahun 2001 Kepulauan Riau resmi me njadi provinsi baru di Indonesia, maka terjadilah pembangunan yang pesat di kota Tanjung Pinang dan bandara ini diramaikan lagi oleh beberapa maskapai penerbang an yaitu Merpati pada tanggal 19 Desember 2007, Sriwijaya Air pada awal bulan Fe bruari 2008 dan Riau Airlines pada pertengahan tahun 2005. Pada bulan Mei 2007 p emerintah mengucurkan dana untuk pengembangan Bandara ini. Proyek mulai berjalan pada bulan Juni. Pengembangan bandara meliputi penambahan fasilitas seperti rad ar dan landasan pacu ditambah sekitar 400 meter dari awalnya yang hanya 1.856 me ter menjadi 2.256 meter. Selain itu, gedung terminal bandara juga diperluas dari 1.250 meter persegi menjadi 1.400 meter persegi. Dengan perluasan itu diharapka n dalam satu tahun mampu melayani 600 ribu orang. Pada April 2008 bandara ini re smi berganti nama dari Bandar Udara Kijang menjadi Bandar Udara Internasional Ra ja Haji Fisabilillah. Nama bandara diambil dari nama Raja Haji Fisabilillah, pah lawan nasional yang juga memperoleh Bintang Maha Putra Adi Pradana. Tabel IV-9 Profil Bandara Raja Haji Fisabillilah, Tanjung Pinang No Profil Keter angan 1 2 3 4 5 Panjang Landasan Permukaan Fungsi Kode Jenis 2.200 m Aspal Pusat Penyebaran Tersier (PP Tersier) IATA: TNJ ICAO: WIPN Sipil Sumber : RTRWP KEPRI 2028, Wikipedia, BPS KEPRI 2009. Beberapa maskapai dan rute yang melayani Bandar udara Raja Haji Fisabillilah ter diri atas Batavia Air, Sriwijaya Air, dan lain sebagainya. Dapat dilihat pada ta ble dibawah ini; No 1 2 3 4 Tabel IV-10 Maskapai penerbangan dan rute penerbangan Maskapai Penerb angan Rute Penerbangan Domestik/Internasional Batavia Air Sriwijaya Air Lion Air Sky Aviation Jakarta Soekarno Hatta Jakarta Soekarno Hatta Jakarta Soekarno Hat ta Pekanbaru, Natuna, Matak Domestik Domestik Domestik Domestik Sumber : Wikipedia 2011, BPS KEPRI 2009 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 73 Tabel IV-11 Jumlah pesawat yang datang, berangkat dan transit di Bandar Udara Ra ja Fisabillilah Tanjung Pinang, tahun 2009 Banyaknya pesawat terbang No Bulan Be rangkat Datang 1 Januari 185 185 2 Februari 150 151 3 Maret 138 136 4 April 152 148 5 Mei 136 142 6 Juni 110 110 7 Juli 150 151 8 Agustus 156 161 9 September 14 9 147 10 Oktober 141 139 11 November 139 138 12 Desember 137 133 Jumlah 2009 174 3 1741 Jumlah 2008 1672 1660 Jumlah 2007 1266 1275 Jumlah 2006 1078 1083 Jumlah 2005 802 808 Sumber : BPS KEPRI, 2009 Berdasarkan data biro pusat statistic provinsi kepulauan riau, perkembangan juml ah pesawat yang datang dan berangkat melalui Bandar udara Raja Haji Fisabillilah mengalami peningkatan dari tahun 2005 hingga tahun 2009 mencapai 1000 penerbang an. Lihat table 4.11 dan gambar grafik dibawah ini. Gambar grafik Jumlah pesawat yang datang dan berangkat di Bandar Udara Raja Fisa billilah, Tanjung Pinang, tahun 2009 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 T-2009 T-2008 T-2007 T-2006 T-2005 Berangkat Datang Banyaknya bongkar muat barang di bandar udara Raja Haji Fisabillilah, Tanjung Pi nang dari tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami kenaikan hingga 1juta barang. l ihat table berikut ini. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 74 Tabel IV-12 Banyaknya bongkar muat Menurut Jenis Muatan di Bandar Udara Raja Haj i Fisabillilah-Tanjung Pinang, tahun 2009 Dalam Negeri Luar Negeri Jumlah No Jen is Muatan Bongkar Muat Bongkar Muat Bongkar Muat 1 Bagasi 643208 580621 643208 5 80621 2 Barang 647679 292643 647769 292643 3 Pos Jumlah 2009 1290887 873264 1290 887 873264 Jumlah 2008 293172 287303 293172 287303 Jumlah 2007 73647 130055 7364 7 130055 Jumlah 2006 60141 104893 60141 104893 Sumber : BPS KEPRI, 2009. Gambar grafik banyaknya bongkar dan muat barang di Bandar Udara Raja Fisabillilah, Tanj ung Pinang, tahun 2009 1400000 1200000 1000000 800000 600000 400000 200000 0 T-2009 T-2008 Bongkar Muat T-2007 T-2006 4.1.2.3 Transportasi udara di Kabupaten Anambas Bandar udara di Kabupaten Anambas saat ini dikelola oleh PT Conoco Phillips. Lan dasan pacu (runway) dengan panjang 1.190 meter, lebar 30 meter, dan konstruksi d engan aspal murni. Adapun apronnya memiliki panjang 145 meter, lebar 45 meter de ngan jarak antara pinggir runway dengan apron adalah 60 meter. Fasilitas komunik asi yang digunakan adalah radio VHF, HF, ATS Service. Tabel IV-13 Profil Bandara Conoco Philips, Anambas Profil Keterangan Panjang Lan dasan Permukaan Fungsi Kode Jenis 1.190 m Aspal Swasta Sipil/Swasta Conoco Phill ips No 1 2 3 4 5 Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Anambas, 2011 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 75 Beberapa maskapai dan rute yang melayani Bandar udara Conoco Phillips terdiri at as Sky Aviation. Dapat dilihat pada table dibawah ini; No Tabel IV-14 Maskapai penerbangan dan rute penerbangan Maskapai Penerbangan Ru te Penerbangan Domestik/Internasional Domestik 1 Sky Aviation Batam, Tanjung Pinang Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Anmbas, 201 1 Maskapai yang melayani di Bandar udara tersebut adalah Sky Aviation dengan jenis pesawat FK-50 Pk-ECF. Adapun rute yang dilayani adalah sebagai berikut; 1. Mata k (Anambas) Batam 2. Batam Matak (Anambas) 3. Matak (Anambas) Tanjung Pinang Bat am Adapun perkembangan jumlah penumpang dan barang dari dan ke Bandar Udara Mata k (Anambas) tahun 2011 adalah sebagai berikut : Tabel IV-15 Perkembangan jumlah penumpang di Bandar Udara Matak, Kabupaten Anamb as, 2011 Jumlah No Bulan Penumpang Datang 1 2 Januari Februari 105 180 Berangkat 123 175 Datang 677 1148 Berangkat 465 832 1297 Jumlah Barang Jumlah 285 298 1825 Sumber : Dinas Perhubungan KAB Anambas, 2011 4.1.2.4 Transportasi udara di Kabupaten lainnya Selain bandara umum, juga terdapat beberapa bandara khusus, antara lain untuk ke pentingan militer dan untuk operasi khusus suatu perusahaan. Untuk kepentingan m iliter ada Bandara Ranai di Natuna. Sedangkan untuk operasi khusus suatu perusah aan tersedia Bandara Matak milik perusahaan minyak CONOCO di Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Bandar Udara Sei Bati di Pulau Karimun milik PT. Timah. P ada Kabupaten Ranai juga terdapat rencana pengadaan bandara pada Tambelan, Letun g, Midai dan Serasan. Prasarana perhubungan udara juga tersedia di Dabo Singkep Kabupaten Lingga. Bandara milik PT. Timah ini beroperasi sejak tahun 1997 yang d igunakan untuk melayani pergerakan orang dan barang, namun pada tahun 2000 tidak lagi digunakan seiring dengan ditutupnya kegiatan PT. Timah di pulau ini. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 76 No 1 2 Tabel IV-16 Nama bandara beserta jenjang fungsinya di provinsi kepulauan riau ta hun 2007 Kabupaten/Kota Nama Bandar Udara Jenjang Fungsi Batam Natuna Hang Nadim Ranai Tambelan Midai Serasan Matak Letung Sei Bati Kijang (Raja Haji Fisabillil ah) Dabo-Singkep PP Primer PP Tersier Bukan PP Bukan PP Bukan PP Bukan PP Bukan PP Bukan PP PP Tersier Bukan PP 3 4 5 Kep. Anambas Karimun Kota Tanjung Pinang 6 Kab. Lingga Sumber : RTRWN 2008 4.2 Kondisi dan permasalahan system transportasi laut 4.2.1 Pelabuhan laut eksisting 4.2.1.1 Pelabuhan laut kabupaten Anambas Kabupaten kepulauan anambas merupakan k abupaten yang terdiri atas pulau-pulau kecil, dimana system transportasi antar w ilayahnya sangat mengandalkan transportasi laut. Maka dari itu pelabuhan menjadi sarana penting sebagai tempat untuk berlabuhnya kapal-kapal penumpang dan baran g. Berikut ini adalah beberapa pelabuhan yang ada di kabupaten Anambas; Tabel IV-17 Pelabuhan, fungsi, sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Anamba s No 1 Nama pelabuhan Pelabuhan DIRJEN HUBLA Tarempa Fungsi pelabuhan Perintis P rasarana (i) Dermaga beton & dengan trestle Sarana (i) Kantor permanen, (ii) ter minal penumpang ukuran 60x6m Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 77 40x5m. (ii) Draft air antara 1013 meter. (iii) Gudang dengan ukuran 4x15m kapasitas 400orang dengan luas 6x20m, (iii) lebar jalan 6m, (iv) FW Bunker 20 to ns. 2 Pelabuhan PEMDA Tarempa Antar pulau (i) Dermaga beton & dengan trestle (i) Kantor permanen, (ii) lebar jalan 3m. ukuran 12 meter. 30x3m 20x3m. (ii) Draft air antara 93 Pelabuhan Antang DKP Perikanan Tidak ada data (i) Kantor permanen, (ii) lebar jalan 2m. 4 Pelabuhan Ladan Tambatan perahu (i) Dermaga beton dengan (i) terminal penumpang

ukuran 11x5m, Coastway. luas 5x3m, kapasitas 20 orang. (ii) lebar jalan 6m 55.5x3m (ii) Draft air antara 13.2 meter. 5 Pelabuhan payaklaman Bongkar muat da b tambatan perahu (i) Dermaga beton dengan (i) terminal penumpang ukuran meter. 10.5x7m, Coastway. luas 8x4m, kapasitas 40 orang. (ii) lebar jalan 4m 51x5m (ii) Draft air antara 3-5 6 Pelabuhan Conoco Phillip PT. Khusus (i) Dermaga beton dengan (i) Kantor permanen, (ii) terminal (iii) penumpang parker 6x4m, kapasitas 30oran g, lapangan 20x4m, (iv) lebar jalan 4 m, (v) Genset 2 unit, (vi) FW Bunker 1600T , (vii) BBM Bunker 1400T ukuran 180x6m (ii) Draft air antara 5-9 meter. (iv) Gudang 30x60m, (v) forklift 2.5T, 3T, 6T, (vi) Crane 150T, 50T, 25T) 7 Pelabuhan PAN PT. Khusus (i) (ii)

Dermaga Draft air beton dengan 5-10 (i) Kantor permanen, (ii) terminal (iii) penumpang parker 4x4m, kapasitas 30oran g, lapangan 15x6m, (iv) lebar jalan 4 m, (v) Genset 2 unit, (vi) FW Bunker 50T, (vii) BBM Bunker 20T ukuran 30x4m trestle 50x4m antara meter. (iv) Gudang 30x20m, (v) forklift 2.5T(v i) Crane 25T 8 Pelabuhan DIRJEN HUBLA Letung Perintis Belum ada data Belum ada data 9 Pelabuhan DIRJEN HUBLA Maras Kuala Perintis Belum ada data Belum ada data 10 Pelabuhan PEMDA Letung Antar Pulau (i) Dermaga beton dengan (i) luas terminal 4x6m, penumpang kapasitas ukuran 15x4m 20org, (ii) lebar jalan 4m Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 78 Sumber : Dinas Perhubungan KAB Anambas, 2011

Selain itu beberapa sarana yang melayani kabupaten Anambas dalam system transpor tasinya adalah sebagai berikut; Tabel IV-18 Pelabuhan, fungsi, sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Anamba s No Nama Armada Ukuran Kapasitas Penumpang (org) 1 KM Raya Bukit GT. 6022 1000 Kapal Penumpang PT. PELNI Tj. Priok Belinyuk Kijang midai Letung Serasan Tarempa SI Lampa Pontianak Surabaya (PP) 2 KM Gunung Bintan GT. 750 350 Kapal Kargo/Per intis PT Pelayaran Tg. Pinang Tambelan Sintete Serasan Subi Ranai PI Laut Sedan u Midai Tarempa Letung Tg. Pinang 3 KM Terigas GT. 482 250 Kapal Kargo/Perintis PT. Raya Mitra Tg. Pinang Letung Tarempa Midai Sedanau PI Laut Ranai Subi Ser n Sintete Tambelan Tg. Pinang 4 MV VOC 150 Kapal Cepat Feri PT. Rempang Tg. Pina ng (PP) Tarempa Jenis Pemilik Rute Musamus Nusantara Batavia Sumber : Dinas Perhubungan KAB Anambas, 2011 Sarana Bahari A. Pelabuhan Tarempa Pelabuhan Tarempa adalah pelabuhan salah satu pelabuhan uta ma dari 5 pelabuhan utama di Kab, Kepulauan Riau. Pelabuhan Tarempa sendiri diba gi Menjadi dua yaitu, Pelabuhan Dirjen Hubla Tarempa dan Pelabuhan Pemda Tarempa . 1. Pelabuhan Dirjen Hubla Tarempa Pelabuhan Dirjen Hubla Tarempa merupakan pel abuhan tempat keluar masuknya kapal perintis/kargo dan kapal KM Bukit Raya, yang menjadi alat transportasi masyarakat dan barang/ kebutuhan pokok masyarakat dae rah sekitar. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 79 Berikut gambaran umum tentang situasi dan kondisi pelabuhan Dirjen Hubla Tarempa secara lebih jauh dapat dilihat dari datadata berikut ini : foto pelabuhan tarempa Kab. Kepulauan Anambas Nama Pelabuhan : Pelabuhan Dirjen Hubla Tarempa Fungsi Pelabuhan : Pelabuhan Per intis Dermaga Beton Draf Air Gudang Kantor Luas Terminal Kapasitas Lebar Jalan F W Bunker : Ukuran 60X60m & Trestel 40X5m, Konstruksi : 10 13m : 4X15m : Permanen : 6X20m : 400 Orang : 6 meter : 20 tons Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 80 Pelabuhan ini masih banyak kekurangan seperti jarangnya toilet umum, kurangnya f asilitas seperti ruang tunggu, para penumpang tidak akan kehujanan disaat turun hujan dan tidak akan pula kepanasan pada waktu siang hari. Disamipng itu masyara kat disini banyak yang mengeluhkan minimnya jalur transportasi menuju kota besar , seperti ke daerah kota Tanjungpinang. Sebagai contoh KM. Bukit Raya, KM. Gunun g Bintan dan KM. Terigas yang hanya satu sampai dua minggu sekali singgah di pel abuhan ini. Dermaga Pelabuhan Dirjen Hubla Tarempa KM. Bukit Raya ketika sedang berlabuh di Pelabuhan Tarempa Kab. Kepulauan Anamba s 2. Pelabuhan Pemda Tarempa Pelabuhan Pemda Tarempa ini merupakan pelabuhan tempat keluar masuknya kapal-kap al kecil/pompong yang digunakan untuk transportasi antar pulau yang sering digun akan untuk masyarakat sekitar ataupun orang pemerintahan yang akan pergi atau da tang dari pulaupulau sekitar tarempa. Berikut gambaran umum tentang situasi dan kondisi tentang pelabuhan Pemda Tarempa: Nama Pelabuhan : Pelabuhan Pemda Taremp a Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 81 Fungsi Pelabuhan Dermaga Konstruksi Beton Draft Air Kantor Lebar Jalan : Pelabuhan Antar Pulau : Ukuran 30X3m & Trestel 20X3m, : 9-12m : Permanen : 3 m eter Kekurangan pelabuhan ini hampir sama dikarenakan posisinya yang dekat juga denga n pelabuhan Dirjen Hubla Tarempa yang minim dengan transportasi menuju ke luar d aerah Kab. Kepulauan Anambas. Adapun Kapal Ferry cepat MV. VOC Batavia yang kebe rangkatannya tergantung pada kondisi cuaca laut yang menyebabkan sering terjadi keterlambatan ataupun pembatalan keberangkatan menuju kota TanjungPinang yang te ntu saja merugikan masyarakat setempat yang benar-benar mempunyai kepentingan di luar kota. Kondisi Pelabuhan Tarempa Kab. Kepulauan Anambas B. Pelabuhan DKP Antang Pelabuhan DKP Antang adalah pelabuhan yang ditetapkan kh usus sebagai pelabuhan perikanan yang berada di daerah Tarempa Kab. Kepulauan An ambas dan termasuk dalam kategori pelabuhan perikanan pantai. Pelabuhan ini berf ungsi untuk kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai. Pelabuhan perikanan Anta ng yang terletak di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas telah lama menjadi pela buhan ikan bagi nelayan yang melaut di Laut Cina Selatan. pelabuhan paling strat egis di Laut Cina Selatan yang kaya dengan sumber daya perikanan, namun sayangny a daerah laut ini sering dijarah kekayaan alamnya oleh nelayan asing. Di pelabuh an perikanan Antang, tampak ada puluhan kapal yang sudah mulai rusak. Kapalkapal kayu berukuran besar itu ditambat hampir memenuhi pelabuhan. Suatu pemandangan mencolok, karena para nelayan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 82 tempatan sendiri hanya memiliki perahu kecil untuk menangkap ikan. Di pelabuhan ini banyak kapal asing yang bersandar karena mencuri ikan di perairan ini. Kondisi pelabuhan antang C. Pelabuhan PT. Pal Matak/ Conoco Philip Pelabuhan Con oco Philip atau yang disebut masyarakat sekitar dengan pelabuhan Pal Matak merup akan pelabuhan yang berada di kecamatan Pal Matak Kab. Kepulauan Anambas. Pelabu han palmatak digunakan sebagai pelabuhan ekspor impor atau pelabuhan khusus mili k Conoco Philips, selain itu juga bisa digunakan sebagai pelabuhan domestik. Ber ikut data umum pelabuhan PT. Conoco Philips : Nama Fungsi Pelabuhan Dermaga Draf t Air Luas Gudang Luas Terminal Luas parkir Lebar jalan FW bunker BBM bunker : P elabuhan PT. Conoco Philip : Pelabuhan Khusus : Ukuran 180X60m, konstruksi beton : 5-9m : 30X50m : 6x4 meter dengan kapasitas 30 Orang : 20X4 meter : 4 meter : 1600 T : 1400 T Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 83 Pelabuhan Conoco Philips Sayangnya transportasi dengan di pelabuhan ini masih te rbatas. Menurut warga setempat tidak ada jalur transportasi laut dari palmatak y ang langsung ke Tanjungpinang (Provinsi Kep. Riau). Mereka terlebih dahulu harus menyeberang dulu ke pelabuhan tarempa dengan menggunakan pompong sebelum mereka hendak naik KM. Bukit Raya ataupun dengan KM Perintis. Memang di Palmatak ada ba ndar udara yang menghubungkan Palmatak dengan Tanjungpinang dan Palmatak dengan Jakarta, tapi di sisi lain banyak juga masyarakat Palmatak yang tidak bisa mengg unakan fasilitas itu, dikarenakan beban biaya transportasinya yang kehitung maha l . D. Pelabuhan Dirjen Hubla Letung Pelabuhan Dirjen Hubla Letung terletak di ke camatan Jemaja Kab. Kep Anambas. sama halnya dengan pelabuhan tarempa, merupakan pelabuhan tempat keluar masuknya kapal perintis, Kondisi pelabuhan ini sangat m engkhawatirkan. Pasalnya, dari seluruh tiang penyangga yang ada, kondisinya suda h hampir putus semua dimakan usia. Kondisi dermaga yang selalu bergoyang jika ad a terjangan ombak yang seakan-akan mau ambruk. Salah seorang warga letung mengat akan kondisi yang sangat dikhawatrikan lagi jika ada kapal baik Perintis dan kap al lainnya yang merapat di pelabuhan tersebut. Sebab, selain dipenuhi calon penu mpang dan keluarga yang menjemput, areal pelabuhan itu juga dijadikan sejumlah w arga sebagai tempat berjualan bagi masyarakat sekitar. Minimnya transportasi lau t di pelabuhan letung. Contohnya masyarakat sekitar harus terlebih dahulu memaka i pompong sebelum mereka naik Kapal Pelni/ yang disebut juga dengan KM Bukit Ray a yang menjadi salah satu angkutan masal dikarenakan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 84 kapal tersebut tidak bisa bersandar ke pelabuhan letung yang tidak memungkinkan dikarenakan dangkalnya pelabuhan tersebut. Foto penumpang sedang turun dari KM Bukit Raya, mereka harus naik pompong dulu s ebelum sampai di pelabuhan letung E. Pelabuhan Kuala Maras Pelabuhan Kuala Maras terletak di kecamatan Jemaja Timu r Kab. Kep. Anambas Pelabuhan ini adalah pelabuhan baru, rencananya selain pelab uhan ini akan di lalui oleh kapal perintis, rencananya KM Bukit Raya pun akan bi sa bersandar di pelabuhan ini. Namun sampai saat ini pelabuhan tersebut belum di pakai sama sekali. Salah seorang warga Jemaja menyatakan, sangat menginginkan ka lau kapal Pelni KM Bukit Raya dapat bersandar di pelabuhan, Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 85 karena masyarakat tidak lagi turun dan naik kapal ditengah laut seperti yang ter jadi pada saat ini. Selain itu dapat membuka akses keluar dan masuk Anambas khus usnya ke Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur. Dermaga pelabuhan kuala maras Pelabuhan kuala maras Dermaga pelabuhan kuala maras yang akan di gunakan untuk bersandarnya KM. Bukit Raya Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 86 F. Pelabuhan Pemda Letung Pelabuhan ini berada di Kecamatan Jemaja Kab. Kep Anam bas, pelabuhan ini sering digunakan untuk keluar masuknya kapal- kapal kecil ata upun pompong sebagai transportasi antar pulau terdekat. Pelabuhan ini memiliki d ermaga dengan ukuran 15X4 meter dengan menggunakan konstruksi beton. G. Pelabuha n Payaklaman Pelabuhan ini terletak di desa payaklaman Kab. Kepulauan Anambas. P elabuhan ini dikhususkan untuk pelabuhan bongkar muat dan tambatan perahu. Berik ut data pelabuhan Payaklaman Nama Pelabuhan Funsi Pelabuhan perahu Dermaga 51X5m Konstruksi Luas Terminal Lebar Jalan : Pelabuhan Payaklaman : Pelabuhan bongkar muat dan tambatan : ukuran dermaga 10.5X7.5m & coastway : Beton : 8X4 meter den gan kapasitas 40 orang : 4 meter Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 87 PETA LOKASI PELABUHAN ANAMBAS Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 88 4.2.1.2 Pelabuhan laut Kota Tanjung Pinang Tabel IV-19 Nama Pelabuhan hirarki, sarana dan prasarana yang ada di Kota Tanjun g Pinang No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Ukuran Dermaga dan Trestle 1 Sri Bintan Tj. Pin ang Pelabuhan Pengumpul 31 x 20 x 5 7, Beton, Ponton Apung, Ponton Apung Sri Pur a (Dalam Negeri) Bintan Tj. Pinang Pelabuhan Pengumpul 90 x 10, 15 x 15 x 6 5, B eton, Ponton Apung, Ponton Apung 2 Sri Payung Batu 6 Tj. Pinang Pelabuhan Pengum pul 211 x 170 Betom 5300 PT Pelindo I, Cabang Sumber : Dinas Perhubungan Kota Ta njung Pinang, 2011 572,5 PT Pelindo I, Cabang 1116 PT Pelindo I, Cabang Konstruk si Luas Ruang Tunggu Luas Gudang Operator Pura (Luar Negeri) 20 x 10, A. Pelabuhan Sri Bintan Pura Pelabuhan Sri Bintan Pura adalah pelabuhan nasional dan internasional yang berad a di kota Tanjung Pinang yaitu di pantai barat pulau Bintan, provinsi Kepulauan Riau. Pelabuhan Sri Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 89 Bintan Pura terletak di Desa / Kelurahan Tanjung Pinang, Kota Kecamatan Tanjung Pinang Barat Kabupaten Tk.II Kepulauan Riau dipergunakan untuk turun dan naik pe numpang. Pelabuhan Sri Bintan Pura yang terletak di Kota Tanjung Pinang pada pos isi 00 55 55 LU / 104 26 12 BT menghubungkan kota Tanjung Pinang dengan pelabu han-pelabuhan di sebelah utara (pelabuhan Lobam dan pelabuhan Bulang Linggi), de ngan kepulauan di sebelah barat, seperti pelabuhan Tanjung Balai (pulau Karimun) , pelabuhan Telaga Punggur di pulau Batam, serta kepulauan di sebelah selatan se perti pulau Lingga dan Singkep. Untuk pelayaran ke luar negeri, pelabuhan Sri Bi ntan Pura juga mempunyai jalur perhubungan ke Singapura (Harbour Front dan Tanah Merah) serta Malaysia (Stulang Laut). Beberapa jenis kapal yang mempunyai jalur pelayaran dari dan ke pelabuhan Sri Bintan Pura antara lain adalah: pompong kap al ferry Sentosa, dipakai kapal untuk Merbau, dan lain-lain. Perahu motor juga m enghubungkan kota ini dengan pulau Penyengat yang jaraknya cukup dekat (10 sampa i 15 menit). Untuk Hidrografi, di depan Sri Bintan Pura terdapat pulau Penyengat dan Pantai Senggarang. Sepanjang pantai terdapat rumah penduduk, dasar lautnya pasir. Memasuki alur kolam Bandar Pelabuhan Tanjung Piang melewati di depan derm aga pangkalan TNI AL Yos Sudario. Draft pelabuhan Sri Bintan Pura 3,5 MLWS denga n kecepatan arus 0,5 Mil dan air tertinggi terdapat pada bulan Desember dan Janu ari. Alur Pelayaran Pelabuhan SRI BINTAN PURA Panjang Lebar Kedalaman : 3,90 Mil : 50 M : 3,5 4 MLWS Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 90 Dokumetasi Kondisi Pelabuhan Kondisi Pintu/ Gerbang Masuk dan Keluar Pelabuhan, jalan menuju pelabuhan masih berlubang; sehingga kalau hujan banyak genangan air. Di sepanjang pintu/ jalan k eluar pelabuhan banyak pedagang yang berjualan, itu membuat jalan menjadi sempit . Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 91 Kondisi kebersihan di lingkungan pelabuhan kurang terjaga dengan baik. Sampah-sa mpah dibiarkan begitu saja tanpa ada yang membersihkan. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 92 Foto : Sarana dan Prasarana yang ada di Kawasan Pelabuhan Sri Bintan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 93 PETA LOKASI PELABUHAN DI KOTA TANJUNG PINANG Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 94 4.2.1.3 Pelabuhan laut Kabupaten Karimun Tabel IV-20 Nama Pelabuhan, fungsi, sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten K arimun No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Ukuran Dermaga dan Trestle 1 Parit Rampa k 2 Pelabuhan Penumpang Tj. Balai Karimun Internasional Karimun Pelabuhan Pengum pul 20 x 8 Ponton 752 5300 PT Pelindo I, Cabang 3 Tanjung Batu 4 Moro Moro Tj. B atu Pelabuhan Pengumpul Pengumpan regional 5 Tanjung Berlian 6 Sekumbang Tj. Ber lian Kndur Pengumpan regional Pengumpan Kayu PEMKAB 24 x 5 Kayu PEMKAB 24 x 5 Ka yu DEPHUB 70 x 10 Beton 120 DEPHUB Kec. Meral Karimun Pelabuhan Pengumpul Pelabu han Pengumpul 20 x 8 Ponton 676 80 x 8,25 Beton PEMKAB Karimun PT Pelindo I, Cab ang Konstruksi Luas Ruang Tunggu Luas Gudang Operator regional Sumber : Dinas Perhubungan KAB Karimun, 2011 A. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 95 Pelabuhan Karimun Cabang dikelola Tanjung adalah salah Pelabuhan Balai satu yang yang oleh PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) berpusat di Medan. Pelabuhan Karimun Tanjung terletak di Balai Pulau Karimun pada posisi 000- 59 -17 LU dan 1030 26 -14 BT. Sebelah Utara berbatasan deng an Singapura. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi dan sebe lah Timur dengan Batam. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun sudah ada sejak 1958. Se bagai salah satu Cabang, ditinjau dari segi geografis lokasi pelabuhan yang terl etak di Pulau Karimun dengan luas wilayah daratnya 275 km2 dan berbatasan langsu ng dengan negara tetangga Malaysia dan Singapore yang terkenal dengan selat Mala ka dan selat Singapore yang terbentang dari One Fathom Bank di sebelah Utara sam pai suar Horsburg di sebelah tenggara adalah area pelayaran yang terpadat dan te rsibuk diseluruh dunia. Kedua selat ini adalah merupakan Straits Used for Interna tional Navigation dalam pengertian Hukum Laut International (UNCLOS). Dengan kond isi tersebut, pelabuhan Tanjung Balai Karimun mempunyai peran yang cukup berarti ditinjau dari aktivitas ekonomi melalui lalu lintas angkutan laut baik untuk ku njungan kapal dan alih muat barang maupun orang. i. Hidrografi Selat yang menuju Tanjung Balai Karimun kedalamannya mencapai 10 m LWS dan digunakan untuk alur p elayaran antar pulau, sedangkan Selat Malaka yang merupakan alur pelayaran inter nasional kedalamannya mencapai 30 m LWS. Namun demikian kelandaian dasar laut di depan pantai ketiga lokasi pelabuhan berbeda, yaitu: Dasar perairan lokasi Tanjung Balai Karimun relatif landai dengan kedalaman 5,0 m LWS pada jarak sekitar 150 m dari tepi pantai. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 96

Dasar perairan lokasi Tanjung Salamah relatif landai, dimana kedalaman laut 5,0 m LWS berada pada jarak 300 m dari garis pantai.

Pada Lokasi Tanjung Potot, datar perairan lebih curam dimana kedalaman 5,0 m LWS berada pada sekitar 50 m dari garis pantai. Pasang Surut Perairan Tanjung Balai Karimun mempunyai pasang surut condong ke ha rian ganda dengan tinggi pasang surut dapat mencapai 3,0 m pada saat pasang purn ama. Arus Arus yang terjadi di perairan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun merupaka n interaksi yang saling mempengaruhi dari arus permanen Laut Cina Selatan, arus pasang surut dan arus angin. Kecepatan arus berkisar antara 0,05 0,18 m/detik. C uaca Iklim yang berlangsung di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun adalah sama denga n bagian kawasan lain di Pulau Karimun. Secara umum beriklim tropis basah yang d ipengaruhi oleh sifat sifat iklim laut. Musim hujan berlangsung pada bulan Oktob er/ Nopember sampai Bulan April, dimana matahari berada di belahan bumi Selatan dan angin bertiup dari Barat Laut. Musim kemarau berlangsung pada Bulan Juni Okt ober, dimana matahari berada di bagian belahan Utara dan angin bertiup dari arah Tenggara. Curah hujan berkisar antara 2.000 mm sampai 3.500 mm pada tiap tahunn ya dengan hari hujan 110 hari. Antara bulan Agustus Oktober suhu udara rata-rata berkisar antara 26,2oC 27,4oC dan suhu udara rata rata tahunan adalah 26,9oC. G elombang Gelombang laut dalam di perairan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dibang kitkan terutama oleh tiupan angin terhadap permukaan air laut. Pada musim Selata n, angin bertiup relatif tenang. ii. Hinterland Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 97 Hinterland Pelabuhan Tanjung Balai Karimun sebagaimana hasil Studi Potensi Hinte rland meliputi Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, Kota Batam dan Kota Tanjung pinang dengan komoditi utamanya pasir, batu granit dan ikan la ut. iii. Kegiatan Utama Kegiatan Usaha yang dilaksanakan dalam menyelenggarakan pelayanan jasa kepelabuhanan dan usaha lainnya yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan, meliputi : Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat-tempat berlabuhn ya kapal.

Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal.

Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat barang termasuk hewan d an fasilitas naik turunnya penumpang.

Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang, angkutan bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan.

Tanah dan berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung / bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut.

Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum dan instalasi limbah pembuanga n.

Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan. Usahausaha yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 98 iv. Fasilitas Pelabuhan Tanjung Balai Karimun 1) Fasilitas dermaga Tabel IV-21 Nama asset fasilitas dermaga Tanjung Balai Karimun sumber : Kanpel Tanjung Balai Karimun, 2011 2) Terminal penumpang Tabel IV-22 Nama asset terminal penumpang Tanjung Balai Karimun sumber : Kanpel Tanjung Balai Karimun, 2011 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 99 3) Tarif Tabel IV-23 Tarif barang di pelabuhan Tanjung Balai Karimun sumber : Dinas Perhubungan Tanjung Balai Karimun, 2011 4) Tarif Pemanduan Tabel IV-24 Jenis jasa di pelabuhan Tanjung Balai Karimun sumber : Kanpel Tanjung Balai Karimun, 2011 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 100 5) Tarif Penumpukan Tabel IV-25 Tarif penumpukan di pelabuhan Tanjung Balai Karimun sumber : Kanpel Tanjung Balai Karimun, 2011 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 101 6) Tarif Tunda Domestik sumber : Kanpel Tanjung Balai Karimun, 2011 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 102 7) Tarif Tunda Internasional sumber : Kanpel Tanjung Balai Karimun, 2011 8) Tarif Labuh Lambat Rupiah Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 103 9) Tarif Labuh Lambat Dollar Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 104 B. Permasalahan Kondisi pelabuhan yang kurang bersih. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 105 Toilet Umum Pelabuhan kurang terawat, biaya pemakaian toilet Rp. 1000 tapi kondi si toiletnya kurang bersih, masih bau air kencing, tidak adanya pemisah / tanda antara toilet pria dan toilet wanita. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 106 Ruang tunggu pelabuhan yg kurang luas juga kebersihannya kurang terjaga, berbeda dengan kantin pelabuhan yg lebih luas dari pada ruang tunggu; kemudian tidak ad a kipas angin, penumpang yg sedang menunggu kapal sering merasa gerah/kepanasan bila jumlah penumpang melonjak seperti hari-hari libur. Parkir kendaraan yg sempit; juga jalan yg kurang lebar dimana mobil/ angkot yg m engantar penumpang kepelabuhan atau sedang menunggu jemputan dan angkot yg menun ggu penumpang, ditambah juga dengan adanya becak-becak yg juga menunggu penumpan g menambah kemacetan yg terjadi. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 107 Kebersihan yang kurang terjaga Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 108 Akses masuk menuju ruang tunggu penumpang dan keluar. Coast Guard Pelabuhan yang sedang bersandar di dermaga, kondisi air lautnya koto r banyak sampah. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 109 Beberapa Kapal yang sedang bersandar di Pelabuhan. Beberapa kapal yang sedang menunggu penumpang dan sedang menurunkan penumpang. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 110 PETA LOKASI PELABUHAN KABUPATEN KARIMUN Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 111 4.2.1.4 Pelabuhan laut Kabupaten Lingga Tabel IV-26 Nama Pelabuhan hirarki, sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten L ingga No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Ukuran Dermaga dan Trestle 1 Dabo Dabosingkep P engumpan regional 2 Senayang Senayang Pengumpan regional 3 Senuba Penuba Pengump an regional 4 Pancur Pancur Pengumpan regional 5 Lingga Lingga 70 x8 Beton 3,5 x 8 10 x 5 Kayu Konstruksi Luas Ruang Tunggu Luas Gudang Operator Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 112 A. Pelabuhan Daik Buton Pelabuhan tanjung Buton Daik Ini masih terlhat cukup sep i dari kapal kapal barang maupun penumpang. Dalam perharinya pelabuhan ini hanya ada dua kapal penumpang menuju ke tanjung pinang. Jadwal keberangkatan penumpan g jam 7.30 wib dan 8.00 Dilihat dari waktu perjalanan kapal dari tanjung Pinang ke pelabuhan daik ini berkisar antara empat sampai lima jam. Pelabuhan Tanjung B uton Daik Merupakan salah satu Pelabuhan Utama yang ada di Dikabupaten Lingga se lain Pelabuhan Jagoh dan Dabo singkep. Di lihat posisi dan letak pelabuhan ini c ukup aman dari gelombang air laut dan badai. Perahu motor kecil (pompong), banyak digunakan oleh masyarakat di kawasan pesisir (hinterland). Kapal ferry (MV), merupakan transpor tasi utama antar kota (Tanjungpinang - Batam - Karimun - Lingga). Tukang ojek yang berdesak - desakan mencari penumpang terasa tidak nyaman bagi p ara penumpang kapal yabg baru Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 113 turun Tidak memiliki bangunan kusus untuk ruang tunggu, toilet dan penjualan tiket pen umpang ( Bangunan yang ada dipelabuhan terlihat tidak berfungsi ) ` Boat kecil merupakan sarana transportasi antar desa atau pulau Terdekat tidak me miliki dermaga khusus penumpang. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 114 Untuk areal parkir kendaraan tidak ada, hanya memamfaatkan Lahan kosong atau dep an rumah warga untuk tempat parkir. Untuk menuju ke pelabuhan Tanjung buton Daik hanya Menggunakan Ojek, karena sara na angkutan umum Atau angkot belum ada. B. Pelabuhan Dabo Singkep Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 115 Dabo singkep yang merupakan jantung kota dari Kabupaten Lingga dengan keramaian dan jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan dengan ibukota Kabupaten Ling ga yaitu di Daik Lingga. Secara keseluruhan Pelabuhan Dabo Singkep Tidak memilik i bangunan sarana pelayanan untuk para penumpang dan pengelola pelabuhan. Hampir sama halnya dengan pelabuhan di Daik pelabuhan ini juga memeliki bayak kekurang an seperti yang dijelaskan pada masing masing gambar tersebut dibawah ini: i. Kondisi Fisik Pelabuhan, Dilihat dari sestem kapal yang berlabuh sangat semrawut, seper ti yang terlihat pada gambar kapal barang dan kapal nelayan penempatannya hanya di satu titik dan ini bisa mengganggu setiap aktifitas kapal barang yang masuk. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 116 Kurangnya sestem keamanan kapal yang berlabuh seperti ban bekas yang di pasang d idinding dermaga guna menghindari benturan pada body kapal. Jalan masuk ke Dermaga tidak memiliki keamanan pada bahu Jalan. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 117 Tidak memiliki bangunan kusus untuk ruang tunggu, toilet dan penjualan tiket pen umpang. ii. Kondisi Umum Pelabuhan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 118 Gambar 11. Pelabuhan Dabo Singkep yang terletak di pusat kota merupakan pelabuha n yang sudah beroperasi semenjak puluhan tahun, dulunya pelabuhan ini melayani j asa penumpang dan bongkar muat barang kapal yang berasal dari kota provinsi maup un kabupaten kota yang berbatasan dengan kepulauan Riau. Namun dengan kondisi al am di sekitar pelabuhan seperti badai dan gelombang laut pelabuhan ini cukup ber esiko untuk menerima jasa penumpang, karna pelabuhan ini berhadapan langsung den gan laut lepas. Untuk lebih amannya jasa penumpang ini dialihkan oleh pemerintah setempat ke pelabuhan Jagoh yang letaknya lebih kurang 30 Km dari kota Dabo. Pe labuhan ini sekarang hanya melayani kapal bongkar muat barang dan Kapal ikan, Ka pal kapal tersebut merupakan kapal lokal yang berjenis kayu spert terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 12. C. Pelabuhan Jagoh i. Kondisi Umum Pelabuhan Pelabuhan Jagoh merupakan salah satu pelabuhan utama y ang ada di Kabupaten Lingga yang berlokasi dipinggiran kota Dabo Singkep. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 119 Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang melayani jasa penumpang dan ASDP antar pr ovinsi dan kota yang yang berbatasan dengan kepulaun riau. , dan kalau dilihat d ari kondisi alam pelabuhan ini cukup aman dari badai dan besarnya gelom bang air laut karena di kelilingi oleh beberapa pulau. Dari segi pelayanan umum pelabuha n ini juga tidak ada memiliki bangunan penunjang, sama seperti halnya dengan pel abuhan di Tanjung Buton Daik dan Pelabuhan Dabo Singkep. ii. Kondisi Fisik Pelab uhan Untuk menuju dermaga masyarakat harus melewati pelantarpapan yang kondisiny a mulai memprihatinkan dan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua. Tidak mem iliki bangunan penunjang untuk melayani penumpang, seperti tempat penjualan tike t, toilet , ruang tunggu dan pos keamanan Kondisi jembatan menuju dermaga Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 120 Kondisi dermaga cukup kuat untuk bersandarnya kapal kapal besar yang melakukan a ktifitas bongkar muat barang dan penumpang. Untuk tujuan Tanjung pinang pelabuha n ini hanya melayani dua kapal penumpang. Pelantar dan dermaga pelabuhan tidak memiliki atap untuk beteduhnya para penumpa ng dari hujan dan panas. Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 121 Untuk Pelabuhan ASDP juga tidak memiliki sarana pelayanan untuk para pengguna ja sa. Dari kejauhan pelabuhan jagoh ini terlihat cukup indah dan asri, cuma dari kota dabo singkep pelabuhan penumpang ini cukup jauh dan harus menghabiskan waktu kur ang lebih satu jam di perjalanan dengan menggunakan angkot maupun ojek. Dan ongk os ojek maupun angkot rata2 rata Rp 30.000 s/d Rp 35.000 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 122 PETA LOKASI PELABUHAN DI KABUPATEN KARIMUN Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 123 4.2.1.5 Pelabuhan laut Kota Batam Tabel IV-27 Nama Pelabuhan hirarki, sarana dan prasarana yang ada di Kota Batam No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Ukuran Dermaga dan Trestle 1 Batu Ampar Batu Am par Pelabuhan Utama 1250 Beton Konstruksi Dermaga Ukuran Terminal Penumpang (m2) 21000 Ukuran Gudang (m2) Ukuran Lapangan Penumpukan (m2) 214000 Kapasitas Sanda r (Max DWT) 35000 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 124 No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Ukuran Dermaga dan Trestle Konstruksi Dermaga Ukuran Terminal Penumpang (m2) Ukuran Gudang (m2) Ukuran Lapangan Penumpukan (m2) Kapasitas Sandar (Max DWT) 10000 2 Beton Sekupang Sekupang Pelabuhan pengumpul 117 Beton 42240 80000 3 Domestik Telaga Punggur Telaga punggur Pengumpan regional 72 Beton dan Ponton 1935 500

4 Domestik Sekupang Sekupang Pelabuhan pengumpul 200 Beton dan pontoon 4050 500 5 Roro Telaga punggur Telaga Punggur Sekupang Pelabuhan pengumpul Pelabuhan pengumpul 972 Beton 676 5000 6 Ferry Internasional Sekupang 450 Beton dan Ponton 1200 500 7 Ferry Internasional Batam center

Batam Center Pelabuhan pengumpul 72 Beton dan pontoon 22464 500 8 Nongsa Terminal Bahari Nongsa Pelabuhan pengumpul 162 Ponton 1200 500 9 Ferry Internasional Teluk Senimba Teluk Senimba Pelabuhan pengumpul 132 Beton dan Ponton 4250 500 10 Nongsa Point Marina

Nongsa Pelabuhan pengumpul Yacht 500 11 Ferry Internasional Harbour Bay Sei Jodoh Pelabuhan pengumpul 280 Ponton 500 12 Pelabuhan pulau sambu Pulau Sambu Pelabuhan pengumpul 219 Beton dan pontoon 500 Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 125 4.2.1.6 Pelabuhan laut Kabupaten Bintan Tabel IV-28 Nama Pelabuhan hirarki, sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten B intan Ukuran No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Dermaga dan Trestle Sei Kolak Kijang Pel abuhan pengumpul Konstruksi Dermaga Ukuran Terminal Penumpang (m2) Ukuran Lapang an Penumpukan (m2) PT 150 x 12 Beton 61 x 18 Pelindo Cabang Operator Ukuran Gudang (m2) 1 Sri Bayintan Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 126 Ukuran No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Dermaga dan Trestle Sei Kolak Kijang Pel abuhan pengumpul Pelabuhan Pengumpul Pelabuhan pengumpul Pelabuhan pengumpul Pel abuhan pengumpul Pelabuhan pengumpul Pelabuhan pengumpul Pelabuhan pengumpul Pel abuhan pengumpul Pelabuhan pengumpul Pelabuhan pengumpul Pengumpan regional Peng umpan regional Pengumpan local Konstruksi Dermaga Ukuran Terminal Penumpang (m2) Ukuran Gudang (m2) Ukuran Lapangan Penumpukan (m2) PT. Operator 2 Sri Bayintan 100 x 20 Beton 60 x 25 25 x 60 Pelindo Cabang 3 Bandar Seri Udana Terminal Khusus 1 Terminal Khusus 2 Terminal Khusus 3 Terminal Khusus 4 Terminal Khusus 5 Terminal Khusus 6 Lobam Tanjung Uban Tanjung Uban Tanjung Uban Tanjung Uban Tanjung Uban Tanjung U ban Tanjung Uban 15 x 10 Ponton Baja Beton 1935 500 PT BIIE PT. Pertamina PT. Pertamina PT. Pertamina PT. Pertamina PT. Pertamina PT . Pertamina PEMKAB 4 -

Beton Beton Beton Beton Beton 5 Bulang Linggi Bandar 50 x 6 Beton -

6 Bentan Telani Lagoi 2 buah 15 x 6 Ponton baja 1500 PT BRC 7 Roro (ASDP) Tanjung Uban Tambelan Beton PT ASDP 8 Tambelan Tg Berakit 67,7 x 8 Ponton 2 buah @ 10 x 5 170 x 10 Beton Baja PEMKAB 9 Teluk Sebong

Berakit Beton PEMKAB 10 Sei Carik Bintan Buyu Teluk Bintan Beton PEMKAB Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 127 4.2.1.7 Pelabuhan laut Kabupaten Natuna Tabel IV-29 Nama Pelabuhan hirarki, sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten N atuna Ukuran No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Dermaga dan Trestle 1 Ranai Selat Lampa Sedanau Ranai Pengumpan regional Pengumpan regional Pengumpan regional Pengumpan regional Pengumpan regional 30 x 8 Beton Konstruksi Dermaga Ukuran Terminal Pen umpang (m2) Ukuran Lapangan Penumpukan (m2) 200 PEMKAB Operator Ukuran Gudang (m2) 2 Ranai 125 x 10 Beton 20 x 8 PEMKAB 3 Sedanau 70 x 8 Beton Beton PEMKAB 4 Serasan Serasan 70 x 8 -

PEMKAB 5 Midai Midai 70 x 8 Beton PEMKAB Laporan Antara

[Master Plan Transportasi Laut] | 128 Ukuran No Nama Pelabuhan Lokasi Hirarki Dermaga dan Trestle 6 Ranai Baru Udang N atuna Ranai Pengumpan regional Pengumpan regional 70 x 8 Beton Proses pekerjaan Konstruksi Dermaga Ukuran Terminal Penumpang (m2) Ukuran Gudang (m2) Ukuran Lapangan Penumpukan (m2) 1900 PEMKAB Operator 20x 30 7 Ranai Laporan Antara

You might also like