You are on page 1of 21

2.

1 Pengertian Konversi Pengertian konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari yang satu menjadi bentuk energi lain. Textbook buku fisika tentang hukum konservasi energi mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan (dibuat) ataupun di musnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang satu ke bentuk lainnya.

Dalam kamus Bahasa Indonesia, konversi adalah perubahan di satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain perubahan pemilikan atas suatu benda, tanah, dan sebagainya, perubahan suatu bentuk (rupa, dsb) kebentuk (rupa, dsb) yang lain.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa konversi minyak tanah ke gas elpiji berarti pengalihan pemakaian bahan bakar minyak tanah ke gas elpiji.

2.1.1 Penyebab Pemerintah Melakukan Kebijakan Konversi

Sudah hampir enam bulan minyak tanah menjadi barang langka yang selalu diperebutkan. Kelangkaan ini diakibatkan adanya kebijakan pemerintah yang akan mengganti minyak tanah dengan gas elpiji yang lebih ekonomis yang dapat menghemat pengeluaran negara sampai Rp. 30 triliun. Dalam jangka

panjang, program ini lebih menjamin pasokan kebutuhan energi rumah tangga, jauh lebih terjamin menggunakan gas elpiji daripada menggantungkan pada BBM, khususnya minyak tanah.

Universitas Sumatera Utara

Pasalnya, cadangan gas di perut bumi jauh lebih besar dibandingkan minyak bumi. Cadangan yang ada terbukti bahwa minyak bumi sekitar 4,5 miliar barel, sedangkan gas sekitar 188 TCF (trillion cubic feet). Apabila misalnya, cadangan minyak dan gas bumi tidak ditemukan lagi, dengan tingkat produksi sekitar 350 juta barel minyak dan 3 TCF gas, diperkirakan minyak akan habis dalam waktu 13 tahun. Sementara itu, gas baru habis dalam waktu yang jauh lebih lama, sekitar 60 tahun lagi.

Komposisi konsumsi energi (energy mix) dunia ke depan secara pasti juga akan mengurangi porsi minyak dan akan meningkatkan porsi gas elpiji. Hal ini karena gas jauh lebih bersih dan ramah lingkungan dibandingkan minyak, sehingga kebutuhan energi tidak boleh terlalu tergantung pada minyak.

Selain itu, pemakaian elpiji untuk rumah tangga lebih praktis, efisien, lebih bersih, dan lebih menyenangkan. Upaya mendorong masyarakat, khususnya lapisan menengah bawah untuk memakai elpiji dapat juga dilihat sebagai upaya meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Masyarakat yang bisa menikmati jenis energi yang bersih ini tentu tidak hanya mereka dari kelompok menengah atas, tetapi juga kelompok menengah ke bawah.

2.1.2. Kinerja Pemerintah dalam Pelaksanaan Kebijakan Konversi

Pemerintah memutuskan membantu kelompok masyarakat yang secara ekonomi masih kurang mampu dengan memberikan kompor dan tabung elpiji 3 kg secara gratis. Di lain pihak,

Universitas Sumatera Utara

pemerintah mengharapkan akan terjadi penghematan subsidi BBM akibat proses substitusi massal dari minyak tanah ke elpiji. Pemerintah juga mengurangi pasokan minyak tanah. Untuk wilayah yang sudah memperoleh kompor dan botol 3 kg, pasokan minyak tanah dikurangi hingga 70% wilayah di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, banyak rakyat miskin dan pedagang kecil kelabakan Pemerintah mengawasi secara ketat produksi tabung dan kompor gas. Hal ini dilakukan agar tabung gas yang diberikan kepada masyarakat tidak mudah bocor dan terbakar. Pemerintah juga mengawasi secara ketat pasokan minyak tanah ke masyarakat agar tidak terjadi penimbunan minyak tanah, Namun, implementasinya ternyata menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat merugikan masyarakat. Konversi minyak tanah ke elpiji (liquefied petroleum gas) ternyata banyak terjadi penyimpangan Daerah-daerah yang menjadi target konversi mengeluh karena tiba-tiba minyak tanah menghilang. Jikapun ada, harganya mahal, sekitar Rp 6.000-an, karena tak ada lagi subsidi. Di berbagai karena depo minyak menghilang. Padahal minyak tanah masih sangat dibutuhkan rakyat miskin yang tak mampu membeli gas, meski tabung gas berisi tiga kilogram elpiji sudah diberikan gratis oleh pemerintah.

2.2 Pengertian Minyak Tanah Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 C and 275 C (rantai karbon dari C12 sampai C15 (http//www).

Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini

Universitas Sumatera Utara

sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam).

Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama.

Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti triester dari gliserol. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. 2.2.1.Jenis-jenis minyak

Dilihat dari asalnya terdapat dua golongan besar minyak: minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan (minyak nabati) dan hewan (minyak hewani), dan minyak yang diperoleh dari kegiatan penambangan (minyak bumi). 2.2.2. Minyak tumbuhan dan hewan

Minyak tumbuhan dan hewan semuanya merupakan lipid. Dari sudut pandang kimia, minyak kelompok ini sama saja dengan lemak. Minyak dibedakan dari lemak berdasarkan sifat fisiknya pada suhu ruang: minyak berwujud cair sedangkan lemak berwujud padat. Penyusunnya

Universitas Sumatera Utara

bermacam-macam, tetapi yang banyak dimanfaatkan orang hanya yang tersusun dari dua golongan saja

Gliserida dan atau asam lemak, yang mencakup minyak makanan (minyak masak atau minyak sayur serta minyak ikan), bahan baku industri sabun, bahan campuran minyak pelumas, dan bahan baku biodiesel. Golongan ini biasanya berwujud padat atau cair pada suhu ruang tetapi tidak mudah menguap.

Terpena dan terpenoid, yang dikenal sebagai minyak atsiri, atau minyak eteris, atau minyak esensial (bukan asam lemak esensial!) dan merupakan bahan dasar wangiwangian (parfum) dan minyak gosok. Golongan ini praktis semuanya berasal dari tumbuhan, dan dianggap memiliki khasiat penyembuhan (aromaterapi).[3]. Kelompok minyak ini memiliki aroma yang kuat karena sifatnya yang mudah menguap pada suhu ruang (sehingga disebut juga minyak "aromatik").

Beberapa minyak tumbuhan lainnya yang banyak digunakan


Minyak ikan, kaya DHA, baik untuk kerja otak Margarin, bentuk padat karena perubahan cis menjadi transfer Biodiesel, bahan akar ramah lingkungan

2.3. Bahan bakar gas

Bahan bakar gas terdiri dari : LNG (Liquified Natural Gas) dan LPG (Liquified Petroleum Gas) Bahan baker gas biasa digunakan untuk keperluan rumah tangga dan indusri.

Universitas Sumatera Utara

Elpiji, LPG (liquified petroleum gas,harfiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana misalnya etana . Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, dan pentana .

Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1. Tekanan di mana elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 C (68 F) agar mencair, dan sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55C (131 F). Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran.

Universitas Sumatera Utara

2.3.1. Sifat elpiji Sifat elpiji terutama adalah sebagai berikut:


Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder. Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat. Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang rendah.

2.3.2. Penggunaan elpiji Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu).

2.3.3. Bahaya elpiji Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan elpiji cukup besar

Universitas Sumatera Utara

(tekanan uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran elpiji akan membentuk gas secara cepat dan merubah volumenya menjadi lebih besar.

2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.

3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.

4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

Minyak tanah (bahasa Inggris: kerosene atau paraffin) adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150C and 275C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros (, wax ). Biasanya, kerosene didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya. Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak. Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan "debris".

Universitas Sumatera Utara

Bahan bakar mesin jet adalah kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik beku. Kegunaan lain Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.

5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses cracking.

6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.

7. Residu minyak bumiyang terdiri dari :

Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.

Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya

2.3 Tujuan Program Konversi Minyak Tanah ke Gas

Tujuan Program Konfersi Minyak tanah ke Gas adalah:

1.Menghema subsidi Negara di sektor BBM

2.Pnghematan konsumsi BBM karena masalah krisis energi dunia.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengertian Usaha kecil dan Pedagang Kecil

Di Indonesia tidak ada defenisi yang jelas mengenai apa itu defenisi industri kecil, klasifikasi industri pengelompokannya sebagai berikut :

1. 2. 3.

Industri sekala besar dan menengah Industri sekala kecil Industri rumah tangga

Pengelompokan ini menjadi lebih rumit lagi dengan kenyataan bahwa kategori-kategori akan berbeda menurut defenisinya tergantung perusahaan-perusahaan itu berada dalam sector pertanian, industry, perdagangan atau jasa. Dengan adanya keanekaragaman defenisi tersebut maka, kajian merupakan konversi yang paling dekat mewakili konsep adalah usaha kecil

Bagaimana diartikan pada kajian-kajian negara lainnya yaitu sebagai berikut :

a.

Dalam hubungan dengan data sekunder industri-industri kecil akan dimasukan dengan usaha kecil dan menengah (UKM)

b.

Dalam survei primer usaha kecil dan menengah akan memperoleh gambaran yang lebih lengkap.

Skala perusahaan didefenisikan menurut jumlah pekerja adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. 2. 3.

Suatu perusahaan kecil mempekerjakan 1-10 pekerja Suatu perusahaan skala menengah mempekerjakan 10-50 pekerja Suatu perusahaan skala besar mempekerjakan 50 atau lebih pekerja

Menurut Undang-undang usaha kecil Nomor 9 Tahun 1995, usaha kecil didefenisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria-kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan (asset) bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan, tempat usaha. b. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak Rp. 1 Milyar c. Milik warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung ataupun tidak langsung oleh usaha besar atau usaha menengah, berbentuk usaha perorangan, badan usaha tidak berbadan hokum, atau usaha berbadan hukum, termasuk koperasi. Harus diakui bahwa cakupan usaha kecil menurut undang-undang ini sangat luas (Wantono, 2002 :4)

Berdasarkan Menteri keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil di defenisikan sebagai usaha perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/ usaha yang mempunyai penjualan/omset pertahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000 atau aset/aktiva setingginya Rp. 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati terdiri dari:

a.

Badan usaha (FA,CV,PT, dan Koperasi)

Universitas Sumatera Utara

b.

Perorangan (Pengrajin/industry rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa dan sebagainya).

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/4/KEP/Dir tanggal 4 April 1997 tentang pemberian kredit usaha kecil, usaha kecil di defenisikan sebagai usaha yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. b. c. d.

Memilki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000; Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000 (satu milyar) Milik warga Negara Indonesia Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

e.

Bentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.4.1

Masalah-masalah yang di Hadapi Usaha Pedagang Kecil

A. Permodalan

Hampir semua pelaku usaha kecil dan menengah mengakui bahwa permodalan merupakan masalah klasik yang selalu dialami dalam usaha mengembangkan usaha kecil yang mereka kelola, mereka mengeluhkan terbatasnya modal yang mereka miliki sehingga tersendatnya usaha mereka.

B. Management

Universitas Sumatera Utara

Pengelolaan usaha kecil biasanya hanya bertumpu pada seorang saja, selain pemilik modal, pelaku usaha biasa juga merangkap sebagai pekerja, tenaga administrasi dan sekaligus pemasaran, kalaupun pelaku usaha ini memiliki karyawan, tanpa adanya pembagian kerja (Job Description) yang jelas.

C. Kondisi Usaha

Pasca Otonomi Daerah di 134 kabupaten/kota di Indonesia telah menerbitkan 709 Perda atau SK (Surat Keputusan) tentang retribusi yang dibebankan kepada dunia usaha. Di Sumatera Utara sendiri tercatat ada 68 Perda, selanjutnya berdasrkan KPPOD (Komisi Pemantau Pelaksana Otonomi Daerah) perda-perda ini dinilai akan memperburuk iklim usaha sekaligus berdampak enggannya investor menanam modalnya ke daerah ini.

Di daerah ini, Deli Serdang, Simalungun dan Medan ada tiga kabupaten/kota dengan produk perda retribusi terbanyak masing-masing 16, 11, 15 perda bermasalah yang memberatkan kalangan dunia usaha kecil, di Medan diantaranya yaitu penggantian biaya cetak, pajak hiburan, pajak reklame, retribusi bunga hias, retribusi izin trayek, retribusi izin usaha penggilingan padi huller dan selain itu pada waktu lalu, warga Medan dikejutkan dengan dikeluarkan perda retribusi parkir, pada ruas jalan strategis yang notabenenya adalah tempat usaha kecil dan menengah, dimana setiap kendaraan berbagai jenis dikenakan biaya parker sebesar Rp. 7.500/jam. Retribusi ini bahkan dinilai sebagai retribusi parker termahal di Indonesia. Oleh kalangan masyarakat seperti Ir. Soekirman dari BITRA Indonesia, namun karena protes yang cukup keras dan asosiasi usaha dan masyarakat akhirnya pemberlakuannya di tunda.

D. Perizinan

Universitas Sumatera Utara

Ketentuan tentang pengurusan perizinan usaha industry dan perdagangan telah diatur dalam keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 408/MPP/KEP/10/1997 tentang ketentuan dan tata cara pemberian tanda daftar usaha perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang berlaku selama perubahan yang bersangkutan menjalankan kegiatan usaha perdagangannya.

Selain itu ada juga keputusan Menteri Perindag No. 255/MPP/KEP/7/1997 tentang pelimpihan wewenang dan pemberian izin di bidang industry dan perdagangan sesuai dengan surat edaran sekjen No. 771/SJ/9/1997 ditetapkan bahwa setiap perusahaan yang mengurus SIUP baik kecil, menengah dan besar berkewajiban membayar biaya administrasi 0 rupiah (nihil) artinya disini bahwa perizinan tidak dikenai biaya.

Persoalannya pasca otonomi daerah berbagai kewenangan telah dialihkan dari pemerintah pusat kepada pemerintah kota/kabupaten. Biaya-biaya pengurusan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Bertolak dengan ketentuan tersebut, Pemerintah kabupaten/pemerintah kota melihat bahwa perizinan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD), sehingga perizinan dibuat dengan tarif tertentu disesuaikan dengan nilai investasi. Selama jangka waktu tertentu, pelaku usaha kecil dan menengah ini harus memperbarui kembali, artinya mengeluarkan biaya kembali untuk perizinan, ini bertentangan dengan SK Memperindag di atas yang menyebutkan izin usaha yang berlaku selama kegiatan yang berlangsung.

E. Jaringan Usaha dan Akses Pasar

Akses permasalahan yang tidak tertembus usaha kecil dan menengah ini sangat dipengaruhi lemahnya penguasaan teknologi dan Informasi (IT) oleh pelaku UKM.

Universitas Sumatera Utara

F. Perlindungan Hukum

Perlindungan hokum juga menyentuh jaminan keamanan bagi pelaku usaha kecil dan menengah untuk melakukan kegiatan usahanya. Pelaku usaha kecil dan menengah kerap berhadapan dengan pihak-pihak yang mengaku dapat menjamin keamanan kalau si pelaku usaha ini menyerahkan uang dengan besaran tertentu. Pihak ini biasanya menanamkan diri dari aparat sendiri atau pemuda setempat atau organisasi kemasyarakatan Pemuda (OKP) (Abdullah, 2005 : 77)

G. Sumber Daya Manusia yang Rendah

Karena pengembangan potensi sumber daya manusia masih rendah, hal ini berakibat pada kemampuan produktifitas menjadi rendah, kemampuan melihat peluang bisnis menjadi terbatas. Etos kerja dan disiplin rendah, nilai tambah yang diperoleh setiap tenga kerja juga menjadi rendah, manajement keuangan masih buruk bahkan tak tersentuh oleh pembukuan sama sekali.

2.5

Pengertian Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah Tingkat

kesejahteraan masyarakat dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar lingkungan keluarga yang bersangkutan. Faktor internal yang menentukan tingkat kesejahteraan suatu keluarga antara lain adalah kondisi kesehatan, tingkat pendidikan ilmu pengetahuan, keterampilan, penguasaan teknologi, kemampuan ekonomi, fasilitasi pendidikan, produksi dan konsumsi, transportasi dan komunikasi yang dapat mendukung bagi upaya pemenuhan kebutuhan kesejahteraan

Universitas Sumatera Utara

keluarganya. Menurut Konjaraningrat faktor pekerjaan, pendapatan dan pendidikan, faktor lain yang ikut disertakan oleh para ahli adalah perumahan, kesehatan dan sosialisasi dalam lingkungan masyarakat (Konjaraningrat 1990 :35)

Adapun karakteristik sosial ekonomi meliputi :

1.

Pendidikan

Pendidikan adalah usaha untuk membina kepribadian dan kemampuan jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan rumah tangga, sekolah dan dalam masyarakat agar kemampuannya dapat mempertahankan dan mengembangkan hidup serta kelangsungan hidup masyarakat (Abdullah, 1983 : 327).

2.

Pendapatan rumah tangga

Pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga. BPS membedakan pendapatan keluarga menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Pendapatan berupa uang, yaitu pendapatan dari gaji/upah pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, kerja lembur maupun dari usaha sendiri dalam hal ini diperoleh atas pekerjaan suami atau isteri atau anggota keluarga lainnya. b. Pendapatan berupa barang, pendapatan berupa beras, pengobatan serta transportasi (Sumardi &Everest, 1982 : 93)

Universitas Sumatera Utara

3.

Banyaknya keluarga

Banyaknya jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi konsumsi pangan. Dalam hubungannya dengan pengeluaran rumah tangga, Sanjur (1992 : 20) menyatakan bahwa besar keluarga yaitu banyaknya anggota suatu keluarga yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga

4.

Jenis Pekerjaan

Merupakan kategori profesi yang dilakukan suami, isteri maupun anggota keluarga lainnya dalam mencari penghasilan dalam mendapatkan pendapatan ruma tangga

2.6 Kerangka Pemikiran

Minyak tanah

LPG

Universitas Sumatera Utara

Pedagang kecil

Berpengaruh

Tidak berpengaruh

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.7.1 Defenisi Konsep Defenisi Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalaisasi dari sejumlah karakter, ejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu (Singarimbun, 1989 :43) Untuk lebih mengetahui pengertian mengenai konsep-konsep yang digunakan maka penulis membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Kebijakan sosial adalah pengambilan keputusan-keputusan, pengaturan-pengaturan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang muncul demi kesejahteraan masyarakat. 2. Pedagang kecil adalah kegiatan yang dilakukan masyarakat yang berskala kecil. 3. Konversi adalah perubahan bentuk energi dari yang satu ke bentuk energi lain (http//www.) 4. Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar (http//www.) 5. LPG (liquified petroleum gas, harafiah: "gas minyak bumi yang dicairkan"), adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam (http//www.) 6. Sosial ekonomi adalah 2.7.2. Defeisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1986 :46). Defenisi Operasional dalam penelitian ini adalah: A.Variabel bebas(Indepentdent Variabel) Variabel bebas (X) adalah segala gejala,faktor,atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel ke dua yang di sebut variabel terikat.tanpa variabel ini maka variabel ini maka variabel berubah sehingga muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi 1998:57) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

Program Konversi minyak tanah ke Gas oleh pemerintah pengaruh nya terhadap pedagang kecil Akan tapi dalam penelitian ini,peneliti tidak meneliti variabel terikat ini karena keterbatasan data dan sulit nya mendapatkan informasi tentang tujuan dari program pemerintah ini B. Variabel Terikat Variabel terikat (Y) adalah sebuah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul di pengaruhi atau ditentukan aanya variabel bebas dan bukan karena ada variabel lain (Nawawi, 1995 : 57) kehadiran program konversi minyak tanah ke gas diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap masyarakat khusus nya pedagang kecil seperti tujuan penelitian ini Agar memudahkan peneliti mengadakan penelitian dilapangan, maka perlu

operasionalisasi konsep-konsep yang digunakan untuk menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya oleh orang lain. Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. 2. 3. Jumlah kuota LPG untuk kecamatan Padang Bulan Medan Distribusi Jumlah outlet penjualan

2.8 Hipotesi Hipotesis adalah generalisasi atau rumusan kesimpulan yang bersifat tentatif (sementara), yang hanya apabila telah di uji kebenaranya (Nawawi, 1991) Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Program Konversi minyak tanah ke Gas terhadap Pedagang Kecil Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara Program Konversi Minyak tanah ke Gas terhadap Pedagang Kecil

Universitas Sumatera Utara

You might also like