You are on page 1of 15

RENCANA ARAH DAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT (UNIVERSAL PRECAUTIONS IN HOSPITAL)

1. 2. 3. 4.

Disusun Oleh : KELOMPOK IV MUKHSAL MAHDI LIZA SAFRINA MAHDI ANZALA KHAIRUL

Perlindungan kesehatan adalah hak setiap manusia, untuk itu perlindungan kesehatan sangat dibutuhkan bagi pasien, karyawan, pengunjung (masyarakat) RS. Infeksi Nosokomial adalah infeksi silang yang terjadi pada perawat atau pasien saat dilakukan perawatan di rumah sakit. Jenis yang paling sering adalah infeksi luka bedah dan infeksi saluran kemih dan saluran pernafasan bagian bawah (pneumonia). Tingkat paling tinggi terjadi di unit perawatan khusus, ruang rawat bedah dan ortopedi serta pelayanan obstetri (seksio sesarea). Tingkat paling tinggi dialami oleh pasien usia lanjut, mereka yang mengalami penurunan kekebalan tubuh (HIV/AIDS, pengguna produk tembakau, penggunaan kortikosteroid kronis), TB yang resisten terhadap berbagai obat dan mereka yang menderita penyakit bawaan yang parah (Alvarado, 2000).

Kewaspadaan universal (KU) merupakan salah satu strategi yang telah direkomendasikan oleh Centers for Desease Control and Prevention (CDC) dalam upaya pengendalian infeksi dan penularan penyakit di sarana kesehatan. Kewaspadaan universal atau Universal Precautions (UP) yaitu suatu cara penanganan untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien tanpa memandang status infeksi. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat tahun 1987, salah satu tujuan utamanya yaitu melindungi tenaga perawatan kesehatan (TPK) dari penularan penyakit di sarana kesehatan dengan menekankan pentingnya untuk memperlakukan semua pasien sebagai potensi yang dapat menularkan infeksi sehingga perlu diambil langkah pencegahan yang memadai (Afwani, 2006).

Tercapainya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi persyaratan agar menjamin Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dalam membantu proses pengobatan dan penyembuhan pasien, sehingga rumah sakit dapat meningkatkan mutu pelayanan, cakupan dan effisiensi, meliputi kualitas pelayanan, manajemen resiko, clinical governance serta kesehatan dan keselamatan kerja.

Tujuan khusus
1. Memperpendek lama hari perawatan di rumah sakit (Menurunkan LOS). 2. Memberi peluang bagi pasien baru untuk mendapatkan perawatan (meningkatkan BOR). 3. Mengurangi biaya perawatan dan pengobatan. 4. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi pasien dan petugas rumah sakit: Mengurangi terjadinya resiko cacat fisik.

Semua karyawan rumah sakit mulai dari jajaran direksi sampai petugas kebersihan 2. Semua pasien, keluarga, dan pengunjung rumah sakit.
1.

Tujuan 1. Menjamin Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dalam membantu proses pengobatan dan penyembuhan pasien sehingga rumah sakit 2. Meningkatkan mutu pelayanan, cakupan dan effisiensi, meliputi kualitas pelayanan, manajemen resiko, clinical governance serta kesehatan dan keselamatan kerja.

Strategi Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau perawatan. Cuci tangan setelah menyentuh darah, cairan tubuh yang mengandung darah, sekresi, ekskersi, dan benda-benda tajam yang terkontaminasi, baik memakai sarung tangan atau tidak. Cuci tangan juga harus dilakukan segera setelah sarung tangan dilepas

Penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan seperti misalnya: sarung tangan, gaun pelindung, celemek, masker, kaca mata pelindung, dan sepatu tertutup untuk setiap kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh yang lain.

Tujuan

Strategi Pengelolaan dan pembuangan alat tajam secara hati-hati. Alat tajam sekali pakai dipisahkan dalam wadah khusus untuk insinerasi. Bila tidak ada insinerator, dilakukan dekontaminasi dengan larutan chlorine 0,5% kemudian dimasukkan dalam wadah plastik yang tahan tusukan misalnya kaleng untuk ikubur dan kapurisasi. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan cara melakukan dekontaminasi, desinfeksi, sterilisasi. Dekontaminasi dan desinfeksi dilakukan di ruang perawatan dengan menggunakan cairan desinfektan (chlorine 0,5%, glutaraldehyde 2%, Presept atau desinfektan lain sesuai kebijakan rumah sakit), sedangkan proses sterilisasi dilakukan oleh bagian sterilisasi dengan mesin autoclav.

Tujuan

Strategi Pengelolaan linen yang tercemar dengan benar. Linen yang basah dan tercemar oleh darah, cairan tubuh, sekresi, dan ekskresi, harus dikelola secara hati-hati dengan mencegah pemajanan kulit dan membran mukosa serta kontaminasi pakaian. Rumah sakit telah membuat aturanaturan tertentu dalam rangka mengurangi kejadian infeksi atau penularan penyakit khususnya pada masyarakat rumah sakit.

Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. 2. Keputusan Menkes Nomor 381/Menkes/III/2007 mengenai Pedoman Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas KesehatanTelah ada Keputusan Menteri Kesehatan No. 270/Menkes/III/2007 mengenai pedoman Manajerial PPI di rumah sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya Hal itu menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menjalankan program pencegahan dan pengendalian infeksi.

Kebijakan Pemerintah 1. Untuk menjamin keamanan dan keselamatan pasien di rumah sakit, Departemen Kesehatan RI meluncurkan program NICE (No Infection Campaign and Education). Depkes juga telah menetapkan 5 rumah sakit sebagai pusat pelatihan regional pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu RSUP H. Adam Malik Medan, RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, RSUP Sanglah, Denpasar. 2. Departemen Kesehatan telah memiliki kebijakan nasional dengan diterbitkannya Selain itu, pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan salah satu unsur dari Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang selanjutnya akan dimasukkan dalam persyaratan akreditasi tingkat dasar enam pelayanan rumah sakit,

Kebijakan Pemerintah 3. Kebijakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. 4. Keputusan Menkes Nomor 381/Menkes/III/2007 mengenai Pedoman Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas KesehatanTelah ada Keputusan Menteri Kesehatan No. 270/Menkes/III/2007 mengenai pedoman Manajerial PPI di rumah sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya Hal itu menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menjalankan program pencegahan dan pengendalian infeksi. 5. Salah satu pilar menuju patient safety adalah merevitalisasi program pencegahan dan pengendalian Infeksi di RS (PPI RS). Melalui program ini, diharapkan infeksi nosokomial (infeksi yang didapat dan atau timbul pada waktu pasien dirawat di rumah sakit) dapat ditekan serendah mungkin, sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan secara optimal

ANALISA SWOT
1. Adanya kebijakan dari 1. Terbatasnya anggaran untuk pemerintah tentang program INOS penatalaksanaan pencegahan 2. Terbatasnya sarana dan infeksi nosokomial di rumah sakit prasarana pencegahan INOS 2. Protap penanganan INOS di RS 3. Pengetahuan yang baik dari petugas tentang INOS 1. Rumah Sakit telah membentuk 1. Kurangnyan pengetahuan bidan PPIRS (penanganan dan masyrakat khususnya masyrakat pencegahan infeksi RS tentang infeksi nosokomial 2. rumah sakit)Adanya PKMRS 2. Prilaku yang kurang baik dari sebagai bidang penyuluhan dan masyarakat di rumah sakit tentang pendidikan kesehatan rumah sakit penegakan aturan yang telah di 3. Adanya pendidikan lanjutan buat di RS magister kebencanaan untuk tenaga multdisiplin dan khususnya tenaga sarjana kesehatan u/ menambah pengetahuan tentang penanganan bencana kesehatan

Referensi

Afwani. U (2006). Pencegahan Infeksi dengan Kewaspadaan Universal. 9 September 2006. http://www.spiritia.or.id/li/LI811.php. (diakses 23 Oktober 2006).

Anwar, Z (2005). Upaya Perawat dalam Menjalankan Praktik Kewaspadaan Universal di Sarana Pelayanan Kesehatan. Dalm situs http://www.indomedia.com/ sripo/2003/03/16/1603i1. htm. (diakses 25 Maret 2009)
Asmilati Aliya. Waspada Infeksi dan Penyakit Menular. 31 Januari 2004. http://www.infeksi.com/hiv/mobile/articles.php?Ing=in&pg=16. (diakses 25 Oktober 2006) Departemen Kesehatan RI. Kewaspadaan Universal. 25 Juni 2004. http://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=82 (diases 8 November 2006) Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial RS Dr. Kariadi Semarang. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial. Edisi 3. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro ; 2004

You might also like