You are on page 1of 3

PENERAPAN RADIOISOTOP PADA BIDANG KEDOKTERAN

Radiasi dan radioisotop telah lama dikenal manusia, yaitu sejak ditemukanya teknik perunut oleh Hevesy pada tahun 1923, sehingga menambah kemajuan teknik nuklir untuk di gunakan dibidang kedokteran dan industri. Ada beberapa sumber radiasi dilingkungan kita, antara lain televesi, lampu penerangan, komputer. Selain itu ada sumber-sumber radiasi yang bersifat unsur alamiah yaitu berada di air, udara dan lapisan bumi. Sumber radiasi dari unsur alamiah adalah thorium dan uranium berada di lapisan bumi, sedangkan karbon dan radon berada di udara. Sumber radiasi yang berada di air adalah tritium dan deuterium. Jika di tinjau jenisnya radiasi terdiri dari alpha (), beta (), gamma (), sinar-X dan neutron (n). Suatu unsur dikatakan radioisotop atau isotop radioaktip ialah apabila unsur tersebut dapat memancarkan radiasi. Pada umumnya radioisotop digunakan untuk berbagai keperluan seperti dalam bidang kedokteran dan industri. Radioisotop yang digunakan tersebut tidak terdapat di alam, disebabkan waktu paruh dan beberapa faktor lainnya yang kurang memenuhi persyaratan. Untuk beberapa tujuan radioisotop harus dikombinasikan dengan senyawa tertentu melalui bebarapa cara reaksi kimia. Bidang kedokteran yang menggunakan isotop untuk keperluan diagnosis maupun terapi dikenal dengan bidang kedokteran nuklir. Bidang kedokteran lain yang memanfaatkan radiasi untuk keperluan diagnosis. Pada bidang kedokteran nuklir menggunakan sumber radiasi terbuka. Pada umumnya radioisotop yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti dibidang pertanian, kedokteran dan industri tidak terdapat di alam. Oleh karena itu radioisotop yang diperlukan harus dibuat lebih dahulu melalui suatu reaksi inti yang sesuai. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama produksi radioisotope ialah menyediakan unsur atau senyawa radioaktip tertentu yang memenuhi persyaratan sesuai dengan maksud penggunaanya. Contoh : reaksi inti dalam pembentukan radioisotop. Reaksi ( n, )

Pada reaksi ini inti lain yang dihasilkan mempunyai kelebihan berat 1 unit massa dari pada sasaran semula dan melepaskan sinar gamma selama proses reaksi tersebut. Sifat-sifat radioaktif : Radioisotop adalah isotop suatu unsur yang dapat memancarkan sinar radioaktif ( , , ). Waktu paruh dan energi sinar yang dipancarkan dapat digunakan sebagai alat pengenal suatu radioisotop. Radioisotop bersifat selektif. Radioisotop mempunyai identitas yang tetap tidak berubah walaupun telah mengalami proses fisika maupun kimia. Sinar radioaktip yang dipancarkan isotope tersebut mempunyai kemampuan menembus benda padat. Sinar radioaktif dapat mengubah sifat-sifat bahan yang terkena radiasi. Penggunaan raadioisotop

Radioisotop digunakan dibidang kedokteran nuklir untuk keperluan diagnosis maupun terapi. Penggunaan radioisotop di bidang kedokteran nuklir sebagian besar sengaja memasukkan sumber radiasi ke dalam tubuh, aliran darah maupun organ organ yang di inginkan. Walaupun demikian, penggunaan radiasi telah diperhitungkan seteliti mungkin, sehingga tidak membahayakan pada pasien. Kriteria radioisotop yang akan digunakan sebagai diagnose adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan dosis radiasi yang kecil 2. Penggunaan radioisotop dengan umur paruh pendek 3. Sistem pembuangan/limbah yang memadai 4. Sistem proteksi radiasi yang memadai Sumber radiasi yang digunakan untuk diagnosis maupun terapi disebut Radiofarmaka. Radiofarmaka harus memiliki karakteristik dalam penggunaanya, baik untuk diagnostik, terapi maupun penelitian. Selain itu dapat juga melakukan pemeriksaan melalui IN VIVO, yaitu : 1. Pemeriksaan Fungsi Kelenjar Gondok. Untuk pemeriksaan kelenjar gondok digunakan Na-I-131 atau Pertechnetate-Tc-99m. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk diagnosa penyakit gondok endemik. Hal ini disebabkan kerana kurangnya kandungan Iodium pada makanan atau minuman penderita. Jika kandungan iodium dalam makanan atau minuman sangat rendah, kebutuhan iodium dalam tubuh tidak terpenuhi. Akibatnya bila diberi Na-I-131 atau pertechnetate Tc-99m, sebagian besar akan diserap oleh kelenjar gondok. Hasil pemeriksaan selanjutnya dibandingkan dengan harga normal, dan akan nampak adanya daerah yang menunjukkan aktifitas tinggi.(hot nodule), aktivitas rendah (cold nodule) atau adanya kelainan anatomis disekitar kelenjar gondok. 2. Pemeriksaan Fungsi Ginjal Senyawa Hippuran I 131 yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui pembuluh balik lengan dengan cara di suntikan dan dideteksi pada daerah ginjal kiri dan kanan, dapat memberikan informasi mengenai fungsi ginjal. Hasil pemeriksaan ditampilkan dalam bentuk kurve dan penilaian terhadap fungsi ginjal di dasarkan pada kecepatan setiap fase dan bentuk kurve. 3. Pemeriksaan Funsi Hati Radioisotop yang digunakan pada pemeriksaan adalah Tc-99m, Au-98, I-131, NaI-131 yang dimasukkan dalam tubuh dan dengan bantuan scanner dapat diperoleh hasil berupa gambaran yang dapat memberikan informasi antara lain : a. Ukuran hati b. Adanya kelainan disekitar jaringan hati. c. Respon jaringan hati terhadap hasil pengobatan penyakit hati d. Adanya kelainan bawaan hati. Sedangkan untuk cara in vitro dilakukan dengan mengambil sampel dari pasien (misal darah). Selanjutnya dianalisis dengan metoda yang menggunakan radioisotop (dengan RIA = Radio Immuno Assay). Teknik RIA berfungsi untuk mengukur kandungan hormon tertentu dalam darah. Dasar teknik RIA adalah reaksi spesifik antigen-antibodi. Contoh : pemeriksaan hormon insulin dalam darah. Untuk itu digunakan antibodi terhadap insulin (AB) dan antigen insulin yang diberi tanda radioisotop (Ag)+ sehingga insulin dalam darah bertindak sebagai antigen yang tidak bertanda (Ag). Jadi, Pemanfaatan radiasi dan radioisotop merupakan bagian dari kegiatan dibidang kedokteran khususnya kedokteran nuklir dan bidang radiologi Tahap penggunaan radioisotop dan iradiasi adalah tahap dimana teknologi kedokteran nuklir dan radiologi yang dikembangkan dengan

penelitian serta secara langsung di terapkan diberbagai bidang dalam masyarakat. Dengan demikian dapat dihasilkan partisipasi kedokteran nuklir maupun Radiologi secara luas untuk kesejahteraan manusia. Teknik nuklir dibidang kedokteran digunakan untuk kepentingan diagnose dan terapi. Bidang kedokteran yang menggunakan isotop untuk keperluan diagnose dan terapi disebut kedokteran nuklir. Bidang kedokteran lain yang menggunakan radiasi untuk diagnose dan terapi adalah bidang radiologi. Pemeriksaan diagnose pada kedokteran nuklir dengan cara in vivo dan in vitro. Kedokteran nuklir termasuk teknik baru yang dapat membantu bidang kedokteran yang sebelumnya banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan, dengan demikian kedokteran nuklir maupun radiologi dapat membantu untuk mempercepat penelitian dalam pencapaian tujuan demi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

You might also like