You are on page 1of 3

1.

Perbedaan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non-ilmiah Pengetahuan ilmiah adalah jenis pengetahuan yang diperoleh dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara kerja ataupun metode ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tentang manfaat rebusan daun jambu biji untuk mengurangi gejala diare. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indera terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain.

2. Jenis-jenis pengetahuan non-ilmiah. Pengetahuan biasa, muncul karena adanya kegiatan akal sehat manusia yang dtujukan pada kejadian sehari-hari yang mereka alami. Misalnya pengetahuan tentang terbit dan tenggelamnya matahari. Wahyu, adalah pemberitauan secara tersembunyi dan cepat yang khusus diberikan kepada orang tertentu tanpa diketahui orang lain. Mitos, adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar-benar terjadi oleh penganut cerita tersebut. Mistik, adalah mengenai sesuatu yang rahasia, gaib atau misteri, menyerupai kerahasiaan agama, sesuatu perasaan yang lain. Intuisi, adalah istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui penalaran rasional dan intelektualitas, dimana pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya dari dunia lain dan di luar kesadaran.

3. Mengapa orang tertarik melakukan penelitian? Pada dasarnya hal ini tidak lepas dari sifat dasar manusia yang serba ingin tahu terhadap sesuatu yang mengusiknya. Di samping itu, minimal ada empat sebab yang melatar belakangi orang melakukan penelitian. Menurut Sukmadinata (2008:2) yaitu: Pertama, karena pengetahuan, pemahaman dan kemampuan manusia sangat terbatas dibandingkan dengan lingkungannya yang begitu luas. Banyak hal yang

tidak diketahui, dipahami, tidak jelas dan menimbulkan keraguan dan pertanyaan bagi dirinya. Ketidaktahuan, ketidakpahaman, dan ketidakjelasan seringkali menimbulkan rasa takut dan rasa terancam. Kedua, manusia memiliki dorongan untuk mengetahui. Manusia selalu bertanya, apa itu, bagaimana itu, mengapa begitu dan sebagainya. Bagi kebanyakan orang, jawaban-jawaban sepintas dan sederhana mungkin sudah memberikan kepuasan, tetapi bagi orang-orang tertentu, para ilmuwan, peneliti dan para pemimpin dibutuhkan jawaban yang lebih mendalam, lebih rinci dan lebih komprehensif. Ketiga, manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, kesulitan baik di dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitarnya serta di lingkungan kerjanya. Masalah, tantangan dan kesulitan tersebut membutuhkan penjelasan, pemecahan dan penyelesaian. Tidak semua masalah dan kesulitan dapat segera dipecahkan. Masalah-masalah yang pelik, sulit dan kompleks membutuhkan penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya. Keempat, manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapai, dikuasai, dan dimilikinya, ia selalu ingin yang lebih baik, lebih sempurna, lebih memberikan kemudahan, selalu ingin menambah dan meningkatkan kekayaan dan fasilitas hidupnya. Dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya orang melakukan kegiatan penelitian tiada lain di samping untuk memenuhi rasa ingin tahu terhadap sebuah gejala atau peristiwa juga untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan dapat diterima dengan logika kemanusiaan.

4. Proses perubahan pengetahuan non-ilmiah menjadi pengetahuan ilmiah.

Oleh: Nama Kelas NIM : Nurrahmaniah : B : 091314035

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2012

You might also like